Proses 4
Proses 4
Proses 4
MANAJEMEN RESIKO
No. Dok 004/CSMS/CPI/I/2021 Kepemimpinan dan Akuntabilitas
Revisi 0
Tanggal 07 Januari 2021
MANAJEMEN RESIKO
PT. CENTRAL PATEN INSTALASINDO
LEMBAR PENGESAHAN
Dibuat
EVA MELANI PUTRI
Administrasi
Diperiksa
MUKHLISIN TAIB
Manager HSSE
Disetujui
ERLINDA
Direktur Utama
A
Perusahaan memiliki system pengelolaan resiko HSSE yang
terkait dengan aktifitas/ kegiatan operasional perusahaan
MANAGEMENT RESIKO ( RISK MANAGEMENT )
1.
2.
3.
4.
Kondisi Lingkungan
Kondisi Lokasi pekerjaan berada di areal kerja untuk menjaga
aspek K3, PT. SYARIKATAMA akan selalu berkoordinasi dalam
setiap melaksanakan kepada pihak HSE dan Teknik. Untuk
menjaga kebersihan lingkungan dan keamanan pekerjaan akan
selalu berkoordinasi dengan HSE dan Teknik untuk membahas
hal-hal yang dianggap penting.
Mengetahui;
PT. CENTRAL PATEN INSTALASINDO
ERLINDA
Direktur Utama
PROSEDUR IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN, DAN PENGENDALIAN
RESIKO K3
A. TUJUAN
Tujuan prosedur ini ialah untuk memberi panduan mengenai tata cara identifikasi bahaya, penilaian
resiko dan pengendalian resiko K3 di lingkungan Perusahaan
B. RUANG LINGKUP
Prosedur ini berlaku di semua wilayah Perusahaan termasuk cabang
C. REFERENSI
Panduan ( manual ) Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Perusahaan
D. DEFINISI
o Potensi Bahaya ( Hazard )
Ialah suatu keadaan yang mungkin atau dapat menimbulkan kecelakaan kerugian berupa
cidera penyakit, kerusakan atau kemampuan melaksanakan fungsi yang telah ditetapkan
o Resiko ( Risk )
Menyatakan kemungkinan terjadinya/ kerugian pada periode waktu tertentu atau siklus operasi
tertentu
o Kecelakaan
Adalah suatu kejadian yang tidak diduga semula dan tidak dikehendaki yang dapat
mengacaukan proses yang telah diatur dari suatu aktifitas dan dapat menimbulkan kerugian
baik korban atau harta benda dan perusahaan
E. TANGGUNG JAWAB
1. Manager Safety wajib melaksanakan prosedur ini secara teliti dan mendalam
F. PROSEDUR
1. Persiapan Data
1.1. Manager Safety menyiapkan data yang diperlukan untuk identifikasi bahaya. Data-data yang
disiapkan dapat berupa data-data sebagai berikut :
a. Denah/ Peta Lokasi Perusahaan
b. Kebijakan K3
c. Struktur Organisasi Perusahaan
d. Diagram alur proses/ altifitas perusahaan
e. Prosedur dan instruksi kerja serta daftar peralatan kerja dan APD
f. Komposisi Tenaga Kerja
g. Data Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
h. Daftar Fasilitas Umum maupun Fasilitas Penunjang Operasional Perusahaan
i. Daftar masin-mesin tenaga dan produksi yang digunakan
j. Daftar alat berat yang digunakan
k. Daftar bahan baku ( material ) yang digunakan
l. Daftar sampah, limbah dan emisiyang dihasilkan
m. Datar bahan kimia yang digunakan
n. Daftar produk yang dihasilkan
o. Laporan insiden sebelumnya
p. Informasi/ masukan dari tenaga kerja ataupun pihak ketiga diluar Perusahaan
q. Aktifitas keamanan, lalu lintas, lingkungan dan potensi keadaan darurat Perusahaan
r. Perizinan, peraturan perundang-undangan, persyaratan, dan kontrak dengan pihak
ketiga terkait permasalahan K3
s. Daftar pihak lain yang ikut bekerja dilokasi Perusahaan
t. Perubahan manajemen, dan sebagainya
1.2. Manager Safety melaksanakan verifikasi data dan observasi lapangan berdasarkan data valid yang
didapat
2. Identifikasi Bahaya
2.1. Manager Safety melaksanakan identifikasi bahaya terhadap seluruh aktifitas perusahaan
meliputi :
a. Aktifitas kerja rutin dan non-rutin
b. Aktifitas semua pihak yang memasuki tempat kerja
c. Budaya manusia, kemampuan manusia dan factor manusia lainnya
d. Bahaya dari lingkungan luar tempat kerja yang dapat menggangu keselamatan dan
kesehatan kerja tenaga kerja yang berada di tempat kerja
e. Infrastruktur, perlengkapan dan bahan/ material ditempat kerja baik yang disediakan
perusahaan maupun pihak lain yang berhubungan dengan perusahaan
f. Perubahan ataupun usulan perubahan dalam perusahaan baik perubahan aktifitas
maupun bahan/ material/ mesin yang digunakan
g. Perubahan Sistem Managemen K3 termasuk perubahan sementara dan dampaknya
terhadap operasi, proses dan aktifitas kerja
h. Penerapan undang-undang, persyaratan dan peraturan yang berlaku
i. Desain tempat kerja, proses, instalasi, mesin/ peralatan, prosedur operasional, struktur
organisasi termasuk penerapannya terhadap kemampuan manusia
2.2. Manager Safety melaksanakan identifikasi bahaya berdasaran 5 faktor bahaya berikut :
a. Fisik/ Mekanik ( infrastruktur, mesin/ alat/ perlengkapan/ kendaraan/ alat berat,
ketinggian, tekanan, suhu, ruang terbatas/ terkurung, cahaya, listrik, radiasi,
kebisingan, getaran dan ventilasi )
b. Biomekanik ( postur/ posisi kerja, pengangkutan manual, gerakan berulang serta
ergonomic tempat kerja/ alat/ mesin )
c. Psikis/ Sosial ( berlebihnya beban kerja, komunikasi, pengendalian managemen,
lingkungan social tempat kerja, kekerasan dan intimidasi )
3. Penilaian Resiko
3.1. Manager Safety melaksanakan penilaian resiko menggunakan table matriks
resiko berikut :
Frekuensi Kriteria
Keparahan Kriteria
Mengetahui; ,
PT. CNTRAL PATEN INSTALASINDO
ERLINDA
Direktur Utama
IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENCEGAHAN NYA
Guna mendapatkan “ kepastian keselamatan “ atas diri kita dan orang-orang yang ada
disekitar kita, maka kita perlu melakukan Identifikasi Bahaya / IB ( Hazard Identification /
HI )
Bahaya-bahaya yang ada didalam dan/ atau disekitar kita harus benar-benar kita identifikasi/
kenali guna mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mencegah atau menghindari atau
menghindari terjadinya suatu kecelakaan. Bahaya-bahaya tsb boleh jadi ada pada diri
seorang karyawan, peralatan kerja / lingkungan kerja itu sendiri.
Khusus untuk tugas-tugas berbahaya disuatu daerah kerja, maka setelah tugas-tugas
berbahaya tsb teridentifikasi, maka langkah selanjutnya adalah melakukan “ Analisa
Keselamatan Kerja / AKK“ Job Safety Analysis/ JSA “. Kegiatan ini perlu kita lakukan untuk
menganalisa seberapa besar “ tingkat resiko “ ( Risk Level ) dari setiap urutan langkah tugas
serta untuk menentukan cara pengendalian atau kegiatan yang diperlukan untuk mengatasi
bahaya-bahaya yang ada dilingkungan kerja perusahaan, maka perusahaan harus membuat
stardart dimana tujuan utama diterbitkannya standart tsb adalah :
Salah satu cara untuk mencegah kecelakaan ditempat kerja adalah dengan menetapkan
dan menyusun prosedur pekerjaan dan melatih semua pekerja untuk menerapkan metode
kerja yang efisien dan aman. Menyusun prosedur kerja yang benar merupakan salah satu
keuntungan dari menerapkan Job Safety Analysis ( JSA ) yang meliputi mempelajari dan
membuat laporan setiap langkah pekerjaan, identifikasi bahaya pekerjaan yang sudah ada
atau potensi ( baik kesehatan maupun keselamatan ) dan menentukan jalan terbaik untuk
mengurangi dan mengeliminasi bahaya ini. JSA digunakan untuk meninjau kerja dan
menemukan bahaya yang :
Mungkin diabaikan dalam layout pabrik atau bangunan dan dalam desain
permesinan, peralatan, perkakas, stasiun kerja dan proses
Memberikan perubahan dalam prosedur kerja atau personil
Mungkin dikembangkan setelah produksi dimulai
Untuk membagi pekerjaan, pilihlah pekerja yang benar untuk melakukan observasi.
Pilihlah pekerja yang berpengalaman, mampu dan koperatif sehingga mampu berbagi ide.
Jelaskan tujuan dan keuntungan dari JSA kepada pekerja.
Observasi performa pekerja terhadap pekerjaan dan tulis langkah dasar JSA.
Rekaman video pekerjaan dapat digunakan unutuk peninjauan dimasa mendatang.
Pertanyakan langkah awal pekerjaan dilanjutkan langkah selanjutnya dan seterusnya.
D. Mengembangkan solusi
Langkah terakhir dalam JSA adalah mengembangkan prosedur kerja yang aman untuk
mencegah kejadian atau potensi kecelakaan. Beberapa solusi yang mungkin dapat
diterapkan :
Menemukan cara baru untuk suatu pekerjaan
Mengubah kondisi fisik yang menimbulkan bahaya
Mengubah prsedur kerja
Mengurangi frekuensi ekerjaan
Poin utama dari job safety analysis adalah = mencegah kecelakaan dengan antisipasi dan
eliminasi serta mengontrol bahaya yang ada.
Mengetahui; ,
PT. CENTRAL PATEN INSTALASINDO
ERLINDA
Direktur Utama
Lampiran 1 : Diagram Alir Prosedur Identifikasi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Resiko
K3
Petugas K3
Menentukan langkah
pengendalian berdasarkan
hirarki/ pengendalian Melakukan penilaian resiko
resiko K3 berdasarkan table matriks resiko
K3
Melaporkan hasil
Formulir identifikasi identifikasi bahaya,
bahaya, penilaian dan penilaian dan
pengendalian resiko K3 pengendalian resiko K3
( P/ FRM/ K3/001 kepada Pimpinan
Perusahaan
Menindak lanjuti
keputusan Pimpinan
Perusahaan terkait hasil
identifikasi, penilaian dan
Selesai pengendalian resiko K3
Job Healt Safety And Enviroment Analisys
Tahapan Proyek
Tahapan Analisa Bahaya tiap Tahapan
Nomor : 001/SOP/CPI/2021
Judul : Kerja di Ketinggian
Mulai Berlaku : 2021
Revisi : 0.
Tahapan Persiapan :
1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, pastikan anda telah melakukan analisa resiko
terhadap lokasi dan pekerjaan yang anda lakukan
2. Pastikan anda menggunakan APD berupa full body harness double lanyard untuk
bekerja di ketinggian
3. Periksa kesehatan anda dan pastikan anda dalam keadaan fit untuk bekerja di
ketinggian
4. Pastikan scaffolding yang anda gunakan dalam bekerja di ketinggian dalam kondisi
aman dan telah di inspeksi oleh HSE
5. Jika anda menggunakan scaffolding, berikut panduang bekerja yang aman :
Pastikan pipa dama flatform scaffolding dalam kondisi baik, dan tidak retak
atau bengkok
Pastikan scaffolding didirikan pada lantai atau tanah yang stabil
Pastikan sambungan, ikatan, kuncian scaffolding telah kuat
Pastikan terpasang tangga dan handrail
Pastikan anda memberi tanda atau informasi bahwa anda sedang ada
pekerjaan diatas
Ketika Bekerja
1. Ketika bekerja di ketinggian, pastikan anda mengaitkan full body harness anda pada
media yang kokoh
2. Sisihkan semua peralatan atau material apapun yang menghalangi akses bekerja
3. Jika terjadi gerimis atau hujan, jangan lanjutkan pekerjaan, segera turun dan
berlindung
4. Jangan membawa peralatan terlalu banyak ketika naik dan turun tangga
Setelah Bekerja
1. Ketika selesai bekerja, pastikan lokasi telah bersih dan rapi kembali
2. Jika memakai perancah segera dibongkar kembali
3. Jangan lupa untuk melakukan penutupan ijin kerja
Mengetahui;
PT. CENTRAL PATEN INSTALASINDO
ERLINDA
Direktur Utama
STANDART OPERATION PROSEDUR ( SOP )
URAIAN :
a. Umum
1. Hanya pegawai yang terlatih dan berkualifikasi saja ( tukang listrik, insinyur
listrik, T/L perawatan listrik yang boleh bekerja dengan atau mengubah
sirkuit listrik, kabel penyambung ( extension cord ), perkakas listrik atau
peralatan listrik jenis lain
2. Ketika bekerja disekitar peralatan listrik, pegawai harus bergerak dengan hati-
hati agar tidak menyentuh peralatan yang beraliran listrik
3. Pegawai harus berhati-hati untuk tidak menyentuh sirkuit listrik ketika
sedang mengambil perkakas yang jatuh
4. Aliran listrik harus dimatikan dan dikunci atau diisolir ( leads dilepaskan dari
dasar breaker ) dan dipasang label ( LOTO ) sebelum bekerja dengan
peralatan listrik
5. Ketika bekerja dengan motor atau sirkuit, maka switch sirkuit atau breaker
sirkuit harus dibuka kemudian dikunci jika mungkin, serta switch diberi label
yang tepat ( misalnya : “ Berbahaya- jangan Dioperasikan “ )
6. Peralatan penguncian/ pemberian label berlaku bila anda terpaksa
menempatkan bagian tubuh anda dalam area yang berbahaya selama
berlangsungnya siklus pengoperasian mesin
7. Ketika bekerja dengan kabel listrik yang tergantung tinggi atau dengan
teganggan lebih dari 600 volt, maka harus melaksanakan atau menggunakan
rencana switching yang rinci
8. Titik-titik dengan teganggan tinggi harus di-grounding sebelum mulai
melakukan perawatan
9. Harus sangat berhati-hati agar tidak menyentuh peralatan listrik ketika
sedang berdiri diair, lantai logam, beton lembab, atau permukaan yang tidak
di-grounding dengan baik
10. Peralatan listrik yang tidak tahan ledakan ( non- explosion proof ) atau setiap
sumber api atau percikan api lain dilarang berada dalam areal yang mudah
menyala
11. Ketika membuka atau menutup breaker, petugas yang melakukannya harus
berdiri pada sisi penutup yang tidak berengsel kalau-kalau terjadi ledakan
12. Semua peralatan listrik yang dioperasikan dengan teganggan tinggi harus
diberi tanda “ BERBAHAYA- TEGANGGAN TINGGI “
13. Jangan memakai cincin, jam tangan, gelang, kalung, dll ketika bekerja dengan
peralatan listrik
c. Sekring Listrik
1. Hanya pegawai yang memnuhi syarat yang boleh mengganti sekring
2. Dilarang melakukan brinding sekring atau sircumventing operasi nomal
breaker sirkuit
3. Arus listrik harus dimatikan sebelum mengganti sekring
d. Listrik Statis
1. Tangki penyimpanan produk hidrokarbon tidak boleh diisi dengan cara
penuangan. Pipa pengisi harus mempunyai selang yang menyuplai sampai
kedasar tangki. Tangki harus dipautkan pada tanah
2. Truck, tongkang ( barge ) dan tangki harus dihubungkan secara electris pada
pipa pengisi atau pipa pengosong sebelum selang dikaitkan dan penutup
palka dibuka
3. Truck vakum harus dipautkan pada tangki atau bejana dengan kabel statis
sebelum mulai mengisi atau mengosongkan
4. Jika uap digunakan untuk membersihkan tangki penyimpan minyak dan
separator, nozel harus dipautkan pada tangki
5. Nozel yang disembur dengan pasir ( sandblasting ) harus dipautkan secara
electris dengan bejana yang sedang disembur ( blasting )
6. Ember plastic tidak boleh digunakan untuk menampung hidrokarbon. Ember
logam harus menyentuh katup penyalur ketika sedang mengisi, atau kawat
pengikat harus dipasang antara keduanya
7. Selang jenis konduktif harus digunakan pada semua operasi pengisian atau
pengosongan dalam kaitan dengan kawat pengikat untuk service hidrokarbon
8. Truck bahan bakar harus di-grounded pada tangki pengangkut bahan bakar
sebelum mengisi tangki
Mengetahui; ,
PT. CENTRAL PATEN INSTALASINDO
ERLINDA
Direktur
STANDART OPERATION PROSEDUR ( SOP )
Nomor : 003/SOP/CPI/2021
Judul : Kerja Penggalian
Mulai Berlaku : 2021
Revisi : 0.
URAIAN :
TAHAPAN PERSIAPAN
1. Pastikan telah melakukan JSA dan memliki izin kerja
2. Pastikan tidak ada fasilitas bawah tanah yang dapat rusak jika digali seperti kabel listrik bawah
tanah, pipa gas, pipa minyak dan lainnya. Jika perlu mintalah blue print lokasi yang akan digali
3. Lakukan penggalian secara bertahap maksimum tiap kedalaman 0,5 meter untuk menghindari
gangguan pada fasilitas yang ada
4. Apabila menggunakan excavator, pastikan excavator sudah diperiksa fisik dan fungsinya oleh
pihak berwenang
5. Operator excavator haruslah seseorang yang kompeten/ terlatih dan memiliki izin operasi, serta
paham mengenai aturan keselamatan kerja dalam mengoperasikan excavator
6. Amankan area sekitar penggalian dengan menggunakan barikade
7. Pastikan ada seorang pekerja yang memberikan arahan/ komando ketika excavator mulai
melakukan penggalian
8. Pastikan excavator sudah ditempatkan pada posisi yang tepat dan aman ketika digunakan
untuk pekerjaan penggalian dan ketika selesai digunakan
KETIKA BEKERJA
1. Pastikan ada pengawas yang mengawasi para pekerja
2. Pastikan tidak ada orang yang tidak berkepentingan masuk ke pembatas area barikade
3. Tanah yang berada disekitar galian harus segera dipindahkan, untuk menghindari longsor
4. Jika galian mencapai kedalaman tertentu, dinding tanah harus ditahan agar tidak longsor
Mengetahui; ,
PT. CENTAR PATEN INSTALASINDO
ERLINDA
Direktur Utama
B
Perusahaan telah mendokumentasikan daftar resiko HSSE dan
mengkomunikasikannya kepada seluruh pekerja terkait
Alat Pelindung Diri bertujuan untuk memberikan rasa nyaman dan aman
kepada pekerja dalam hal melaksanakan pekerjaan di lapangan PT.
SYARIKATAMA sudah menyiapkan ADP terdiri dari :
4. Masker 1 kotak
5. P 3k 1 kotak
Menimbang :
a. Bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan Pasal 3, Pasal 4 ayat (1), Pasal 9, Pasal 12,
Pasal 13 dan Pasal 14 Undang-undang nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan
kerja perlu diatur mengenai alat pelindung diri :
b. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu diatur
dengan Peraturan Menteri :
Mengingat :
Pasal 2
1) Pengusaha wajib menyediakan APD bagi pekerja/ buruh ditempat kerja
2) APD sebagaimana dimaksud pada ayat 1 harus sesuai dengan Standart Nasional
Indonesia ( SNI ) atau standart yang berlaku
3) APD sebagaimana dimaksud pada ayat 1, wajib diberikan oleh pengusaha secara
Cuma-Cuma
Pasal 3
1. APD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 meliputi :
1) Pelindung kepala
2) Pelindung mata dan muka
3) Pelindung telinga
4) Pelindung pernafasan serta perlengkapannya
5) Pelindung tangan
6) Pelindung kaki
2. Selain APD sebagaimana dimaksud pada ayat 1, termasuk APD :
1) Pakaian pelindung
2) Alat pelindung jatuh perorangan
3) Pelampung
3. Jenis dan fungsi APD sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2 tercantum dalam
Lampiran Peraturan Menteri ini.
Pasal 4
1. APD wajib digunakan ditempat kerja dimana :
a. Dibuat, dicoba, dipakai atau dipergunakan mesin, pesawat, alat perkakas, peralatan
atau instalasi yang berbahaya yang dapat menimbulkan kecelakaan, kebakaran atau
peledakan
b. Dibuat, diolah, dipakai dipergunakan, diperdagangkan diangkut atau disimpan bahan
atau barang yang dapat meledak, mudah terbakar, korosif, beracun, menimbulkan
infeksi, bersuhu tinggi atau besuhu rendah
c. Dikerjakan, pembangunan, perbaikan, perawatan, pembersihan atau pembongkaran
rumah, gedung atau bangunan lainnya termasuk bangunan perairan, saluran atau
terowongan dibawah tanah dan sebagainya atau dimana dilakukan pekerjaan persiapan
d. Dilakukan usaha pertanian, perkebunan, pembukaan hutan, pengerjaan hutan,
pengolahan kayu atau hasil hutan lainnya, peternakan perikanan dan lapangan
kesehatan
e. Dilakukan usaha pertambangan dan pengolahan batu-batuan, gas, minyak, panas
bumi, atau mineral lainnya, baik dipermukaan, didalam bumi maupun di dasar
perairan
f. Dilakukan pengangkutan barang, binatang, atau manusia, baik di daratan, melalui
terowongan, dipermukaan air, didalam air maupun di udara
g. Dikerjakan bongkar muat barang muatan kapal, perahu, dermaga, dok, stasiun, Bandar
udara dan gudang
h. Dilakukan penyelaman, pengambilan benda dan pekerjaan lain di dalam air
i. Dilakukan pekerjaan pada ketinggian di atas permukaan tanah atau perairan
j. Dilakukan pekerjaan dibawah tekanan udara atau suhu yang tinggi atau rendah
k. Dilakukan pekerjaan yang mengandung bahaya tertimbun tanah, kejatuhan, terkena
pelantingan benda, terjatuh atau terperosok, hanyut atau terpelanting
l. Dilakukan pekerjaan dalam ruangan terbatas tangki, sumur atau lubang
m. Terdapat atau menyebar suhu, kelembapan, debu, kotoran, api, asap, gas, hembusan
angina, cuaca, sinar atau radiasi, suara atau getaran
n. Dilakukan pembuangan atau pemusnahan sampah atau limbah
o. Dilakukan pemancaran, penyiaran, atau penerimaan telekomunikasi radio, radar,
televise atau telepon
p. Dilakukan pendidikan, pembinaan, percobaan, penyelidikan atau riset yang
menggunakan alat teknis
q. Dibangkitkan, dirubah, dikumpulkan, disimpan, dibagi-bagikan atau disalurkan listrik,
gas, minyak atau air
r. Diselenggarakan reaksi yang memakai peralatan, instalasi listrik atau mekanik
Pasal 5
Pengusaha atau pengurus wajib mengumumkan secara tertulis dan memasang rambu-rambu
mengenai kewajiban penggunaan APD ditempat kerja.
Pasal 6
1. Pekerja/ buruh dan orang lain yang memasuki tempat kerja wajib memakai atau
menggunakan APD sesuai dengan potensi bahaya dan resiko
2. Pekerja/ buruh berhak menyatakan keberatan untuk melakukan pekerjaan apabila APD
yag disediakan tidak memenuhi ketentuan persyaratan
Pasal 7
1. Pengusaha atau pengurus wajib melaksanakan manajemen APD ditempat kerja.
2. Manajemen APD sebagaimana dimaksud pada ayat 1, meliputi
a) Identifikasi kebutuhan dan syarat APD
b) Pemilihan APD yang sesuai dengan jenis bahaya dan kebutuhan/ kenyamanan pekerja/
buruh
c) Pelatihan
d) Penggunaan, perawatan, dan penyimpanan
e) Penatalaksanaan pembuangan atau pemusnahan
f) Pembinaan
g) Inspeksi
h) Evaluasi dan pelaporan
Pasal 8
a) APD yang rusak, retak atau tidak dapat berfungsi dengan baik harus dibuang/
dimusnahkan
b) APD yang habis masa pakainya/ kadaluarsa serta mengandung bahan berbahaya, harus
dimusnahkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
c) Pemusnahan APD yang mengandung bahan bahaya harus dilengkapi dengan berita
acara pemusnahan
Jenis
Jenis alat pelindung kepala terdiri dari helm pengaman ( safety helmet ), topi atau tudung
kepala, penutup atau pengaman rambut dan lain-lain
Aalat pelindung mata dan muka
Fungsi
Alat pelindung mata dan muka adalah alat pelindung yang berfungsi untuk melindungi mata
dan muka dari paparan bahan kimia berbahaya, paparan partikel-partikel yang melayang
diudara dan badan air, percikan benda-benda kecil, panas atau uap panas, radiasi gelombang
elektromagnetik yang mengion maupun yang tidak mengion, pancaran cahaya, benturan atau
pukulan benda keras atau benda tajam
Jenis alat pelindung mata dan muka terdiri dari kacamata pengaman ( spectacles ), goggles,
tameng muka ( face shild ), masker selam, tameng muka dan kaca mata pengaman dalam
kesatuan ( full face masker )
Fungsi
Alat pelindung telinga adalah alat pelindung yang berfungsi untuk melindungi alat
pendengaran terhadap kebisingan atau tekanan.
Jenis
Jenis alat pelindung telinga terdiri dari sumbat telinga ( ear plig ) dan penutup telinga ( ear
muff )
Pakaian pelindung
Fungsi
Pakaian pelindung berfungsi untuk melindungi badan sebagian atau seluruh bagian badan dari
bahaya temperature panas atau dingin yang ekstrim, pajanan api dan benda-benda panas,
percikan bahan-bahan kimia, cairan dan logam panas, benturan ( impack ) dengan mesin,
peralatan dan bahan, tergores, rdiasi, binatang, mikro-organisme dan pathogen dari manusia,
binatang, tumbuhan dan lingkungan seperti virus, bakteri dan jamur
Jenis
Jenis pakaian pelindung terdiri dari rompi ( vests ), celemek ( apron/ coveralls ), jacket dan
pakaian pellindung yang menutupi sebagian atau seluruh badan
Pelampung
Fungsi
Pelampung berfungsi melindungi pengguna yang bekerja diatas atau dipermukaan air agar
terhindar dari bahaya tenggelam dan atau mengatur keterapungan ( buoyancy ) pengguna agar
dapat berada pada posisi tenggelam ( negative buoyant ) atau melayang ( neutral buoyant ) di
dalam air.
Jenis
Jenis pelampung terdiri dari jacket keselamatan ( life jacket ), rompi keselamatan ( life vest ),
rompi pengatur keterapungan ( buoyancy control device )
Pengecualian atas hal ini, hanya dapat dilakukan dalam kasus emergency ( pekerjaan
perbaikan bawah air tidak dapat ditunda,sedangkan kapal tanker tetap harus melaksanakan
bongkar muat karena pertimbangan kelangsungan operasi terminal ) dan harus dikordinasikan
dengan pihak kapal tanker serta dilakukan dengan hati-hati.
1. Site Manager √ √ √
2. Safetyman √ √ √ √ √
3. Adm/ √ √ √
Logistic
4. Mandor √ √ √ √ √
5. Pekerja √ √ √ √ √ √ √
2. DAFTAR JUMLAH DAN JENIS ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
No. Jabatan
1. Site Manager √ √ √ √ √
2. Safetyman √ √ √ √ √
3. Adm/ √ √ √ √ √
Logistic
4. Mandor √ √ √ √ √
5. Helper √ √ √ √ √
6. Welder √ √ √ √ √ √ √
JUMLAH APD
JUMLAH
ALAT PELINDUNG DIRI
APD
Sepatu Helm coverall Sarung Masker Topen Apron
No. JABATAN g las
1. 1 Site √ √ √ √ √
Manager
2. 1 Safetyman √ √ √ √ √
3. 1 Adm/ √ √ √ √ √
Logistic
4. 1 Mandor √ √ √ √ √
5 5 Helper √ √ √ √
6 2 Welder √ √ √ √ √ √ √
Mengetahui;
PT. CENTRAL PATEN INSTALASINDO
ERLINDA
Direktur Utama
JENIS JENIS APD
Mengetahui;
PT. CENTRAL PATEN INSTALASINDO
ERLINDA
Direktur Utama
E
Perusahaan melakukan pengukuran dan pemantauan Hygiene
Industry
Pengukuran dan Pemantauan Hygiene Industry
N Jenis Gambar Ya Tidak
o
Mengetahui;
PT. CENTRAL PATEN INSTALASINDO
ERLINDA
Direktur Utama