Review Buku Fix
Review Buku Fix
Review Buku Fix
b. Topik : Metodologi Penelitian Filsafat menurut Bakker dan Achmad Charris Zubair dalam buku
mereka Metodologi Penelitian Filsafat.
c. Masalah Pokok : Konsep Metodologi Penelitian Filsafat menurut Bakker dan Achmad Charris Zubair
dalam buku mereka Metodologi Penelitian Filsafat.
d. Ide Pokok atau gagasan pokok : Model-model penelitian pokok seperti berlaku di bidang filsafat
secara konkrit disajikan dalam wujud sebuah usulan bagi penelitian tertentu, dengan demikian
model–model itu menampakan baik keserupaan maupun perbedaan dengan penelitian ilmiah di
bidang keahlian lain. Model-model ini memberikan kelonggaran cukup besar bagi setiap ahli
filsafat untuk menyesuaikan dengan gaya dan orientasi filsafat pribadinya.
Penjelasan :
Penulis memaparkan penjelasan terkait konsep metode penelitian filsafat dalam beberapa bab.
Bab 1 : Pendahuluan
Pada bab yang pertama ini, kita dapat mengetahui bahwa penelitian merupakan salah satu
aspek penting dalam perkembangan pengetahuan. Perkembangan pengetahuan di Indonesia sendiri
tidaklah terlepas dari tiga tugas perguruan tinggi Indonesia yang sering dikenal dengan Tri Dharma
Perguruan Tinggi yakni, pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat. Dalam metodologi
penelitian filsafat sendiri, filsafat dipandang sebagai kegiatan reflektif namun juga sebagai ilmu dengan
gaya metodologisnya yakni gaya eduktif dan inventif dan penelitian dib idang filsafat pada dasarnya
berpijak pada gaya inventif. Selain itu penelitian filsafat juga memerlukan dialog dengan ilmu-ilmu yang
lain. Adapun manfaat dari penelitian filsafat ini sendiri selain berdialog dengan ilmu-ilmu lain fiisafat
juga menjadi oprasional yang membutuhkan metodologi untuk membuat penelitian yang konkret.
Bab 2 : Objek ilmu dan objek filsafat
Bab ini menentukan parameter yang paling umum dengan menentukan objek formal yang
mengarahkan seluruh pemikiran filsafat. Adapun pembagian pengetahuan manusia di bagi berdasarkan
beberapa struktur, seperti struktur pengetahuan manusia menurut tarat-taraf subyek, struktur
pengetahuan manusia dalam rangka pemahaman objek formal ilmu, dan juga pembagian ilmu-ilmu
menurut objek formalnya serta beberap sifat objek formal filsafat dan keutuhan dari pengetahuan
ilmiah.
Pada bab ini diuraikan unsur-unsur metodis yang menjadi konsekuansi objek formal (bab 2) yang
seharusnya dilaksanakan dalam setiap penelitian filsafat. Interpretasi, induksi dan deduksi, koherensi
intern, holistic, kesinambungan historis, idealisasi, komparasi, heuristika, bahasa inklusif atau analogal,
dan deskripsi. Inilah beberapa unsur metodis umum dalam penelitian filsafat.
Dalam bab ini kemudian dilanjutkan sampai pada bab ke-10, unsur-unsur umum metodis yang
telah dijelaskan sebelumnya dikhususkan dalam beberapa model sesuai dengan beranekaragam
konkretisasi objek formal. Namun secara khusus dalam bab ini dijelaskan terlebih dahulu unsur-unsur
pokok usulan penelitian filsafat secara umum.
Bab 5 :
Bertolak dari bab 4 yang telah menjelaskan unsur-unsur pokok usulan penelitian filsafat secara
umum, pada bab ini sampai pada bab 10 unsur-unsur umum usulan penelitian filsafat sudah
dikhususkan sesuai objek. Dan pada bab ini ditampilkan model 1 dengan 3 konkretisasi sesuai objek
penelitian.
Bab 6 :
Dalam bab ini ditampilkan model 2. Penelitian mengenai konsep sepanjang sejarah
Bab 7 :
Bab 8 :
Bab 9 :
Bab 10 :
Dalam bab ini ditampilkan model 6.A. Penelitian mengenai masalah aktual dan Model 6.B.
Penelitian mengenai teori ilmiah.
Pada bab ini dijelaskan bahwa pemikiran filsafat mulai berkembang sejak
abad ke 6, meskipun tidaklah pasti tahun dan tanggal ia lahir namun yang pasti
ialah tempat lahirnya adalah Yunani. Kelahiran Filsafat ditandai oleh mereka
yang disebut sebagai filsuf-filsuf pertama yakni Thales, Anaximandros dan
Anaximenes. Mereka mulai berfilsafat dengan mempertanyakan hakikat dari
realitas yang ada. Kemudian pemikiran filsafat mulai dikembangkan dengan
munculnya filsuf-filsuf setelah ketiga filsuf pertama ini yang tidak membatasi
pemikiran mereka hanya pada realitas yang ada saja. Contohnya Sokrates, Plato,
dan Aristoteles. Masa ini mengalir sampai pada masa hellenisme dan Romawi
yang mana dalam masa ini kita dapat menemukan paham-paham seperti
stoisisme, epikurisme, skeptisisme, eklektisisme, dan neoplatonisme.
Setelah itu kita akan masuk pada masa modern. Di sana kita akan
berjumpa dengan Rene Descartes yang disebut bapa filsafat modern, Blaise
Pascal, Immanuel Kant dan masih banyak lagi filsuf dengan pemikirannya.
Filsafat modern kemudian berkembang sampai pada abad ke 19 dengan begitu
banyak filsuf yang muncul dengan pemikiran-pemikirannya. dua aliran yang
sangat kentara dapat kita temui pada masa ini ialah Empirisme dan rasionalisme.
3. Buku Etika Lingkungan Hidup
a. Identitas buku
Judul buku : Etika Lingkungan Hidup
Penulis : A Sonny Keraf
Penerbit : Penerbit Kompas
Tahun terbit : 2010
Tebal buku : 408 Halaman
b. Topik : Etika lingkungan hidup menurut A. Sonny Keref dalam bukunya Etika lingkungan hidup
c. Masalah Pokok : Gagasan A. Sonny Keraf tentang Etika lingkungan Hidup dalam bukunya Etika
lingkungan Hidup.
d. Ide pokok : masalah lingkungan hidup adalah masalah moral, persoalan perilaku manusia. krisis
ekologi global yang kita alami dewasa ini adalah persoalan moral, krisis moral secara global. oleh
karena itu perlu etika dan moralitas untuk mengatasinya.
penjelasan : Penulis menjelasakan gagasan-gagasan tentang etika lingkungan hidup dalam beberapa
bagian.
pada bagian ini penulis membahas terlebih dahulu arti etika dan moralitas agar, adanya
kesamaan pemahaman tentang etika dan membantu dalam pembahasan mengenai permasalahan-
permasalahan di bidang lingkungan hidup dari perspektif etika dan membantu mencari etika yang
sesuai dan dibutuhkan lingkungan hidup. selain itu penulis juga membahas dalam bab ini teori-teori
etika yang dikenal hingga sekarang. contohnya : Antroposentrisme, Biosentrisme, Ekosentrisem, Hak
Asasi Alam, Ekofeminisme, dan prinsip-prinsip etika lingkungan hidup.
Pada bagian pertama kita telah dikenalkan dengan beberapa teori etika lingkungan hidup dan
pada bagian ini, penulis mengajak kita untuk menyoroti aspek-aspek makro dari etika lingkungan itu
sendiri yang berkaitan dengan politik, ekonomi global dan penyelenggaraan pemerintah. sehingga
dapat ditemukan beberapa pokok pembahasan dalam bab ini seperti, pembangunan berkelanjutan
atau berkelanjutan ekologi, undang-undang perlindungan dan pengolaan lingkungan hidup atau
ekonomi global dan krisis ekologis.
Bagian ketiga : Dari ilmu pengetahuan dan teknologi kembali ke kearifan tradisional
Pada bagian ini seacara manarik dibahas bagaimana kesalahan cara pandang manusia tentang
dirinya, alam dan relasi dengan alam. Ditambah lagi dengan paradigma ilmu pengetahuan dan
teknologi yang terkadang tidak mempertimbangkan nilai termasuk juga nilai alam dan lingkungan
hidup. Sebaliknya hanya memfokuskan diri pada ekonomi. Dalam sudut pandang seperti ini,
penggalian kembali kearifan tradisional atau etika dan moralitas masyarakat lokal di seluruh dunia
akan memiliki pengaruh yang kuat. Kearifan dan etika tradisional tersebut dapat menjadi alternatif
ditengah kondisi ilmu pengetahuan dan teknologi yang cenderung mengabaikan etika dan lingkungan
hidup.