DS Case 1 Grave Disease Triya
DS Case 1 Grave Disease Triya
DS Case 1 Grave Disease Triya
Memiliki 3 reseptor :
1. Enzyme-Linked Reseptor
2. Ion Channel-Linked
3. G-Protein-Linked
1. Permitivitas
1 hormon meningkatkan reseptor hormone ke dua
Contoh : hormon tiroid dengan hormone pertumbuhan (GH)
2. Sinergisme
ketika beberapa hormone saling melengkapi dan efek gabungannya lebih
besar dari jumlah efek yang terpisah
Contoh : hormone follikel (FSH) dan testosterone yang kedua berfungsi
untuk mempertahankan tingkat produksi sperma yang normal
3. Antagonism
1 hormon menurunkan reseptor hormone ke dua sehingga mengurangi
efektivitas hormone kedua
Contoh : progesterone menghambat respon uterus terhadap estrogen agar
mencegah estrogen dari rangsangan dan menjaga rahim selama
berkembangnya janin
Kelenjar Tiroid Definisi kelenjar thyroid :
adalah kelenjar yang berperan untuk memproduksi hormone.
Sternocleidomastoid
Vaskularisasi :
Arteri (menuju kelenjar tiroid)
Kiri dan kanan melalui 3 saluran vena yaitu superior, middle dan inferior
thyroid vein .
Superior dan Middle : internal jugular vein kanan/kiri
branchiocephalic vein kanan/kiri superior vena cava
Inferior : branchiocephalic vein kanan/kiri superior vena cava
Note : Kelenjar thyroid mendrainase / mengeluarkan darah melalui tiga
vena yaitu superior thyroid vein, middle thyroid vein, dan inferior thyroid
vein.
2. Histologi
Pada kelenjar thyroid terdapat 2 macam sel :
1. Sel folikular : untuk mensekresikan T3 dan T4 , berbentuk
squamous ketika hipoaktif dan columnar ketika aktif .
2. Sel parafolikular / Sel C : untuk sekresi hormone calsitonin,
ukurannya lebih besar dari sel folikular.
Sekumpulan sel follicular dan parafolikular membentuk follicle thyroid
Didalam follicle tiroid ada follicular cell dan colloid
Sedangkan diluar (dipinggir) follicle tiroid terdapat parafollicular
cell
Struktur hormone thyroid Monoiodothyronin (MIT) : Gugus tirosin dengan satu iodin
Diiodothyronin (DIT) : Gugus tirosin dengan dua iodin
Triiodothyronin (T3) : Dua gugus tirosin dimana diantara gugus tirosin
terdapat cincin dan memiliki 3 iodin (gabungan MIT dan DIT)
Thyroxine (T4) : Dua gugus tirosin dimana diantara gugus tirosin
terdapat cincin dan memiliki 4 iodin (gabungan DIT dengan DIT)
Sintesis dan Sekresi
Hormon Tiroid
1. Iodin yang masuk ke dalam tubuh akan menjadi iodide. Iodin tidak
bermuatan sedangkan iodide bermuatan negative.
2. Iodida di dalam darah diperangkap oleh Natrium Iodide Symporter
(Iodine Trapping) kemudian masuk ke dalam sel follicular thyroid
dengan mekanisme transport aktif sehingga membutuhkan ATP.
3. Bersamaan dengan masuknya iodida, kelenjar thyroid akan mensintesis
thyroglobulin (Tg) di RE dimodifikasi di badan golgi
dieksositosis menuju colloid
4. Iodide yang ada dalam sitopasma follicular cell thyroid akan diteruskan
menuju colloid, namun karena Iodida (I-) bermuatan negatif dan colloid
bermuatan negatif, maka iodide harus dinetralkan (dioksidasi) oleh
thyroid peroxidase(TPO) menjadi Iodine (I2) supaya kenegatifannya
berkurang dan dapat masuk ke colloid
5. Di colloid, Tg dan Iodine bertemu membentuk MIT/
monoidodothyrosine (apabila hanya 1 iodide) sedangkan akan
membetuk DIT/ diiodothyrosine (apabila terdapat 2 iodide)
6. Kemudian terjadi proses coupling.
- MIT dan DIT bergabung membentuk triiodothyronine (T3)
- DIT dan DIT bergabung membentuk tetraiodothyronine/thyroxin (T4)
7. MIT, DIT,T3,T4 akan berikatan (bersatu)
8. Kemudian terjadi proses pinocytosis ke sel folikular thyroid dalam
bentuk vesicle
9. Vesicle berisi ikatan antara MIT, DIT,T3,T4 akan bertemu enzim
lisosom sehingga ikatan MIT, DIT dan T3,T4 akan terputus
10. - T3 dan T4 di sekresikan ke darah
- MIT & DIT di deiodinase dan iodide bebas dipakai kembali untuk
sintesis hormone selanjutnya
Sekresi hormone thyroid 1. Karena T3 dan T4 larut dalam lipid maka hormon tesebut berdifusi
melalui membran plasma ke dalam cairan interstisial dan juga ketika
masuk ke dalam darah.
2. Normalnya kuntitas T4 > T3, setelah T4 masuk ke dalam sel tubuh,
sebagian besar akan dirubah menjadi T3 dengan membuang satu iodin.
Transport T3 dan T4 ke Hormon tiroid tidak larut air sehingga perlua danya protein
dalam Plasma Darah pengangkut. Ada 3 :
1. Thyroxine-binding globulin (TBG) TBG adalah suatu glycoprotein
yang memiliki afinitas tinggi terhadap thyroxine (mengangkut 70%
hormon)
2. Thyroxine-binding prealbumin (TGPA) Mengankut 10% dari hormone
thyroid
3. Albumin Mengangkut 15% dari hormone thyroid
Mechanism of Action Aksi genomic
Biokimia dan Fisiologi Hormon tiroid terdiri dari T3(triiodothyronine) dan T4(thyroxine)
Hormone Thyroid adalah salah satu hormon paling penting dalam tubuh karena
keberadaannya memengaruhi tiap sel dan organ.
Kelenjar thyroid memproduksi 3 hormon :
FOLICULAR CELL
1. Tetraiodothyronine / T4 (thyroxine)
2. Tri-iodothyronine / T3
PARAFOLICULAE CELL
3. Kalsitonin hormon yang membantu meregulasi dan memelihara
kadar kalsium dalam darah
T4 lebih banyak diproduksi (+- 90%) disbanding T3, namun T3 lebih
aktif daripada T4, maka dari itu T4 seringkali dikonversi menjadi
T3 ( T4 → T3)
Fungsi kelenjar tiroid dikontrol oleh hormon tropik TSH. TSH
(Thyroidstimulating hormone) merupakan hormon yang di sekresikan
oleh bagian anterior kelenjar hipofisis yang meregulasi sintesis dan
melepaskan dari hormon tiroid
Efek secara umum dari hormone tiroid adalah
a. Metabolisme: meningkatkan BMR
b. Menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan.
c. Neurogenesis: myelinasi sel saraf
CLINICAL SCIENCE
Thyroid Dysorders Hypothyroidism
Klasifikasi
Hyperthyroid Primer, adanya kegagalan pada kelenjar tiroid , biasanya
diakibatkan autoimun.
Hyperthyroid Sekunder, adanya kegagalan pada hipofisis
Hyperthyroid Tersier, adanya kegagalan pada hypothalamus
Etiologic
Graves disease
Gondok multinodular toksik
Epidemilogy
Hipertiroidisme 10x lebih sering terjadi pada wanita dibanding laki-laki
dengan usia : 20-40 tahun. 60-90% kasus tirotoksitosis bermanifestasi
grave’s disease.
Di Amerika Serikat dan sebagian besar negara barat, penyakit Graves
adalah penyebab paling umum dari hipertiroidisme.
gugup, cemas dan mudah tersinggung
kesulitan tidur
merasa lelah sepanjang waktu
kepekaan terhadap panas
kelemahan otot
Diare
pembengkakan di leher
detak jantung tidak teratur dan / atau sangat cepat (palpitasi)
berkedut atau gemetar
keringat berlebih
kuku yang lepas
ruam yang timbul dan gatal - dikenal sebagai (urtikaria)
rambut rontok atau menipis
penurunan berat badan - seringkali meskipun nafsu makan
meningkat
Cara Pemeriksaan
Pemeriksaan laboratorium:
• Peningkatan T3, T4, FT4, kadar TSH menurun.
• Lekositosis dengan shift to the left.
• Tes fungsi hati menunjukkan kelainan yang tidak khas: peningkatan
alanine aminotransferase (ALT), aspartate aminotransferase (AST),
alkaline phosphatase, dan serum bilirubin.
Pemeriksaan penunjang lain (sesuai indikasi):
• Radiografi toraks : untuk mendeteksi edema paru dan pembesaran
jantung (gagal jantung) dan juga adanya infeksi paru.
• EKG : untuk memonitor aritmia fibrilasi atrial dan takikardi ventrikular
T4 normal : 4.5-12.5 ug/dl & T3 normal : 1.3-2.9 ug/dl
Grave’s Disease Definisi
Grave’s disease adalah penyakit autoimmune yang dapat menyebabkan
hyperthyroidism. Dimana sel B limfosit (sel plasma) memproduksi Thyroid
stimulating hormone receptor antibodies (TRAb)) yang dapat berikatan
dengan reseptor TSH (TSHr) pada kelenjar tiroid.
Epidemiologi
Grave Disease kelainan umum yang mempengaruhi sekitar 2%
hingga 3% wanita dan 0,5% pria.
Wanita lebih 5x lebih rentang karena ketika wanita hamil memproduksi
secara alami hormone hCG (estrogen) memicu peningkatan sekresi
FT4
Puncak serangannya adalah antara usia 20 dan 50 tahun.
Etiologi
Grave’s Disease merupakan penyakit autoimun, sehingga limposit B
akan merilis antibody yaitu TRab, terdiri dari TSI,TBII dan TGI
TSI,TBII,TGI akan berikatan dengan reseptor TSH mengakibatkan T4
dan T3 tinggi dan kadar TSH rendah hyperthyroid
Factor Resiko
1. Genetik
2. Jenis kelamin
3. Infeksi
4. Stress
5. Obat-obatan
6. Kehamilan
7, Paparan Iodine berlebih
Patgen-Patfis
Patogenesis
Faktor risiko (usia, wanita) berisiko mengalami autoimun
terproduksilah antibody yang menyerupai struktur TSH
dapat berikatan dengan reseptor TSH di follicular mengambil alih semua
tugas TSH (yaitu meningkatkan produksi hormone thyroid dan
meningkatkan pertumbuhan/proliferasi kelenjar thyroid sehingga terjadi
penambahan ukuran).
Patofisiologis
Apabila BMR (proses untuk menghasilkan energi) meningkat dalam
menghasilkan energi pasti dibutuhkan glucosa dari makanan
menstimulasi rasa lapar seseorang tersebut akan mengonsumi glucose
glucose harus diedarkan melalui pembuluh darah (mengedarkan
darah
dibantu oleh jantung) denyut jantung meningkat, selain itu pembuluh
darah juga akan melebar (vasodilatasi) kulit menjadi hangat
mudah panas dan berkeringat intolerance of heat
Diagnosis
keluarga,konsumsi obat-obatan)
2. Pemeriksaan fisik vital sign opthamopathy dan goiter (palpasi
3. Pemeriksaan penunjang
a. Tes darah
menentukan kadar TSH dan kadar hormon tiroid (T3 dan T4). Orang
dengan penyakit Graves biasanya memiliki tingkat TSH yang lebih rendah
Congenital Definisi
Hypothyroidis suatu sindrom klinik yang terjadi akibat kurangnya efek hormone tiroid pada sel
m
target sejak bayi lahir. Dapat disebabkan karena defek anatomik, inborn error of
thyroid metabolism, atau defisiensi yodium.
Klasifikasi
1.Menurut Lokasi Abnormalitas
Primer : Kelainan di kelenjar tiroid
Sekunder : Kelainan di hipofisis
Tersier : Kelainan di Hipotalamus
2.Menurut Waktu kejadian
Kongenital
3.Menurut Lama Kejadian
Transien / Sementara61
Menetap / Seumur Hidup
4. Menurut Geografis
Endemis
Sporadis
Epidemiology
Angka kejadian HK secara global berdasarkan hasil skrining neonatal adalah
1:2000 sampai 1:3000, sedangkan pada era pra skrining angka kejadiannya
adalah 1:6700 kelahiran hidup.
Timbulnya tanpa dipengaruhi factor geografis, sosial ekonomi, maupun
iklim. Faktor genetic hanya berperan pada hipotiroidisme tertentu saja, dan
diturunkan secara autosomal resesif. Tidak ada bukti factor herediter
berperan pada penyakit ini, namun insiden lebih tinggi pada anak wanita
dibandingkan anak laki-laki.
Etiologi
3. Idiopatik
Hipotiroid didapat karena:
defisiensi iodium endemis
penyakit tiroid autoimun
sensitifitas jaringan terhadap hormon tiroid menurun
obat goitrogen misal propylthiouracil metimazol minosiklin, dan lain-lain
sesuai tiroidektomi atau
penyakit sistemik: gangguan ginjal sistomosis
defisiensi TSH
Faktor Risiko
rendahnya kadar mineral terutama zinc dan Selenium
Ibu mengkonsumsi obat antitiroid
tidak mengonsumsi bahan makanan yang memiliki banyak senyawa
goitrogenik
Patogenesis
Patofosiologi
Tanda Gejala :
Sign/tanda hasil temuan pemeriksa
contohnya dokter (objektif)
Symptoms menurut pasien (subjektif)
1. Ikterus
Disebabkan karena adanya penurunan fungsi dari hepar dalam
metabolism bilirubin, sehingga bilirubin meningkat dan menyebabkan
icterus
2. Letargi
Pada hipotiroid, BMR akan menurun, yang nantinya akan menyebabkan
kekurangan energi, sehingga bayi kurang responsive.
3. Gangguan defekasi
BMR yang menurun akan menyebabkan motilitas usus menurun,
sehingga bayi akan sulit BAB, yang merupakan salah satu gangguan
defekasi.
4. Sering tersedak pada 1 bulan pertama
Disebabkan karena lidah yang membesar, sehingga bayi mudah tersedak.
5. Hipotermia
BMR yang turun akan menyebabkan metabolisme panas menurun, lalu
suhu tubuh akan rendah.
6. Wajah sembab
Wajah yang sembab disebabkan karena myxedema pada hipotiroid
7. Lidah besar
Lidah yang besar disebabkan karena myxedema, yang nantinya akan
terjadi infiltrasi pada lidah
8. Tangisan parau
Tangisan parau atau suara yang serak pada bayi disebabkan karena lidah
yang besar
9. Pembesaran pada jantung
Disebabkan karena myxedema, yang nantinya akan terjadi pericardial
effusion atau penumpukan cairan pada lapisan yang melapisi jantung.
10. Kapasitas bernafas menurun
Disebabkan karena adanya pleura effusion atau penumpukan cairan pada
ruang paru-paru.
Tanda fisik yang biasanya terlihat
hernia umbilikalis (bodong)
hidung pesekf.konstipasig
kulit kering
skin mottling(cutis marmorata)/buriki
kulit dingin
mudah tersedak
suara serak
hipotoni (tonus otot menurun)
ubun-ubun melebarm
perut buncit
miksedema (wajah sembab)
tangisan parau
Diagnosis
a. Anamnesis
b. Pemeriksaan Fisik
- Pucat
- Hoarse cry
- Jaundice
- Umbilical hernia
- Goiter
c. Pemeriksaan Lab / Penunjang
- Screening kadar TSH dan hormone tiroid skrinning hipotiroid dengan
memeriksa TSH menggunakan kertas saring dengan sediaan darah dari tumit
pada hari ke 3-5 kelahiran
Differential Diagnosis (DD)
Manajemen :
Diberikan obat hormonal berupa tiroksin yaitu Levothyroxine biasanya
berupa tablet
Pemberian obat harus segera diberikan setelah diagnosis ditegakkan
Pengecekkan kadar TSH dan T3 T4 secara rutin
Konsentrasi T4 (dikoreksi dari variasi kadar TBG) harus dipertahankan
sepanjang waktu dikisaran normal selama 3 tahun
Prognosis
Pasien hipotiroid kongenital jika mendapatkan pengobatan yang benar, anak
bisa tumbuh secara normal.
Jika tidak diberikan pengobatan pasien akan mengalami gangguan kognitif,
karena TH sangat penting untuk pertumbuhan embrio, khususnya jaringan
otak, bayi akan mengalami gangguan kognitif jika tidak ada tiroksin selama
kehidupan janin.
Kesimpulan dari prognosis pada pasien ini adalah :
Ad Vitam : Dubia Ad Bonam ragu-ragu cederung baik
Ad Function : Dubia Ad Bonam
Ad Sanationam : Bonam baik
Komplikasi
Jika congenital hypothyroidism tidak terdeteksi dan tidak diobati, manifestasi
klinisnya akan berkembang.
Keterbelakangan perkembangan fisik dan mental menjadi lebih besar
selama bulan-bulan berikutnya.
Farmakologi Carbimazole & Metimazole
- Menghambat enzim thyroid peroxidase yang berperan dalam mengubah iodide
(I-) menjadi iodine (I2)
Propanolol
- Golongan beta blocker sehingga dapat berikatan dengan reseptor beta yang
terdapat di jantung dan pernapasan sehingga menyebabkan detak jantung dan
pernapasan menjadi lebih lambat
Vit. B Complex
- Karena ketika kondisi hyperthyroid metabolisme meningkat
metabolisme memerlukan substrat contohnya seperti metabolism karbohidrat
memerlukan FADH, NADH, dll dimana substrat tersebut dapat diperoleh dari
vitamin B sehingga dibutuhkan vitamin B.
Propylthyouracil (PTU)
- Mengganggu proses cappling dalam sintesis hormon thyroid
- Lebih aman untuk ibu hamil (dikonsumsi sesuai dengan pantauan dokter)
Note case APGAR score
A: appearance (warna kulit)
P: pulse (denyut jantung)
G: grimace (reflex)
A: activity (tonus otot)
R: respiration (pernapasan)
Masing-masing ada signnya antara 0-2 tergantung kondisi bayi
1. Denyut jantung/ heart rate :
- 0 poin: tidak ada denyut jantung
- 1 poin: kurang dari 100 kali per menit
- 2 poin: lebih dari 100 kali per menit
3. Muscle tone :
- 0 poin: lemah/ tidak ada gerakan
- 1 poin: sedikit gerakan
- 2 poin: bergerak aktif
Tanda-tanda vital
• Periksa frekuensi napas dihitung selama satu menit penuh dengan mengamati
naik/turun perut bayi. Bayi dalam keadaan tenang, laju napas normalnya 40-60
kali permenit.
• Periksa frekuensi jantung dengan menggunakan stetoskop dan dihitung selama
satu menit. Laju jantung normal 120-160 denyut per menit.
• Suhu tubuh bayi baru lahir normalnya 36,5-37,2 ̊ C diukur menggunakan
termometer.
Berat badan dan pengukuran panjang badan
a. Berat badan. Berat badan bayi baru lahir yang normal, yaitu berkisar antara
2500-4000 gram. Diukur dengan keadaan tidak terbungkus, tetapi dalam
melakukan pemeriksaan berat badan bayi baru lahir tetap harus dibungkus dan
hasilnya dikurangkan dari berat bungkus bayi
b. Panjang badan. Rentangkan bayi dengan lembut, dengan pita pengukur,
ukurlah dari ujung kepala sampai ujung tumitnya, normal panjang bayi baru
lahir berkisar antara 45-53 cm
c. Head circumference normal pada bayi baru lahir adalah berkisar antara
32 -36 cm
d. Panjang normal ubun ubun bayi (anterior: 4 x 6 cm, posterior: 2 cm)