Kuliah Lingkungan Pertambangan Pertemuan Ke 4 - 2
Kuliah Lingkungan Pertambangan Pertemuan Ke 4 - 2
Kuliah Lingkungan Pertambangan Pertemuan Ke 4 - 2
Pengelolaan
100% LINGKUNGAN 100%
HIDUP
Gudang
Sarana & Jalan
Prasarana
Angkut
TPS B3 port
Storage
Bahan Bengkel
Bakar Pencucian
Kendaraan
3. Fasilitas pengelolaan lingkungan dibuat dalam rangka
pencegahan dan penanggulangan pencemaran dan/atau
perusakan lingkungan hidup terdiri atas:
4. Media lingkungan hidup yang
terkontaminasi hidrokarbon atau Drainase
1. Pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPK Operasi Produksi dalam melakukan
kegiatan tambang bawah tanah memperhatikan hal sebagai berikut:
a. mengidentifikasi dan mengkaji potensi penurunan permukaan tanah
(subsidence);
b. melakukan pemantauan penurunan permukaan tanah sesuai dengan
dokumen lingkungan hidup;ndan
c. melakukan pemulihan fungsi lahan yang rusak akibat penurunan
permukaan tanah karena kegiatan tambang bawah tanah.
2. Air penyaliran dari tambang bawah tanah dikelola hingga memenuhi baku mutu
lingkungan hidup sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
sebelum dilepas ke badan perairan umum.
3. Kegiatan tambang bawah tanah dilakukan dengan mencegah penurunan
kualitas air tanah dan/atau air permukaan.
o. Tambang Semprot
1. Pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPK Operasi Produksi pada kegiatan
tambang semprot melakukan pengelolaan lingkungan meliputi:
a. Pengupasan tanah penutup terlebih dahulu sebelum mengoperasikan
semprotan air; dan
b. Pengelolaan tanah penutup.
2. Luas daerah genangan akibat kegiatan tambang semprot disesuaikan dengan
luas lahan yang direncanakan dalam rencana kerja tahunan yang disetujui.
3. 3) Pasir sisa hasil pencucian diutamakan untuk menjadi material pengisi
lubang bekas tambang.
4. Kegiatan pengisian lubang bekas tambang dilanjutka dengan kegiatan
penebaran tanah penutup dan/atau tanah zona pengakaran untuk keperluan
revegetasi.
5. Penggunaan air kerja pada tambang semprot diutamakan menggunakan
sirkulasi tertutup
p. Tambang Kapal Keruk Darat
1. Tambang kapal keruk darat merupakan kegiatan tambang yang dilakukan di
darat dengan menggunakan ponton isap darat dan kapal keruk darat.
2. Pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPK Operasi Produksi menyesuaikan
luasan daerah genangan akibat kegiatan pengerukan dengan rencana kerja
tahunan yang disetujui.
3. Penggunaan air kerja pada kegiatan tambang kapal keruk darat diutamakan
menggunakan sirkulasi tertutup.
4. Pasir sisa hasil pencucian diutamakan untuk menjadi material pengisi lubang
bekas tambang.
5. Kegiatan pengisian lubang bekas tambang dilanjutkan dengan kegiatan
penebaran tanah penutup dan/atau tanah zona pengakaran untuk keperluan
revegetasi.
6. Dalam melakukan kegiatan penambangan dengan kapal keruk darat
dilakukan pencegahan terjadinya ceceran atau tumpahan hidrokarbon atau
bahan kimia lainnya. 7) Dalam hal kegiatan kapal keruk darat memerlukan
tambahan air dari lingkungan sekitar, maka dilakukan kajian hidrologi.
q. Tambang Kapal Keruk Laut
1. Tambang kapal keruk laut merupakan kegiatan tambang yang dilakukan di laut
dengan menggunakan ponton isap, kapal isap, dan kapal keruk.
2. Pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPK Operasi Produksi dalam melakukan
kegiatan penambangan dengan menggunakan kapal keruk melakukan:
a. pengelolaan kualitas air laut;
b. pencegahan dan penanggulangan terhadap abrasi dan/atau pendangkalan
pantai; dan
c. perlindungan keanekaragaman hayati.
3. Dalam melakukan kegiatan penambangan dengan kapal keruk dilakukan
pencegahan terjadinya ceceran atau tumpahan hidrokarbon atau bahan kimia
lainnya ke perairan laut.
4. Dalam hal terjadinya ceceran atau tumpahan hidrokarbon atau bahan kimia
lainnya ke perairan laut dilakukan pengelolaan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
5. Pada kegiatan tambang kapal keruk disediakan fasilitas pengelolaan lingkungan
yang terdiri atas tempat sampah serta wadah penampungan limbah bahan
berbahaya dan beracun.
r. Tambang Ekstraksi Cair (Solution Mining)
1. Pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPK Operasi Produksi dalam
melaksanakan kegiatan penambangan dengan metode tambang ekstraksi
cair, melakukan pengelolaan lingkungan sebagai berikut: a) pengelolaan dan
pemantauan kualitas air tanah;
a. b) pembuatan sumur pantau;
b. c) daur ulang air kerja; dan/atau
c. d) pemantauan penurunan permukaan tanah;
2. Dalam melakukan kegiatan penambangan dengan metode tambang ekstraksi
cair dilakukan pencegahan terjadinya kontaminasi bahan kimia ke media
lingkungan hidup.
3. Dalam hal terjadinya kontaminasi bahan kimia ke media lingkungan hidup
dilakukan pengelolaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pengelolaan Lingkungan Hidup pada Kegiatan Pengangkutan
a. Pemegang IUP Operasi Produksi, IUPK Operasi Produksi, dan IUP Operasi
Produksi Khusus Pengolahan dan/atau Pemurnian dalam melaksanakan
kegiatan pengangkutan wajib melakukan pengelolaan lingkungan hidup
pertambangan sesuai dengan dokumen lingkungan hidup.
b. Pengelolaan lingkungan hidup dalam kegiatan pengangkutan untuk
meminimalkan konsentrasi debu hingga memenuhi baku mutu udara ambien
yang dilakukan dengan:
1. penyiraman jalan secara rutin;
2. penghijauan;
3. pembatasan kecepatan kendaraan;
4. penyemprotan debu di ban berjalan; dan/atau
5. ban berjalan dilengkapi dengan atap penutup dan sistem pembersihan return
belts.
c. Kegiatan pengangkutan hasil pengolahan komoditas dengan menggunakan pipa
dilakukan pemeriksaan berkala pada instalasi pemipaan untuk mencegah
potensi kebocoran dan/atau kerusakan.
Pengelolaan Lingkungan Hidup pada Kegiatan Pengangkutan