Hakikat Peradaban
Hakikat Peradaban
Hakikat Peradaban
A. HAKIKAT PERADABAN
Dalam pertemuan sebelumnya kita telah membahas mengenai kebudayaan.
Kebudayaan sejatinya adalah hasil cipta, rasa,dan karsa manusia dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya dengan cara mengolah alam. Dan perdaban
memiliki keterkaitan dengan kebudayaan.
Penggunaan dua istilah ini yaitu kebudayaan dan peradaban memiliki
kedekatan sehingga dalam penyebutan dan penggunaannya seharihari kerap
menimbulkan tumpah tindih. Namun, sejatinya dua istilah ini dapat dibedakan
dengan jelas dan komprehensif.
Peradaban dalam bahasa inggris disebut sebagai civilization. Istilah ini
sering digunakan untuk menyebutkan bagian dari unsur kebudayaan yang
dianggap lebih maju, lebih indah misalnya kesenian, kemahiran menulis,
danlain sebagainya. Dengan kata lain penggunaan istilah peradaban dapat
digunakan untuk menunjukkan pendapat atau penilaian terhadap suatu
kebudayaan dan perkembangannya.
Suatu kebudayaan beserta masyarakatnya dianggap telah memasuki tahap
peradaban ketikan telah mencapai unsur budaya yang dianggap lebih halus,
indah, tinggi, sopan, luhur, dan lain sebagainya.
Menurut Samuel Huntington dalam bukunya The Clash of Civilization
(2001) mendefinisikan peradaban sebagai “the highest social gruping of people
and the broadest level of cultural identity people have short of that which
distinguish humans from other species”. Hal ini berarti bahwa kebudayaan
yang telah mencapai pada taraf peradaban dapat dilihat dari pendukung atau
masyarakatnya yang tercermin dari faktor-faktor yang telah disebutkan
sebelumnya.
Dalam bahasa Indonesia sendiri, peradaban berasal dari kata adab yang
dapat diartikan sebagai kesopanan. Berbudi pekerti luhur, mulia,
berakhlak,yang kesemua faktor tersebut merujuk pada sifat yang tinggi dan
mulia. Sehingga hal ini lah yang menjadi indicator penyebutan istilah
peradaban yang dilihat pada wujud budaya yang telah memasuki level tinggi
atau mulia tersebut.
Perlu ditegaskan kembali bahwa setiap masyarakat atau bangsa memiliki
kebudayaan namun tidak semuanya dapat dikatakan telah memiliki peradaban.
Level peradaban hanya dimiliki oleh masyarakat tertentu pula yang telah
mencapai pada kemajuan tertentu pula yang dicirikan oleh tingkat ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni yang telah maju atau disebut juga IPTEKS.
Penguasan masyarakat terhadap ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
merupakan salah satu indikator adanya peradaban. Suatu peradaban tentulah
ditunjang oleh tingginya dan penguasaan masyarkat terhadap keilmuan.
Penguasaan yang baik dan kekinian terhadap keilmuan tentunya akan
melahirkan kecanggihan teknologi, dan seni akan ikut menyertai
perkembangan dua hal tersebut. Namun, tentunya penguasan akan IPTEKS
tersebut akan senantiasa berkembang. Oleh karena itu, peradaban masyarakat
juga akan berkembang sesuai dengan zamannya. Peradaban suatu bangsa
dalam suatu kurun waktu tertentu dianggap cukup tinggi dan maju pada
masanya.
Namun, penilaian tersebut tentunya tidak bisa lagi diukur atau
dibandingkan dengan peradaban manusia pada masa sekarang.
Berikut adalah beberapa contoh bentuk perdaban yang diakui dunia.
Namun demikian, dunia tidak hanya didominasi oelh satu peradaban besar
tersebut. Huntington (2001) mengidentifikasi adanya 9 peradaban besar dunia
saat ini yaitu :
1. Peradaban barat atau disebut peradaban lama yang berpusat di Eropa
Barat, Amerika Utara dan Australia.
2. Peradaban Amerika Latin yang dipengaruhi oleh Agama Katholik,
menyebar di Negara-negara Amerika Selatan.
3. Peradaban Muslim atau Islam yang berpusat di Timur Tengah dan
Afrika Utara.
4. Peradaban Hindu di India
5. Peradaban Budha di Mongolia
6. Peradaban Jepang
7. Peradaban Afrika
8. Peradaban China
9. Peradaban Orthodoks yang berada dibekas wilayah Yugoslavia.
Dapat dikatakan bahwa masyarakat pada saat ini sangat mengapresiasi
peradaban pada masa lalu. Hal ini terbukti dari pengakuan masyarakat akan
warisan dunia yang menjadi keajaiban dunia (7 wonders), yang pada
hakikatnya berasal dari peradaban masa lalu.
Sumber : www.kompasiana.com
31 Oktober 2013
IV. Penutup
V. Referensi
Friedman, Thomas L. The World is Flat: Sejarah Ringkas Abad ke-21, Jakarta:
Dian Rakyat, 2006.
Huntington, Samuel P., Gelombang Demokratisasi Ketiga, Jakarta : Pustaka
Utama Grafiti, 1995.
_______, Benturan Antar Peradaban dan Masa Politik Dunia; Yogyakarta :
Qalam, 2003.
Koentjaraningrat, Kebudayaan, Mentalitas, dan Pembangunan, Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 1992.
Naisbitt, John, Global Paradox, Jakarta: Binarupa Aksara, 1994.
Ohmae, Kenichi, Dunia Tanpa Batas, Jakarta: Binarupa Aksara, 1991.
Toffler, Alvin. Kejutan Masa Depan. Jakarta: Panca Simpat, 1987.