Ekonomi Manajerial Dis 1
Ekonomi Manajerial Dis 1
Ekonomi Manajerial Dis 1
Nilai perusahaan merupakan pemegang saham menanamkan modal pada perusahaan dan perusahaan
tersebut akan mengelola dana tersebut untuk memproduksi barang dan jasa agar menghasilkan keuntungan
secara periodik. Perusahaan akan bekerja untuk memaksimalkan keuntungan dalam jangka pendek dan
jangka panjang yang bertujuan untuk memaksimalkan nilai perusahaan. nilai sekarang dari harapan
keuntungan atau profit investasi dimasa datang sama dengan kekayaan (wealth) pemegang saham. Untuk
meningkatkan aliran keuntungan dimasa yang akan datang, perusahaan akan menarik modal dengan cara
menerbitkan utang (debt). Dengan adanya surat utang maka nilai perusahaan yang baru terdiri dari nilai
saham dan nilai utang. Nilai perusahaan sama dengan nilai equity ditambah dengan nilai bond. nilai equity
sama dengan nilai sekarang dari harapan nilai kas (cash flowsh) dimasa datang bagi pemegang ekuiti
(saham). Nilai bond sama dengan nilai sekarang dari aliran harapan kas dimasa datang bagi pemegang bond.
nilai sekarang dari aliran kas bagi pemegang saham dan pemegang bond sama dengan nilai perusahaan. nilai
saham ditambah nilai bond disebut nilai kapital (modal). dan setelah perusahaan membayar biaya operasi
perusahaan dan pajak (NOPAT). Jadi nilai sekarang dari NOPAT sama dengan nilai perusahaan. Nilai
perusahaan adalah nilai kapitalisasi dari NOPAT.
Perusahaan menghasilkan NOPAT sebesar 10 sampai tak terhingga waktunya. discount rate NOPAT yang
sesuai dengan resiko perusahaan adalah 10%
nilai perusahaan adalah
V = NOPAT/r = 10/ 0,1 = 100
2. Moral hazard ketika seorang agent menoleransi perilaku oportunis tersebut dan merasa ada kesempatan
untuk mengambil keuntungan dari perilaku oportunis tersebut, maka dia akan terjatuh dimana individu
berupaya untuk melanggar nilai - nilai kejujuran dan kepercayaan untuk keinginan pribadinya karena
keadaan lingkungan dimana individu tersebut beraktivitas memeberikan kesempatan melakukan tindakan
pelanggaran tersebut.
Pegawai dihadapkan pada pilihan untuk berperilaku sesuai keinginan principal atau berperilaku oportunis
untuk mengutamakan keinginan pribadi ( interest )-nya dalam pengelolaan kegiatan operasional
perusahaan. Hal ini dapat terjadi seiring dengan kapasitas pegawai sebagai orang yang lebih mengetahui
kondisi dan memiliki banyak informasi terkait kegiatan operasional perusahaan, sementara pemilik
perusahaan sebagai principal tidak memiliki informasi yang lengkap atau bahkan cenderung tidak peduli
( rationally ignorant ) tentang detail aktivitas agent-akibat biaya monitoring pegawai yang besar untuk
mengetahui apa yang sebenarnya dilakukan agent.
Sebagai contoh :
Principal menginginkan manajer perusahaan untuk berperilaku sebagai wirausaha, yaitu mau bekerja
keras serta berani mengambil resiko, menggali kreativitasnya, dan melakukan inovasi. Meskipun
demikian, karena manjer tersebut menginginkan kehidupan yang jauh dari risiko dan nyaman, manajer
tersebut lebih memilih untuk manjalankan tugas secara standart, tanpa bekerja keras.
EKMA4312/MODUL 1