Skenario Ibu Menyusui
Skenario Ibu Menyusui
Skenario Ibu Menyusui
Role play :
Di ruang praktik bidan, terdapat pasien berusia 22 tahun datang bersama ibu mertua
dan bayinya. Mereka memasuki ruangan praktik bidan
Pasien : Assalamualaikum
Pasien : Jadi begini bidan, saya bingung bayi saya sering menangis dan saat menyusui
sebentar-sebentar dilepas
Ibu mertua : cucu saya ini nangis terus susah untuk menyusu, rewel begitu bidan
sebentar-sebentar dilepas
Bidan : Oh sering menangis ya.. boleh tau bagaimana cara ibu menyusui adek
bayinya?
Ibu mertua : biar cucu saya tidak rewel lagi bagaimana ya bidan? Biar cucu saya mau
untuk menyusu
Bidan : baik bu jadi begini ya bu saya akan membantu menantu ibu mengajarkan
teknik menyusui. Apakah ibu bersedia untuk saya bantu ajarkan teknik menyusui
yang aman bagi bayi, supaya bayi tidak rewel lagi?
Ibu mertua : wah boleh itu bu bidan, saya mau mengajarkan ke menantu saya juga
sudah lupa. Bagaimana kamu bersedia apa tidak nak?
Bidan : Jadi langkah pertama bu (nama) duduk dengan nyaman, bu (nama) bisa
menggunakan bantal khusus ibu menyusui atau bantal apapun sebagai alas untuk
menyusui ya bu, pastikan bayi merasa nyaman untuk menyusu
Bidan : Selanjutnya pastikan bu (nama) mengarahkan bibir dan kepala bayi mendekat
ke payudara, hindari mengarahkan payudara ibu mendekati bayi ya, karena nanti bisa
menimbulkan rasa pegal pada bahu dan leher ibu
Bidan : Iya bu (nama), selanjutnya usahakan ibu untuk menjaga posisi telinga, bahu,
serta pinggul bayi sejajar dengan tubuh ya agar bayi lebih mudah menelan saat
menyusui, posisi hidung berhadapan dengan puting payudara. Supaya lebih mudah,
ibu bisa membantu memegang dan mengarahkan puting payudara ke bibir bayi.
Namun, usahakan jangan sampai jari Anda terlalu dekat dengan puting karena bisa
memengaruhi isapan bayi saat menyusui.
Bidan : Arahkan payudara ke bibir atau hidung bayi, dan bukan ke bagian tengah
mulut. Buat kepala bayi agak miring sedikit ke belakang sehingga dagunya tidak
mengenai dada Anda. Ketika bayi membuka mulutnya lebar-lebar disertai dengan
lidah yang menjulur ke luar, pastikan mulutnya langsung mengisap puting payudara
ibu
Bidan : Jika bibir bayi tidak kunjung terbuka, hindari mendorong puting untuk
membuka mulut bayi ya bu. Sebaiknya ulangi dengan menggesekkan puting payudara
ke bibir bayi, dan tunggu sampai mulutnya terbuka lebar. Usahakan bayi mengisap
seluruh bagian puting dan areola, yakni bagian di sekitar putih yang berwarna
kecokelatan.
Pasien : Oh begitu ya bu (menganggukkan kepala)
Bidan : iya bu (nama) pastikan dagu bayi terletak di bagian bawah payudara ya bu,
pastikan bibir bayi bergerak mengisap secara teratur selama menyusui. Jika bibirnya
tampak diam, bu (nama) bisa menggunakan jari dan menyentuh bibir atau pipi bayi
untuk membuatnya bergerak kembali. Jadi seperti itu ya bu (nama) cara menyusui
bayi yang baik.
Pasien : Baik bu bidan saya mengerti, terimakasih sudah mengarahkan saya cara
menyusui bayi dengan baik dan benar (tersenyum)
Bidan : sama sama bu (nama), apakah ada yang bisa saya bantu lagi?
Ibu Mertua : Begini bu, kalau saya mau memberikan tambahan makanan berupa
pisang dan susu formula untuk cucu saya itu bagaimana iya bu?
Bidan : jadi begini ya bu pemberian ASI (air susu ibu) ke bayi yang baru lahir sampai
usianya 6 bulan. Selama kurun waktu 6 bulan tersebut, bayi hanya diperbolehkan
menerima ASI dan tidak diberikan makanan atau minuman lainnya, termasuk air
putih. Baru setelah usia bayi di atas 6 bulan, boleh mulai diperkenalkan dengan
berbagai jenis makanan lain dengan tetap masih memberikan ASI.
Ibu mertua : Waaaaah jadi begitu iya bu bidan, soalnya jaman dulu belum ada
informasi seperti ini jadi saya menyuruh menantu saya memberikan susu tambahan
dan pisang supaya anaknya cepat gendut dan sehat. Ya sudah, saya tidak jadi
membelikan susu formula berarti nih. Uangnya buat ditabung saja kalau begitu
Pasien : Baiklah bu bidan sekarang kami paham mengenai cara pemberian ASI dan
ASI eksklusif.
Bidan : sama sama bu (nama) tetap semangat ya bu untuk ASI Ekslusif 6 bulan tanpa
tambahan apapun, dilanjutkan sampai usia 2 tahun dengan makanan pendamping ASI.
Pasien : baik bu bidan, saya sudah mengerti. Terimakasih atas bantuannya, saya pamit
dulu
Bidan : sama-sama bu, terimakasih banyak atas kedatangannya semoga ibu dan
bayinya selalu diberi kesehatan
Pasien : amiinn terimakasih
Ibu mertua : terimakasih bidan
Bidan : Wa’alaikumsallam