Makalah Proses Keperawatan Dalam Perencanaan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH PROSES KEPERAWATAN DALAM

PERENCANAAN

NAMA KELOMPOK : 3

 RINDA EFRAYEM LEMBANG


 MISYE KRISTIN JAMLAAY
 FINAU WISABLA

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ( STIKES )

GRAHA EDUKASI MAKASSAR

2020
BAB I

PENDAHULUAN
 
Pelayanan kesehatan pada masa kini sudah merupakan industri jasa
kesehatan utama dimana setiap rumah sakit bertanggung gugat terhadap
penerima jasa pelayanan kesehatan. Keberadaan dan kualitas pelayanan kes
ehatan yang diberikan ditentukan oleh nilai-nilai dan harapan dari penerima
jasa pelayanan tersebut. Disamping itu, penekanan pelayanan kepada
kualitas yang tinggi tersebut harus dapat dicapai dengan biaya yang dapat di
pertanggung-jawabkan (Prof. EllyNurachmah, 2001).
Dengan demikian, semua pemberi pelayanan ditekan untuk
menurunkan biaya pelayanan namun kualitas pelayanan dan kepuasan klien
sebagai konsumen
masih tetap menjadi tolak ukur (“benchmark”) utama keberhasilan pelayanan
kesehatan yang diberikan (Miloney, 2001).
Para penerima jasa pelayanan kesehatan saat ini telah menyadari
hak-haknya sehingga keluhan, harapan, laporan, dan tuntutan ke pengadilan
sudah menjadi suatu bagian dari upaya mempertahankan hak mereka
sebagai
penerima jasa tersebut. Oleh karena itu industri jasa kesehatan menjadi sem
akin merasakan bahwa kualitas pelayanan merupakan upaya kompetentif
dalam rangka mempertahankan eksistensi pelayanan tersebut.
Selayaknya industri jasa pelayanan menaruh perhatian besar dan
menyadari bahwa kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan ditentukan
pula oleh kualitas berbagai komponen pelayanan termasuk keperawatan dan
sumber daya manusianya.
Kegiatan pelayanan keperawatan berkualiatas telah dimulai sejak
seorang perawat Muslim pertama yaitu Siti Rufaida pada jaman Nabi
Muhammad S.A.Wselalu berusahan memberikan pelayanan terbaiknya bagi
yang membutuhkan tanpa membedakan apakah kliennya kaya atau miskin.
Demikian pula Florence Nightingale pada tahun 1858, telah berupaya
memperbaiki kondisi pelayayanan keperawatan yang diberikan kepada
serdadu pada perang Krimen. Dengan terjadinya perubahan diberbagai
aspek kehidupan keperawatan pada saat ini telah berkembang menjadi suatu
profesi yang memiliki keilmuan unik yang menghasilkan peningkatan minat
dan perhatian diantara anggotanya dalam meningkatkan pelayanannya.
  Tim pelayanan keperawatan memberikan pelayanan kepada klien
sesuai dengan keyakinan profesi dan standar yang ditetapkan. Hal ini
ditujukan agar pelayanan keperawatan yang diberikan senantiasa merupakan
pelayanan yang aman serta dapat memenuhi kebutuhan dan harapan klien.
  Asuhan keperawatan yang bermutu dan dapat dicapai jika pelaksanaan
asuhan keperawatan dipersepsikan sebagai suatu kehormatan yang dimiliki
oleh para perawat dalam memperlihatkan sebagai suatu kehormatan yang
dimiliki oleh perawat dalam memperlihatkan haknya untuk memberikan
asuhan yang manusiawi,aman, serta sesuai dengan standar dan etika profesi
keperawatan yang berkesinambungan dan terdiri dari kegiatan pengkajian,
perencanaan, implementasi rencana, dan evaluasi tindakan keperawatan
yang telah diberikan.
  Proses keperawatan digunakan untuk membantu perawat melakukan
praktik keperawatan secara sistematis dalam memecahkan masalah
keperawatan.Dengan menggunakan metode ini, perawat dapat
mendemonstrasikan tanggunggugat dan tanggung jawab pada klien,
sehingga kualitas praktik keperawatan dapat ditingkatkan.
Proses keperawatan memberikan kerangka yang dibutuhkan dalam
asuhankeperawatan kepada klien, keluarga dan komunitas, serta merupakan
metode yangefisien dalam membuat keputusan klinik, serta pemecahan
masalah baik aktualmaupun potensial dalam mempertahankan kesehata.
A. PENGERTIAN TENTANG PROSES KEPERAWATAN
 
Sebelum menyusun suatu asuhan keperawatan yang baik, kita harus
memahami langkah langkah dari proses keperawatan. Proses perawatan
merupakan suatu metode bagi perawat untuk Memberikan asuhan
keperawatankepada klien. Beberapa pengertian proses kaparawatan adalah
sebagai berikut.
Suatu metoda pemberian asuhan keperawatan yang sistematis dan
rasional (Kozier,1991).Metoda pemberian asuhan keperawatan yang
terorganisir dan sistematis,berfokus pada respon yang unik dari individu
terhadap masalah kesehatan yangactual dan potensial (Rosalinda,1986).
Suatu aktifitas yang dinamika danberkelanjutan yang meliputi interaksi
perawat klien dan proses pemecahan masalah(Schultz dan Videbeck).
  Proses keperawatan bukan hanya sekedar pendekatan sistematik
danterorganisir melalui enam langkah dalam mengenali masalah-masalah
klien, namunmerupakan suatu metode pemecahan masalah baik secara
episodic maupun secaralinier. Kemudian dapat dirumuskan diagnosa
keparawatannya, dan cara pemecahanmasalah.

B. PENGERTIAN PROSES KEPERAWATAN


 
Banyak pakar telah merumuskan definisi dari proses keperawatan
(Weitzel,Marriner, Murray, Yura, Herber, dll). Secara umum dapat dikatakan
bahwa proses keperawatan adalah metode pengorganisasian yang
sistematis, dalam melakukan asuhan keperawatan pada individu, kelompok
dan masyarakat yang berfokus padaidentifikasi dan pemecahan masalah dari
respn pasien terhadap penyakitnya (Tarwoto & Wartonah, 2004). Atau :
 1.Proses keperawatan adalah :
 1.Suatu pendekatan sistematis untuk mengenal masalah-masalah pasien
dan mencarikan alternatif pemecahan masalah dalam memenuhi kebutuhan-
kebutuhan pasien.
 2.Merupakan proses pemecahan masalah yang dinamis dalam memperbaiki
danmeningkatkan kesehatan pasien sampai ke tahap maksimum.
 3.Merupakan pendekatan ilmiah
 4.Terdiri dari 4 tahap : pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Atau, adapula yang menterjemahkannya ke dalam
5 tahap : pengkajian, perumusan diagnosiskeperawatan, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi.

C.KARAKTERISTIK PROSES KEPERAWATAN


 
1.Tujuan : proses keperawatan mempunyai tujuan yang jelas melalui suatu
tahapandalam meningatkan kualitas asuhan keperawatan.

 2.Sistematik : menggunakan suatu pendekatan yang terorganisir untuk


mencapaisuatu tujuan-meningkatkan kualitas asuhan keperawatan dan
menghindari masalahyang bertentangan dengan tujuan pelayanan kesehatan
/ keperawatan.
 3.Dinamik : proses keperawatan ditujukan dalam mengatasi masalah-
masalah kesehatan lien yang dilaksanakan secara berkesinambungan.
Proses keperawatan di tujukan pada suatu perubahan respon klien yang
diidentifikasi melalui hubungan antara perawat dan klien.
 4.nteraktif : dasar hubungannya adalah hubungan timbal balik antar perawat,
klien,keluarga dan tenaga kesehatan lainnya.
 5.Fleksibel : dapat diadopsi pada praktik keperawatan dalam situasi apapun
dan biasa digunakan secara berurutan.
 6.Teoritis : setiap langah dalam proses keperawatan selalu didasarkan pada
suatu ilmu yang luas, khususnya ilmu dan model keperawatan yang
berlandaskan pada filosofi keperawatan dan ditekankan pada aspek :
humanisti, holistik dan care.
Selain pendapat tersebut, Kozier menyebutkan bahwa proses
keperawatan mempunyai sembilan karakteristik antara lain:
 1.Merupakan sistem yang terbuka dan fleksibel untuk memenuhi kebutuhan
yang unikdari klien, keluarga, kelompok dan komunitas.
 2.Bersifat siklik dan dinamis, karena semua tahap-tahap saling berhubungan
danberkesinambungan.
 3.Berpusat pada klien, merupakan pendekatan individual dan spesifik untuk
memenuhikebutuhan klien.
 4.Bersifat interpersonal dan kolaborasi.
 5.Menggunakan perencanaan.
 6.Mempunyai tujuan.
 7.Memperbolehkan adanya kreativitas antara perawat dengan klien dalam
memikirkan jalan keluar menyelesaikan masalah keperawatan
.8.Menekankan pada umpan balik, dengan melakukan pengkajian ulang dari
masalah atau merevisi rencana keperawatan.
 9.Dapat diterapkan secara luas. Proses keperawatan menggunakan
kerangka kerja untuk semua jenis pelayanan kesehatan, klien dan kelompok.
 Demikian juga dengan Craven dan Hirnle (2000), menurutnya proses
keperawatan sebagai pedoman untuk praktek keperawatan profesional,
mempunyai karakteristik:

1.Merupakan kerangka kerja dalam memberikan pelayanan keperawatan


kepadaindividu, keluarga dan masyarakat.
2.Teratur dan sistematis.
 3.Saling tergantung.
 4.Memberikan pelayanan yang spesifik kepada individu, keluarga, dan
masyarakat.
 5.Berpusat pada klien, menggunakan klien sebagai suatu kekuatan.
 6.Tepat untuk diterapkan sepanjang jangka waktu kehidupan.
7.Dapat dipergunakan dalam semua keadaan.
 Sedangkan Taylor (1993) menyatakan bahwa proses keperawatan
bersifatsistematis, dinamis, interpersonal, berorientasi kepada tujuan dan
dapat dipakaiipada situasi apapun.
  Jadi dapat disimpulkan bahwa proses keperawatan adalah suatu
caram enyelesaikan masalah yang sistematis dan dinamis serta bersifat
individual untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan klien sebagai manusia yang
bersifat unik, dan menekankan pada kemampuan pengambilan keputusan
oleh perawat sesuai dengan kebutuhan klien.
 
D.TEORI YANG MELANDASI PROSES KEPERAWATAN
 
1.Teori Sistem
Terdiri dari suatu kerangka kerja yang berhubungan dengan
keseluruhan social,manusia,stuktur dan masalah-masalah organisasi serta
perubahan hubungan internal dan lingkungan sekitarnya.
  Komponen system: input,proses dan output. Hubungan antara teori
system dan proses keperawatan Input dan proses adalah suatu kumpulan
data hasil pengkajian serta masalah yang ditemukan,disusun suatu rencana
dan tindakankeperawatan yang tepat.dan menjelaskan hasil dari tindakan
yang telah dilaksanakan. Feedback adalah suatu proses dimana informasi
tentang system output dikomsumsikan kembali pada system agat dpat di
evaluasi dan memberarahdalam pengkajian ulan dalam menentukan tindakan
selanjutnya.
2.Teori KDM 
 Teori ini memandang manusia sebagai bagian integral yang 1 sama lain
dalam memenuhi kebutuhan dasar:fisiologi,keamanan,kasih
saying,hargadiri,aktualisasi diri ( MASLOW) Peran perawat adalah memenuhi
KDM dan tercapainya kepuasan dagi diri sendiri dan klien.
 3.Teori Persepsi 
 Masalah kesehatan yang sama akan menimbulkan masalah keperawatan
yang berbeda karena persepsi kedua klien tersebut .Terjadinya perubahan
dalam pemenuhan KDM sangat dipengaruhi oleh persepsi individu.
 4.Teori informasi dan komunikasi 
 Perawat harus mengetahui komunikasi yang baik agar mudah menerapkan
proses keperawatan,hasil dari penerapan proses keperawatan yang memberi
kepuasan pada klien dan dirinya sendiri akan di infrmasikan dengan akurat
dan tepat.
 5.Teori Pengambilan Keputusan dan Penyelesaian masalah
  Setiap tindakan yang dilakukan dengan benar selalu melibatkan proses
pengambilan keputusan dan penyelesaian masalah klien.tujuan tersebut
hanya dapat tercapai apabila perawat menyusun langkah langkah
pengambilan keputusan melalui tahapan proses keperawatan.
  Salah satu tujuan dari keperawatan adalah menyelesaikan masalah
yang di hadapi klien. Melalui pendekatan proses keperawatan masalah-
masalah yang dihadapi dapat di identifikasi secara tepat dan keputusan
dapat diambil secara akurat.
 
E.SEJARAH PERKEMBANGA PROSES KEPERAWATAN
 
Proses keperawatan mulai dikenal di Indonesia sekitar tahun 1980-
an.Perawat yang dididik sebelum tahun tersebut pada umumnya belum
mengenalproses keperawatan karena kurikulum di pendidikan belum
mengajarkan metodetersebut. Proses keperawatan mulai dikenal di
pendidikan keperawatan Indonesiayaitu dalam Katalog Pendidikan Diploma
III Keperawatan yang dikeluarkanDirektorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Departemen Pendidikan dan KebudayaanRepublik Indonesia pada tahun
1984. Diluar negeri istilah proses keperawatan
diperkenalkan pada tahun 1955 oleh Lidya Hall, dan sejak tahun tersebut
para pakar keperawatan mendiskripsikan proses keperawatan secara
bervariasi.
Pada awal perkembangannya, proses keperawatan mempunyai
tiga tahap,kemudian empat tahap dan pada saat ini proses keperawatan
mempunyai lima tahap. Proses lima tahap pertama diperkenalkan pada tahun
1967 oleh WesternInterstate Commision of Higher Education (WICHE) yang
meliputi: persepsi,komunikasi, interpretasi, intervensi, dan evaluasi. Pada
tahun yang sama para stafpengajar,Yura.H dan Walsh di Catholic University
of American mangusulkan metodeempat tahap, meliputi: pengkajian,
perencanaan, intervensi dan evaluasi (Craven &
Hirnle, 2000). Pada tahun 1973, American Nurse’s Association (ANA)
menerbit
kanstandars of Nursing Practice dan juga National Council of State Boards of
Nursing (1982 ) yang terdiri dari lima tahap, meliputi: pengkajian, diagnosa
keperawatan,perencanaan, implementasi dan evaluasi (Kozier et al., 1995).
BAB II
 
LANGKAH-LANGKAH PROSES KEPERAWATAN
 
A.TAHAPAN PENGKAJIAN

Tahap pengkajian merupakan pemikiran dasar dalam memberikan


asuhankeperawatan sesuai dengan kebutuhan individu. Pengkajian yang
lengkap, akurat,sesuai kenyataan, kebenaran data sangat penting untuk
merumuskan suatudiagnosa keperawatan dan dalam memberikan asuhan
keperawatan sesuai denganrespon individu.
 Data Dasar 
 adalah kumpulan data yang berisikan mengenai status kesehatan klien,
kemampuan klien untuk mengelola kesehatan terhadap dirinya sendiri, dan
hasil konsultasi dari medis atau profesi kesehatan lainnya.
  Data Fokus
 adalah data tentang perubahan-perubahan atau respon klien terhadap
kesehatan dan masalah kesehatannya serta hal-hal yang mencakup tindakan
yang dilaksanakan terhadap klien.
  Fokus Pengkajian Keperawatan Pengkajian keperawatan tidak sama
dengan pengkajian medis. Pengkajian medis difokuskan pada keadaan
patologis,sedangkan pengkajian keperawatan ditujukan pada respon klien
terhadap masalah-masalah kesehatan yang berhubungan dengan
pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Misalnya dapatkah klien melakukan
aktivitas sehari-hari, sehingga focus pengkajian klien adalah respon klien
yang nyata maupun potensial terhadap masalah-masalah aktifitas harian.
  Pulta (Pengumpulan Data) Pengumpulan data adalah pengumpulan
informasi tentang klien yang dilakukan secara sistematis untuk menentukan
masalah-masalah, serta kebutuhan-kebutuhan keperawatan dan
kesehatan klien.
 
Pengumpulan informasi merupakan tahap awal dalam proses
keperawatan.Dari informasi yang terkumpul, didapatkan data dasar tentang
masalah-masalah yang dihadapi klien. Selanjutnya data dasar tersebut
digunakan untuk menentukan diagnosis keperawatan, merencanakan asuhan
keperawatan, serta tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah-masalah
klien.
  Pengumpulan data dimulai sejak klien masuk ke rumah sakit
(initialassessment),irawat secara terus-menerus (ongoing assessment),
 serta pengkajian ulang untuk menambah / melengkapi data (re-assessment).
1 Tujuan Pengumpulan Data

a.Memperoleh informasi tentang keadaan kesehatan klien. 

b.Untuk menentukan masalah keperawatan dan kesehatan klien.

c.Untuk menilai keadaan kesehatan klien.

 d.Untuk membuat keputusan yang tepat dalam menentukan langah-langkah


berikutnya

2.Tipe Data :
 a.Data Subjektif 
 Data Subjektif adalah data yang didapatkan dari klien sebagai suatu
pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian. Informasi tersebut tidak bias
ditentukan oleh perawat, mencakup persepsi, perasaan, ide klien tentang
status kesehatannya. Misalnya tentang nyeri, perasaan lemah, ketakutan,
kecemasan,frustrasi, mual, perasaan malu.
b.Data Objektif 
 Data Objektif adalah data yang dapat diobservasi dan diukur, dapat di
peroleh menggunakan panca indera (lihat, dengar, cium, raba) selama
pemeriksaan fisik. Misalnya frekuensi nadi, pernafasan, tekanan darah,
edema,berat badan, tingkat kesadaran.
 3.Karakteristik Data
 a.Lengkap
 Data yang terkumpul harus lengkap guna membantu mengatasi masalah
klien yang kuat. Misalnya klien tidak mau makan selama 3 hari. Perawat
harus mengkaji lebih dalam mengenai masalah klien tersebut dengan
menanyakan hal-halsebagai berikut: apakan tidak mau makan karena tidak
ada nafsu makan ataudisengaja? Apakah karena adanya perubahan pola
makan atau hal-hal yang patologis? Bagaimana respon klien mengapa tidak
mau makan.
 b.Akurat dan Nyata
 Untuk menghindari kesalahan, maka perawat harus berfikir secara akurat
dan nyata untuk membuktikan benar tidaknya apa yang didengar, dilihat,
diamati dan diukur melalui pemeriksaan ada tidaknya validasi terhadap
semua data yangmungkin meragukan. Apabila perawat merasa kurang jelas
atau kurang mengerti terhadap data yang telah dikumpulkan, maka perawat
harus berkonsultasi dengan dan melakukan tindakan medis. Informasi
tersebut dapat diambil guna membantu menegakkan diagnosa.
 4)Hasil pemeriksaan diagnostic Seperti hasil pemeriksaan laboratorium dan
tesdiagnostik, dapat digunakan perawat sebagai data objektif yang dapat
disesuaikandengan masalah kesehatan klien. Hasil pemeriksaan diagnostik
dapat digunakanmembantu mengevaluasi keberhasilan dari tindakan
keperawatan.
 
5)Perawat lain Jika klien adalah rujukan dari pelayanan kesehatan lainnya,
maka perawat harus meminta informasi kepada perawat yang telah merawat
klien sebelumnya. Hal ini untuk kelanjutan tindakan keperawatan yang telah
diberikan.
 6)Kepustakaan. Untuk mendapatkan data dasar klien yang komprehensif,
perawat dapat membaca literatur yang berhubungan dengan masalah klien.
Memperoleh literatur sangat membantu perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan yang benar dan tepat.
 5.Metoda Pengumpulan Data
 a.Wawancara
 b.Observasi
 c.Pemeriksaan fisik
 d.Studi Dokumentasi

 B.TAHAPAN DIAGNOSA
 Pada tahun 1953, istilah diagnosa keperawatan diperkenalkan oleh V.
Frydengan menguraikan langkah yang diperlukan dalam mengembangkan
rencana asuhan keperawatan.
 Menurut North American Nursing Diagnosis Association (NANDA)
(1990,dalam Carpenito, 1997) diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis
mengenai seseorang, keluarga atau masyarakat sebagai akibat dari
masalah-masalah kesehatan/ proses kehidupan yang aktual atau risiko.
 Diagnosa keperawatan memberikan dasar-dasar pemilihan intervensi untuk
mencapai hasil yang menjadi tanggung gugat perawat. Adapun persyaratan
dari diagnosa keperawatan adalah perumusan harus jelas dan singkat dari
respons klien terhadap situasi atau keadaan yang dihadapi, spesifik dan
akurat, memberikan
 
arahan pada asuhan keperawatan, dapat dilaksanakan oleh perawat dan
mencerminkan keadaan kesehatan klien.
 1.Tipe Diagnosa Keperawatan.
 Diagnosa keperawatan adalah struktur dan proses. Struktur diagnosa
keperawatan komponennya tergantung pada tipenya, antara lain:
 2.Diagnosa Keperawatan Aktual (Actual Nursing Diagnoses).
 Diagnosa keperawatan aktual menyajikan keadaan yang secara klinis telah
divalidasi melalui batasan karakteristik mayor yang dapat diidentifikasi. Tipe
dari diagnosa keperawatan ini mempunyai empat komponen yaitu label,
definisi, batasan karakteristik, dan faktor-faktor yang berhubungan (Craven &
Hirnle, 2000; Carpenito,1997).
 3.Diagnosa Keperawatan Risiko dan Risiko Tinggi (Risk and High-Risk
NursingDiagnoses).
 Dianosa Keperawatan Risiko dan Risiko Tinggi adalah keputusan klinis
bahwa individu, keluarga dan masyarakat sangat rentan untuk mengalami
masalah bila tidak di antisipasi oleh tenaga keperawatan, dibanding yang lain
pada situasi yang sama atau hampir sama (Craven & Hirnle, 2000; Carpenito,
1997).
 4.Diagnosa Keperawatan Kemungkinan (Possible Nursing Diagnoses).
 Diagnosa Keperawatan Kemungkinan
adalah pernyataan tentang masalah-masalah yang diduga masih
memerlukan data tambahan. Namun banyak perawat-perawat telah
diperkenalkan untuk menghindari sesuatu yang bersifat sementara dan tidak
mengeluarkan diagnosa keperawatan untuk jenis ini (Craven &Hirnle, 2000;
Carpenito, 1997).
 5.Diagnosa Keperawatan Sejahtera (Wellness Nursing Diagnoses)
. Diagnosa Keperawatan Sejahtera adalah ketentuan klinis mengenai
individu,keluarga dan masyarakat dalam transisi dari tingkat kesehatan
khusus ketingkatkesehatan yang lebih baik. Pernyataan diagnostik untuk
diagnosa keperawatan sejahtera merupakan bagian dari pernyataan yang
berisikan hanya sebuah label.
Label ini dimulai dengan “Potensial terhadap peningkatan, diikuti tingkat
sejahtera
yang lebih tinggi yang di kehendaki
oleh individu atau keluarga, misal “Potensial terhadap peningkatan proses
keluarga” (Craven & Hirnle, 2000; Carpenito, 1997).
 6.Diagnosa Keperawatan Sindroma
(Syndrome Nursing Diagnoses)
terdiri dari sekelompok diagnosa keperawatanaktual atau risiko tinggi yang
diduga akan tampak karena suatu kejadian atau situasitertentu. NANDA telah
menyetujui dua diagnosa keperawatan sindrom yaitu
“Sindrom trauma perkosaan” dan “Risiko terhadap sindrom disuse”
(Carpenito,1997).
7.Komponen Rumusan Diagnosa Keperawatan.
 Secara umum diagnosa keperawatan yang lazim dipergunakan oleh perawat
di Indonesia adalah diagnosa keperawatan aktual dan diagnosa keperawatan
risikoatau risiko tinggi yang dalam perumusannya menggunakan tiga
komponen utama dengan merujuk pada hasil analisa data, meliputi: problem
(masalah), etiologi(penyebab), dan sign/symptom (tanda/ gejala).
 8.Problem (masalah)
.Problem adalah gambaran keadaan klien dimana tindakan keperawatan
dapat diberikan karena adanya kesenjangan atau penyimpangan dari
keadaan normal yang seharusnya tidak terjadi.
Etiologi (penyebab),
 adalah keadaan yang menunjukkan penyebab terjadinya problem (masalah).
Sign/symptom (tanda/gejala),
 adalah ciri, tanda atau gejala relevan yang muncul sebagai akibat
adanyamasalah.
C.TAHAPAN PERENCANAAN
  Langkah ketiga dari proses keperawatan adalah perencanaan. Menurut
Kozier et al. (1995) perencanaan adalah sesuatu yang telah dipertimbangkan
secaramen dalam, tahap yang sistematis dari proses keperawatan meliputi
kegiatanpembuatan keputusan dan pemecahan masalah.
Dalam perencanaan keperawatan, perawat menetapkannya
berdasarkanhasil pengumpulan data dan rumusan diagnosa keperawatan
yang merupakanpetunjuk dalam membuat tujuan dan asuhan keperawatan
untuk mencegah,menurunkan, atau mengeliminasi masalah kesehatan klien.
  Langkah-langkah dalam membuat perencanaan keperawatan
meliputi:penetapan prioritas, penetapan tujuan dan kriteria hasil yang
diharapkan,menentukan intervensi keperawatan yang tepat dan
pengembangan rencana asuhan keperawatan. Setelah diagnosa
keperawatan dirumuskan secara spesifik,perawat menggunakan kemampuan
berfikir kritis untuk segera menetapkan prioritas diagnosa keperawatan dan
intervensi yang penting sesuai dengan kebutuhan klien(Potter & Perry, 1997).
Penetapan prioritas bertujuan untuk mengidentifikasi urutan intervensi
keperawatan yang sesuai dengan berbagai masalah klien (Carpenito,
1997).Penetapan prioritas dilakukan karena tidak semua masalah dapat
diatasi dalamwaktu yang bersamaan. Salah satu metode dalam menetapkan
prioritas denganmempergunakan hirarki kebutuhan menurut Maslow.
Prioritas dapat diklasifikasi menjadi tiga tingkatan, antara lain high priority,
intermediate priority, dan low priority.
Pada tahap ini, dilakukan pelaksanaan dari perencanaan
keperawatanyang telah ditentukan, dengan tujuan untuk memenuhi
kebutuhan klien secaraoptimal. Pelaksanaan adalah pengelolaan dan
perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada
tahap perencanaan.
 1.JENIS TINDAKAN
 a.Secara mandiri (independen) : adalah tindakan yang diprakarsai
sendiri oleh perawat untuk membantu klien dalam mengatasi masalahnya
atau menanggapi reaksi karena adanya stressor (penyait), misalnya :

1) Membantu klien dalam melakuan kegiatan sehari-hari


 2) Memberikan perawatan kulit untuk mencegah dekubitus
 3) Memberikan dorongan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya
secara wajar 
 4) Menciptakan lingungan terapeutik
 b.Saling ketergantungan (interdependent/kolaborasi) : adalah tindakan
keperawatan atas dasar kerjasama sesama tim perawatan atau dengan tim
kesehatan lainnyaseperti dokter, fisioterapi, analis kesehatan dan
sebagainya, misalnya dalam hal .
1) Pemberian obat-obatan sesuai dengan instruksi dokter 
 2) Pemberian infus
 c.Rujukan/ketergantungan (dependen) : adalah tindakan keperawatan atas
dasar rujukan dari profesi lain, diantaranya dokter, psikolog, psikiater, ahli
gizi, fisioterapi,dan sebagainya, misalnya :
1) Pemberian makan pada klien sesuai dengan diit yang telah dibuat oleh ahli
gizi
 2)Latihan fisik
 – ahli fisioterapi
 2.FOKUS INTERVENSI KEPERAWATAN
 a.Mempertahankan daya tahan tubuh
 b.Mencegah komplikasi
 c.Menemukan perubahan sistem tubuh
 d.Memantapkan hubungan klien dengan lingungan
 e.Implementasi pesan dokter 
 f.Mengupayakan rasa aman, nyaman dan keselamatan klien.
 3.PRINSIP-PRINSIP INTERVENSI KEPERAWATAN
 a.Berdasarkan kepada respon klien
 b.Berdasarkan penggunaan sumber yang tersedia
 c.Meningkatkan kemampuan merawat diri sendiri dan self reliance
 d.Sesuai dengan standart praktik keperawatan.
4.PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

a.Langsung :ditangani sendiri oleh perawat yang menemukan masalah keseh
atan klien

b.Delegasi :diserahkan kepada orang lain atau perawat lain yang dapat di
percayauntuk melakukan tindakan keperawatan klien.

 5.PERTIMBANGAN TINDAKAN KEPERAWATAN

a.Individualitas klien

 b.Melibatkan klien dalam intervensi

c.Pencegahan komplikasi

 d.Mempertahankan kondisi tubuh sebagai upaya peningkatan kesehatan

e.Rasa aman bagi klien.

6.LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

a.Tinjau ulang data dan pembaruan data

b.Revisi rencana keperawatan sebagai respon terhadap perubahan respon


klien terhadap masalah kesehatan

7.DASAR STRATEGI DALAM MELAKSANAKAN


TINDAKAN KEPERAWATAN

a.Proses belajar mengajar berkaitan dengan pendidikan kesehatan

 b.Komunikasi dua arah antara perawat dan klien

c.Ke trampilan psikomotorik perawat dalam membantu memenuhi kebutuhan


klien
 d.Kerja sama diantara perawat dan profesi kesehatan lainnya

e.Kepemimpinan keperawatan dalam menglola asuhan keperawatan

 8.HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

 a.Tahap Persiapan :

1)Memahami rencana keperawatan

 2)Memanfaatkan kemampuan dalam melaksanakan tindakan keperawatan

3)Menguasai ke trampilan teknis keperawatan

 4)Mengetahui sumber daya yang diperlukan

 5)Memahami aspek hukum dan kode etik yang berlaku dalam bidang
keperawatan

6)Mengetahui efek samping dan komplikasi yang mungkin timbul

7)Mengetahui standart praktik keperawatan untuk mengukur keberhasilan

8)Penampilan perawat dalam melaksanaan tindakan keperawatan harus


meyakinkan

 b.Tahap Pelaksanaan :
1)Keselamatan klien
 2)Keamanan dan kenyamanan klien
3)Pencegahan komplikasi.
 D.TAHAP IMPLEMENTASI
  Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang
dihadapi ke status kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria
hasil yangdiharapkan (Gordon, 1994, dalam Potter & Perry, 1997).
 Ukuran intervensi keperawatan yang diberikan kepada klien terkait dengan
dukungan, pengobatan, tindakan untuk memperbaiki kondisi, pendidikan
untuk klien- keluarga, atau tindakan untuk mencegah masalah kesehatan
yang muncul di kemudian hari.
  Untuk kesuksesan pelaksanaan implementasi keperawatan agar sesuai
dengan rencana keperawatan, perawat harus mempunyai kemampuan
kognitif(intelektual), kemampuan dalam hubungan interpersonal, dan
keterampilan dalam melakukan tindakan. Proses pelaksanaan implementasi
harus berpusat kepada kebutuhan klien, faktor-faktor lain yang
mempengaruhi kebutuhan keperawatan,strategi implementasi keperawatan,
dan kegiatan komunikasi. (Kozier et al.,1995).

E. TAHAP EVALUASI
 Meskipun proses keperawatan mempunyai tahap-tahap, namun
evaluasi berlangsung terus menerus sepanjang pelaksanaan proses
keperawatan (Alfaro-LeFevre, 1998). Tahap evaluasi merupakan
perbandingan yang sistematik dan terencana tentang kesehatan klien dengan
tujuan yang telah di tetapkan, dilakukan berkesinambungan dengan
melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya. Evaluasi dalam keperawatan
merupakan kegiatan dalam menilai tindakan keperawatan yang telah
ditentukan, untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan klien secara optimal
dan mengukur hasil dari proses keperawatan.

F.PENDOKUMENTASIAN PROSES KEPERAWATAN
 1.Teknik Dokumentasi
 Teknik dokumentasi keperawatan merupakan cara menggunakan
dokumentasi keperawatan dalam penerapan proses keperawatan. Ada tiga
teknik dokumentasiyang sering digunakan:
 a.SOR (Source Oriented
Record) Adalah tehnik dokumentasi yang dibuat oleh setiap anggota tim kese
hatan. Dalam melksanakan tindakan mereka tidak tergantung dengan tim
lainnya. Catatan inicocok untuk pasien rawat inap.
 b.KardexTeknik dokumentasi ini menggunakan serangkaian kartu dan
membuat data penting tentang klien dengan menggunakan ringkasan
problem dan terapi klien yang digunakan pada pasien rawat jalan.
 c.POR (Problem Oriented Record)
 POR merupakan teknik efektif untuk mendokumentasikan system pelayanan
keperawatan yang berorientasi pada masalah klien. Teknik ini dapat
digunakan untuk mengaplikasikan pendekatan pemecahan masalah,
mengarahkan idepemikiran anggota tim mengenai problem klien secara jelas.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Proses keperawatan merupakan suatu kegiatan yang terorganisir
dengan menggunakan metode yang sistematis dalam memberikan ASKEP
kepada individu,kelompok,keluarga dan masyarakat terhadap masalah
kesehatan yang di alami.
 
Proses keperawatan terdiri dari 5 tahap yaitu: Pengkajian,
Diognasa,Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi. Tahap-tahap dalam
proses keperawatan saling berkesinambungan dan tidak dapat di pisahkan
satu sama lain.
 
B.Saran
1) Perawat harus memiliki kemampuan professional dalam melaksanakan
pengkajian,karena pengkajian data merupakan dasar utama dari
pelaksanaan proses keperawatan.
 2) Pengkajian keperawatan harus dilakukan secara sistematis untuk
memperoleh data akurat.
3)Dalam menentukan diagnose harus disesuaikan dengan kebutuhan klien.
4)Data yang diperoleh harus akurat dan bukan kesimpulan peraat.
5)Perawat tidak boleh langsung membuat keputusan tentang kondisi klien.
DAFTAR PUSTAKA

1.Buku ajar Fundamental Keperawatan


 >POTTER and PERRY (2005)
 >BARBARA KOZIER (2005)
 2.Pengantar Konsep Dasar Keperawatan
 >AZIZ ALIMUL.
3.http://nursingbegin.com/pengkajian-keperawatan/
 4. http://syehaceh.wordpress.com/2010/03/09/tahap-pengkajian/
 5. http://syehaceh.wordpress.com/2010/03/09/tahap-pengkajian/
 6. http://syamslaluceria27.blogspot.com/2011/01/tahap-diagnosa-
keperawatan.html
 7. ://syehaceh.wordpress.com/2010/03/09/tahap-perencanaan-keperawatan/
 8.http://syehaceh.wordpress.com/2010/03/09/tahap-implementasi-
keperawatan/
 9.http://syehaceh.wordpress.com/2010/03/09/tahap-evaluasi-keperawatan/
 10. Chase, S. (1994). Clinical Judgement by critical care nurse: An
ethnographicstudy. In R. M. Carroll-Johnson 7 Pacquette (Eds),
Classification of nursingdiagnosis: Proceedingof the ninth conference, North
American NursingDiagnosis Association (pp. 367-368). Philadelphia:
J.B.Lippincott. 
11. Lunney; M. (1992). Divergent productie thinking factors and accuracy
ofnursing diagnoses.Research in Nursing and Health,15(4), 303-312.

Anda mungkin juga menyukai