Makalah Proses Keperawatan Dalam Perencanaan
Makalah Proses Keperawatan Dalam Perencanaan
Makalah Proses Keperawatan Dalam Perencanaan
PERENCANAAN
NAMA KELOMPOK : 3
2020
BAB I
PENDAHULUAN
Pelayanan kesehatan pada masa kini sudah merupakan industri jasa
kesehatan utama dimana setiap rumah sakit bertanggung gugat terhadap
penerima jasa pelayanan kesehatan. Keberadaan dan kualitas pelayanan kes
ehatan yang diberikan ditentukan oleh nilai-nilai dan harapan dari penerima
jasa pelayanan tersebut. Disamping itu, penekanan pelayanan kepada
kualitas yang tinggi tersebut harus dapat dicapai dengan biaya yang dapat di
pertanggung-jawabkan (Prof. EllyNurachmah, 2001).
Dengan demikian, semua pemberi pelayanan ditekan untuk
menurunkan biaya pelayanan namun kualitas pelayanan dan kepuasan klien
sebagai konsumen
masih tetap menjadi tolak ukur (“benchmark”) utama keberhasilan pelayanan
kesehatan yang diberikan (Miloney, 2001).
Para penerima jasa pelayanan kesehatan saat ini telah menyadari
hak-haknya sehingga keluhan, harapan, laporan, dan tuntutan ke pengadilan
sudah menjadi suatu bagian dari upaya mempertahankan hak mereka
sebagai
penerima jasa tersebut. Oleh karena itu industri jasa kesehatan menjadi sem
akin merasakan bahwa kualitas pelayanan merupakan upaya kompetentif
dalam rangka mempertahankan eksistensi pelayanan tersebut.
Selayaknya industri jasa pelayanan menaruh perhatian besar dan
menyadari bahwa kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan ditentukan
pula oleh kualitas berbagai komponen pelayanan termasuk keperawatan dan
sumber daya manusianya.
Kegiatan pelayanan keperawatan berkualiatas telah dimulai sejak
seorang perawat Muslim pertama yaitu Siti Rufaida pada jaman Nabi
Muhammad S.A.Wselalu berusahan memberikan pelayanan terbaiknya bagi
yang membutuhkan tanpa membedakan apakah kliennya kaya atau miskin.
Demikian pula Florence Nightingale pada tahun 1858, telah berupaya
memperbaiki kondisi pelayayanan keperawatan yang diberikan kepada
serdadu pada perang Krimen. Dengan terjadinya perubahan diberbagai
aspek kehidupan keperawatan pada saat ini telah berkembang menjadi suatu
profesi yang memiliki keilmuan unik yang menghasilkan peningkatan minat
dan perhatian diantara anggotanya dalam meningkatkan pelayanannya.
Tim pelayanan keperawatan memberikan pelayanan kepada klien
sesuai dengan keyakinan profesi dan standar yang ditetapkan. Hal ini
ditujukan agar pelayanan keperawatan yang diberikan senantiasa merupakan
pelayanan yang aman serta dapat memenuhi kebutuhan dan harapan klien.
Asuhan keperawatan yang bermutu dan dapat dicapai jika pelaksanaan
asuhan keperawatan dipersepsikan sebagai suatu kehormatan yang dimiliki
oleh para perawat dalam memperlihatkan sebagai suatu kehormatan yang
dimiliki oleh perawat dalam memperlihatkan haknya untuk memberikan
asuhan yang manusiawi,aman, serta sesuai dengan standar dan etika profesi
keperawatan yang berkesinambungan dan terdiri dari kegiatan pengkajian,
perencanaan, implementasi rencana, dan evaluasi tindakan keperawatan
yang telah diberikan.
Proses keperawatan digunakan untuk membantu perawat melakukan
praktik keperawatan secara sistematis dalam memecahkan masalah
keperawatan.Dengan menggunakan metode ini, perawat dapat
mendemonstrasikan tanggunggugat dan tanggung jawab pada klien,
sehingga kualitas praktik keperawatan dapat ditingkatkan.
Proses keperawatan memberikan kerangka yang dibutuhkan dalam
asuhankeperawatan kepada klien, keluarga dan komunitas, serta merupakan
metode yangefisien dalam membuat keputusan klinik, serta pemecahan
masalah baik aktualmaupun potensial dalam mempertahankan kesehata.
A. PENGERTIAN TENTANG PROSES KEPERAWATAN
Sebelum menyusun suatu asuhan keperawatan yang baik, kita harus
memahami langkah langkah dari proses keperawatan. Proses perawatan
merupakan suatu metode bagi perawat untuk Memberikan asuhan
keperawatankepada klien. Beberapa pengertian proses kaparawatan adalah
sebagai berikut.
Suatu metoda pemberian asuhan keperawatan yang sistematis dan
rasional (Kozier,1991).Metoda pemberian asuhan keperawatan yang
terorganisir dan sistematis,berfokus pada respon yang unik dari individu
terhadap masalah kesehatan yangactual dan potensial (Rosalinda,1986).
Suatu aktifitas yang dinamika danberkelanjutan yang meliputi interaksi
perawat klien dan proses pemecahan masalah(Schultz dan Videbeck).
Proses keperawatan bukan hanya sekedar pendekatan sistematik
danterorganisir melalui enam langkah dalam mengenali masalah-masalah
klien, namunmerupakan suatu metode pemecahan masalah baik secara
episodic maupun secaralinier. Kemudian dapat dirumuskan diagnosa
keparawatannya, dan cara pemecahanmasalah.
2.Tipe Data :
a.Data Subjektif
Data Subjektif adalah data yang didapatkan dari klien sebagai suatu
pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian. Informasi tersebut tidak bias
ditentukan oleh perawat, mencakup persepsi, perasaan, ide klien tentang
status kesehatannya. Misalnya tentang nyeri, perasaan lemah, ketakutan,
kecemasan,frustrasi, mual, perasaan malu.
b.Data Objektif
Data Objektif adalah data yang dapat diobservasi dan diukur, dapat di
peroleh menggunakan panca indera (lihat, dengar, cium, raba) selama
pemeriksaan fisik. Misalnya frekuensi nadi, pernafasan, tekanan darah,
edema,berat badan, tingkat kesadaran.
3.Karakteristik Data
a.Lengkap
Data yang terkumpul harus lengkap guna membantu mengatasi masalah
klien yang kuat. Misalnya klien tidak mau makan selama 3 hari. Perawat
harus mengkaji lebih dalam mengenai masalah klien tersebut dengan
menanyakan hal-halsebagai berikut: apakan tidak mau makan karena tidak
ada nafsu makan ataudisengaja? Apakah karena adanya perubahan pola
makan atau hal-hal yang patologis? Bagaimana respon klien mengapa tidak
mau makan.
b.Akurat dan Nyata
Untuk menghindari kesalahan, maka perawat harus berfikir secara akurat
dan nyata untuk membuktikan benar tidaknya apa yang didengar, dilihat,
diamati dan diukur melalui pemeriksaan ada tidaknya validasi terhadap
semua data yangmungkin meragukan. Apabila perawat merasa kurang jelas
atau kurang mengerti terhadap data yang telah dikumpulkan, maka perawat
harus berkonsultasi dengan dan melakukan tindakan medis. Informasi
tersebut dapat diambil guna membantu menegakkan diagnosa.
4)Hasil pemeriksaan diagnostic Seperti hasil pemeriksaan laboratorium dan
tesdiagnostik, dapat digunakan perawat sebagai data objektif yang dapat
disesuaikandengan masalah kesehatan klien. Hasil pemeriksaan diagnostik
dapat digunakanmembantu mengevaluasi keberhasilan dari tindakan
keperawatan.
5)Perawat lain Jika klien adalah rujukan dari pelayanan kesehatan lainnya,
maka perawat harus meminta informasi kepada perawat yang telah merawat
klien sebelumnya. Hal ini untuk kelanjutan tindakan keperawatan yang telah
diberikan.
6)Kepustakaan. Untuk mendapatkan data dasar klien yang komprehensif,
perawat dapat membaca literatur yang berhubungan dengan masalah klien.
Memperoleh literatur sangat membantu perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan yang benar dan tepat.
5.Metoda Pengumpulan Data
a.Wawancara
b.Observasi
c.Pemeriksaan fisik
d.Studi Dokumentasi
B.TAHAPAN DIAGNOSA
Pada tahun 1953, istilah diagnosa keperawatan diperkenalkan oleh V.
Frydengan menguraikan langkah yang diperlukan dalam mengembangkan
rencana asuhan keperawatan.
Menurut North American Nursing Diagnosis Association (NANDA)
(1990,dalam Carpenito, 1997) diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis
mengenai seseorang, keluarga atau masyarakat sebagai akibat dari
masalah-masalah kesehatan/ proses kehidupan yang aktual atau risiko.
Diagnosa keperawatan memberikan dasar-dasar pemilihan intervensi untuk
mencapai hasil yang menjadi tanggung gugat perawat. Adapun persyaratan
dari diagnosa keperawatan adalah perumusan harus jelas dan singkat dari
respons klien terhadap situasi atau keadaan yang dihadapi, spesifik dan
akurat, memberikan
arahan pada asuhan keperawatan, dapat dilaksanakan oleh perawat dan
mencerminkan keadaan kesehatan klien.
1.Tipe Diagnosa Keperawatan.
Diagnosa keperawatan adalah struktur dan proses. Struktur diagnosa
keperawatan komponennya tergantung pada tipenya, antara lain:
2.Diagnosa Keperawatan Aktual (Actual Nursing Diagnoses).
Diagnosa keperawatan aktual menyajikan keadaan yang secara klinis telah
divalidasi melalui batasan karakteristik mayor yang dapat diidentifikasi. Tipe
dari diagnosa keperawatan ini mempunyai empat komponen yaitu label,
definisi, batasan karakteristik, dan faktor-faktor yang berhubungan (Craven &
Hirnle, 2000; Carpenito,1997).
3.Diagnosa Keperawatan Risiko dan Risiko Tinggi (Risk and High-Risk
NursingDiagnoses).
Dianosa Keperawatan Risiko dan Risiko Tinggi adalah keputusan klinis
bahwa individu, keluarga dan masyarakat sangat rentan untuk mengalami
masalah bila tidak di antisipasi oleh tenaga keperawatan, dibanding yang lain
pada situasi yang sama atau hampir sama (Craven & Hirnle, 2000; Carpenito,
1997).
4.Diagnosa Keperawatan Kemungkinan (Possible Nursing Diagnoses).
Diagnosa Keperawatan Kemungkinan
adalah pernyataan tentang masalah-masalah yang diduga masih
memerlukan data tambahan. Namun banyak perawat-perawat telah
diperkenalkan untuk menghindari sesuatu yang bersifat sementara dan tidak
mengeluarkan diagnosa keperawatan untuk jenis ini (Craven &Hirnle, 2000;
Carpenito, 1997).
5.Diagnosa Keperawatan Sejahtera (Wellness Nursing Diagnoses)
. Diagnosa Keperawatan Sejahtera adalah ketentuan klinis mengenai
individu,keluarga dan masyarakat dalam transisi dari tingkat kesehatan
khusus ketingkatkesehatan yang lebih baik. Pernyataan diagnostik untuk
diagnosa keperawatan sejahtera merupakan bagian dari pernyataan yang
berisikan hanya sebuah label.
Label ini dimulai dengan “Potensial terhadap peningkatan, diikuti tingkat
sejahtera
yang lebih tinggi yang di kehendaki
oleh individu atau keluarga, misal “Potensial terhadap peningkatan proses
keluarga” (Craven & Hirnle, 2000; Carpenito, 1997).
6.Diagnosa Keperawatan Sindroma
(Syndrome Nursing Diagnoses)
terdiri dari sekelompok diagnosa keperawatanaktual atau risiko tinggi yang
diduga akan tampak karena suatu kejadian atau situasitertentu. NANDA telah
menyetujui dua diagnosa keperawatan sindrom yaitu
“Sindrom trauma perkosaan” dan “Risiko terhadap sindrom disuse”
(Carpenito,1997).
7.Komponen Rumusan Diagnosa Keperawatan.
Secara umum diagnosa keperawatan yang lazim dipergunakan oleh perawat
di Indonesia adalah diagnosa keperawatan aktual dan diagnosa keperawatan
risikoatau risiko tinggi yang dalam perumusannya menggunakan tiga
komponen utama dengan merujuk pada hasil analisa data, meliputi: problem
(masalah), etiologi(penyebab), dan sign/symptom (tanda/ gejala).
8.Problem (masalah)
.Problem adalah gambaran keadaan klien dimana tindakan keperawatan
dapat diberikan karena adanya kesenjangan atau penyimpangan dari
keadaan normal yang seharusnya tidak terjadi.
Etiologi (penyebab),
adalah keadaan yang menunjukkan penyebab terjadinya problem (masalah).
Sign/symptom (tanda/gejala),
adalah ciri, tanda atau gejala relevan yang muncul sebagai akibat
adanyamasalah.
C.TAHAPAN PERENCANAAN
Langkah ketiga dari proses keperawatan adalah perencanaan. Menurut
Kozier et al. (1995) perencanaan adalah sesuatu yang telah dipertimbangkan
secaramen dalam, tahap yang sistematis dari proses keperawatan meliputi
kegiatanpembuatan keputusan dan pemecahan masalah.
Dalam perencanaan keperawatan, perawat menetapkannya
berdasarkanhasil pengumpulan data dan rumusan diagnosa keperawatan
yang merupakanpetunjuk dalam membuat tujuan dan asuhan keperawatan
untuk mencegah,menurunkan, atau mengeliminasi masalah kesehatan klien.
Langkah-langkah dalam membuat perencanaan keperawatan
meliputi:penetapan prioritas, penetapan tujuan dan kriteria hasil yang
diharapkan,menentukan intervensi keperawatan yang tepat dan
pengembangan rencana asuhan keperawatan. Setelah diagnosa
keperawatan dirumuskan secara spesifik,perawat menggunakan kemampuan
berfikir kritis untuk segera menetapkan prioritas diagnosa keperawatan dan
intervensi yang penting sesuai dengan kebutuhan klien(Potter & Perry, 1997).
Penetapan prioritas bertujuan untuk mengidentifikasi urutan intervensi
keperawatan yang sesuai dengan berbagai masalah klien (Carpenito,
1997).Penetapan prioritas dilakukan karena tidak semua masalah dapat
diatasi dalamwaktu yang bersamaan. Salah satu metode dalam menetapkan
prioritas denganmempergunakan hirarki kebutuhan menurut Maslow.
Prioritas dapat diklasifikasi menjadi tiga tingkatan, antara lain high priority,
intermediate priority, dan low priority.
Pada tahap ini, dilakukan pelaksanaan dari perencanaan
keperawatanyang telah ditentukan, dengan tujuan untuk memenuhi
kebutuhan klien secaraoptimal. Pelaksanaan adalah pengelolaan dan
perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada
tahap perencanaan.
1.JENIS TINDAKAN
a.Secara mandiri (independen) : adalah tindakan yang diprakarsai
sendiri oleh perawat untuk membantu klien dalam mengatasi masalahnya
atau menanggapi reaksi karena adanya stressor (penyait), misalnya :
a.Langsung :ditangani sendiri oleh perawat yang menemukan masalah keseh
atan klien
b.Delegasi :diserahkan kepada orang lain atau perawat lain yang dapat di
percayauntuk melakukan tindakan keperawatan klien.
a.Individualitas klien
c.Pencegahan komplikasi
a.Tahap Persiapan :
5)Memahami aspek hukum dan kode etik yang berlaku dalam bidang
keperawatan
b.Tahap Pelaksanaan :
1)Keselamatan klien
2)Keamanan dan kenyamanan klien
3)Pencegahan komplikasi.
D.TAHAP IMPLEMENTASI
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang
dihadapi ke status kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria
hasil yangdiharapkan (Gordon, 1994, dalam Potter & Perry, 1997).
Ukuran intervensi keperawatan yang diberikan kepada klien terkait dengan
dukungan, pengobatan, tindakan untuk memperbaiki kondisi, pendidikan
untuk klien- keluarga, atau tindakan untuk mencegah masalah kesehatan
yang muncul di kemudian hari.
Untuk kesuksesan pelaksanaan implementasi keperawatan agar sesuai
dengan rencana keperawatan, perawat harus mempunyai kemampuan
kognitif(intelektual), kemampuan dalam hubungan interpersonal, dan
keterampilan dalam melakukan tindakan. Proses pelaksanaan implementasi
harus berpusat kepada kebutuhan klien, faktor-faktor lain yang
mempengaruhi kebutuhan keperawatan,strategi implementasi keperawatan,
dan kegiatan komunikasi. (Kozier et al.,1995).
E. TAHAP EVALUASI
Meskipun proses keperawatan mempunyai tahap-tahap, namun
evaluasi berlangsung terus menerus sepanjang pelaksanaan proses
keperawatan (Alfaro-LeFevre, 1998). Tahap evaluasi merupakan
perbandingan yang sistematik dan terencana tentang kesehatan klien dengan
tujuan yang telah di tetapkan, dilakukan berkesinambungan dengan
melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya. Evaluasi dalam keperawatan
merupakan kegiatan dalam menilai tindakan keperawatan yang telah
ditentukan, untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan klien secara optimal
dan mengukur hasil dari proses keperawatan.
F.PENDOKUMENTASIAN PROSES KEPERAWATAN
1.Teknik Dokumentasi
Teknik dokumentasi keperawatan merupakan cara menggunakan
dokumentasi keperawatan dalam penerapan proses keperawatan. Ada tiga
teknik dokumentasiyang sering digunakan:
a.SOR (Source Oriented
Record) Adalah tehnik dokumentasi yang dibuat oleh setiap anggota tim kese
hatan. Dalam melksanakan tindakan mereka tidak tergantung dengan tim
lainnya. Catatan inicocok untuk pasien rawat inap.
b.KardexTeknik dokumentasi ini menggunakan serangkaian kartu dan
membuat data penting tentang klien dengan menggunakan ringkasan
problem dan terapi klien yang digunakan pada pasien rawat jalan.
c.POR (Problem Oriented Record)
POR merupakan teknik efektif untuk mendokumentasikan system pelayanan
keperawatan yang berorientasi pada masalah klien. Teknik ini dapat
digunakan untuk mengaplikasikan pendekatan pemecahan masalah,
mengarahkan idepemikiran anggota tim mengenai problem klien secara jelas.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Proses keperawatan merupakan suatu kegiatan yang terorganisir
dengan menggunakan metode yang sistematis dalam memberikan ASKEP
kepada individu,kelompok,keluarga dan masyarakat terhadap masalah
kesehatan yang di alami.
Proses keperawatan terdiri dari 5 tahap yaitu: Pengkajian,
Diognasa,Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi. Tahap-tahap dalam
proses keperawatan saling berkesinambungan dan tidak dapat di pisahkan
satu sama lain.
B.Saran
1) Perawat harus memiliki kemampuan professional dalam melaksanakan
pengkajian,karena pengkajian data merupakan dasar utama dari
pelaksanaan proses keperawatan.
2) Pengkajian keperawatan harus dilakukan secara sistematis untuk
memperoleh data akurat.
3)Dalam menentukan diagnose harus disesuaikan dengan kebutuhan klien.
4)Data yang diperoleh harus akurat dan bukan kesimpulan peraat.
5)Perawat tidak boleh langsung membuat keputusan tentang kondisi klien.
DAFTAR PUSTAKA