Makalah Askeb Komunitas Ibu Wati-Sdidtk

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS

“STIMULASI, DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG (SDIDTK)”

DOSEN PENGAMPU : Dr. BRINGIWATY BATBUAL, Amd.Keb.,S.Kep.Ns.,MSc

OLEH:

NAMA : AGNES LAURA EWO DURA

NIM : PO530324019504

KELAS/TINGKAT : 2C

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN KUPANG

JURUSAN KEBIDANAN

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa telah melimpahkan rahmat dan
karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas untuk mata
kuliah Asuhan Kebidanan Komunitas dengan judul “Stimulasi, Deteksi Dan Intervensi Dini
Tumbuh Kembang (Sdidtk”.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran, dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan segala bentuk saran, serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai
pihak. Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan.

Kupang, 26 Maret 2021

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Keberhasilan anak dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangannya yang
optimal adalah masa depan suatu bangsa tergantung pada. Tahun-tahun pertama
kehidupan, terutama periode sejak janin dalam kandungan sampai anak berusia 2 tahun
merupakan periode yang sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak
.Periode ini merupakan kesempatan emas sekaligus masa- masa yang rentan terhadap
pengaruh negatif. Nutrisi yang baik dan cukup, status kesehatan yang baik, pengasuhan
yang benar dan stimulasi yang tepat pada periode ini akan membantu anak untuk tumbuh
sehat dan mampu mencapai kemampuan optimalnya sehingga dapat berkontribusi lebih
baik dalam masyarakat. Stimulasi yang tepat akan merangsang otak balita sehingga
perkembangan kemampuan gerak, bicara dan bahasa, sosialisasi dan kemandirian pada
balita berlangsung normal dan optimal sesuai dengan umur anak.
Deteksi dini penyimpangan ptumbuh kembang anak perlu dilakukan untuk dapat
mendeteksi secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang balita termasuk
menindaklanjuti setiap keluhan orang tua terhadap tumbuh kembang anaknya Individu
yang normal akan mengalami tahapan/fase perkembangan. Yang berarti dalam menjalani
hidupnya yang normal dan berusia panjang individu akan mengalami fase-fase
perkembangan dari bayi, kanak-kanak, remaja, dewasa, dan masa tua. Perkembangan itu
mengikuti pola atau arah tertentu. Yang merupakan hasil dari perkembangan dari tahap
sebelumnya yang dipengaruhi oleh faktor genetic, gizi dan penyakit, dan lingkungan
Kegiatan stimulasi, deteksi, dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang balita
yang menyeluruh dan terkoordinasi diselenggarakan dalam bentuk kemitraan antara
keluarga, masyarakat, lembaga swadaya masyarakat dengan tenaga professional, akan
meningkatkan kualitas tumbuh kembang anak usia dini dan kesiapan memasuki jenjang
pendidikan normal.
Ketetapan sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 66 Tahun 2014
tentang Pemantauan Pertumbuhan, Perkembangan, dan gangguan Tumbuh Kembang
Anak bahwa pemantauan pertumbuhan, perkembangan, dan gangguan tumbuh kembang
anak merupakan acuan bagi tenaga kesehatan yang bekerja pada fasilitas pelayanan
kesehatan dasar/primer, kelompok profesi, tenaga pendidik, petugas lapangan Keluarga
Berencana, petugas sosial yang terkait dengan pembinaan tumbuh kembang anak,
organisasi profesi dan pemangku kepentingan terkait pertumbuhan, perkembangan, dan
gangguan tumbuh kembang anak. Selain itu, berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Kesehatan RI No. HK.02.02 /MENKES /52/2015 dijelaskan tentang Sasaran
pembangunan kesehatan yang akan dicapai pada tahun 2025 adalah meningkatnya derajat
kesehatan masyarakat yang ditunjukkan oleh meningkatnya umur harapan hidup,
menurunnya angka kematian bayi, menurunnya angka kematian ibu, menurunnya
prevalensi gizi kurang pada balita dengan indikator meningkatnya status kesehatan dan
gizi masyarakat.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Pengertian Program Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang
(SDIDTK) ?
2. Apa saja sasaran yang dituju ?
3. Apa saja tujuan yang akan dituju ?
4. Apa saja Landasan Hukum yang akan dituju ?
5. Apa saja Jenis Kegiatan SDIDTK ?
6. Apa saja Intervensi Dini Penyimpangan Perkembangan Anak ?
7. Apa saja Rujukan Dini Penyimpangan Perkembangan Anak ?

C. TUJUAN
1. Untuk Mengetahui Pengertian Program Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini
Tumbuh Kembang (SDIDTK) !
2. Untuk Mengetahui sasaran yang dituju !
3. Untuk Mengetahui tujuan yang akan dituju !
4. Untuk Mengetahui Landasan Hukum yang akan dituju !
5. Untuk Mengetahui Jenis Kegiatan SDIDTK !
6. Untuk Mengetahui Intervensi Dini Penyimpangan Perkembangan Anak !
7. Untuk Mengetahui Rujukan Dini Penyimpangan Perkembangan Anak !
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PROGRAM STIMULASI, DETEKSI DAN INTERVENSI DINI


TUMBUH KEMBANG (SDIDTK)
Program SDIDTK merupakan program pembinaan tumbuh kembang anak secara
komprehensif dan berkualitas melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini
penyimpangan tumbuh kembang pada masa lima tahun pertama kehidupan,
diselenggarakan dalam bentuk kemitraan antara keluarga (orang tua, pengasuh anak dan
anggota keluarga lainnya), masyarakat (kader, tokoh masyarakat, organisasi profesi,
lembaga swadaya masyarakat) dengan tenaga professional (kesehatan, pendidikan dan
sosial).
Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak umur 0-6 tahun
agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Setiap anak perlu mendapat stimulasi
rutin sedini mungkin dan terus menerus pada setiap kesempatan.
Stimulasi tumbuh kembang anak dilakukan oleh ibu dan ayah yang merupakan
orang terdekat dengan anak, pengganti ibu/pengasuh anak, anggota keluarga lain dan
kelompok masyarakat di lingkungan rumah tangga masing-masing dan dalam kehidupan
sehari-hari. Kurangnya stimulasi dapat menyebabkan penyimpangan tumbuh kembang
anak bahkan gangguan yang menetap.
Kemampuan dasar anak yang dirangsang dengan stimulasi terarah adalah
kemampuan gerak kasar, kemampuan gerak halus, kemampuan bicara dan bahasa serta
kemapuan sosialisasi dan kemandirian.
Deteksi dini tumbuh kembang anak adalah kegiatan/pemeriksaan untuk
menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak pra
sekolah. Dengan ditemukan secara dini penyimpangan/masalah tumbuh kembang anak,
maka intervensi akan lebih mudah dilakukan, tenaga kesehatan juga mempunyai waktu
dalam membuat rencana tindakan/intervensi yang tepat, terutama ketika harus melibatkan
ibu/keluarga. Bila penyimpangan terlambat diketahui, maka intervensinya akan lebih sulit
dan hal ini akan berpengaruh pada tumbuh kembang anak.
Intervensi dini penyimpangan perkembangan adalah tindakan tertentu pada anak
yang perkembangan kemampuannya menyimpang karena tidak sesuai dengan umurnya.
Penyimpangan perkembangan bisa terjadi pada salah satu atau lebih kemampuan anak
yaitu kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, serta sosialisasi dan
kemandirian anak

Sejak tahun 2007, Kementerian Kesehatan bekerjasama dengan lkatan Dokter


Anak Indonesia (IDAI) telah menyusun instrumen stimulasi, deteksi dan intervensi dini
tumbuh kembang untuk anak umur 0 sampai dengan 6 tahun, yang diuraikan dalam
Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan lntervensi Dini Tumbuh Kembang
(SDIDTK) Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Untuk mendukung
implementasinya, maka pada tahun 2015 dilakukan revisi pada pedoman tersebut dengan
menggabungkan buku pedoman pelaksanaan dan instrument SDIDTK agar lebih
sederhana dan memudahkan pelayanan. Dengan demikian, diharapkan semua balita dan
anak prasekolah mendapatkan pelayanan SDIDTK.

Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak umur 0-6 tahun
agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal.Setiap anak perlu mendapat stimulasi
rutin sedini mungkin dan terus menerus pada setiap kesempatan. Stimulasi tumbuh
kembang anak dilakukan oleh ibu dan ayah - yang merupakan orang terdekat dengan
anak, pengganti ibu/pengasuh anak, anggota keluarga lain dan kelompok masyarakat di
lingkungan rumah tangga masingmasing dan dalam kehidupan sehari-hari.
Kurangnyastimulasi dapatmenyebabkan penyimpangan tumbuh kembang anak bahkan
gangguan yang menetap.

Kemampuan dasar anak yang dirangsang dengan stimulasi terarah adalah


kemampuan gerak kasar,kemampuan gerak halus, kemampuan bicara dan bahasa serta
kemampuan sosialisasi dan kemandirian. Dalam melakukan stimulasi tumbuh kembang
anak, ada beberapa prinsip dasar yang perlu diperhatikan, yaitu:

a.Stimulasi dilakukan dengan dilandasi rasa cinta dan kasih sayang.


b. Selalu tunjukkan sikap dan perilaku yang baik karena anak akan meniru tingkah
laku orang-orang yang terdekat dengannya.
c.Berikan stimulasi sesuai dengan kelompok umur anak.
d. Lakukan stimulasi dengan cara mengajak anak bermain, bemyanyi, bervariasi,
menyenangkan, tanpa paksaan dan tidak ada hukuman.
e.Lakukan stimulasi secara bertahap dan berkelanjutan sesuai umur anak, terhadap ke
4 aspek kemampuan dasar anak.
f. Gunakan alat bantu/permainan yang sederhana, aman dan ada di sekitar anak.
g. Berikan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan.
h. Anak selalu diberi pujian, bila perlu diberi hadiah atas keberhasilannya.

B. SASARAN
a. Sasaran langsung
Semua anak umur 0 sampai 6 tahun yang ada di wilayah kerja Puskesmas
b. Sasaran tidak langsung
1) Tenaga kesehatan yang bekerja di lini terdepan (dokter, bidan perawat, ahli gizi,
penyuluh kesehatan masyarakat, dan sebagainya).
2) Tenaga pendidik, petugas lapangan KB, petugas sosial yang terkait dengan
pembinaan tumbuh kembang anak.
3) Petugas sector swasta dan profesi lainnya.

C. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Agar semua balita umur 0 5 tahun dan anak pra sekolah umur 5-6 tahun tumbuh
dan berkembang secara optimal sesuai dengan potensi genetiknya sehingga berguna
bagi nusa dan bangsa serta mampu bersaing di era global melalui kegiatan stimulasi,
deteksi dan intervensi dini.
b. Tujuan Khusus
1. Terselenggaranya kegiatan stimulasi tumbuh kembang pada semua balita dan
anak pra sekolah di wilayah kerja Puskesmas.
2. Terselenggaranya kegiatan deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang pada
semua balita dan anak pra sekolah di wilayah kerja Puskesmas.
3. Terselenggaranya intervensi dini pada semua balita dan anak pra sekolah dengan
penyimpangan tumbuh kembang.
4. Terselenggaranya rujukan terhadap kasus-kasus yang tidak bisa ditangani di
Puskesmas.

D. LANDASAN HUKUM
a. Undang – undang No.23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan UU No. 35
TAhun 2014 tentang perubahan UU No.23 Tahun 2003.
b. UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
c. Peraturan Menteri Kesehatan No. 25 TAhun 2014 tentang Upaya Kesehatan
Anak.
d. Peraturan menteri Kesehatan No. 66 Tahun 2014 tentang Pemantauan
Pertumbuhan, Perkembangan dan Gangguan Tumbuh Kembang Anak.
e. Peraturan Menteri Kesehatan No. 75 tentang Puskesmas
f. Peraturan Menteri Pendidikan dan kebudayaan No. 146 Tahun 2014 tentang
Kurikulum PAUD.

E. JENIS KEGIATAN SDIDTK


a. Deteksi Dini Penyimpangan Pertumbuhan
1) Pengukuran Berat Badan Terhadap Tinggi Badan (BB/TB)
a) Tujuan pengukuran BB/TB adalah untuk menentukan status gizi anak, normal,
kurus, kurus sekali atau gemuk.
b) Jadwal pengukuran BB/TB disesuaikan dengan jadwal DDTK. Pengukuran dan
penilaian BB/TB dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih, yaitu tenaga kesehatan
yang telah mengikuti pelatihan SDIDTK.
2) Pengukuran Lingkar Kepala Anak (LKA).
Tujuan pengukuran LKA adalah untuk mengetahui lingkaran kepala anak dalam
batas normal atau diluar batas normal Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan
dilakukan di semua tingkat pelayanan. Adapun pelaksana dan alat yang digunakan
dapat dilihat pada tabel
Tingkat Pelayanan Pelaksana Alat yang
Digunakan

Keluarga masyarakat  Orang tua  KMS


 Kader kesehatan  Timbangan
 Petugas PAUD, dacin
BKB, TPA dan Guru
TK

Puskesmas  Dokter  Table BB/TB


 Bidan  Grafik LK
 Ahli gizi  Timbangan
 Petugas lain  Alat ukur tinggi
badan
 Pita pengukur
lingkar kepala

Sumber: Buku Pedoman pelaksanaan SDIDTK

b. Deteksi Dini Penyimpangan

Perkembangan Deteksi ini dilakukan di semua tingkat pelayanan. Pelaksana dan alat yang
digunakan dapat dilihat pada table di bawah

Tingkat Pelayanan Pelaksana Alat yang Digunakan


Keluarga dan  Orang tua Buku KIA
Masyarakat  Kader kesehatan,  KPSP
BKB, TPA  TDL
 Petugas pusat  TDD
PAUD terlatih
 Guru TK terlatih

Puskesmas  Dokter  KPSP


 Bidan  TDL
 Perawat  TDD

Sumber: Buku Pedoman pelaksanaan SDIDTK

Keterangan :

Buku KIA : Buku Kesehatan Ibu dan Anak

KPSP : Kuesioner Pra Skrining Perkembangan

TDL : Tes Daya Lihat

TDD : Tes Daya Dengar

BKB : Bina Keluarga Balita

TPA : Tempat Penitipan Anak Pusat

PAUD : Pusat Pendidikan Anak Usia Dini

TK : Taman Kanak-kanak

1) Skrining/pemeriksaan perkembangan anak menggunakan Kuesioner Pra Skrining


Perkembangan (KPSP) Tujuan pemeriksaan perkembangan menggunakan KPSP adalah
untuk mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan.
2) Tes Daya Dengar (TDD) Tujuan tes daya dengar adalah untuk menemukan gangguan
pendengaran sejak dini, agar dapat segera ditindaklanjuti untuk meningkatkan
kemampuan daya dengar dan bicara anak.
3) Tes Daya Lihat (TDL) Tujuan TDL adalah untuk mendeteksi secara dini kelainaan daya
lihat agar segera dapat dilakukan tindakan lanjutan sehingga kesempatan untuk
memperoleh ketajaman penglihatan menjadi lebih besar.

c. Deteksi Dini Penyimpangan Mental Emosional


Deteksi dini penyimpangan mental emosional adalah kegiatan/ pemeriksaan untuk
menemukan gangguan secara dini adanya masalah emosional, autisme dan gangguan
pemusatan perhatian dan hiperaktivitas pada anak, agar dapat segera dilakukan tindakan
intervensi. Bila penyimpangan mental emosional terlambat diketahui maka intervensinya
akan lebih sulit dan hal ini akan berpengaruh pada tumbuh kembang anak. Deteksi ini
dilakukan oleh tenaga kesehatan.
1) Deteksi dini masalah mental emosional pada anak pra sekolah. Bertujuan untuk
mendeteksi secara dini adanya penyimpangan/ masalah mental emosional pada anak
pra sekolah
2) Deteksi dini autis pada anak pra sekolah. Bertujuan untuk mendeteksi secara dini
adanya autis pada anak umur 18 bulan sampai 36 bulan. 

F. INTERVENSI DINI PENYIMPANGAN PERKEMBANGAN ANAK

Tujuan intervensi dan rujukan dini perkembangan anak adalah untuk mengoreksi,
memperbaiki dan mengatasi masalah atau penyimpangan perkembangan sehingga anak
dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan potensinya. Waktu yang
paling tepat untuk melakukan intervensi dan rujukan dini penyimpangan perkembangan
anak adalah sesegera mungkin ketika usia anak masih di bawah lima tahun.1,27

Tindakan intervensi dini tersebut berupa stimulasi perkembangan terarah yang


dilakukan secara intensif di rumah selama 2 minggu, yang diikuti dengan evaluasi hasil
intervensi stimulasi perkembangan.

G. RUJUKAN DINI PENYIMPANGAN PERKEMBANGAN ANAK

Rujukan diperlukan jika masalah/penyimpangan perkembangan anak tidak dapat


ditangani meskipun sudah dilakukan tindakan intervensi.

Rujukan penyimpangan tumbuh kembang dilakukan secara berjenjang sebagai


berikut:

a. Tingkat keluarga dan masyarakat Keluarga dan masyarakat (orang tua,


anggota keluarga lainnya dan kader) dianjurkan untuk membawa anak ke
tenaga kesehatan di Puskesmas dan jaringan atau Rumah Sakit. Orang tua
perlu diingatkan membawa catatan pemantauan tumbuh kembang buku KIA
b. Tingkat Puskesmas dan jaringannya Pada rujukan dini, bidan dan perawat di
posyandu, Polindes, Pustu termasuk Puskesmas keliling, melakukan tindakan
intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang sesuai standar pelayanan yang
terdapat pada buku pedoman. Bila kasus penyimpangan tersebut ternyata
memerlukan penanganan lanjut, maka dilakukan rujukan ke tim medis di
Puskesmas.
c. Tingkat Rumah Sakit Rujukan Bila kasus penyimpangan tersebut tidak dapat
di tangani di Puskesmas maka perlu dirujuk ke Rumah Sakit Kabupaten yang
mempunyai fasilitas klinik tumbuh kembang anak dengan dokter spesialis
anak, ahli gizi serta laboratorium/pemeriksaan penunjang diagnostic. Rumah
Sakit Provinsi sebagai tempat rujukan sekunder diharapkan memiliki klinik
tumbuh kembang anak yang didukung oleh tim dokter spesialis anak,
kesehatan jiwa, kesehatan mata, THT, rehabilitasi medic, ahli terapi, ahli gizi
dan psikolog.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Program SDIDTK merupakan program pembinaan tumbuh kembang anak secara
komprehensif dan berkualitas melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini
penyimpangan tumbuh kembang pada masa lima tahun pertama kehidupan,
diselenggarakan dalam bentuk kemitraan antara keluarga (orang tua, pengasuh anak dan
anggota keluarga lainnya), masyarakat (kader, tokoh masyarakat, organisasi profesi,
lembaga swadaya masyarakat) dengan tenaga professional (kesehatan, pendidikan dan
sosial).
Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak umur 0-6 tahun
agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Setiap anak perlu mendapat stimulasi
rutin sedini mungkin dan terus menerus pada setiap kesempatan.
Kemampuan dasar anak yang dirangsang dengan stimulasi terarah adalah
kemampuan gerak kasar,kemampuan gerak halus, kemampuan bicara dan bahasa serta
kemampuan sosialisasi dan kemandirian.

B. SARAN
Bagi para pemcaba terkhususkan mahasiswa kebidanan diharapkan mampu mengerti dan
memahami Stimulasi, Deteksi Dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (Sdidtk).
Demikian makalah ini penulis buat, sebagaimana pepatah mengatakan “tiada gading yang
tak retak”. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA
Maritalia, Dewi. 2009. Analisis Pelaksanaan Program Stimulasi, Deteksi dan Intervensi
Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) Balita dan Anak Pra Sekolah di Puskesmas Kota
Semarang. Tesis.Program Pascasarjana Universitas Diponegoro, Semarang. 126 hal

AH Siburan. 2018. Laporan Stimulasi, Deteksi Dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (Sdidtk).
http://repository.helvetia.ac.id/285/2/BAB%20I-III.pdf. Diakses Pada tanggal 25 Maret 2021
Pukul 20.00 WITA

Anda mungkin juga menyukai