Pernikahan Beda Agama Menurut Islam
Pernikahan Beda Agama Menurut Islam
Pernikahan Beda Agama Menurut Islam
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah “Masail Fiqh”
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
PACITAN
2020
KATA PENGANTAR
Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Masail Fiqh. Adapun isi dari makalah yaitu menjelaskan tentang Pernikahan Beda Agama
Menurut Islam.
Kami berterima kasih kepada Bpk. Achmad Ridlowi, S.H.I, M.Pd.I selaku dosen mata
kuliah Masail Fiqh yang telah memberikan arahan serta bimbingan, dan juga kepada semua
pihak yang telah membantu baik langsung maupun tidak langsung dalam penulisan makalah
ini.
Seperti pepatah mengatakan “Tak ada gading yang tak retak”. Kami menyadari makalah
ini masih jauh dari sempurna. Hal ini semata-mata karena keterbatasan kemampuan kami
sendiri. Oleh karena itu, sangatlah kami harapkan saran dan kritik yang positif dan
membangun dari semua pihak agar makalah ini menjadi lebih baik dan berdaya guna di masa
yang akan datang.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I Pendahuluan
C. Tujuan ......................................................................................................................... 2
BAB II Pembahasan
A. Pengertian ................................................................................................................... 3
Simpulan ..................................................................................................................... 7
Daftar Pustaka....................................................................................................................... 8
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Nikah
4. Untuk menghasilkan keturunan yang sah secara biologis dan secara syari’at
Dalam Islam, menikah bukan hanya menyatukan dua manusia, melainkan ada
aturan atauran yang harus diperhatikan, sehingga dengan aturan aturan itu
menimbulkan adanya pernikahan yang sah dan tidak sah, serta pernikahan yang
diperbolehkan dan tidak diperbolehkan, lantas bagaimana dengan pernikahan beda
agama ?
3
Dalam beberapa literatur dan juga kitab-kitab Tafsir disebutkan perbedaan
pendapat apakah selain wanita Ahli Kitab, seorang Muslim boleh menikahinya?
Artinya ulama berbeda pendapat tentang kebolehan menikahi wanita non-Muslim
yang dari selain Ahli Kitab.
Adapun jika keadaannya terbalik, wanita muslim menikahi laki laki non
muslim (kafir / musyrik) Ijma’ (konsensus) ulama: tidak diperbolehkan seorang wanita
Muslimah menikah dengan laki-laki non-Muslim, apapun jenis ke-non-Muslimannya.
Entah itu dia seorang Nasrani, Yahudi, Budha, Hindu atau agama pun, yang penting ia
bukanlah seorang Muslim.
Yang sedikit berbeda pendapatnya hanyalah Imam Malik dan Imam Ahmad
bin Hanbal, dimana mereka berdua tidak melarang hanya memkaruhkan menikahi
wanita kitabiyah selama ada wanita muslimah.
Pendapat yang mengatakan bahwa nasrani itu musyrik adalah pendapat Ibnu
Umar. Beliau mengatakan bahwa nasrani itu musyrik. Selain itu ada Ibnu Hazm yang
mengatakan bahwa tidak ada yang lebih musyrik dari orang yang mengatakan bahwa
tuhannya adalah Isa. Sehingga menurut mereka menikahi wanita ahli kitab itu haram
hukumnya karena mereka adalah musyrik.
Namun jumhur Ulama tetap mengatakan bahwa wanita kitabiyah itu boleh
4
dinikahi, meski ada perbedaan dalam tingkat kebolehannya. Namun demikian, wanita
muslimah yang komitmen dan bersungguh-sungguh dengan agamanya tentu lebih
utama dan lebih layak bagi seorang muslim dibanding wanita ahlul kitab. Juga apabila
ia khawatir terhadap akidah anak-anak yang lahir nanti, serta apabila jumlah pria
muslim sedikit sementarawanita muslimah banyak, maka dalam kondisi demikian ada
yang berpendapat haram hukumnyapria muslim menikah dengan wanita non muslim.
Secara ringkas hukum nikah beda agama bisa kita bagi menjadi demikian :
Islam menjamin kebebasan aqidah bagi isterinya, serta mlindungi hak-hak dan
kehormatannnya dengan syariat dan bimbingannya. Akan tetapi, agama lain seperti
nasrani dan yahudi tidak pernah memberikan jaminan kepada isteri yang berlainan
agama.
ُ
ِ َّك َولَوْ أَ ْع َجبَ ُك ْم أولَئِكَ يَ ْد ُعونَ إِلَى الن
ار ٍ َوال تُ ْن ِكحُوا ْال ُم ْش ِر ِكينَ َحتَّى ي ُْؤ ِمنُوا َولَ َع ْب ٌد ُم ْؤ ِم ٌن خَ ْي ٌر ِم ْن ُم ْش ِر
5
(al mumtahanah 10)
“…mereka (wanita-wanita mukmin) tiada halal bagi orang-orang kafir itu dan orang-
orang kafir itu tiada halal pula bagi mereka… “ (QS: Al-Mumtahanah: 10)
Dua ayat ini secara tegas mengatakan bahwa wanita Muslimah itu haram dinikahkah
dengan orang kafir bagaimana pun alasannya. Dan ulama telah mengatakan bahwa ini
adalah Ijma’ ulama.
Jika suatu hukum itu sudah dihukumi oleh sebuah Ijma’, maka sudah tidak ada
lagi perselisihan pendapat didalamnnya. Begitu suatu masalah dihukumi, dan hukum
itu tidak diperselisihkan oleh ulama yang lain, maka itu menjadi ijma’. Dan ketika
sudah menjadi Ijma’, sudah tidak perlu lagi dipertanyakan. Ini prinsip yang dipegang
oleh para fuqaha’ (ahli fiqih).
Adapun ayat yang terkandung dalam surah Al-Maidah ayat 5, seperti dibawah
ini:
(al maidah 5)
Ayat ini ialah takhshish [ ]تخصيصuntuk ayat 221 surah al-Baqarah diatas.
Disebutkan bahwa wanita non-Muslim (musyrik) itu tidak boleh dinikahi oleh laki-
laki Muslim. Pada ayat ini terjadi pengkhususan, bahwa larangan yang ada di surah al-
Baqarah itu untuk wanita musyrik saja, sedangkan Ahli Kitab, dibolehkan.
Artinya bahwa kalau wanita itu Ahli Kitab, tetap boleh. Walaupun ia seorang
wanita kafir. Karena yang dilarang itu ialah wanita kafir yang selain Ahli Kitab.
PENUTUP
A. Simpulan
Dalil mengenai pernikahan beda agama tertulis dalam al quran secara jelas
dalam QS: Al-Baqarah: 221.
7
DAFTAR PUSTAKA
http://www.hidayatullah.com/artikel/tsaqafah/read/2014/09/10/29159/islam-dan-pernikahan-
beda-agama-bagian-1.html/2#.VCC73mPCd6l
https://id-id.facebook.com/notes/von-edison-alouisci/hukum-islam-dalam-pernikahan-beda-
agama/235443739805678
http://almanhaj.or.id/content/3232/pernikahan-dalam-islam/
http://ahmadzain.com/
http://masuk-islam.com/