Kliping Bencana Alam Jelita

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

KLIPING

BENCANA ALAM

DI SUSUN
OLEH :

JELITA
KELAS XI IPS 2

SMA NEGERI 1 TIRAWUTA


TAHUN PELAJARAN 2021/2022
1. Bencana Alam Tsunami Ende

Tsunami yang terjadi di Pulau Flores Nusa Tenggara Timur (NTT) ini

berlangsung pada tanggal 12 Desember 1992. Sekitar 25 tahun lalu, tsnumai

ini menerjang pulau Flores yang diawali dengan gempa bumi dahsyat

berkekuatan 7,8 SR. Gempa ini berpusat di Lepas pantai Utara bagian Timur

Pulau Flores

Saking hebatnya gempa tersebut, masyarakat Bali juga ikut merasakan

guncangannya. Padahal jaraknya hampir 700 km ke arah Barat. Setelah

gempa, barulah tsunami menerjang dan menghempaskan pulau Flores

Diketahui bahwa pusat gempa terjadi pada kedalaman 35 km Barat Laut

Maumere, sebuah kota terbesar di Pulau Flores. Gempa tidak hanya terjadi

sekali, setelah gempa pertama terjadi, beberapa menit kemudian muncul

gempa-gempa susulan

Setidaknya tercatat lebih dari 900 kali gempa susulan yang terpantau selama

6 hari yaitu tanggal 30 Desember – 5 Januari 1992

Akibat dari gempa dan tsunami tersebut, kawasan pantai Barat Tanjung

Batumerak mengalami pergeseran hingga 1,1 m subsidence di sisi timur dan di

desa Kolisia bergeser hingga 1,6 m.

Selain dampak geografis, gempa dan tsunami tersbut juga berdampak pada

populasi manusia, di mana sekitar 2000 orang meninggal. Dan telah merusak

lebih dari 18000 rumah.


2. Gempa Bumi

Gambar: Bencana  Alam Gempa Bumi

Gempa bumi adalah goncangan yang mengguncang suatu daerah mulai dari yang

tingkat rendah sampai tingkat tinggi yang membahayakan. Kebanyakan gempa

bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang

dilakukan oleh lempengan yang bergerak. Gempa bumi biasanya terjadi di

perbatasan lempengan-lempengan tersebut. Beberapa gempa bumi lain juga

dapat terjadi karena pergerakan magma di dalam gunung berapi. Gempa bumi

seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan gunung berapi.

Gempa bumi merupakan gejala alam yang sampai sekarang masih sulit untuk

diperkirakan kedatangannya. Sehingga dapat dilihat bahwa gejala alam ini

sifatnya seolah-olah mendadak dan tidak teratur. Dengan sifat seperti ini,

ketika usaha-usaha untuk memperkirakan masih belum menampakkan hasil,

maka usaha yang paling baik dalam mempersiapkan diri dengan cara mengatasi

bencana alam ini adalah dengan mitigasi.

Mitigasi  yaitu mengurangi kerugian yang akan ditimbulkan oleh bencana.

Usaha mitigasi adalah meningkatkan ketahanan dan kesiapsiagaan masyarakat

dalam menghadapi bencana alam sehingga risiko bencana alam dapat dikurangi.
3. Bencana Alam Gunung Tambora

Pada bulan April 1815, Gunung Tambora menunjukan keperkasaannya. Indikasi

letusan sebenarnya sudah terlihat pada tahun 1812, yang mana aktivitas

gunung tersebut menjadi lebih aktif

Letusan Gunung Tambora masuk kedalam tujuh VEI (Volcanic Explosivity

Index) atau Indeks Letusan Gunung Internasional. Menurut data dari VEI,

semburan tefrit yang dihasilkan letusan gunung Tambora sebesar 1.6 x 10¹¹

meter kubik

Saat itu, semburan Gunung Tambora mengakibatkan iklim global berubah

dalam waktu yang cukup lama. Tepatnya tanggal 15 Juli 1815, aktivitas Gunung

Tambora baru berhenti

Letusan ini juga diikuti tsunami dari berbagai pantai di Nusa Tenggara Barat

(NTB). Puncaknya pada tangga 10 April 1815 tsunami terjadi dengan

ketinggian 4 meter

Abu vulkanik pada saat itu mencapi tinggi 43 km. Abu vulkanik tersebut

melayang dan menyebar ke penjuru dunia akibat dari lemahnya daya tarik

gravitasi

Debu-debu ini mengendap di lapisan troposper selama beberapa tahun

kemudian turun bersamaan dengan hujan dan kembali ke bumi

Korban jiwa akibat dari letusan juga sangat banyak, yaitu mencapai 92.000

jiwa! Jadi bisa dibayangkan betapa dahsyatnya bencana alam tersebut


4. Gunung Meletus

Gambar: Bencana Alam Gunung Meletus

Gunung meletus adalah gunung yang memuntahkan materi-materi dari dalam

bumi seperti debu, awan panas, asap, kerikil, batu-batuan, lahar panas, lahar

dingin, magma, dan lain sebagainya. Gunung meletus biasanya bisa diprediksi

waktunya sehinggi korban jiwa dan harta benda bisa diminimalisir.

Magma adalah cairan pijar yang terdapat di dalam lapisan bumi dengan suhu

yang sangat tinggi, yakni diperkirakan lebih dari 1.000 °C. Cairan magma yang

keluar dari dalam bumi disebut lava. Suhu lava yang dikeluarkan bisa mencapai

700-1.200 °C. Letusan gunung berapi yang membawa batu dan abu dapat

menyembur sampai sejauh radius 18 km atau lebih, sedangkan lavanya bisa

membanjiri sampai sejauh radius 90 km.

Tidak semua Gunung berapi  sering meletus. Gunung berapi yang sering

meletus disebut gunung berapi aktif.


5. Tanah Longsor

Gambar: Bencana Alam Tanah Longsor 

Tanah longsor merupakan jenis gerakan tanah. Tanah longsor sendiri

merupakan gejala alam yang terjadi di sekitar kawasan pegunungan. Semakin

curam kemiringan lereng suatu kawasan, semakin besar pula kemungkinan

terjadi longsor. Longsor terjadi saat lapisan bumi paling atas dan bebatuan

terlepas dari bagian utama gunung atau bukit. Pada dasarnya sebagian besar

wilayah di Indonesia merupakan daerah perbukitan atau pegunungan yang

membentuk lahan miring. Lahan atau lereng yang kemiringannya melampaui

20° umumnya berbakat untuk bergerak atau longsor. Tapi tidak selalu lereng

atau lahan yang miring berpotensi untuk longsor. 


6. Angin Topan / Angin Puting Beliung

Gambar: Bencana Alam Angin Topan

Angin puting beliung adalah angin yang berputar dengan kecepatan lebih dari

63 km/jam yang bergerak secara garis lurus dengan lama kejadian maksimum

5 menit. Orang awam menyebut angin puting beliung adalah angin “Leysus”, di

daerah Sumatera disebut “Angin Bohorok” dan masih ada sebutan lainnya.

Angin jenis ini yang ada di Amerika yaitu “Tornado” mempunyai kecepatan

sampai 320 km/jam dan berdiameter 500 meter. Angin puting beliung sering

terjadi pada siang hari atau sore hari pada musim pacaroba. Angin ini dapat

menghancurkan apa saja yang diterjangnya, karena dengan pusarannya benda

yang terlewati terangkat dan terlempar


7. Kebakaran Liar

Gambar: Bencana Kebakaran Liar

Kebakaran liar, atau juga kebakaran hutan, kebakaran vegetasi, kebakaran

rumput, atau kebakaran semak, adalah sebuah kebakaran yang terjadi di alam

liar, tetapi dapat juga memusnahkan rumah-rumah atau sumber daya

pertanian. Penyebab umum termasuk petir, kecerobohan manusia musim

kemarau dan pencegahan kebakaran hutan kecil adalah penyebab utama

kebakaran hutan besar.

Kebakaran hutan dalam bahasa Inggris berarti "api liar" yang berasal dari

sebuah sinonim dari api yunani, sebuah bahan seperti napalm yang digunakan

di eropa Pertengahan sebagai senjata maritim.

 
8. Pemanasan Global / Global Warming

  Gambar: Bencana Pemanasan Global/Global Warming

Pengertian global warming- Pemanasan global adalah peristiwa meningkatnya

suhu rata-rata atmosfer bumi, laut dan daratan bumi. Temperature rata-rata

bumi secara global meningkat 0.74 ± 0.18 °C selama seratus tahun

terakhir.Pemanasan global warmimg disebabkan oleh efek rumah kaca, efek

timbal balik, variasi matahari


9. Kekeringan

Gambar: Bencana Alam Kekeringan

Kekeringan adalah merupakan salah satu bencana yang sulit dicegah dan

datang berulang. Secara umum pengertian kekeringan adalah ketersediaan air

yang jauh di bawah dari kebutuhan air untuk kebutuhan hidup, pertanian,

kegiatan ekonomi dan lingkungan. Terjadinya kekeringan di suatu daerah bisa

menjadi kendala dalam peningkatan produksi pangan di daerah tersebut. Di

Indonesia pada setiap musim kemarau hampir selalu terjadi kekeringan pada

tanaman pangan dengan intensitas dan luas daerah yang berbeda tiap

tahunnya.

Kekeringan merupakan salah satu fenomena yang terjadi sebagai dampak

penyimpangan iklim global seperti el-nino dan Osilasi Selatan. Dewasa ini

bencana kekeringan semakin sering terjadi bukan saja pada periode tahun-

tahun El Nino, tetapi juga pada periode tahun dalam keadaan kondisi normal
10. Gempa Bumi

Gempa Mengguncang Pesisir Barat Lampung dan Lombok Utara

Terdapat 2 wilayah di Indonesia yang diguncang oleh bencana gempa pada

beberapa hari ini. Gempa berkekuatan magnitudo 4 terjadi di pesisir barat

Lampung dengan pusat lindu berada di laut.

Dari keterangan resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika

(BMKG) telah dilaporkan ketika gempa terjadi, getaran dalam skala I-II

MMI (Modified Mercalli Intensity) dirasakan di wilayah Liwa

Ada pun lokasi gempa menurut BMKG berada pada koordinat titik 5,44

Lintang Selatan (LS) dan 103,75 Bujur Timur (BT). Atau tepatnya di 34 km

barat daya Pesisir Barat. Sedangkan dari analisa BMKG, gempa ini

berkekuatan magnitudo 4.

Sedangkan pusat gempa berdasarkan data yang dikeluarkan oleh lembaga

BMKG, terjadi di laut pada kedalaman 12 km. Hingga kini belum ada

informasi terkait dampak kerusakan yang ditimbulakan akibat gempa.

Lalu bagaimana cara menghadapi gempa? Pastikan bahwa struktur dan letak

rumah mu bisa terhindar dari bahaya yang disebabkan oleh gempa, seperti

longsor atau likuefaksi. Evaluasi dan renovasi ulang struktur bangunan mu

supaya terhindar dari bahaya gempabumi. Lalu lakukan P3K dan alat

pemadam kebakaran dan catat nomor telepon penting yang dapat dihubungi

pada saat terjadi gempa bumi

Anda mungkin juga menyukai