Umj 1x Auliasitis 5295 1 Artikel
Umj 1x Auliasitis 5295 1 Artikel
Umj 1x Auliasitis 5295 1 Artikel
Aulia Siti Sholeha1, Ns. Supriyadi, S.Kep., M. Kes.2, Ns. Sasmianto, S.Kep.,
M.Kes3
Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Jember
Jl. Karimata 49 Jember Telp: (0331) 332240 Fax: (0331) 337957
Email:[email protected]: http://fikesunmuhjember.ac.id Email:
[email protected]
ABSTRAK
1
ABSTRACT
2
PENDAHULUAN dan Kalimantan Barat yaitu
A. Latar Belakang sebesar 11,1%. Prevalensi
Diabetes mellitus penderita DM di Jawa Timur yaitu
merupakan salah satu penyakit 2,1% menempati peringkat 5 di
kronis, Diabetes Mellitus dapat Indonesia dengan jumlah penderita
diartikan sebagai salah satu 605.974 jiwa, kabupaten jember
gangguan metabolisme yang tanpa komplikasi mempunyai
ditandai dengan tingginya kadar jumlah 5.528 jiwa awal tahun 2013.
gula darah dan gangguan DM tergolong penyakit menahun,
metabolisme karbohidrat, lemak, maka perlu adanya pencegahan
dan protein karena adanya komplikasi lebih lanjut (Perkeni,
resistensi (ketidak mampuan 2011).
bekerja dengan baik) dari insulin Penderita diabetes melitus
atau bahkan insulin tidak bekerja apabila tidak melakukan kepatuhan
sama sekali (IDF, 2015). untuk mengikuti pelayanan
International Diabetes kesehatan kadar gula darah tinggi
Federation (IDF) pada tahun 2009 secara lambat laun akan
memprediksi kenaikan jumlah mengakibatkan jangka panjang
penyandang DM dari 7 juta pada berbagai komplikasi, adapun
tahun 2009 menjadi 12 juta pada komplikasi meliputi koma
tahun 2030. Laporan hasil Riset hipoglikemia, koma hiperosmolar
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun non ketotik, ketoasidosis
2007 oleh Departemen Kesehatan, (Brashers, 2008). Komplikasi kronis
menunjukkan bahwa prevalensi meliputi penyakit mikrovaskular
DM di daerah urban Indonesia termasuk gangguan penglihatan
untuk usia diatas 15 tahun sebesar (diabetic retinopathy), gangguan
5,7%. Prevalensi terkecil terdapat ginjal (nefhropathy), dan kerusakan
di Propinsi Papua sebesar 1,7% dan pada pembuluh darah (diabetic
terbesar di Propinsi Maluku Utara neuropathy) (Baradeo, dkk. 2009).
3
Penyakit diabetes ini tidak c. Menganalisis hubungan
bisa di sembuhkan total, namun kepatuhan mengikuti program
bisa di kendalikan dan juga pengelolaan penyakit kronis
mengikuti kepatuhan yang baik (prolanis) di klinik dr. M.
tentunya dengan rajin dalam hal Suherman Jember.
mengontrol kadar gula darah. METODE PENELITIAN
Kepatuhan yang ketat ini akan Penelitian ini merupakan
mencegah terjadinya komplikasi penelitian kuantitataif,
pada pasien dengan diabetes, menggunakan rancangan
pentingnya ialah menjaga kadar korelasional dengan pendekatan
gula darah pasien itu sendiri dalam prospektif. Populasi pada penelitaian
kategori yang baik dan seimbang ini adalah seluruh peserta prolanis
dalam artian tidak terlalu tinggi dan yang menderita diabetes melitus di
juga tidak terlalu rendah kadar gula Klinik dr. M. Suherman Jember
darahnya (normal). dengan jumlah 50 responden.
B. Tujuan Penelitian Besar sampel pada penelitian
1. Tujuan Umum ini adalah 50 responden pasien
Menganalisis kepatuhan diabetes melitus yang mengikuti
mengikuti program pengelolaan program pengelolaan penyakit
penyakit kronis (prolanis) dengan kronis di klinik dr M. Suherman
stabilitas gula darah pada Jember.. Teknik pengambilan
penderita diabetes melitus. sampling yang digunakan oleh
2. Tujuan Khusus peneliti ini adalah total sampling.
a. Mengidentifikasi kepatuhan 1. Kriteria inklusi dalam penelitian
mengikuti prolanis sebagai berikut:
pengelolaan penyakit kronis a. Bersedia menjadi responden.
(prolanis) di Klinik dr. M. b. Responden mengikuti
Suherman Jember. program pengelolaan penyakit
b. Mengidentifikasi stabilitas kronis (prolanis) di klinik dr
gula darah pada penderita M. Suherman Jember >6
diabetes melitus di Klinik dr. bulan
M. Suherman Jember.
4
c. Responden memiliki riwayat Jenis
F %
Kelamin
penyakit DM
Laki-laki 6 11.8
2. Kriteria eksklusi dalam penelitian Perempuan 42 86.3
sebagai berikut: Total 50 100
Berdasarkan tabel 5.1 diatas
a. Terdapat keadaan atau
menunjukkan bahwa jumlah
penyakit lain yang dapat
responden perempuan lebih
mengganggu pengukuran atau
banyak dibandingkan dengan
interpretasi,
jumlah responden laki-laki.
b. Terdapat keadaan yang
mengganggu 2. Umur
kemampulaksanaan, seperti Tebel 5.2 Distribusi Frekuensi
pasien yang tidak mempunyai Umur Responden di Klinik dr.
tempat tinggal tetap, hingga M Suherman Jember (n=50)
dapat dipastikan akan sulit
Umur f %
ditindak lanjuti, ≤ 60 20 58.8
Penelitian dilaksanakan pada Tahun
≥61 30 39.2
bulan Juli 2017. Alat pengumpulan Tahun
data pada penelitian ini menggunakan Total 50 100
Tabel 5.2 menunjukkan bahwa
koesioner dan lembar observasi
sebagian besar responden
pemeriksaan gula darah, SOP prolanis
dengan umur ≤ 60 tahun
dan SOP pemeriksaan gula darah
sejumlah 20 responden
Analisis data dilakukan secara
(58.8%) dan responden dengan
komputerisai dengan menggunkakan
umur ≥61 tahun sejumlah 30
uji Spearman Rho dengan tingkat
responden (39.72%).
signifikasi sebesar 5% (0.05).
HASIL PENELITIAN B. Data Khusus
A. Data Umum 1. Kepatuhan Prolanis
1. Jenis Kelamin Tabel 5.3 Distribusi
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Frekuensi Kepatuhan Prolanis
Jenis Kelamin Responden di
di Klinik dr. M. Suherman
Klinik dr. M Suherman
Jember (n=50) Jember (n=50)
Kepatuhan f %
5
Prolanis dengan Stabilitas Gula Darah
Patuh 31 62.0 Pasien di Klinik dr. M. Suherman
Kurang patuh 19 38.0
Tidak patuh 0 0 Jember (n=50)
Total 50 100
Tabel 5.3 menunjukkan Variabel Variabel
r p N
bahwa sebagian besar X Y
Kepatuh Stabilita
responden dengan kepatuhan an s Gula 0.372 0.008 61
prolanis patuh yaitu 31 Prolanis Darah
Berdasarkan table 5.5
responden (67.2%).
didapatkan hasil dengan nilai p
2. Stabilitas Gula Darah
value < p alpha yaitu 0.008 < 0.05,
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi
berarti terdapat hubungan
Stabilitas Gula Darah di Klinik
hubungan kepatuhan mengikuti
dr. M. Suherman Jember
program pengelolaan penyakit
(n=50)
kronis (prolanis) dengan stabilitas
Stabilitas Gula gula darah pada penderita diabetes
F %
darah melitus di Klinik dr. M. Suherman
Buruk 23 46.0
sedang 27 54.0 Jember. Nilai korelasi yaitu 0.372
normal 0 0 yang artinya terdapat korelasi
Total 50 100
Tabel 5.4 menunjukkan bahwa positif antara kepatuhan prolanis
responden dengan stavbilitas dengan stabilitas gula darah ,
gula darah sedang yaitu dengan korelasi lemah.
sebanyak 27 responden PEMBAHASAN
(46.0%), responden dengan A. Interpretasi Dan Diskusi Hasil
stabilitas gula darah buruk yaitu 1. Kepatuhan Prolanis
sebanyak 23 responden (54.0%) Berdasarkan hasil penelitian
dan responden dengan stabilitas dapat diketahui bahwa dari
gula darahnormal sebanyak 0 31 (62,0 %) responden
responden (0%). dalam mengikuti prolanis di
C. Hubungan Kepatuhan Prolanis Klinik dr. M. Suherman
Dengan Stabilitas Gula Darah Jember berada pada kategori
Tabel 5.5 Uji Spearman Rho patuh. dan hanya 19 (38,0
Hubungan Kepatuhan Prolanis %) responden yang
6
mengikuti prolanis di Klinik nilai signifikan r hitung 0,372.
dr. M. Suherman Jember Kesimpulan dari hasil tersebut
kurang patuh dan tidak ada didapatkan hubungan yang
responden dalam kepatuhan lemah antara dua variabel dan
prolanis di klinik tersebut H1 diterima.
tidak patuh. Menurut peneliti, semakin
2. Stabilitas Gula Darah banyak yang mengikuti
Berdasarkan hasil kepatuhan prolanis di klinik,
penelitian dapat diketahui maka stabilitas gua darah pasien
bahwa 27 (54,0 %) akan semakin mudah di
responden berada pada kendalikan. Hal ini terlihat pada
kategori stabilitas gula darah tabel 5.5 bahwa responden yang
sedang. Sebanyak 23 (46,0 mengikuti kepatuhan prolanis di
% ) responden yang berada Klinik dr. M Suherman Jember
pada kategori stabilitas gula kepatuhan prolanis tingkat
darah buruk. Tetapi masih stabilitas gula darah pasien lebih
tidak ada responden yang banyak pada kategori sedang dari
memiliki stabilitas gula pada buruk. Sedangkan
darah normal. kepatuhan prolanis dengan
kategori kurang patuh, tingkat
1. HUBUNGAN KEPATUHAN
stabilitas gula darah pasien lebih
PROLANIS DENGAN
buruk dari pada stabilitas gula
STABILITAS GULA
darah pada kategori sedang.
DARAH PASIEN DI KLINIK
PENUTUP
dr. M. SUHERMAN
A. Kesimpulan
JEMBER.
1. Pasien yang mengikuti
Hasil penelitian
kepatuhan program
menunjukkan terdapat
pengelolaan penyakit kronis
hubungan kepatuhan prolanis
(prolanis) di Klinik dr. M.
dengan stabilitas gula darah
Suherman Jember sebagian
dengan hasil uji statistik
besar 31 (62,0 %) responden
Spearman Rho didapatkan hasil
berada pada kategori patuh.
signifikasi (p value) adalah dan
7
2. Pasien di Klinik dr. M. yang telah dimodif dengan
Suherman Jember memiliki dimensi kualitas layanan.
stabilitas gula darah Peneliti lain dapat membuat
sebagian besar 27 (54,0 %) penelitian lanjutan tentang
responden berada pada kepatuhan prolanis pada aspek
kategori sedang . misalnya hubungan kepatuhan
3. Ada hubungan kepatuhan prolanis dengan stabilitas gula
mengikuti program darah HbA1C.
pengelolaan penyakit kronis DAFTAR PUSTAKA
(prolanis) dengan stabilitas
Abdulkadir (2014). Assesment of
gula darah pada penderita Knowledge, attitude, and
diabetes melitus di Klinik practices regarding life style
modification amont type 2
dr. M. Suherman Jember. diabetes mellitus patients
4. SARAN attending Adama Hospital
Medical College, Oromia
1. Bagi profesi keperawatan Region, Ethiopia,
Bagi profesi http://ijarm.com/pdfcopy/oct2
014/ijarm9., 1(2), 45–53.
keperawatan agar lebih
memberi perhatian pada peserta
ADA. ( 2014). Standards Ofmedical
prolanis dan membrikan Care In Diabetes,
www.diabetes.org., (40).
edukasi tentang penyakit
diabetes yang di derita pasien Alfiah, dkk.(2014). Hubungan
Dukungan Keluarga Dan
agar stabilitas gula darah agar
Pengendalian Kadar Gula
pasien tetap patuh mengikuti Darah Dengan Gejala
Komplikasi Mikrovaskular.
prolanis (pemeriksaan rutin)
Jurnal Berkala Epidemiologi ,
agar stabilitas gula darah stabil. 2 (1).
2. Bagi peneliti selanjutnya
Baradero, dkk. (2009). Prinsip Dan
Praktek Keperawatan
Peneliti hanya meneliti aspek Perioperatif. Jakarta: EGC.
kepatuhan prolanis yang terdiri
BPJS Kesehatan (2014). Panduan
dari Edukasi Kelompok Peserta Praktis Sistem Rujukan
Prolanis, Pemantauan status Berjenjang. Jakarta: BPJS
Kesehatan.
kesehatan (Skrinning
kesehatan) melalui kuesioner
8
Brashers, V. L. (2008). Aplikasi Kesehatan. Jakarta:
Klinis Patofisiologi RinekaCipta.
Pemeriksaan Dan Nursalam.(2008). Konsep dan
Manajemen. Jakarta : EGC. Penerapan Metodologi
Penelitian Ilmu Keperawatan.
Djuantoro, D. (2014). Buku Ajar Jakarta: SalembaMedika.
Ilustrasi Patofisiologi.
Tangerang Selatan: Nursalam. 2013. Metodologi
BINARUPA AKSARA. Penelitian Ilmu Keperawatan
Edisi 3. Jakarta Selatan:
RISKESDAS (2013), Badan Salemba Medika.
Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kementerian PERKENI. (2015). Data
Kesehatan, Prevalensi Penderita
http://www.depkes.go.id/resou Diabetes di Indonesia,
rces/download/ general/Hasil http://sehat_link/data-
%2520Riskesdas%25202013, prevalensi-penderita-diabetes-
dipeoleh 3 Maret,2017). di-indonesia. diperoleh
tanggal 3 maret 2017).
Hidayat, A.A. (2007). Riset
Primahuda, A.,Sujianto, U. (2016).
Keperawatan dan Teknik
Hubungan Antara Kepatuhan
Penulisan Ilmiah. Jakarta:
Mengikuti Program
Salemba Medika.
Pengelolaan Penyakit Kronis
(Prolanis) Bpjs Dengan
IDF. (2015). Idf diabetes atlas sixth
Stabilitas Gula Darah Pada
edition,
Penderita Diabetes Melitus Di
http://www.idf.org/sites/defaul
Puskesmas Babat Kabupaten
t/files/Atlas poster-
Lamogan,1-8.
2015_EN.pdf. diperoleh
tanggal 3 maret 2017.
Santoso (2010). Cekal (Cegah dan
Tangkal) Penyakit Modern
Nita R., Niken S.D.K. (2015)
(Hipertensi, Stroke, Jantung,
Gambaran Kontrol dan Kadar
Kolesterol, dan Diabetes).
Gula Darah pada Pasien
Yogyakarta : Andi
Diabetes Melitus di Poliklinik
Yogyakarta.
Penyakit Dalam RSJ Prof. Dr.
Soerojo Magelang, 01 (01), 3-
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian
4.
Kuantitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta
Niven (2013). Psikologi
kesehatan; Pengantar untuk
Suyono, Slamet (2011).
profesi perawat &
Penatalaksanaan Diabetes
profesional kesehatan lain
Mellitus Terpadu. Jakarta :
(edisi 2). Jakarta: EGC.
Badan Penerbit FKUI.
Notoadmodjo, S. (2010).
Yunir et al. (2014). Panduan klinis
Metodologi Penelitian dan
prolanis DM tipe 2 BPJS
9
kesehatan. Jakarta : BPJS
Kesehatan.
10