Pelaku Ekonomi
Pelaku Ekonomi
Pelaku Ekonomi
Disusun Oleh
PASCASARJANA
2020
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Teori Ekonomi Makro
Islam dengan judul “Pelaku Ekonomi Makro”
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan
makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan .................................................................................................... 23
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu Ekonomi membahas segala perilaku manusia. Ada jutaan orang dan
individu yang terlibat dalam suatu sistem perekonomian. Seiring dengan
kemajuan dan perkembangan ekonomi saat ini ditambah dengan semakin ketatnya
persaingan yang terjadi dalam dunia usaha, baik dalam negeri maupun diluar
negeri dimana sistem ekonomi sudah memasuki era persaingan global antar
negara, Maka perlu adanya pemahaman serta pengetahuan bagi kalangan pelaku
ekonomi guna meningkatkan mutu kinerjanya dalam mengembangkan unit-unit
usahanya.1
Untuk memahami bagaimana kegiatan ekonomi berjalan, maka perlu
adanya penyederhanaan tentang pemikiran mengenai semua kegiatan tersebut.
Perlu adanya Model yang dapat menjelaskan bagaimana perekonomian diatur, dan
bagaimana para pelaku ekonomi mengambil bagian dalam perekonomian.2
Pelaku ekonomi mempunyai fungsi yang sangat penting dalam kehidupan
bermasyarakat. Pelaku ekonomi/pelaku usaha/pelaku bisnis adalah organ
masyarakat yang mempunyai dua fungsi sekaligus. Pertama, sebagai pemasok
semua kebutuhan masyarakat mulai dari kebutuhan primer, sekunder, dan tersier.
Kedua, sebagai penyerap tenaga kerja masyarakat.
Penting bagi setiap orang untuk mempelajari aspek-aspek yang saling
terkait dalam perekonomian dimana pelaku-pelaku ekonomi memiliki peran yang
sangat strategis, dan pemerintah juga berperan penting sebagai pemberi juga
pemegang kebijakan yang dapat memberi makna positif bagi para pelaku ekonomi
baik itu kebijakan yang berdampak langsung maupun tidak langsung bagi pelaku
ekonomi itu sendiri.
1
Rina Oktaviani, Ekonomi Makro Modul, h. 133
2
Rina Oktaviani, Ekonomi Makro Modul, h. 133
1
Ekonomi sebuah negara digerakan oleh banyak pihak. Mereka inilah yang
disebut sebagai pelaku ekonomi. Berkat peran mereka, roda ekonomi sebuah
negara dapat berputar. Dengan demikian pengertian pelaku ekonomi adalah pihak
yang melaksanakan kegiatan ekonomi, baik produksi, distribusi, maupun
konsumsi. Pelaku tersebut boleh perorangan maupun dalam bentuk organisasi
(pemerintah atau swasta).
Perkembangan ekonomi di Indonesia semakin tahun semakin berkembang.
Sejak masa orde lama hingga saat sekarang ini masa reformasi. Peran dan pelaku
ekonomi pun tidak terlepas dengan kata ekonomi. Karena di dalam eknomi
terdapat adanya kebutuhan yang akan dicapai untuk sebuah kepuasan.
Pelaku ekonomi seperti Rumah tangga konsumsi, Rumah Tangga Produksi
/RTP /Perusahaan, Pemerintahan, Masyarakat Luar Negeri, yang dimana
semuanya berperan di dalam perkembangan ekonomi di Indonesia.
Di Indonesia sendiri ada beberapa lembaga yang bisa membangkitkan
perekonomian, seperti Peran BUMN, Peran BUMS, dan Koperasi, yang dimana di
dalamnya terdapat anggaran-anggaran yang disesuaikan untuk membantu
perekonomian Indonesia.
Tanpa adanya peran dari kegiatan ekonomi tersebut. Maka perekonomian
Indonesia tidaklah bisa sempurna untuk mensejahterakan rakyat yang menjadi
tujuan utama dalam pembentukan perekonomian yang sempurna.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud pelaku ekonomi ?
2. Siapakah yang termasuk pelaku ekonomi ?
3. Apakah peranan setiap pelaku ekonomi ?
4. Bagaimana pelaku ekonomi makro dalam persfektif ekonomi islam ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pelaku ekonomi
2. Untuk mengetahui para pelaku ekonomi
3. Untuk mengetahui peranan setiap pelaku ekonomi
ii
4. Untuk mengetahui pelaku ekonomi makro dalam persfektif ekonomi
islam
3
BAB II
PEMBAHASAN
3
Aditiawan Candra, Bagaimana Membaca Perekonomian Makro, Rajawali Pers, Jakarta,
2000, hlm. 34
4
Supriyanto dan Muhson Ali. 2009. Ekonomi Untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Buku
Sekolah Elekronik (BSE). Hlm 35
ii
Dalam hal ini pelaku ekonomi merupakan individu-individu atau lembaga-
lembaga yang terlibat dalam proses kegiatan ekonomi baik produksi, distribusi,
maupun konsumsi. Sederhananya, pelaku ekonomi merupakan seseorang atau unit
usaha yang dapat menggunakan sumber daya alam, tenaga kerja atau modal.
Seorang pelaku ekonomi menggunakan berbagai sumber daya untuk membentuk
suatu usaha atau bisnis, biasanya (meskipun tidak selalu) untuk keuntungannya
sendiri. Biasanya para pelaku ekonomi bisa berupa individu, perusahaan,
pemerintah atau bahkan masyarakat secara keseluruhan.
Adapun yang dimaksud dengan pelaku ekonomi adalah seorang badan
atau kelompok yang melakukan kegiatan ekonomi baik produksi, konsumsi, atau
distribusi suatu barang maupun jasa. Pelaku perekonomian adalah manusia.
Manusia melakukan kegiatan ekonomi ada 3 cara yaitu :
1. Kegiatan produksi
2. Kegiatan konsumsi
3. Kegiatan pertukaran
Faktor penggerak bagi adanya aktivitas ekonomi adalah kebutuhan.
Kebutuhan adalah tujuan dan motivasi dari kegiatan produksi, konsumsi dan
pertukaran. Kebutuhan manusia timbul:
1. Kebutuhan biologis untuk hidup: (makan, minuman, pakaian & tempat
tinggal).
2. Kebutuhan yang timbul dari peradapan dan kebudayaan manusia itu
sendiri (rumah yang baik, makan yang lezat, pendidikan)
3. Lain-lain kebutuhan yang khas masing-masing orang.
Kebutuhan manusia tidak tidak terbatas, maksudnya, Bahwa secara total
kebutuhan manusia tak akan terpuaskan. satu kebutuhan terpuaakan tiga atau
empat kebutuhan lainnya muncul. Adapun pelaku ekonomi dibagi atas 5 golongan
yaitu :
1. Rumah tangga
2. Perusahaan
3. Pemerintah
4. Lembaga Keuangan
5
5. Negara-negara lain
B. Pelaku-pelaku Ekonomi
1. Rumah Tangga
Rumah Tangga adalah semua orang yang bertempat tinggal di bawah satu
atap yang membuat keputusan keuangan bersama. Rumah tangga adalah
konsumen yang dapat berbentuk individu perorangan atau kelompok konsumen
yang mengambil keputusan bersama mengenai konsumsi. Mereka mungkin juga
keluarga. Tujuan utama mereka adalah untuk memenuhi keinginan anggota
mereka dengan anggaran terbatas mereka. Rumah tangga adalah pemilik faktor
produksi yang meliputi tanah, tenaga kerja, modal, dan kemampuan wirausaha.
Mereka menjual layanan dari faktor-faktor ini dan menerima pendapatan sebagai
imbalan dalam bentuk sewa, upah, dan bunga serta keuntungan masing-masing.5
Rumah tangga keluarga adalah pelaku ekonomi yang lingkupnya kecil
baik itu individu maupun kelompok yang terdiri dari Bapak, Ibu, anak, paman,
tante, kakek, nenek, hingga asisten rumah tangga.
Semua rumah tangga pasti membutuhkan barang dan jasa untuk memenuhi
kebutuhan hidup mereka. Untuk memenuhi segala kebutuhan hidupnya maka
rumah tangga keluarga mengeluarkan penghasilannya untuk membeli berbagai
barang/ jasa yang dibutuhkan.
Untuk memperoleh penghasilan, kelompok rumah tangga keluarga
memanfaatkan faktor produksi mereka, yaitu tenaga, untuk dijual kepada rumah
tangga perusahaan, karena seluruh faktor produksi berasal dari Rumah Tangga,
Oleh karena itu keseluruhan pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor produksi
yaitu Gaji dan Upah yang diterima oleh tenaga kerja, merupakan pendapatan
sektor rumah tangga.6 Adapun beberapa kegiatan pokok dari rumah tangga adalah
sebagai berikut:7
5
Sadono Sukirno, Makroekonomi, Teori Pengantar Edisi Ketiga. Raja Grafindo Persada:
Jakarta 2013. H. 71
6
Sadono Sukirno, Makroekonomi, Teori Pengantar Edisi Ketiga. Raja Grafindo Persada:
Jakarta 2013. H. 71
7
Sattar dan Silvana Kardinar, Buku Ajar Teori Ekonomi Makro Edisi Satu Cet. I,
Deepublish: Yogyakarta, 2018. Hlm 20
ii
a. Memperoleh penghasilan dari perusahaan/ produsen berupa gaji, upah, bunga,
laba, dan sewa.
b. Memperoleh penghasilan dari lembaga keuangan dalam bentuk bunga atas
simpanan mereka.
c. Membelanjakan pendapatan mereka di pasar barang.
d. Menabung sebagian dari pendapatan mereka pada lembaga keuangan.
e. Membayarkan pajak kepada pemerintah.
f. Melakukan transaksi pembelian di pasar uang karena membutuhkan uang
tunai untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari.
2. .8Perusahaan
Perusahaan didefinisikan sebagai unit yang memanfaatkan faktor-faktor
produksi untuk menghasilkan komoditas yang dijual kepada perusahaan, rumah
tangga, dan pemerintah. Perusahaan adalah pemakai utama jasa-jasa yang ada
pada faktor-faktor produksi, karena untuk menghasilkan produk barang dan jasa,
perusahaan harus menggunakan faktot-faktor produksi Perusahaan atau rumah
tangga perusahaan juga dapat didefinisikan sebagai semua bentuk usaha yang
menjalankan bisnis yang sifatnya tetap dan terus-menerus untuk mendapatkan
keuntungan ekonomi, serta didirikan, beroperasi, dan berkedudukan di wilayan
negara Indonesia.
Adapun beberapa kegiatan kelompok perusahaan atau produsen adalah
sebagai berikut:
a. Menghasilkan produk, baik itu barang maupun jasa, serta berperan sebagai
pemasuk di pasar barang/ jasa.
b. Memanfaatkan berbagai faktor produksi yang ada pada rumah tangga
konsumsi untuk melakukan proses produksi.
c. Memohon kredit modal kerja kepada lembaga keuangan untuk membangun
atau mengembangkan usaha mereka.
d. Menentukan pembelian berbagai barang modal dan stok barang lainnya.
8
Sadono Sukirno, Makroekonomi, Teori Pengantar Edisi Ketiga. Raja Grafindo Persada:
Jakarta 2013. H. 71
7
e. Membayarkan pajak kepada pemerintah atas penjualan barang yang
dihasilkannya.
3. Pemerintah
Pemerintah, yaitu semua badan hukum, lembaga pemerintah dan
organisasi-organisasi lain yang dimiliki dan dikendalikan oleh pemerintah pusat
maupun daerah. Pemerintah memiliki kekuatan resmi dan politis untuk
mengendalikan pengambil keputusan perorangan dan pasar.9 Oleh karena itu pada
suatu perekonomian, pemerintah memegang peranan yang sangat penting antara
lain mengatur, menstabilkan, dan mengembangkan kegiatan ekonomi dalam
masyarakat. Pemerintah dengan demikian berkewajiban untuk memberikan
bimbingan, pengarahan, dan menciptakan iklim yang sehat bagi perkembangan
dunia usaha baik melalui peraturan perundang-undangan, maupun melalui
berbagai kebijakan-kebijakan.
Selain mengatur, menstabilkan, dan mengembangkan kegiatan ekonomi,
pemerintah sendiri juga berperan sebagai pelaku ekonomi, yang secara langsung
berperan aktif dalam kegiatan ekonomi. Pemerintah turut aktif karena beberapa
kegiatan ekonomi dirasa kurang menarik bagi usaha swasta antara lain karena
memerlukan investasi yang besar. Hasil kegiatan atau produksi pemerintah ini
sebagian besar berupa jasa-jasa yang diselenggarakan untuk masyarakat, dan
sering disebut sebagai jasa kolektif (public goods), antara lain keamanan,
pertahanan, dan ketertiban umum, pemerintahan, pengadilan, pendidikan dan
kesehatan, hubungan politik dengan luar negeri. Untuk kepentingan umum,
pemerintah juga menyelenggarakan sendiri beberapa jasa seperti pos, listrik,
pengangkutan, yang perlu dilindungi dari pemerasan oleh monopoli swasta.
9
Rina Oktaviani, Ekonomi Makro Modul, h. 133
ii
perekonomian suatu negara dengan berbagai kebijakan ekonomi untuk
memakmurkan warga negaranya. 10
4. Lembaga Keuangan
10
Rahmad Sembiring, Perekonomian Indonesia, Yayasan Kita Menulis: Medan, 2019,
hlm 73.
9
Adapun beberapa kegiatan kelompok lembaga keuangan adalah sebagai
berikut:
a. Menghimpun dana dari berbagai pihak, baik rumah tangga konsumen maupun
perusahaan.
b. Menyediakan kredit modal usaha bagi perusahaan/ produsen untuk
meningkatkan kinerja produksi mereka.
c. Menyediakan uang giral untuk kegiatan transaksi keuangan.
5. Negara-negara Lain
11
Sadono Sukirno, Makroekonomi, Teori Pengantar Edisi Ketiga. Raja Grafindo Persada:
Jakarta 2013. H. 87
ii
d. Masuk ke dalam pasar uang Indonesia sebagai penyalur uang dari luar negeri,
peminta kredit, dan uang kartal rupiah untuk kebutuhan semua cabang
perusahaan mereka di dalam negeri.
e. Menjadi media penghubung pasar uang dalam negeri dengan pasar uang luar
negeri.
11
Dari balas jasa atas faktor yang mereka berikan kepada perusahaan
diperoleh dari sektor rumah tangga konsumen, maka secara otomatis rumah tanga
memiliki pendapatan yang bisa dibelanjakan (pendapatan bersih yang sudah
dikurangi tabungan serta pajak) pada sektor perusahaan yang berupa pembelian
barang dan jasa. Kemudian, barang dan jasa tersebut akan diserahkan oleh sektor
rumah tangga produsen kepada sektor rumah tangga konsumen.12
Penghasilan-penghasilan yang diperoleh rumah tangga keluarga tersebut
dapat digunakan untuk dua tujuan, yaitu membeli barang atau jasa dan ditabung.
a. Membeli berbagai barang atau jasa (konsumsi)
Pada rumah tangga keluarga yang masih rendah taraf perkembangannya,
sebagian besar pendapatannya tersebut digunakan untuk konsumsi, seperti
membeli makanan, minuman, pakaian, dan kebutuhan sehari-hari lainnya. Namun
untuk rumah tangga keluarga yang mempunyai taraf perkembangan yang lebih
maju, penghasilan yang diperolehnya tidak hanya untuk konsumsi barang
kebutuhan sehari-hari, tetapi digunakan juga untuk konsumsi yang lebih tinggi
seperti untuk pendidikan, perumahan, dan rekreasi. Kegiatan konsumsi yang
dilakukan oleh rumah tangga keluarga menunjukkan bahwa rumah tangga
keluarga mempunyai peran sebagai konsumen. Oleh karena itulah, rumah tangga
keluarga disebut sebagai pelaku konsumsi.
Kegiatan konsumsi yang dilakukan oleh setiap rumah tangga keluarga
berbeda-beda. Perbedaan-perbedaan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor
berikut ini.13
1) Kebiasaan hidup
2) Jumlah anggota keluarga
3) Status sosial
4) Lingkungan
5) Pendapatan
12
Karya, Detri., Syamsuddin, Syamri. 2017. “Makro Ekonomi Pengantar untuk
Manajemen”. Jakarta: RajaGrafindo Persada. Hlm 125
13
Karya, Detri., Syamsuddin, Syamri. 2017. “Makro Ekonomi Pengantar untuk
Manajemen”. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Hlm 58
ii
b. Disimpan atau ditabung
Sisa penghasilan yang digunakan untuk konsumsi dapat disimpan atau
ditabung. Kegiatan menabung dilakukan untuk memperoleh dividen (bunga). Di
samping itu kegiatan menabung dapat berfungsi sebagai cadangan dalam
menghadapi berbagai kemungkinan buruk di masa depan.
2. Perusahaan
Perusahaan adalah organisasi yang dikembangkan oleh seseorang atau
sekumpulan orang dengan tujuan untuk menghasilkan berbagai jenis barang dan
jasa yang dibutuhkan masyarakat. Kegiatan ekonomi yang dilakukan rumah
tangga perusahaan meliputi kegiatan konsumsi, produksi, dan distribusi. Kegiatan
pokok yang dilakukan oleh perusahaan adalah kegiatan produksi (menghasilkan
barang). Hal ini juga sekaligus menunjukkan bahwa perusahaan adalah pelaku
ekonomi yang berperan sebagai produsen.
Berdasarkan lapangan usahanya, perusahaan yang ada dalam
perekonomian dapat dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu industri primer,
industri sekunder, dan industri tersier.14
a. Industri Primer
Industri primer adalah perusahaan yang mengolah kekayaan alam dan
memanfaatkan faktor-faktor produksi yang disediakan oleh alam. Contohnya,
pertanian, pertambangan, perikanan, kehutanan, peternakan.
b. Industri Sekunder
Industri sekunder adalah perusahaan-perusahaan yang menghasilkan
barang industri atau perusahaan-perusahaan yang mengolah barang setengah jadi
menjadi barang jadi dan siap untuk dikonsumsi masyarakat. Contohnya:
perusahaan mobil, sepatu, pakaian, dan lain-lain.
14
Dumairy, (1997) Perekonomian Indonesia, Erlangga, Jakarta. Hlm 64
13
c. Industri Tersier
Industri tersier adalah industri yang menghasilkan jasa-jasa perusahaan
yang menyediakan pengangkutan (transportasi), menjalankan perdagangan,
memberi pinjaman, dan menyewakan bangunan.
Selain berperan sebagai produsen, perusahaan juga sebagai pelaku
konsumsi. Perusahaan akan membutuhkan berbagai bentuk faktor produksi seperti
bahan baku, bahan penolong, tenaga kerja, mesin, dan lain sebagainya. Semua itu
dapat diperoleh dengan cara membeli dari rumah tangga keluarga atau rumah
tangga pemerintah (negara). Misalnya, perusahaan roti, akan membutuhkan telur,
tepung terigu, gula pasir, bahan pengembang, tenaga kerja, oven, dan sebagainya.
Barang-barang tersebut dikonsumsi perusahaan untuk memperlancar proses
produksi.
Perusahaan juga melakukan kegiatan distribusi. Kegiatan tersebut dapat
dilihat pada aktivitas perusahaan dalam menyalurkan hasil produksinya ke
konsumen. Setelah proses produksi berakhir, perusahaan akan menghasilkan
barang. Barang-barang tersebut dapat sampai ke konsumen dengan melakukan
penyaluran (distribusi) barang ke toko-toko atau agen-agen penyalur, sehingga
konsumen lebih mudah mendapatkan barang tersebut.
3. Pemerintah
Pemerintah adalah badan-badan pemerintah yang bertugas untuk mengatur
kegiatan ekonomi. Seperti halnya rumah tangga keluarga dan perusahaan,
pemerintah juga sebagai pelaku ekonomi yang melakukan kegiatan konsumsi,
produksi, dan distribusi.15
a. Kegiatan Konsumsi Pemerintah
Pemerintah dalam menjalankan tugasnya membutuhkan barang dan jasa.
Kegiatan konsumsi pemerintah dapat berupa kegiatan membeli alat-alat tulis
kantor, membeli alat-alat kedokteran, membeli peralatan yang menunjang
15
Sadono Sukirno. 2011.Makro ekonomi Teori Pengantar edisi ketiga .Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada. Hlm 76
ii
pendidikan, menggunakan tenaga kerja untuk melaksanakan tugas-tugas
pemerintah, dan sebagainya.
b. Kegiatan Produksi Pemerintah
Pemerintah ikut berperan dalam menghasilkan barang dan atau jasa yang
diperlukan dalam rangka mewujudkan sebesar-besarnya untuk kemakmuran
rakyat. Hal ini sesuai dengan UUD 1945 Pasal 33 ayat (2), yang berbunyi:
“Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup
orang banyak dikuasai oleh negara”. Pelaksanaan peran pemerintah dalam
kegiatan produksi diwujudkan dalam kegiatan usaha hampir di seluruh sektor
perekonomian. Sebagai pelaksana kegiatan produksi pemerintah mendirikan
Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Berikut ini maksud dan tujuan pendirian BUMN berdasarkan UU Nomor
19 Tahun 2003:
1) Memberikan sumbangan bagi perekonomian nasional pada
umumnya dan penerimaan negara pada khususnya.
2) Mencari keuntungan.
3) Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang
dan atau jasa yang bermutu tinggi dan memadai bagi orang banyak.
4) Menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang belum dapat
dilaksanakan oleh sektor swasta dan koperasi.
5) Turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha
golongan ekonomi lemah, koperasi, dan masyarakat.
Perhatikan pada Tabel 1 mengenai peran pemerintah dalam kegiatan
produksi.
Tabel 1 Bentuk-bentuk bidang usaha BUMN
No Bidang Contoh BUMN
1. Pos dan PT Telekomunikasi Indonesia, PT Pos
Telekomunikasi Indonesia, dan TVRI
2. Jasa Transportasi PT Kereta Api Indonesia, PT Garuda
Airlines Indonesia, Perum Damri
3. Pertambangan PT Aneka Tambang, PT Pertamina, PT
Timah
15
4. Industri PT Dirgantara Indonesia, PT Perusahaan
Transportasi Angkutan Laut
5. Kesehatan RS Pertamina, RS Hasan Sadikin, RS
Persahabatan, RS Husein
6. Perbankan PT Bank Rakyat Indonesia, PT Bank
Tabungan Negara, PT Bank Negara
Indonesia
7. Perkebunan PT Perkebunan I-XIV
8. Perhutanan PT Inhutani
ii
nasional, khususnya di bidang-bidang prasarana produksi yang belum dikelola
oleh swasta, misalnya proyek pembangunan jalan raya dan jembatan, usaha
modernisasi pertanian dan industri, fasilitas pasar, reboisasi, transmigrasi, dan
sebagainya. Pemerintah juga berusaha memperluas kesempatan kerja dengan
mendorong investasi PMA dan PMDN, melindungi industri dalam negeri,
mengembangkan perbankan dan perkreditan, dan lain-lain.
Untuk melaksanakan tugas pemerintahan, pemerintah memerlukan
faktor-faktor produksi (sumber daya) antara lain tenaga kerja (pegawai negeri
sipil, ABRI), barang-barang seperti gedung, kendaraan, kertas, alat tulis, dan
sebagainya. Untuk itu, setiap tahun dikeluarkan trilyunan rupiah sebagai
pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan. Untuk membiayai pengeluaran
itu, pemerintah mengenakan berbagai jenis pajak kepada rumah tangga dan
perusahaan, denda, bagi hasil yang dipungut dari perusahaan yang mengekploitasi
kekayaan alam seperti pertambangan dan hasil hutan, serta keuntungan yang
diperoleh dari badan usaha miliknegara (BUMN).
4. Lembaga Keuangan
Bicara soal pelaku ekonomi, lembaga keuangan tentunya memiliki andil
besar dalam perekonomian masyarakat dan negara. Lembaga keuangan di sini
tidak hanya terbatas pada bank saja, tetapi juga lembaga keuangan swasta seperti
bank perkreditan rakyat dan bentuk lainnya. Nah, sebagai salah satu pelaku
ekonomi dalam masyarakat, berikut adalah beberapa peran penting lembaga
keuangan:
a. menyediakan alat transaksi berupa uang giral untuk masyarakat dan
pemerintah
b. menjadi tempat mengumpulkan dana yang diperoleh dari perusahaan ataupun
rumah tangga.
c. sebagai penyedia modal atau bantuan kredit kepada masyarakat, baik itu untuk
tujuan pribadi maupun kepentingan usaha.
5. Negara-negara Lain
17
Saat ini, sudah tidak ada lagi negara yang dapat menghasilkan sendiri
segala apa yang dibutuhkan. Tidak setiap negara memiliki sumber alam seperti
bijih besi, minyak, dan lain-lain yang diperlukan bagi industrinya. Tidak semua
negara memiliki lahan pertanian yang cukup untuk penduduknya. Tidak semua
negara memiliki iklim yang cocok untuk hasil buminya. Inilah perbedaan-
perbedaan yang menimbulkan perdagangan dengan luar negeri.
Oleh karena itu melakukan kerja sama dengan masyarakat luar negeri
sangat diperlukan. Karena pada dasarnya sebuah negara tidak bisa berdiri sendiri
tanpa berhubungan dengan negara lain. Masyarakat luar negeri juga dapat
melakukan kegiatan ekonomi berupa kegiatan konsumsi dan kegiatan produksi.
Kegiatan konsumsi yang dilakukan oleh masyarakat luar negeri, akan tampak
pada aktivitas berikut ini:
ii
b. Melakukan penanaman modal di negara lain.
c. Memberikan pinjaman kepada negara yang membutuhkan.
d. Mengirimkan tenaga kerja dan tenaga ahli ke negara-negara yang
membutuhkan.
19
Keterangan:
a. Arus faktor produksi : perusahaan membeli faktor produksi dari rumah tangga
keluarga.
Arus pengeluaran : rumah tangga keluarga membayar barang yang
dikonsumsinya dari perusahaan.
b. Arus barang : rumah tangga membeli barang yang dihasilkan oleh
perusahaan.
Arus pendapatan : perusahaan membayar faktor produksi yang dibeli dari
rumah tangga keluarga (gaji, sewa, bunga).
c. Layanan : pemerintah memberikan layanan kepada rumah tangga
dan perusahaan.
d. Pajak : rumah tangga dan perusahaan wajib membayar pajak
kepada negara.
e. Kegiatan impor : pembelian barang dari luar negeri.
f. Kegiatan ekspor : penjualan barang ke luar negeri.
g. Devisa : kerja sama antara negara dan masyarakat luar negeri
menghasilkan devisa bagi kedua negara.
ii
Jika kita amati, pelaku-pelaku ekonomi tersebut masing-masing
memainkan dua peranan sekaligus. Mereka dapat bertindak sebagai penjual dan
pembeli bagi pelaku ekonomi lainnya. Dan jika kita hubungkan, maka hubungan
timbal balik antara mereka akan membentuk arus melingkar. Hubungan ini dapat
diidentifikasi dari arus barang dan arus uang yang bertemu di pasar. Hubungan
timbal balik ini disebut arus lingkaran kegiatan ekonomi ( circular flow of
economic activity).
16
Ika Yunia Fauzia, prinsip dasar ekonomi islam perspektif maqhasid syariah. (Cet. I;
Jakarta; Kencana 2014), hal. 8.
21
rumah tangga, perusahaan, pemerintah, dan masyarakat. Dalam lingkaran utama,
rumah tangga dan perusahaan melakukan transaksi pertukaran output dan input
membentuk masing-masing pasar output dan input.17 Pasar dalam hal ini terkait
dengan transaksi yang bersifat pertukaran atau adanya pertukaran sumber daya
antarpihak atas prinsip ridha. Namun demikian, tidak semua transaksi bisa
terselesaikan melalui mekanisme pasar sehingga diperlukan pemerintah dan
masyarakat untuk mengambil peran ini, seperti fasilitas publik, baik yang
diperlukan rumah tangga ataupun perusahaan, pengelolaan zakat, infaq dan waqf.
Peran ini dilakukan baik oleh pemerintah taupun masyarakat secara sukarela.
Pemerintah dan masyarakat berperan untuk saling mengawasi dan mengontrol
pasar dan mereka sendiri agar mekanisme pasar yang terjadi bisa menghasilkan
mashalahah yang maksimum.18
Sektor ekonomi Islam meliputi sektor wajib dan sukarela. Untuk sektor
wajib dikenal konsep zakat yang dibebankan kepada orang yang telah memenuhi
nisab atas kekayaan yang dimilikinya, sedangkan sektor sukarela dikenal konsep
infak, sedekah dan wakaf. Komponen ini merupakan bagian yang termasuk
dalam kebijakan fiskal. Suatu hal yang unik jika dibandingkan dengan ekonomi
konvensional adalah bahwa pada pada ekonomi konvensional tidak dikenal
adanya sektor sukarela dalam ekonomi. Wakaf sebagai salah satu komponen
fiskal yang bersifat sukarela, tidak ada pernyataan yang jelas dan tegas
disebutkan di dalam Al-Qur’an, tetapi ada beberapa ayat yang dapat dijadikan
dasar hukum wakaf. Beberapa ahli berpendapat, yang termasuk shadaqah jariyah
dalam hadis itu, salah satunya, adalah harta yang diwakafkan. Sehingga jika
dalam sektor rumah tangga mendapatkan dana waqaf tunai maka sektor tersebut
akan memaksimalkan hasil produksi agar dapat bersaing dengan produk-produk
luar, serta harganya akan lebih terjangkau dari produk-produk luar.19
17
P3EI UII. 2014. “ Ekonomi Islam” Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
18
Nasution. 2006. Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
19
Mursal, implementasi prinsip-prinsip ekonomi syariah: alternatif mewujudkan
kesejahteraan berkeadilan. jurnal perspektif ekonomi darussalam Volume 1 Nomor 1, Maret 2015
ii
Demikian pula dalam konsumsi, Islam memposisikan sebagai bagian dari
aktifitas ekonomi yang bertujuan mengumpulkan pahala menuju falah
(kebahagiaan dunia dan akherat). Motif berkonsumsi dalam Islam pada dasarnya
adalah mashlahah (public interest or general human good) atas kebutuhan dan
kewajiban.20
Sementara itu Yusuf 21 Qardhawi menyebutkan beberapa variabel moral
dalam berkonsumsi, di antaranya; konsumsi atas alasan dan pada barang-barang
yang baik (halal), berhemat, tidak bermewah-mewah, menjauhi hutang, menjauhi
kebakhilan dan kekikiran. Dengan demikian aktifitas konsumsi merupakan salah
satu aktifitas ekonomi manusia yang bertujuan untuk meningkatkan ibadah dan
keimanan kepada Allah SWT dalam rangka mendapatkan kemenangan,
kedamaian dan kesejahteraan akherat (falah), baik dengan membelanjakan uang
atau pendapatannya untuk keperluan dirinya maupun untuk amal shaleh bagi
sesamanya.
20
Firdauska Darya Satria, hakikat ekonomi syariah (landasan, pengertian dan tujuan).
Jurnal. Hal 4
21
Yusuf Qardhawi, Peran Nilai dan Moral dalam Perekonomian Islam, Rabbani Press,
Jakarta (1995). Hlm 78
23
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setiap orang yang melakukan kegiatan ekonomi disebut pelaku ekonomi.
Antarpelaku ekonomi (rumah tangga keluarga, perusahaan, negara, masyarakat,
dan koperasi) mempunyai hubungan yang sangat erat. Apabila salah satu pelaku
ekonomi tidak berfungsi dengan semestinya, maka kegiatan ekonomi secara
keseluruhan tidak akan berjalan lancar. Oleh karena itu, hubungan antarpelaku
ekonomi harus dijaga dengan baik. Semakin eratnya keterkaitan antarpelaku
ekonomi dan semakin giatnya aktivitas ekonomi yang dilakukan oleh setiap
pelaku ekonomi dapat membantu meningkatkan kemakmuran masyarakat dan
negara.
Dalam hal ini pelaku yang paling identik mudah digerakkan adalah dalam
sector rumah tangga, seketor rumah tangga dalam ekonomi berperan menyediakan
sumbersumber yang dibutuhkan oleh perusahan dalam menjalankan produksi baik
dalam rangka produksi barang ataupun jasa. Yang mana sumber tersebut
diantaranya terdiri dari tenaga kerja, tanah dan modal baik fisik maupun uang.
Sebaliknya rumah tangga menerima imbalan berupa upah, sewa, bunga,
keuntungan deviden dari perusahaan untuk membayar jasa produksi. Pada waktu
yang bersamaan pendapatan ini menimbulkan pengeluaran untuk membayar
barang dan jasa yang diproduksi oleh perusahaan yang biasa dikenal dalam
prekonomian dengan pengeluaran untuk konsumsi. Selain itu jika sektor rumah
tangga diperhatikan dengan baik maka usaha-usaha mikro yang ada dirumah
tangga dapat berkembang pesat. hutang rumah tangga bisa digunakan untuk
sesuatu yang bersifat produktif bukan suatu yang konsumtif. Sehingga sektor
rumah tangga dalam hal mikro dapat berubah menjadi perusahaan besar dan
berskala makro
ii
DAFTAR PUSTAKA
25