1 Bacaan 2 KD 19 AM Modulator

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

KEGIATAN BELAJAR

KD 19 MENGANALISA PROSES KERJA RANGKAIAN MODULATOR AM

A. TUJUAN
Setelah selesai pelajaran siswa diharapkan dapat :
1. Menjelaskan Modulasi amplitudo
2. Menjelaskan Modulasi cara kerja amplitudo
3. Menjelaskan Modulasi teknik amplitudo
4. Menjelaskan Modulasi penerapan amplitudo
5. Menggambarkan indeks modulasi pada Modulasi amplitudo
6. Menggambarkan spektrum sinyal AM
7. Menggambarkan rangkaian Plate Modulator AM
8. Menggambarkan rangkaian Grid Modulator AM
9. Menggambarkan rangkaian Katoda Modulator AM
10. Menggambarkan rangkaian Base Modulator AM
11. Menggambarkan rangkaian Emitor Modulator AM

B. URAIAN MATERI

1. Modulasi Amplitudo (Amplitude Modulation, AM)

Modulasi Amplitudo (Amplitude Modulation, AM) adalah proses menumpangkan sinyal


informasi ke sinyal pembawa (carrier) dengan sedemikian rupa sehingga amplitudo
gelombang pembawa berubah sesuai dengan perubahan simpangan (tegangan) sinyal
informasi. Pada jenis modulasi ini amplituda sinyal pembawa diubah-ubah secara
proporsional terhadap amplituda sesaat sinyal pemodulasi, sedangkan
frekuensinya tetap selama proses modulasi.

a. Cara Kerja AM

Modulasi ini memperguanakan amplitudo sinyal analog untuk membedakan kedua


keadaansinyal digital. Pada AM, frekuensi dan phase sinyal adalah tetap, yang
berubah-ubah adalah amplitudonya.Amplitude modulation adalah cara modulasi
yang paling mudah tetapi mudah dipengaruhi olehkeadaaan media transmisinya.

b. Tekhnik Amplitudo Modulation

Amplitudo modulasi adalah salah satu bentuk modulasi dimana sinyal informasi


digabungkandengan sinyal pembawa (carrier) berdasarkan perubahan amplitudonya.
Amplitudo modulasimerupakan modulasi analog linier, disebut linier karena frekuensi
sinyal pembawa tetap/konstan.Besarnya amplitudo sinyal informasi mempengaruhi
besarnya frekuensi sinyal pembawa. Parametersinyal yang mengalami perubahan
adalah amplitudonya, amplitude sinyal pembawa berubah-ubahsesuai dengan
perubahan amplitudo sinyal informasi. Rentanng frekuensi AM adalah 500 Hz–
1.600KHz dan panjang gelombang/amplitudonya 1600 KHz–30.000 KHz, jika
direntangkan dengan satuanmeter, jangkauan sinyal AM bisa mencapai puluhan ribu
kilometer.

c.     Penerapan Amplitudo Modulation

Di pemancar radio dengan teknik AM, amplitudo gelombang carrier akan diubah
seiringdengan perubahan sinyal informasi (suara) yang dimasukkan. Frekuensi
gelombang carrier-nyarelatif tetap. Kemudian, sinyal dilewatkan ke RF (Radio
Frequency) Amplifier untuk dikuatkan agarbisa dikirim ke jarak yang jauh. Setelah
itu, dipancarkan melalui antena. Dapat terganggu oleh gangguan atmosfir.2. Daya
yang dibutuhkan lebih besar dibandingkan FM. Memiliki range jangkauan yang luas
karena sinyal AM mampu dipantulkan pada lapisanudara teratas yaitu ionosfer.2.
Lebih mudah dimodulasi karena lebih sederhana.

d. Bentuk Sinyal Modulasi Amplitudo (AM)

Sinyal pembawa berupa gelombang sinus dengan persamaan matematisnya:

Sinyal pemodulasi, untuk memudahkan analisa, diasumsikan sebagai gelombang


sinusoidal juga, dengan persamaan matematisnya:

dimana,
Ec = amplituda maksimum sinyal pembawa
ωc = 2π fc dengan fc adalah frekuensi sinyal pembawa
Em = amplituda maksimum sinyal pemodulasi
ωm = 2π fm dengan fm adalah frekuensi sinyal pemodulasi

Sinyal AM, yakni sinyal hasil proses modulasi amplituda, diturunkan dari :

menjadi,

sehingga index modulasi (m) :

index modulasi merupakan ukuran seberapa dalam sinyal informasi memodulasi


sinyal pembawa. Apabila index modulasi terlalu besar (m>1) maka hasil sinyal
termodulasi AM akan cacat dan apabila index modulasi terlalu rendah (m<1) maka
daya sinyal termodulasi tidak maksimal.
Untuk menghindari keadaan overmodulasi yaitu keadaan dimana gelombang
pembawa termodulasi lebih dari 100 %, maka kita harus dapat membatasi besar-
kecilnya modulasi yang terjadi. Hal ini dapat diatasi dengan cara menentukan nilai
index modulasi (m). Pengaruh indeks modulasi terhadap proses modulasi sinyal
pembawa dapat di pahami dari gambar berikut:
e. Pengaruh Indeks Modulasi

Kondisi index modulasi m = 1 adalah kondisi ideal, dimana proses modulasi


amplituda menghasilkan output terbesar di penerima tanpa distorsi. Spektrum
sinyal AM dapat digambarkan sebagai berikut:

f. Spektrum Sinyal AM

Dari gambar diatas terlihat, modulasi amplituda memerlukan bandwidth 2x


bandwidth sinyal pemodulasi (= 2fm). Daya total sinyal AM dapat dituliskan dalam
persamaan matematik sebagai berikut :

dimana Pc adalah daya sinyal pembawa

  adalah daya total sideband (LSB +USB)

Dari persamaan -persamaan tersebut di atas dapat kita diketahui bahwa lebar pita
frekuensi (band width) dalam sebuah proses modulasi amplitudo (AM) adalah
dua kali frekuensi sinyal informasi

1. Rangkaian AM modulator
Modulator AM adalah salah satu yang digunakan untuk melapiskan sinyal frekuensi
rendah pada sinyal pembawa frekuensi tinggi. Dalam modulator ini amplitudo
pembawa bervariasi sesuai dengan nilai seketika dari sinyal pesan.
Jenis modulator AM tercantum di bawah ini.
 Plate Modulator
 Grid Modulator
 Modulator katoda
 Base Modulator
 Modulator emitor
a. Plate Modulator

Hal ini dinamakan demikian karena sinyal pesan (AF) ditumpangkan pada + Vsb
dan tVsb dan kemudian diaplikasikan pada pelat tabung trioda. Sekarang kita
akan mempelajari bagaimana modulasi terjadi pada modulator ini.

1) Tegangan audio (AF) ditempatkan secara seri dengan plat suplai tegangan
+ Vbb dari amplifier kelas C. Dalam rangkaian sebenarnya seperti yang
ditunjukkan pada gambar, bagaimana kondisi ini diperoleh? Sinyal AF
diterapkan pada transformator driver AF yang bervariasi bias grid kedua
triodes sesuai dengan sinyal pesan. Karena arus plat kedua triodes
bervariasi sehubungan dengan frekuensi sinyal AF maka voltase + Vbb
yang diaplikasikan ke pelat penguat kelas C berbeda-beda sesuai dengan
amplitudo sinyal AF.

2) Sekarang kita akan melihat bahwa RF (frekuensi radio) ditumpangkan pada


tegangan pelat (yang sesuai dengan AF)?
Kemudian grid penguat kelas C dikendalikan oleh transformator driver RF.
Karena arus plat saat ini, bervariasi sesuai dengan RF. Dengan cara ini, RF
ditumpangkan pada AF dan sinyal termodulasi amplitudo digabungkan ke
beban melalui transformator yang disetel.
catatan: RFC chode ditempatkan secara seri dengan transformator modulasi
untuk melindunginya dari kerusakan RF.
b. Grid Modulator

Dinamakan demikian karena sinyal input RF, AF dan tegangan Vc negatif


diaplikasikan pada grid penguat kelas C.
1) Tegangan modulasi (AF) secara seri dengan bias negatif. Tegangan modulasi
dilapiskan pada bias baterai tetap. Oleh karena itu, jumlah bias sebanding
dengan amplitudo sinyal modulasi dan bervariasi pada tingkat yang sama
dengan frekuensi modulasi.
2) Tegangan masukan RF dilapiskan pada bias total.
3) Plat yang dihasilkan mengalir dalam pulsa, amplitudo masing-masing pulsa
sebanding dengan bias sesaat dan oleh karena itu tegangan modulasi
seketika.
4) Penerapan pulsa ini ke rangkaian tangki yang disetel akan memberikan
modulasi amplitudo.

g. Modulasi kolektor
Tahap keluaran pemancar adalah penguat kelas C frekuensi daya tinggi.
Penguat kelas C hanya melakukan sebagian dari setengah siklus sinyal
masukan positif mereka. Pulsa arus kolektor menyebabkan rangkaian yang
disetel berosilasi atau berdering pada frekuensi keluaran yang diinginkan.
Rangkaian yang disetel, oleh karena itu, mereproduksi bagian negatif dari sinyal
pembawa.
Modulator adalah penguat daya linier yang mengambil sinyal modulasi tingkat
rendah dan memperkuatnya ke tingkat daya tinggi. Sinyal keluaran modulasi
digabungkan melalui modulasi transformator T1 ke amplifier kelas C. Gulungan
sekunder transformator modulasi dihubungkan secara seri dengan voltase
kolektor Vcc penguat kelas C.
Dengan sinyal input modulasi nol. Akan ada tegangan modulasi nol di sekunder
T1. Oleh karena itu, tegangan suplai kolektor akan diterapkan langsung ke
amplifier kelas C, dan pembawa output akan menjadi gelombang sinus stabil.
Ketika sinyal modulasi terjadi, tegangan AC di bagian sekunder transformator
modulasi akan ditambahkan dan dikurangkan dari tegangan suplai kolektor.
Tegangan suplai yang bervariasi ini diterapkan pada penguat kelas C. Wajar,
amplitudo pulsa arus melalui transistor Q1 akan bervariasi. Akibatnya, amplitudo
gelombang sinus pembawa bervariasi sesuai dengan sinyal termodulasi.
Sebagai contoh, ketika sinyal modulasi menjadi positif, ia menambah tegangan
suplai kolektor, sehingga meningkatkan nilainya dan menyebabkan pulsa arus
lebih tinggi dan pembawa amplitudo yang lebih tinggi. Bila sinyal modulasi
menjadi negatif, maka akan mengurangi tegangan suplai kolektor sehingga
kurang. Oleh karena itu, pulsa penguat arus C kelas lebih kecil, sehingga
menyebabkan keluaran pembawa amplitudo yang lebih rendah. Oleh karena itu
amplitudo gelombang termodulasi diperoleh yang kemudian ditransmisikan
melalui antena.

h. Base Modulator
Hal ini dinamakan demikian karena pembawa RF dan sinyal pesan keduanya
diberikan ke dasar transistor.
1) Sinyal pesan diperkuat dan kemudian dilapiskan pada bias tetap Vbb yang
bervariasi sesuai dengan sinyal pesan. Maka bias dilapiskan ini diberikan
ke basis transistor melalui RFC (frekuensi radio tersedak).
2) Pengangkut RF juga diberikan ke basis transistor melalui kopling kapasitor
yang kemudian dilapiskan dengan bias sinyal pesan. Tegangan bias yang
dilapiskan ini mengendalikan arus kolektor yang sebanding dengan
amplitudo sinyal pesan, maka bentuk gelombang termodulasi ini
digabungkan ke transformator sekunder.

3. MODULATOR AM – MC1496

Pemancar radio dengan sistem modulasi amplitudo ( AM ) sangat digemari oleh


homebrewer karena kesederhanaannya. Pada umumnya sinyal RF atau carrier yang
dibangkitkan oscillator diperkuat sampai mencapai level daya yang diinginkan baru
kemudian pada tahap penguat akhir dilakukan modulasi dengan sinyal audio.
Dengan sistem ini maka pengolahan sinyal pada tahap driver tidak terlalu kritis
sehingga bisa digunakan penguat kelas C demikian pula pada penguat akhirnya.
Sistem ini membutuhkan modulator berupa penguat audio dengan daya besar
termasuk penyediaan power supply yang bermutu baik dan trafo modulasi ataupun
modulator seri yang pada prakteknya pembuatannya tidak sesederhana yang kita
bayangkan.
Pada eksperimen ini saya mencoba menggunakan sistem modulasi amplitudo level
rendah (Low Level AM) dimana modulasi diberikan pada carrier yang baru
dibangkitkan oleh oscillator + buffer, dengan keuntungan kita tidak perlu membuat
amplifier audio berdaya besar termasuk power supply dan trafo modulasinya. Sistem
ini membutuhkan driver berupa Penguat Linier (Linear Amplifier) demikian pula untuk
penguat akhir / Final harus yang bersifat linier pula. Mengingat akhir-akhir ini sudah
banyak rekan yang menggunakan mode SSB dan sudah banyak skema penguat
linier maupun Final yang bisa dipergunakan maka pembangkitan AM pada level
rendah ini patut dicoba.
Skema rangkaian sebagai berikut :
Sumber sinyal audio saya gunakan Mic Pre-amplifier yang sudah dilengkapi Low
Pass Filter 3 kHz sebagai berikut :

Hasil solder menyolder sebagai berikut :


HASIL EKSPERIMEN :
a. Potensio untuk mengatur level carrier maupun audio sangat diperlukan, karena
kualitas modulasi tergantung keseimbangan input RF dan audio.  Terdapat level
RF maksimal yang memberikan hasil terbaik, tidak berarti jika RF diatur
maksimum maka hasilnya akan maksimal pula.
b. Kualitas audio medium cenderung ke arah bass, dibandingkan dengan carrier-
nya terdengar “NENDANG” atau seolah-olah powernya lebih besar.
c. Output AM Modulator ini frekuensinya langsung mengikuti oscillator.  Berbeda
dengan rangkaian menggunakan NE602 yang sudah saya coba dimana
outputnya menggunakan rangkaian LC untuk tuning, ternyata output bisa
berbeda frekuensinya dengan frekuensi oscillator tergantung tuning rangkaian
LC-nya.  Modulator dengan MC1496 lebih praktis tidak perlu kuatir ada
perubahan frekuensi.  Kalaupun ada pergeseran mungkin hanya sedikit saja
saya belum sempat mengukurnya.
b. Sangat direkomendasikan untuk yang sudah punya pemancar SSB atau sudah
punya penguat linier, atau untuk rekan yang malas membuat audio amplifier dan
menggulung trafo modulasi.
c. Selamat mencoba.
 
UPDATE :
Jika anda kurang suka “tone” yang cenderung nge-bass silahkan merubah
kondensator 100 uF setelah potensio input audio pada rangkaian modulator AM
MC1496 menjadi 47 uF dan bandingkan sensasinya yang berbeda.

Anda mungkin juga menyukai