Bab 3 Struktur
Bab 3 Struktur
Bab 3 Struktur
Halaman : III - 1
BAB III
PERSYARATAN TEKNIS STRUKTURAL
Halaman : III - 2
4) OBSTACLE
1) Kriteria obstacle berupa konstruksi beton pasangan batu kali, pasangan dinding tembok besi-
besi tua dan lain-lain. Bekas perlindungan maupun bekas kontruksi bangunan lama yang cara
pembongkarannya memerlukan metoda khusus dengan menggunakan peralatan yang lebih
khusus pula (misalnya : concrete breaker, compressor, mesin potong) dibandingkan dengan
peralatan yang digunakan pada pekerjaan galian tanah.
2) Semua berangkal dan kotoran dari bekas pembongkaran konstruksi existing galian dan lain-
lain harus segera dikeluarkan dari tapak dan dibuang ke tempat yang ditentukan oleh
Konsultan Manajemen Konstruksi. Semua peralatan yang diperlukan pada paket pekerjaan
ini harus tersedia di lapangan dalam keadaan siap pakai.
3) Kontraktor harus tetap menjaga kebersihan diarea pekerjaan dan disekitarnya yang
diakibatkan oleh semua kegiatan pekerjaan ini serta menjaga keutuhan terhadap
material/barang-barang yang sudah terpasang (existing)
4) Batasan pembongkaran obstacle adalah sebagai berikut :
a. Pada daerah titik pondasi setempat sampai mencapai kedalaman yang masih
memungkinkan obstacle tersebut bisa dibongkar/digali sesuai dengan kondisi dan sifat
tanah pada daerah tersebut.
b. Pada jalur yang akan dibuat pondasi setempat dan sloof mulai dari permukaan tanah
exsisting sampai dengan di bawah permukaan dasar urugan pasir dari konstruksi pondasi
dan sloof.
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Gedung Kantor Kejaksaan Tinggi Bali.
Halaman : III - 3
Halaman : III - 4
9) Setiap lapis dari daerah yang dipadatkan harus ditest dengan 'Field Dry Density Test' untuk
mengetahui kepadatan tanah yang dicapai serta Moisture Content. Satu test untuk setiap
400 m2 untuk tanah yang dipadatkan.
10) Apabila tanah yang dipadatkan < 1,6 ton/m 3, maka tanah tersebut harus diganti dengan
tanah lain atau dicampur pasir sehingga tanah tersebut menjadi >1,6 ton/m 3.
11) Apabila tanah yang dipadatkan telah mencapai nilai 90% compacted dari modified proctor
(untuk lapisan sub grade setebal 30 cm di bawah base) tetapi tidak mencapai soaked CBR
minimum = 4, maka tanah (sub grade) tersebut harus diganti dengan fill material yang pada
90% maksimum compacted mencapai nilai soaked CBR = 4.
Halaman : III - 5
Halaman : III - 6
3) Kontraktor harus didukung oleh team supervisi yang dapat dipertanggung jawabkan yang
dilengkapi dengan peralatan yang presisi dan sedikitnya dua orang memeriksa kelurusan
dari setiap tiang selama pemancangan.
4) Tiang-tiang pondasi harus dipancang sampai mencapai lapisan tanah keras atau sesuai
dengan petunjuk "pengawas yang ditunjuk".
5) Urutan pemancangan tiang dalam satu kelompok harus sesuai dengan petunjuk
"pengawas yang ditunjuk".
6) Tiang-tiang yang rusak atau ditolak, menjadi tanggung jawab Kontraktor dan harus
disingkirkan dari proyek.
7) Dalam hal diperlukan penyambung (follower), maka sepenuhnya menjadi tanggung jawab
kontraktor.
8) Panjang tiang yang sebenarnya boleh dimodifikasi oleh Engineer setelah percobaan
pembebanan tiang dan bilamana kondisi lapangan mensyaratkan perubahan demikian.
Halaman : III - 7
1. Toleransi untuk ketepatan titik tiang tidak lebih dari 8,00 cm dari letak titik pada awal
pemancangan, dan jarak antara dua buah tiang pancang tidak bertambah/berkurang lebih
dari 15,00 cm dari yang seharusnya.
2. Toleransi kemiringan untuk tiang yang seharusnya vertikal adalah tidak lebih miring dari
1 : 75.
3. Kontraktor harus menjamin bahwa tiang beton cetak yang baru dibuat tidak mengganggu
atau merusak tiang-tiang yang dibuat sebelumnya.
4. Jika ada gangguan dalam pelaksanaan tiang beton cetak yang diluar kemampuan
kontraktor untuk mengatasinya, maka kontraktor dapat menambah satu atau lebih tiang
beton cetak, dan sebelum pelaksanaan harus minta persetujuan dari perencana/
Konsultan Pengawas.
5. Pemasangan poer dan tie beam dapat dilaksanakan setelah semua tiang pancang
terpasang baik dan setelah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
6.5.6 PEMANCANGAN
1) Setiap saat pada saat pemancangan, tiang pancang harus disanggah dengan baik
sehingga tidak berubah dari posisi yang telah ditentukan serta tidak terjadi kemungkinan
tekuk. Penyanggahan ini harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak menyebabkan
kerusakan pada tiang tekan.
2) Alat pancang yang akan dipergunakan harus mempunyai kapasitas dan efisiensi,
sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan dan terlebih dahulu mendapatkan
persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas sebelum digunakan. Manometer pengukur
tekanan harus ada sertifikat kalibrasi yang masih berlaku dari pihak yang berwenang.
3) Panjang tiang pancang yang akan ditekankan harus mendapatkan persetujuan Konsultan
Pengawas, sesuai dengan keadaan tanah setempat.
4) Setiap tiang pancang harus dipancang terus menerus sampai penetrasi atau kedalaman
yang disyaratkan tercapai. Kecuali Konsultan Pengawas menyetujui bahwa penghentian
pemancangan terjadi karena hal-hal yang diluar kekuasaan pemborong.
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Gedung Kantor Kejaksaan Tinggi Bali.
Halaman : III - 8
5) Kontraktor harus membuat catatan pemancangan (tiap pemasukan 500 mm kecuali sisa
2000 mm terakhir harus dibaca tiap 250 mm ) atau sesuai dengan petunjuk Konsultan
Pengawas.
6) Bila terjadi karakteristik pemancangan yang berbeda dengan karakteristik yang
diharapkan berdasarkan hasil penyelidikan tanah maupun penekanan-penekanan
sebelumnya, pemborong harus segera memberitahukan Konsultan Pengawas untuk
meminta petunjuknya.
7) Urut-urutan pemancangan harus diatur sedemikian rupa sehingga pengaruh yang jelek
dari "heave" dan desakan tanah kesamping dapat dibatasi sekecil mungkin. Urut-urutan
penekanan ini harus dikonsultasikan dan disetujui secara tertulis oleh Konsultan
Pengawas.
8) Bila terjadi “heave”, Kontraktor harus melakukan penekanan ulang pada semua tiang yang
terjadi heave.
9) Toleransi posisi horizontal pondasi tiang pada Level Poer tidak boleh melebihi 75 mm
dalam segala arah.
10) Toleransi posisi vertikal pondasi tiang tidak boleh melebihi kemiringan 1:75
7. PEKERJAAN BETON.
7.1. UMUM
7.1.1. LINGKUP PEKERJAAN
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Gedung Kantor Kejaksaan Tinggi Bali.
Halaman : III - 9
Halaman : III - 10
dengan kolom/dinding beton struktural dan dinding bata dengan pelat beton struktural
seperti yang ditunjukkan oleh Direksi Lapangan.
Halaman : III - 11
proyek ini.
3) Kontraktor harus mengirimkan contoh dari seluruh bahan yang hendak digunakan
dengan data pengujian yang rnemenuhi seluruh sifat bahan yang dlsyaratkan dalam
Spesifikasi ini.
4) Kontraktor harus mengirimkan rancangan campuran (mix design) untuk masing-masing
mutu beton yang digunakan, paling lambat 14 hart sebelum pekerjaan pengecoran
dimulai.
5) Kontraktor harus segera menyerahkan secara tertulis dari seluruh pengujian
pengendalian mutu yang disyaratkan sehingga data tersebut selalu tersedia atau bila
diperlukan oleh Direksi Pekerjaan.
6) Pengujian kuat tekan beton yang harus dilaksanakan minimum meliputi pengujian kuat
tekan beton yang berumur 3 hari, 7 hari, 14 hari dan 28 hari setelah tanggal
pencampuran.
7) Kontraktor harus mengajukan Gambar Kerja Detail untuk seluruh pekerjaan perancah
dan acuan yang digunakan untuk mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan sebelum
pekerjaan tersebut dimulai.
8) Kontraktor harus memberitahu Direksi Pekerjaan secara tertulis paling lambat 3 x 24
jam sebelum tanggal rencana mulai melakukan pencampuran atau pengecoran setiap
jenis beton.
9) Pengecoran beton hanya boleh dilakukan setelah seluruh pekerjaan acuan dan
pembesian diperiksa serta mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan.
10) Harus diajukan minimal 2 (dua) supplier beton ready-mix untuk memperlancar
pelaksanaan dan mendapat persetujuan Direksi Lapangan sebelum memulai
pengecoran.
Halaman : III - 12
atau lebih sedemikian rupa sehingga hasil uji tersebut dapat disetujui oleh Direksi
Lapangan.
Hasil uji yang disetujui tersebut sudah harus disertakan selambat-lambatnya 3
minggu sebelum pengerjaan dimulai, dan selain itu mutu betonpun harus sesuai
dengan mutu standard PBI 1971. Pekerjaan tidak boleh dimulai sebelum diperiksa
Direksi Lapangan tentang kekuatan/kebersihannya.
Semua pembuatan dan pengujian trial mix dan design mix serta pembiayaannya
adalah sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor. Trial mix dan design mix
haru s diadakan lagi bila agregat yang dipakai diambil dari sumber yang berlainan,
merk semen yang berbeda atau supplier beton yang lain.
Ukuran-ukuran
Campuran desain dan campuran percobaan harus proporsional semen terhadap
agregat berdasarkan berat, atau proporsi yang cocok dari ukuran untuk rencana
proposional atau perbandingan yang harus disetujui oleh Direksi Lapangan.
Percobaan adukan untuk berat normal beton
Untuk perincian minimum dan maximum slump untuk setiap jenis dan kekuatan dari
berat normal beton, dibuat empat (4) adukan campuran dengan memakai nilai faktor
air-semen yang berbeda-beda.
Pengujian mutu beton ditentukan melalui pengujian sejumlah benda uji silinder beton
diameter 15 cm x tinggi 30 cm sesuai PBI 1971, ACI Committee - 304, ASTM C 94-
98.
Benda uji (setiap pengambilan terdiri dari 3 buah dengan pengetesan dilakukan pada
hari yang tercantum pada item 6) dari satu adukan dipilih acak yang mewakili suatu
volume rata-rata tidak lebih dari 10 m3 atau 10 adukan atau 2 truck drum (diambil
yang volumenya terkecil). Disamping itu jumlah maximum dari beton yang dapat
terkena penolakan akibat setiap satu keputusan adalah 30 m3, kecuali bila ditentukan
lain oleh Direksi Lapangan.
Hasil uji untuk setiap pengujian dilakukan masing-masing untuk umur 7, 14 atau 21
dan 28 hari.
Pembuatan benda uji harus mengikuti ketentuan PBI'71, dilakukan di lokasi
pengecoran dan harus disaksikan oleh Direksi Lapangan. Apabila digunakan metoda
pembetonan dengan menggunakan pompa (concrete pump), maka pengambilan
contoh segala macam jenis pengujian lapangan harus dilakukan dari hasil adukan
yang diperoleh dari ujung pipa "concrete-pump" pada lokasi yang akan dilaksanakan.
Pengujian bahan dan beton harus dilakukan dengan cara yang ditentukan dalam
Standard Industri Indonesia (SII) dan PBI'71 NI-2 atau metoda uji bahan yang
disetujui oleh Direksi Lapangan.
Rekaman lengkap dari hasil uji bahan dan beton harus disediakan dan disimpan
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Gedung Kantor Kejaksaan Tinggi Bali.
Halaman : III - 13
dengan baik oleh tenaga pengawas ahli, dan selalu tersedia untuk keperluan
pemeriksaan selama pelaksanaan pekerjaan dan selama 5 tahun sesudah proyek
bangunan tersebut selesai dilaksanakan.
4) Pengujian slump.
Kekentalan adukan beton diperiksa dengan pengujian slump, dimana nilai slump
harus dalam batas-batas yang diisyaratkan dalam PBI 1971 dan sama sekali tidak
diperbolehkan adanya penambahan air/additive, kecuali ditentukan lain oleh Direksi
Lapangan.
"Kontraktor" harus menjamin bahwa ia mampu dengan slump berikut, beton dengan
mutu dan kekuatan yang memuaskan, yang akan menghasilkan hasil akhir yang
bebas keropos, ataupun berongga-rongga. Pelaksanaan dari persetujuan kontrak
adalah bahwa "Kontraktor" bertanggung jawab penuh untuk produksi dari beton dan
pencapaian mutu, kekuatan dan penyelesaian yang memenuhi syarat batas slump.
Bila dipakai pompa beton, slump harus didasarkan pada pengukuran di pelepasan
pipa, bukan di truk mixer. Maximum slump harus 150 mm.
Rekomendasi slump untuk variasi beton konstruksi pada keadaan atau kondisi
normal :
Untuk beton dengan bahan tambahan plasticizer, slump dapat dinaikkan sampai
maksimum 1,5 cm.
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Gedung Kantor Kejaksaan Tinggi Bali.
Halaman : III - 14
5) Percobaan tambahan
Kontraktor, tanpa membebankan biaya kepada pemilik, harus mengadakan
percobaan laboratorium selaku percobaan tambahan pada bahan-bahan beton dan
membuat desain adukan baru bila sifat atau pemilihan bahan diubah atau apabila
beton yang ada tidak dapat mencapai kekuatan spesifikasi.
Hasil pengujian beton harus diserahkan sesaat sebelum tahapan pelaksanaan
akan dilakukan, yaitu khususnya untuk pekerjaan yang berhubungan dengan
pelepasan perancah/acuan. Sedangkan untuk pengujian di luar ketentuan
pekerjaan tersebut, harus diserahkan kepada Direksi Lapangan dalam jangka
waktu tidak lebih dari 3 hari setelah pengujian dilakukan.
7.2. BAHAN-BAHAN/PRODUK
Sedapat mungkin, semua bahan dan ketenagaan harus disesuaikan dengan peraturan-
peraturan Indonesia.
1) Semen
a. Mutu semen
Semen portland harus memenuhi persyaratan standard Internasional atau Spesifikasi
Bahan Bangunan Bagian A SK SNI 3-04-1989-F atau sesuai SII-0013-82, Type-1 atau
NI-8 untuk butir pengikat awal kekekalan bentuk, kekuatan tekan aduk dan susunan
kimia. Semen yang cepat mengeras hanya boleh dipergunakan dimana jika hal
tersebut dikuasakan tertulis secara tegas oleh Direksi Lapangan.
Jika mempergunakan semen portland pozolan (campuran semen portland dan bahan
pozolan) maka semen tersebut harus memenuhi ketentuan SII 0132 Mutu dan Cara Uji
Semen Portland Pozoland atau spesifikasi untuk semen hidraulis campuran.
Di dalam syarat pelaksanaan pekerjaan beton harus dicantumkan dengan
jelas jenis semen yang boleh dipakai dan jenis semen ini harus sesuai dengan jenis
semen yang digunakan dalam ketentuan persyaratan mutu (semen tipe 1).
b. Penyimpanan Semen
Penyimpanan semen harus dilaksanakan dalam tempat penyimpanan dan dijaga agar
semen tidak lembab, dengan lantai terangkat bebas dari tanah dan ditumpuk sesuai
dengan syarat penumpukan semen dan menurut urutan pengiriman. Semen yang telah
rusak karena terlalu lama disimpan sehingga mengeras ataupun tercampur bahan lain,
tidak boleh dipergunakan dan harus disingkirkan dari tempat pekerjaan. Semen harus
dalam zak-zak yang utuh dan terlindung baik terhadap pengaruh cuaca, dengan
ventilasi secukupnya dan dipergunakan sesuai dengan urutan pengiriman. Semen yang
telah disimpan lebih 60 hari tidak boleh digunakan untuk pekerjaan.
Curah semen harus disimpan di dalam konstruksi silo secara tepat untuk melindungi
terhadap penggumpalan semen dalam penyimpanan.
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Gedung Kantor Kejaksaan Tinggi Bali.
Halaman : III - 15
Semua semen harus baru, bila dikirim setiap pengiriman harus disertai dengan
sertifikat test dari pabrik.
Semen harus diukur terhadap berat untuk kesalahan tidak lebih dari 2,5 %.
"Kontraktor" harus hanya memakai satu merek dari semen yang telah disetujui untuk
seluruh pekerjaan. "Kontraktor" tidak boleh mengganti merk semen selama
pelaksanaan dari pekerjaan, kecuali dengan persetujuan tertulis dari Direksi Lapangan.
2) Agregat
Agregat untuk beton harus memenuhi ketentuan dan persyaratan dari SII 0052-80 "Mutu
dan Cara Uji Agregat Beton" dan bila tidak tercakup dalam SII 0052-80, maka harus
memenuhi spesifikasi agregat untuk beton.
a. Agregat halus (Pasir)
Mutu pasir untuk pekerjaan beton harus terdiri dari : butir-butir tajam, keras, bersih,
dan tidak mengandung lumpur dan bahan-bahan organis.
Agregat halus harus terdiri dari distribusi ukuran partikel-partikel seperti yang
ditentukan di pasal 3.5. dari NI-2. PBI '71.
Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 % (ditentukan terhadap
berat kering). Yang diartikan dengan lumpur adalah bagian-bagian yang dapat
melalui ayakan 0.063 mm. Apabila kadar lumpur melampaui 5 %, maka agregat
halus harus dicuci. Sesuai PBI'71 bab 3.3. atau SII 0051-82.
Ukuran butir-butir agregat halus, sisa di atas ayakan 4 mm harus minimum 2 %
berat; sisa di atas ayakan 2 mm harus minimum 10 % berat; sisa di atas ayakan
0,25 mm harus berkisar antara 80 % dan 90 % berat.
Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua mutu beton.
Penyimpanan pasir harus sedemikian rupa sehingga terlindung dari pengotoran
oleh bahan-bahan lain.
b. Agregat Kasar (Kerikil dan Batu Pecah)
Yang dimaksud dengan agregat kasar yaitu kerikil hasil desintegrasi alami dari
batu-batuan atau batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu, dengan besar
butir lebih dari 5 mm sesuai PBI 71 bab 3.4.
Mutu koral : butir-butir keras, bersih dan tidak berpori, batu pecah jumlah butir-butir
pipih maksimum 20 % bersih, tidak mengandug zat-zat alkali, bersifat kekal, tidak
pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca.
Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 % (terhadap berat kering) yang
diartikan lumpur adalah bagian-bagian yang melalui ayakan 0.063 mm apabila
kadar lumpur melalui 1 % maka agregat kasar harus dicuci.
Tidak boleh mengandung zat-zat yang reaktif alkali yang dapat merusak beton.
Ukuran butir : sisa diatas ayakan 31,5 mm, harus 0 % berat; sisa diatas ayakan 4
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Gedung Kantor Kejaksaan Tinggi Bali.
Halaman : III - 16
mm, harus berkisar antara 90 % dan 98 %, selisih antara sisa-sisa kumulatif di atas
dua ayakan yang berurutan, adalah maksimum 60 % dan minimum 10 % berat.
Kekerasan butir-butir agregat kasar diperiksa dengan bejana penguji dari Rudeloff
dengan beban penguji 20 t, harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 9.5 - 19 mm lebih dari 24 % berat
tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 19-30 mm lebih dari 22 % atau dengan
mesin pengaus Los Angeles, tidak boleh terjadi kehilangan berat lebih dari 50 %
sesuai SII 0087-75, atau PBI-71
Penyimpanan kerikil atau batu pecah harus sedemikian rupa agar terlindung dari
pengotoran bahan-bahan lain.
c. Air
Air untuk pembuatan dan perawatan beton harus bersih, tidak boleh mengandung
minyak, asam alkali, garam-garam, bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat
merusak beton serta baja tulangan atau jaringan kawat baja. Untuk mendapatkan
kepastian kelayakan air yang akan dipergunakan, maka air harus diteliti pada labora-
torium yang disetujui oleh Direksi Lapangan.
d. Bahan Campuran Tambahan (Admixture)
Admixture harus disimpan dan dilindungi untuk menjaga kerusakan dari container.
Admixture harus sesuai dengan ACI 212.2R-71 dan ACI 212 2R-64. Segala macam
admixture yang akan digunakan dalam pekerjaan harus disetujui oleh Direksi
Lapangan. Admixture yang mengandung chloride atau nitrat tidak boleh dipakai.
e. Mutu dan Konsistensi dari Beton
Kekuatan ultimate tekan beton silinder 150 mm X 300 mm umur 28 hari, kecuali
ditentukan lain, harus seperti berikut :
Semua pelat, balok, pile-cap : K-250 (f’c = 21.7 MPa)
Semua kolom, balok dan dinding beton : K-250 (f’c = 21.7 MPa)
Untuk semua beton non-struktural seperti lantai kerja dan sebagainya : Beton Klas -
Bo
Halaman : III - 17
minimum yang dapat diterima adalah berdasarkan hasil pengujian yang diadakan di
laboratorium.
c. Pemeriksaan.
Bagi Direksi Lapangan diadakan jalan masuk ke proyek dan ketempat pengantaran
contoh atau pemeriksaan yang dapat dilalui setiap waktu. Denah dan semua
peralatan untuk pengukuran, adukan dan pengantaran beton harus diperiksa oleh
Direksi Lapangan sebelum pengadukan beton.
d. Persetujuan.
Periksa areal dan kondisi pada mana pekerjaan di bawah bab ini yang akan
dilaksanakan. Perbaiki kondisi yang terusak oleh waktu dan
perlengkapan/penyelesaian pekerjaan. Jangan memproses sampai keadaan
perbaikan memuaskan. Jangan memulai pekerjaan beton sampai hasil percobaan,
adukan beton dan contoh-contoh benda uji disetujui oleh Direksi Lapangan.
Lagipula, jangan memulai pekerjaan beton sampai semua penyerahan disetujui oleh
Direksi Lapangan.
e. Adukan Beton dan Kekuatan.
Adukan beton harus didesain dan disesuaikan dengan pemeriksaan laboratorium
oleh kontraktor dan harus diperiksa teratur oleh kedua pihak, kontraktor dan
pemasok beton ready-mix. Kekuatan tercantum adalah kekuatan yang diijinkan
minimum dan hasil dari hasil test oleh percobaan laboratorium adalah dasar dari
yang diijinkan.
f. Temperatur Beton Ready-Mix.
Batas temperatur untuk beton ready-mix sebelum dicor disyaratkan tidak melampaui
38 oC.
g. Bahan Campuran Tambahan
Penambahan bahan additive dalam proses pembuatan beton ready-mix harus sesuai
dengan petunjuk pabrik additive tersebut. Bila diperlukan dua atau lebih bahan
additive maka pelaksanaannya harus dilaksanakan secara terpisah. Dalam
pelaksanaannya harus sesuai ACI 212-2R-71 dan ACI 212.IR-63 dilakukan hanya
oleh teknisi in-charge dengan persetujuan Direksi Lapangan sebelumnya.
h. Kendaraan Pengangkut
Kendaraan pengangkut beton ready-mix harus dilengkapi dengan peralatan pengukur
air yang tepat.
i. Pelaksanaan Pengadukan
Pelaksanaan pengadukan dapat dimulai dalam jangka waktu 30 menit setelah semen
dan agregat dituangkan dalam alat pengaduk.
j. Penuangan Beton
Proses pengeluaran beton ready-mix di lapangan proyek dari alat pengaduk di
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Gedung Kantor Kejaksaan Tinggi Bali.
Halaman : III - 18
kendaraan pengangkut harus sudah dilaksanakan dalam jangka waktu 1,5 jam atau
sebelum alat pengaduk mencapai 300 putaran. Dalam cuaca panas, batas waktu
tersebut di atas harus diperpendek sesuai petunjuk Direksi Lapangan.
Perpanjangan waktu dapat diijinkan sampai dengan 4 jam bila dipergunakan retarder
yang harus disetujui oleh Direksi Lapangan.
k. Keadaan Khusus
Apabila temperatur atau keadaan lainnya yang menyebabkan perubahan slump
beton maka Kontraktor harus segera meminta petunjuk atau keputusan Direksi
Lapangan dalam menentukan apakah adukan beton tersebut masih memenuhi
kondisi normal yang disyaratkan. Tidak dibenarkan untuk menambah air ke dalam
adukan beton dalam kondisi tersebut.
l. Penggetaran
Penggetaran beton agar diperoleh beton yang padat harus sesuai dengan ACI 309R-
87 (Recommended Practice for Consolidation of Concrete). Sedapat mungkin
penggetaran beton dilakukan dengan concrete-vibrator (engine/electric).
Halaman : III - 19
Halaman : III - 20
mekanis.
Apabila diperlukan jangka waktu yang lebih panjang lagi, maka harus dipakai
bahan-bahan penghambat pengikatan yang berupa bahan pembantu yang
ditentukan dalam pasal 3.8. PBI '71.
c. Pengecoran
Beton harus dicor sesuai persyaratan dalam PBI 1971, ACI Committee 304,
ASTMC 94-98.
Beton yang akan dituang harus ditempatkan sedekat mungkin kecetakan akhir
dalam posisi lapisan horizontal kira-kira tidak lebih dari ketebalan 30 cm.
Tinggi jatuh dari beton yang dicor jangan melebihi 1,50 m bila tidak disebutkan lain
atau disetujui Direksi Lapangan.
Untuk beton expose, tinggi jatuh dari beton yang dicor tidak boleh lebih dari 1,0 m.
Bila diperlukan tinggi jatuh yang lebih besar, belalai gajah, corong pipa cor
ataupun benda-benda lain yang disetujui harus diperiksa, sedemikian sehingga
pengecoran beton efektif pada lapisan horisontal tidak lebih dari ketebalan 30 cm
dan jarak dari corong haruslah sedemikian sehingga tidak terjadi
segregasi/pemisahan bahan-bahan.
Beton yang telah mengeras sebagian atau yang telah dikotori oleh bahan asing
tidak boleh dituang ke dalam struktur.
Tempatkan adukan beton, sedemikian sehingga permukaannya senantiasa tetap
mendatar, sama sekali tidak diijinkan untuk pengaliran dari satu posisi ke posisi
lain dan tuangkan secepatnya serta sepraktis mungkin setelah diaduk.
Bila pelaksanaan pengecoran akan dilakukan dengan cara atau metoda di luar
ketentuan yang tercantum di dalam PBI'71 termasuk pekerjaan yang tertunda
ataupun penyambungan pengecoran, maka "Kontraktor" harus membuat usulan
termasuk pengujiannya untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi Lapangan
paling lambat 3 minggu sebelum pelaksanaan di mulai.
d. Pemadatan beton
Segera setelah dicor, setiap lapis beton digetarkan dengan alat
penggetar/vibrator, untuk mencegah timbulnya rongga-rongga kosong dan sarang-
sarang kerikil.
Alat penggetar harus type electric atau pneumatic power driven, type "immersion",
beroperasi pada 7000 RPM untuk kepala penggetar lebih kecil dari diameter 180
mm dan 6000 RPM untuk kepala penggetar berdiameter 180 mm, semua dengan
amlpitudo yang cukup untuk menghasilkan kepadatan yang memadai.
Alat penggetar cadangan harus dirawat selalu untuk persiapan pada keadaan
darurat di lapangan dan lokasi penempatannya sedekat mungkin mendekati
tempat pelaksanaan yang masih memungkinkan.
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Gedung Kantor Kejaksaan Tinggi Bali.
Halaman : III - 21
1) Siar Pelaksanaan
a. Siar-siar pelaksanaan harus ditempatkan dan dibuat sedemikian rupa sehingga tidak
banyak mengurangi kekuatan dari konstruksi. Siar pelaksanaan harus direncanakan
sedemikian sehingga mampu meneruskan geser dan gaya-gaya lainnya.
Apabila tempat siar-siar pelaksanaan tidak ditunjukkan didalam gambar-gambar
rencana, maka tempat siar-siar pelaksanaan itu harus disetujui oleh Direksi
Lapangan. Penyimpangan tempat-tempat siar pelaksanaan daripada yang
ditunjukkan dalam gambar rencana, harus disetujui oleh Direksi Lapangan.
b. Antara pengecoran balok atau pelat dan pengakhiran pengecoran kolom harus ada
waktu antara yang cukup, untuk memberi kesempatan kepada beton dari kolom
untuk mengeras. Balok, pertebalan miring dari balok dan kepala-kepala kolom harus
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Gedung Kantor Kejaksaan Tinggi Bali.
Halaman : III - 22
dianggap sebagai bagian dari sistem lantai dan harus dicor secara monolit dengan
itu.
c. Pada pelat dan balok, siar-siar pelaksanaan harus ditempatkan kira-kira di tengah-
tengah bentangnya, dimana pengaruh gaya melintang sudah banyak berkurang.
Apabila pada balok ditengah-tengah bentangnya terdapat pertemuan atau
persilangan dengan balok lain, maka siar pelaksanaan ditempatkan sejauh 2 kali
lebar balok dari pertemuan atau persilangan itu.
d. Permukaan beton pada siar pelaksanaan harus dibersihkan dari kotoran-kotoran dan
serpihan beton yang rapuh.
e. Sesaat sebelum melanjutkan penuangan beton, semua siar pelaksanaan harus
cukup lembab dan air yang menggenang harus disingkirkan.
2) Perawatan Beton
a. Secara umum harus memenuhi persyaratan didalam PBI 1971 NI-2 Bab 6.6. dan ACI
301-89.
b. Beton setelah dicor harus dilindungi terhadap proses pengeringan yang belum
saatnya dengan cara mempertahankan kondisi dimana kehilangan kelembaban
adalah minimal dan suhu yang konstan dalam jangka waktu yang diperlukan untuk
proses hydrasi semen serta pengerasan beton.
c. Masa Perawatan dan Cara Perawatan.
Perawatan beton dimulai segera setelah pengecoran selesai dilaksanakan
dan harus berlangsung terus menerus selama paling sedikit 2 minggu jika tidak
ditentukan lain. Suhu beton pada awal pengecoran harus dipertahankan tidak
melebihi 38 oC.
Dalam jangka waktu tersebut cetakan dan acuan betonpun harus tetap
dalam keadaan basah. Apabila cetakan dan acuan beton tersebut pelaksanaan
perawatan beton tetap dilakukan dengan membasahi permukaan beton terus
menerus dengan menutupinya dengan karung-karung basah atau dengan cara
lain yang disetujui oleh Direksi Lapangan.
Perawatan dengan uap bertekanan tinggi, uap bertekanan udara luar,
pemanasan atau proses-proses lain untuk mempersingkat waktu pengerasan
dapat di pakai tetapi harus disetujui terlebih dahulu oleh Direksi Lapangan.
d. Bahan Campuran Perawatan.
Harus sesuai dengan ASTM C309-80 type I dan ASTM C 171-75.
3) Toleransi pelaksanaan.
Sesuai dengan dimensi/ukuran tercantum dan ketentuan toleransi pada cetakan Bab 1;
PBI-'71; ACI-301 dan ACI-347.
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Gedung Kantor Kejaksaan Tinggi Bali.
Halaman : III - 23
Halaman : III - 24
f. Atau yang menurut pendapat Direksi Lapangan pada suatu pekerjaan akhir, atau
dapat mengenai bahannya atau pekerjaannya pada bagian manapun dari suatu
pekerjaan, tidak memenuhi pernyataan dari spesifikasi.
g. Semua pekerjaan yang dianggap cacat tersebut pada dasarnya harus dibongkar dan
diganti dengan yang baru, kecuali Direksi Lapangan dan konsultan menyetujui untuk
diadakan perbaikan atau perkuatan dari cacat yang ditimbulkan tersebut. Untuk itu
Kontraktor harus mengajukan usulan-usulan perbaikan yang kemudian akan
diteliti/diperiksa dan disetujui bila perbaikan tersebut dianggap memungkinkan.
h. Perluasan dari pekerjaan yang akan dibongkar dan metoda yang akan dipakai dalam
pekerjaan pengganti harus sesuai dengan pengarahan dari Direksi Lapangan.
i. Dalam hal pembongkaran dan perbaikan pekerjaan beton harus dilaksanakan
dengan memuaskan.
j. Semua pekerjaan bongkaran dan penggantian dari pekerjaan cacat pada beton dan
semua biaya dan kenaikan biaya dari pembongkaran atau penggantian harus
ditanggung sebagai pengeluaran Kontraktor.
k. Retak-retak pada pekerjaan beton harus diperbaiki sesuai dengan instruksi Direksi
Lapangan.
l. Dalam hal terjadi beton keropos atau retak yang bukan struktur (karena penyusutan
dan sebagainya) atau cacat beton lain yang nyata pada pembongkaran cetakan,
Direksi Lapangan harus diberitahu secepatnya, dan tidak boleh diplester atau
ditambal kecuali diperintahkan oleh Direksi Lapangan. Pengisian/injeksi dengan air
semen harus diadakan dengan perincian atau metoda yang paling memadai/cocok.
m. Perlindungan dari Kerusakan Akibat Cuaca (Weather Injury)
Selama pengadukan
Dalam udara panas, bahan-bahan beton dingin sebelum dicampur (memakai es
sampai air dingin), agar pemeliharaan dari suhu beton masih dalam batasan
yang disyaratkan. Tidak diijinkan pemakaian air hujan untuk menambah
campuran air.
Selama pengecoran dan pemeliharaan.
- Umum
Adakan pemeliharaan penutup selama pengecoran dan perawatan dari beton
untuk melindungi beton terhadap hujan dan terik matahari.
- Dalam Cuaca Panas
Adakan dan pelihara keteduhan, penyemprotan kabut, ataupun membasahi
permukaan dari warna terang/muda, selama pengecoran dan pemeliharaan
beton untuk melindungi beton dari kerugian/kehilangan bahan terhadap
panas, matahari atau angin yang berlebihan.
- Kelebihan Perubahan Suhu
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Gedung Kantor Kejaksaan Tinggi Bali.
Halaman : III - 25
Halaman : III - 26
Tambalan pada suatu pekerjaan beton textured concrete work harus diselesaikan
dengan tangan untuk mencapai permukaan yang diperlukan.
b. Penyelesaian Beton Terlindung (Finish of Concealed Concrete)
Permukaan beton terlindung harus termasuk beton yang diberi lapisan termasuk
lapisan arsitektur, kecuali cat atau bahan lapisan yang fleksibel dan terlindung dari
tampak pada penyelesaian struktur.
Beton terlindung dan beton unexposed perlu ditambal dan diperbaiki dari keropos
dan kerusakan-kerusakan permukaan sebagaimana semestinya sebelum ditutup
permukaannya.
c. Penambalan Beton
Siapkan bahan campuran (mortar) untuk penambahan beton yang terdiri dari 1
(satu) bagian semen (yang diatur dengan semen putih atau tambahan bahan
pewarna bila diijinkan untuk menyesuaikan dengan warna disekitarnya) dengan 2
1/2 (dua setengah) bagian pasir dengan air secukupnya untuk mendapatkan
adukan yang diperlukan.
Siapkan campuran percobaan (trial mixes) untuk menentukan mutu yang
sebenarnya. Siapkan panel-panel contoh (30 cm persegi) dan biarkan sampai
berumur 14 hari sebelum keputusan akhir dibuat dan penambalan dikerjakan.
Olah lagi adukan seperti diatas sampai mencapai kekentalan yang tertinggi yang
diijinkan untuk pengecoran. Sikat bagian yang akan ditambah dengan bahan
perekat yang terdiri dari pasta campuran air dan semen murni serta tambalkan
adukan bila bahan perekat masih basah.
Hentikan penambalan sedikit lebih luas di sekeliling bagian yang ditambal, biarkan
untuk kira-kira satu sampai dua jam untuk memberi kesempatan terhadap
penyusutan dan penyesuaian penyelesaian (finish flush) dengan permukaan
sekelilingnya.
Halaman : III - 27
- Penyelesaian yang monolit harus diadakan untuk lantai beton expose, dimana
permukaan agregat dikehendaki.
- Penyelesaian lantai beton yang monolit harus mencapai level dan kemiringan
yang tepat yang dapat dilakukan dengan atau tanpa screed dengan power
floating yang dilakukan secara merata.
Permukaan harus dapat bertahan sampai semua air permukaan menghilang
dan beton telah mengeras serta bekerja. Permukaan yang diperbolehkan harus
ditrowel dengan besi untuk mencapai permukaan yang halus.
- Apabila permukaan menjadi keras, harus ditrowel dengan besi untuk kedua
kalinya untuk mendapatkan kekerasan, kehalusan tapi tidak berlapis, padat,
bebas dari segala tanda-tanda/bekas trowel dan kerusakan-kerusakan lain.
12. Lapisan Penutup Lantai yang Dikerjakan Kemudian (Separate Floor Toppings)
a. Sebelum pengecoran, kasarkan permukaan dasar dari beton dan singkirkan benda-
benda asing, semprot dan bersihkan.
b. Letakan penyekat, tepian-tepian, penulangan dan hal-hal lain yang akan
ditanam/dicor.
c. Berikan bahan perekat pada permukaan dasar sesuai dengan petunjuk. Gunakan
lapisan pasir dan semen pada lapisan dasar secepatnya sebelum mengecor lapisan
penutup (topping).
d. Pengecoran penutup lantai beton harus memenuhi level dan kemiringan yang
dikehendaki.
e. Pada lantai parkir, lantai atap, perkerasan lantai harus diadakan seperti diperinci
pada : 4.3.13.c.2.
Halaman : III - 28
Ukuran maksimum dari agregat kasar harus seperti telah diperinci sebelumnya.
Kecuali dinyatakan lain pada catatan, agregat harus mengikuti ketentuan tentang
bentuk dan ukuran dari potongan melintang serta jarak bersih dari tulangan-
tulangan beton, dan seperti disetujui oleh Direksi Lapangan.
Bahan Tambahan (Admixture) Pozzolanic
Bahan tambahan (admixtures) Pozzolanic harus seperti diuraikan pada ASTM C
618 (Specification for Fly Ash and Raw or Calcined Natural Pozzolan for Use as
a Mineral Admixture in Portland Cement Concrete).
Bahan Tambahan untuk Permukaan (Surface-active Agent)
Bahan tambahan untuk permukaan harus memenuhi spesifikasi khusus. Kecuali
yang tercantum dalam catatan, suatu retarder type air entraining dan bahan
"pereduce" air (water reducing agent) atau harus digunakan retarder type water
reducing agent. Bagaimanapun, bahan tambahan apapun yang akan dipakai,
boleh dipakai bila dengan persetujuan/ijin dari Direksi Lapangan.
Bahan-bahan untuk campuran beton yang akan dipakai haruslah dari bahan yang
mempunyai suhu serendah mungkin.
d. Proporsi/Perbandingan Campuran.
Perbandingan campuran harus ditetapkan untuk meminimumkan jumlah semen
tehadap campuran dalam batasan dari mutu beton yang dikehendaki/diminta dan
harus distujui oleh Direksi Lapangan.
Slump untuk beton massa tidak boleh lebih dari 12 cm.
Bila penentuan perbandingan campuran berdasarkan umur beton 28 hari, maka
umur beton juga perlu diperinci. Dalam hal ini desain perbandingan campuran
harus ditentukan sesuai dengan metoda yang telah diperinci atau disetujui oleh
Direksi Lapangan.
e. Penulangan
Pemasangan tulangan harus sedemikian rupa sehingga posisi dari bentuk
tulangan tidak berubah selama pengecoran.
Peraturan lain tentang penulangan harus sesuai dengan bab ini pasal C.4.
tentang pembesian.
f. Pengecoran dan Pemeliharaan Temperatur
Sesudah beton dicor, permukaan harus dibasahi serta dilindungi terhadap
pengaruh langsung dari sinar matahari, pengeringan yang mendadak dan lain-
lain.
Untuk mengetahui kenaikan temperatur beton serta pemeriksaan dalam proses
perawatan beton maka temperatur permukaan dan temperatur di dalam beton
harus diukur bilamana perlu setelah pengecoran beton dilaksanakan.
Apabila temperatur di bagian dalam beton mulai meningkat maka perawatan
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Gedung Kantor Kejaksaan Tinggi Bali.
Halaman : III - 29
Halaman : III - 30
Apabila mutu benda uji berdasarkan hasiil percobaan kekuatan kubus ternyata lebih
rendah dari yang disyaratkan, maka harus dilakukan percobaan-percobaan dengan
tahapan sebagai berikut :
Hammer test, percobaan palu beton, harus sesuai dengan ASTM C-805-79.
Apabila hasil dari percobaan ini masih lebih rendah dari yang disyaratkan, maka
harus dilakukan percobaan tahap berikut di bawah ini.
Drilled Core Test, harus sesuai dengan ASTM C42-94. Apabila hasil dari
percobaan drilled core ini masih lebih rendah dari yang disyaratkan, maka harus
dilakukan percobaan tahap berikut di bawah ini.
Loading Test/percobaan pembebanan harus sesuai dengan PBI-71 dan ACI-318-
99. Apabila hasil dari percobaan pembebanan ini masih lebih rendah dari yang
disyaratkan, maka beton dinyatakan tidak layak dipakai.
17. Lain-lain
Grouting dan Drypacking
a.Grout/Penyuntikan Air Semen.
Satu bagian semen, 2 bagian pasir dan air secukupnya agar dapat mengalir dengan
sendirinya. Pengurangan air dan bahan tambahan untuk kemudahan pekerjaan
beton boleh diberikan sesuai dengan pertimbangan "kontraktor" melalui persetujuan
Direksi Lapangan.
b. Drypack/Campuran Semen Kering
Satu bagian semen, 2 bagian pasir dengan air sekadarnya untuk mengikat bahan-
bahan menjadi satu.
c. Installation/Pengerjaan
Basahkan permukaan sebelum digrout dan taburi (slush) dengan semen murni.
Tekankan grout sedemikian agar mengisi kekosongan/celah-celah dan membentuk
lapisan seragam dibawah pelat. Haluskan penyelesaian pada permukaan beton
expose dan adakan perawatan dengan pembasahan/pelembaban sedikitnya 3 hari.
Non-Shrink Grout
Campurkan dan tepatkan dibawah pelat dasar baja struktur dan ditempat lain dimana
non-shrink grout diperlukan, sesuai dengan instruksi dan rekomendasi yang tercantum
dari pabrik. Technical service harus dikerjakan oleh perusahaan/pabrik.
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Gedung Kantor Kejaksaan Tinggi Bali.
Halaman : III - 31
8. PEMBESIAN
8.1. PERCOBAAN DAN PEMERIKSAAN (TEST AND INSPECTIONS)
1) Setiap pengiriman harus berasal dari pemilihan yang disetujui dan harus disertai surat
keterangan percobaan dari pabrik.
2) Setiap jumlah pengiriman 20 ton baja tulangan harus diadakan pengujian periodik minimal 4
contoh yang terdiri dari 3 benda uji untuk uji tarik, dan 1 benda uji untuk uji lengkung untuk
setiap diameter batang baja tulangan. Pengambilan contoh baja tulangan akan ditentukan
oleh Direksi Lapangan.
3) Semua pengujian tersebut di atas meliputi uji tarik dan lengkung, harus dilakukan di
laboratorium Lembaga Uji Konstruksi BPPT atau laboratorium lainnya direkomendasi oleh
Direksi Lapangan dan minimal sesuai dengan SII-0136-84 salah satu standard uji yang
dapat dipakai adalah ASTM A-615. Semua biaya pengetesan tersebut ditanggung oleh
Kontraktor.
4) Segala macam kotoran, karat, cat, minyak atau bahan-bahan lain yang merugikan terhadap
kekuatan rekatan harus dibersihkan.
5) Tulangan harus ditempatkan dan dipasang cermat dan tepat dan diikat dengan kawat dari
baja lunak.
6) Sambungan mekanis harus ditest dengan percobaan tarik.
7) Sebelum pengecoran beton, lakukan pemeriksaan dan persetujuan dari pembesian,
termasuk jumlah, ukuran, jarak, selimut, lokasi dari sambungan dan panjang penjangkaran
dari penulangan baja oleh Direksi Lapangan.
8) Sertifikat :
Untuk mendapatkan jaminan atas kualitas atau mutu baja tulangan, maka pada saat
pemesanan baja tulangan kontraktor harus menyerahkan sertifikat resmi dari Laboratorium.
Khusus ditujukan untuk keperluan proyek ini.
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Gedung Kantor Kejaksaan Tinggi Bali.
Halaman : III - 32
Halaman : III - 33
Halaman : III - 34
d. Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutup beton. Untuk itu
tulangan harus dipasang dengan penahan jarak yang terbuat dari beton dengan mutu
paling sedikit sama dengan mutu beton yang akan dicor. Penahan-penahan jarak dapat
berbentuk blok-blok persegi atau gelang-gelang yang harus dipasang sebanyak
minimum 4 buah setiap m^2 cetakan atau lantai kerja. Penahan-penahan jarak ini harus
tersebar merata.
e. Pada pelat-pelat dengan tulangan rangkap, tulangan atas harus ditunjang pada tulangan
bawah oleh batang-batang penunjang atau ditunjang langsung pada cetakan bawah
atau lantai kerja oleh blok-blok beton yang tinggi. Perhatian khusus perlu dicurahkan
terhadap ketepatan letak dari tulangan-tulangan pelat yang dibengkok yang harus
melintasi tulangan balok yang berbatasan.
3)Toleransi pada Pemasangan Tulangan
a. Terhadap selimut beton (selimut beton) : ± 6 mm
b. Jarak terkecil pemisah antara batang : ± 6 mm
c. Tulangan atas pada pelat dan balok :
balok dengan tinggi sama atau lebih kecil dari 200 mm : ± 6 mm
balok dengan tinggi lebih dari 200 mm tapi kurang dari 600 mm : ± 12 mm
balok dengan tinggi lebih dari 600 mm : ± 12 mm
panjang batang : ± 50 mm
d. Toleransi pada pemasangan lainnya sesuai PBI '71.
4)Pembengkokan Tulangan, Sesuai Dengan PBI '71.
a. Batang tulangan tidak boleh dibengkok atau diluruskan dengan cara-cara yang merusak
tulangan itu.
b. Batang tulangan yang diprofilkan, setelah dibengkok dan diluruskan kembali tidak boleh
dibengkok lagi dalam jarak 60 cm dari bengkokan sebelumnya.
c. Batang tulangan yang tertanam sebagian di dalam beton tidak boleh dibengkokkan atau
diluruskan di lapangan, kecuali apabila ditentukan di dalam gambar-gambar rencana
atau disetujui oleh perencana.
d. Membengkok dan meluruskan batang tulangan harus dilakukan dalam keadaan dingin,
kecuali apabila pemanasan diijinkan oleh perencana.
e. Apabila pemanasan diijinkan, batang tulangan dari baja lunak (polos atau diprofilkan)
dapat dipanaskan sampai kelihatan merah padam tetapi tidak boleh mencapai suhu
lebih dari 850 oC.
f. Apabila batang tulangan dari baja lunak yang mengalami pengerjaan dingin dalam
pelaksanaan ternyata mengalami pemanasan di atas 100 oC yang bukan pada waktu
las, maka dalam perhitungan-perhitungan sebagai kekuatan baja harus diambil kekuatan
baja tersebut yang tidak mengalami pengerjaan dingin.
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Gedung Kantor Kejaksaan Tinggi Bali.
Halaman : III - 35
g. Batang tulangan dari baja keras tidak boleh dipanaskan, kecuali diijinkan oleh
perencana.
h. Batang tulangan yang dibengkok dengan pemanasan tidak boleh didinginkan dengan
jalan disiram dengan air.
i. Menyepuh batang tulangan dengan seng tidak boleh dilakukan dalam jarak 8 kali
diameter (diameter pengenal) batang dari setiap bagian dari bengkokan.
5)Toleransi pada Pemotongan dan Pembengkokan Tulangan.
a. Batang tulangan harus dipotong dan dibengkok sesuai dengan yang ditunjukkan dalam
gambar-gambar rencana dengan toleransi-toleransi yang disyaratkan oleh perencana.
Apabila tidak ditetapkan oleh perencana, pada pemotongan dan pembengkokan
tulangan ditetapkan toleransi-toleransi seperti tercantum dalam ayat-ayat berikut.
b. Terhadap panjang total batang lurus yang dipotong menurun ukuran dan terhadap
panjang total dan ukuran intern dari batang yang dibengkok ditetapkan toleransi sebesar
± 25 mm, kecuali mengenai yang ditetapkan dalam ayat (3) dan (4).
Terhadap panjang total batang yang diserahkan menurut sesuatu ukuran ditetapkan
toleransi sebesar + 50 mm dan - 25 mm.
c. Terhadap jarak turun total dari batang yang dibengkok ditetapkan toleransi sebesar ± 6
mm untuk jarak 60 cm atau kurang dan sebesar ± 12 mm untuk jarak lebih dari 60 cm.
d. Terhadap ukuran luar dari sengkang, lilitan dan ikatan-ikatan ditetapkan toleransi
sebesar ± 6 mm.
6) Panjang penjangkaran dan panjang penyaluran.
a. Baja tulangan mutu U-24 (BJTP-24)
Panjang penjangkaran = 30 diameter dengan kait
Panjang penyaluran = 30 diameter dengan kait
b. Baja tulangan mutu U-32 (BJTD-32)
Panjang penjangkaran = 40 diameter tanpa kait
Panjang penyaluran = 40 diameter tanpa kait
c. Penyambungan tidak boleh diadakan pada titik dimana terjadi tegangan terbesar.
Sambungan untuk tulangan atas pada balok dan pelat beton harus diadakan di tengah
bentang, dan tulangan bawah pada tumpuan. Sambungan harus ditunjang dimana
memungkinkan.
d. Ketidak-lurusan rangkaian tulangan kolom tidak boleh melampaui perbandingan 1
terhadap 10.
e. Standard Pembengkokan
Semua standar pembengkokan harus sesuai dengan SKSNI-91 ( Tata Cara
Penghitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung), kecuali ditentukan lain.
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Gedung Kantor Kejaksaan Tinggi Bali.
Halaman : III - 36
Halaman : III - 37
- Pekerjaan Pembesian
- Pekerjaan Beton
3)Referensi-Referensi
Pekerjaan yang terdapat pada bab ini, kecuali ditentukan lain pada gambar atau diperinci
berikut, harus mengikuti peraturan-peraturan, standard-standard atau spesifikasi terakhir
sebagai berikut :
a. PBI-1971 NI-2 Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971
b. SII Standard Industri Indonesia
c. ACI-301 Specification for Structural Concrete Building
d. ACI-318 Building Code Requirement for Reinforced Concrete
e. ACI-347 Recommended Practice for Concrete Formwork
4)Penyerahan
Penyerahan-penyerahan berikut harus dilakukan oleh "Kontraktor" sesuai dengan jadwal
yang telah disetujui untuk penyerahannya dengan segera, untuk menghindari
keterlambatan dalam pekerjaannya sendiri maupun dari kontraktor lain.
a. Kwalifikasi Mandor Cetakan Beton (Formwork Foreman)
"Kontraktor" harus mempekerjakan mandor untuk cetakan beton yang berpengalaman
dalam hal cetakan beton. Kwalifikasi dari mandor harus diserahkan kepada Direksi
Lapangan untuk diperiksa dan disetujui, selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum
memulai pekerjaan.
b. Data Pabrik
Data pabrik tentang bahan-bahan harus diserahkan oleh "Kontraktor" kepada Direksi
Lapangan dalam waktu 7 hari kerja setelah "Kontraktor" menerima surat perintah kerja,
juga harus diserahkan instruksi pemasangan untuk kepentingan bahan-bahan dari
lapisan-lapisan, pengikat-pengikat, dan asesoris serta sistem cetakan dari pabrik bila
dipakai.
c. Gambar kerja
Perhatikan sistem cetakan beton seperti pengaturan perkuatan dan penunjang, metode
dari kelurusan cetakan, mutu dari semua bahan-bahan cetakan, sirkulasi cetakan.
Gambar kerja harus diserahkan kepada Direksi Lapangan sekurang-kurangnya 7 (tujuh)
hari kerja sebelum pelaksanaan, untuk diperiksa.
d. Contoh
Lengkapi cetakan dengan "cone" untuk mengencangkan cetakan.
9.2. BAHAN-BAHAN/PRODUK
Bahan-bahan dan perlengkapan harus disediakan sesuai keperluan untuk cetakan dan
penunjang pekerjaan, juga untuk menghasilkan jenis penyelesaian permukaan beton seperti
terlihat dan terperinci.
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Gedung Kantor Kejaksaan Tinggi Bali.
Halaman : III - 38
a. Perancangan Perancah
Definisi Perancah
Perancah adalah konstruksi yang mendukung acuan dan beton yang belum mengeras.
Kontraktor harus mengajukan rancangan perhitungan dan gambar perancah tersebut
untuk disetujui oleh Direksi Lapangan. Segala biaya yang perlu sehubungan dengan
perancangan perancah dan pengerjaannya harus sudah tercakup dalam perhitungan
biaya untuk harga satuan perancah. Perancah yang digunakan berupa skafolding
Perancangan/Desain
- Perancangan/desain dari acuan dan perancah harus dilakukan oleh tenaga ahli resmi
yang bertanggung jawab penuh kepada kontraktor.
- Beban-beban untuk perancangan perancah harus didasarkan pada ketentuan ACI-
347.
- Perancah dan acuan harus dirancang terhadap beban dari beton waktu masih basah,
beban-beban akibat pelaksanaan dan getaran dari alat penggetar. Penunjang-
penunjang yang sepadan untuk penggetar dari luar, bila digunakan harus ditanamkan
kedalam acuan dan diperhitungkan baik-baik dan menjamin bahwa distribusi getaran-
getaran tertampung pada cetakan tanpa konsentrasi berlebihan.
Acuan
- Acuan harus menghasilkan suatu struktur akhir yang
mempunyai bentuk, garis dan dimensi komponen yang sesuai dengan yang
ditunjukkan dalam gambar rencana serta uraian dan syarat teknis pelaksanaan.
- Acuan harus cukup kokoh dan rapat sehingga mampu
mencegah kebocoran adukan.
- Acuan harus diberi pengaku dan ikatan secukupnya sehingga
dapat menyatu dan mampu mempertahankan kedudukan dan bentuknya.
- Acuan dan perancahnya harus direncanakan sedemikian
sehingga tidak merusak struktur yang sudah selesai dikerjakan.
- Dilarang memakai galian tanah sebagai cetakan langsung
untuk permukaan tegak dari beton.
b. Cetakan untuk Permukaan Beton Ekspose.
Cetakan Plastic-Faced Plywood (Penyelesaian Halus dan Penyelesaian dengan
Cat/Smooth Finish and Painted Finish)
Gunakan potongan/lembaran utuh. Pola sambungan dan pola pengikat harus seragam
dan simetris. Setiap sambungan antara bidang panel ataupun sudut maupun pertemuan-
pertemuan bidang, harus disetujui dahulu oleh Direksi Lapangan untuk pola
sambungannya.
Cetakan sambungan panel untuk sambungan beton ekspose antara panel-panel cetakan
harus dikencangkan untuk mencegah kebocoran dari grout (penyuntikan air semen) atau
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Gedung Kantor Kejaksaan Tinggi Bali.
Halaman : III - 39
butir-butir halus dan harus diperkuat dengan rangka penunjang untuk mempertahankan
permukaan-permukaan yang berhubungan dengan panel-panel yang bersebelahan pada
bidang yang sama.
Gunakan bahan penyambung cetakan antara beton ekspose yang diperkeras dengan
panel-panel cetakan untuk mencegah kebocoran dari grout atau butir-butir halus dari
adukan beton baru ke permukaan campuran beton sebelumnya. Tambahan pada
cetakan tidak diijinkan.
Halaman : III - 40
melepaskan beton) dari pabrik khusus untuk cetakan dari besi. Pakai lapisan sesuai
dengan spesifikasi perusahaan sebelum tulangan dipasang atau sebelum cetakan
dipasang.
h.Pengikat Cetakan
Pengikat cetakan haruslah batang-batang yang dibuat di pabrik atau jenis jalur pelat, atau
model yang dapat dilepas dengan ulir, dengan kapasitas tarik yang cukup dan
ditempatkan sedemikian sehingga menahan semua beban hidup dari pengecoran beton
basah dan mempunyai penahan bagian luar dari luasan perletakan yang memadai.
Untuk beton-beton yang umum, penempatannya menurut pendapat Direksi Lapangan.
Pengikat untuk dipakai pada beton dengan permukaan yang diekspose, harus dari jenis
dengan kerucut (cone snap off type). Kemiringan kerucut haruslah 2.5 cm maximum
diameter pada permukaan beton dengan 3.8 cm tebal/tingginya ke pengencang
sambungan. Pengikat haruslah lurus ke dua arah baik mendatar maupun tegak di dalam
cetakan seperti terlihat pada gambar atau seperti disetujui oleh Direksi Lapangan.
i. Penyisipan Besi
Penanaman/penyisipan besi untuk angker dari bahan lain atau peralatan pada pelaksanaan
beton haruslah dilengkapi seperti diperlukan pada pekerjaan.
Penanaman/Penyisipan Benda-benda Terulir.
Penanaman jenis ini haruslah seperti telah disetujui oleh Direksi Lapangan.
Pemasangan langit-langit (ceiling).
Pemasangan langit-langit untuk angkur penggantung penahan penggantung langit-langit,
konstruksi penggantung haruslah digalvani, atau type yang diijinkan oleh Direksi
Lapangan.
Pengunci Model Ekor Burung.
Pengunci model ekor burung haruslah dari besi dengan galvani yang lebih baik/tebal,
dibentuk untuk menerima angkur ekor burung dari besi seperti dispesifikasikan.
Pengunci harus diisi dengan bahan pengisi yang mudah dipindahkan untuk mengeluarkan
gangguan dari mortar/adukan.
j. Pengiriman dan Penyimpanan Bahan.
Bahan cetakan harus dikirim ke lapangan sedemikian jauhnya agar praktis penggunaannya,
dan harus secara hati-hati ditumpuk dengan rapi di tanah dalam cara memberi kesempatan
untuk pengeringan udara (alamiah).
k. Pemasangan Benda-benda yang Akan Ditanam di dalam Beton
Pemasangan pipa saluran listrik dan lain-lain yang akan tertanam di dalam beton :
Penempatan saluran/pemimpaan harus sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi
kekuatan struktur dengan memperhatikan persyaratan di dalam PBI 1971 NI-2 Bab 5.7.
Tidak diperkenankan untuk menanam pipa dan lain-lain di dalam bagian-bagian struktur
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Gedung Kantor Kejaksaan Tinggi Bali.
Halaman : III - 41
beton bila tidak ditunjuk secara detail di dalam gambar. Di dalam beton perlu dipasang
sleeve/selongsong pada tempat-tempat yang dilewati pipa.
Bila tidak ditentukan secara detail atau ditunjukkan didalam gambar, tidak dibenarkan
untuk menanam saluran listrik di dalam struktur beton.
Apabila dalam pemasangan pipa-pipa, saluran listrik, bagian-bagian yang tertanam dalam
beton dan lain-lain terhalang oleh adanya baja tulangan yang terpasang, maka kontraktor
segera mengkonsultasikan hal ini dengan Direksi Lapangan.
Tidak dibenarkan untuk membengkokkan/memindahkan baja tulangan tersebut dari
posisinya untuk memudahkan dalam melewatkan pipa-pipa saluran tersebut tanpa ijin
tertulis dari Direksi Lapangan.
Semua bagian-bagian/peralatan tersebut yang ditanam dalam beton seperti angkur-
angkur, kait dan pekerjaan lain yang ada hubungannya dengan pekerjaan beton, harus
sudah dipasang sebelum pengecoran beton dilaksanakan.
Bagian-bagian/peralatan tersebut harus dipasang dengan tepat pada posisinya dan
diusahakan agar tidak bergeser selama pengecoran dilakukan.
Kontraktor Utama harus memberitahukan serta memberikan kesempatan kepada pihak
lain untuk memasang bagian-bagian/peralatan tersebut sebelum pelaksanaan
pengecoran beton.
Rongga-rongga kosong atau bagian-bagian yang harus tetap kosong pada
benda/peralatan yang akan ditanam dalam beton yang mana rongga tersebut diharuskan
tidak terisi beton harus ditutupi dengan bahan lain yang mudah dilepas nantinya setelah
pelaksanaan pengecoran beton.
9.3. PELAKSANAAN
8.3.1. UMUM
1) Perancah harus merupakan suatu konstruksi yang kuat, kokoh dan terhindar dari bahaya
kemiringan dan penurunan, sedangkan konstruksinya sendiri harus juga kokoh terhadap
pembebanan yang akan ditanggungnya, termasuk gaya-gaya prategang dan gaya-gaya
sentuhan yang mungkin ada.
2) Kontraktor harus memperhitungkan dan membuat langkah-langkah persiapan yang perlu
sehubungan dengan lendutan perancah akibat gaya yang bekerja padanya sedemikian
rupa hingga pada akhir pekerjaan beton, permukaan dan bentuk konstruksi beton sesuai
dengan kedudukan (peil) dan bentuk yang seharusnya.
3) Perancah harus dibuat dari baja atau kayu yang bermutu baik dan tidak mudah lapuk.
Pemakaian bambu untuk hal ini tidak diperbolehkan. Bila perancah itu sebelum atau
selama pekerjaan pengecoran beton berlangsung menunjukan tanda-tanda penurunan >
10 mm sehingga menurut pendapat Direksi Lapangan hal ini akan menyebabkan
kedudukan (peil) akhir sesuai dengan gambar rancangan tidak akan dapat dicapai atau
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Gedung Kantor Kejaksaan Tinggi Bali.
Halaman : III - 42
8.3.2. PEMASANGAN
1) Perancah dan cetakan harus sesuai dengan dimensi, kelurusan dan kemiringan dari
beton seperti yang ditunjukkan pada gambar; dilengkapi untuk bukaan (openings), celah-
celah, pengunduran (recesses), chamfers dan proyeksi-proyeksi seperti diperlukan.
2) Cetakan-cetakan harus dibuat dari bahan dengan kelembaban rendah, kedap air dan
dikencangkan secukupnya dan diperkuat untuk mempertahankan posisi dan kemiringan
serta mencegah tekuk dan lendutan antara penunjang-penunjang cetakan.
3) Pekerjaan denah harus tepat sesuai dengan gambar dan kontraktor bertanggung jawab
untuk lokasi yang benar. Garis bantu yang diperlukan untuk menentukan lokasi yang
tepat dari cetakan, haruslah jelas, sehingga memudahkan untuk pemeriksaan.
4) Semua sambungan/pertemuan beton ekspose harus selaras dan segaris baik pada arah
mendatar maupun tegak, termasuk sambungan-sambungan konstruksi kecuali seperti
diperlihatkan lain pada gambar.
5) Toleransi untuk beton secara umum harus sesuai PBI-71 atau ACI 347-78.3.3.1,
Tolerances for Reinforced Concrete Building.
6) Cetakan harus menghasilkan jaringan permukaan yang seragam pada permukaan beton
yang diekspose.
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Gedung Kantor Kejaksaan Tinggi Bali.
Halaman : III - 43
7) Pembuatan cetakan haruslah sedemikian rupa sehingga pada waktu pembongkaran tidak
mengalami kerusakan pada permukaan.
8) Kolom-kolom sudah boleh dipasang cetakannya dan dicor (hanya sampai tepi bawah dari
balok diatasnya) segera setelah penunjang dari pelat lantai mencapai kekuatannya
sendiri. Bagaimanapun, jangan ada pelat atau balok yang dicetak atau dicor sebelum
balok lantai dibawahnya bekerja penuh.
9) Pada waktu pemasangan rangka konstruksi beton bertulang, Kontraktor harus benar-
benar yakin bahwa tidak ada bagian dari batang tegak yang mempunyai
"plumbness"/kemiringan lebih atau kurang dari 10 mm, yang dibuktikan dengan data dari
surveyor yang diserahkan sebelum pengecoran.
Halaman : III - 44
Halaman : III - 45
Halaman : III - 46
topang/tunjang kembali sepenuhnya semua pelat dan balok sampai dengan sedikitnya
tiga lantai dibawahnya. Pemasangan perancah kambali harus tetap tinggal
ditempatnya sampai beton mencapai kriteria umur kekuatan tekan 28 hari. Periksa
dengan teliti kekuatan beton dengan test silinder dengan biaya kontraktor.
5) Penunjang-penunjang sementara, sebelum pengecoran beton; tulangan menerus
balok-balok dengan bentang panjang (12 m) haruslah ditunjang dengan penopang-
penopang sementara sedemikian untuk me"minimum"kan lendutan akibat beban dari
beton basah.
6) Penunjang-penunjang sementara harus diatur sedemikian selama pengecoran beton
dan selama perlu untuk mencegah penurunan dari penunjang karena tingkatan kerja.
Perancah harus tidak boleh dipindahkan sampai beton mencapai kekuatan yang
mencukupi ( > 80 % f’c).
8.3.15. PEMAKAIAN ULANG CETAKAN
1) Cetakan-cetakan boleh dipakai ulang hanya bila betul-betul dipertahankan dengan
baik dan dalam kondisi yang memuaskan bagi Direksi Lapangan. Cetakan-cetakan
yang tidak dapat benar-benar dikencangkan dan dibuat kedap air, tidak boleh dipakai
ulang. Bila pemakaian ulang dari cetakan disetujui oleh Direksi Lapangan, bagian
pembersihan cetakan, dan memperbaiki kerusakan permukaan dengan memindahkan
lembaran-lembaran yang rusak.
2) Plywood sebelum pemakaian ulang dari cetakan plywood, bersihkan secara
menyeluruh, dan lapis ulang dengan lapisan untuk cetakan. Janganlah memakai ulang
plywood yang mempunyai tambalan, ujung yang usang, cacat/kerusakan akibat
lapisan damar pada permukaan atau kerusakan lain yang akan mempengaruhi tekstur
dari penyelesaian permukaan.
3) Cetakan-cetakan lain dari kayu, persiapkan untuk pemakaian ulang dengan
membersihkan secara menyeluruh dan melapis ulang dengan lapisan untuk cetakan.
Perbaiki kerusakan pada cetakan dan bongkar/buanglah papan-papan yang lepas
atau rusak.
4) Agar supaya cetakan yang dipakai ulang tidak akan ada tambalannya yang
diakibatkan oleh perubahan-perubahan, cetakan untuk beton ekspose pada bagian
yang terlihat hanya boleh dipakai ulang hanya pada potogan-potongan yang identik.
5) Cetakan tidak boleh dipakai ulang bila nantinya mempengaruhi mutu dan hasil pada
bagian permukaan yang tampak dari beton ekspose akibat cetakan akan ada bekas
jalur akibat dari plywood yang robek atau lepas seratnya.
6) Sehubungan dengan beban pelaksanaan, maka beban pelaksanaan harus didukung
oleh struktur-struktur penunjangnya dan untuk itu kontraktor harus melampirkan
perhitungan yang berkaitan dengan rancangan pembongkaran perancah.
8.3.16. HAL LAIN-LAIN
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Gedung Kantor Kejaksaan Tinggi Bali.
Halaman : III - 47
Buatlah cetakan untuk semua bagian pekerjaan beton yang diperlukan dalam hubungan
dengan kelengkapan pekerjaan proyek, meskipun setiap bagian diperlihatkan secara
terperinci atau dialihkan ke "Referred to" ataupun tidak.
Dilarang menanamkan pipa di dalam kolom atau balok kecuali pipa-pipa tersebut
diperlihatkan pada gambar-gambar struktur atau pada gambar kerja.
Halaman : III - 48
Halaman : III - 49
4) Bila ada perbedaan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan lainnya, kontraktor
harus segera melaporkan kepada pengawas sebelum pekerjaan dimulai.
Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan dalam hal terdapat kelainan/perbedaan
ditempat itu.
10.5. CONTOH
4) Kontraktor wajib mengajukan contoh dari semua bahan, disertai brosur lengkap dan
jaminan keaslian material dari pabrik.
5) Contoh bahan harus diserahkan minimal sebanyak 2 (dua) buah yang setara mutunya.
6) Keputusan bahan jenis, warna, tekstur dan merk akan diberitahukan oleh pengawas
dalam jangka waktu tidak lebih dari 7 (tujuh) hari kalender terhitung sejak penyerahan
contoh-contoh bahan tersebut.
7) Pengawas mempunyai hak untuk meminta kontraktor mengadakan mock-up guna
memperjelas usulan material yang diajukannya.
10.6. PELAKSANAAN
1) Persiapan permukaan yang dilapis waterproofing lantai beton harus bebas dari kotoran
yang melekat seperti bitumen, oli, bercak-bercak cat, lemak dan lain-lain.
2) Lapisan dasar primer untuk meratakan permukaan lantai beton dan membuat kemiringan
dengan screeding beton campuran 1 : 2 ditambahkan 0,5 kg/m2 dengan semen slurry
bonding agent lain yang setara. Kemiringan screeding beton sekurang-kurangnya 2%,
selanjutnya Kontraktor melapor Pengawas Lapangan untuk mendapat persetujuan.
3) Seluruh lapisan waterproofing, jika tidak ditentukan lain harus pula menutupi kaki-kaki
bidang-bidang tegak sampai ketinggian permukaan air (minimal 30 cm). Pertemuan
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Gedung Kantor Kejaksaan Tinggi Bali.
Halaman : III - 50
bidang horizontal dan vertikal harus dipasang polyster mesh. Disekeliling pipa-pipa
pembuang harus dibobok untuk kemudian diisi dengan semen non shrink.
4) Aplikasi pemasangan oleh tenaga ahli dan persyaratan dari produsen :
Campuran waterproofing adalah semen slurry 3 kg/m2 dicampur dengan bonding agent
(additive) sehingga mencapai ketebalan minimum 3 mm.
5) Waterproofing membrane dilaksanakan pada pekerjaan beton daerah terbuka yang
besinggungan dengan air seperti atap dak beton.
6) Pada pekerjaan beton yang bersinggungan dengan air dan digunakan untuk lalu lintas
manusia, water proofing yang digunakan harus memiliki campuran butiran berbatu keras.
7) Untuk semua waterproofing yang terpasang harus diadakan uji coba terhadap kebocoran
selama 24 jam atau hingga dapat dipastikan tidak terdapat bukti adanya kebocoran.
8) Pekerjaan waterproofing harus mendapat sertifikat pemeliharaan cuma-cuma selama 2
(dua) tahun.
9) Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh ahli yang berpengalaman dan sesuai
dengan "metode pelaksanaan" berdasarkan spesifikasi pabrik.
10) Khusus untuk bahan water proofing yang dipasang di tempat yang berhubungan
langsung dengan matahari tetapi tidak mempunyai lapis pelindung terhadap ultra violet
maka di atasnya harus diberi lapisan pelindung sesuai gambar pelaksanaan, atau
petunjuk pengawas, dimana lapisan ini dapat berupa screed maupun material finishing
lainnya.
Halaman : III - 51
Halaman : III - 52
d. Sebagai pengganti sertifikat pabrik, serahkan laporan pengujian dari agensi pengujian
yang terdaftar yang membuktikan kesesuaiannya dengan persyaratan – persyaratan.
e. Sertifikat tukang las yang ditanda tangani Kontraktor yang menyatakan bahwa tukang las
memenuhi persyaratan – persyaratan yang ditetapkan dalam butir Jaminan Mutu.
3) Jaminan Mutu.
a. Pekerjakan fabrikator dan pemasang yang telah berpengalaman dengan bahan, desain
rangka baja ringan yang sejenis, dan dengan catatan pengalaman proyek yang berhasil.
b. Standar pengelasan harus memenuhi ketentuan AWS D1.1 atau AS 1554 edisi terakhir.
4) Pengiriman, Penyimpanan dan Penanganan.
a. Rangka baja ringan harus dilindungi terhadap karat, deformasi, dan kerusakan lainnya
selama pengiriman, penyimpanan dan penanganan.
b. Rangka baja ringan harus disimpan di ruang yang memiliki ventilasi cukup untuk
mencegah kondensasi dan dilindungi dengan penutup tahan air.
11.4. BAHAN – BAHAN
1)Lembaran Metal.
Lembaran metal lapis seng / galvanized harus memenuhi ketentuan SNI 07-0132-1987
dengan tebal lapisan seng minimal 220 g/m2 sesuai JIS G 3302-1994, seperti Lokfom,
Sarana atau yang setara yang disetujui.
Lembaran metal lapis campuran seng dan alumunium harus memenuhi ketentuan AS
1397, dengan mutu baja 5500 kg/cm2.
2)Profil Rangka.
Profil rangka yang akan digunakan harus sesuai dengan standar profil rangka yang dibuat
oleh pabrik pembuatan sistem rangka baja ringan.
Spesifikasi Material.
Kuda-kuda (Supra Frame)
- Profil C Chanel Main Truss (C85,100) & Web (C85,85)
- Coating Zinc Aluminium
- G550 High Tensile Steel
- Thickness Main Truss (1,0 mm TCT) & Web (o.80 mm TCT)
Reng (Roof Batten)
- Profil Top Span 40
- Coating Zinc Aluminium
- G550 High Tensile Steel
- Thickness 0,6 mm TCT
3)Manufaktur / Fabrikator.
Sesuai dengan ketentuan – ketentuan, manufaktur / fabrikator sistem rangka baja ringan
yang dapat memenuhi standar (eks produk, smarttrust, pryda, gigasteel)
4)Aksesori Rangka.
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Gedung Kantor Kejaksaan Tinggi Bali.
Halaman : III - 53
Aksesori rangka baja ringan harus dibuat dari bahan dan penyelesaian yang sama dengan
yang digunakan untuk bagian – bagian rangka baja ringan dan sesuai dengan persyaratan
engineer dari pabrik pembuat rangka baja ringan, termasuk :
Angkur, Klip dan Alat Pengecang
- Baja profil dan klip harus dilapisi seng dengan proses celup panas
- Baut angkur pasang di tempat dan tiang harus dari baut kepala segi enam dan
tiang berbahan baja karbon, mur berbahan baja karbon, dan cincin pelat. Semuanya
harus berlapis seng dengan proses celup panas.
- Angkur ekspansi harus difabrikasi dari bahan tahan karat, yang memiliki
kemampuan menumpu, tanpa kegagalan, sebuah beban yang besarnya 5 kali lipat
beban rencana.
- Angkur tipe powder actuated harus merupakan sistem alat pengencang yang
sesuai untuk aplikasi yang ditunjukkan dalam Gambar Kerja, difabrikasi dari bahan
anti karat, dengan kemampuan menumpu, tanpa kegagalan, sebuah beban yang
besarnya 10 kali lipat beban rencana.
- Alat pengencang mekanikal harus berupa sekrup tipe self drilling, self threading
steel drill yang memiliki lapisan anti karat.
- Kawat las harus memenuhi ketentuan AWS A5.1-E70xx atau AS 1554.
Bahan – bahan lainnya
- Cat untuk perbaikan lapisan seng harus memenuhi ketentuan SSPC-paint20 atau
DOD-P-21035.
- Adukan encer harus memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis yang direkomendasi
oleh pabrik penghasil cat.
Halaman : III - 54
Halaman : III - 55
Halaman : III - 56
Halaman : III - 57
bengkel atau di site dengan selalu diadakan pengawasan dan pengecekan oleh
pelaksana.
Untuk pekerjaan baja yang terkait dengan gambar sipil seperti misalnya
pengangkuran dan stek-stek, agar dibuat terlebih dahulu untuk dapat segera
dipasang.
b. Pengangkuran
Lingkup :
- Melingkupi pemasangan angkur untuk pelebaran pondasi, angkur pedestal kolom
baja, angkur kolom baja ke dalam kolom beton, angkur pedestal rangka atap dan
angkur lainnya yang diperlukan dalam proyek ini sesuai dengan gambar
perencanaan atau atas permintaan pengawas
- Fungsi : Pemegang Struktur atas (Kolom/Kuda-kuda) pada posisi yang
yang sebenarnya / tepat.
Bahan :
- Material baja yang digunakan untuk penyambungan beton bertulang adalah baja
tulangan sesuai dengan spesifikasi pada gambar.
- Material Angkur pedestal kolom, kolom baja dan pedestal atap menggunakan baja
kelas SS-41dengan tegangan tarik antara 410 MPa-520 MPa.
- Pemasangan angkur kedalam beton yang sudah keras, diperlukan material perekat
Hilti HIT-RE 500.
Pemasangan Angkur :
Pemasangan angkur pada beton yang belum dicor, menggunakan ketentuan di bawah
ini:
o Angkur besi beton dimana : a = l >= 5 cm
o Penempatan dan pemasangan angkur As-as kolom, cara menentukan adalah :
- Buat Bouwplank setempat.
- Mal pengangkuran dari multiplex t = 9 mm dan diberi as
- Angkur dipasang di mal dan diberi 2 baut dan dipasang pada atas dan
bawah mal.
- Ditarik benang / as ditarik 2 arah sesuai mal membentuk 2 arah siku
- Angkur di las dengan besi beton kolom dengan elevasi atas waterpass.
- Begesting kolom dipasang.
- Kolom dicor
- Mal angkur dilepas
o Untuk plat landas yang lebih tebal dari 16 mm sebaiknya tebal mal sesuai dengan
tebal plat atau angkur dicek vertikalnya satu persatu.
o Berdasarkan tumpuannya:
- Tumpuan pada kolom pedestal
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Gedung Kantor Kejaksaan Tinggi Bali.
Halaman : III - 58
Halaman : III - 59
o Peralatan Las
o Blander
o Kunci / Kunci momen
o Alat Bantu (balok-balok kayu, dll)
Untuk Erection baja harus dipersiapkan tenaga kerja yang memadai. Tenaga
kerja ini dapat dibagi menurut pekerjaannnya :
o Langsiran baja yang telah difabrikasi ditempatkan di lokasi menurut kode-
kode yang ada.
o Tenaga penarik Liyer dan tali baja.
o Tenaga yang menempat baja pada posisi untuk dipasang baut-baut.
o Tenaga pemasangan tali baja / tali tambang
o Tenaga pengelasan, pasang gording dan pasang mur baut, serta supervisi.
Erection Kuda-kuda Portal dan Kolom IWF :
o Schedule fabrikasi dan erection.
o Perencanaan arah erection, penempatan bahan hasil fabrikasi, misalnya :
o Untuk kuda-kuda / kap baja vakwerk sesuai dengan kode-kode yang terdapat
pada Shop drawing.
o Erection kolom IWF dengan box pipa
o Pemasangan Regel / koker antar kolom
o Box besar dipasang pada kuda Kuda-kuda yang pertama
o Ketinggian box min 3 m dari puncak kuda-kuda
o Jumlah box tergantung dari bentang kuda-kuda < 23 m menggunakan
o 1 Box , ( L < 23 m = 1 Box, 23 < L < 46 = 2 Box )
Penarikan tambang/sling pada baja untuk kuda-kuda > 23.00 m pada 4 arah.
Untuk beban berat harus pakai sling baja.
o Kuda-kuda dirangkai di bawah. Pemeriksaan awal terhadap panjang dan hasil
pengelasan.
o Kuda-kuda pada bagian atas diikat dengan tali baja yang ditarik dengan Liyer.
(dicek kekakuan horisontal awal apakah perlu pengaku tambahan).
o Samping kanan / kiri kuda-kuda diberi tali tambang untuk menjaga posisi agar
tidak terpuntir atau dipegang dengan box pipa.
o Bentang kuda-kuda yang sudah dirangkai dichek bentangnya = bentang
kolom
o Kuda - kuda dibaut pada kolom.
o Box Utama digeser pada posisi kuda-kuda kedua.
Spesifikasi Teknis
Pembangunan Gedung Kantor Kejaksaan Tinggi Bali.
Halaman : III - 60
o Selanjutnya kuda-kuda yang telah dirangkai dibawah dan telah dicek panjang
dan pengelasan segera diangkat dan dipasang. (sesuai langkah 5 s/d 10).
o Setelah 2 kuda-kuda terpasang, untuk membantu kekakuan segera dipasang
gording dan ikatan angin.
o Untuk kuda-kuda ketiga dan seterusnya dengan langkah yang sama.
Untuk penumpukan bahan kap baja, beban bahan diperhitungkan terhadap
kekuatan plat atau balok beton.
o Pada erection awal koordinator harus berada di lapangan untuk supervisi
langsung. Selama erection berlangsung, pelaksana lapangan harus mengikuti
jalannya erection serta berfungsi sebagai supervisi.
e. Pasca Erection
Pemeriksaan tegaklurus (lot) dari kolom.
Pemeriksaan pemasangan baut / las (Check Total)
Semua sambungan dicheck
Pengecatan ulang meni besi
Periksa lendutan apakah sesuai dengan batas yang diberi oleh koordinator.
Pengerjaan grouting bawah base plate dengan semen grouting (bila ada)
Halaman : III - 61
f. Karena konstruksi ground tank ini menampung air dalam kapasitas yang relatif besar, maka
tekanan yang dihasilkan pun juga besar. Maka dibutuhkan perkuatan tambahan di ke 4
ujung sudutnya.
g. Penambahan tulangan di ujung- ujung Ground Tank untuk perkuatan dinding.
h. Pemasangan bata untuk pengganti bekisting karena bagian dalamnya akan di plester dan
dikeramik.
i. Pembuatan manhole dan pemasangan bekisting atas untuk pengecoran.
j. Pembetonan bagian atas.
Halaman : III - 62
Halaman : III - 63
daya angkut / fasilitas kendaraan ) sebelum pemasangan floor deck ( Bondek ), data-data
teknik perlu diperhatikan terlebih dahulu, karena data-data teknik tersebut sangatlah penting
dalam pemasangan Bondek tersebut