Lolita Amelia (Intranatal)

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 55

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA

NY. R DENGAN DIAGNOSA MEDIS KELAHIRAN NORMAL DI


PUSKESMAS PAHANDUT PALANGKA RAYA

Di Susun Oleh:

LOLITA AMELIA

NIM : 2019.C.11a.1016

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

PRODI SARJANA KEPERAWATAN

TAHUN AKADEMIK 2021


LEMBAR PENGESAHAN

Laporan ini di susun oleh :

Nama : Lolita Amelia

NIM : 2019.C.11a.1016

Program Studi : S-1 Keperawatan

Judul : Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Pada Ny.


R Dengan Diagnosa Medis Persalinan Normal Di
Puskesmas

Telah melakukan asuhan keperawatan sebagai persyaratan untuk


menyelesaikan Praktik Pra Klinik Keperawatan 1 Program Studi S-1 Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangkaraya.

Laporan keperawatan ini telah disetujui oleh :

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Isnawiranti, S. Kep., Ners Hesti W. L, S.Kep.,Ners


KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan anugerah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan
Pendahuluan yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Ny. R Dengan Diagnosa
Medis Partus Normal”. Laporan pendahuluan ini disusun guna melengkapi tugas
(PPK II).
Laporan Pendahuluan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, saya ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes selaku Ketua STIKES Eka Harap
Palangka Raya.
2. Ibu Meilitha Carolina, Ners., M.Kep selaku Ketua Program Studi Ners STIKES
Eka Harap Palangka Raya.
3. Ibu Isnawiranti, S.Kep., Ners selaku pembimbing akademik yang telah banyak
memberikan arahan, masukkan, dan bimbingan dalam penyelesaian asuhan
keperawatan ini
4. Ibu Rimba Aprianti., S.Kep., Ners, selaku koordinator Praktik Pra Klinik
Keperawatan II Program Studi Sarjana Keperawatan.
5. Ibu Hesti W. L S. Kep., Ners selaku pembimbing lahan dari Puskesmas
Pahandut Palangka Raya yang telah memberikan Izin tempat.
Saya menyadari bahwa laporan pendahuluan ini mungkin terdapat kesalahan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca dan mudah-mudahan laporan pendahuluan
ini dapat mencapai sasaran yang diharapkan sehingga dapat bermanfaat bagi kita
semua.
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Persalinan merupakan proses alamiah yang dialami dalam siklus reproduksi
wanita, proses tersebut berupa pengalaman yang menyenangkan dan kadang kala tidak
menyenangkan seperti nyeri, proses persalinan identik dengan nyeri yang akan
dijalani. Merupakan rangkaian peristiwa mulai dari kenceng– kenceng teratur sampai
dikeluarkanya produk konsepsi (janin, plasenta, ketuban, dan cairan ketuban) dari
uterus kedunia luar melalui jalan lahir atau jalan lain dengan bantuan atau dengan
kekuatan sendiri. Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37 – 42 minggu) lahir spontan melalui vagina dengan letak
belakang kepala/ubun – ubun kecil (presentasi kepala) yang berlangsung 18 jam, tanpa
komplikasi baik pada ibu maupun pada janin, tanpa memakai alat bantu serta tidak
melukai ibu maupun bayi (kecuali episiotomi) (Anggraeni dkk, 2012).
Persalinan normal menurut WHO (World Health Organization) adalah persalinan
yang dimulai secara spontan, beresiko rendah pada awal persalinan dan tetap demikian
selama proses persalinan, bayi lahir secara spontan dalam presentasi belakang kepala
pada usia kehamilan 37-42 minggu lengkap dan setelah persalinan ibu maupun bayi
berada dalam kondisi sehat (JNPK-KR Depkes RI, 2012). Persalinan dan kelahiran
normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-
42), lahir spontan dengan presentase belakang kepala berlangsung dalam 18-24 jam
tanpa komplikasi baik pada ibu ataupun janin (Prawirohardjo, 2014). Sekitar 25-50%
kematian wanita usia subur di negara miskin disebabkan oleh masalah kehamilan dan
persalinan, dan nifas. Pada tahun 2015, WHO memperkirakan di seluruh dunia setiap
tahunnya lebih dari 585.000 ibu hamil meninggal saat hamil atau bersalin (Kemenkes
RI, 2015).
Persalinan kala I pada ibu inpartu biasanya mengalami nyeri persalinan yang
durasi, frekuensi dan kekuatannya semakin meningkat setiap waktu sehingga ibu
inpartu kala I membutuhkan kenyamanan untuk mengurangi nyeri persalinan. Oleh
karena itu dalam bidang kedokteran terutama bidang anastesiologi telah
mengembangkan berbagai macam pengobatan untuk mengurangi rasa sakit dan
ketakutan selama proses persalinan. rasa sakit Upaya menghilangkan dapat dilakukan
secara nonfarmakologi dan farmakologi. Dari segi resiko metode nonfarmakologi atau
tanpa obat atau metode pertolongan sendiri adalah bahwa tidak ada efek samping
secara klinis, wanita bisa memilih metode sendiri sesuai keinginannya dan
pasangannya juga memegang peranan penting selain itu metode non farmakologi juga
lebih alami dan bisa digunakan di rumah 3 dan di rumah sakit. Metode ini sangat
berguna untuk mengalihkan pikiran wanita dari nyeri dan ia merasa lebih terkontrol
pada saat partus (Abraham, 2014).
Metode nonfarmakologis merupakan suatu pendekatan yang digunakan untuk
menghilangkan nyeri tanpa menggunakan obat- obatan. Salah satu tindakan non
farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri persalinan antara lain pemberian kompres
hangat, tindakan tersebut adalah untuk distraksi yang dapat menghambat otot untuk
mengeluarkan sensasi nyeri dan dapat meningkatkan kepuasan selama persalinan,
karena ibu dapat mengontrol perasaan dan kekuatannya (Indrawan, dkk, 2013).

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan penulisan ini adalah untuk mendapatkan gambaran dan pengalaman


langsung tentang bagaimana menerapkan Asuhan Keperawatan pada klien Ny. R
dengan diagnosa medis Partus Normal Di Puskesmas.
1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1 Mampu melakukan pengkajian, menganalisa, menentukan diagnosa


keperawatan, membuat intervensi keperawatan, mampu melakukan perawatan dan
mengevaluasi tindakan keperawatan yang sudah diberikan.

1.3.2.2 Mampu memberikan tindakan keperawatan yang diharapkan dapat


mengatasi masalah keperawatan pada kasus tersebut.

1.3.2.3 Mampu mengungkapkan faktor-faktor yang menghambat dan


mendukung serta permasalahan yang muncul dari asuhan keperawatan yang
diberikan.
1.3.2.4 Mampu mengetahui manajemen keperawatan untuk mengarahkan seluruh
kegiatan yang direncanakan dan mengatasai permasalahan.

1.4 Manfaat Penulisan

1.4.1 Untuk Mahasiswa

Untuk mengembangkan ilmu dan wawasan dari ilmu keperawatan


khususnya penyakit dan pengalaman langsung dalam melakukan penelitian.

1.4.2 Untuk Institusi

Sebagai bahan atau sumber data bagi peneliti berikutnya dan bahan
pertimbangan bagi yang berkepentingan untuk melanjutkan penelitian sejenis dan
untuk publikasi ilmiah baik jurnal nasional maupun internasional.

1.4.3 Untuk IPTEK

Memberikan informasi dalam pengembangan ilmu keperawatan terutama


dalam keperawatan komunitas yang menjadi masalah kesehatan pada masyarakat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar
2.1.1. Definisi Persalinan
Persalinan adalah proses alamiah membuka dan menipisnya serviks dan
turunnya janin ke dalam jalan lahir. Persalinan normal adalah proses pengeluaran
janin secara alamiah yang kehamilannya sudah cukup bulan (37-42minggu), lahir
spontan tanpa komplikasi pada ibu maupun janin (Dwi Asri H & Cristine Clervo
P, 2010).
Persalinan adalah proses pengeluaran kelahiran hasil konsepsi yang dapat
hidup diluar uterus melalui vagina ke dunia luar yang terjadi pada kehamilan yang
cukup bulan (37-42 minggu) dengan ditandai adanya kontraksi uterus yang
menyebabkan terjadinya penipisan, dilatasi serviks, dan mendorong janin keluar
melalui jalan lahir dengan presentase belakang kepala tanpa alat atau bantuan
(lahir spontan) serta tidak ada komplikasi pada ibu dan janin (Indah & Firdayanti,
2019).
Persalinan Kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung antara
pembukaan nol sampai pembukaan lengkap. Pada permulaan his kala pembukaan
tidak begitu kuat sehingga ibu dapat berjalan jalan. Memasuki tahap inpartu
apabila timbul his dan ibu mengeluarkan lendir bercampur darah. Proses
pembukaan dan penipisan serviks ini, terbagi menjadi 2 fase, yaitu fase laten (8
jam) dari pembukaan 0 cm sampai pembukaan 3 cm, dan fase aktif (7 jam) dari
pembukaan 3 cm sampai pembukaan 10 cm. Dalam fase aktif dibagi 3 fase, yaitu
fase akselerasi, dimana dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm, fase
dilatasi maksimal, yakni dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat,
dari 4 cm menjadi 9 cm, dan fase deselerasi, dimana pembukaan 9 cm menjadi 10
cm. Kontraksi menjadi lebih kuat dan lebih sering pada fase aktif. Keadaan 2
tersebut dapat dijumpai pada primigravida maupun multigravida. Pada
primigravida ostium uteri internum akan membuka terlebih dahulu, sehingga
serviks akan mendatar dan menipis, kemudian ostium uteri eksternum membuka.
Kala I berlangsung sekitar 13-14 jam untuk primigravida dan 8-10 jam untuk
multigravida. Pertama tama ibu sedang dalam persalinan merasakan kontraksi
(his) yang ringan atau jarang semakin lama semakin berat. Kontraksi terjadi
sekitar 30- 60 detik dan datang setiap lima sampai 20 menit (Aprilia dkk, 2010).

2.1.2. Etiologi
Sebab terjadinya persalinan merupakan teori-teori yang kompleks. Faktor-
faktor humoral, pengaruh prostaglandin, struktur uterus, sirkulasi uterus, pengaruh
saraf dan nutrisi. Perubahan – perubahan dalam biokimia dan biofisika telah
banyak mengungkapkan mulai dan berlangsungnya persalinan yaitu :
a. Penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron yang dapat
mengakibatkan peregangan dari otot-otot uterus,
b. Meningkatnya kadar prostaglandin,
c. Keadaan uterus yang terus membesar dan menjadi tegang mengakibatkan
iskemika otot-otot uterus,
d. Berkurangnya nutrisi pada janin berkurang maka hasil konsepsi akan
segera dikeluarkan,
e. Tekanan pada ganglion servikale yang terletak di belakang serviks yang
tertekan yang merupakan penyebab peningkatan kontraksi uterus.

2.1.3. Klasifikasi
Ada 3 klasifikasi persalinan menurut Asrinah dkk (2010:2) berdasarkan cara dan
usia kehamilan.
1) Persalinan Normal (Spontan) Adalah proses lahirnya bayi pada Letak
Belakang Kepala (LBK) dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat
serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24
jam.
2) Persalinan Buatan Adalah persalinan dengan tenaga dari luar dengan
ekstraksiforceps, ekstraksi vakum dan sectiosesaria.
3) Persalinan Anjuran Adalah bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan
ditimbulkan dari luar dengan jalan rangsangan.
Menurut usia (tua kehamilan) :
a. Abortus.
Pengeluaran buah kehamilan sebelum kehamilan 22 mg atau bayi dengan
berat badan kurang dari 500 g.
b. Partus imaturus.
Pengeluaran buah kehamilan antara 22 mg - 28 mg atau bayi dengan berat
badan antara 500 - 999 gram.
c. Partus prematurus.
Pengeluaran buah kehamilan antara 28 mg - 36mg atau dengan berat badan
1000 - 2499 gram.
d. Partus maturus / aterm (cukup bulan)
Pengeluaran buah kehamilan antara 37 mg - 40 mg atau bayi dengan BB
2500 gram atau lebih.
e. Partus post maturus / serotinus
Pengeluaran buah kehamilan setelah 42 mg, atau persalinan yang terjadi 2
Minggu atau lebih dari waktu partus yang diperkirakan.
Persalinan dibagi dalam empat kala menurut Prawirohardjo (2006) yaitu:

1. Kala I (kala pembukaan)


In partu (partu mulai) ditandai dengan keluarnya lendir bercampur
darah, servik mulai membuka dan mendatar, darah berasal dari
pecahnya pembuluh darah kapiler, kanalis servikalis.
Kala pembukaan dibagi menjadi 2 fase :
 Fase laten
Pembukaan servik berlangsung lambat, sampai pembukaan
berlangsung 2 jam, cepat menjadi 9 cm.
 Fase aktik
Berlangsung selama 6 jam dibagi atas 3 sub fase ;
a. periode akselerasi : berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm.
b. periode dilatasi maksimal (steady) selama 2 jam,
pembukaan berlangsung 2 jam, cepat menjadi 9 cm.
c. periode deselerasi berlangsung lambat dalam waktu 2 jam
pembukaan menjadi 10 cm.
Akhir kala I servik mengalami dilatasi penuh, uterus servik dan vagina
menjadi saluran yang continue, selaput amnio ruptur, kontraksi uterus
kuat tiap 2-3 menit selama 50-60 detik untuk setiap kontraksi,
kepala janin turun ke pelvis.

2. Kala II (pengeluaran janin)


His terkoordinir cepat dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit
sekali, kepala janin telah turun dan masuk ruang panggul, sehingga
terjadilah tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara reflek
menimbulkan rasa ngedan karena tekanan pada rectum sehingga
merasa seperti BAB dengan tanda anus membuka. Pada waktu his
kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan perineum meregang.
Dengan his mengedan yang terpimpin akan lahir dan diikuti oleh
seluruh badan janin. Kala II pada primi 1,5-2 jam, pada multi 0,5 jam.
Mekanisme persalinan:
Janin dengan presentasi belakang kepala, ditemukan hampir
sekitar 95 % dari semua kehamilan.Presentasi janin paling umum
dipastikan dengan palpasi abdomen dan kadangkala diperkuat sebelum
atau pada saat awal persalinan dengan pemeriksaan vagina
(toucher).Pada kebanyakan kasus, presentasi belakang kepala masuk
dalam pintu atas panggul dengan sutura sagitalis melintang.Oleh karena
itu kita uraikan dulu mekanisme persalinan dalam presentasi belakang
kepala dengan posisi ubun-ubun kecil melintang dan anterior.
Karena panggul mempunyai bentuk yang tertentu, sedangkan ukuran-
ukuran kepala bayi hampir sama besarnya dengan dengan ukuran
dalam panggul, maka jelas bahwa kepala harus menyesuaikan diri
dengan bentuk panggul mulai dari pintu atas panggul, ke bidang
tengah panggul dan pada pintu bawah panggul, supaya anak dapat
lahir. Jika sutura sagitalis dalam arah muka belakang pada pintu
atas panggul, maka hal ini akan mempersulit persalinan, karena
diameter antero posterior adalah ukuran yang terkecil dari pintu atas
panggul.
Sebaliknya pada pintu bawah panggul, sutura sagitalis dalam jurusan
muka belakang yang menguntungkan karena ukuran terpanjang pada
pintu bawah panggul ialah diameter antero posterior.Gerakan-gerakan
utama dari mekanisme persalinan adalah ;
 Penurunan kepala.
 Fleksi.
 Rotasi dalam ( putaran paksi dalam)
 Ekstensi.
 Ekspulsi.
 Rotasi luar ( putaran paksi luar)
3. Kala III (pengeluaran plasenta)
Setelah bayi lahir, kontraksi, rahim istirahat sebentar, uterus
teraba keras dengan fundus uteri sehingga pucat, plasenta menjadi
tebal 2x sebelumnya. Beberapa saat kemudian timbul his, dalam waktu 5-
10 menit, seluruh plasenta terlepas, terdorong kedalam vagina dan
akan lahir secara spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas
simpisis/fundus uteri, seluruh proses berlangsung 5-30 menit setelah
bayi lahir. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah
kira-kira 100-200 cc.
4. Kala IV (pengawasan perdarahan)
Pengawasan, selama 2 jam setelah bayi dan plasenta lahir,
mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan post
partum.Dengan menjaga kondisi kontraksi dan retraksi uterus yang
kuat dan terus-menerus.Tugas uterus ini dapat dibantu dengan obat-
obat oksitosin.

2.1.4. Manifestasi Klinis


Tanda-tanda permulaan persalinan adalah lightening atau settling atau
dropping yang merupakan kepala turun memasuki pintu atas panggul
terutama pada primigravida.Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.
Perasaan sering-sering atau susah buang air kecil karena kandung kemih
tertekan oleh bagian terbawah janin. Perasaan sakit diperut dan dipinggang
oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah diuterus (fase labor pains).Servik
menjadi lembek, mulai mendatar dan sekresinya bertambah bisa bercampur
darah (bloody show) (Hafifah, 2011).Tanda-tanda inpartu adalah:
 Rasa sakit oleh adanyahis yang datang lebih kuat, sering dan teratur
 Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak karena
robekan-robekan kecil pada serviks
 Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya
 Pada pemeriksaan dalam: serviks mendatar dan pembukaan telah ada

2.1.5. Patofisiologi
Proses terjadinya persalinan karena adanya kontraksi uterus yang dapat
menyebabkan nyeri.hal ini dipengaruhi oleh adanya keregangan otot rahim,
penurunan progesteron, peningkatan oxytoksin, peningkatan prostaglandin, dan
tekanan kepala bayi. Dengan adanya kontraksi maka terjadi pemendekan SAR dan
penipisan SBR. Penipisan SBR menyebabkan pembukaan servik.
Untuk menentukan pecahnya ketuban ditentukan dengan kertas lakmus.
Pemeriksaan pH dalam ketuban adalah asam, dilihat apakah memang air ketuban
keluar dari kanatis serviks dan adalah bagian yang pecah. Pengaruh terhadap ibu
karena jalan janin terbuka dapat terjadi infeksi intraportal. Peritoritis dan dry
labour. Ibu akan merasa lelah, suhu naik dan tampak gejala infeksi intra uterin
lebih dahulu sebelum gejala pada ibu dirasakan. Jadi akan meninggikan mortalita
dan morbiditas perinatal. Setelah ½ jam ketuban pecah tidak terjadi persalinan
spontan (partus lama) maka persalinan diinduksi.
Persalinan dibagi menjai 4 kala yaitu :
 Kala I dimulai dari pada saat persalinan sampai pembukaan lengkap (10 cm).
Proses ini terbagi dalam 2 fase. Fase laten (8 jam) servik membuka sampai 5
cm dan fase aktif (7 jam) servik membuka diri 3 sampai 10 cm kontraksi
lebih kuat dan sering selama fase aktif.
 Kala II dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir, proses ini
biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi.
 Kala III dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta yang
berlangsung tidak lebih dari 30 menit.
 Kala IV dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama pos partum.
(Taber, 1994).
WOC Persalinan Normal Kehamilan 36-40 mg Penurunan kadar Tekanan hidrostatis
Kontaksi pada
progesteron uterus air ketuban &
tekanan intrauterin
naik
Tanda inpartus

Proses Bersalin

B1 (Breath) B2 (Blood) B3 (Brain) B4 (Bledder) B5 (Bowel) B6 (Bone)

Pertukaran 02 pada Pembuluh darah pada Post Persalinan Tonus otot Pelebaran vulva &
sirkulasi kapiler kanalis servikalis Kontraksi Uterus menurun perineum menonjol
uteroplasenter pecah
kurang Kurang terpapar
Perubahan Episiotomi pada
Penekanan pada informasi Dilatasi Serviks eliminasi BAB primipara
Hipoksia jaringan vena inferior & BAK
Bayi lahir
Gangguan Penurunan aliran balik
Nyeri pada perut
Pertukaran Gas ke jantung Kurang pengetahuan
bagian bawah Risiko Infeksi
mengenai cara
Curah jantung dan pemberian asi ekslusif
tekanan darah menurun Nyeri Akut

Kekurangan volume Defisit


cairan Pengetahuan

Perfusi Perifer
Tidak Efektif
2.1.6. Manifestasi Klinis (Tanda dan Gejala)
Lightening merupakan sebutan bahwa kepala janin sudah turun ke pintu
bawah panggul, lightening mulai dirasakan kira-kira 2 minggu menjelang
persalinan, lightening menimbulkan rasa tidak nyaman akibat tekanan bagian
presentasi pada struktur di area pelvis minor. Hal-hal yang spesifik berikut yang
dialami ibu: ibu jadi sering berkemih, karena kandug kemih ditekan sehingga
ruang yang tersisa untuk ekspansi berkurang, perasaan tidak nyaman akibat
tekanan panggul yang menyeluruh, yang membuat ibu merasa tidak enak dan
timbul sensasi terus-menerus bahwa sesuatu perlu dikeluarkan, kram pada tungkai
yang disebabkan oleh tekanan bagian presentasi pada syaraf yang menjalar
melalui foramen ischiadikum mayor dan menuju ke tungkai (Icemi Sukarni K &
Wahyu P, 2013).
Kontraksi Uterus, kontraksi otot uterus pada persalinan akan menyebabkan
rasa nyeri yang hebat ada beberapa kemungkinan penyebab terjadinya nyeri saat
kontraksi seperti hipoksia pada miometrium yang sedang berkontraksi,
peritoneum yang berada diatas fundus mengalami peregangan, peregangan serviks
pada saat dilatasi atau pendataran serviks. setiap kontraksi serabut otot uterus
menegang saat kontraksi berakhir dan uterus istirahat, otot tetap lebih sedikit lebih
pendek dibanding pada awal kontraksi. Kondisi ini disebut retraksi otot, saat
proses ini terus berlangsung sepangjang jam-jam persalinan otot yang memendek
menarik titik resistensi terendah menyebabkan penipisan dan kemudian dilatasi
serviks. Penekanan dari kantung ketuban yang menegang atau bagian presentasi
janin membantu mempertahankan dilatasi serviks. Setiap kontraksi persalinan
memiliki tiga fase :
1. Increment : fase ini, ketika kontraksi berkembang dari fase istirahat menuju
kekuatan penuh, terhitung lebih lama dibanding kombinasi dua fase lain.
2. Acme : fase ini merupakan masa ketika kontraksi berada pada intensitas
maksimum. Fase ini menjadi lebih lama seiring kemajuan persalinan.
3. Decrement : selama fase ini, kontraksi uterus menurun, hingga fase istirahat
dicapai (Caroline Bunker Rosdahl & Mary T. Kowalski, Buku Ajar
Keperawatan Dasar Keperawatan Maternal & Bayi Baru Lahir, Edisi 10,
2012).
Ketuban pecah pada akhir kala 1 persalinan. Apabila terjadi sebelum awitan
persalinan, disebut ketuban pecah dini (KPD). Kurang lebih 80% wanita yang
mendekati usia kehamilan cukup bulan dan mengalami KPD mulai mengalami
persalinan spontan mereka dalam waktu 24 jam.
Bloody show (pengeluaran lendir disertai darah melalui vagina) dengan his
permulaan, terjadi perubahan pada serviks yang menimbulkan pendataran dan
pembukaaan, lendir yang terdapat dikanalis servikalis lepas, kapiler pembuluh
pecah, yang menjadi pendarahan sedikit (Ai Nurasiah & dkk, 2012).Sumbatan
mukus yang menyekat serviks selama kehamilan tepat sebelum persalinan, serviks
membuka secara perlahan dan sumbatan tersebut lepas. Pada saat bersamaan
beberapa kapiler serviks ruptur membuat mukus yanglengket menjadi warna
merah muda. Proses ini disebut show atau bloody show dan mengindikasikan
bahwa persalinan akan segara terjadi (Caroline Bunker Rosdahl & Mary T.
Kowalski, 2014).

2.1.7. Komplikasi
Risiko komplikasi asuhan persalinan normal dapat terjadi pada tiap kala
persalinan. Komplikasi dapat terjadi dipengaruhi oleh kondisi selama kehamilan,
kondisi ibu, dan kondisi janin.
2.1.7.1. Komplikasi Kala I
Komplikasi yang dialami ibu melahirkan kala I adalah:
 Partus lama, biasanya terkait kontraksi uterus yang tidak adekuat atau
dilatasi serviks yang tidak sempurna
 Ketuban pecah dini (KPD), yaitu pecahnya ketuban sebelum ada tanda
inpartu
Komplikasi kala I juga dapat terjadi pada janin, sehingga penting bagi petugas
kesehatan untuk memastikan keselamatan dan kondisi janin. Komplikasi yang
dapat terjadi adalah:
 Asfiksia, yang dapat menyebabkan intrauterine fetal death (IUFD)
 Sepsis neonatorum, dapat terjadi karena infeksi akibat KPD
2.1.7.2. Komplikasi Kala II
Komplikasi pada ibu melahirkan kala II adalah distosia atau persalinan
kala II yang memanjang. Di mana waktu persalinan pada primipara lebih dari 2
jam, atau pada multipara lebih dari 1 jam, tanpa anestesi epidural anestesi.
Kondisi ini dapat menyebabkan risiko korioamnionitis, endometritis, infeksi
saluran kemih, dan retensi urin. Distosia dapat terjadi akibat lilitan tali pusat atau
bayi besar/makrosomia. Setelah lahir, kepala bayi perlu diperiksa apakah ada
lilitan tali pusat di leher, karena dapat menyebabkan komplikasi pada janin
seperti hipovolemia, anemia, syok hipoksik-iskemik, bahkan ensefalopati. Janin
makrosomia dapat menyebabkan distosia bahu.

2.1.7.3. Komplikasi Kala III


Pada kala III, komplikasi yang dapat terjadi adalah retensio plasenta, yaitu
plasenta tidak lahir spontan dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir. Pada
keadaan ini, perlu dilakukan tindakan manual plasenta. Retensio plasenta dapat
menyebabkan perdarahan postpartum.

2.1.7.4. Komplikasi Kala IV


Pada kala IV, komplikasi yang paling sering terjadi adalah perdarahan
postpartum, yaitu jumlah perdarahan pervaginam setelah bayi lahir lebih dari 500
cc atau dapat mempengaruhi hemodinamik pasien.
Penyebab perdarahan postpartum terdiri dari 4T, yaitu tone  (atonia
uteri), tissue (sisa jaringan plasenta), trauma (rupture uteri, serviks, atau
vagina), dan thrombin (gangguan faktor koagulopati).
 Atonia Uteri
Atonia uteri akan segera terlihat segera setelah bayi lahir. Tanda kontraksi
uterus tidak baik adalah uterus teraba lembek. Kondisi ini dapat menyebabkan
perdarahan masif sehingga pasien mengalami syok hipovolemik.
 Sisa Jaringan Plasenta,
Plasenta yang dikeluarkan tidak lengkap dan tertinggal di dalam uterus, dapat
menyebabkan perdarahan pervaginam hingga 6-10 hari setelah partus.
 Trauma Jalan Lahir
Ruptur uteri dapat terjadi pada pasien dengan riwayat sectio caesarea
sebelumnya. Laserasi serviks dan vagina sering terjadi jika persalinan dengan
bantuan vakum atau forsep
 Gangguan Faktor Koagulopati
Kelainan faktor pembekuan darah biasanya tidak menyebabkan perdarahan
hebat. Namun, dapat memburuk bila kondisi ibu dengan penyulit seperti
solusio plasenta, emboli air ketuban, atau eklamsia. Perdarahan karena
kelainan faktor pembekuan darah biasanya encer dan tidak terdapat gumpalan
darah.

2.1.8. Pemeriksaan Penunjang


 Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan urine protein (Albumin)
b. Untuk mengetahui adanya risiko pada keadaan preeklamsi maupun adanya
gangguan pada ginjal dilakukan pada trimester II dan III.
c. Pemeriksaan urin gula
d. Pemeriksaan darah
 Ultrasonografi (USG): Alat yang menggunakan gelombang ultrasound untuk
mendapatkan gambaran dari janin, plasenta dan uterus.
 Stetoskop Monokuler: Mendengar denyut jantung janin, daerah yang paling
jelas terdengar DJJ, daerah tersebut disebut fungtum maksimum.
 Memakai alat Kardiotokografi (KTG): Kardiotokografi adalah gelombang
ultrasound untuk mendeteksi frekuensi jantung janin dan tokodynomometer
untuk mendeteksi kontraksi uterus kemudian keduanya direkam pada kertas
yang sama sehingga terlihat gambaran keadaan jantung janin dan kontraksi
uterus pada saat yang sama (Nugroho, 2011).

2.1.9. Penatalaksaan Medis


 Kala I
a. Mengukur TTV
b. Auskultasi DJJ
c. Memperhatikan kontraksi uterus, dilatasi uterus, penurunan presentasi
d. terendah dan kemajuan persalinan serta perineum

 Kala II
Mengajari ibu untuk mengejan
 Kala III
a. Pengawasan terhadap perdarahan
b. Memperhatikan tanda plasenta lepas
 Kala IV
a. Pemeriksaan fisik, observasi TTV dan KU
b. Kontraksi rahim
c. Letakkan bayi yang telah dibersihkan disebelah ibu

2.2. Manejemen Asuhan Keperawatan

2.2.1 Pengkajian
Pengkajian dilakukan dengan melakukan anamnesis pada pasien. Data-data
yang dikumpulkan atau di kaji meliputi :
2.2.1.1. Identitas Pasien
2.2.1.2 Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Keluhan utama merupakan faktor utama yang mendorong pasien mencari
pertolongan atau berobat ke rumah sakit. Biasanya pada pasien
mengatakan “Perutnya terasa nyeri (kontraksi), keluar cairan bening
berlendir.
2. Riwayat Penyakit Sekaran
Klien mengatakan sebelum di bawa oleh keluarga ke Puskesmas klien
merasakan mual muntah, susah kencing, demam dan sakit pinggang . Apa
tindakan yang telah dilakukan untuk menurunkan atau menghilangkan
keluhan-keluhannya tersebut.
3. Riwayat Kesehatan Lalu
Merupakan riwayat penyakit masa lalu yang mungkin pernah diderita oleh
pasien sebelum mengalami luka bakar. Resiko kematian akan meningkat
jika pasien mengalami riwayat penyakit kardiovaskuler, paru, DM,
neurologis atau penyalahgunaan obat dan alkohol.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Merupakan gambaran keadaan kesehatan keluarga dan penyakit yang
berhubungan dengan kesehatan pasien, meliputi : jumlah anggota
keluarga, kebiasaan keluarga mencari pertolongan, tanggapan keluarga
mengenai masalah kesehatan, serta kemungkinan penyakit turunan.
5. Riwayat Psikososial
Meliputi perasaan pasien terhadap penyakitnya, bagaimana cara
mengatasinya serta bagaimana perilaku pasien terhadap tindakan yang
dilakukan terhadap dirinya.

2.2.2 Diagnosa Keperawatan


1. Nyeri Akut berhubungan dengan dilatasi serviks (D.077)
2. Defisit Pengetahuan b.d kurangnya terpapar informasi (D.0111)

2.2.3 Intervensi Keperawatan


2.2.3.1 Nyeri Akut berhubungan dengan Dilatasi Serviks
Tujuan (Kriteria Hasil) :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x60 Menit klien tidak
mengalami nyeri dengan kriteria hasil :

1. Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik


nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri mencari bantuan)
2. Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri
3. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang.
4. Tanda vital dalam rentang normal.
5. Tidak mengalamai gangguan tidur.
6. Menganjurkan memonitor nyeri secara mandiri.
7. Menganjurkan istirahat yang cukup.

Intervensi :
1. Kaji skala nyeri
2. Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri, berapa lama nyeri
akan berkurang dan antisipasi ketidaknyamanan.
3. Mampu mengontrol nyeri dan Teknik nonfarmakologi
4. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri.
5. Anjurkan istirahat yang cukup.

2.2.3.2 Defisit Pengetahuan b.d kurangnya terpapar informasi

Tujuan (Kriteria Hasil) :


Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x30 menit Jam diharapkan
Kondisi klien membaik dengan kriteria hasil :

1. Verbalisasai minat dalam belajar tentang asi ekslusif pada ibu hamil
meningkat(5)
2. Kemampuan menjelaskan tentang asi ekslusif meningkat (5)
3. Perilaku membaik sesuai dengan pendidikan(5)

Intervensi :

Edukasi Kesehatan SIKI(I.12383)


1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
2. Sediakan materi media pendidikan kesehatan
3. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
4. Berikan kesempatan bertanya

2.2.4 Implementasi Keperawatan


Pada langkah ini, perawat memberikan asuhan keperawatan yang
pelaksanaannya berdasarkan rencana keperawatan yang telah disesuaikan pada
langkah sebelumnya (intervensi). Implementasi atau tindakan adalah pengelolaan
dan perwujudan dan rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap
perencanaan. Pada tahap ini, perawat sebaiknya tidak bekerja sendiri, tetapi perlu
melibatkan secara integrasi semua profesi kesehatan yang menjadi tim perawatan
(Setiadi, 2010)

2.2.5 Evaluasi Keperawatan


Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam proses keperawatan, dimana
evaluasi adalah kegiatan yang dilakukan secara terus menerus dengan melibatkan
pasien, perawat dan anggota tim kesehatan lainnya. Tahap evaluasi menentukan
kemajuan pasien terhadap pencapaian hasil yang diinginkan dan respon pasien
terhadap keefektifan intervensi keperawatan, kemudian mengganti rencana
perawatan jika diperlukan. Tujuan dari evaluasi ini adalah untuk menilai apakah
tujuan dalam rencana keperawatan tercapai dengan baik atau tidak dan untuk
melakukan pengkajian ulan
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN

I. IDENTITAS KLIEN & PENANGGUNGJAWAB


A. Identitas Klien
Nama : Ny. R
Tempat / tanggal lahir : Palangka Raya , 31 Juli 2000
Agama :Islam .
Suku Bangsa : Indonesia
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Golongan Darah :O
Alamat : Jl. Tumbang Rungan
Diagnosa Medis : G1P1A0 Persalinan Normal
Penghasilan Per Bulan :-
Tanggal Masuk RS : 8 September 2021
Tanggal Pengkajian : 11 Oktober 2021
B. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn.A
Umur : 34 Tahun
Jenis Kelamin : Pria
Agama : Islam
Suku Bangsa : Indonesia
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan : SWASTA
Golongan Darah :-
Alamat : Jl. Tumbang Rungan
Hubungan dengan Klien : Suami
II. STATUS KESEHATAN
1. Alasan Kunjungan / Keluhan Utama : Pasien mengatakan nyeri setelah
persalinan
b. Riwayat Kesehatan Sekarang (PQRST) :
Pada hari Rabu 8 September 2021 pukul 10.00 WIB klien mengeluh mules-
mules ingin melahirkan pada hari itu Klien meminta keluarganya untuk
menemaninya berobat ke UPT Puskesmas pahandut , setibanya dipuskesmas
pahandut pasien langsung disuruh masuk kekamar bersalin. Setelah persalinan
dilakukan pengkajian pasien mengatakan nyeri pada bagian perut bawah dengan
skala nyeri 4,nyeri terasa seperti ditusuk-tusuk,nyeri hilang timbul.Lalu pasien
diperiksakan TTV dimana TD: 120/80 mmHg. Suhu: 36◦C, Nadi : 80 x/menit ,
Pernapasan : 22x/menit serta tidak adanya edema.

c. Riwayat Kesehatan Yang Lalu / Yang Pernah


Dialami : Tidak ada
d. Riwayat Kesehatan Keluarga : Tidak ada
2. RIWAYAT OBSTETRIC DAN GINEKOLOGI
Riwayat Ginekologi:
 Riwayat Menstruasi :
Menarche : 13 tahun
Siklus : 27 hari
Lamanya Haid : 4-7 hari
Banyaknya : 2 kali ganti pembalut dalam sehari
Sifat Darah : merah, kental
Gangguan sewaktu menstruasi : tidak ada
Gejala pre menstruasi :-
HPHT : petengahan desember 2020
Taksiran Persalinan : september 2021
- Riwayat Perkawinan (suami dan isteri) :
Usia Pernikahan :-
Lamanya Pernikahan :-
Pernikahan Ke :-
- Riwayat Keluarga Berencana :
Jenis kontrasepsi apa yang digunakan sebelum hamil : suntik
Waktu dan lamanya penggunaan :-
Apakah ada masalah dengan cara tersebut : tidak ada
Jenis, kontrasepsi yang direncanakan : belum direncanakan
Berapa jumlah anak yang direncanakan oleh keluarga :2

Riwayat Obstetri : G1P1A0

Um Masalah
Tgl Jenis Tempat/ Jenis Keada
ur
No partu partu Penolon kelami BB Ha Lahi Nifa an
ham Bayi
s s g n mil r s Anak
il
Hamil
Sekar
ang

a. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu : G 1 P1 A0.


Keterangan :
 Masa hamil : tekanan darah normal
 Masalah Lahir/persalinan : Bayi lahir spontan pervaginam dan
langsung menangis
 Masalah Nifas : -
 Masalah bayi : normal
 Keadaan Anak : hidup
b. Riwayat Kehamilan Sekarang
 Amenorhoe :
Pasien mengatakan ini kelahiran pertama .
 Keluhan waktu hamil :
klien merasakan mual, keluar flek , dan sakit bagian perut bawah
 Gerakan anak pertama di rasakan :
Gerak anak dirasakan pertama kali pada usia kehamilan 2 minggu
 Imunisasi :
 Penambahan BB selama hamil : 11 kg
 Pemeriksaan kehamilan : teratur / tidak
 Tempat pemeriksaan dan hasil pemeriksaan :
3. PEMERIKSAAN FISIK
Subjektif Objektif
1. Keada Suhu: 36 0C
an Umum Nadi: 80x/menit
BB sebelum hamil : 37 kg Tekanan Darah : 120/80 mmHg
BB : 48kg
Tinggi Badan : 150 cm
Kesadaran : compos menthis
Turgor Kulit :Baik

2. Kepala Hyperpigmentasi : tidak ada


(Tidak Dikaji) Cloasma gravidarum : tidak ada
Edema : Tidak ada
Simetris: Ya.
3. Muka
Rasa bengkak? Tdk ada Mukosa mulut & bibir : baik
Keadaan gigi : baik
Fungsi Pengecapan : baik
Keadaan Mulut : bersih
4. Mulut Fungsi menelan :baik
Keluhan
Konjungtiva: kemerahan/tidak pucat
Sklera :tidk pucat
Fungsi Penglihatan : baik
Reaksi alergi; tidak ada .
5. Mata Pernah flu : -
Keluhan Frekuensinya dalam 1 tahun : -
Perdarahan/peradangan : -
Keadaan/kebersihan : bersih
6. Hidun
g Keadaan : bersih
Keluhan Fungsi pendengaran : baik
Pembesaran kel.Tyroid : tidak ada
Distensi vena jugularis : tidak ada
Pembesaran KGB : tdk ada
7. Teling Sesak napas : tidak
a Batuk : tidak
Keluhan : Tidak ada Sakit dada : tidak
Suara napas : vesikuler
8. Leher Bunyi jantung :
Pembengkakan Palpitasi
Pembesaran sesuai usia kehamilan

9. Daera : tidak dikaji


h dada
Jantung dan paru-paru

Payudara

10. Abdo
men - Promonotorium

- Linea inominata
11. Genital
- Dinding samping
ia Eksterna(tidak dikaji)
- Spina Ischiadika
12. Anus - Sacrum
(tidak dikaji) - CV

13. Ekstre - CD

mitas( tidak dikaji)


Vulva/vagina :
14. Pemeri
- Edema/tumor/penyempitan
ksaan Dalam (Tidak Dikaji)
Portio :
- Konsistensi

- Pendataran
- Pembukaan

- Hodge/bagian terendah

- Selaput Ketuban

- Presentasi

- Posisi

4. POLA AKTIVITAS SEHARI-HARI


1. Pola Nutrisi :
Untuk pola Nutrisi Klien Baik
Makan :
Selama hamil : 3 x/hari, porsi sedang Saat bersalin. 5-6 x/hari, porsi sedang
Minum :
Selama hamil 8 gelas /hari
Saat bersalin 9-10 gelas /hari
2. Pola Eliminasi
a. Buang Air Kecil (BAK) :
Frekuensi BAK normal, tidak ada masalah
b. Buang Air Besar (BAB) :
BAB 2x/sehari, Konsitensi :Lembek , Warna :Kecoklatan
3. Pola tidur dan istirahat:
Tidur siang : 45 menit – 1 jam/hari Tidur malam 6-7 jam/hari
4. Pola aktivitas dan latihan :
Aktivitas sehari-hari dibantu
5. Personal Hygiene :
Kulit : bersih
Rambut : bersih
Mulut & Gigi : bersih
Pakaian : rapi
Kuku . bersih
Vulva Hygiene : bersih
6. Ketergantungan fisik :
Merokok :-
Minuman Keras : tidak
Obat-obatan : tidak
Lain-lain :-
5. ASPEK PSIKOSOSIAL DAN SPIRITUAL
1. Pola pikir dan persepsi
a. Apakah ibu telah mengetahui cara memberi ASI
dan merawat bayi :Pasien mengatakan masih belum mengetahui cara
pemberian asi
b. Apakah klien merencanakan pemberian ASI pada
bayinya: Ya
c. Jenis kelamin yang diharapkan: Perempuan atau
laki-laki .
d. Siapa yang membantu merawat bayi di rumah :
Keluarga dan suami
e. Apakah hamil ini diharapkan : Ya
2. Perubahan Perilaku :
A. Kala I
- Adaptasi nyeri : tidak ada
- Pengaturan pernapasan : -
- Koping mekanisme terhadap perubahan yang ada : tidak ada
- Penerimaan terhadap proses persalinan :
B. Kala II
- Adaptasi nyeri : -
- Pengaturan pernapasan : -
- Koping mekanisme terhadap perubahan yang ada : -
- Penerimaan terhadap proses persalinan : -
- Cara mengejan : baik
C. Kala III
- Adaptasi nyeri : tdk ada
- Koping mekanisme terhadap perubahan yang ada : tdk ada
D. Kala IV
- Adaptasi nyeri : tdk ada
- Koping mekanisme terhadap perubahan yang ada : tdk ada
E. Persepsi diri
- Hal yang amat di pikirkan saat ini :
- Harapan setelah menjalani perawatan :
- Perubahan yang dirasa setelah hamil : ..
F. Konsep diri
- Body image : -
- Peran : klien mengatakan dirinya adalah seorang istri dan seorang ibu
- Ideal diri :
- Identitas diri :
- Harga diri : pasien mengatakan dirinya berharga
G. Hubungan/komunikasi
- Bicara : jelas/relevan/mampu mengekspresikan/mampu mengerti orang
lain?
- Bahasa utama : Bahasa daerah
- Yang tinggal serumah :suami
- Adat istiadat yang di anut : dayak
- Yang memegang peranan penting dalam keluarga : suami dan istri
- Motivasi dari suami : -
- Apakah suami perokok : tidak
- Kesulitan dalam keluarga : tidak ada
H. Kebiasaan seksual
- Gangguan hubungan seksual : tidak ada
- Pemahaman terhadap fungsi seksual : tidak ada
I. Sistem Nilai – Kepercayaan
- Siapa dan apa sumber kekuatan : Pasien mengatakan Tuhan
- Apakah Tuhan, Agama, Kepercayaan penting untuk anda : Pasien
mengatakan sangat penting
- Kegiatan agama atau kepercayaan yang dilakukan : Pasien mengatakan
agama nya adalah Muslim
- Sebutkan kegiatan agama atau kepercayaan yang ingin dilakukan selama
di RS : Pasien mengatakan membaca Qur’an
-
J. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Darah
- HB Golongan Darah/Rh : O
- Gula Darah Leukosit
- VR/VDRL
2. Urine
- Protein Sedimen
- Reduksi
3. Pemeriksaan tambahan
- TTT/NST TTO/OCT
- USG Amnioscopy
- TORCH Rontgent

I. PENGOBATAN
Medikamentosa: Pct, amox,livron, vit a.

Palangka Raya,11 Oktober 2021

Lolita Amelia
ANALISIS DATA

DATA SUBYEKTIF KEMUNGKINAN


MASALAH
DAN DATA OBYEKTIF PENYEBAB
DS: Partus spontan Nyeri Akut b.d trauma
Pasien Mengatakan sakit jaringan setelah
pada bagian perutnya persalinan
DO: Kontraksi Uterus
1. Pasien nampak
meringis
2. TTV Dilatasi Serviks
TD : 120/80 mmHg.
Suhu : 36◦C
Nadi : 80 x/menit , Nyeri Perut bagian bawah
Pernapasan : 22x/menit
3. Pasien memegangi
daerah yang nyeri
4. Pengkajian Nyeri :
P=Nyeri muncul saat
banyak bergerak
Q=Seperti ditusuk-
tusuk
R=Perut Bagian Bawah
S=4(Sedang)
T=Hilang Timbul
DS: Kehamilan pertama Defisit Pengetahuan b.d
Pasien mengatakan belum kurang terpapar infomasi
tau cara pemberian asi
ekslusif Kurangnya terpapar
DO: informasi
1. Pasien tampak gelisah
2. Pasien tampak cemas
3. Pasien tampak sering `Kurangnya pengetahuan
bertanya tentang tentang pemberian asi
bagaiman pemberian ekslusif
ASI ekslusif pada bayi
4. Pasien tampak bingung
pada saat ditanya Defisit Pengetahuan
PRIORITAS MASALAH
1. Nyeri Akut b.d trauma jaringan setelah persalinan yang ditandai dengan Pasien
Mengatakan sakit pada bagian perutnya , pasien tampak meringis , pasien
tampak memegangi perut tempat yang nyeri. SDKI (D.0077)
2. Defisit Pengetahuan b.d kurang terpapar informasi ditandai dengan pasien
tampak gelisah, pasien tampak bingung dan khawatir SDKI (D.0080)
RENCANA KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny. R

Ruang Rawat :

Diagnosa Keperawatan Tujuan (Kriteria hasil) Intervensi Rasional


1. Nyeri Akut b.d trauma jaringan Setelah dilakukan tindakan SIKI (I. 08238) 1. Untuk mengetahui tingkat nyeri pasien
keperawatan selama 1x8 jam
setelah persalinan 1. Identifikasi skala nyeri 2. Agar pasien mampu memonitor nyeri ketika
diharapkan nyeri dapat
terkontrol dengan kriteria 2. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri nyeri tiba-tiba muncul
hasil :
3. Ajarkan Tekhnik relaksasi napas dalam 3. Agar pasien mampu mengurangi nyeri
1. Keluhan nyeri pasien 4. Anjurkan untuk beristirahat ketika nyeri muncul dengan tekhnik relaksasi
menurun.(5)
4. Agar dapat mengukur tingkat nyeri
2. Meringis pasien menurun.
(5). 5. Istirahat akan merelaksasi semua jaringan
3. Skala nyeri berkurang 0-3 sehingga akan meningkatkan kenyamanan.
4. Kegelisahan pasien
menurun.(5)
5. TTV Normal
6. Defisit Pengetahuan b.d kurang Setelah dilakukan tindakan Edukasi Kesehatan SIKI(I.12383) 1. Untuk mengetahui kesiapan dan kemampuan
keperawatan 1x8 jam pasien dalam menerima informasi
terpapar informasi 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
diharapkan tingkat
pengetahuan meningkat dengan informasi 2. materi dan media pendidikan untuk membantu
kriteria hasil: SLKI (2017), 2. Sediakan materi media pendidikan kesehatan mempermudah pasien dalam menerima informasi
halaman 121, kode L.03030 3. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan kesehatan

1. Verbalisasai minat dalam 4. Berikan kesempatan bertanya 3. Untuk membuat kontrak waktu dengan pasien
belajar tentang asi ekslusif yang terjadwal
pada ibu hamil
4. Untuk memberikan kesempatan pada pasien untuk
meningkat(5)
2. Kemampuan menjelaskan bertanya hal yang belum dipahami
tentang asi ekslusif
meningkat (5)
3. Perilaku membaik sesuai
dengan pendidikan(5)
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Hari/Tanggal Tanda tangan dan


Implementasi Evaluasi (SOAP)
Jam Nama Perawat
11 Oktober 2021 1. Mengidentifikasi skala nyeri S : Pasien mengatakan nyeri sedikit berkurang
2. Menganjurkan memonitor nyeri secara mandiri
Pukul 10.00 WIB O:
3. Mengajarkan Tekhnik relaksasi napas dalam
4. Menganjurkan untuk beristirahat ketika nyeri muncul 1. Meringis pasien tampak berkurang
2. Pasien tampak sedikit rileks
3. Skala nyeri awal :4(nyeri sedang)
Setelah diberikan Tindakan skala nyeri: 3( nyeri ringan)
4. Pasien tampak memonitor nyeri secara mandiri Lolita Amelia

5. Pasien melakukan teknik napas dalam pada saat nyeri


timbul
6. Pasien tampak beristirahat pada saat nyeri timbul
7. TTV Setelah diberikan Tindakan:
TD: 110/80
RR: 20x/menit
Suhu : 36∘C
Nadi : 76x/menit
A : Masalah teratasi sebagian

P : Melanjutkan Intervensi 2

12 Oktober 2021 3. Mengidentifikas i kesiapan dan kemampuan menerima S :


informasi tentang asi ekslusif
Pukul 10.00 WIB Pasien mengatakan sudah paham tentang bagaimana cara
4. Menyediakan materi media pendidikan kesehatan berupa memberi ASI Ekslusif pada bayi
leaflet berisi pengertian, manfaat , dan cara pemberian asi
O:
ekslusif .
5. Menjadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan 1. Pasien tampak sudah paham dengan cara pemberian ASI
6. Memberikan kesempatan bertannya Eksklusif

2. Pasien tidak tampak bingung pada saat ditanya tentang


Cara pemberian Asi Eksklusif
Lolita Amelia
3. Pasien tidak tampak sering bertanya tentang bagaimana
cara pemberian ASI Eksklusif

A : Masalah keperawatan teratasi

P : Intervensi dihentikan
BAB 4
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Persalinan merupakan proses alamiah yang dialami dalam siklus reproduksi wanita,
proses tersebut berupa pengalaman yang menyenangkan dan kadang kala tidak
menyenangkan seperti nyeri, proses persalinan identik dengan nyeri yang akan dijalani.
Merupakan rangkaian peristiwa mulai dari kenceng– kenceng teratur sampai dikeluarkanya
produk konsepsi (janin, plasenta, ketuban, dan cairan ketuban) dari uterus kedunia luar
melalui jalan lahir atau jalan lain dengan bantuan atau dengan kekuatan sendiri. Persalinan
normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37 – 42
minggu) lahir spontan melalui vagina dengan letak belakang kepala/ubun – ubun kecil
(presentasi kepala) yang berlangsung 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada
janin, tanpa memakai alat bantu serta tidak melukai ibu maupun bayi (kecuali episiotomi)
(Anggraeni dkk, 2012).

4.2 Saran
4.2.1 Bagi Mahasiswa
Saran bagi mahasiswa agar laporan studi kasus ini berguna untuk menambah ilmu
pengetahuan bagi mahasiswa dan mampu mempelajari asuhan keperawatan dengan diagnosa
medis Kelahiran Normal dan sebagai acuan atau referensi untuk mahasiswa dalam penulisan
laporan studi kasus selanjutnya.
4.2.2 Bagi Institusi Pendidikan
Saran bagi institusi pendidikan agar laporan pendahuluan studi kasus ini dapat dijadikan
sebagai salah satu bahan bacaan atau referensi untuk mahasiswa dalam membuat asuhan
keperawatan terkait pasien dengan diagnosa Kleahiran normal pada masa mendatang.
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Z. (2014). Dasar-Dasar Dokumentasi Keperawatan. Jakarta : EGC

Judha, dkk. (2012). Pengukuran Nyeri dan Nyeri Persalinan. Nuha Medika. Yogyakarta.

T. Heather Herdman, RN, PhD, FNI. NANDA Internasional Inc. Nursing Diagnoses, 10th
edition 2015 – 2017

Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2014. Jakarta : Kemenkes RI; 2014.

SDKI. (2017). Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2017. Retrieved from
http://sdki.bkkbn.go.id/files/buku/2017IDHS.pdf

Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia SDKI, SIKI, SLKI J. Raya
Lenteng Agung No. 64 Jagakarsa, Jakarta Selatan 12610
LAMPIRAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN

OLEH :

Lolita Amelia

2019.C.11a.1016

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

PRODI SARJANA KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2021


LAMPIRAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN

SAP : Cara Pemberian ASI EKSKLUSIF

Topik

Pendidikan

Sasaran :

Pasien dan Keluarga

Tujuan

Tujuan Instruksional

Setelah mendapatkan penyuluhan 1x30 menit, pasien dan keluarga mampu


memahami dan mampu menjelaskan tentang Cara Pemberian ASI Eksklusif.

Tujuan Instruksi Khusus:

1. Menjelaskan pengertian ASI Eksklusif.


2. Menjelaskan Cara Pemberian ASI Eksklusif
3. Menjelaskan Tanda gejala bayi cukup ASI Eksklusif.
4. Menjelaskan Manfaat ASI Eksklusif.
5. Menjelaskan Bagaimana Cara menyimpan ASI Eksklusif dengan baik
Metode

1. Ceramah dan Tanya Jawab


Media

1. Leaflet
Leaflet yang digunakan dalam media pendidikan kesehatan ini dalam bentuk
selembar mengenai informasi Cara Pemberian ASI Eksklusif.
.3.1 Waktu Pelaksanaan
1. Hari/tanggal : Rabu, 6 Oktober 2021
2. Pukul : 09.00-09.30 s/d
3. Alokasi : 20 Menit
No Kegiatan Waktu Metode
1 Pendahuluan : 3 Menit  Menjawab salam
 Memberi salam dan memperkenalkan  Mendengarkan
diri  Menjawab pertanyaan
 Menjelaskan maksud dan tujuan
penyuluhan
 Melakukan evaluasi vadilasi
2 Penyajian : 7 Menit  Mendengarkan dengan
1) Menjelaskan pengertian ASI Eksklusif. seksama
2) Menjelaskan Cara Pemberian ASI  Mengajukan pertanyaan
Eksklusif
3) Menjelaskan Tanda gejala bayi cukup
ASI Eksklusif.
4) Menjelaskan Manfaat ASI Eksklusif.
5) Menjelaskan Bagaimana Cara
menyimpan ASI Eksklusif dengan baik

3 Evaluasi : 5 Menit  Menjawab


 Memberikan pertanyaan akhir dan  Mendemontrasi
evaluasi
4 Terminasi : 5 Menit  Mendengarkan
 menyimpulkan bersama-sama hasil  Menjawab salam
kegiatan penyuluhan
 menutup penyuluhan dan mengucapkan
salam

.3.2 Tugas Pengorganisasian


1) Moderator : Lolita Amelia
Moderator adalah orang yang bertindak sebagai penengah atau pemimpin
sidang (rapat,diskusi) yang menjadi pengarahan pada acara pembicara atau
pendiskusi masalah
Tugas:
1. Membuka acara penyuluhan.
2. Memperkenalkan diri.
3. Menjelaskan kontrak dan waktu disampaikan.
4. Menjelaskan kontrak dan waktu presentasi
5. Mengatur jalan diskusi
2) Penyaji : Lolita Amelia
Penyaji adalah menyajikan materi diskusi kepada peserta dan memberitahukan
kepada moderator agar moderator dapat memberi arahan selanjutnya kepada
peserta-peserta diskusinya.
Tugas :
1. Menyampaikan materi penyuluhan.
2. Mengevaluasi materi yang telah disampaikan.
3. Mengucapkan salam penutup.
3) Fasilitator: Lolita Amelia
Fasilitator adalah seseorang yang membantu sekelompok orang, memahami
tujuan bersama mereka dan membantu mereka membuat rencana guna mencapai
tujuan tersebut tanpa mengambil posisi tertentu dalam diskusi.
Tugas :
1. Memotivasi peserta untuk berperan aktif selama jalannya kegaiatan.
2. Memfasilitasi pelaksananan kegiatan dari awal sampai dengan akhir.
4) Simulator : Lolita Amelia
Simulator adalah seseorang yang bertugas untuk menyimulasikan suatu
peralatan kepada audience.
Tugas :
1. Memperagakan macam-macam gerakan.
5) Dokumentator : Lolita Amelia
Dokumentator adalah orang yang mendokumentasikan suatu kegiatan yang
berkaitan dengan foto, pengumpulan data, dan menyimpan kumpulan dokumen
pada saat kegiatan berlangsung agar dapat disimpan sebagai arsip.
Tugas :
1. Melakukan dokumentasi kegiatan penyuluhan dalam kegiatan pendidikan
Somatitis.
6) Notulen : Lolita Amelia
Notulen adalah sebutan tentang perjalanan suatu kegiatan penyuluhan,
seminar, diskusi, atau sidang yang dimulai dari awal sampai akhir acara. Ditulis
oleh seorang Notulis yang mencatat seperti mencatat hal-hal penting. Dan
mencatat segala pertanyaan dari peserta kegiatan.
Tugas :
Mencatat poin-poin penting pada saat penyuluhan berlangsung.

Mencatat pertanyaan-pertanyaan dari audience dalam kegiatan penyuluhan

A. TEMPAT
B. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
1) Peserta dan keluarga hadir di tempat penyuluhan
2) Penyelenggaraan di ruang RS
3) Pengorganisasian penyelenggaraan di lakukan sebelumnya
2. Evaluasi Proses
1) Peserta antusiasi terhadap materi penyuluhan tentang “Cara Pemberian
Asi Ekslusif”.
2) Peserta tidak meninggalkan tempat penyuluhan
3) Peserta menjawab pertanyaan secara benar tentang materi penyuluhan

3. Evaluasi Hasil
1. Peserta sudah mengerti dan memahami tentang “Definisi Asi Ekslusif
”.
2. Peserta sudah mengerti dan memahami tentang “Manfaat dan Tujuan
Asi Ekslusif”.
3. Peserta sudah mengerti dan memahami tentang “Pemberian Asi
Ekslusif”.
MATERI PENYULUHAN

1. ASI Eksklusif
a. Pengertian ASI Ekslusif
ASI (Air Susu Ibu) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein,lactose
dan garam-garam organik yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu,
sebagai makanan utama bagi bayi (Haryono dan Setianingsih, 2014). Pada usia 6
bulan pertama, bayi hanya perlu diberikan ASI saja atau dikenal dengan sebutan
ASI eksklusif (Maryunani, 2010). ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja pada
bayi 0-6 bulan tanpa pemberian tambahan cairan lain seperti susu formula, air
jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang,
papaya, bubur susu, biskuit, dan nasi tim (Haryono dan Setianingsih, 2014).

ASI diproduksi dalam korpus alveolus yaitu unit terkecil yang


memproduksi susu, selanjutnya dari alveolus air susu akan diteruskan ke dalam
saluran yang disebut duktus laktiferus. Setelah persalinan, produksi susu
dipengaruhi oleh isapan mulut bayi yang mampu merangsang prolaktin keluar.
ASI merupakan cairan susu yang diproduksi ibu yang merupakan makanan
terbaik untuk kebutuhan gizi bayi. Pengertian ASI eksklusif adalah pemberian air
susu ibu, segera setelah persalinan sampai bayi berusia 6 bulan tanpa tambahan
makanan lain, termasuk air putih. Pemberian mineral, vitamin, maupun obat
boleh diberikan dalam bentuk cair sesuai anjuran dokter. Hal ini dikarenakan
sistem pencernaan bayi masih belum sempurna, khususnya usus halus pada bayi
masih berbentuk seperti saringan pasir, pori-pori pada usus halus ini
memungkinkan protein atau kuman akan langsung masuk dalam sistem peredaran
darah dan dapat menimbulkan alergi. Pori-pori dalam usus bayi ini akan menutup
setelah berumur 6 bulan. Setelah usia bayi mencapai 6 bulan, bukan berarti
pemberian ASI dihentikan, bayi diberikan makanan pendamping lain secara
bertahap sesuai dengan usianya dan ASI tetap boleh diberikan sampai anak
berusia 2 tahun.

b. Komposisi ASI Eksklusif


Komposisi ASI tidak sama dari waktu ke waktu. Faktor-faktor yang
mempengaruhi komposisi ASI adalah stadium laktasi, ras,
keadaan nutrisi dan diit ibu. Air susu ibu menurut stadium laktasi adalah
kolostrom, ASI transisi/peralihan dan ASI matur (Fikawati dkk, 2015).
1) Kolostrom
Cairan pertama kali yang keluar dari kelenjar payudara, mengandung
tissue debris dan residual material yang terdapat dalam alveoli dan duktus
dari kelenjar payudara sebelum dan sesudah masa puerperium.Kolostrom
keluar pada hari pertama sampai hari keempat pasca persalinan.Cairan ini
mempunyai viskositas kental, lengket dan berwarna kekuning-kuningan.
Cairan kolostrom mengandung tinggi protein, mineral garam,vitamin A,
nitrogen, sel darah putih dan antibodi yang tinggi dibandingkan dengan ASI
matur. Selain itu, kolostrom rendah lemak dan laktosa.Protein utamanya
adalah immunoglobulin (IgG, IgA, IgM) berguna sebagai antibodi untuk
mencegah dan menetralisir bakteri, virus, jamur dan parasit. Volume
kolostrom antara 150-300 ml/24 jam. Meskipun kolostrom hanya sedikit
volumenya, tetapi volume tersebut mendekati kapasitas lambung bayi yang
berusia 1-2 hari. Kolostrom berfungsi sebagai pencahar ideal yang dapat
mengeluarkan zat-zat yang tidak terpakai dari usus bayi baru lahir dan
mempersiapkan kondisi saluran pencernaan agar siap menerima makanan
yang akan datang (Nugroho, 2011).
2) ASI Peralihan
Merupakan peralihan dari kolostrom sampai menjadi ASI matur. ASI
peralihan keluar sejak hari ke 4-10 pasca persalinan.Volumenya bertambah
banyak dan ada perubahan warna dan komposisinya. Kadar immunoglobulin
menurun, sedangkan kadar lemak dan laktosa meningkat (Nugroho, 2011).
3) ASI Matur
ASI yang keluar dari hari ke 10 pasca persalinan sampai
seterusnya.Komposisi relative konstan (adapula yang menyatakan bahwa
komposisi ASI relative mulai konstan pada minggu ke 3 sampai minggu ke
5), tidak mudah menggumpal bila dipanaskan.ASI pada fase ini yang keluar
pertama kali atau pada 5 menit pertama disebut sebagai foremilk. Foremilk
lebih encer, kandungan lemaknya lebih rendah namun tinggi laktosa, gula
protein, mineral dan air (Nugroho, 2011).
c. Kandungan Zat Gizi ASI
1) Karbohidrat
Karbohidrat pada ASI berbentuk laktosa (gula susu) yang sangat tinggi
dibandingkan dengan susu formula. Jumlah laktosa yang lebih banyak
terkandung dalam ASI membuat rasa ASI menjadi lebih manis dibandingkan
dengan susu formula. Laktosa akan difermentasikan menjadi asam laktat
dalam pencernaan bayi, suasana asam memberi beberapa keuntungan bagi
pencernaan bayi, antara lain:
a) Menghambat pertumbuhan bakteri patologis.
b) Memacu pertumbuhan mikroorganisme yang memproduksi asam organik
dan mensitesis protein.
c) Memudahkan terjadinya pengendapan dari Ca-caseinat.
d) Memudahkan absorbsi dari mineral seperti kalsium, fosfor, dan
magnesium
2) Protein
ASI mengandung protein yang lebih rendah dibandingkan dengan susu
formula, namun protein ASI yang diebut “whey” ini bersifat lebih lembut
sehingga mudah dicerna oleh pencernaan bayi.
Protein dalam ASI mengandung alfa-laktalbumin, sedangkan susu sapi
mengandung laktoglobulin dan bovibe serum albumin yang lebih sering
menyebabkan alergi pada bayi. (Rukiyah
Aiyeyeh,dkk,2011)
3) Lemak
Kadar lemak antara ASI dengan susu formula relatif sama, namun
lemak dalam ASI mempunyai beberapa keistimewaan antara
lain:
a) Bentuk emulsi lemak lebih sempurna karena ASI mengandung enzim
lipase yang memecah trigliserida menjadi digliserida kemudian menjadi
monogliserida sehingga lemak dalam ASI lebih mudah dicerna dalam
pencernaan bayi.
b) ASI mengandung asam lemak tak jenuh yaitu omega-3, omega-6, dan
DHA yang dibutuhkan oleh bayi untuk membentuk jaringan otak.
4) Mineral
ASI mengandung mineral yang lengkap dan cukup untuk memenuhi
kebutuhan bayi sampai berusia 6 bulan. Kandungan mineral dalam ASI
adalah konstans, tetapi ada beberapa mineral spesifik yang kadarnya
dipengaruhi oleh diit ibu. Kandungan zat besi dan kalsium paling stabil dan
tidak dipengaruhi oleh diit ibu.
Mineral lain adalah kalium, natrium, tembaga, mangan, dan fosfor
5) Vitamin
Vitamin dalam ASI cukup lengkap, vitamin A, D, dan C cukup,
sedangkan golongan vitamin B, kecuali riboflavin dan asam pantothenik
kurang. Vitamin lain yang tidak tekandung dalam ASI bergantung pada diit
ibu
6) Air ASI terdiri dari 88% air, air berguna untuk melarutkan zat-zat yang
terkandung dalam ASI. Kandungan air dalam ASI yang cukup besar juga bisa
meredakan rasa haus pada bayi.
d. Manfaat ASI Eksklusif
Menurut Haryono dan Setianingsih (2014) manfaat ASI Eksklusif bagi bayi,
antara lain:
1) Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama IgA untuk melindungi bayi
dari berbagai penyakit infeksi terutama diare. Jumlah kolostrum yang
diproduksi bervariasi tergantung dari hisapan bayi pada hari-hari pertama
kelahiran. Walaupun sedikit tetapi cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi
bayi. Oleh karena itu kolostrum harus diberikan pada bayi. Kolostrum
mengandung protein, vitamin A yang tinggi, mengandung karbohidrat dan
lemak rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari
pertama kelahiran.
2) Membantu mengeluarkan mekonium (feses bayi)
3) ASI mengandung zat anti infeksi, bersih dan bebas terkontaminasi,
Immunoglobin A (IgA) dalam ASI kadarnya tinggi yang dapat
melumpuhkan bakteri pathogen E.Coli dan berbagai virus di saluran
pencernaan.
4) Laktoferin yaitu sejenis protein yang merupakan komponen zat kekebalan
yang mengikat zat besi di saluran pencernaan.
5) Lysosim, enzim yang melindungi bayi terhadap bakteri E.Coli, salmonella
dan virus. Jumlah lysosim dalam ASI 300 kali lebih banyak daripada susu
sapi.
6) Sel darah putih pada ASI pada 2 minggu pertama lebih dari 1.000 sel per
mil. Terdiri dari 3 macam, yaitu: Bronchus Asociated
Lympocite Tisue (BALT) antibodi pernafasan, Gut Asociated Lympocite
Tisue (GALT) antibodi saluran pernafasan, dan Mammary Asociated
Lympocite Tisue (MALT) antibodi jaringan payudara ibu.
7) Faktor Bifidus, sejenis karbohidrat yang mengandung nitrogen untuk
menunjang pertumbuhan bakteri Lactobacillus bifidus. Bakteri ini menjaga
keasaman flora usus bayi dan berguna untuk menghambat pertumbuhan
bakteri yang merugikan.
8) Interaksi antara ibu dan bayi dapat membantu pertumbuhan dan
perkembangan psikologik bayi. Pengaruh kontak langsung ibubayi: ikatan
kasih saying ibu-bayi terjadi karena berbagai rangsangan seperti sentuhan
kulit (skin to skin contact). Bayi akan merasa aman dan puas karena bayi
merasakan kehangatan tubuh
ibu dan mendengar denyut jantung ibu yang sudah dikenal sejak bayi masih
di dalam rahim.
9) Interaksi antara ibu-bayi dan kandungan gizi dalam ASI sangat dibutuhkan
untuk perkembangan sistem saraf otak yang dapat meningkatkan
kecerdasan bayi. ASI mengandung berbagai zat gizi yang bisa
meningkatkan kecerdasan bayi, seperti asam lemak esensial, protein,
vitamin B kompleks, yodium, zat besi, dan seng.
Manfaat ASI Eksklusif bagi ibu antara lain:
1) Mengurangi terjadinya perdarahan dan anemia
2) Menunda kehamilan
3) Mengecilkan rahim
4) Lebih cepat langsing kembali
5) Mengurangi resiko terkena kanker 6) Tidak merepotkan dan menghemat
waktu
7) Memberi kepuasan bagi ibu.
8) Risiko osteoporosis dapat dipastikan lebih kecil bagi wanita yang telah
hamil dan menyusui bayinya. Selama hamil dan menyusui akan terjadi
proses pengeroposan tulang, namun tulang akan cepat pulih kembali bahkan
akan lebih baik dari kondisi tulang semula karena absorpsi kalsium, kadar
hormon paratiroid, dan kalsitriol serum meningkat dalam jumlah besar.
9) ASI lebih murah dan ekonomis dibandingkan dengan susu formula.
10) ASI lebih steril dibadingkan dengan susu formula yang terjangkit kuman
dari luar.
11) Ibu yang menyusui akan memiliki hubungan emosional yang lebih kuat
dibandingkan dengan ibu yang tidak menyusui
bayinya.
12) ASI merupakan kontrasepsi alami yang dapat menunda
kehamilan ibu.
e. Dampak tidak diberikan ASI Eksklusif
Dampak bayi yang tidak diberikan ASI Eksklusif akan lebih rentan untuk
terkena penyakit kronis, seperti jantung, hipertensi, dan diabetes setelah ia
dewasa serta dapat menderita kekurangan gizi dan mengalami obesitas (Arifa Y,
dan Shrimarti R.D, 2017). Sementara untuk ibu sendiri akan beresiko mengalami
kanker payudara, mengeluarkan biaya lebih mahal apabila bayi maupun ibu
terkena penyakit , karena memang beresiko rentan terhadap penyakit. Selain itu
untuk biaya susu formula menggantikan ASI pada bayi.
f. Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI Eksklusif
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif dibedakan
menjadi tiga yaitu faktor pemudah (predisposing factors), faktor pendukung
(enabling factors)dan faktor pendorong (reinforcing factors) (Haryono dan
Setianingsih, 2014).
Cara Pemberian ASI Eksklusif
ASI EKSKLUSIF MANFAAT ASI
ASI eksklusif yaitu ASI yang a. Manfaat Bagi bayi
diberikan pada bayi baru lahir  Memberikan kekebalan pada
sampai usia 6 bulan pertama tanpa bayi
disertai makanan tambahan.  Mudah dicerna
 Komposisi ideal
MANFAAT ASI EKSKLUSIF
 Memberi ikatan kasih
Adanya zat anti infeksi yang sayang
terkandung dalam ASI akan
Oleh: memberikan adanya daya tahan b. Manfaat Bagi ibu
terhadap penyakit.Pemberian ASI  Murah dan mudah di dapat
Nama :Lolita Amelia eksklusif mulai BBL 6 bulan akan  Involusi jadi lebih baik
Nim :2019.C.11a1016 memberikan kekebalan bagi bayi.  Memberikan kasih sayang
 Praktis
Tingkat : III A

YAYASAN EKA HARAP


PALANGKA RAYA SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN
PRODI S1 KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2021
TANDA-TANDA BAYI CUKUP
ASI
 Kenaikan BB sesuai
 Bayi tidur pulas
 Bayi tenang dan aktif
TANDA-TANDA BAYI
KURANG ASI
 Penurunan BB
 Dehidrasi
 Urin berwarna gelap
CARA PEMBERIAN ASI
EKSKLUSIF
ASI eksklusif diberikan
pada bayi sampai 6 bulan
pertama, bayi hanya mendapat
ASI saja tanpa diberi
makanan tambahan.

Terima Kasih

Semoga Bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai