Pengembangan Bahasa Anak
Pengembangan Bahasa Anak
Pengembangan Bahasa Anak
Puji syukur atas kehadirat Allah yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Metodologi Perkembangan Bahasa RA
yang berjudul: Perkembangan Bahasa Anak. Dalam menyelesaikan makalah ini kami telah
berusaha untuk mencapai hasil yang baik, tetapi dengan keterbatasan wawasan
pengetahuan, pengalaman dan kemampuan yang kami miliki, maka kami menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.
Terselesaikannya makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena
itu, pada kesempatan kali ini kami ingin menyampaikan terima kasih kepada Dosen
Pengampu, Ibu Nurhayati. Yang telah memberikan tugas ini agar kami mendapatkan
wawasan tentang Perkembangan Bahasa Anak.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan sempurnanya
makalah ini sehingga dapat bermanfaat bagi para pembaca maupun pendengar. Atas kritik
dan saran kami ucapkan terimakasih.
Wassalamu’alaikum. Wr.wb.
Kelompok 3
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Anak-anak adalah generasi penerus bangsa yang harus kita bekali dengan pendidikan.
Pendidikan dapat menghasilkan manusia yang berkualitas dan mengembangkan kemampuan
potensi yang ada pada anak. Bentuk pendidikan anak usia dini dalam Undang-Undang
Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 Butir 14 tentang Sistem Pendidikan
Nasional merupakan bagian dari pencapaian pendidikan nasional menyatakan bahwa
“Pendidikan anak usia dini adalah upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir
sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan
untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan agar anak memiliki kesiapan dalam
memasuki pendidikan lebih lanjut”.
Aspek perkembangan pada anak usia dini antara lain perkembangan agama, fisik
motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional agar anak lebih siap untuk mengikuti pendidikan
selanjutnya. Salah satu aspek kemampuan dasar anak yang perlu dikembangkan yang
sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan pada aspek lain adalah
perkembangan bahasa. Bahasa sebagai alat komunikasi yang sangat penting dalam
kehidupan anak. Bahasa mempunyai peranan penting dalam perkembangan anak, dengan
bahasa anak akan tumbuh dan berkembang.
Seorang bayi dari hari ke hari akan mengalami perkembangan bahasa dan
kemampuan bicara, namun tentunya tiap anak tidak sama persis pencapaiannya, ada yang
cepat berbicara ada pula yang membutuhkan waktu agak lama. Untuk membantu
perkembangannya, guru disekolah dan keluarga dirumah dapat membantu memberikan
stimulasi yang disesuaikan dengan keunikan masing-masing anak. Oleh karena itu pada
makalah ini akan dibahas lebih rinci tentang perkembangan berbicara dan menulis, serta
perkembangan membaca dan menyimak pada anak.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah perkembangan berbicara dan menulis pada anak usia dini?
2. Bagaimanakah perkembangan membaca dan menyimak pada anak usia dini?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui perkembangan berbicara dan menulis pada anak usia dini
2. Untuk mengetahui perkembangan membaca dan menyimak pada anak usia dini
BAB II
PEMBAHASAN
b. Periode Linguistik. Periode inilah mulai hasrat anak mengucapkan kata kata yang
pertama, yang merupakan saat paling menakjubkan bagi orang tua. Periode
linguistik terbagi dalam tiga fase besar, yaitu:
Fase satu kata atau Holofrase
Pada fase ini anak mempergunakan satu kata untuk menyatakan pikiran yang
kompleks, baik yang berupa keinginan, perasaan atau temuannya tanpa
pcrbedaan yang jelas. Misalnya kata duduk, bagi anak dapat berarti “saya mau
duduk”, atau kursi tempat duduk, dapat juga berarti “mama sedang duduk”.
Orang tua baru dapat mengerti dan memahami apa yang dimaksudkan oleh
anak tersebut, apabila kita tahu dalam konteks apa kata tersebut diucapkan,
sambil mcngamati mimik (raut muka) gerak serta bahasa tubuh lainnya. Pada
umumnya kata pertama yang diucapkan oleh anak adalah kata benda, setelah
beberapa waktu barulah disusul dengan kata kerja.
Fase lebih dari satu kata
Fase dua kata muncul pada anak berusia sekitar 18 bulan. Pada fase ini anak
sudah dapat membuat kalimat sederhana yang terdiri dari dua kata. Kalimat
tersebut kadang-kadang terdiri dari pokok kalimat dan predikat, kadang-
kadang pokok kalimat dengan obyek dengan tata bahasa yang tidak benar.
Setelah dua kata, muncullah kalimat dengan tiga kata, diikuti oleh empat kata
dan seterusnya. Pada periode ini bahasa yang digunakan oleh anak tidak lagi
egosentris, dari dan untuk dirinya sendiri. Mulailah mengadakan komunikasi
dengan orang lain secara lancar. Orang tua mulai melakukan tanya jawab
dengan anak secara sederhana. Anak pun mulai dapat bercerita dengan
kalimat-kalimatnya sendiri yang sederhana.
Fase ketiga adalah fase diferensiasi
Periode terakhir dari masa balita yang berlangsung antara usia dua setengah
sampai lima tahun. Keterampilan anak dalam berbicara mulai lancar dan
berkembang pesat. Dalam berbicara anak bukan saja menambah kosa katanya
yang mengagumkan akan tetapi anak mulai mampu mengucapkan kata demi
kata sesuai dengan jenisnya, terutama dalam pemakaian kata benda dan kata
kerja. Anak telah mampu mempergunakan kata ganti orang “saya” untuk
menyebut dirinya, mampu mempergunakan kata dalam bentuk jamak, awalan,
akhiran dan berkomunikasi lebih lancar lagi dengan lingkungan. Anak mulai
dapat mengkritik, bertanya, menjawab, memerintah, memberitahu dan bentuk-
bentuk kalimat lain yang umum untuk satu pembicaraan “gaya” dewasa.
Cara menstimulasi kemampuan bicara pada periode Linguistik, yaitu:
Jika anak mencoba mengucapkan suatu kata tetapi belum tepat, maka orang
tua dapat mengulangi kata tersebut dengan benar agar anak dapat menirunya.
Misalnya, jika mereka menunjuk ke kucing dan berkata "ba!" orang tua dapat
merespons dengan, "itu kucing". Jangan mengkritik atau memberi tahu mereka
karena salah mengucapkan kata tapi cukup ulangi dengan benar.
Tingkatkan kosa kata anak dengan memberi mereka pilihan, seperti, "Apakah
kamu ingin apel atau pisang?".
Mainan dan buku yang mengeluarkan suara akan membantu keterampilan
mendengarkan anak.
Ulangi kata-kata, misalnya, "di mana sepatu Nisa?", "Apakah Nisa
mengenakan sepatu biru hari ini?" dan "Ayo pakai sepatumu". Pengulangan
membantu anak untuk mengingat kata-kata.
Gunakan instruksi sederhana - anak akan memahami beberapa instruksi pada
usia ini, seperti "Ambil tasnya" atau '"Tutup pintunya". Usahakan instruksi
tetap singkat dan sederhana akan agar membantu anak untuk memahaminya.
Coba tanyakan "Di mana ..." - minta anak menunjuk ke telinga, hidung, kaki,
dan sebagainya.
Menurut Vygostky menjelaskan ada 3 tahap perkembangan bicara pada anak yang
berhubungan erat dengan perkembangan berpikir anak yaitu :
1. Tahap eksternal. Yaitu terjadi ketika anak berbicara secara eksternal dimana
sumber berpikir berasal dari luar diri anak yang memberikan pengarahan,
informasi dan melakukan suatu tanggung jawab dengan anak.
2. Tahap egosentris. Yaitu dimana anak berbicara sesuai dengan jalan pikirannya
dan dari pola bicara orang dewasa.
3. Tahap Internal.Yaitu dimana dalam proses berpikir anak telah memiliki suatu
penghayatan kemampuan berbicara sepenuhnya.
Tahap perkembangan menulis anak usia 4-5 tahun dapat berkembang apabila kegiatan
menulis atas dasar keinginan sendiri maupun tanpa paksaan dari orang sekitarnya. Menurut
Depdiknas (Anggalia & Karmila, 2013) terdapat prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan
dalam menumbuhkan keinginan menulis anak.
1. Prinsip penggunaan tanda atau symbol. Guru memberi kesempatan yang banyak
pada anak untuk melatih kelenturan motorik halus anak.
2. Prinsip pengulangan. Memberikan latihan pengulangan.
3. Prinsip keluwesan. Guru memperkenalkan tulisan pertama kali pada anak berupa
simbol atau tanda yang dekat dan dikenal anak.
4. Prinsip pengungkapan. Memberikan kesempatan pada anak untuk
mengungkapkan berbagai pengalamannya berkaitan dengan tulisan yang telah
dibuatnya.
5. Prinsip mencontoh. Guru sering mengulang berbagai contoh tulisan atau kata
dengan konteks yang sama.
6. Prinsip penguatan. Guru memberikan penguatan berupa penghargaan atau pujian
terhadap hasil tulisan anak.
b. Perkembangan Menyimak
Menyimak adalah kemampuan berbahasa pertama yang dipelajari dan dimiliki
oleh manusia. Melalui menyimak manusia memeroleh informasi yang kemudian
digunakan sebagai dasar untuk berbicara, membaca, dan menulis. Oleh karena itu
menyimak menjadi bagian penting dalam suatu proses pembelajaran bahasa bagi anak
usia dini.
Pada anak usia dini tujuan menyimak tidak berbeda dengan orang dewasa.
Melalui menyimak anak usia dini diharapkan dapat memeroleh informasi informasi
dari bacaan. Namun hal ini hanya bisa terjadi selama bahasa yang digunakan adalah
bahasa sederhana yang bisa dipahami anak. Hal ini senada dengan pendapat
Wicaksono (2016: 95) yang menyatakan bahwa: menyimak merupakan sebuah proses
interaktif yang diawali dengan proses mendengar bunyi bahasa melalui indera
pendengaran kemudian ditransfer melalui syaraf impuls ke otak untuk selanjutnya
ditanggapi oleh otak melalui suatu mekanisme kognitif dan afektif.
Teori lainnya dari Byrnes (dalam Wicaksono, 2016:94) menyatakan bahwa:
Menyimak juga merupakan proses menghubungkan apa yang didengar dengan apa
yang sudah diketahui oleh peserta didik mengenai topik yang dibicarakan. Oleh
karena itu ketika pendengar mengetahui konteks dari teks atau ujaran yang didengar,
proses pemahaman dapat lebih mudah, karena pendengar dapat mengaktifkan
pengetahuan awalnya yang membuat interfensi yang sesuai untuk memahami pesan
yang didengar.
Kurnia (2009:14) menyatakan kemampuan menyimak sebagai salah satu keterampilan
berbahasa reseptif melibatkan beberapa faktor sebagai berikut:
1. Acuity, yaitu kesadaran akan adanya suara yang diterima oleh telinga,misalnya
mendengarkan suara anak lain yang sedang bermain, mendengar suara mesin tik
dan sebagainya.
2. Auditory discrimination, yaitu kemampuan membedakan persamaan dan
perbedaan suara atau bunyi ,misalnya suata hujan berbeda dengan suara mesin tik;
pertanyaan seseorang tidak sama dengan pertanyaan seseoran; duridan dari
berbeda bunyinya dan sebagainya;
3. Auding, yaitu proses di mana terdapat asosiasi antara arti dengan pesan yang
diungkapkan. Proses ini melibatkan pemahaman terhadap isi dan maksud dari
kata-kata yang diungkapkan sebagai contoh yaitu memahi pernyataan “kamu bisa
berlari-lari di taman”; gerakan badanmu ke kiri dan ke kanan.
Auding, melibatkan aspek perkembangan semantic dan sintaksis. Dengan memahai
semantik, berarti anak memiliki pengetahuan tentang berbaagai arti kata, sedangkan
sintkasis berkaitan dengan pemahaman anak terhadap aturan dan fungsi kata.
Menurut Bromley dalam Kurnia menjelaskan fungsi menyimak sebagai berikut:
1. Memberikan kesempatan bagi anak, untuk mengapresiasi dan menikmati lingkungan
sekitar mereka.
2. Membantu anak memahami keinginan, dan kebutuhan mereka sehubungan dengan
kebutuhannya untuk bersosialisasi.
3. Mengubah dan mengontrol prilaku maupun sikap pembicara, di mana cara
menyampaikan pesan akan berdampak pada isi dan bentuk.
4. Membantu mengembangkan kognitif anak, melalui belajar menerima informasi dan
mendapatkan pengetahuan baru.
5. Memberikan pengalaman pada anak untuk berinteraksi secara langsung dengan orang
lain.
6. Membantu anak mengekspresikan keunikan dirinya sebagai individu yang berpikir dan
memperhatikan orang lain.
Pendapat Sabarti (1992) dan Tarigan (2005) dapat disimpulkan keterampilan menyimak
dapat berfungsi untuk :
1) Menjadi dasar belajar bahasa, baik bahasa pertama maupun bahasa kedua.
2) Menjadikan dasar pengembangan kemampuan bahasa tulis (membaca dan
menulis).
3) Menunjang keterampilan bahasa lainnya.
4) Memperlancar komunikasi lisan
5) Menambah informasi dan pengetahuan.
6) Tahapan menyimak pada anak
Tahapan perkembangan (Jalongo,2007:86) tentang kemampuan anak dalam menyimak
menurut Milestone dan “Red Flags” adalah :
1. Infant (0-1)
Mulai mengeluarkan suara-suara bergumam
Mengarahkan kepalanya ke asal suara
Menanggapi secara berbeda untuk jenis musik lain.
Meniru suara musik dan suara lainnya
Melihat pembicara.
Mulai untuk memahami kata-kata desertai dengan sikap yang tepat/benar.
2. Satu sampai dua tahun
Mengenal namanya sendiri.
Menghubungkan kata-kata dengan tingkah laku.
Dapat memahami perintah yang sederhana dengan kata kunci yang dipahami.
Mempelajari permainan sederhana, seperti main cilukba.
Memahami kata tidak, selamat tinggal.
Menunjukan bagian tubuh
Mendengarkan dan berusaha terlibat dalam nyanyian.
Mendengarkan buku-buku untuk bayi.
Menanggapi secara benar pernyataan mendasar.
Mampu membedakan kata ganti.
3. Di usia 3-4 tahun
Mengingat permainan jari.
Memahami konsep sederhana(besar/sedikit, hari ini, waktu tidur).
Menikmati mendengarkan cerita yang sama berulang-ulang.
Menggabungkan kata-kata dan kalimat dari awal berdiskusi kediskusi selanjutnya
dengan buku yang sama.
Menunjukkan dan memberikan nama pada hewan-hewan yang berbeda
Mampu memahami dua perintah secara langsung (contoh; pertama, pakai jeketmu,
kemudian pakai topimu).
Mencocokkan serta tepat suara-suara musik terhadap alat-alat yang menghasilkan
suara tersebut (contoh: piano, gitar, drum)
Menanggapi secara tepat pertanyaan-pertanyaan selama percakapan
Menegakkan jari tangan dengan benar dalam menanggapi pertanyaan’ berapa usiamu?
4. Lima sampai enam tahun
Dapat mengenali warna dan bentuk dasar.
Dapat menunjukan pemahaman mengenai hubungan tempat (di atas,di bawa, dekat, di
samping).
Mampu merasakan perbedaan nada (tinggi/rendah) dan mengerti “tangga nada”.
Dapat melakukan hal yang membutuhkan petunjuk yang lebih banyak (contoh: ya,
kamu boleh pergi, tapi kamu perlu pakai sepatumu).
Mampu menjaga informasi dalam urutan yang benar (contoh: mampu menceritakan
kembali sebuah cerita secara terperinci).
5. Perkembangan untuk anak usia prasekolah
Anak tampaknya masih bingung ketika di lingkungan yang bising atau duduk yang
memiliki jarak jauh dengan pembicara.
Anak tidak menanggapi pernyataan atau pertanyaan yang biasanya akan merangsang
anak-anak dalam kelompok (misalnya, " siapa yang ingin membantu memberi makan
kelinci?")
Anak sering mengatakan "Apa?" Atau "Hah?".
Anak memiliki lebih banyak kesulitan mengikuti petunjuk bila tidak melihat wajah
pembicara
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Keterampilan berbahasa meliputi empat keterampilan dasar, yaitu keterampilan
menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis.
Keempat keterampilan berbahasa tersebut memiliki hubungan yang sangat erat antara satu
sama lainnya. Fungsi bahasa bagi anak usia dini adalah lebih dominan sebagai alat
komunikasi lisan. Namun demikian empat keterampilan bahasa tersebut sudah bisa
dikembangkan melalui kegiatan bermain sehari-hari baik di sekolah maupun dirumah.
Menyimak bisa dikembangkan dengan bermain serta berkomunikasi bersama teman-
teman mereka, atau menyimak cerita guru serta cerita anak-anak yang bisa diperoleh dengan
mendownload. Berbicara bisa dikembangkangkan dengan cara bercerita dan menstimulus
mereka dengan pertanyaan-pertanyaan menarik agar mereka menjawabnya. Membaca bisa
dikembangakan secara bertahap dari membaca abjad, suku kata, kata, kemudian kalimat
pendek. Keterampilan menulis bisa diajarkan bersamaan dengan membaca, namun
memerelukan lebih banyak kesabaran guru atau orang tua.
B. Saran
Kepada orang tua sebagai pendidik pertama di lingkup keluarga hendaknya
memberikan stimulasi yang dapat mengembangkan potensi perkembangan berbicara dan
menulis, serta perkembangan membaca dan menyimak.
REFERENSI
Asiah, N. 2018. PEMBELAJARAN Calistung Pendidikan Anak Usia Dini dan Ujian Masuk
Calistung Sekolah Dasar di Bandar Lampung. Terampil: Jurnal Pendidikan
dan Pembelajaran Dasar. 5(1), 19.
Hanjani, T.J. 2014. Kemampuan Menulis Anak Usia Dini. Jurnal Unib, (1-51).
Hardjasudjana, A.S & V. Damaianti. 2003. Membaca Dalam Teori dan Praktik.
Bandung : Penerbit Mutiara.
Musfiroh, Tadzkiroatun. 2009. Menumbuhkan Baca Tulis Anak Usia Dini.
Jakarta : Gramedia Widiasrana.
Https://adeimasuryani.wodpress.com/2010/11/29/makalah-perkembangan-bahasa-berbicara-
pada-anak-usia-dini/ (ditelusuri 3 Oktober 2021).
Nina Chaerani & Nurachmi. 2003. Biarkan Anak Bicara. Jakarta: Republika, 2009.
Salamah, dkk. 2021. Hubungan Antara Menyimak Dengan Kemampuan Membaca Pada
Anak Usia 5-6 Tahun Paud Berseri Kecamatan Kopang Kabupaten Lombok
Tengah. Dalam Jurnal Realita Bimbingan dan Konseling, 6(1).
Tarigan, H.G. 2008. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa.
Vivi Anggraini. Stimulasi Keterampilan Menyimak Terhadap Perkembangan Anak Usia
Dini. Dalam Jurnal Pendidikan Pendidikan Anak Usia Dini. Universitas
Negri Padang.
C. Perkembangan Membaca dan Menyimak