Makalah Teori Keperawatan Peplau
Makalah Teori Keperawatan Peplau
Makalah Teori Keperawatan Peplau
http://www.masbied.com/2012/08/19/teori-keperawatan-hildegard-e-peplau/
http://panda5ice.wordpress.com/2011/08/25/hildegard-e-peplau/
http://perawattegal.wordpress.com/2009/12/12/model-konseptual-peplau/
http://en.wikipedia.org/wiki/Hildegard_Peplau
Potter, Patricia Ann et al. 2011. Basic Nursing. Missouri. Mosby Elsevier
http://nursekartikaps.blogspot.co.id/2011/12/makalah-teori-peplau.html
Dari buku :www.grahailmu.com Komunikasi Kpeperawatan Aplikasi dalam pelayanan,Mundakir
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Teori Hildegard E. Peplau berfokus pada individu, perawat, dan proses interaktif. Hildegard E.
Peplau yang menghasilkan hubungan antara perawat dan klien. Berdasarkan teori ini klien adalah
individu dengan kebutuhan perasaan, dan keperawatan adalah proses interpersonal dan
terapeutik. Tujuan keperawatan adalah untuk mendidik klien dan keluarga dan untuk membantu
klien mencapai kemantapan pengembangan kepribadian. Teori dan gagasan Peplau
dikembangkan untuk memberikan bentuk praktik keperawatan jiwa. Oleh sebab itu perawat
berupaya mengembangkan hubungan antara perawat dan klien dimana perawat bertugas sebagai
narasumber, konselor dan wali.
3.2 Saran
Seperti yang kita ketahui bahwa manusia dipandang sebagai sistem holistic yang terdiri dari bio-
psiko-sosial-spiritual. Pada teori Peplau ini mempunyai kelemahan yaitu lebih menitikberatkan
pada keperawatan jiwa, hal ini dapat dibuktikan pada gagasan Peplau yang di kembangkan pada
pemantapan perkembangan kepribadian.
BAB II
PEMBAHASAN
Hildegrad Peplau lahir di Reading Pensylvania 1 September 1909. Lulus Diploma Keperawatan
dari Pottstown, Pennsylvania 1931. Lulus BA dari Bennington College bidang interpersonal
Psychology 1943, dan lulus MA bidang Keperawatan jiwa (Psychiatrict) 1947 dan Doktor
PEndidikan bidang pengembangan kurikulum 1953. DR Peplau memiliki pengalaman kerja
dibidang keperawatan baik di rumah sakit swasta maupun pemerintah, 2 tahun di Kemiliteran
US, Penelitan keperawatan, dan praktek paruh waktu di keperawatan jiwa swata. Dia telah
mengajar bidang keperawatan jiwa selama beberapa tahun dan professor emeritus dari
Universitas Rutgers. Lulusan sarjana bidang keperawatan yang pertama eropa pusat di fasilitasi
oleh DR. Peplau di belgia.
Hildegrad Peplau menerbitkan bukunya “hubungan interpersonal dalam keperawatan” 1952.
Ia juga menerbitkan banyak artikel dalam majalah-majalah professional dengan topic mulai
konsep interpersonal sampai issue terkini dalam bidang keperawatan. Pampletnya “prinsip dasar
bagi konseling keperawatan” yang berasal dari hasil penelitianya dan lokakaria (pengalaman
kerja).
Dr. Peplau telah bekerja pada berbagai organisasi, termasuk WHO, lembaga nasional
kesehatan jiwa, dan kesatuan keperawatan. Ia juga mantan direktur eksekutif dan presiden
persatuan Perawat Amerika dan anggota akademi keperawatan amerika. Dia telah bekerja
/melanyani sebagai konsultan keperawatan bagi berbagai Negara-negara asing dan bagian bedah
umum angkatan udara US. Pensiun pada tahun 1974 dan masih aktif dalam keperawatan.
Bukunya 1952 telah diterbitkan kembali 1988 (komunikasi pribadi, November 4, 1987).
Kontribusinya yang banyak bagi keperawatan adalah hasil kualitas rintisanya dalam komunikasi
dan persepsinya mengenai keperawatan.
Hildegrad Peplau menerbitkan bukunya hubungan antar-pribadi (interpersonal) dalam
keperawatan, sehubungan dengan bukunya “teori parsial untuk praktek keperawatan” Peplau
membahas mengenai tahap-tahap proses hubungan antar-pribadi, peran dalam kerja keperawatan,
dan metode-metode dalam mempelajari keperawatan sebagai satu proses interpersonal.
Peplau memulai karirnya di keperawatan pada tahun 1931 sebagai lulusan dari Pottstown
Rumah Sakit Sekolah Keperawatan di Philadelphia, PA . Dia kemudian bekerja sebagai perawat
staf di Pennsylvania dan New York City. Posisi musim panas sebagai perawat untuk New York
University perkemahan musim panas menyebabkan rekomendasi untuk Peplau untuk menjadi
perawat sekolah di Bennington College di Vermont. Di sana ia memperoleh gelar sarjana di
bidang psikologi interpersonal tahun 1943 di Bennington dan melalui pengalaman lapangan di
Chestnut Lodge, pusat jiwa swasta, ia belajar masalah psikologis dengan Erich Fromm , Frieda
Fromm-Reichmann , dan Harry Stack Sullivan .Pekerjaan seumur hidup Peplau sebagian besar
berfokus pada pengembangan teori interpersonal yang Sullivan untuk digunakan dalam praktik
keperawatan.
Dari 1943-1945 ia menjabat di Angkatan Darat Korps Perawat dan ditugaskan ke Field
Station Hospital di Inggris, di mana American School of Military Psychiatry terletak. Di sini ia
bertemu dan bekerja dengan tokoh-tokoh terkemuka dalam psikiatri Inggris dan Amerika.
Setelah perang, Peplau berada di meja dengan banyak dari laki-laki yang sama seperti mereka
bekerja untuk membentuk kembali sistem kesehatan mental di Amerika Serikat melalui bagian
dari Undang-Undang Kesehatan Mental Nasional 1946 .
Peplau memegang gelar master dan doktor dari Teachers College, Columbia University. Dia
juga bersertifikat dalam psikoanalisis di William Alanson Putih Institute of New York City. Pada
awal 1950-an, Peplau dikembangkan dan diajarkan kelas pertama untuk lulusan kejiwaan
mahasiswa keperawatan di Teachers College. Dr Peplau adalah anggota fakultas dari College of
Nursing di Rutgers University dari 1954 sampai 1974 Di Rutgers, Peplau menciptakan program
tingkat pascasarjana pertama untuk persiapan spesialis klinis di keperawatan jiwa .
Dia adalah seorang penulis yang produktif dan sama-sama terkenal untuk presentasi, pidato,
dan lokakarya pelatihan klinisnya. Peplau penuh semangat menganjurkan bahwa perawat harus
menjadi lebih terdidik sehingga mereka bisa memberikan perawatan yang benar-benar terapi
untuk pasien daripada perawatan kustodian yang umum di rumah sakit jiwa di masa itu. Selama
tahun 1950 dan 1960-an, ia mengadakan lokakarya musim panas untuk perawat di seluruh
Amerika Serikat, terutama di negara rumah sakit jiwa. Dalam seminar ini, ia mengajar konsep
interpersonal dan teknik wawancara, serta, keluarga, dan terapi kelompok individu.
Peplau adalah penasehat Organisasi Kesehatan Dunia dan menjadi dosen tamu di universitas-
universitas di Afrika, Amerika Latin, Belgia, dan di seluruh Amerika Serikat.Seorang pengacara
yang kuat untuk pendidikan pascasarjana dan penelitian di bidang keperawatan , ia menjabat
sebagai konsultan untuk US Surgeon General, Angkatan Udara AS, dan National Institute of
Mental Health . Dia berpartisipasi dalam banyak kelompok pembuatan kebijakan pemerintah.
Dia menjabat sebagai presiden American Nurses Association 1970-1972 dan wakil presiden
kedua 1972-1974. Setelah pensiun dari Rutgers, ia menjabat sebagai profesor tamu di University
of Leuven di Belgia dalam 1975 dan 1976. Dia meninggal dengan tenang dalam tidurnya di
rumah di Sherman Oaks, California.
2.Peran Sumber: Jawaban pertanyaan, menafsirkan data pengobatan klinis, memberikan
informasi.
3.Peran Pengajaran: Memberikan instruksi dan memberikan pelatihan; melibatkan analisis dan
sintesis dari pengalaman peserta didik.
4.Peran Konseling: Membantu klien memahami dan mengintegrasikan makna keadaan hidup
saat ini; memberikan bimbingan dan dorongan untuk melakukan perubahan
.
5.Peran pengganti: Membantu klien memperjelas domain dari ketergantungan, saling
ketergantungan, dan kemandirian dan bertindak atas nama klien sebagai advokat.
6.Kepemimpinan Aktif: Membantu klien memikul tanggung jawab maksimal untuk memenuhi
tujuan pengobatan dengan cara saling memuaskan.
7.Teknis peran ahli: Menyediakan perawatan fisik dengan menampilkan keterampilan klinis;
Mengoperasikan peralatan.
2. Perawat
Perawat berperan mengatur tujuan dan proses interaksi interpersonal dengan pasien yang
bersifat partisipatif, sedangkan pasien mengendalikan isi yang menjadi tujuan. Hal ini berarti
dalam hubungannya dengan pasien, perawat berperan sebagai mitra kerja, pendidik, narasumber,
pengasuh pengganti, pemimpin dan konselor sesuai dengan fase proses interpersonal.
Pendidikan atau pematangan tujuan yang dimaksud untuk meningkatkan gerakan yang
progresif dan kepribadian seseorang dalam berkreasi, membangun, menghasilkan pribadi dan
cara hidup bermasyarakat.
a. Mitra kerja, berbagi rasa hormat dan minat yang positif pada pasien. Perawat menghadapi
klien seperti tamu yang dikenalkan pada situasi baru. Sebagai mitra kerja, Hubungan P-K
merupakan hubungan yang memerlukan kerja sama yang harmonis atas dasar kemitraan
sehingga perlu dibina rasa saling percaya, saling mengasihi dan menghargai.
b. Nara sumber (resources person) memberikan jawaban yang spesifik terhadap pertanyaan
tentang masalah yang lebih luas dan selanjutnya mengarah pada area permasalahan yang
memerlukan bantuan. Perawat mampu memberikan informasi yang akurat, jelas dan
rasional kepada klien dalam suasana bersahabat dan akrab.
c. Pendidik (teacher) merupakan kombinasi dari semua peran yang lain. Perawat harus
berupaya memberikan pendidikan, pelatihan, dan bimbingan pada klien/keluarga
terutama dalam megatasi masalah kesehatan.
e.Perngasuh pengganti (surrogate) membantu individu belajar tentang keunikan tiap manusia
sehingga dapat mengatasi konflik interpersonal. Perawat merupakan individu yang dipercaya
klien untuk berperan sebagai orang tua, tokoh masyarakat atau rohaniawan guna membantu
memenuhi kebutuhannya.
3. Sumber kesulitan
Ansietas berat yang disebabkan oleh kesulitan mengintegrasikan pengalaman interpersonal yang
lalu dengan yang sekarang ansietas terjadi apabila komunikasi dengan orang lain mengancam
keamanan psikologi dan biologi individu. Dalam model peplau ansietas merupakan konsep yang
berperan penting karena berkaitan langsung dengan kondisi sakit. Dalam keadaan sakit biasanya
tingkat ansietas meningkat. Oleh karena itu perawat pada saat ini harus mengkaji tingkat ansietas
klien. Berkurangnya ansietas menunjukkan bahwa kondisi klien semakin membaik.
4. Proses Interpersonal
Dalam ilmu komunikasi, proses interpersonal didefinisikan sebagai proses interaksi secara
simultan dengan orang lain dan saling pengaruh-mempengaruhi satu dengan lainnya, biasanya
dengan tujuan untuk membina suatu hubungan. Berkaitan dengan hal tersebut, maka proses
interpersonal yang dimaksud antara perawat dan klien ini menggambarkan metode transpormasi
energi atau ansietas klien oleh perawat yang terdiri dari 4 fase yaitu:
a. Fase orientasi
Lebih difokuskan untuk membantu pasien menyadari ketersediaan bantuan dan rasa percaya
terhadap kemampuan perawat untuk berperan serta secara efektif dalam pemberian askep pada
klien. Tahap ini ditandai dimana perawat melakukan kontrak awal untuk membangun
kepercayaan dan terjadi pengumpulan data.
b. Fase identifikasi
Terjadi ketika perawat memfasilitasi ekspresi perilaku pasien dan memberikan asuhan
keperawatan yang tanpa penolakan diri perawat memungkinkan pengalaman menderita sakit
sebagai suatu kesempatan untuk mengorientasi kembali perasaan dan menguatkan bagian yang
positif dan kepribadian pasien. Respon pasien pada fase identifikasi dapat berupa :
1) Pasrtisipan mandiri dalam hubungannya dengan perawat.
2) Individu mandiri terpisah dari perawat.
3) Individu yang tak berdaya dan sangat tergantung pada perawat
c. Fase eksplorasi
Memungkinkan suatu situasi dimana pasien dapat merasakan nilai hubungan sesuai
pandangan/persepsinya terhadap situasi. Fase ini merupakan inti hubungan dalam proses
interpersonal. Dalam fase ini perawat membantu klien dalam memberikan gambaran kondisi
klien dan seluruh aspek yang terlibat didalamnya.
d. Fase resolusi
Secara bertahap pasien melepaskan diri dari perawat. Resolusi ini memungkinkan penguatan
kemampuan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri dan menyalurkan energi kearah realisasi
potensi.
Keempat fase tersebut merupakan rangkaian proses pengembangan dimana perawat
membimbing pasien dari rasa ketergantungan yang tinggi menjadi interaksi yang saling
tergantung dalam lingkungan sosial. Artinya seorang perawat berusaha mendorong kemandirian
pasien.
Peplau juga percaya bahwa perawat bisa mengambil banyak peran lainnya, termasuk
konsultan, guru, agen keamanan, mediator, administrator, pengamat, dan peneliti. Ini tidak
didefinisikan secara rinci tetapi "diserahkan kepada kecerdasan dan imajinasi pembaca." (Peplau,
1952).
jelas. Gerakan jauh dari perawat sebagai pembantu dokter dan perawat sebagai advokat
konsumen. Misalnya, hari ini bagian dari proses keperawatan diagnosis. Asosiasi Perawat
Amerika dalam Standar Praktik Keperawatan, menyatakan: "Diagnosis keperawatan berasal dari
data status kesehatan".Peplau menyatakan (dalam 1952) bahwa fungsi utama dokter adalah
"mengakui impor penuh masalah nuklir dan jenis bantuan profesional yang dibutuhkan" yang
hasil untuk dokter dalam" tugas mengevaluasi dan mendiagnosa masalah muncul". Ini
bertentangan dengan pengakuan sekarang dari fungsi keperawatan mandiri.
1.Kesadaran Diri
Kesadaran diri yang mantap akan mempengaruhi komunikasi yang teraupetik.Untuk membantu
mengenal sipa sebenarnya diri seseorang pada aspek perilaku,pikiran,dan perasaan,dapat di lihat
dari teori “Self Disclosure” yang di gambarakan oleh Johari Window.
I II
Diketahui oleh diri sendiri Hanya diketahui oleh
Dan orang lain orang lain
III IV
Hanya di ketahui oleh Tidak diketahui oleh
Diri sendiri siapapun
Darihal tersebut,terjadi perubahan satu kuadran akan mempengaruhi kuadran yang lain.Kuadran
yang menurut teori tersebut antara lain :
Jika Kuadran I yang diperbesar,maka individu ini cenderung bahkan selalu terbuka dengan
orang lain.
Jika Kuadran II yang diperbesar,maka individu ini suka menonjolkan dirinya sendiri.
Jika Kuadran III yang diperbesar,maka individu ini akan nampak suka menyendiri
,pendiam,tidak suka bergaul atau berinteraksi dengan orang lain.
Jika Kuadran IV yang diperbesar,maka individu ini tidak diketahui oleh orang lain namun dia
tahu banyak tentang orang lain.
Kesadaran diri seseorang dapat ditingkatkan melalui tiga cara, yaitu : 1) Mempelajari diri sendiri,
2) Belajar dari orang lain, dan 3) membuka diri terhadap informasi atau perubahan yang terjadi.
Kesadaran diri ini menentukan pola interaksi yang dibanggun antara komunikator dengan
komunikan, antara perawat dengan klien.Kesadaran diri yang baik dapat menciptakan hubungan
yang teraupetik yang saling memuaskan.
2.Klarifikasi Diri
Kenyaman dan kepuasan perawat terhadap system nilai yang dianut merupakan model yang
bermakna bagi perawat dalam melaksanakan komunikasi teraupetik.Perawat akan lebih siap dan
mantap dalam mengidentifikasikan situasi yang bertentangan dengan nilai yang dimiliki
,sehingga hubungan teraupetik antara perawat-klien tidak terganggu.
3.Eksplorasi Perasaan
Perawat perlu terbuka dan sadar terhadap perasaannya, dan mengontrolnya agar ia dapat
menggunakan dirinya secara teraupeutik.
Jika perawat terbuka pada perasaannya maka ia akan mendapatkan dua informasih penting,yaitu
bagaimana responnya pada klien dan bagaimana penampilannya pada klien.Sehingga pada saat
berbicara dengan klien,perawat harus menyadari responnya dan mengontrol penampilannya.
2. Pertanyaan terbuka (Broad Opening) think ini member kesempatan klien untuk
mengungkapkan perasaannya sesui kehendak klien tanpa membatasi,
Contoh :”apa yang sedang saudara pikirkan?”, “apa yang akan kita bicarakan hari ini?.
Agar klien merasa aman dalam mengungkapkan perasaannya, perawat dapat member dorongan
dengan cara ,mendengar atau mengatakan “saya mengerti apa yang saudara katakana”
Misalnya : “Oo… jadi saudara tadi malam tidak bisa tidur karena………”
4. Klarifikasi, di lakukan bila perawat ragu, tidak jelas,tidak mendengar, atau klien berhenti
karena malu mengemukakan informasi,informasih yang di peroleh tidak lengkap atau
mengemukakannya berpindah-pindah.
Refleksi ini dapat dibedakan menjadi dua,yaitu refleksi isi,bertujuan memfalidasi apa yang di
dengar.Klarifikasi ide yang di ekspresikan klien dengan pengertian perawat, dan refleksi
perasaan,yang bertujuan member respon pada perasaan klien terhadap isi pembicaraan agar klien
mengetahui dan menerima perasaanya.Thnik refleksi ini berguna untuk : a.menetahui dan
menerima ide perasaan
b.mengoreksi
c.memberi keterangan lebih jelas .
sedangkan kerugiannya adalah : a.mengulang terlalu sering tema yang sama
b.dapat menimbulkan marah,iritasi dan frustasi
6. Memfokuskan,membantu klien bicara pada topik yang telah di pilih dan yang penting
serta menjaga pembicaraan tetap menuju tujuan yaitu lebih spesifik,lebih jelas dan
berfokus pada realitas
Contoh : klien : “Petugas kesehatan yang ada di rumah sakit ini kurang perhatian pada
pasien.”
Perawat :”A pakah saudara sudah minum obat?”.
7. Membagi presepsi,meminta pendapat klien tentang hal yang perawat rasakan dan
pikirkan.Dengan cara ini perawat dapat meminta umpan balikdan member informasi.
Misalnay :”saya lihat dari semua keterangan yang anda jelaskan,anda telah di sakiti.apakah
ini latar belakang masalahnya?”.
10. Informing,tehnik ini bertujuan member informasi dan fakta untuk pendidikan kesaehatan
bagi klien.
11. Saran,member alternative ide untuk pemecahan masalah.Tepat dipakai pada fase kerja
dan tidak tepat pada fase awal hubungan.
Misalnya :Kita tadi sudah cukup banyak bicara tentang penyebab batuk dan sesak
napas,salah satunya karena merokok,kami berharap anda dapat mengurangi atau berhenti
merokok.
Kekurangan:
→Hanya berfokus pada kejiwaan pasien dalam penyembuhannya
TEORI KEPERAWATAN
“HILDEGARD.E.PEPLAU”
Disusun Oleh :Kelompok V (semester 1,Kelas Keperawatan A6)
1.Noris Gorogoro
2.Megawati Harikedua
3.Silfantria Parasi
4.Lidya Patasaka
5.Iren Mononege
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Eesa karena dengan karunia-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Teori Keperawatan Hildegard E.Peplau” dalam
tugas mata kuliah Ilmu Keperawatan Dasar II oleh dosen Esther Hutagaol, Mkep, Sp Mate.
Meskipun banyak hambatan yang kami alami dalam proses pembuatan makalah ini,namun
kami mampu menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Jika didalam makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan,maka kami memohon maaf
atasnya.Kami menyadari bahwa makalah kami jauh dari kesempurnaan.
Lebih dan kurangnya di ucapkan Terima Kasih.
DAFTAR ISI
Kata pengantar……………………………………………………………i
Daftar isi………………………………………………………………….ii
BAB I Pendahuluan :
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………............1
1.3 Tujuan Penulisan………………………………………………………..1
BAB II Pembahasan :