Tugas Paper (Senja Nita)
Tugas Paper (Senja Nita)
Tugas Paper (Senja Nita)
DISUSUN OLEH :
A. Pengkajian pasien
pada fase pre operatif secara umum dilakukanUntuk menggali permasalahan pada
pasien sehingga perawat dapat melakukan intervensi yang sesuai dengan kondisi pasien
(Muttaqin & Sari, 2009).
1) Pengkajian umum
Pada pengkajian pasien di unit rawat inap, poliklinik, Bagian bedah sehari,
atau unit gawat darurat dilakukan secara komprehensif di mana seluruh hal
yang berhubungan dengan pembedahan pasien perlu dilakukan secara
seksama.
a) Identitas pasien : pengkajian ini diperlukan agar tidak terjadi
duplikasi nama pasien. Umur pasien sangat penting untuk diketahui
guna melihat kondisi pada berbagai jenis pembedahan. Selain itu
juga diperlukan untuk memperkuat identitas pasien.
b) Jenis pekerjaan dan asuransi kesehatan : diperlukan sebagai
persiapan finansial yang sangat bergantung pada kemampuan pasien
dan kebijakan rumah sakit tempat pasien akan menjalani proses
pembedahan
c) Persiapan umum : persiapan informedconsent dilakukan sebelum
dilaksanakannya tindakan
2) Riwayat kesehatan
Pengkajian riwayat kesehatan pasien di rawat inap, Poliklinik, bagian bedah
sehari, atau unit gawat darurat dilakukan perawat melalui Teknik wawancara
untuk mengumpulkan riwayat yang diperukan sesuai dengan klasifikasi
pembedahan
a) Riwayat alergi : perawat harus mewaspadai adanya alergi terhadap
berbagai obat yang mungkin diberikan selama fase intraoperatif
b) Kebiasaan merokok, alcohol, narkoba : pasien perokok memiliki
risiko yang lebih besar mengalami komplikasi paru-paru pasca
operasi, kebiasaan mengonsumsi alcohol mengakibatkan reaksi
yang merugikan terhadap obat anestesi, pasien yang mempunyai
riwayat pemakaian narkoba perlu diwaspadai atas kemungkinan
besar untuk terjangkit HIV dan hepatitis
c) Pengkajian nyeri : pengkajian nyeri yang benar memungkinkan
perawat perioperative untuk menentukan status nyeri pasien.
Pengkajian nyeri menggunakan pendekatan P (Problem), Q
(Quality), R (Region), S (Scale), T (Time).
3) Pengkajian psikososiospiritual
a) Kecemasan praoperatif : bagian terpenting dari pengkajian
kecemasan perioperative adalah untuk menggali peran orang
terdekat, baik dari keluarga atau sahabat pasien. Adanya sumber
dukungan orang terdekat akan menurunkan kecemasan
b) Perasaan : pasien yang merasa takut biasanya akan sering bertanya,
tampak tidak nyaman jika ada orang asing memasuki ruangan, atau
secara aktif mencari dukungan dari teman dan keluarga
c) Konsep diri : pasien dengan konsep diri positif lebih mampu
menerima operasi yang dialaminya dengan tepat
d) Citra diri : perawat mengkaji perubahan citra tubuh yang pasien
anggap terjadi akibat operasi. Reaksi individu berbeda-beda
bergantung pada konsep diri dan tingkat harga dirinya
e) Sumber koping : perawat perioperative mengkaji adanya dukungan
yang dapat diberikan oleh anggota keluarga atau teman pasien.
f) Kepercayaan spiritual : kepercayaan spiritual memainkan peranan
penting dalam menghadapi ketakutan dan ansietas
g) Pengetahuan, persepsi, pemahaman : dengan mengidentifikasi
pengetahuan, persepsi, pemahaman, pasien dapat membantu
perawat merencanakan penyuluhan dan tindakan untuk
mempersiapkan kondisi emosional pasien.
h) Informedconsent : suatu izin tertulis yang dibuat secara sadar dan
sukarela oleh pasien sebelum suatu pembedahan yang dilakukan
4) Pemeriksaan fisik
Ada berbagai pendekatan yang digunakan dalam Melakukan pemeriksaan
fisik, mulai dari pendekatan headto toe hingga pendekatan per system.
Perawat dapat menyesuaikan konsep pendekatan pemeriksaan fisik dengan
kebijakan prosedur yang digunakan institusi tempat ia bekerja. Pada
pelaksanaannya, pemeriksaan yang dilakukan bisa mencakup sebagian atau
seluruh system, bergantung pada banyaknya waktu yang tersedia dan kondisi
preoperatif pasien. Fokus pemeriksaan yang akan dilakukan adalah
melakukan klarifikasi dari hasil temuan saat melakukan anamnesis riwayat
kesehatan pasien dengan system tubuh yang akan dipengaruhi atau
memengaruhi respons pembedahan.
5) Pemeriksaan diagnostik
Sebelum pasien menjalani pembedahan, dokter bedah akan
Meminta pasien untuk menjalani pemeriksaan diagnostic guna memeriksa
adanya kondisi yang tidak normal. Perawat bertanggung jawab
mempersiapkan dalam klien untuk menjalani pemeriksaan diagnostic dan
mengatur agar pasien menjalani pemeriksaan yang lengkap.perawat juga
harus mengkaji kembali hasil pemeriksaan diagnostic yang perlu diketahui
dokter untuk membantu merencanakan terapi yang tepat.
B. Diagnosa keperawatan
Ansietas berhubungan dengan krisis situasional operasi
C. Intervensi keperawatan
No Diagnosa Tujuan Intervensi
1. Ansietas berhubungan Setelah dilakukan Observasi :
dengan krisis tindakan keperawatan 1. Identifikasi saat
situasional operasi diharapkan cemas tingkat ansietas
dapat terkontrol, berubah ( misal :
dengan kriteria hasil: kondisi, waktu, stresor)
1. Secara verbal dapat 2. Identifikasi
mendemonstrasikan kemampuan
teknik menurunkan mengambil keputusan
cemas 3. Monitor tanda-tanda
2. Mencari informasi ansietas ( verbal dan
yang dapat non verbal)
menurunkan cemas
Teraupetik :
3. Menggunakan 1. Ciptakan suasana
teknik relaksasi teraupetik untuk
menurunkan cemas menumbuhkan
4. Menerima kesehatan kepercayaan
status 2. Temani pasien untuk
mengurangi
kecemasan
3. Pahami situasi yang
membuat ansietas
4. Dengarkan dengan
penuh perhatian
5. Gunakan
pendekatan yang
tenang dan
meyakinkan
6. Tempatkan barang
pribadi yang
memberikan
kenyamanan
7. Motivasi
mengidentifikasi
situassi yang memicu
kecemasan
8. Diskusikan
perencanaan realistis
tentang peristiwa yang
akan datang
Edukasi :
1. Jelaskan prosedur
serta sensasi yang
mungkin dialami
2. Informasikan secara
faktual mengenai
diagnosis, pengobatan
dan prognosis
3. Anjurkan keluarga
untuk tetap bersama
pasien 4. Anjurkan
melakukan kegiatan
yang tidak kompetitif
5. Anjurkan
mengungkapkan
perasaan dan persepsi
6. Latih kegiatan
pengalihan untuk
mengurangi
ketegangan
7. Latih penggunaan
mekanisme pertahanan
diri yang tepat
8. Latih tekhnik
relaksasi
Kolaborasi :
1. Kolaborasi
pemberian obat
antiansietas, jika perlu
E. Diagnosa keperawatan
1. Ansietas
Definisi:
Kondisi emosi dan pengalaman subyektif individu terhadap objek yang tidak jelas dan
spesifik akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan individu melakukan tindakan
untuk menghadapi ancaman.
Penyebab:
a) Krisis situasional
b) Kebutuhan tidak terpenuhi
c) Krisis maturasional
Subjectif Obyektif
1. Merasa bingung Tampak gelisa
2. Merasa khawatir Tampak tegang
dengan akibat dari
kondisi yang dihadapi
3. Sulit untuk Sulit tidur
berkonsentrasi
Subjectif Obyektif
1. Mengeluh pusing Frukuensi nafas meningkat
2. Anoreksia Frekuensi nadi meningkat
3. Palpitasi Tekanan darah meningkat
4. Merasa tidak berdaya Diaforesis
Tremor
Muka tanpak pucat
Suara bergetar
Kontak mata Buruk
Suka berkemih
Orientasi pada masa lalu
Kondisi klinis terkait:
a) Penyakit kronis progresif (mis. kanker, penyakit autoimun.)
b) Penyakit akut
c) Hospitalisasi
d) Rencana operasi
e) Kondisi diagnosis penyakit belum jelas
f) Penyakit neurologis
g) Tahap tumbuh kembang
2. Nyeri akut
Definisi:
Pengalaman sensorik atau eosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual
atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga
berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan.
Penyebab:
a) pencedera fisiologis (mis. Inflamasi, iskemia, neoplasma)
b) Agen pencedera kimiawi (mis. Terbakar, bahan kimia iritaan)
c) Agen pencedera fisik (mis. Abses, amputasi, terbakar, terpotong, mengangkat
berat, prosedur operasi, trauma, atihan fisik berlebihan) Gejala dan tanda
mayor:
Subyektif Obyektif
1. Mengeluh 1) Tampak
nyeri meringis
2) Bersikap
protektif
(mis.
Waspada,
posisi
menghindari
nyeri
3) Gelisa
4) Frekuensi
nadi
meningkat
5) Sulit tidur
Subyektif Obyektif
Nyeri Tekanan darah meningkat
Pola napas berubah
Nafsu makan berubah
Proses berpikir terganggu
Menarik diri
E. rencana keperawatan
No Diagnosa Tujuan Intervensi
1. Ansietas berhubungan Setelah diberikan Observasi :
dengan Krisis tindakan keperawatan a) Identifikasi saat
Situasional selama 1 jam, tingkat tingkat ansietas
ansietas pasien berubah ( misal :
menurun dengan kondisi, waktu, stresor)
kriteria hasil: b) Identifikasi
a) Verbalisasi kemampuan
kebingungan menurun mengambil keputusan
b) Verbalisasi c) Monitor tanda-tanda
khawatir akibat ansietas ( verbal dan
kondisi yang dihadapi non verbal)
menurun19
c) Perilaku gelisah Terapeutik :
menurun a) Ciptakan suasana
d) Perilaku tegang teraupetik untuk
menurun menumbuhkan
kepercayaan
b) Temani pasien
untuk mengurangi
kecemasan
c) Pahami situasi yang
membuat ansietas
d) Dengarkan dengan
penuh perhatian
e) Gunakan
pendekatan yang
tenang dan
meyakinkan
f) Tempatkan barang
pribadi yang
memberikan
kenyamanan
g) Motivasi
mengidentifikasi
situassi yang memicu
kecemasan
h) Diskusikan
perencanaan realistis
tentang peristiwa yang
akan datang
Edukasi :
a) Jelaskan prosedur
serta sensasi yang
mungkin dialami
b) Informasikan secara
faktual mengenai
diagnosis, pengobatan
dan prognosis
c) Anjurkan keluarga
untuk tetap bersama
pasien
d) Anjurkan
melakukan kegiatan
yang tidak kompetitif
e) Anjurkan
mengungkapkan
perasaan dan persepsi
f) Latih kegiatan
pengalihan untuk
mengurangi
ketegangan
g) Latih penggunaan
mekanisme pertahanan
diri yang tepat h) Latih
tekhnik relaksasi
Kalaborasi :
a) Kolaborasi
pemberian
obat
antiansietas,
jika perlu
2. Nyeri akut Setelah diberikan Observasi :
berhubungan dengan asuhan keperawatan a) Identifikasi lokasi,
agen pencidera selama 1 jam, tingkat karakteristik, durasi,
fisiologis nyeri pasien berkurang frekuensi, kualitas,
dengan kriteria hasil: intensitas nyeri.
a) Keluhan nyeri b) Identifikasi skala
menurun nyeri
b) Meringis menurun c) Identifikasi nyeri
c) Sikap protektif non verbal
menurun d) Identifikasi faktor
d) Gelisah menurun yang memperberat dan
e) Kesulitan tidur memperingan nyeri
menurun e) Identifikasi
pengetahuan dan
keyakinan tentang
nyeri
f) Identifikasi
pengaruh budaya
terhadap respon nyeri
g) Identifikasi
pengaruh nyeri pada
kualitas hidup
h) Monitor efek
samping penggunaan
analgetik
Terapeutik :
a) Berikan teknik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
( misal : TENS,
hipnosis, akupresure,
terapi musik,
biofeedback ,terapi
pijat, aromaterapi,
teknik imajinasi
terbimbing, kompres
hangat/dingin).
b) Kontrol lingkungan
yang memperberat
nyeri ( misal : suhu
ruangan, pencahayaan,
kebisingan).
c) Fasilitasi istirahat
dan tidur
d) Pertimbangkan jenis
dan sumber nyeri
dalam pemilihan
strategi meredakan
nyeri.
Edukasi :
a) Jelaskan penyebab,
periode dan pemicu
nyeri
b) Jelaskan strategi
meredakan nyeri
c) Anjurkan
memonitor nyeri
secara mandiri
d) Anjurkan
menggunakan
analgetik secara tepat
e) Ajarkan eknik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi:
a) Kolaborasi
pemberian analgetik,
jika perlu
SOAL :
1. Tn. I melakukan operasi fraktur femur sepertiga distal sinistra besok. Saat lawan melakukan tindakan
keperawatan,, tn.I selalu menanyakan keadaannya saat ini, dalam pemeriksaan ttv didapatkan data
tekanan darah 100/80mmHg, nadi 118x/i, RR 21x/i, suhu 37,2°c. Masalah keperawatan apa yang
terdapat pada kasus tersebut ?
A. Nyeri
B. Ansietas
C. Gangguan pola tidur
D. Kurang pengetahuan
E. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Jawaban : B
2. Tahapan dimana ketika pasien diterima masuk diruang terima pasien dan berakhir ketika pasien
dipindahkan kemeja operasi untuk tindakan pembedahan, disebut ?
A. pre operatif
B. intra operatif
C. post operatif
D. semua benar
E. semua salah
Jawaban : A
4. Pemeriksaan apa saja yang perlu dilakukan pada pasien pre op, kecuali?
A. Foto rontgen, EKG, USG, laboraturiun ( HHTL, elektrolit, GDS )
B. Kulit, rambut dan mata
C. Kuku dan THT
D. Head to toe
JAWABAN : A
http://repository.poltekkes-tjk.ac.id/1621/6/BAB%20II.pdf
http://repository.poltekkes-tjk.ac.id/1621/6/BAB%20II.pdf
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN INTRA OPERATIF
1. Pengkajian intraoperatif
secara ringkas mengkaji hal-hal yangBerhubungan dengan pembedahan
Diantaranya adalah validasi identitas dan prosedur jenis pembedahan yang akan
dilakukan, serta konfirmasi kelengkapan data penunjang laboratorium dan radiologi
(Muttaqin & Sari, 2009). Hal-hal yang dikaji selama dilaksanakannya operasi bagi
pasien yang diberi anaesthesi total adalah yang bersifat fisik saja, sedangkan pada
pasien yang diberi anaesthesi lokal ditambah dengan pengkajian psikososial. Secara
garis besar yang perlu dikaji adalah :
a) Pengkajian mental, bila pasien diberi anastesi lokal dan pasien masih sadar /
terjagamaka sebaiknya perawat menjelaskan prosedur yang sedang dilakukan
terhadapnya danmemberi dukungan agar pasien tidak cemas/takut menghadapi
prosedur tersebut.
b) Pengkajian fisik, tanda-tanda vital (bila terjadi ketidaknormalan maka perawat
harusmemberitahukanketidaknormalan tersebut kepada ahli bedah).
c) Transfusi dan infuse, monitor flabot sudah habis apa belum.
d) Pengeluaran urin, normalnya pasien akan mengeluarkan urin sebanyak 1 cc/kg
BB/jam.
2. Diagnosa keperawatan
Hipovolemi berhubungan dengan kehilangan cairan aktif
3. Intervensi keperawatan
Edukasi:
1. Anjurkan
menghindari
perubahan
posisi
mendadak
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian
cairan IV (RL, NaCL)
2. Kolaborasi pemberian
cairan IV koloid (gelafusin) 3.
Kolaborasi pemberian produk
darah
1. Pengkajian keperawatan
Pengkajian intra operasi secara ringkas mengkaji hal-hal yang berhubungan dengan
pembedahan, diantaranya adalah validasi identitas dan prosedur jenis pembedahan yang
dilakukan, serta konfirmasi kelengkapan data penunjang laboratorium dan radiologi(Mutaqin,
2009).
2. Diagnosa keperawatan
Pasien yang dilakukan pembedahan akan melewati berbagai prosedur. Prosedur pemberian
anastesi, pengaturan posisi bedah, manajemen asepsis dan prosedur bedah laparatomi akan
memberikan komplikasi pada masalah keperawatan yang akan muncul dalam (SDKI,2017)
yaitu:
a) Resiko cedera
Definisi
Beresiko mengalami bahaya atau kerusakan fisik yang menyebabkan seseorang tidak lagi
sepenuhnya sehat atau dalam kondisi baik
Faktor resiko :
a) Resiko perdarahan
Definisi
Beresiko mengalami kehilangan darah baik internal (terjadi dalam tubuh) maupun eksternal
(terjadi hingga keluar tubuh).
Faktor resiko Kondisi terkait
Aneurisma Aneurisme
Gangguan gastrointestinal ( misalnya ulkus Koagulopatiintravaskulardiseminata
lambung, polip, varises
Gangguan fungsi hati ( misalnya sirosis Sirosis hepatis
hepatis
Komplikasi kehamilan ( misalnya ketuban Ulkus lambung
pecah sebelum waktunya, plasenta Previa/
abripsio, kehamilan kembar)
Komplikasi pasca partum ( misalnya atoni Varises
uterus, retensi plasenta)
Gangguan koagulasi ( misalnya trombosit Trombositopenia
opinion)
Efek agen farmakologis Ketuban pecah sebelum waktunya
Tindakan pembedahan Plasenta previa atau abrupdio
Trauma Atoniauteri
Kurang terpapar informasi tentang Retensio plasenta
pencegahan perdarahan
Proses keganasan Tindakan pembedahan
Kanker
Trauma
3. Rencana keperawatan
Menurut (SIKI,2018) Intervensi keperawatan yang dilakukan berdasarkan diagnosa diatas
adalah :
Edukasi :
I. Jelaskan tanda dan gejala
perdarahan
II. Anjurkan menggunakan kaus
kaki saat ambulasi
III. Anjurkan meningkatkan asupan
cairan untuk mencegah konstipasi
IV. Anjurkan menghindari aspirin
atau antikoagulan
V. Anjurkan meningkatkan asupan
makanan dan vitamin K
VI. Anjurkan segera melapor jika
terjadi perdarahan
Kolaborasi :
I. Kolaborasi pemberian obat
pengontrol perdarahan, jika perlu
II. Kolaborasi pemberian produk
darah , jika perlu
III. Kolaborasi pemberian pelunak
tinja , jika perlu
4. Evaluasi
Evaluasi terhadap masalah intrabedah secara umum dapat dinilai dari adanya
kemampuan dalam mempertahankan status kesehatan, seperti normalnya tanda vital,
kardiovaskular, pernapasan, ginjal, dan lain-lain.
SOAL :
1. Tahapan dimana ketika pasien masuk atau dipindahkan ke instalasi beda ( meja operasi ) dan
beakhir saat pasien dipindahlkan keruangan pemulihan ( recovery room ) ?
A. Pre operatif
B. Intra operatif
C. Post operatif
D. Benar semua
E. Salah semua
Jawaban : B
4. Dibawah ini termasuk lingkup kegiatan operasi intra operatif adalah sebagai berikut, kecuali :
A. Atur posisi pasien
B. Melakukan pemantauan secara menyeluruh sepanjang prosedur pembedahan
C. Demi keselamatan pasien
D. Mengkaji efek dari agens anastesia
Jawaban : D
5. anggota tim asuhan pasien inta operatif yang stril adalah, kecuali?
A. Ahli bedah utama/operator
B. Asisten ahli bedah
C. Scrub nurse/perawat instrument
D. Ahli anastesi
Jawaban : C
Daftar pustaka
http://repository.poltekkes-tjk.ac.id/1621/6/BAB%20II.pdf
http://repository.poltekkes-tjk.ac.id/1621/6/BAB%20II.pdf
B. Diagnosa keperawatan
Hipotermi berhubungan dengan prosedur pembedahan
C. Intervensi keperawatan
Teraupetik :
1. Sediakan
lingkungan yang
hangat ( mis, atur
suhu ruangan,
incubator).
2. Ganti pakaian dan
atau linen yang
basah.
3. Lakukan
pengihanatan aktif
eksternal (mis,
kompres hangat,
botol hangat,
selimut hangat,
perawatan metoda
kangguru).
4. Lakukan
oenghangatan aktif
internal ( mis, infus
cairan hangat,
oksigen hangat,
lavase peritoneal
dengan cairan
hangat).
Edukasi :
1. Anjurkan
makan/minum
hangat
Terapeutik :
(1) Berikan teknik
non farmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri ( misal :
TENS, hipnosis,
akupresure, terapi
musik, biofeedback
,terapi pijat,
aromaterapi, teknik
imajinasi
terbimbing,
kompres
hangat/dingin).
(2) Kontrol
lingkungan yang
memperberat nyeri (
misal : suhu
ruangan,
pencahayaan,
kebisingan).
(3) Fasilitasi
istirahat dan tidur
(4) Pertimbangkan
jenis dan sumber
nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi :
(1) Jelaskan
penyebab, periode
dan pemicu nyeri
(2) Jelaskan strategi
meredakan nyeri
(3) Anjurkan
memonitor nyeri
secara mandiri
(4) Anjurkan
menggunakan
analgetik secara
SSStepat
(5) Ajarkan eknik
non farmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri
Kolaborasi:
(1) Kolaborasi
pemberian
analgetik, jika perlu
2. Risiko hipotermi Setelah diberikan Observasi :
perioperatif b.d tindakan (1) Monitor suhu
suhu lingkungan keperawatan tubuh
rendah selama 1 jam, (2) Identifikasi
termoregulasi penyebab
membaik dengan hipotermia, (misal :
kriteria hasil: terpapar suhu
(1) Mengigil lingkungan rendah,
menurun kerusakan
(2) Suhu tubuh hipotalamus,
membaik penurunan laju
(3) Suhu kulit metabolisme,
membaik.
kekurangan lemak
subkutan )
(3) Monitor tanda
dan gejala akibat
hipotermi
Teraupetik :
(1) Sediakan
lingkungan yang
hangat (misal: atur
suhu ruangan)
(2) Lakukan
penghangatan pasif
(misal: Selimut,
menutup kepala,
pakaian tebal)
(3) Lakukan
penghatan aktif
eksternal (misal:
kompres hangat,
botol hangat,
selimut hangat,
metode kangguru)
(4) Lakukan
penghangatan aktif
internal (misal :
infus cairan hangat,
oksigen hangat,
lavase peritoneal
dengan cairan
hangat)
SOAL :
1. Apa saja yang dilakukan perawat apabila menemuklan pasien post op dengan keluhan nyeri ?
Jawaban : A
Jawaban : C
Jawaban : B
4. Pada priode akhir post operatif tindakan proses keperawat an yang haruis dilakukan adalah
C. USG
Jawaban : A
5. Tn. A berusia 24 tahun masuk rumah sakit akibat jatuh dari motor yang dan mengalami patah
kaki sebelah kanan, dan pada saat pasien sudah selesai dilakukan tindakan operasi di intra operatif,
selanjutnya pasie n akan dibawa ke ruangan ?
B. Pre operatif
C. Intra operatif
D. Semua benar
Jawaban : A
Daftar pustaka
http://repository.poltekkes-tjk.ac.id/1621/6/BAB%20II.pdf
http://repository.poltekkes-tjk.ac.id/1621/6/BAB%20II.pdf
KONSEP PEMENUHAN KEBUTUHAN ELIMINASI URINE
1. ELIMINASI
Kebutuhan eliminasi terdiri atas dua, yakni eliminasi urine (kebutuhan buang air kecil) dan
eliminasi alvi (kebutuhan buang air besar)
b) Kandung kemih (bladder, buli-buli) Merupakan sebuah kantung yang terdiri atas
otot halus yang berfungsi sebagai penampung air seni (urine).
c) Uretra Merupakan organ yang berfungsi untuk menyalurkan urine ke bagian luar.
- Larutan Anorganik
a) Retensi urine
merupakan penumpukan urine dalam kandung kemih akibat ketidak mampuan
kandung kemih untuk mengosongkan kandung kemih. Tanda klinis retensi : Ketidaknyamanan
daerah pubis
1. Distensi vesika urinaria
2. Ketidaksanggupan untuk berkemih
3. Sering berkemih saat vesika urinaria berisi sedikit urine (25-50 ml)
4. Ketidakseimbangan jumlah urine yang dikeluarkan dengan asupannya
5. Meningkatkan keresahan dan keinginan berkemih
6. Adanya urine sebanyak 3000-4000 ml dalam kandung kemih
Penyebab :
1. Operasi pada daerah abdomen bawah, pelvis vesika urinaria
2. Trauma sumsum tulang belakang
3. Tekanan uretra yang tinggi karena otot detrusor yang lemah
4. Sphincter yang kuat
5. Sumbatan (striktur uretra dan pembesaran kelenjar prostat)
b) Inkontinensia urine,
merupakan ketidakmampuan otot sphincter eksternal sementara atau menetap untuk
mengontrol ekskresi urine.
C) Enuresis
3. Vesika urrinaria peka rangsang, dan seterusnya, tidak dapat menampung urine dalam
jumlah besar.
5. Orang tua yang mempunyai pendapat bahwa anaknya akan mengatasi kebiasaannya
tanpa di bantu dengan mendidiknya
merupakan keadaan sesorang yang mengalami gangguan pada eliminasi urine karena
obstruksi anatomis, kerusakan motorik sensorik, dan infeksi saluran kemih. Perubahan eliminasi 15
terdiri atas :
3. jika tidak berkemih Disuria, merupakan rasa sakit dan kesulitan dalam berkemih
5. ginjal, tanpa adanya peningkatan asupan cairan. Urinaria supresi, merupakan berhentinya produksi
urine secara mendadak.
SOAL :
1. Seorang pasien laki-laki berusia 40 tahun memiliki kanker hati grade Ini. Dokter
menyarankan untuk segera dilakukan operasi laparatomi. Setelah dilakukan operasi pasien
dipasang kateter apakah fungsi pemanasan pada pasien pasca operasi tersebut?
A. Agar pasien aman mobilisasinya
B. Membantu pengeluaran urine
C. Menginap di rumah sakit selama beberapa hari
D. Untuk memperbaiki fungsi berkemih.
JAWABAN : B
2. Seorang laki-laki berusia 65 tahun dirawat di ruang bedah dengan diagnosa retensio
urinaria dengan keluhan tidak bisa kencing. Pada saat pengkajian kencing tidak lancar ( menetes
) rasa nyeri dan tidak puas pada saat BAK, tanda vital : Re 25x/i, nadib90x/i, TD 130/80 mmHg
. Apakah masalah keperawatan utama pada kasus tersebut
A. Perubahan pola eliminasi urine
B. Inkontinensia urine
C. Resiko infeksi
D. Retensi urine
E. Nyeri akut
JAWABAN : A
3. Seorang perempuan berusia 56 tahun datang ke IGD dengan keluhan tidak bisa 3 hari
yang lalu, pada saat pengkajian akar tidak bisa keluar, terjadi distensi abdomen akibat dilatasi
kandung kemih, RR 25x/ i, nadi 85x/i, TD 120/70. Apakah masalah utama yang tepat pada
kasus tersebut?
A. Trauma ginjal
B. Resensi urine
C. Infeksi akut
D. Gangguan ginjal kronis akut
JAWABAN : B
4. Seorang laki-laki umur 60 tahun Dirawat di rumah sakit karena telah menjalani operasi
pengangkatan prostat akibat BPH. Pada pengkajian diperoleh data : pasien terpasang volley
kateter sudah dua hari ini, warna ungu mie kuning jernih dan pada hari ini direncanakan akan
dilakukan pelepasan volley kateter. Apakah prioritas intervensi keperawatan pada pasien
tersebut?
A. Berikan penjelasan tentang perawatan dirumah
B. Anjurkan pasien untuk memperbanyak minum
C. Barang bekas yang melakukan hubungan seksual
D. Siapkan alat untuk memasang kateter
E. Melakukan bladder training
JAWABAN : E
5. Seorang laki-laki usia 40 tahun mengeluh urine yang keluar sedikit, menetes dan terasa
panas, adanya peningkatan frekuensi berkemih, dari riwayat penyakit terdapat obstruksi pada
saluran kemih. Apakah prioritas masalah keperawatan yang sesuai dengan keluhan diatas ?
A. Nyeri
B. Ansietas
C. Perubahan eliminasi
D. Kurang pengetahuan
E. resiko terjadinya infeksi
Jawaban : D
DAFTAR PUSTAKA
http://fik.umpo.ac.id/content/uploads/2020/10/KDM.pdf
KONSEP PEMENUHAN KEBUTUHAN ELIMINASI FEKAL
a. Mulut Gigi berfungsi untuk menghancurkan makanan pada awal proses pencernaan.
Sepertiga bagian atas adalah terdiri dari otot yang bertulang dan sisanya adalah
otot yang licin. Permukaannya diliputi selaput mukosa yang mengeluarkan sekret
mukoid yang berguna untuk perlindungan.
c. Lambung Gumpalan makanan memasuki lambung, dengan bagian porsi terbesar dari
saluran pencernaan.
(3) Ileum.
e. Usus besar (kolon) Kolon orang dewasa, panjangnya ± 125 – 150 cm atau 50 –60
inch, terdir dari:
Fisiologi usus besar yaitu bahwa usus besar tidak ikut serta dalam
pencernaan/absorpsi makanan. Bila isi usus halus mencapai sekum, maka semua zat
makanan telah diabsorpsi dan sampai isinya cair (disebut chyme). Selama perjalanan
didalam kolon (16 – 20 jam) isinya menjadi makin padat karena air diabsorpsi dan
sampai di rektum feses bersifat padat – lunak.
(1) Menerima chyme dari lambung dan mengantarkannya ke arah bagian selanjutnya
untuk mengadakan absorpsi / penyerapan baik air, nutrien, elektrolit dan garam empedu
(2) Mengeluarkan mukus yang berfungsi sebagai protektif sehingga akan melindungi
dinding usus dari aktifitas bakteri dan trauma asam yang dihasilkan feses. Sebagai
tempat penyimpanan sebelum feses dibuang.
c. Fisiologi Defekasi
Defekasi adalah pengeluaran feses dari anus dan rektum. Hal ini juga disebut
bowel movement. Frekwensi defekasi pada setiap orang sangat bervariasi dari beberapa
kali perhari sampai 2 atau 3 kali perminggu. Banyaknya feses juga bervariasi setiap
orang. Ketika gelombang peristaltik mendorong feses kedalam kolon sigmoid dan
rektum, saraf sensoris dalam rektum dirangsang dan individu menjadi sadar terhadap
kebutuhan untuk defekasi.
b. Diet
e. Faktor psikologi
f. Kebiasaan
g. Posisi
h. Nyeri
k. Obat-obatan
m. Kondisi patologis
n. Iritans
a. Konstipasi
b. Impaction
c. Diare
Diare merupakan BAB sering dengan cairan dan feses yang tidak
berbentuk. Isi intestinal melewati usus halus dan kolon sangat cepat. Iritasi di
dalam kolon merupakan faktor tambahan yang menyebabkan meningkatkan
sekresi mukosa. Akibatnya feses menjadi encer sehingga pasien tidak dapat
mengontrol dan menahan BAB.
d. Inkontinensia fecal
e. Flatulens
f. Hemoroid
4. abnormal : pucat
Penyebab :
Malabsorbsi lemak ; diet
tinggi susu dan produk susu
dan rendah daging.
2. abnormal : diare
Penyebab :
Peningkatan motilitas usus
(mis. akibat iritasi kolon oleh
bakteri)
Bentuk Silinder (bentuk rektum) 1. abnormal : Mengecil,
dengan 2,5 cm u/ orang bentuk pensil atau seperti
dewasa benang
Penyebab :
kondisi obstruksi rectum
Jumlah Tergantung diet (100 – 400
gr/hari)
Bau Aromatic : dipengaruhi oleh 1. abnormal : tajam, pedas
makanan yang dimakan dan Penyebab : infeksi dan
flora bakteri perdardarahan
Unsur pokok Sejumlah kecil bagian kasar 1. abnormal : Pus Mukus
makanan yg tdk dicerna, Parasit Darah Lemak dalam
potongan bakteri yang mati, jumlah besar Benda asing
sel epitel, lemak, protein,
unsurunsur kering cairan Penyebab :
pencernaan Infeksi bakteri Konsidi
peradangan Perdarahan
gastrointestinal Malabsorbsi
Salah makan
a. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik saluran gastrointestinal meliputi tehnik visualisasi
langsung / tidak langsung dan pemeriksaan laboratorium terhadap unsurunsur yang
tidak normal.
3) Diagnose keperawatan
Diagnosa keperaawatan , intervensi dan rasional.
Label diagnostik masalah eliminasi alvi menurut NANDA meliputi :
a. Inkontinensia alvi
b. Konstipasi
c. Resiko terjadi konstipasi
d. Konstipasi yang dirasakan
e. Diar
1. tn. Mora ( 20 thn ) masuk diruang IRD RS labuang baji dengan keluhan tidak BAB
selama 2 minggu, keluhan lain yang dirasakan adalah pusing, dan mual, pada pemeriksaan fisik
tanpak adanya distensi abdomen dan terdengar bunyi tympani ketika diperkusi. Dari data
menunjukan bahwa tn. Mora mengalami
A. Konstipasi
B. Defekasi
C. Diare
D. Obstipasi
E. Inkontinensia alvi
2. Setelah dilakukan bowel training pada Tn Mora, menunjukkan adanya keinginan untuk
buang air besar, mekanisme ini terjadi karena impuls yang dihantarkan melalui medulla spinalis
sampai pada tingkat lebih tinggi pada sistem persarafan yakni…
A. Hipotalamus
B. Medulla Oblongata
C. Talamus
D. Cerebellum
E. Corteks serebri
3. Tindakan Keperawatan yang tidak tepat untuk mengatasi masalah Tn Mora adalah…
A. Anjurkan minum air hangat setelah bangun tidur
B. Diet makanan tinggi serat
C. Latihan bowel training
D. Anjurkan melakukan aktivitas ringan sesuai kemampuan
E. Kolaborasi dengan tim medis untuk tindakan huknah
https://id.scribd.com/document/383829377/Konsep-Dasar-Eliminasi-Fekal