Makalah Puebi Dan Pupi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA

(PUEBI) DAN PEMBENTUKAN ISTILAH (PUPI)

DOSEN PEMBIMBING : RASMAH N. S,Pd., M.Pd

DI SUSUN OLEH

KELOMPOK 5 :

NUR HASMI.H (2002010021)

RAMLAH (2002010022)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

DARUD DA’WAH WAL-IRSYAD

( STAI DDI ) PINRANG

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya dalam menyelesaikan
makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan-Nya mungkin kami
tidak akan sanggup menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Makalah ini memuat tentang “Pedoman umum ejaan bahasa Indonesia


pembentukan istilah ”. Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen
pembimbing, teman-teman, dan semua pihak yang terlibat dalam penyusunan
makalah ini, sehinggga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Kami menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam
penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan sarannya
guna perbaikan di kemudian hari,Terimakasih.

Pinrang,01 Juni 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................... i

DAFTAR ISI............................................................................................. ii

I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .............................................................................. 1

B. Rumusan  Masalah......................................................................... 1

II PEMBAHASAN

A. Pedoman umum ejaan bahasa Indonesia (PUEBI)........................ 2

B. Pedoman umum pembentukan istilah (PUPI)................................ 4

III PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................... 11

B. Saran.............................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA

iii
I

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Bahasa Indonesia memiliki fungsi dan kedudukan sebagai bahasa nasional dan
bahasa resmi negara Indonesia. Dalam berbahasa Indonesia, tentu tidak lepas dari
kaidah dan aturan penggunaan bahasa yang baik dan benar. Kriteria yang
diperlukan dalam kaidah kebahasaan tersebut antara lain tata bunyi, tata bahasa,
kosakata, ejaan, makna, dan kelogisan.

Bahasa Indonesia yang baik dan benar mengacu pada ragam bahasa yang
memenuhi persyaratan kebaikan dan kebenaran, dan bahasa yang baik dan benar
adalah  bahasa yang sesuai kaidah baku, baik tertulis maupun lisan.

B.RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana pemakaian huruf dalam PUEBI?

2. Apa yang di maksud dengan istilah?

3. Apa yang di maksud dengan lambing huruf dalam PUPI?

1
II

PEMBAHASAN

A.PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA (PUEBI)

1. Pemakaian Huruf

a. Huruf abjad, yang dipakai dalam ejaan bahasa Indonesia terdiri atas 26 huruf
dari a b c d e sampai z.

b. Huruf vokal, Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia


terdiri atas lima huruf, yaitu a, e, i, o, dan u.

c. Huruf konsonan, Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa


Indonesia terdiri atas 21 huruf, yaitu b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x,
y, dan z.

d. Gabungan huruf konsonan kh, ng, ny, dan sy masing-masing melambangkan


satu bunyi konsonan. Seperti khusus, bangun, nyata, syarat.

e. Huruf kapital

-Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat. Misalnya, Dia
membaca buku.

-Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk
julukan. Misalnya, Amir Hamzah, Dewi Sartika.

-Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung. Misalnya,
Adik bertanya, “Kapan kita pulang?” ,Orang itu menasihati anaknya, “Berhati-
hatilah, Nak!”

2
3

-Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci,
dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan. Misalnya, Islam,
Kristen, Hindu, Kitab.

-Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan
bahasa. Misalnya, Indonesia.

f. Huruf miring dipakai untuk menuliskan judul buku, nama majalah, atau
nama surat kabar yang dikutip dalam tulisan, termasuk dalam daftar pustaka.
Misalnya, Saya sudah membaca buku Salah Asuhan karangan Abdoel Moeis.

g. Huruf tebal dipakai untuk menegaskan bagian tulisan yang sudah ditulis
miring. Misalnya, Huruf dh, seperti pada kata Ramadhan.

2. Penulisan Kata

a. Kata dasar, ditulis sebagai satu kesatuan. Misalnya, Kantor pajak penuh
sesak, Saya pergi ke sekolah, Buku itu sangat tebal.

b.Kata berimbuhan, Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, serta gabungan awalan


dan akhiran) ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya. Misalnya, berjalan,
berkelanjutan , mempermudah.

c. Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung (-) di antara unsur-
unsurnya. Misalnya, anak-anak, kupu-kupu, sayur-mayur, serba-serbi.

d. Kata depan, seperti di, ke, dan dari, ditulis terpisah dari kata yang
mengikutinya. Misalnya, Di mana dia sekarang?, Mari kita berangkat ke kantor,
Ia berasal dari Pulau Penyengat.
4

e. Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya. Misalnya:

 Bacalah buku itu baik-baik!


 Apakah yang tersirat dalam surat itu?
 Siapakah gerangan dia?
 Apatah gunanya bersedih hati?

f. Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya,
sedangkan -ku, -mu, dan -nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya, Rumah itu telah kujual, Majalah ini boleh kaubaca, Bukuku, bukumu,
dan bukunya tersimpan di perpustakaan, Rumahnya sedang diperbaiki.

g. Kata Sandang

Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Misalnya, Surat itu
dikembalikan kepada si pengirim, Ibu itu menghadiahi sang suami kemeja batik,
Sang adik mematuhi nasihat sang kakak.

B. PEDOMAN UMUM PEMBENTUKAN ISTILAH

1. Definisi istilah, tata istilah, dan tata nama

Istilah adalah kata atau frasa yang dipakai sebagai nama atau lambang dan yang
dengan cermat mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang
khas dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Tata istilah adalah
perangkat peraturan pembentukan istilah dan kumplan istilah yang di hasilkannya.
Tata nama istilah adalah perangkat peraturan penamaan beberapa cabang ilmu
seperti kimia dan biologi beserta kumpulan nama yang di hasilkan.

2. Istilah khusus dan istilah umum


5

Istilah khusus adalah istilah yang pemakaiannya dan atau maknanya terbatas
pada suatu bidang tertentu. Contoh diagnosis dan pidana. Istilah umum adalah
istilah yang menjadi unsur bahasa yang di gunakan secara umum. Contoh
radio,daya penilaian.

3. Persyaratan Istilah yang Baik

Dalam pembentukan istilah perlu diperhatikan persyaratan dalam pemanfaatan


kosakata bahasa Indonesia yang berikut.

1. Istilah yang dipilih adalah kata atau frasa yang paling tepat untuk
mengungkapkan konsep termaksud dan yang tidak menyimpang dari
makna itu,

2. Istilah yang dipilih adalah kata atau frasa yang paling singkat di antara
pilihan yang tersedia yang mempunyai rujukan sama.

3. Istilah yang dipilih adalah kata atau frasa yang bernilai rasa (konotasi)
baik.

4. Istilah yang dipilih adalah kata atau frasa yang sedap didengar (eufonik).

5. Istilah yang dipilih adalah kata atau frasa yang bentuknya seturut kaidah
bahasa Indonesia.

4.Pemadanan Istilah

Pemadanan istilah asing ke dalam bahasa Indonesia, dan jika perlu ke salah satu
bahasa serumpun, dilakukan lewat penerjemahan, penyerapan, atau gabungan
penerjemahan dan penyerapan. Demi keseragaman, sumber rujukan yang
diutamakan ialah istilah Inggris yang pemakaiannya bersifat internasional karena
sudah dilazimkan oleh para ahli dalam bidangnya. Penulisan istilah serapan itu
dilakukan dengan atau tanpa penyesuaian ejaannya berdasarkan kaidah fonotaktik,
yakni hubungan urutan bunyi yang diizinkan dalam bahasa Indonesia.

-Penerjemahan
6

Penerjemahan Langsung

Istilah Indonesia dapat dibentuk lewat penerjemahan berdasarkan kesesuaian


makna tetapi bentuknya tidak sepadan.

Misalnya:

 Supermarket - pasar swalayan

 Merger - gabungan usaha

Dalam pembentukan istilah lewat penerjemahan perlu diperhatikan pedoman


berikut.

1. Penerjemahan tidak harus berasas satu kata diterjemahkan dengan satu


kata. Misalnya:

o Psychologist - ahli psikologi

o Medical practitioner - dokter


 Dalam penerjemahan istilah asing dengan bentuk plural, pemarkah
kejamakannya ditanggalkan pada istilah Indonesia. Misalnya:
o Alumni - lulusan

o Master of ceremonies - pengatur acara

o Charge d'affaires - kuasa usaha

-Penyerapan

Penyerapan Istilah

Penyerapan istilah asing untuk menjadi istilah Indonesia dilakukan berdasarkan


hal-hal berikut.
7

1. Istilah asing yang akan diserap meningkatkan ketersalinan bahasa asing


dan bahasa Indonesia secara timbal balik (intertranslatability) mengingat
keperluan masa depan.

2. Istilah asing yang akan diserap mempermudah pemahaman teks asing oleh
pembaca Indonesia karena dikenal lebih dahulu.

3. Istilah asing yang akan diserap lebih ringkas jika dibandingkan dengan
terjemahan Indonesianya.

4. Istilah asing yang akan diserap mempermudah kesepakatan antarpakar jika


padanan terjemahannya terlalu banyak sinonimnya.

5. Istilah asing yang akan diserap lebih cocok dan tepat karena tidak
mengandung konotasi buruk.

Proses penyerapan istilah asing, dengan mengutamakan bentuk visualnya,


dilakukan dengan cara yang berikut.

1. Penyerapan dengan penyesuaian ejaan dan lafal Misalnya:

o Camera - kamera

o Microphone - mikrofon

o System - sistem
 Penyerapan dengan penyesuaian ejaan tanpa penyesuaian lafal
Misalnya:

o Design - desain

o File - fail

o Science - sains
 Penyerapan tanpa penyesuaian ejaan, tetapi dengan penyesuaian
lafal Misalnya:

o Bias - bias
8

o Nasal - nasal

o Radar (radio detecting and ranging) - radar


 Penyerapan tanpa penyesuaian ejaan dan lafal

Penyerapan istilah tanpa penyesuaian ejaan dan lafal dilakukan jika istilah itu
juga dipakai secara luas dalam kosakata umum, istilah itu tidak ditulis dengan
huruf miring (dicetak dengan huruf tegak). Misalnya:

 Golf - golf

 Internet - internet

 Lift - lift

 Orbit - orbit

 Sonar (sound navigation and ranging)- sonar

5. Istilah Hasil Metanalisis

Istilah hasil metanalisis terbentuk melalui analisis unsur yang keliru. Misalnya:

 Kata mupakat (mufakat) diuraikan menjadi mu + pakat; lalu ada kata


sepakat.

 Kata dasar perinci disangka terdiri atas pe + rinci sehingga muncul istilah
rinci dan rincian.

6. Istilah Bentuk Singkatan

Istilah bentuk singkatan ialah bentuk yang penulisannya dipendekkan menurut


tiga cara berikut.

1. Istilah yang bentuk tulisannya terdiri atas satu huruf atau lebih yang
dilisankan sesuai dengan bentuk istilah lengkapnya. Misalnya:

o cm yang dilisankan sentimeter


9

o l yang dilisankan liter

o sin yang dilisankan sinus

o tg yang dilisankan tangen


 Istilah yang bentuk tulisannya terdiri atas satu huruf atau lebih
yang lazim dilisankan huruf demi huruf. Misalnya:

o DDT (diklorodifeniltrikloroetana) yang dilisankan de-de-te

o KVA(kilovolt-ampere) yang dilisankan ka-ve-a

o TL (tube luminescent) yang dilisankan te-el


 Istilah yang sebagian unsurnya ditanggalkan. Misalnya:
o Lab yang berasal dari laboratorium

o Info yang berasal dari informasi

o Demo yang berasal dari demonstrasi

o Promo yang berasal dari promosi

7. Istilah Bentuk Akronim

Istilah bentuk akronim ialah istilah pemendekan bentuk majemuk yang berupa
gabungan huruf awal suku kata, gabungan suku kata, ataupun gabungan huruf
awal dan suku kata dari deret kata yang diperlakukan sebagai kata. Misalnya:

 Air susu ibu - asi

 Bukti pelanggaran - tilang

 Peluru kendali (guided missile) - rudal

8. Lambang Huruf
10

Lambang huruf ialah satu huruf atau lebih yang melambangkan konsep dasar
ilmiah seperti kuantitas dan nama unsur. Lambang huruf tidak diikuti tanda titik.
Misalnya:

 F - gaya

 N - nitrogen

 m - meter

 NaCl - natrium klorida

 Rp - rupiah

 $ - dolar

9. Gambar Lambang

Gambar lambang ialah gambar atau tanda lain yang melambangkan konsep
ilmiah menurut konvensi bidang ilmu yang bersangkutan. Misalnya:

 ≅ - kongruen (matematika)

 ≡ - identik (matematika)

 Σ - jumlah beruntun (matematika)

 ~ - setara (matematika)

 ♂ - jantan (biologi)

 ♀ - betina (biologi)

 Х - disilangkan dengan; hibrida (biologi)

 ↓ - menunjukkan endapan zat (kimia)

 ◊ - cincin benzena (kimia)

 ✶ - bintang (astronomi)

 & - dan (dagang)


III

PENUTUP

A.KESIMPULAN

Pemakaian huruf dalam pedoman umum ejaan bahasa Indonesia terdiri dari
huruf abjad, huruf fokal, huruf konsonan, gabungan huruf konsonan, huruf capital,
huruf miring dan huruf tebal. Sedangkan dalam penulisan kata terdiri dari kata
dasar, kata berimbuhan, bentuk ulang,partikel, kata depan, kata ganti, dan kata
sandang. Sedangkan dalam pedoman umum pembentukan istilah, Istilah adalah
kata atau frasa yang dipakai sebagai nama atau lambang dan yang dengan cermat
mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam
bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

B.SARAN

Kami menyadari dalam penulisan makalah ini, masih banyak kesalahan dan
kekurangan. Untuk itu kami mengharapkan sekiranya pembaca memberikan saran
dan kritik mengenai kesalahan- kesalahan  yang ada, demi kesempurnaan makalah
ini.

11
DAFTAR PUSTAKA

Ivan Lanin, 2006, Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).mhtml

2017, Pedoman Umum Pembentukan Istilah - Wikisource bahasa


Indonesia.mhtml, terakhir di ubah pada 28 Agustus, pukul 11:39

12

Anda mungkin juga menyukai