Dasar Dasar Sensor
Dasar Dasar Sensor
Dasar Dasar Sensor
Continuous Non-Linear merupakan kurva naik keatas tapi membentuk huruf S yang banyak
digunakan pada kontrol close loop. Sensor jenis ini hanya dapat mengukur variable dalam
batasan yang sempit.
Discontinuous Multi Stage merupakan kurva yang membentuk anak tangga keatas. Sensor
jenis ini dibutuhkan untuk memonitoring suatu variabel dimana suatu isyarat tepat pada
waktunya diperlukan ketika batas nilai sudah dicapai.
Discontinuous Dual Stage merupakan kurva yang berbentuk tangga dan terdapat
tanda panah bolak balik. Sensor jenis ini berfungsi untuk memonitoring koreksi
ambang untuk penyesuaian langkah berikutnya.
Sensor Discrete Output Sinyal yaitu sensor yang menggunakan konsep bilangan binary,
analog, dan digital. Sensor ini terdapat beberapa macam seperti dual step (binary), multi
step (analog), dan multi step (digital).
Conventional merupakan tingkatan paling rendah yang hanya terdiri dari sensor saja.
1st Integration Level merupakan sensor tingkatan pertama yang dilengkapi pengolah sinyal
analog.
2nd Integration Level merupakan sensor tingkatan kedua yang dilengkapi pengolah sinyal
sehingga output atau keluaran berbentuk digital.
3rd Integration Level merupakan level tertinggi sensor yang mempunyai kemampuan
intelegensi. Keuntungan penggunaan intelegensi sensor yaitu mengurangi beban ECU,
fleksibel memungkinkan komunikasi antar bus, irit sensor, mengurangi eror pengiriman
sinyal.
Engine Coolant Temperatur Sensor yaitu sensor yang digunakan untuk suhu air pendingin.
Fungsi penyensoran air pendingin ini yaitu mengatur campuran bahan bakar, sistem start
dingin, mengatur derajat pengapian, dan mengatur putaran idle. Posisi sensor ini pada
kendaraan berbeda-beda, namun kebanyakan terletak diantara selang radiator.
Cara kerja ECT yaitu sensor dirangkai secara seri dengan tahanan dan diberi tegangan 5V.
Apabila terjadi perubahan tahanan akibat temperatur air pendingin yang naik maka
tegangan akan berubah-ubah. Tegangan kerja 4,5-0,2 Volt dari kondisi dingin ke panas.
Intake Air Temperatur Sensor yaitu sensor yang berfungsi untuk mendeteksi suhu udara
masuk. Sensor ini mempunya prinsip kerja seperti ECT yaitu menggunakan thermistor
negative temperatur coefficient. Posisi pada kendaraan yaitu pada saluran udara masuk
atau dijadikan satu dengan air flow sensor. Cara kerjanya sama seperti ECT yaitu sensor
diberi tegangan 5V. Apabila terjadi perubahan tahanan akibat temperatur maka tegangan
juga akan berubah.
Sensor TPS ada dua jenis yaitu 4 pin potensio type dan mono jetronic. Berikut merupakan
gambar TPS 4 pin potensio type dan monojetronic.
Prinsip kerja sensor TPS yaitu terdapat tegangan sumber yaitu 5V. Ketika pedal gas mulai dinjak
maka terjadi perubahan tahanan yang ini akan dibandingan dengan tegangan sumber untuk
menghasilkan tegangan output sekitar 0,5-4,7 Volt.
3. Air Flow Sensor merupakan sensor yang berfungsi untuk mendeteksi banyaknya udara yang
masuk. Sensor ini terletak pada saluran udara masuk.
Prinsip kerjanya yaitu pada saat pedal gas ditekan maka udara akan terhisap masuk ke dalam
intake manifold. Banyaknya udara masuk diukur alirannya secara elektris. Ada dua model air
flow sensor yaitu tegangan naik apabila plat terangkat dan tegangan turun apabila plat
terangkat yang diakibatkan oleh aliran udara.
4. Manifold Absolute Pressure merupakan sensor yang berfungsi untuk mendeteksi tekanan
udara masuk yang digunakan untuk campuran bahan bakar dan saat pengapian. MAP sensor
terbuat dari bahan piezo resitive. MAP sensor terletak di saluran udara masuk.
Cara kerja MAP sensor yaitu piezo resitive akan berubah nilai tahanan apabila terjadi
perubahan bentuk. Tahanan ini digunakan sebagai membran antara ruangan vacuum dan
ruangan yang berhubungan dengan intake manifold. Perubahan lengkungan pada membran ini
yang akan membedakan output yang dikeluarkan oleh sensor. Tegangan paling tinggi terjadi
saat kunci kontak ON mesin mati atau saat akselerasi, dan tegangan paling rendah saat
deselerasi.
5. G sensor atau Camshaft Position Sensor yang berfungsi untuk mendeteksi tanda top silinder 1,
tanda saat pengapian, dan tanda saat injeksi. Sensor ini terletak pada distributor atau
menempel pada head silinder.
6. NE sensor atau Crankshaft Position Sensor merupakan sensor yang befungsi untuk mendeteksi
putaran mesin. Sensor ini terletak menempel pada bagian poros engkol pada mesin.
7. Sensor Pengeluaran
Sensor Knocking merupakan sensor yang berfungsi untuk mendeteksi terjadinya knocking.
Sensor ini terbuat dari bahan piezoceramic. Letak sensor ini menempel pada silinder.
Cara kerja sensor ini yaitu apabila terjadi knocking maka akan terjadi getaran pada silinder.
ECU kemudian akan memundurkan saat pengapian agar tidak terjadi detonasi.
Sensor Gas Buang atau O2 Sensor merupakan sensor yang berfungsi untuk mendeteksi
kondisi gas buang yang digunakan untuk AF ratio dan apabila terjadi kerusakan pada
catalityc converter. Sensor ini terbuat dari bahan platina dan zirconium dioxide. Sensor ini
terletak pada saluran gas buang.
Diatas merupakan bahasan mengenai dasar-dasar sensor dalam otomotif atau sensor-
sensor pada kendaraan. Macam-macam sensor pada kendaraan baik sensor pemasukan,
sensor putaran, dan sensor pengeluaran mempunyai fungsi yang sangat penting pada
kendaraan agar kinerja maksimal.
a
8. Za
9.
D. A
E. A
F. A
G. A
H. a