Prosedur Bilas Lambung

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 6

PROSEDUR BILAS LAMBUNG

No Dokumen No Revisi Halaman


00 1-5
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh
AKADEMI KEPERAWATAN HARUM JAKARTA
STANDAR PROSEDUR DIREKTUR
OPERASIONAL

Rusmawati Sitorus,S.Pd.,S.Kep.MA
NIDN 03.2401.6001

Pengertian Bilas lambung (gastric lavage) adalah membersihkan lambung dengan


cara memasukan dan mengeluarkan air/cairan tertentu ke dalam
lambung dan mengeluarkan kembali dengan menggunakan selang
lambung (NGT). Menurut Smelltzer dan Bare, Bilas lambung (gastric
lavage) adalah aspirasi isi lambung dan pencucian lambung dengan
menggunakan selang lambung.
Tujuan 1. Membersihkan dan mengeluarkan racun/darah dari dalam lambung
2. Mendiagnosa perdarahan lambung
3. Membersihkan lambung sebelum prosedur endoscopy
4. Membuang cairan atau partikel dari lambung
Dasar Hukum 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012, tentang
Pendidikan Tinggi
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 tentang
Tenaga Kesehatan
4. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1239/MENKES/SK/XI/2001
tentang registrasi dan praktik Perawat
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64/Menkes/Per/VIII/2015
tentang Organisasi dan Tata kerja Kementerian Kesehatan
-
Kebijakan
Prinsip Tindakan Bersih dan steril

Indikasi 1. Overdosis obat/narkotik


2. Keracunan zat kimia
3. Terjadi perdarahan lama (hematemesis) pada saluran pencernaan
atas.
4. Mengambil contoh asam lambung untuk dianalisis lebih lanjut.
5. Dekompresi lambung
6. Sebelum operasi perut atau biasanya sebelum dilakukan endoskopi
7. Pasien keracunan makanan atau obat kurang dari 1 jam
8. Persiapan tindakan pemeriksaan lambung, persiapan operasi
lambung
9. Pasien dalam keadaan sadar
10. Keracunan bukan bahan korosif dan kurang dari enam puluh menit
11. Gagal dengan terapi emesis
12. Tidak ada refleks muntah
13. Perdarahan gastrointestinal
Kontraindikasi
1. Keracunan oral lebih dari 1-4 jam
Bilas lambung tidak dilakukan secara rutin dalam
penatalaksanaan pasien dengan keracunan. Bilas lambung dilakukan
ketika pasien menelan substansi toksik yang dapat mengancam
nyawa, dan prosedur dilakukan sebelum 4 jam pengosongan
lambung
2. Pasien keracunan bahan toksik yang tajam dan terasa membakar
(resiko perforasi esophageal) serta keracunan bahan korosif
(misalnya: hidrokarbon, pestisida, hidrokarbon aromatic, halogen);
3. Pasien yang menelan benda asing yang tajam;
4. Pasien tanpa gangguan refleks atau pasien dengan pingsan (tidak
sadar) membutuhkan intubasi sebelum bilas lambung untuk
mencegah inspirasi.
5. Pasien kejang
6. Tumor paru-paru
7. Menelan alkali kuat
Alat-alat yang di
1. Selang NGT sesuai ukuran yang diperlukan (Set NGT)
perlukan
Ukuran NGT :
a. no. 14-28 untuk ukuran dewasa
b. no. 8-16 untuk anak-anak
c. no.5-7 untuk bayi
2. Bengkok besar
3. Spuit NGT 50 cc
4. Perlak dan alasnya
5. Kom besar
6. Air hangat-dingin 1-2 liter/NaCl 0,9 % sesuai kebutuhan
7. Gelas ukur
8. Skort/celemek
9. Gelas berisi air matang
10. Pelicin/jelly
11. Set terapi oksigen lengkap dan siap pakai
12. Pinset anatomi
13. Obat-obatan (sulfat atropine, norit/susu yang diperlukan dalam
tempatnya)
Cara Kerja 1. Prosedur Bilas Lambung Pada Kasus Keracunan :

a. Jelaskan prosedur kepada pasien

b. Cuci tangan 6 langkah

c. Jaga privasi pasien


d. Atur posisi pasien (semi fowler) saat pemasangan NGT dan miring
kiri serta kepala rendah saat bilas lambung tanpa bantal

e. Perawat memakai sarung tangan dan memasang skort

f. Memasang perlak dibawah kepala dan alas di dada pasien


g. Meletakkan bengkok dibawah dagu pasien
h. Menentukan panjang selang NGT yang masuk ke dalam lambung
i. Memberi jelly pada ujung selang NGT

j. Menutup pangkal selang NGT dengan cara menekuk / diklem

k. Memasukkan selang NGT pelan-pelan ke dalam lambung melalui


hidung. Bagi pasien sadar dianjurkan menelan selang perlahan-
lahan sambil menarik nafas dalam
l. Setelah yakin selang NGT ke lambung pasien, atur posisi pasien
miring tanpa batal dan letak kepala lebih rendah
m. Meyakinkan selang NGT masuk ke dalam lambung dengan cara :
memasukkan ujung selang NGT sampai terendam dalam kom
berisi air dan tidak tampak gelembung udara dan air
n. Bila dilakukan pada klien yang tidak sadar / stupor atau jika
induksi muntah dengan sirup pekak tidak berhasil.
o. Bila klien setengah sadar dan masih ada refleks muntah, maka
posisikan klien miring pada satu sisi untuk memudahkan irigasi
dan mencegah aspirasi.
p. Bila klien tidak sadar dan refleks muntah tidak ada, maka klien
harus dilakukan intubasi trachea sebelum dilakukan bilas lambung.
q. Gunakan pipa nasogastrik berdiameter besar (>28Fr) untuk
memudahkan aliran irigasi cairan.
r. Sambungkan ujung NGT dengan Spuit 50 cc atau corong. Lakukan
irigasi/bilas lambung dengan menggunakan NaCl. Cairan
irigasi/bilas lambung yang digunakan bisa berjumlah ± 200-500 cc
pada dewasa dengan posisi lebih tinggi dari kepala, pada anak-
anak ± 50-100 cc. Pada anak-anak lebih baik air hangat dengan
cara memasukkan sejumlah cairan secara bertahap dan kemudian
mengeluarkannya dengan cara mengalirkan atau diaspirasi
menggunakan tekanan rendah.
s. Membilas lambung dilakukan berulang kali sampai air/cairan yang
keluar dari lambung berwarna jernih/tidak berbau racun.
Memberikan antidot (sesuai advice dokter) bila perlu. Lalu, selang
NGT dicabut secara pelan-pelan dan diletakan dalam bengkok
t. Setelah selesai pasien dirapikan,mulut dan sekitarnya dibersihkan
dengan kassa/tissue jelaskan pada pasien bahwa prosedur yang
dilakukan telah selesai.
u. Mengobservasi tekanan darah, nadi, pernapasan, dan respons
pasien
v. Mencuci tangan

w. Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan. Lakukan


pencatatan setelah tindakan yang meliputi jumlah, karakteristik,
Bau cairan yang dilakukan irigasi serta reaksi klien

2. Prosedur Bilas Lambung Pada Kasus Perdarahan Lambung :

a. Jelaskan prosedur kepada pasien


b. Cuci tangan 6 langkah

c. Jaga privasi pasien

d. Sebelumnya pasang NGT berukuran besar, jenis yang biasanya


digunakan adalah selang Ewald. Selang dengan diameter kecil
tidak cukup efektif untuk mengeluarkan bekuan darah dan dapat
menyebabkan kesalahan penegakan diagnosa karena bila ada
bekuan darah yang menyumbat selang, akan sulit mendeteksi
masih terjadinya perdarahan
e. Sambungkan ujung NGT dengan Spuit 50 cc atau corong.
Lakukan irigasi/bilas lambung dengan menggunakan NaCl pada
anak-anak lebih baik air hangat dengan cara memasukkan
sejumlah cairan secara bertahap dan kemudian mengeluarkannya
dengan cara mengalirkan atau diaspirasi menggunakan tekanan
rendah.
f. Alirkan cairan yang dikeluarkan ke bengkok yang diletakkan
dengan posisi lebih rendah dari tubuh klien atau tempat tidur klien
g. Cairan irigasi/bilas lambung yang digunakan bisa berjumlah
±200-500 cc pada dewasa dengan posisi lebih tinggi dari kepala,
pada anak-anak ±50-100 cc
h. Pastikan bahwa aliran cairan lancar, begitu juga dengan system
drainasenya

i. Waspada terhadap potensial terjadinya sumbatan bekuan darah


pada selang atau perubahan posisi selang

j. Gunakan cairan dengan suhu ruangan, karena akan lebih efektif


dalam tindakan gastric lavage. Penelitian yang telah dilakukan
menunjukkan bahwa penggunaan cairan dengan suhu rendah
(dingin) akan menggeser kurva disosiasi hemoglobin kearah kiri
dan dapat berakibat langsung seperti : penurunan aliran oksigen
ke organ-organ vital serta memperpanjang waktu perdarahan dan
protrombin time
k. Perawat melaksanakan kebersihan tangan

l. Lakukan pencatatan kegiatan.


Unit Terkait 1. Instalasi rawat inap
2. Instalasi gawat darurat

Penyusun Ns. Ria Ika Imelda, M.Kep

Referensi - (Krisanty, Paula.2009.Asuhan Keperawatan Gawat Darurat.hlm :


89)
- ( Smith, Jean.2010.Buku Saku Prosedur Klinis Keperawatan Edisi
5.Hal 536 )
- Smeltzer, Suzzane C. dan Bare, Brenda G. 2001. Buku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai