Makalah Analisis Makanan Dan Kosmetik
Makalah Analisis Makanan Dan Kosmetik
Makalah Analisis Makanan Dan Kosmetik
FAKULTAS FARMASI
2020/2021
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu
Kosmetik. Makalah ini membahas segala hal yang berkaitan dengan Analisisi
Bahan Pengawet. penulis sangat berharap makalah ini dapat membantu kita
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang
materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu,
pembuatan makalah kami di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik
Kelompok VII
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pendidikan,kesehatan dan sandang lainnya. Kebutuhan bahan pangan ini akan terus
pangan dansistem pangan umumnya dibagi atas sub sistem produksi, pengadaan dan
ketengikandisebabkan oleh adanya reaksi kimia yang bersumber dari dalam dan dari
bahan-bahan aditif pada produk pangan sulit untuk dihindari, seperti penambahan
senyawa pengawet pada makanan dan minuman. Adapun berbagai alasan suatu
industri menambahkan senyawa pengawet pada produk olahan mereka yaitu untuk
warna bahan makanan, dan untuk menjaga kualitas makanan dalam penyimpanan
masih dalam ambang batas toleransi. Namun, ada juga pengawet yang dilarang
ditambahkan di dalam makanan maupun minuman karena dalam jangka waktu pendek
maupun jangka panjang dapat merusak kesehatan tubuh, salah satunya yaitu
mungkin dikonsumsi dalam produk makanan atau jumlah zat yang akan terbentuk
dalam makanan dari penggunaan pengawet, efek akumulasi dari pengawet dalam
makanan dan potensi toksisitas yang dapat terjadi (termasuk menyebabkan kanker)
dari pengawet jika dicerna oleh manusia atau hewan. Pengawet juga tidak boleh
daging karena zat tersebut dapat menyebabkan warna merah pada daging sehingga
tidak dapat diketahui dengan pasti apakah daging tersebut merupakan daging segar
atau bukan.
ataupun mencegah proses peluruhan yang terjadi sesuai dengan pertambahan waktu,
untuk menjaga kualitas yang memadai sebagaimana yang diinginkan. Namun kita
ini,penggunaan pengawet yang tidak sesuai masih sering terjadi dan sudah sedemikian
kesehatan.konsume
Oleh karena itu, makalah ini ditulis untuk menambah pengetahuan kita
PEMBAHASAN
A. Pengawet
sehingga makanan dan minuman tetap segar, bau, dan rasanya tidak berubah, serta
tidak cepat rusak atau membusuk akibat terkena bakteri atau jamur (Debora, 2012).
disebutkan bahwa yang dimaksud dengan bahan tambahan makanan (BTM) adalah
pewarna, penyedap rasa dan aroma, pemantap, antioksidan, pengemulsi, anti gumpal,
Bahan pengawet adalah bahan tambahan pangan yang dapat mencegah atau
dilakukan dengan berbagai cara dan metode. Hal ini diupayakan agar bahan pangan
dapat bertahan dalam waktu yang panjang. Secara komersial tujuan dari pengawetan
pangan adalah untuk mengawetkan bahan pangan selama transportasi dari produsen
sifat mudah rusak. Bahan ini dapat menghambat atau memperlambat proses
fermentasi, pengasaman atau peruraian yang disebabkan oleh mikroba. Tetapi tidak
jarang produsen pangan menggunakannya pada makanan yang relatif awet dengan
tertentu, tetapi tidak efektif untuk mengawetkan makanan lainnya karena makanan
mempunyai sifat yang berbeda-beda sehingga mikroba perusak yang akan dihambat
Secara umum penambahan bahan pengawet pada pangan bertujuan sebagai berikut:
3. Tidak menurunkan kualitas gizi, warna, cita rasa, dan bau bahan pangan yang
diawetkan.
2. Digunakan hanya apabila cara-cara pengawetan yang lain tidak mencukupi atau
tidak tersedia.
4. Tidak menurunkan kualitas (warna, cita rasa, dan bau) bahan pangan yang
diawetkan.
5. Mudah dilarutkan.
diawetkan.
10. Tidak mengalami dekomposisi atau tidak bereaksi untuk membentuk suatu
11. Mudah dikontrol dan didistribusikan secara merata dalam bahan pangan.
diawetkan.
berbagai makanan adalah benzoat, yang umumnya terdapat dalam bentuk natrium
benzoat atau kalium benzoat yang bersifat lebih mudah larut. Benzoat sering
digunakan untuk mengawetkan berbagai makanan dan minuman seperti sari buah,
minuman ringan, saus tomat, saus sambal, jeli dan jeli, manisan, kecap, dan lain-lain.
berikut:
2. Formalin (Formaldehyde)
4. Kloramfenikol (Chlorampenicol)
7. Nitrofurazon (Nitrofurazon)
Berdasarkan Permenkes No. 722/88 terdapat jenis pengawet yang diizinkan untuk
1 .asam benzoat,
2. asam propionat,
3. asam sorbat,
4. belerang dioksida,
6. kalium benzoat,
7. kalium bisulfit,
8. kalium nitrat,
9. kalium nitrit,
23. nisin,
4. Asam Propionat : jumlah maksimum digunakan adalah = 2 g/kg (roti) dan 3 g/kg
(keju olahan)
C. Macam-Macam Pengawetan
Pengawetan dan teknik penyimpanan pada bahan pangan telah lama dikenal
oleh masyarakat. Seiring dengan kemajuan teknologi manusia terus berinovasi dalam
pengasapan serta fumigasi sampai saat ini masih diterapkan untuk mempertahankan
mutu dan memperpanjang masa simpan bahan pangan. Penambahan bahan pengawet
sintetis juga masih digunakan meskipun menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan
(Rial, 2010) .
secara biologis, dan pengawetan secara kimia. Pengawetan secara alami meliputi
garam, nitrat, nitrit, natrium benzoat dan lain sebagainya. Perkembangan teknologi
dan irradiasi. Penyimpanan suhu rendah terbagi menjadi refrigerasi dan pembekuan.
tambahan makanan adalah untuk menentukan potensi karsinogenik suatu bahan atau
senyawa, tetapi harus didukung pula dengan pengujian jangka pendek. Konsentrasi
bahan pengawet yang diizinkan oleh peraturan bahan pangan sifatnya dalah
mikroorganisme yang normal untuk satu jangka waktu tertentu tetapi kurang efektif
secara berlebihan.
enzim syntease dan pada reaksi kedua dikatalisis oleh enzim acytransferase.
melalui urin. Jadi, di dalam tubuh tidak terjadi penumpukan asam benzoat,
sisa asam benzoat yang tidak diekskresi sebagai asam hipurat dihilangkan
urin. Pada penderita asma dan orang yang menderita urticaria sangat sensitif
terhadap asam benzoat, jika dikonsumsi dalam jumlah besar akan mengiritasi
lambung.
Asam sorbat dalam tubuh dimetabolisme seperti asam lemak biasa, dan
sorbat tinggi) asam sorbat dapat bereaksi dengan nitrit membentuk produk
dalam curing asinan. Asam sorbat kemungkinan juga memberikan efek iritasi
pada kulit apabila langsung digunakan pada kulit, sedangkan untuk garam
lebih sederhana seperti pada asam lemak menjadi CO 2 dan H2O. Natrium
propionat, apabila diberikan dalam dosis peroral sehari 6gr untuk laki-laki
tidak menimbulkan toksik, namun pada laporan lain dinyatakan bahwa asam
diekskresikan dalam 6-24 jam yang diberikan dengan dosis intervenus dan
mulut dan kulit, sedangkan efek yang diberikan terhadap kesehatan karena
KESIMPULAN
A. Kesimpulan