Splenomegali

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM

SPLENOMEGALI

Disusun Oleh :

OBED ANDY F. MANALU

212 210 179

Dokter Pembimbing :

dr. EFRILYN SIDABUTAR, Sp.PD

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
KEPANITERAAN KLINIK SENIOR INTERNA
RUMAH SAKIT UMUM DR DJASAMEN SARAGIH
PEMATANG SIANTAR
2017
KATA PENGANTAR

Puji dan rasa syukur yang besar saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Dan terimakasih kepada dr. Efrilyn
Sidabutar, Sp.PD selaku pembimbing saya yang memberi kesempatan bagi saya menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi persyaratan penilaian Kepaniteraan Klinik Senior Bagian Ilmu Penyakit
Dalam di RSUD Dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar. Adapun judul makalah ini
“SPLENOMEGALI”
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik
secara langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan makalah ini.
Saya selaku penyaji bahan juga menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari sempurna,
sehingga dengan senang hati saya akan menerima segala bentuk kritik dan saran yang membangun.
Demikian tulisan ini saya sajikan, Atas kritik dan sarannya saya ucapkan terimakasih.

Pematangsiantar, April 2017


Penulis,

Obed Andy F. Manalu

i
SPLENOMEGALI

PENDAHULUAN
Limpa adalah kelenjar tanpa saluran yang berhubungan erat dengan system sirkulasi.
Limpa merupakan organ limfoid terbesar dan terletak pada bagian depan serta dekat
punggung rongga perut diantara diafragma dan lambung, atau berada di perut kiri bagian atas.
Secara anatomis, tipe limpa yang normal berbentuk pipih. Limpa berfungsi untuk
mengakumulasi limfositdan makrofag, mendegradasi eritrosit, sebagai tempat cadangan
darah, dan sebagai organ pertahanan terhadap infeksi partikel asing yang masuk ke dalam
darah. Selain itu limpa juga berfungsi untuk menghancurkan sel darah merah yang sudah tua,
membentuk sel darah merah baru, membentuk sel limfosit.
Limpa dibungkus oleh kapsula yang terdiri atas dua lapisan yaitu lapisan jaringan
penyokong yang tebal dan lapisan otot halus. Perpanjangan kapsula kedalam parenkim limpa
disebut trabekula. Trabekula mengandung arteri, vena, saraf, dan pembuluh limfe. Parenkim
limfa disebut vulva, terdiri atas vulva merah dan vulva putih. Vulva merah berwarna merah
gelap pada potongan limpa segar, sedangkan vulva putih tersebar dalam vulva merah
berbentuk oval dan berwarna putih kelabu. Vulva putih terdiri atas pariarteolar lymphoid
sheat (PALS), folikel limfoid dan zona marginal. Folikel limfoid umumnya tersusun atas sel
limfosit Bm makrofag, dan sel debri. Bagian yang putih merupakan system kekebalan untuk
melawan infeksi, sedangkan bagian yang merah berfungsi untuk membuang bahan-bahan
yang tidak diperlukan dari dalam darah (sel darah merah yang rusak).

DEFINISI
Splenomegali adalah pembesaran limfa, keadaan ini biasanya terjadi akibat proliferasi
limfosit dalam limfa karena infeksi di tempat lain tubuh.

ANATOMI ABDOMEN
Abdomen adalah rongga terbesar dalam tubuh. Bentuknya lonjong dan meluas dari
atas dari drafragma sampai pelvis di bawah. Rongga abdomen dilukiskan menjadi dua bagian,
abdomen yang sebenarnya yaitu rongga sebelah atas dan yang lebih besar dari pelvis yaitu
rongga sebelah bawah dan lebih kecil. Batas-batas rongga abdomen adalah di bagian atas
diafragma, di bagian bawah pintu masuk panggul dari panggul besar, di depan dan di kedua
sisi otot-otot abdominal, tulang-tulang illiaka dan iga-iga sebelah bawah, di bagian belakang

1
tulang punggung dan otot psoas dan quadratus lumborum. Bagian dari rongga abdomen dan
pelvis beserta daerah-daerah (Pearce, 1999).

Rongga Abdomen dan Pelvis (Pearce, 1999)


Keterangan : 
1. Hipokhondriak kanan 
2. Epigastrik 
3. Hipokhondriak kiri 
4. Lumbal kanan 
5. Pusar (umbilikus) 
6. Lumbal kiri 
7. Ilium kanan 
8. Hipogastrik
9. Ilium kiri
Isi dari rongga abdomen adalah sebagian besar dari saluran pencernaan, yaitu lambung, usus
halus dan usus besar (Pearce, 1999).
1. Lambung
Lambung terletak di sebelah atas kiri abdomen, sebagian terlindung di belakang iga-
iga sebelah bawah beserta tulang rawannya. Orifisium cardia terletak di belakang tulang
rawan iga ke tujuh kiri. Fundus lambung, mencapai ketinggian ruang interkostal (antar iga)
kelima kiri. Corpus, bagian terbesar letak di tengah. Pylorus, suatu kanalis yang
2
menghubungkan corpus dengan duodenum. Bagian corpus dekat dengan pylorus disebut
anthrum pyloricum.
Fungsi lambung :
a. Tempat penyimpanan makanan sementara.
b. Mencampur makanan.
c. Melunakkan makanan. 
d. Mendorong makanan ke distal.
e. Protein diubah menjadi pepton.
f. Susu dibekukan dan kasein dikeluarkan. 
g. Faktor antianemi dibentuk. 
h. Khime yaitu isi lambung yang cair disalurkan masuk duodenum (Pearce, 1999).

2. Usus Halus
Usus halus adalah tabung yang kira-kira sekitar dua setengah meter panjang dalam
keadaan hidup. Usus halus memanjang dari lambung sampai katup ibo kolika tempat
bersambung dengan usus besar. Usus halus terletak di daerah umbilicus dan dikelilingi usus
besar. 
Usus halus dapat dibagi menjadi beberapa bagian :
a. Duodenum adalah bagian pertama usus halus yang panjangnya 25 cm.
b. Yeyenum adalah menempati dua per lima sebelah atas dari usus halus.
c. Ileum adalah menempati tiga pertama akhir.
Fungsi usus halus adalah mencerna dan mengabsorpsi khime dari lambung isi
duodenum adalah alkali. (Pearce, 1999)

3. Usus Besar
Usus halus adalah sambungan dari usus halus dan dimulai dari katup ileokdik yaitu
tempat sisa makanan. Panjang usus besar kira-kira satu setengah meter.
Fungsi usus besar adalah :
a. Absorpsi air, garam dan glukosa.
b. Sekresi musin oleh kelenjer di dalam lapisan dalam.
c. Penyiapan selulosa.
d. Defekasi (pembuangan air besar) (Pearce, 1999)

3
4. Hati
Hati adalah kelenjer terbesar di dalam tubuh yang terletak di bagian teratas dalam
rongga abdomen di sebelah kanan di bawah diafragma. Hati Secara luar dilindungi oleh iga-
iga.
Fungsi hati adalah :
a. Bersangkutan dengan metabolisme tubuh, khususnya mengenai pengaruhnya atas
makanan dan darah.
b. Hati merupakan pabrik kimia terbesar dalam tubuh/sebagai pengantar matabolisme.
c. Hati mengubah zat buangan dan bahan racun.
d. Hati juga mengubah asam amino menjadi glukosa.
e. Hati membentuk sel darah merah pada masa hidup janin.
f. Hati sebagai penghancur sel darah merah.
g. Membuat sebagian besar dari protein plasma.
h. Membersihkan bilirubin dari darah (Pearce, 1999).

5. Kandung Empedu
Kandung empedu adalah sebuah kantong berbentuk terong dan merupakan membran
berotot. Letaknya di dalam sebuah lekukan di sebelah permukaan bawah hati, sampai di
pinggiran depannya. Panjangnya delapan sampai dua belas centimeter. Kandung empedu
terbagi dalam sebuah fundus, badan dan leher. 
Fungsi kangdung empedu adalah :
a. Kandung empedu bekerja sebagai tempat persediaan getah empedu.
b. Getah empedu yang tersimpan di dalamnya dibuat pekat. (Pearce, 1999).

6. Pankreas

Pankreas adalah kelenjar majemuk bertandan, strukturnya sangat mirip dengan


kelenjar ludah. Panjangnya kira-kira lima belas centimeter, mulai dari duodenum sampai
limpa. Pankreas dibagi menjadi tiga bagian yaitu kepala pankreas yang terletak di sebelah
kanan rongga abdomen dan di dalam lekukan abdomen, badan pankreas yang terletak di
belakang lambung dalam di depan vertebre lumbalis pertama, ekor pankreas bagian yang
runcing di sebelah kiri dan menyentuh limpa.

4
Fungsi pankreas adalah :
1. Fungsi exokrine dilaksanakan oleh sel sekretori lobulanya, yang membentuk getah
pankreas dan yang berisi enzim dan elektrolit.
2. Fungsi endokrine terbesar diantara alvedi pankreas terdapat kelompok-kelompok kecil
sel epitelium yang jelas terpisah dan nyata.
3. Menghasilkan hormon insulin → mengubah gula darah menjadi gula otot (Pearce,
1999).

7. Ginjal
Ginjal terletak pada dinding posterior abdomen, terutama di daerah lumbal di sebelah
kanan dari kiri tulang belakang, di belakang peritoneum. Dapat diperkirakan dari belakang,
mulai dari ketinggian vertebre thoracalis sampai vertebre lumbalis ketiga ginjal kanan lebih
rendah dari kiri, karena hati menduduki ruang banyak di sebelah kanan. Panjang ginjal 6
sampai 7½ centimeter. Pada orang dewasa berat kira-kira 140 gram. Ginjal terbagi menjadi
beberapa lobus yaitu : lobus hepatis dexter, lobus quadratus, lobus caudatus, lobus sinistra. 
Fungsi ginjal adalah :
a. Mengatur keseimbangan air.
b. Mengatur konsentrasi garam dalam darah dan keseimbangan asam basa darah.
c. Ekskresi bahan buangan dan kelebihan garam. (Pearce, 1999)

8. Limpa
Terletak di regio hipokondrium kiri di dalam cavum abdomen diantara fundus
ventrikuli dan diafragma.
Fungsi limpa adalah :
a. Pada masa janin dan setelah lahir adalah penghasil eritrosit dan limposit.
b. Setelah dewasa adalah penghancur eritrosit tua dan pembentuk homoglobin dan zat
besi bebas.
Limpa dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu :
a. Dua facies yaitu facies diafraghmatika dan visceralis.
b. Dua kutub yaitu ekstremitas superior dan inferior.
c. Dua margo yaitu margo anterior dan posterior

5
Rongga Abdomen Bagian Depan
Keterangan : 
A. Diafragma J. Kandung kencing
B. Esofagus K. Apendiks
C. Lambung L. Sekum
D. Kaliks kiri M. Illium
E. Pankreas N. Kolon asenden
F. Kolon desenden O. Kandung empedu
G. Kolon transversum P. Liver
H. Usus halus Q. Lobus kanan 
I. Kolon sigmoid R. Lobus kiri

ETIOLOGI
Pembesaran limpa merupakan temuan patologi yang umum dan penting. Terdapat 5
penyebab terjadinya splenomegali (pembesaran limpa)yaitu :
1. Infeksi dan inflamasi
Pada kasus infeksi bacterial yang bersigat akut, ukuran lipa sedikit membesar.
Pembesaran terjadi akibat peradangan yang menyebabkan peningkatan infiltrasi sel-
sel fagosit dan sel-sel neutrofil. Jaringan atau sel-sel yang mati akan di cerna oleh
enzim, sehingga konsistensi menjadi lembek, apabila di sayat mengeluarkan cairan
6
berwarna merah, bidang sayatan menunjuukkan warna merah merata. Permukaan
limpa masih lembut dan terlihat kriput. Peradangan dapat meluas sampai pada kapsula
limpa yang disebut sebagai perisplenitis dengan atau tanpa di sertai abses.
Infeksi akut : infeksi mononucleosis, infeksi hepatitis, sub akut bacterial endokarditis,
psittakosis.
Infeksi kronis : TB milier, malaria, brucllosis, kla-azar, sifilis.
2. Gangguan sirkulasi
Gangguan sirkulasi dapat menyebabkan kongesti pembuluh darah pada limpa.
Keadaan kongesti ini dapat disebabkan oleh dua kondisi utama yaitu gagal jantung
kongestif (congestive heart failure / CHF dan serosis hati atau hepatic chirrosis.
Kondisi gagal jantung (dilatasi menyebabkan kongesti umum atau sistemik pembuluh
darah balik, terutama vena porta dan vena splenik. Keadaan ini menyebabkan tekanan
hidrostastik vena meningkat dan mengakibatkan terjadinya pembesaran limfa. Pada
kondisi serosis hati aliran darah pada vena porta mengalami obstruksi, karena terjadi
fibrosis hati. Keadaan seperti ini menyebabkan peningkatan tekanan hidrostatik vena
porta dan vena splenik sehingga mengakibatkan pembesaran limpa. Pembesaran
limpayang di akibatkan serosis hati ini dapat disertai penebalan local pada kapsula.
3. Degenerasi dan strorage disease
Lesi tipe ini jarang ditemukan contohnya : amiloidosis, lipid strorage disease,
kelainan glikogen strorage.
4. Neoplasma atau tumor
Dapat bersifat primer dan skunder. Pada kondisi primer, sel-sel onkpgenik limfa
secara primer tumbuh menjadi sel tumor. Kondisi sekunder pada umumnya terjadi
karena pengaruh pada saat penyebaran (metastatic) sel limfoma dan leukemia.
5. Kelainan sel darah
Pembesaran limfa akibat kelainan darah dapat disebabkan oleh produksi sel-sel darah
abnormal (anemia hemolitik yaitu idiopatik trombositopenia), pada leukemia, dan
limfoma serta gagal sumsum tulang kronis karena fibrosis atau infiltrasi sekunder sel
tumor.

7
Synopsys of causes
1. Infeksi Malaria
Demam Tifoid
DHF
Leptospirosis
2. Hepatologi Sirosis Hati
Systemic Lupus Erythematosus (SLE)
Atresia Bilier
Cystic Fibrosis
Portal Hipertensi
Selerosing Cholangitis
3. Hematologi Talasemia Mayor
Chronic Granulocytic Leukemia
(CGL)
Penyakit Hodgkin
Hemo

GEJALA
Limpa yang membesar mungkin tidak menimbulkan banyak gejala, dan tidak satupun
gejala yang menunjukkan penyebab membesarnya limpa. Karena limpa terletak di dekat
lambung, maka limpa yang membesar bisa member penekanan pada lambung, sehingga
penderita bisa merasa perut penuh meskipun baru makan sedikit makanan kecil atau bahkan
belum makan apa-apa. Penderita juga bbisa merasakan nyeri perut atau nyeri punggung di
daerah limpa, yang bisa menjalar ke bahu, terutama jika terdapat vbagian limpa yang tidak
mendapatkan cukup darah dan mulai mati.
Jika limpa membesar, kemampuannya untuk menangkap dan menyimpan sel-sel darah
akan meningkat. Pembesaran limpa dapat menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah
merah, sel darah putih dan trombosit dalam sirkulasi, sehingga bisa timbul sejumlah masalah,
seperti anemia (karena jumlah sel darah merah berkurang), sering mengalami infeksi (karena
jumlah sel darah putih berkurang), dan kelainan perdarahan (karena trombosit berkurang).

8
DIAGNOSIS
Untuk mengetahui pembesaran limpa dilakukan pemeriksaan fisik. Cara
mengukurnya atau satuannya menggunakan Schuffner 1 sampai schuffner VII dengan cara
membagi jarak antara tiga buah titik pada dinding perut dalam delapan bagian. Beberapa
pemeriksaan penunjang yang bisa dilakukan antara lain :
 Pemeriksaan radiologo, seperti CT scan atau MRI, untuk menentukan pembesaran limpa
dan melihat adanya penekanan tarhadap organ sekitarnya.
 Pemeriksaan darah, bias menunjukkan adanya penurunan jumlah sel darah merah,sel
darah putih dan trombosit.
 Pemeriksaan lain untuk menentukan penyebabnya, misalnya pemeriksaan sumsum tulang
untuk menemukan adanya kangker sel darah(seperti leukemia atau limfoma)

CARA PENGUKURAN SPLENOMEGALI


Pengukuran splenomegali dapat dilakukan dengan menggunakan dua metode yaitu
Hacket yang lebih sering digunakan dalam penelitian endemisitas penyakit dan Schuffner
yang lebih sering digunakan dalam klinik.
1. Metode Hacket, metode ini membagi splenomegali menjadi 5 kelas:
a. Posisikan pasien dalam keadaan berbaring dan kedua tekuk kedua lutut.
b. Mulai dengan meraba dan melakukan penekanan dengan menggunakan bagian
pinggir dalam palmar dan jari tangan pada abdomen sampai sedalam 4-5 cm dari arah
kaudal ke kranial di bawah arcus costa kiri
c. Lakukan penekanan saat pasien melakukan inspirasi
d. Metode Hacket diintepretasikan sebagai berikut:
Kelas 0 tak teraba walau dengan inspirasi normal
Kelas 1 teraba di tepi costa dengan inspirasi dalam
Kelas 2 teraba di bawah costa sampai pertengahan puting susu dan umbilicus
Kelas 3 teraba sampai garis horizontal umbilicus
Kelas 4 teraba antara umbilicus dan symphisis pubis
Kelas 5 teraba di luar dan di bawah daerah kelas 4

9
2. Metode Schuffner, metode ini membagi splenomegali menjadi 8:
a. Posisikan pasien dalam keadaan berbaring dan kedua tekuk kedua lutut.
b. Mulai dengan meraba dan melakukan penekanan dengan menggunakan bagian
pinggir dalam palmar dan jari tangan pada abdomen sampai sedalam 4-5 cm dari arah
SIAS (Spina Iliaca Anterior Superior) ke arah arcus costa kiri
c. Lakukan penekanan saat pasien melakukan inspirasi, dan berikan penilaian mengenai
ukuran, pinggir, konsistensi, nyeri
d. Metode Schuffner membagi splenomegali menjadi 8, dimana pembesaran mulai dari
arcus costa kiri sampai umbilicus adalah Scuffner I – IV dan umbilicus sampai SIAS
adalah Scuffner V – VIII
e. Metode Schuffner diintepretasikan sebagai berikut :
1) Tarik garis imajiner (A) yang melalui perpotongan antara linea mid-clavicularis
kiri dengan arcus costa dengan umbilicus
2) Dengan membagi 4 garis A tersebut maka didapatkan area yang membatasi
Scuffner I-IV
3) Kemudian tarik garis imajiner kedua (B) yang tegak lurus dengan A, yang melalui
umbilicus, garis ini juga merupakan batas Scuffner VI
4) Dari B tarik garis imajiner ketiga (C) yang tegak lurus dengan B sampai
berpotongan dengan SIAS

10
5) Dengan membagi 4 garis C tersebut maka didapatkan area yang membatasi
Scuffner V-VIII

PENGOBATAN
Sedapatnya mungkin dilakukan pengobatan terhadap penyakit yang menyebabkan
pembesaran limpa.
Pengangkatan limpa melalui pembedahan jarang dilakukan karena bias menyebabkan
masalah, seperti rentan terkena infeksi yang serius. Tetapi pada keadaan tertentu resiko ini
lebih baik di hadapi, yaitu jika.
 Limpa dengan sangat cepat menghancurkan sel darah merah sehingga terjadi anemia yang
berat
 Cadangan sel darah putih dan trombosit sangat berkurang, sehingga mudah mengalami
infeksi dan pendarahan
 Limpa sangat membesar sehingga menimbulkan rasa nyeri atau menekanan pada organ
lainnya
 Limpa sangat membesar sehingga sebagian dari limpa mengalami pendarahan atau mati
Sebagai alternatif lain dari pembedahan, kadang dilakukan terapi penyinaran untuk
memperkecil limpa,

11
DAFTAR PUSTAKA

1. Fauci, et al. 2011. Harisson’s Principles of Internal Medicine, 18th Ed. McGraw-Hill :


USA.
2. Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. IPD FKUI Pusat. Jakarta

12

Anda mungkin juga menyukai