Resume Qur'an Hadis KB 2

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 4

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)

A. Judul Modul : Qur`an Hadis


B. Kegiatan Belajar : Kriteria kesahihan dan fungsi hadis terhadap Al Qur`an
(KB 2)

C. Refleksi

NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN

1. Kriteria Kesahihan Hadis

Kata sahih dalam bahasa diartikan orang sehat antonim dari kata
al-saqim yakni orang yang sakit, seolah-olah dimaksudkan hadis
sahih adalah hadis yang sehat dan benar-benar tidak terdapat
penyakit dan cacat. Adapun menurut istilah Hadis shahih adalah:

Hadis yang bersambung sanadnya, diriwayatkan oleh orang adil dan


dhabith (kuat daya ingatan) sampai kepada perawi terakhirnya, serta
tidak ada kejanggalan dan maupun cacat (al-Thahhan, t.th: 30)

Jadi, hadis sahih jika memenuhi 5 kriteria berikut :


a. Sanadnya bersambung (ittishal al-sanad), yang dimaksud
sandanya bersambung adalah seluruh mata rantai periwayatnya
dari setiap generasi ke generasi yakni nabi, sahabat, tabi’in dan
tabi’ altabi’in tersambung tanpa ada satupun yang terputus
b. Moralitas para perawinya baik (’adalah al-ruwwat), adil
dalam istilah ulum al-hadits adalah kondisi perawi yang
Peta Konsep (Beberapa beragama Islam, mukallaf, melaksanakan ketentuan agama dan
1 istilah dan definisi) di menjaga muru’ah (Ismail, 1992: 129-134)
modul bidang studi c. Intelektualitas para perawinya mumpuni (dhabt al-
ruwwat), dhabt berarti kokoh, kuat dan tepat, secara istilah
adalah kekuatan hafalan perawi terhadap hadis yang diterimanya
secara sempurna, mampu menyampaikannya kepada orang lain
dengan tepat dan mampu memahaminya dengan baik
d. Tidak janggal (’adam al-syudzudz), Imam al-Syafi’i
sebagaimana dikutip al-Naisaburi menjelaskan bahwa
kejanggalan dalam periwayatan adalah apabila sebuah hadis
diriwayatkan oleh perawi yang tsiqah, namun bertentangan
dengan mayoritas riwayat lain yang juga thiqah (al-Naisaburi,
t.th: 199)
e. Tidak cacat (’adam al-’illah), Cacat dalam periwayatan hadis,
bisa berupa sanad yang tampak tersambung dan sampai kepada
Nabi, namun pada kenyataannya hanya sampai kepada sahabat
atau tabi’in. Kecacatan juga bisa juga terjadi berupa kerancuan
karena percampuran dengan hadis lain atau kekeliruan dalam
menyebutkan nama periwayat yang memiliki kemiripan atau
kesamaan dengan periwayat lain yang kualitasnya berbeda
(Ismail, 2007: 85).

2. Fungsi Hadis terhadap Alquran


Secara umum fungsi hadis adalah sebagai penjelas (bayân)
terhadap makna Alquran yang umum, global dan mutlak
Secara lebih rinci fungsi penjelasan (bayân) hadis terhadap
Alquran, dikelompokkan sebagai berikut:
1. osisi hadis sebagai penguat (taqrir/ta’kid) keterangan Alquran.
2. Bayan Tafsir, yaitu hadis berfungsi sebagai penjelasterhadap
Alquran
Bayan tafsir terdiri dari 3 macam
a. Tafsil al-Mujmal yaitu, Hadis memberi penjelasan secara
terperinci pada ayat-ayat Alquran yang masih global, baik
menyangkut masalah ibadah maupun hukum
b. Takhshish al-`Amm yaitu, mengkhususkan
(mengecualikan) ayat-ayat Alquran yang bersifat umum
c. Taqyid al-Muthlaq yaitu, hadis berfungsi membatasi
kemutlakan ayat-ayat Alquran
3. Bayan Tasyri
Bayan tasyri‘ yaitu hadis berfungsi menciptakan hukum syariat
yang belum dijelaskan oleh Alquran atau dalam Alquran hanya
terdapat pokok-pokoknya saja (Suparta, 2016: 64). ‘Abbas
Mutawalli Hamadah menyebut fungsi ini dengan “za’id ‘ala
kitab al-karim” (Hamadah, 1965: 161).
4. Bayan Nasakh, Hadis pada fungsi adalah membatalkan atau
menghapus ketentuan yang terdapat dalam Alquran. Para
ulama berbeda pendapat. Di antara mereka ada yang mengakui
fungsi ini dan ada juga yang menolaknya. Berada pada barisan
pertama adalah golongan Mu’tazilah, Hanafiyah dan mazhab
Ibn Hazm al-Zahiri. Sementara yang tergolong pada barisan
kedua adalah Imam al-Syafi’i dan sebagian besar pengikutnya,
kelompok Khawarij dan mayoritas mazhab Zahiriyyah.
3. Hadis tentang Kewajiban Mencari Ilmu: Analisis Kesahihan
Hadis.
Di antara hadis yang sangat populer tentang kewajiban mencari
ilmu adalah sebagai berikut:

Artinya: “Rasulullah saw bersabda: mencari ilmu itu wajib atas


setiap orang Muslim” (HR. Ibn Majah, 220)
Ibn Majah menganggap hadis ini termasuk hadis dha’if (lemah,
tidak sahih). Kelemahan hadis ini terletak pada seorang rawinya
yang ada pada rangkaian sanad yaitu Hafash bin Sulaiman yang
dinilai tidak tsiqah oleh Yahya bin Ma’in dan dikatakan matruk
oleh Ahmad bin Hanbal dan al-Bukhari.
Meskipun hadis di atas dha’if dari sisi perawi, akan tetapi
kandungan matannya sejalan dengan ajaran Alquran yang
memerintahkan kaum Muslimin menggali pengetahuan, antara lain
surat al-Taubah ayat 122 dan surat al-‘Alaq ayat 1-5.
Hadis diatas berimplikasi pad aktivitas mencari ilmu, hadis
rasulullah tentang kewajiban belajar ini mendorong lahirnya
lembaga lembaga pendidikan islam baik yang formal maupun yang
informal. Diantaranya adalah :
1. Maktab/Kuttab yang merupakan lembaga pendidikan dasar
2. 2. Halaqah, yang merupakan pendidikan tingkat lanjut
setingkat dengan college.
3. 3. Majlis, yakni kegiatan transmisi keilmuan dari berbagi
disiplin ilmu
4. Masjid Jami atau univesitas, seperti Masjid Jami al-Azhar di
Cairo, Masjid alManshur di Baghdad, dan Masjid Umayyah di
Damaskus.
5. Khan yaitu asrama pelajar atau tempat belajar secara privat.
6. Ribath yaitu tempat kegiatan kaum sufi
7. Rumah-rumah ulama
8. Perpustakaan
9. Observatorium seperti Baitul Hikmah yang dibangun oleh
al-Makmun di Baghdad dan Darul Hikmah yang dibangun
oleh al-Hakim di Mesir. Selain itu ada observatorium Dinasti
Hamadan yang dikelola oleh Ibn Sina dan observatorium
Umar Khayyam.
Ilmu menempatkan pemiliknyaa pada tempat yang istimewa

Artinya: “Rasulullah saw bersabda: ‘Siapa yang menempuh


perjalanan untuk mencari ilmu, maka Allah menyertainya berjalan
menuju surga. Sesungguhnya para malaikat merendahkan sayap-
sayap mereka karena ridha terhadap pencari ilmu. Dan
sesungguhnya orang yang berilmu dimohonkan ampunan oleh
makhluk-makhluk penghuni langit dan bumi bahkan oleh ikan di
dalam air. Sungguh keutamaan seorang alim ahli ilmu) dibanding
dengan seorang abid (ahli ibadah) adalah seperti cahaya bulan
purnama dibanding cahaya bintang-bintang. Sesungguhnya para
ulama adalah pewaris para nabi, dan sesungguhnya para nabi tidak
mewariskan dinar ataupun dirham akan tetapi mereka mewariskan
ilmu, siapa mendapatkannya akan memperoleh keberuntungan yang
besar.” (HR. Abu Dawud, 3157)
Berdasarkan hadis diatas ada 5 keistimewaan orang bagi orang
berilmu
1. Diiringi perjalannya oleh Allah menuju surga
2. Diridhai oleh para malaikat
3. Didoakan oleh makhluk-makhluk yang ada di darat, di udara
serta yang ada di dalam air
4. Dinilai lebih utama dibanding ahli ibadah
5. Dinyatakan sebagai pewaris para nabi
1. Perawi yang tsiqah
2. Bayan taqrir
Daftar materi bidang 3. Tahksisul amm
2 studi yang sulit
4. Taqyid muthlaq
dipahami pada modul
5. Bayan tasyri

Daftar materi yang


1. Implementasi hadis dalam kehidupan sekarang seperti isbal,
sering mengalami
3
miskonsepsi dalam yang kontroversial di masyarakat
pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai