Rangkuman Pencak Silat
Rangkuman Pencak Silat
Rangkuman Pencak Silat
NIM : 15060484048
Kelas : IKOR B 2015
SEJARAH PENCAKSILAT
Pencak silat merupakan salah bentuk kebudayaan Indonesia, juga merupakan warisan
dari nenek moyang kita perlu disebarluaskan. Pencak silat merupakan cara membela diri yang
sesua dengan kondisi alam sekitar telah berkembang pada zaman pra sejarah. Pada zaman
penjajahan beladiri pencak silat, dipelajari oleh para pejuang, pahlawan secar rahasia, sembunyi
dan dipergunakan untuk melawan penjajah. Politik jepang terhadap bangsa yang dijajah
berlainan dengan politik belanda. Pencak silat sebagai ilmu beladiri nasional pada zaman
penjajahan jepang didorong dan dikembangakan untuk kepentingan jepang sendiri. Diseluruh
jawa serentak didirikan gerakan pencak silat yang diatur oleh pemerintah. Walaupun di masa
penjajahan, pencak silat tidak diberikan tempat untuk berkembang, tetapi masih banyak para
pemuda yang mempelajari dan mendalami, melalui guru-guru pencak silat/secara turun temurun
dilingkungan keluarga. Setelah proklamasi kemerdekaan pada tahun 1945 beladiri pencak silat
kembali dimanfaatkan secara maksimal untuk meningkatkan kemahiran putra-putri Indonesia
guna menghadapi serangan belanda. Pondok pesantren dan perguruan-perguruan pencak silat
bukan hanya mengajarkan beladiri, melainkan juga mengisi semangat juang dan patriotisme.
Para pemimpin dan para pendekar pencak silat berhasil memupuk semangat juang dan
menggalang persatuan dan persaudaraan yang kuat. Kemahiran pencak silat digunakan juga
untuk mengupas pemberontakan DI/TII, dengan cara pagar betis, oleh tentara bersama dengan
para rakyat yang telah mahir beldiri pencak silat.
Menjelang olahraga pecan nasional yang pertama, di solo pada tanggal14 mei 1948, para
pendekar pencak silat berkumpul membentuk organisasi pencak silat, yaitu Ikatan Pencak Silat
Seluruh Indonesia (IPSII) yang kemudian menjadi Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia (IPSI).
Pada tnggal 31 deseber 1967, IPSI turun aktif mendirikan Organisasi Komite Olahraga Nasional
Indonesia (KONI), dan sampai kini IPSI tetap menjadi anggota KONI. Pada tahun 1973 di Tugu,
pemerintah menyelenggarakan Seminar Pencak Silat. Program olahraga beladiri pencak silat
ditingkatkan, pertandingan olahraga pencak silat dimasukkan dalam acara Pekan Olahraga
Nasional (PON). Pada PON sebelumnya, pencak silat hanya masuk dalam lomba demonstrasi.
Pada tahun 1980, Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia, di akui menjadi anggota Badan
Koordinasi Kesenian Nasional Di Indonesia (BKKNI) maka IPSI dalam hal pembinaan olahraga
pencak silat tergabung dalam organisasi KONI. Sedangkan dalam bidang pembinaan kesenian
pencak silat dalam organisasi BKKNI.
Pada tahun 1980, terbentukalh Persekutuan Pencak Silat Antar Bangsa (PERSILAT).dan
selanjutnya tahun 1985 menetapkan peraturan-peraturan di bidang olahraga pencak silat
PERSILAT berusaha menyempurnakan dan mengembangkan pencak silat, melalui penelitian-
peneltian.
Gambar 2
Sikap salam atau menghormat
a) Sikap menghormat di lakukan pada waktu :
- Setiap awal dan akhir pelajaran/latihan pada guru pelatih
- Memberi salam pada teman
- Memakai dan mengakhiri pertandingan/permainan
Pada serangan tungkai berlaku pula bentuk dan lintasan sebagai mana
lengan/tungkai. Walaupun dalam pencak silat terdapat macam-ragam serangan tungkai,
tetapi pada dasarnya berpangkal pada gerak dasar kaki itu sendiri. Bila kita mampu
menendang dalam arti memasukkan tenaga kita dengan tendangan ke arah tubuh (bagian
badan) lawan, pastilah kita harus mengangkat paha. Paha akan berangkat datar baru
dilanjutkan dengan tendangan sesuai dengan bentuk dan lintasannya. Dengan sendirinya
tekniknya berkaitan dengan posisi dan sikap kedudukan lawan. Bila kita melancarkan
tendangan kaki akan berdiri/bertumpu pada satu kaki, sehingga perlu sikap keseimbangan
yang baik.
Pada tendangan tidak berbeda dengan serangan lengan/tangan, diman terdapat
bermacam–macam pengguna variasi bagian kaki :
- Punggung kaki - Tumit kaki
- Telapak kaki - sisi kaki
- Ujung kaki - Pergelangan kaki
Kesemuanya itu tergantung pada sikap pasang dan gerak-gerik lawan. Sikap kita
sendiri pun janganlah diabaikan begitu saja dalam melancarkan serangan. Jelaslah tidak
bebas 100%, dalam melakukan serangan sekali pun kemauan kita itu tidak ada yang
meningkat. Setelah mengetahui bahwa untuk melancarkan serangan atau serangan lutut,
paha harus diangkat sampai mendatar ±90⁰ %. Bila telah mendatar barulah kita memberi
bentuk dan lintasan yang di kehendaki sesuai dengan posisi lawan dan yang paling penting
posisi kita sendiri.
Tendangan A Tendangan T
Tendangan B Tendangan C
Serang
3. TANGKAPAN
Tangkapan adalah suatu usaha pembelaan dengan cara menahan lengan/tungkai
lawan untuk menjaga serangan berikutnya atau metupakan unsur dari teknik jatuhan atau
kuncian. Tangkapan dapat di lakukan dengan satu lengan atau dua lengan, Unsur tangkapan
meliputi kuda-kuda dan sikap tubuh yang meperhitugkan titik berat badan yang memberikan
keseimbangan yang kuat. Dalam keseimbangan itu bikanlah berarti kuda-kuda demikian
kokoh sehingga sukar bergerak, bahkan sebaliknya haruslah mudah berubah ke bentuk posisi
yang lain. Pengaturan tenaga seefisien mungkin agar tidak cepat lelah dalam menghadapi
lawan yang kuat
a. Tangkapan satu tangan
Terdiri dari :
1) Tangkapan dengan tangan
2) Tangkapan dengan lengan
3) Tangkapan dengan ketiak/kempit
Tangkapan yang baik di dahului dengan teknik elakan, yaitu menghindar dari sasaran
gerak lawan atau dari lipatan serangan lawan, atau teknik tangkisan. Tangkapan dapat
dilanjutkan dengan teknik jatuhan atau kuncihan.
Tangkapan dari luar ke dalam
4. JATUHAN
Jatuhan adalah usaha menjatuhkan lawan sebagai tindak lanjut dari tangkapan atau
secara langsung. Jatuhan dapat di laksanakan dengan cara :
a. Menambah terangan lawan sarah dengan :
1) Tarikan
2) Dorongan
Menambah tenaga serangan lawan tarikan dan dorongan di awali dengan gerak
elakan. Pertamma tangkapan tarik searah serangan dan kedua hindar kemudian dorong
searah serangan
Unsur tangkapan dalam kuncian merupakan tangkapan tangan atau kaki. Teknik
kuncian pada umumnya adaalah mematikan tiga tempat titik anggota badan lawan. Contoh
kuncian :
REFERENSI :
Pitalianto, Yhanu, dkk. 2014.Modifikasi Buku Ajar Atok Iskandar. Universitas Negeri
Surabaya.