Konsep Kepemimpinan - Kel2
Konsep Kepemimpinan - Kel2
Konsep Kepemimpinan - Kel2
“ KONSEP KEPEMIMPINAN “
Di Susun Oleh :
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat
serta hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu.
Makalah ini merupakan tugas kelompok bagi mahasiswa prodi D4 Kebidanan
Kampus Sutomo Poltekkes Kemenkes Surabaya untuk memenuhi tugas mata kuliah
Management Organisasi dan Kepemimpinan. Oleh karena itu, kami mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Astuti Setiyani , SST., M.Kes., selaku ketua jurusan kebidanan Kampus Poltekkes
Kemenkes Surabaya
2. Dwi Purwanti, S.Kp., SST., M.Kes., selaku ketua prodi D4 Kebidanan Kampus
Poltekkes Kemenkes Surabaya
3. Dr. Mamik, SKM.,M.Kes. selaku dosen mata kuliah Management Organisasi dan
Kepemimpinan Kampus Poltekkes Kemenkes Surabaya
4. Seluruh pihak yang turut membantu dan kerja sama dalam menyelesaikan makalah
yang berjudul konsep kepemimpinan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................2
1.3 Tujuan Praktik.....................................................................................2
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Masalah kepemimpinan merupakan salah satu perkara yang sering dihadapi saat ini.
Pentingnya manajemen sebagai suatu alat dalam kehidupan manusia selalu menjadi
pertimbangan khusus, yang dalam kasus ini dipusatkan pada pemimpin. Seorang pemimpin
merupakan sistem penggerak suatu pekerjaan, dimana ia memiliki keahlian untuk
mengaplikasikan fungsi manajemen dalam keputusan yang dibuat, maka kekuasaan
kepemimpinan dalam organisasi bahkan dalam politik dapat mempengaruhi organisasi
melalui policy (aturan) dan regulasi (kebijaksanaan) yang dapat mempermudah pencapaian
tujuan dari organisasi itu secara efektif dan efisien.
Kepemimpinan dalam suatu organisasi merupakan faktor pendukung yang
sangat berpengaruh dalam mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan diharapkan dapat
menggerakkan seluruh komponen dan mengatur tindakan seluruh anggota dalam organisasi.
Semua jenis kepemimpinan tersebut merujuk pada tujuan yang sama, yakni keberhasilan
organisasi dan anggotanya.
Salah satu masalah yang paling populer dewasa ini adalah masalah kepemimpinan.
Pentingnya manajemen merupakan salah satu alat dalam kehidupan suatu organisasi,
terutama dalam bidang kehidupan manusia selalu mendapat perhatian khusus. Dalam hal ini
selalu dititik beratkan kepada pimpinan. Pimpinanlah yang merupakan motor penggerak dari
sesuatu usaha atau kegiatan. Pimpinan tersebut harus mampu melaksanakan fungsi-fungsi
manajemen, terutama dalam pengambilan keputusan dan kebijaksanaan yang dapat
mempermudah pencapaian tujuan dari organisasi itu secara efektif dan efisien.
Bertitik tolak dari hal-hal tersebut, maka berhasil tidaknya suatu usaha
pencapaian tujuan yang telah ditentukan itu sebagian besar akan ditentukan oleh kemampuan
pimpinan yang memegang peranan penting dalam rangka menggerakkan orang-orang
bawahannya, Keterampilan kepemimpinan (Leadership Skill) yang baik dan efektif sangat
penting untuk membangun, mendorong dan mempromosikan budaya dalam perusahaan yang
kuat dan akhirnya mencapai kesuksesan. Dengan demikian, keterampilan kepemimpinan
diperlukan untuk memaksimalkan efisiensi dan mencapai tujuan organisasi.
Sebuah organisasi hanya akan berkembang dan maju apabila cepat
tanggap terhadap perubahan yang pasti akan terjadi. Pemimpin masa kini dan masa depan
1
dituntut untuk tidak sekedar bersikap luwes dan beradaptasi dengan lingkungan yang
bergerak sangat dinamis, akan tetapi juga mampu mengantisipasi berbagai bentuk perubahan
dan secara proaktif menyusun berbagai program perubahan yang diperlukan.
1.2 Tujuan
Bab 1 : Pendahuluan
Bab 2 : Pembahasan
Bab 3 : Penutup
Daftar pustaka
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
i. f. Nanus berpendapat “leadership role in policy formation has a solid
foundation in practice and is safely short of usurfing a governing broad’s
prerogrative in establishing policy”.
j. g. Overton menyatakan“leadership is ability to get work done and through
others while gaining then confidence and cooperation”. (Badu dan Djafri,
2017)
4
3) Pemimpin biasanya membagi tugas kerja bagian dan kerjasama setiap
anggota.
Kelemahan :
1) Pemimpin kurang memperhatikan kebutuhan bawahan.
2) Komunikasi hanya satu arah yaitu ke bawah saja.
3) Pemimpin menjadi pihak yang dipuji dan dikecam terhadap pekerjaan
yang dilakukan anggotanya.
4) Pemimpin tidak terlibat dalam partisipasi kelompok aktif kecuali bila
menunjukkan kemampuannya.
B. Gaya kepemimpinan demokratis atau partisipatif merupakan Gaya pemimpin yang
memberikan kewenangan secara luas adil dan luas. Gaya ini menuntun pemimpin
untuk melibatkan anggota sebagai tim yang utuh dalam menyelesaikan perkara
yang dihadapi. Pemimpin memberikan segala informasi terkait tugas, pekerjaan
dan tanggung jawab anggotanya.
Kelebihan :
1) Lebih memperhatikan bawahan untuk mencapai tujuan organisasi.
2) Setiap kebijakan diberikan pada kelompok diskusi dan pemimpin
membantu pengambilan keputusan.
3) Kelompok membahas tentang kegiatan yang akan dilakukan,
mempersiapkan tujuan, dan bila perlu pemimpin memberikan saran
terkait petunjuk teknis pelaksanaan dengan langkah-langkah alternatif
yang bisa dipilih.
4) Anggota kelompok bebas bekerja dengan tim pilihan mereka dan
pembagian tugas ditetapkan kelompok.
5) Menekankan dua hal yaitu bawahan dan tugas.
6) Pemimpin menjadi anggota kelompok biasa yang tidak perlu
melaksanakan banyak tugas, serta ia merupakan obyektif atau fact-
minded dalam pujian dan kecamannya.
C. Gaya kepemimpinan Laissez-faire (kendali bebas) merujuk pada pemimpin yang
hanya ikut serta dalam jumlah kecil dimana anggotalah yang berperan aktif dalam
menetapkan tujuan dan cara menyelesaikan masalah yang timbul. “Gaya
kepemimpinan kendali bebas mendeskripsikan pemimpin yang secara keseluruhan
memberikan karyawannya atau kelompok kebebasan dalam pembuatan keputusan
5
dan menyelesaikan pekerjaan menurut cara yang menurut karyawannya paling
sesuai” (Robbins dan Coulter, 2002; Badu dan Djafri, 2017).
Kelebihan
1) Anggota kelompok secara bebas mengambil keputusan dengan keterlibata
minimal dari pimpinan.
2) Bahan yang disediakan oleh pemimpin membuat anggota selalu siap bila
dia akan memberikan informasi saat menjawab pertanyaan.
3) Anggota kelompok membuat keputusan yang sesuai dengan pencapaian
tujuan.
Kelemahan :
1) Sama sekali tidak ada partisipasi dari pemimpin dalam penentuan tugas.
2) Kritikan yang secara impulsif diberikan kepada anggota kelompok atau
pertanyaan yang tidak bermaksud mengatur suatu peristiwa.
3) Pemimpin membiarkan bawahannya untuk mengatur dirinya sendiri.
4) Pemimpin hanya menentukan kebijaksanaan dan tujuan umum.
6
Pendekatan perilaku berdasarkan pada pemikiran bahwa sikap dan gaya
kepemimpinan mampu menentukan kesuksesan atau kegagalan seorang pemimpin.
Sikap dan gaya kepemimpinan tersebut terlihat dari kehidupannya sehari-hari, cara ia
memberi perintah, membagi tugas dan wewenangnya, cara berkomunikasi, cara
mendorong semangat kerja bawahan, cara memberi bimbingan dan pengawasan, cara
membina disiplin kerja bawahan, cara menyelenggarakan dan memimpin rapat
anggota, cara mengambil keputusan dan sebagainya.
4. Pendekatan Situasional
Pendekatan situasional atau pendekatan kontingensi didasarkan pada pendapat tentang
kesuksesan kepemimpinan tidak hanya dipengaruhi oleh perilaku pemimpin saja.
Setiap
organisasi mempunyai karakter khusus dan unik yang bahkan organisasi sejenispun
akan menghadapi isu-isu yang bervariasi karena lingkungan, semangat, watak dan
situasi yang berbeda ini harus ditindaklanjuti dengan perilaku kepemimpinan
(Badu dan Djafri, 2017).
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kepemimpinan adalah proses pelaksanaan tugas dan kewajiban individu.
Kepemimpinan merupakan sifat dari pemimpin dalam memikul tanggung jawabnya
secara moral dan legal formal atas seluruh pelaksanaan wewenangnya yang telah
didelegasikan kepada orang-orang yang dipimpinnya. Menurut Griffin dan Ebert,
kepemimpinan (leadership) adalah proses memotivasi orang lain untuk mau bekerja
dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (Rifa’i, 2019).
Terdapat tiga gaya kepemimpinan yang disimpulkan oleh Lewin menurut
University of Iowa Studies yang dikutip Robbins dan Coulter (2002) ialah “gaya
kepemimpinan autokratis, gaya kepemimpinan demokratis, gaya kepemimpinan”
Laissez-Faire (Kendali Bebas) dalam buku Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi
(Badu dan Djafri, 2017).
Terdapat empat pendekatan didalam kepemimpinan, Pendekatan Sifat,
Pendekatan Keahlian, Pendekatan Perilaku, dan Pendekatan Situasional, (Badu dan
Djafri, 2017).
8
DAFTAR PUSTAKA
9
Soal Jawab
1. Suatu kegiatan untuk mempengaruhi perilaku orang lain atau seni mempengaruhi
perilaku manusia baik perseorangan maupun kelompok merupakan definisi
kepemimpinan menurut…..
a. Miftah Thoha
b. Tanembaum dan Massarik
c. Nanus
d. Hadari
e. Frigon
Pembahasan :
Para ahli memberikan definisi kepemimpinan, antara lain:
a. Miftah Thoha menyatakan “kepemimpinan adalah kegiatan untuk
mempengaruhi perilaku orang lain, atau seni mempengaruhi perilaku manusia,
baik perseorangan maupun kelompok.”
b. Hadari melihat kepemimpinan dari dua konteks yaitu “struktural dan
nonstruktural. Dalam konteks struktural kepemimpinan diartikan sebagai
proses pemberian motivasi agar orang-orang yang dipimpin melakukan
kegiatan dan pekerjaan sesuai dengan program yang telah ditetapkan. Adapun
dalam konteks nonstruktural kepemimpinan dapat diartikan sebgai proses
mempengaruhi pikiran, perasaan, tingkah laku, dan mengerahkan semua
fasilitas untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama”.
c. Tanembaum dan Massarik menjelaskan “kepemimpinan adalah suatu proses
atau fungsi sebagai suatu peran yang memerintah”.
d. Harold Kontz mendefinisikan kepemimpinan sebagai “pengaruh, seni atau
proses mempengaruhi orang sehingga mereka akan berusaha mencapai tujuan
kelompok dengan kemauan dan antusias”.
e. Frigon mengungkapkan “leadership is the art and sciene of getting others to
perform and achieve vision”.
10
f. Nanus berpendapat “leadership role in policy formation has a solid foundation
in practice and is safely short of usurfing a governing broad’s prerogrative in
establishing policy”.
g. Overton menyatakan“leadership is ability to get work done and through others
while gaining then confidence and cooperation”. (Badu dan Djafri, 2017)
2. Berikut merupakan pengertian dari kepemimpinan, kecuali….
a. Seseorang yang karena kecakapan – kecakapan pribadinya dengan atau tanpa
pengangkatan resmi dapat mempengaruhi kelompok yang dipimpinnya
b. Cara yang digunakan dalam proses kepemimpinan yang diimplementasikan dalam
perilaku kepemimpinan seseorang untuk mempengaruhi orang lain untuk
bertindak sesuai dengan apa yang dia inginkan
c. Proses pelaksanaan tugas dan kewajiban individu.
d. Proses memotivasi orang lain untuk mau bekerja dalam rangka mencapai tujuan
yang telah ditetapkan
e. Jawaban A dan B Salah
Pembahasan :
Kepemimpinan adalah proses pelaksanaan tugas dan kewajiban individu.
Kepemimpinan merupakan sifat dari pemimpin dalam memikul tanggung jawabnya
secara moral dan legal formal atas seluruh pelaksanaan wewenangnya yang telah
didelegasikan kepada orang-orang yang dipimpinnya. Menurut Griffin dan Ebert,
kepemimpinan (leadership) adalah proses memotivasi orang lain untuk mau bekerja
dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (Rifa’i, 2019)
3. Gaya pemimpin yang mendasarkan keputusan dan kebijakan dari dirinya secara penuh
merupakan gaya kepemimpinan….
a. Demokratis
b. Autokratis
c. Autorital
d. Kendali bebas
e. Kendali Terbatas
Pembahasan :
Gaya pemimpin yang mendasarkan keputusan dan kebijakan dari dirinya secara penuh
merupakan gaya kepemimpinan autokratis. Menurut Rivai (2003, p.61)
“kepemimpinan autokratis adalah gaya kepemimpinan yang menggunakan metode
pendekatan kekuasaan dalam mencapai keputusan dan pengembangan strukturnya,
11
sehingga kekuasaanlah yang paling diuntungkan dalam organisasi”. Robbins dan
Coulter (2002) juga menyatakan “gaya kepemimpinan autokratis mendeskripsikan
pemimpin yang cenderung memusatkan kekuasaan kepada dirinya sendiri, mendikte
bagaimana tugas harus diselesaikan, membuat keputusan secara sepihak, dan
meminimalisasi partisipasi karyawan”
4. Tiga gaya kepemimpinan yang disimpulkan oleh Lewin adalah….
a. Gaya kepemimpinan autokratis, gaya kepemimpinan kendali terpisah, gaya
kepemimpinan laissez faure
b. Gaya kepemimpinan demokratis, gaya kepemimpinan autokratis, gaya
kepemimpinan kendali bebas
c. Gaya kepemimpinan kendali bebas, gaya kepemimpinan autoktaris, gaya
kepemimpinan autorital
d. Gaya kepemimpinan demokratis, gaya kepemimpinan kendali terbatas, gaya
kepemimpinan autorital
e. Gaya kepemimpinan kendali bebas, gaya kepemimpinan kendali terpisah, gaya
kepemimpinan kendali terbatas
Pembahasan :
Tiga gaya kepemimpinan yang disimpulkan oleh Lewin menurut University of Iowa
Studies yang dikutip Robbins dan Coulter (2002) ialah “gaya kepemimpinan
autokratis, gaya kepemimpinan demokratis, gaya kepemimpinan Laissez-Faire
(Kendali Bebas)” dalam buku Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi (Badu dan
Djafri, 2017)
5. Kritikan yang secara impulsif diberikan kepada anggota kelompok atau pertanyaan
yang tidak bermaksud mengatur suatu peristiwa, merupakan kelemahan dari gaya
kepemimpinan….
a. Demokratis
b. Autokratis
c. Kendali Terpisah
d. Kendali Bebas
e. Kendali Terbatas
Pembahasan :
Gaya kepemimpinan Laissez-faire (kendali bebas) merujuk pada pemimpin yang
hanya ikut serta dalam jumlah kecil dimana anggotalah yang berperan aktif dalam
menetapkan tujuan dan cara menyelesaikan masalah yang timbul. “Gaya
12
kepemimpinan kendali bebas mendeskripsikan pemimpin yang secara keseluruhan
memberikan karyawannya atau kelompok kebebasan dalam pembuatan keputusan dan
menyelesaikan pekerjaan menurut cara yang menurut karyawannya paling sesuai”
(Robbins dan Coulter, 2002; Badu dan Djafri, 2017).
Kelebihan
1) Anggota kelompok secara bebas mengambil keputusan dengan keterlibata
minimal dari pimpinan.
2) Bahan yang disediakan oleh pemimpin membuat anggota selalu siap bila dia
akan memberikan informasi saat menjawab pertanyaan.
3) Anggota kelompok membuat keputusan yang sesuai dengan pencapaian
tujuan.
Kelemahan :
1) Sama sekali tidak ada partisipasi dari pemimpin dalam penentuan tugas.
2) Kritikan yang secara impulsif diberikan kepada anggota kelompok atau
pertanyaan yang tidak bermaksud mengatur suatu peristiwa.
3) Pemimpin membiarkan bawahannya untuk mengatur dirinya sendiri.
4) Pemimpin hanya menentukan kebijaksanaan dan tujuan umum.
6. Kelebihan gaya kepemimpinan demokratis atau partisipatif….
a. Komunikasi hanya satu arah yaitu ke bawah saja.
b. Pemimpin biasanya membagi tugas kerja bagian dan kerjasama setiap anggota.
c. Pemimpin hanya menentukan kebijaksanaan dan tujuan umum.
d. Semua kebijakan ditentukan oleh pemimpin
e. Menekankan 2 hal yaitu bawahan dan tugas
Pembahasan :
Gaya kepemimpinan demokratis atau partisipatif merupakan Gaya pemimpin yang
memberikan kewenangan secara luas adil dan luas. Gaya ini menuntun pemimpin
untuk melibatkan anggota sebagai tim yang utuh dalam menyelesaikan perkara yang
dihadapi. Pemimpin memberikan segala informasi terkait tugas, pekerjaan dan
tanggung jawab anggotanya.
Kelebihan :
1) Lebih memperhatikan bawahan untuk mencapai tujuan organisasi.
2) Setiap kebijakan diberikan pada kelompok diskusi dan pemimpin membantu
pengambilan keputusan.
13
3) Kelompok membahas tentang kegiatan yang akan dilakukan, mempersiapkan
tujuan, dan bila perlu pemimpin memberikan saran terkait petunjuk teknis
pelaksanaan dengan langkah-langkah alternatif yang bisa dipilih.
4) Anggota kelompok bebas bekerja dengan tim pilihan mereka dan pembagian
tugas ditetapkan kelompok.
5) Menekankan dua hal yaitu bawahan dan tugas.
6) Pemimpin menjadi anggota kelompok biasa yang tidak perlu melaksanakan
banyak tugas, serta ia merupakan obyektif atau fact-minded dalam pujian dan
kecamannya.
7. “Gaya kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai pola tingkah laku yang dirancang
untuk mengintegrasikan tujuan organisasi dengan tujuan individu untuk mencapai
suatu tujuan tertentu” Kutipan tersebut merupakan pendapat dari….
i. Robbins dan Coulter
ii. Prasetyo
iii. Rifa’i
iv. Flippo
v. Badu dan Djafri
Pembahasan :
Prasetyo berpendapat “gaya kepemimpinan adalah cara yang digunakan dalam proses
kepemimpinan yang diimplementasikan dalam perilaku kepemimpinan seseorang
untuk mempengaruhi orang lain untuk bertindak sesuai dengan apa yang dia
inginkan”. Lebih lanjut, Flippo (1987) mengungkapkan “gaya kepemimpinan juga
dapat didefinisikan sebagai pola tingkah laku yang dirancang untuk mengintegrasikan
tujuan organisasi dengan tujuan individu untuk mencapai suatu tujuan tertentu” (Badu
dan Djafri, 2017).
8. Terdapat 2 konteks kepemimpinan menrut Hadari yaitu…
1. Struktural dan Intrastruktural
2. Intrastruktural dan Ekstrasruktural
3. Struktural dan Non struktural
4. Non struktural dan Intrastruktural
5. Struktural dan Eksrastruktural
Pembahasan :
Hadari melihat kepemimpinan dari dua konteks yaitu “struktural dan nonstruktural.
Dalam konteks struktural kepemimpinan diartikan sebagai proses pemberian motivasi
14
agar orang-orang yang dipimpin melakukan kegiatan dan pekerjaan sesuai dengan
program yang telah ditetapkan. Adapun dalam konteks nonstruktural kepemimpinan
dapat diartikan sebgai proses mempengaruhi pikiran, perasaan, tingkah laku, dan
mengerahkan semua fasilitas untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama”.
9. Yang merupakan 4 Pendekatan Kepemimpinan….
a. Pendekatan keahlian, pendekatan perilaku, pendekatan situasional, pendekatan
spiritual
b. Pendekatan sifat, pendekatan keahlian, pendekatan spiritual, pendekatan
psikologis
c. Pendekatan situasional, pendekatan perilaku, pendekatan sifat, pendekatan
spiritual
d. Pendekatan psikologis, pendekatan keahlian, pendekatan sifat, pendekatan
situasional
e. Pendekatan perilaku, pendekatan sifat, pendekatan situasional, pendekatan
keahlian
Pembahasan :
Terdapat empat pendekatan kepemimpinan :
1. Pendekatan Sifat
Kesuksesan dan kegagalan pemimpin ditentukan oleh sifat yang dimilikinya sejak
lahir.
2. Pendekatan Keahlian
Individu pemimpin merupakan fokus dari pendekatan keahlian dan pendekatan
sifat. Namun, jika pendekatan sifat berhubungan dengan karakter pribadi pemimpin
yang dibawanya sejak lahir, maka pendekatan keahlian berpusat pada kemahiran
dan kemampuan yang dapat dipelajari dan dikembangkan oleh seseorang yang
ingin menjadi pemimpin. Jika pendekatan sifat mempertanyakan siapa saja yang
mampu untuk menjadi pemimpin, maka pendekatan keahlian mempertanyakan apa
yang harus diketahui untuk menjadi seorang pemimpin. Kemampuan seseorang
untuk mengaplikasikan pengetahuan dan kompetensi yang dimilikinya untuk
mencapai tujuan merupakan pengertian dari pendekatan keahlian.
3. Pendekatan Perilaku
Pendekatan perilaku berdasarkan pada pemikiran bahwa sikap dan gaya
kepemimpinan mampu menentukan kesuksesan atau kegagalan seorang pemimpin.
Sikap dan gaya kepemimpinan tersebut terlihat dari kehidupannya sehari-hari, cara
15
ia memberi perintah, membagi tugas dan wewenangnya, cara berkomunikasi, cara
mendorong semangat kerja bawahan, cara memberi bimbingan dan pengawasan,
cara membina disiplin kerja bawahan, cara menyelenggarakan dan memimpin rapat
anggota, cara mengambil keputusan dan sebagainya.
4. Pendekatan Situasional
Pendekatan situasional atau pendekatan kontingensi didasarkan pada pendapat
tentang kesuksesan kepemimpinan tidak hanya dipengaruhi oleh perilaku
pemimpin saja. Setiap organisasi mempunyai karakter khusus dan unik yang
bahkan organisasi sejenispun akan menghadapi isu-isu yang bervariasi karena
lingkungan, semangat, watak dan situasi yang berbeda ini harus ditindaklanjuti
dengan perilaku kepemimpinan (Badu dan Djafri, 2017).
10. Pendekatan yang didasarkan pada pendapat tentang kesuksesan kepemimpinan tidak
hanya dipengaruhi oleh perilaku pemimpin saja. Merupakan definisi pendekatan…
a. Sifat
b. Situasional
c. Keahlian
d. Perilaku
e. Spiritual
Pembahasan :
Pendekatan Situasional
Pendekatan situasional atau pendekatan kontingensi didasarkan pada pendapat tentang
kesuksesan kepemimpinan tidak hanya dipengaruhi oleh perilaku pemimpin saja.
Setiap organisasi mempunyai karakter khusus dan unik yang bahkan organisasi
sejenispun akan menghadapi isu-isu yang bervariasi karena lingkungan, semangat,
watak dan situasi yang berbeda ini harus ditindaklanjuti dengan perilaku
kepemimpinan (Badu dan Djafri, 2017).
11. Menurut siapa leadership proses memotivasi orang lain mau bekerja dalam rangka
mancaoai tujuan yang telah di tetapkan.
a. Miftah Toha
b. Griffin dan Ebert
c. Nanus
d. Overton
16
e. Frigon
Pembahasan :
Menurut Griffin dan Ebert, kepemimpinan (leadership) adalah proses memotivasi
orang lain untuk mau bekerja dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
12. Kelebihan gaya autokratis adalah
a. Lebih memperhatikan bawahan untuk mencapai tujuan.
b. Bahan yang disediakan oleh pemimpin membuat anggota selalu siap bila dia akan
memberi informasi saat menjawab pertanyaan.
c. Pemimpin membiarkan bawahannya untuk mengatur dirinya sendiri.
d. Semua kebijakan ditentukan oleh pemimpin.
e. Pemimpin menjadi pihak yang dipuji dan dikecam terhadap pekerjaan yang
dilakukan anggotanya.
Pembahasan:
“kepemimpinan autokratis adalah gaya kepemimpinan yang menggunakan metode
pendekatan kekuasaan dalam mencapai keputusan dan pengembangan strukturnya,
sehingga kekuasaanlah yang paling diuntungkan dalam organisasi”. Robbins dan
Coulter (2002) juga menyatakan “gayakepemimpinan autokratis mendeskripsikan
pemimpin yang cenderung memusatkan kekuasaan kepada dirinya sendiri, mendikte
bagaimana tugas harus diselesaikan, membuat keputusan secara sepihak, dan
meminimalisasi partisipasi karyawan”
Kelebihan:
1) Semua kebijakan ditentukan oleh pemimpin.
2) Cara dan langkah pelaksanaan kegiatan diperintah oleh pimpinan setiap
waktu yang membuat langkah kedepannya tidak menentu untuk tingkatan
yang lebih tinggi.
3) Pemimpin biasanya membagi tugas kerja bagian dan kerjasama setiap
anggota.
13. Apa saja sikap yang dimiliki pendekatan perilaku untuk menentukan kesuksesan atau
kegagalan?
a. Menghadapi isu – isu yang bervariasi di lingkungan.
b. Mempertanyakan apa yang harus di ketahui untuk menjadi seorang pemimpin.
17
c. Membagi tugas dan wewenangnya, berkomunikasi,membina disiplin kerja
bawahan.
d. Mengaplikasikan pengetahuan dan kompetensi yang dimiliki.
e. Kesuksesan dan kegagalan di tentukan oleh sifat yang dimiliki.
Pembahasan:
Pembahasan:
18
e. Miftah Toha
Pembahasan:
16. 1. Anggota kelompok secara bebas mengambil keputusan dengan ketelibatan minimal
dari pimpinan.
2. Sama sekali tidak ada partisipasi dari pemimpin dalam penentuan tugas.
3. Anggota kelompok membuat keputusan yang sesuai dengan pencapaian tujuan.
4. Bahan yang disediakan oleh pemimpin membuat anggota selalu siap bila dia akan
memberikan informasi saat menjawab pertanyaan.
5. Pemimpin hanya menentukan bawahannya untuk mengatur dirinya sendiri.
6. Pemimpin membiarkan bawahannya untuk mengatur dirinya sendiri.
Berikut diatas apa saja kelebihan kepemimpinan laissez-faire?
a. 1-2-3
b. 2-4-6
c. 1-3-4
d. 3-5-6
e. 2-5-6
Pembahasan:
Kelebihan
4) Anggota kelompok secara bebas mengambil keputusan dengan keterlibata
minimal dari pimpinan.
a. Bahan yang disediakan oleh pemimpin membuat anggota selalu
siap bila dia akan memberikan informasi saat menjawab
pertanyaan.
19
5) Anggota kelompok membuat keputusan yang sesuai dengan pencapaian
tujuan.
17. 1.Pemimpin kurang memerhatikan kebutuhan bawahan.
2. Lebih memperhatikan bawahan untuk mencapai tujuan organisasi.
3. Menekankan dua hal yaitu bawahan dan tugas.
4. Komunikasi hanya satu arah yaitu ke bawah saja
b. 2– 3
c. 1– 4
d. 1 – 3
e. 2-4
Pembahasan:
Kelemahan :
1) Pemimpin kurang memperhatikan kebutuhan bawahan.
2) Komunikasi hanya satu arah yaitu ke bawah saja.
3) Pemimpin menjadi pihak yang dipuji dan dikecam terhadap pekerjaan
yang dilakukan anggotanya.
4) Pemimpin tidak terlibat dalam partisipasi kelompok aktif kecuali bila
menunjukkan kemampuannya.
20
a. Pendekatan sifat
b. Pendekatan perilaku
c. Pendekatan keahlian
d. Pendekatan situasional
e. Pendekatan kepemimpinan
Pembahasan:
Individu pemimpin merupakan fokus dari pendekatan keahlian dan pendekatan sifat.
Namun, jika pendekatan sifat berhubungan dengan karakter pribadi pemimpin yang
dibawanya sejak lahir, maka pendekatan keahlian berpusat pada kemahiran dan
kemampuan yang dapat dipelajari dan dikembangkan oleh seseorang yang ingin
menjadi pemimpin. Jika pendekatan sifat mempertanyakan siapa saja yang mampu
untuk menjadi pemimpin, maka pendekatan keahlian mempertanyakan apa yang harus
diketahui untuk menjadi seorang pemimpin. Kemampuan seseorang untuk
mengaplikasikan pengetahuan dan kompetensi yang dimilikinya untuk mencapai
tujuan merupakan pengertian dari pendekatan keahlian.
19. Kepemimpinan adalah suatu proses atau fungsi sebagai suatu peran yang memerintah
defini ini menurut?
a. Autokratis
b. Prasetyo.
c. Hadari
d. Tenembaum dan Massarik
e. overton
Pembahasan:
21
e. Kritikan yang secara impulsive diberikan kepada anggota kelompok atau
pertanyaan yang tidak bermaksud mengatur suatu peristiwa
Pembahasan:
Kelemahan :
1. Sama sekali tidak ada partisipasi dari pemimpin dalam penentuan tugas.
2. Kritikan yang secara impulsif diberikan kepada anggota kelompok atau
pertanyaan yang tidak bermaksud mengatur suatu peristiwa.
3. Pemimpin membiarkan bawahannya untuk mengatur dirinya sendiri.
4. Pemimpin hanya menentukan kebijaksanaan dan tujuan umum.
22
23