BAB 1-7 Proses Revisi
BAB 1-7 Proses Revisi
BAB 1-7 Proses Revisi
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
manusia. Sakit yang diderita oleh setiap manusia berbeda satu dengan yang
lainnya. Sakit merupakan suatu keadaan dimana tubuh tidak berada dalam
kondisi yang baik (abnormal) bisa disebabkan oleh beberapa faktor baik dari
Penyakit menular adalah penyakit yang dapat ditularkan atau berpindah dari
satu orang ke orang lain, baik secara langsung maupun melalui perantara.
pernapasan. Berdasarkan informasi yang menjadi tren isu saat ini adalah virus
melalui udara (WHO, 2020). Virus corona merupakan salah satu virus yang
1
2
2020). Pada awal tahun 2020, masyarakat di seluruh dunia diresahkan dan
coronavirus disease yang ditemukan pertama kali pada akhir desember tahun
2019 di Wuhan dengan sebutan novel coronavirus 2019 yang disebabkan oleh
Indonesia adalah salah satu negara di benua asia yang terkena imbas dari
penularan virus tersebut. Terbukti adanya warga positif Covid-19 berawal dari
adanya kontak langsung antara warga negara Indonesia (WNI) dengan warga
negara asing (WNA) asal Jepang yang tinggal di Malaysia dalam rangka
batuk, dan sesak napas (WHO, 2020. Dalam Yuliana, 2020). Di Indonesia
sebanyak 13.782 orang. Provinsi Jawa Barat merupakan provinsi dengan kasus
Covid-19 terbanyak setelah DKI Jakarta dan Jawa Timur. Pada tanggal 30
oktober 2020 di Provinsi Jawa Barat terhitung jumlah kasus mencapai 35.927
orang (https://covid19.go.id).
Dari hal semua itu virus corona menjadi perbincangan dan membuat
terkadang tidak jelas, bentuk respons akibat ada suatu rangsangan dari luar
fisik, dan tingkah laku. Cemas bisa berasal rasa takut karena objeknya sudah
diketahui dengan jelas yang dapat mengancam diri dan bisa karena objeknya
tidak diketahui secara jelas. Ansietas atau cemas dapat menimbulkan suatu
kondisi tidak baik dari segi respon, baik itu respon dari kognitif, fisiologis,
vital pada tubuh, dan perilaku menjadi semakin gelisah (Baradero, et al., 2016).
suatu bahaya, merasa bersalah atau berdosa, dan penyakit yang terlihat dalam
apabila kecemasan ini tidak dapat berfungsi sebagai motivasi atau dorongan
diri ke arah lebih baik. Gangguan ansietas atau kecemasan yang akan muncul
disorder), gangguan stres akut ( acute stress disorder), dan gangguan stres
mudah dan cepat, kian banyak informasi yang di sebarluaskan tidak benar atau
hoax sampai terlihat resmi dan akurat membuat masyarakat berespon tidak baik
4
ketakutan masyarakat pada umumnya (Bao, et.al., 2020). Dengan hal itu dapat
membuat stres dan mempengaruhi pola pikir terhadap virus tersebut (Thalia,
menjelaskan bahwa virus corona ini belum dipetakan sehingga adanya isolasi
(Nurkholis, 2020).
dengan menjaga jarak aman sejauh dua meter dan tidak melakukan pertemuan
secara masal serta menghindari kerumunan (Buana, 2020). Jarak sosial salah
satu aturan yang dapat membuat stres semua orang baik bagi anak maupun
orang tua (Jiloha, 2020). Stres dirasakan bagi orang dalam kurungan yang tidak
sekolah dan perguruan tinggi, tentu hal ini berimbas pada jutaan orang
tidak keluar berarti tidak bisa makan pada hari tersebut (Ansori, 2020).
respon psikologis terhadap covid-19 yang melibatkan 1.210 responden dari 194
kota di Cina pada masa pandemi, dengan hasil bahwa responden menilai
dampak psikologis dari wabah tersebut mulai sedang hingga berat sebanyak
53,8 %. Melaporkan gejala depresi mulai sedang hingga berat sebanyak 16,5%.
Dari data yang di ambil oleh peneliti dalam studi pendahuluan pada
serta terjadinya gangguan fungsional seperti sakit kepala, mual, napas pendek
Covid-19.
kesehatan fisik, kognitif, dan tingkah laku seseorang sehingga penulis tertarik
B. Rumusan Masalah
respon baik itu respon dari kognitif, fisiologis, maupun psikomotor sehingga
logis, terjadinya suatu peningkatan tanda-tanda vital pada tubuh, dan perilaku
7
dialami oleh mahasiswa Institut Medika Drg. Suherman Tahun 2020. Diketahui
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Tahun 2020.
8
Tahun 2020.
Tahun 2020.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
TINJAUAN PUSTAKA
A. Covid-19
pneumonia yang tidak biasa di Ibu kota Provinsi Hubei, Wuhan, Cina Tengah.
(Zhou P, et al., 2020. Dalam Parwanto, 2020). Diketahui hal ini disebabkan
suatu virus baru dari jenis betacorona virus yang diberi nama 2019 novel
baru ini pada tanggal 11 februari 2020 dengan nama Severe Acute Respiratory
1. Pandemi Covid-19
10
11
dapat berpindah-pindah dari satu orang ke orang lain dan satu tempat ke
2. Pengertian Covid-19
tidak memiliki paparan di pasar hewan dan kasus ini juga terjadi di
b. Corona Virus Disease (Covid-19) adalah jenis virus baru yang menular
3. Penyebab
berbentuk bulat. Virus ini lebih dekat dengan SARS-CoV melalui analisis
12
(Parwanto, 2020)..
4. Patofisiologi
tersebut seperti ayam, kucing, sapi, kuda dan lain sebagainya. Corona virus
salah satu virus yang bisa ditularkan dari hewan ke manusia (Zoonotik),
tidak sedikit hewan liar yang membawa patogen dan berperan sebagai
yang ditemukan sebagai host virus corona seperti kelelawar, tolis bambu,
unta, dan musang. Salah satu hewan liar penyebab terjadinya Severe Acute
Virus ini akan mati dan tidak bisa hidup tanpa adanya sel host,
dengan sel host virus tersebut bisa menambah jumlahnya lebih banyak lagi.
masuk ke sel host. Protein S dan tropisme menjadi penentu yang paling
2020).
nasal, paru, lambung, usus dan lain-lain. Setelah masuk tentunya akan
adalah perakitan dan rilis virus (Fehr, 2015. Dalam dalam Yuliana 2020).
setelah itu menyebar ke saluran napas bawah. Pada infeksi akut terjadi
peluruhan virus dari saluran napas dan virus dapat berlanjut meluruh
demam diatas atau lebih dari 380C, batuk, sesak, dan susah bernapas
Dilihat dari macam gejala yang timbul dari infeksi Covid-19 mulai
dari gejala ringan, sedang, hingga berat. Salah satu gejala utama yang
muncul adalah demam diatas 380C, batuk serta sesak atau kesulitan
bernafas. sesak terjadi terjadi dalam satu minggu. Tidak hanya itu saja,
terkadang sesak berat dapat disertai dengan fatigue, mialgia, dan beberapa
14
gejala gastrointestinal yang ditandai dengan diare. Pada kasus yang berat
kondisi akan lebih cepat memburuk seperti ARDS, Syok Septik, Asidosis
beberapa hari. Ada sebagian pasien terdapat beberapa gejala ringan yang
muncul tidak disertai demam, bahkan tidak ada sekali gejala yang muncul.
a. Tidak berkomplikasi
Kondisi seperti ini adalah kondisi yang paling ringan dimana gejala yang
muncul juga tidak spesifik. Namun gejala hanya berupa gejala ringan
seperti nyeri otot, sakit kepala, malaise, demam, batuk dapat disertai sakit
gejala yang tidak spesifik atau khas seperti pasien lansia dan pasien
tersebut tidak disertai dengan demam dan gejalanya pun ringan. dalam
komplikasi.
b. Pneumonia ringan
adalah demam, batuk, dan sesak nafas. Tanda gejala seperti batuk disertai
c. Pneumonia berat
untuk saturasi okesigen kurang dari 90% udara luar dengan distress
pernapasan berat.
6. Penegakkan Diagnostik
tiga gejala utama yang muncul diantaranya yaitu demam, batuk kering
namun sebagian kecil ada dahak, sesak atau kesulitan untuk bernapas.
c. Kasus Probable
d. Kasus Terkonfirmasi
7. Pemeriksaan penunjang
b. Pemeriksaan spesimen jalan napas. Jalan atau saluran napas atas dengan
c. Bronkoskopi
e. Pemeriksaan laboratorium.
8. Penatalaksanaan umum
a. Melakukan isolasi.
Melakukan isolasi ketika tanda dan gejala muncul baik ringan maupun
sedang
d. Terapi oksigen
untuk pasien tidak hamil dan ≥ 92-95% pada pasien yang mengalami
kehamilan.
f. Terapi cairan
h. Terapi simptomatik
Saat ini belum ada penelitian atau bukti penatalaksanaan yang spesifik
pada Covid-19. Bagi penderita infeksi belum ada antivirus atau obat
yang efektif.
9. Pencegahan
masker ketika hendak berpergian ada atau tidaknya suatu gejala yang
tangan dan menjaga kebersihan. Berbeda hal dengan negara malaysia dan
atau bahan untuk mencuci tangan dalam kondisi apapun (Geddie, 2020.
terutama bagi orang yang sering batuk dan bersin (Wang, 2020).
20
infeksi MERS dan SARS, untuk menghindari risiko yang memicu Infeksi
B. Mahasiswa Keperawatan
menuntut ilmu serta terdaftar secara resmi dalam suatu pendidikan pada salah
Maksud dari akademik dapat dicontohkan turut ikut serta secara aktif
dalam mengikuti semua sistem pembelajaran dan dapat mengerti situasi dan
menjadi seorang perawat profesional suatu saat atau masa yang akan datang.
yang profesional dimana hal tersebut harus ada atau melekat pada diri
Medika Drg. Suherman yang berlokasi di Jalan Raya Industri Pasir Gombong,
Desa Pasir Gombong, Kecamatan Cikarang Utara, Bekasi, Jawa Barat 17530.
22
C. Cemas
Kecemasan berasal dari bahasa latin yaitu anxius dan bahasa jerman
yaitu anst merupakan segala sesuatu yang memberi gambaran pengaruh negatif
1. Pengertian Kecemasan
afektif yang dirasa tidak menyenangkan diikuti oleh sensasi fisik serta
selalu terasa (Feist & feist, 2012. Dalam Muyasaroh, dkk, 2020).
yaitu bentuk respons dan akibat adanya suatu rangsangan dari luar
pada saat keadaan individu sedang stress dan ditandai dengan rasa tegang
tidak baik seperti jantung berdebar, naiknya tekanan darah dan lain-lain
(Muyasaroh, 2020).
Muyasaroh, 2020).
23
2. Gejala kecemasan
naiknya asam lambung, dada berdebar, adanya kedutan, badan terasa pegal
bakik saja. Dalam hal ini, gejala tersebut dikenal dengan Psikosomatis
(Nico, 2015).
psikis dan kecemasan kronis (Novita, 2020). Hal itu senada dengan yang
24
disebabkan dari emosi sosial dan faktor kejiwaan lainnya yang menumpuk
disebabkan karena faktor psikologis yang berasal dari adanya stres atau
sumber lain yang bisa menyebabkan stres seperti di dalam lingkungan sosial
kondisi tubuh, salah satunya magh yang berasal dari seseorang mengalami
3. Jenis-jenis Kecemasan
Menurut Sigmund Freud; Feist & Feist (2012). Kecemasan ada atau
bahaya yang belum diketahui, berada pada ego, namun muncul dari
dorongan id.
dan super ego. Pada saat anak membangun super ego di usianya lima atau
25
4. Tingkat Kecemasan
a. Kecemasan ringan
b. Kecemasan sedang
merasa ada sesuatu atau hal tertentu yang pasti salah ditandai dengan
gugup dan tidak tenang. Dalam kecemasan ini seseorang masih dapat
c. Panik
26
Pada tahap ini, kemampuan seseorang untuk berfikir sangat kurang dan
a. Kecemasan Ringan
Kecemasan ini bisa menjadi daya tarik seseorang untuk lebih termotivasi,
b. Kecemasan Sedang
sering napas pendek, denyut nadi dan tekanan darah meningkat. Dari
menerima rangsangan dari luar dan lebih fokus terhadap yang menjadi
c. Kecemasan Berat
dengan baik dan efektif. Pada tingkat ini perubahan fisiologi yang terjadi
besar dan mengalami diare. Kecemasan ini dalam hal emosi inividu
d. Panik
gejala yang muncul adalah tidak dapat memfokuskan diri dan pikiran
28
5. Penyebab Kecemasan
dihargai dan agar selalu di sehatkan tubuhnya. Namun jika keinginan itu
memiliki hasrat terlalu tinggi untuk memperoleh sesuatu, hal itu bisa
a. Perasaan cemas yang muncul karena melihat adanya bahaya yang bisa
mengancam bagi dirinya sendiri. Rasa cemas ini ditandai atau lebih dekat
pikirannya.
Kecemasan ini tidak jelas atau tidak spesifik dan tidak ada berkaitan
dengan hal apapun, keadaan ini ditandai dengan rasa takut yang
adanya emosi yang terlalu berlebih. Dan hal itu semua bisa juga muncul
diantaranya yaitu;
a. Lingkungan
cara berpikir individu tersebut baik kepada orang lain maupun dirinya
sendiri. Hal seperti itu biasanya berasal dari pengalaman yang kurang
kerja. Dengan itu semua membuat individu tidak betah atau tidak merasa
nyaman.
Hal ini dapat terjadi jika individu tidak mampu menemukan solusi atau
c. Sebab-sebab fisik
30
individu yakni;
a. Lingkungan Keluarga
membuat anak serta individu lainnya merasa tidak nyaman dan akan
seperti itu.
b. Lingkungan Sosial
Ketika indiviu berada didalam lingkungan yang tidak baik, tentunya akan
menimbulkan perilaku yang tidak baik pula atau buruk. Hal ini menjadi
penilaian buruk dilihat secara kasat mata oleh masyarakat sekitar yang
terhadap individu.
a. Faktor fisik
31
menimbulkan kecemasan.
individu.
7. Aspek-Aspek Kecemasan
kepala, mengalami atau adanya rasa mual, merasa grogi, mulut kering,
sampai kepanik.
32
dan disesuaikan pada orang dewasa dan anak-anak, meskipun paling sering
tidur, gangguan kecerdasan, perasaan depresi, gejala otot, gejala sensori, gejala
otonom, dan tingkah laku. Cara penilaian alat ukur kecemasan ini dilakukan
dengan menggunakan sistem skoring yakni skor 0 = tidak ada gejala, skor 1 =
ringan (satu gejala), skor 2 = sedang (dua gejala), skor 3 = Berat (lebih dari dua
gejala), skor 4 = sangat berat (semua gejala). Jika penjumlahan skor dari
pertanyaan < 14 = tidak ada kecemasan. 14-20 = cemas ringan, skor 21-27 =
33
cemas sedang, skor 28-41 = cemas berat, dan skor 42-56 = panik (Baradero, et
al. 2016).
mengalami depresi.
2. Penyakit fisik
Penyakit fisik juga menjadi salah satu gejala yang dapat menimbulkan
3. Kondisi ekonomi
5. Kondisi studi
belajar atau kuliah yang tak seperti biasanya membuat mahasiswa merasa
khawatir karena deadline tugas yang menumpuk menjadi suatu tekanan bagi
mahasiswa. Selain itu, banyak dosen yang mengartikan kuliah online untuk
Fasilitas belajar yang tidak memadai menjadi salah satu faktor mahasiswa
pembelajaran yang tidak memadai, seperti laptop mati, gadget tidak standar.
Kecemasan yang dirasakan mahasiswa bisa dilihat juga dari karena adanya
tekanan psikis akibat konflik dengan teman maupun orang tua dan
35
diri di rumah.
1. Mengakses informasi
yang mengandung nilai, makna, dan pesan, baik data, fakta maupun
penjelasannya yang dapat dilihat, didengar, dan dibaca yang disajikan dalam
sampai bisa menyebabkan kematian, hal ini bisa mempengaruhi pola pikir
Dengan tersebarnya informasi yang tidak benar pun sampai terlihat resmi
dan akurat melalui media sosial dengan memperoleh secara terus menerus
2020).
2. Interaksi sosial
satu dengan individu lainnya di mana individu satu dengan indivu yang lain
dapat mempengaruhi individu lain dan terdapat hubungan timbal balik baik
menjaga jarak aman sejauh dua meter dan tidak melakukan pertemuan
kesehatan mental (Nurkholis, 2020). Jarak sosial dan karantina salah satu
aturan yang dapat membuat cemas sampai stres semua orang baik bagi anak
3. Uang saku
sekolah dan perguruan tinggi untuk melakukan aktivitas belajar dari rumah
membuat anak didik tidak lagi mendapatkan uang saku dan mengalami
tidak memiliki penghasilan karena tidak adanya uang saku untuk jajan.
Uang Saku adalah uang yang dibawa untuk keperluan sewaktu-waktu; uang
sehingga perlu disertai dengan penanaman nilai uang pada anak, sehingga
uang yang diberikan oleh orang tua dengan perencanaan uang tersebut
digunakan seperti untuk transportasi atau tabungan anak. Uang saku dapat
adalah uang yang diberikan kepada anak untuk membeli jajan selama berada
keluarga ketika hari raya idul fitri, aktivitas yang dilakukannya pun selama
pendemi berbeda karena terhalang oleh biaya hidup, uang yang dikirim
F. Kerangka Teori
Mengakses informasi
(Novita, 2020 & Jiloha, 2020)
Interaksi sosial
(Buana,2020 & Nurkholis, 2020)
Uang Saku
(Ainul, 2020 & Ansori, 2020)
Sumber : Ainul, (2020). Ansori, (2020). Buana, (2020). Fahmi & Aswirna,
(2020).
Jiloha, (2020). Nurkholis, (2020) Novita, (2020).
BAB III
DAN HIPOTESIS
A. Kerangka Konsep
bersifat abstrak, supaya dapat dimengerti oleh berbagai pihak, maka dapat
diberikan ukuran dan variabel yang jelas. Dimaksud sebagai suatu konsep
(Imron, 2014)
hubungan antara konsep satu dengan konsep lainnya dari masalah yang
diteliti. Kerangka konsep diperoleh dari konsep teori yang digunakan sebagai
dari tinjauan pustaka yang dihubungkan dengan sesuai dengan variabel yang
akan diteliti.
40
41
sebagai berikut.
VARIABEL INDEPENDEN
Variabel Dependen
Mengakses Informasi di
Kecemasan dalam
Internet
Menghadapi Dampak
Interaksi Sosial
Pandemi Covid-19
Uang Saku Mahasiswa
B. Definisi Operasional
Menurut Iin (2017) Definisi operasional adalah unsur penelitian yang
kelompok median
dengan (72,00).
kelompok
yang dapat
mempengaruhi
atau memberi
pengaruh
terhadap
individu
maupun
kelompok
lainnya.
3 Uang Saku Uang yang Mengisi Kuesioner 0= Tidak Ordinal
Mahasiswa dimiliki kuesione skala likert menurun, jika
mahasiwa baik melalui hasil yang
itu untuk jajan, google diperolah <
membeli forms median
barang (66,00).
maupun
digunakan 1= Menurun,
untuk jika hasil yang
memenuhi diperolah ≥
kebutuhan median
sewaktu-waktu (66,00).
yang diberikan
oleh orang
tuanya.
C. Hipotesis
dari apa yang menjadi permasalahan yang kebenarannya akan dibuktikan dari
hipotesis ini dapat benar atau salah, dapat diterima atau ditolak, oleh karena
itu perlu diteliti (Imron, 2014). Hal ini senada dengan Kartika (2017) hipotesis
yang akan dibuktikan dalam penelitian, maka hipotesis itu dapat benar atau
salah dan dapat diterima atau ditolak. Hipotesis yang ingin dibuktikan penelitu
yaitu :
METODELOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
penelitian ini digunakan untuk meneliti suatu kejadian pada waktu yang
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan jumlah yang terdiri atas subjek penelitian yang
akan diteliti. Populasi dapat berupa orang, benda, gejala, atau wilayah yang
ingin diketahui oleh peneliti (Kartika, 2017). Populasi dalam penelitian ini
2. Sampel Penelitaian
Sampel adalah sebagian atau keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap
mewakili seluruh populasi (Kartika, 2017). Pada penelitian ini suatu sampel
yang dipilih harus memenuhi kriteria inklusi yang telah ditentukan oleh
45
46
peneliti. Sampel pada penelitian ini yaitu mahasiswa program studi sarjana
Jumlah %
Sampel= × 100=%= × sampel diambil=hasil
populasi 100
49 33,8
Sampel= × 100=33,8 %= × 50=16,9=17
145 100
47 32,4
Sampel= × 100=32,4 %= ×50=16,2=16
145 100
25 17,2
Sampel= × 100=17,2 %= ×50=8,6=9
145 100
24 16,6
Sampel= × 100=16,6 %= × 50=8,3=8
145 100
mahasiswa.
47
Jumlah
Jumlah Jumlah
No Semester Pesentase
Mahasiswa Akhir
(%)
1 Dua 49 33,9 17
2 Empat 47 32,4 16
3 Enam 25 17,2 9
4 Delapan 24 16,6 8
a. Kriteria Inklusi
2017).
b. Kriteria Eksklusi
tidak dapat diambil sebagai dan untuk dijadikan sampel (Kartika, 2017).
2) Sedang sakit.
C. Variabel Penelitian
48
Variabel merupakan suatu ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota
suatu kelompok (orang, benda, situasi) berbeda dengan yang dimiliki oleh
merupakan operasional dari suatu konsep agar dapat diteliti secara empiris
yang telah dilakukan (Imron, 2014). Pada penelitian ini variabel yang akan
1. Variabel Dependen
2. Variable Independen
uang saku.
49
1. Waktu Penelitian
2. Tempat Penelitian
penulis kampus ini memiliki usur-unsur dan sifat-sifat yang relatif berbeda
1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis kuantitatif,
jenis yang data penelitian yang berupa angka atau bilangan (Imron, 2014).
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer yang didapatkan dari
Proses pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dua alat ukur
F. Instrumen Penelitian
independen harus diuji validitas dan reliabilitasi dengan melakukan uji coba
51
kuesioner dengan tujuan layak atau tidak untuk disebarkan pada saat
untuk diuji validitas dan reliabilitasinya diambil dari mahasiswa program studi
1. Uji Validitas
validasi pernyataan dari kuesioner yang telah dibuat. Dari hasil uji
nilai r hitung.
N ( ∑ X.Y ) – ( ∑X.∑Y )
R=
√ [ N . ∑X2 - (∑X)2 ] [ N . ∑Y2 – (∑Y)2]
Keterangan :
R = Koefisien validasi item yang dicari.
52
N = Jumlah Responden.
0,4438 (r tabel).
53
Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Interaksi Sosial
Alpha
Variabel Pernyataan r Tabel r Hitung Kesimpulan Kesimpulan
Cronbach
X2.1 0,4438 0,894 Valid
X2.2 0,4438 0,884 Valid
X2.3 0,4438 0,862 Valid
X2.4 0,4438 0,759 Valid
X2.5 0,4438 0,731 Valid
X2.6 0,4438 0,699 Valid
X2.7 0,4438 0,801 Valid
X2.8 0,4438 0,932 Valid
X2.9 0,4438 0,618 Valid
Interaksi X2.10 0,4438 0,476 Valid Sangat
0, 953
Sosial X2.11 0,4438 0,793 Valid Reliabel
X2.12 0,4438 0,774 Valid
X2.13 0,4438 0,832 Valid
X2.14 0,4438 0,713 Valid
X2.15 0,4438 0,808 Valid
X2.16 0,4438 0,799 Valid
X2.17 0,4438 0,719 Valid
X2.18 0,4438 0,776 Valid
X2.19 0,4438 0,843 Valid
X2.20 0,4438 0,745 Valid
didapatkan nilai 0,4438. Sehingga merujuk pada hasil dari uji validitas
Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Uang Saku
Alpha
Variabel Pernyataan r Tabel r Hitung Kesimpulan Kesimpulan
Cronbach
Uang Saku X3.1 0,4438 0,682 Valid 0,919 Sangat
54
didapatkan nilai 0,4438. Sehingga merujuk pada hasil dari uji validitas
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dari istrumen menjadi suatu hal yang penting dalam
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Uji Reliabilitas digunakan untuk
mengetahui konsistensi suatu alat ukur, apakah alat ukur tersebut tetap
dengan alpha dengan r tabel pada taraf kepercayaan 95% atau tingkat
Uji analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
normal, jadi cut of point yang digunakan adalah mean. Apabila data yang
56
didapatkan <-2 dan >2 artinya data berdistribusi tidak normal jadi cut of
point yang digunakan adalah median. Uji normalitas data bertujuan untuk
Tabel 4.7
Hasil Uji Normalitas Variabel Mengakses Informasi di Internet,
Interaksi Sosial, dan Uang Saku
No Varibel Mean Median Skewness/SE Kesimpulan
Mengakses Data Tidak
1 Informasi di 30,98 32,00 0,91/0,337=2,7 Berdistribusi
Internet Normal
Data Tidak
Interaksi 0,679/0.337=
2 73.24 72,00 Berdistribusi
Sosial 2,014
Normal
Data Tidak
-0,864/0,337=
3 Uang Saku 65,14 66,00 Berdistribusi
-2,57
Normal
data tidak berdistribusi normal sehingga cut off point menggunakan nilai
median.
(72,00) dengan standar deviasi (2,014). Data variabel interaksi sosial pada
masa pandemi covid-19 tersebut nilai lebih dari +2 maka data tidak
(66,00) dengan standar deviasi (-2,57). Data variabel uang saku pada masa
Jadi, semua variabel hasil uji normalitas data cut off point menggunakan
median.
G. Pengolahan Data
1. Editing Data
dahulu, apakah telah sesuai yang diharapakan, yaitu dengan memeriksa dan
2. Tabulasi Data
58
3. Coding Data
4. Processing Data
dengan cara menghitung frekuensi data, memasukan data boleh dengan cara
manual atau perangkat lunak statistic melalui komputer. Dalam tahap ini,
data-data yang telah melalui proses coding dan editing dimasukan dalam
5. Cleaning Data
H. Analisis Data
melangkah menuju suatu analisis yang lebih sulit dan rumit (Imron, 2014).
59
1. Analisis Univariat
F
P= x 100%
n
Keterangan :
P = Presentase
F = Frekuensi
n = Sampel
2. Analisis Bivariat
dengan rancangan penelitian yang digunakan dan skala data dari variabel
yang diteliti karena variabel bebas dan variabel terikat bersekala ordinal
2014).
(Oi - Ei)2
X2 hitung = ∑
i=1
Ei
Keterangan :
60
Df = (b-1) (k-1)
Keterangan:
Confiden Interval (CI) yang digunakan adalah 95%. Jika p-value lebih
kecil dari Alpha (p<0,05) maka hipotesis nol ditolak, artinya terdapat
Berdasarkan hasil uji chi-square dapat dilihat dari tabel uji chi-square
1. Bila pada 2x2 dijumpai nilai harapan (Have Expected) kurang dari 5,
2. Bila tabel 2x2 tidak dijumpai nilai harapan (Have Not Expected) kurang
3. Bila tabel lebih dari 2x2 misalnya 3x2, 3x3 dan sebagainya maka
3. Odds Ratio
HASIL PENELITIAN
Tahun 2020.
sejak alih bentuk pada tahun 2018 dengan SK Mendiknas No. 90/D/0/2005. SK
seluas 5000 M2 di Jl. Raya Industri Pasir Gombong Bekasi. Institut Medika
dan DIV Anastesiologi, Profesi Ners, Profesi Bidan. Adapun visi-misi Institut
62
63
1. Visi
2. Misi
Hasil penelitian ini akan disajikan secara berurutan, mulai dari hasil
analisa univariat sampai hasil analisa bivariat dan hasilnya sebagai berikut :
Tabel 5.1
Distribusi frekuensi berdasarkan mengakses informasi di internet mahasiswa
program studi sarjana keperawatan Institut Medika Drg. Suherman
Tahun 2020
Variabel Kategori Jumlah (N) Persentase (%)
Mengakses Kadang-Kadang 24 48%
Informasi di Sering 26 52%
Internet Total 50 100%
Tabel 5.2
Distribusi frekuensi berdasarkan interaksi sosial mahasiswa program studi
sarjana keperawatan Institut Medika Drg. Suherman
Tahun 2020
Variabel Kategori Jumlah (N) Persentase (%)
Tidak Membatasi 22 44%
Interaksi Sosial Membatasi 28 56%
Total 50 100%
65
mahasiswa (56%) pada masa pandemi covid-19. Hal ini menunjukan bahwa
Tabel 5.3
Distribusi frekuensi berdasarkan uang saku mahasiswa program studi
sarjana keperawatan Institut Medika Drg. Suherman
Tahun 2020
Variabel Kategori Jumlah (N) Persentase (%)
Tidak Menurun 24 48%
Uang Saku Menurun 26 52%
Total 50 100%
Tabel 5.4
Distribusi frekuensi berdasarkan kecemasan mahasiswa program studi
sarjana keperawatan Institut Medika Drg. Suherman
Tahun 2020
Variabel Kategori Jumlah (N) Persentase (%)
Kecemasan Cemas Ringan 27 54%
terhadap Covid- Cemas Sedang 23 46%
19 Total 50 100%
Table 5.5
Pengaruh mengakses informasi di internet terhadap kecemasan dalam
kenghadapi dampak pandemi covid-19 pada mahasiswa pogram studi
sarjana keperawatan Institut Medika Drg. Suherman
Tahun 2020
OR
Kecemasan Terhadap P-
(95%)
Covid-19 Value
CI
Mengakses Total
5,667
Informasi Cemas Cemas
0,010 (1,661-
Ringan Sedang
19.336)
N % N % N %
Kadang-
18 75,0 6 25,0 24 100
kadang
Sering 9 34,6 17 65,4 26 100
Total 27 54 23 46 50 100
analisis uji chi-square didapat nilai ρ = 0,010 < α =0,05, yang artinya H 0
Hasil analisis diperoleh pula nilai Odds Ratio sebesar 5,667 yang
artinya adalah mahasiswa yang lebih sering mengakses informasi 5,667 kali
Table 5.6
Pengaruh interaksi sosial terhadap kecemasan dalam menghadapi dampak
pandemi covid-19 pada mahasiswa program studi sarjana keperawatan
Institut Medika Drg. Suherman
Tahun 2020
OR
Kecemasan Terhadap P-
(95%)
Covid-19 Value
CI
Interaksi Total
4,121
Sosial Cemas Cemas
0,039 (1,233-
Ringan Sedang
13,711)
N % N % N %
Tidak
16 72,7 6 27,3 22 100
membatasi
Membatasi 11 39,3 17 60,7 28 100
Total 27 54 23 46 50 100
yang tidak membatasi interakasi sosial pada masa covid-19 memiliki cemas
Berdasarkan hasil analisis uji chi-square didapat nilai ρ = 0,039 < α =0,05,
Hasil analisis diperoleh pula nilai Odds Ratio sebesar 4,121 yang
artinya adalah mahasiswa yang membatasi interaksi sosial 4,121 kali lebih
19.
Table 5.7
Pengaruh uang saku terhadap kecemasan dalam menghadapi dampak
pandemi covid-19 pada mahasiswa program studi sarjana
keperawatan Institut Medika Drg. Suherman
Tahun 2020
OR
Kecemasan Terhadap P-
(95%)
Covid-19 Value
CI
Total
Uang Saku 13,571
Cemas Cemas
0,000 (3,416-
Ringan Sedang
53,926)
N % N % N %
Tidak
20 83,3 4 16,7 24 100
Menurun
Menurun 7 26,9 19 73,1 26 100
Total 27 54 23 46 50 100
yang tidak mengalami penurunan uang sakunya pada masa pandemi covid-
nilai ρ = 0,000 < α =0,05, yang artinya H0 ditolak dan Ha diterima, yang
70
menunjukan bahwa ada pengaruh yang bermakna antara uang saku dengan
Hasil analisis diperoleh pula nilai Odds Ratio sebesar 13,571 yang
uang saku 12,571 kali lebih beresiko untuk mengalami kecemasan tingkat
PEMBAHASAN
A. Keterbatasan Penelitian
secara langsung dari respoden melalui google form. Penelitian ini tidak terlepas
google form maupun dalam pengolahan data, akan tetapi dalam hal ini peneliti
dalam menjawab setiap pertanyaan atau pernyataan sehingga bisa saja terdapat
1. Analisis Univariat
medika drg. Suherman tahun 2020 yang sering mengakses informasi tentang
71
72
genggam, dengan itu masyarakat tentunya akan selalu update dan mencari
individu lain dan terdapat hubungan timbal balik baik antara individu
memutus rantai penyebaran, dengan menjaga jarak aman sejauh dua meter
73
(Buana, 2020).
jawab, sehingga perlu disertai dengan penanaman nilai uang pada anak,
sehingga uang yang diberikan oleh orang tua dengan perencanaan uang
tersebut digunakan seperti untuk transportasi atau tabungan anak. Uang saku
diberikan kepada anak untuk membeli jajan selama berada di luar rumah.
sekolah dan perguruan tinggi untuk melakukan aktivitas belajar dari rumah
membuat anak didik tidak lagi mendapatkan uang saku dan mengalami
responden dari 194 kota di Cina pada masa pandemi melaporkan bahwa
gejala kecemasan mulai sedang hingga berat sebanyak 28,8%. Dari hasil
penelitan yang dilakukan Cao, et., al (2020) pada mahasiswa saat pandemi
baik dari segi respon, baik itu respons dari kognitif, fisiologis, maupun
pada tubuh, dan perilaku menjadi semakin gelisah (Baradero, et al., 2016).
2. Analisis Bivariat
2020.
jantung berdenyut lebih kuat dan cepat supaya banyak darah yang kaya
oksigen serta nutrisi bisa dialirkan ke otot tubuh untuk melakukan “fight
2016).
takut dan khawatir berlebih akibat penyebaran yang semakin meluas dan
lain dan terdapat hubungan timbal balik baik antara individu dengan
78
(Shinta, 2019). Interaksi tidak terjadi secara serta merta, ada syarat dan
penyebaran, dengan menjaga jarak aman sejauh dua meter dan tidak
(Buana, 2020).
(Nurkholis, 2020). Jarak sosial dan karantina salah satu aturan yang
dapat membuat cemas sampai stres semua orang baik bagi anak maupun
impuls yang tidak tepat ke alam bawah sadar sehingga impuls tersebut
Jika ini terjadi dalam waktu yang lama membuat khawatir dan cemas
uang saku pada masa pandemi covid-19 memiliki cemas ringan sebanyak
(73,1%).
kehilangan dapat terjadi secara tiba-tiba atau bisa juga secara bertahap.
koping yang positif atau penanganan yang baik, pada akhirnya akan
2020).
yang harus dipenuhi untuk manjamin mental health mahasiswa (Fahmi &
2014).
studi sarjana keperawatan institut medika drg. Suherman tahun 2020. Hal
untuk sementara uang saku tidak diberikan oleh orang tuanya masing-
A. Kesimpulan
1. Analisa Univariat
2. Analisa Bivariat
Ada pengaruh mengakses informasi, interaksi sosial, dan uang saku dengan
(0,010), interaksi sosial dengan nilai ρ-value (0,039). Dan uang saku dengan
hasil nilai ρ-value (0,000) yang keseluruhan hasil nilai ρ-value lebih kecil
83
84
B. Saran
wawasan yang luas untuk ilmu keperawatan jiwa salah satunya tentang
psikologi keperawatan.
Diharapkan hasil penelitian ini sebagai bahan kajian lebih lanjut bagi
penelitian berikutnya mengenai hal yang sama secara mendalam dan dapat
yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA