Pertemuan Ke-14 - Analisis Penilaian Ekuitas

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 15

Analisis Laporan Keuangan by. TEAM TEACHING.

TEAM TEACHING
Analisis LaporanKeuangan
Faculty of Economic, Pamulang University
Email: [email protected]

14 MODUL PERKULIAHAN

BAB Analisis
Laporan Keuangan

Analisis Penilaian Ekuitas

Abstract Kompetensi
Dalam modul ini dibahas mengenai Setelah mempelajari pokok bahasan
daya tahan laba, penilaian ekuitas ini, diharapkan mahasiswa mampu
berbasis laba, kekuatan laba dan memahami dan mengerti daya
peramalan untuk tujuan penilaian tahan laba, penilaian ekuitas
berbasis laba, kekuatan laba dan
peramalan untuk tujuan penilaian

1
1

Analisis Laporan KEUANGAN


[BY. TEAM TEACHING] Analisis Laporan KEUANGAN

PERTEMUAN 14
ANALISIS PENILAIAN EKUITAS

A. TUJUAN PEMBELAJARAN

Bab ini secara menyeluruh, diharapkan mahasiswa/mahasiswi mampu memahami hal-hal


sebagai berikut:
1.1. Memahami dan mengerti daya tahan laba,
1.2. Memahami dan mengerti penilaian ekuitas berbasis laba,
1.3. Memahami dan mengerti kekuatan laba dan peramalan untuk tujuan penilaian

B. DESKRIPSI MATERI

1. DAYA TAHAN LABA


Daya tahan laba secara luas mencakup stabilitas, prediksi, keragaman, dan tren laba.
Analisis penilaian ekuitas menekankan laba dan pengukuran akuntansi lain untuk
menghitung nilai perusahaan. Peramalan laba memperhitungkan kekuatan laba, teknik
estimasi, dan mekanisme pengawasan.
Analisis ini membantu menghasilkan ramalan kekuatan laba untuk penilaian yang
andal. Analisis keuangan yang baik dapat mengenali komponen laba yang stabil dan
dapat diprediksi atau komponen yang mampu “bertahan”.
a. Penyusunan Ulang dan Penyesuaian Laba
Salah stau aktivitas analisis ekuitas adalah untuk menyusun laba dan komponen
laba sehinggga dapat memisahakan elemen yang stabil, normal, dan terus-
menerus dengan elemen acak, tidak tentu, tidak biasa dan tidak berulang.
Penyusunan ulang juga berguna untuk mengetahui elemen laba kini yang
seharusnya dicakup dalam hasil operasi pada satu atau beberapa periode
sebelumnya.
b. Informasi mengenai Daya Tahan Laba
Analisis hasil operasi untuk menyusun dan menyesuaikan laba membutuhkan
informasi yang relevan dan andal. Sumber informasi ini yaitu:\
1) Laporan laba rugi
2) Laporan keuangan lainnya dan catatan atas laporan keuangan

2
Analisis Laporan Keuangan by. TEAM TEACHING.
3) Management Discussion and Anaysis
Informasi relevan mencakup informasi yang mempengaruhi kemampuan laba untuk
dapat dibandingkan dan diinterpretasikan. Misalnya, perubahan kombinasi produk,
inovasi teknologi, penghentian kerja dan keterbatasan bahan baku.
a. Penyusunan Ulang Laba dan Komponen Laba
Penyusunan ulang dan penyesuaian laba dapat membantu menetapkan kekuatan
laba suatu perusahaan. Penyusunan ulang bertujuan untuk menyusun komponen
laba guna menyajikan klasifikasi yang lebih berarti dan format yang relevan untuk
analisis. Komponen dapat dibagi, diatur atau dihilangkan pengaruh pajaknya,
tetapi totalnya harus direkonsiliasi terhadap laba bersih untuk tiap periode.
Perlakuan yang sama diterapkan pada komponen seperti ekuitas dalam laba (rugi)
anak perusahaan atau afiliasi yang belum direkonsiliasi. Komponen yang
dilaporkan setelah pajak harus dikeluarkan bersamaan dengan dampak pajak
mereka jika diklasifikasi ulang terpisah dari laba operasi yang berlanjut.
b. Penyesuaian Laba dan Komponen Laba
Proses penyesuaian menggunakan data dari laporan laba rugi yang disusun ulang
dan informasi yang tersedia untuk meletakkan komponen laba pada periode yang
lebih layak. Untuk perubahan prinsip atau estimasi akuntasi, seluruh jumlah tahun
yang dianalisis harus disesuaikan dalam basis yang dapat dibandingkan.
Perubahan estimasi dalam praktek diterapkan secara prospektif dengan sedikit
pengecualian.
Sebelum menilai daya tahan laba,kita perlu memperoleh angka laporan keuangan
dengan beberapa penyesuaian. Seluruh komponen laba harus dipertimbangkan,
jika kita telah menetapkan bahwa suatu komponen akan dikeluarkan dari periode
pelaporannya, komponen tersebut dapat dipindahkan pada hasil operasi periode-
periode sebelumnya dan disebar sepanjang periode-periode yang sedang
dianalisis, meskipun penyebarannya dapat mebantu dalam penentuan kekuatan
laba, hal ini tidak membantu dalam penentuan tren laba.

2. FAKTOR PENENTU DAYA TAHAN LABA


Setelah menyusun dan menyesuaikan laba, analisis berikutnya akan menentukan daya
tahan laba. Manajemen laba, keragaman, tren, dan insentif merupakan penentuan

3
3

Analisis Laporan KEUANGAN


[BY. TEAM TEACHING] Analisis Laporan KEUANGAN

daya tahan laba yang potensial. Kita juga sebaiknya menilai daya tahan laba baik
sepanjang siklus usaha maupun untuk jangka panjang.
a. Tren dan Daya Tahan Laba
Tren laba dapat dinilai melalui metode statistik atau dengan pernyataan tren. Tren
laba sering kali mengungkapkan petunjuk mengenai kinerja perusahaan saat ini
dan masa depan serta menilai kualitas manejemen. Mungkin salah satu motivasi
utama manajemen laba adalah untuk mempengaruhi tren laba karena dalam
praktik manajemen laba mengasumsikan tren laba penting bagi penilaian.
b. Majemen dan Daya Tahan Laba
Terdapat beberapa persyaratan untuk memenuhi definisi manajemen laba.
Persyaratan ini penting karena akan membedakan manajemen laba dengan salah
saji dan distori. Manajemen laba menggunakan prinsip pelaporan akuntansi yang
diterima dengan tujuan untuk melaporkan hasil tertentu.
Beberapa bentuk manajemen laba yang harus diwaspadai mencakup:
 Perubahan metode atau asumsi akuntansi
 Menghapus keuntungan dan kerugian luar biasa (dan tidak biasa). Praktik ini
memidahkan dampak terhadap laba yang tidak biasa dan tidak diperkirakan
yang dapat berpengaruh buruk pada tren laba.
 “Mandi besar”. Teknik ini mengakui beban periode masa depan pada masa
kini, jika kinerja periode masa kini sangat buruk. Praktik ini melepaskan
beban masa depan dari laba masa depan.
 Penurunan nilai. Penurunan nilai aktiva operasi seprti pabrik dan peralatan
dan aktiva tak berwujud seperti goodwill saat hasil operasi sedang buruk
merupakan alata manajemen laba lainnya.
 Menentukan waktu pengakuan pendapatan dan beban. Teknik ini mengatur
waktu pengakuan pendapatan dan beban untuk melakukan menajemen laba,
termasuk manajemen tren.
c. Insentif dan Daya Tahan Manajemen
Analisis harus mengakui insentif bagi manajer terkait dengan laba. Manajemen laba
sering kali awalnya dicapai dengan pelaporan laba yang terlalu rendah. Hal ini
menciptakan cadangan untuk dapat digunakan pada periode dengan laba rendah
dimasa depan. Dengan adanya insentif kinerja bagi manajer, dan penggunaan angka
akuntansi untuk mengendalikan dan mengawasi kinerja mereka, analisis harus

4
Analisis Laporan Keuangan by. TEAM TEACHING.
menyadari adanya potensi manajemen laba dan bahkan salah saji. Analisis harus
mampu mengenali perusahaan yang memiliki dorongan kuat untuk melakukan
manajemen laba, dan kemudian meneliti praktik akuntansi perusahaan untuk
memastikan integritas laporan keuangan.
d. Pos Laba yang Bertahan dan Sementara
Penyusunan ulang dan penyesuaian laba untuk penelitian ekuitas bergantung pada
pemisahaan komponen laba yang stabil dan bertahan dengan komponen acak
sementara. Penilaian daya tahan penting dalam penentuan kekuatan laba.
Peramalan laba juga bergantung pada daya tahan. Bagian penting dalam analisis
adalah menilai daya tahan komponen keuntungan dan kerugian dalam laba.
e. Analisis dan Interpretasi Pos Sementara
Tujuan analisis dan interpretasi pos luar biasa adalah:
1. Menentukan apakah suatu pos bersifat sementara (tidak bertahan). Proses ini
melibatkan penilaian apakah pos tersebut tidak biasa, bukan pos operasi, atau
tidk berulang.
2. Menentukan penyesuaian yang diperlukan setelah mengetahui penilaian daya
tahan. Sering kali diperlukan penyesuaian khusus untuk evaluasi maupun
peramalan laba.

Menentukan Daya Tahan (Sifat Sementara) suatu pos.


Adanya insentif bagi manajer terkait dengan pelaporan pos sementara, membuat kita
harus melakukan evaluasi independen mengenai apakah suatu keuntungan atau
kerugian bersifat sementara. Untuk tujuan ini pos tersebut dibagi dalam dua kategori
besar: operasi yang berulang dan operasi yang tidak berulang.
a. Keuntungan dan kerugian operasi berulang
Keuntungan dan kerugian ini terkait dengan aktivitas operasi tetapi jarang terjadi
atau tidak dapat diprediksi. Analisis keuntungan dan kerugian operasi yang tidak
berulang harus mengakui sifat jarang terjadi dan pola berulangnya. Pos ini
dianggap milik periode pelaporan. Analisis pos operasi tidak berulang tidak
langsung memenuhi aturan mekanis. Kita harus menelaah informasi dan akan
menemukan beberapa pos yng lebih bersifat berulang dibandingkan pos lain serta
beberapa lebih bersifat operasional dibandingkan yang lain.
b. Keuntungan dan kerugian nonoperasi yang tidak berulang

5
5

Analisis Laporan KEUANGAN


[BY. TEAM TEACHING] Analisis Laporan KEUANGAN

Pos ini tidak berulang dan tidak dapat diprediksi dan terjadi diluar operasi normal.
Kejadian yang menyebabkan pos ini biasanya tidak berhubungan, tidak diinginkan,
dan tidak direncanakan, namum tidak selalu seluruhnya tidak diharapkan.
Aktivitas usaha terkait dengan resiko kejadian yang merugikan atau kejutan yang
tiba-tiba terjadi, apakah sifatnya alami atau buatan manusia.

Penyesuaian Pos Luar Biasa yang Mencerminkan Daya Tahan.


Mempertimbangkan dampak terdapat sumber daya perusahaan dan evaluasi
manajemen.
 Dampak pos sementara terhadap sumber daya perusahaan. Keuntungan atau
kerugian akan menaikan atau menurunkan sumber daya. Karena pengembalian
investasi modal mengukur hubungan laba bersih terhadap sumber daya,
keuntungan atau kerugian sementara memengaruhi pengukuran ini. Semakin
besar pos sementara, semakin besar dampaknya terhadap pengembalian. Dalam
peramalan profitabilitas dan pengembalian investasi, analis harus
mempertimbangkan dampak pencatatan pos sementara dan kemungkinan
kejadian masa depan yang menyebabkan pos sementara.
 Dampak pos sementara dalam evaluasi manajemen. Salah satu implikasi yang
sering dikaitkan dengan keuntungan dan kerugian sementara ialah kurangnya
keterkaitan mereka dengan aktivitas usaha normal. Karenanya, pos ini jarang
digunakan untuk mengevaluasi manajemen.

3. PENILAIAN EKUITAS BERBASIS LABA


Penilaian perusahaan merupakan tujuan penting bagi banyak pengguna laporan
keuangan. Karena estimasi nilai yang dapat diandalkan dapat digunakan untuk
membuat keputusan. Deskripsi penilaian ekuitas perusahaan tradisional dilakukan
berdasarkan metode diskonto arus kas (discounted cash flow – DCF). Berdasarkan
metode ini, nilai ekuitas perusahaan dihitung berdasarkan ramalan arus kas yang
tersedia bagi investor ekuitas. Ramalan ini lalu didiskonto menggunakan biaya modal
perusahaan.
a. Hubungan Antara Harga Saham dengan Data Akuntansi
Model penilaian ekuitas berbasis akuntansi (accounting bases equity valuation
model) yang diperkenalkan yaitu :

6
Analisis Laporan Keuangan by. TEAM TEACHING.
E t RIt 1  E t (RIt  2 ) Et ( RIt  3 )
Vt  BVt     ....
(1  k)1 (1  k) 2 (1  k )3
Dimana BV merupakan nilai buku pada akhir periode t, RLT+n sebagai laba sisa
diperiode t+n, dan k sebagai biaya modal.laba sisa (residual, income) pada waktu t
didefinisikan sebagai laba bersih komperhensif dikurangi pembebanan pada nilai
buku awal, yaitu Rlt = Nlt – (k x BVt – 1).
Sangat penting profitabilitas masa depan dalam menilai perusahaan, yaitu dengan
menggunakan estimasi laba bersih dan nilai buku masa depan. Estimasi yang
akurat atas ukuran ini hanya dapat dilakukan setelah mempertimbangkan
kualitas dan daya tahan laba serta kekuatan laba perusahaan. Metode penilaian
berbasis akuntansi memungkinkan adanya manipulasi dan distorsi laba oleh
manajemen untuk kepentingan pribadi. Oleh karena itu, potensi manipulasi data
akuntansi bisa atau tidak mempengaruhi peramalan nilai perusahaan.

b. Perkalian Penilaian Dasar


Dua pengukuran penilaian yang sering digunakan adalah rasio ‘harga terhadap
nilai buku’(price to book- PB) dan rasio ‘harga terhadap laba’(price to earnig- PE).
Pengguna sering kali membuat keputusan investasi berdasarkan nilai rasio ini.
Berikut dijelaskan bagaimana seorang analis mendapatkan rasio “dasar” PB dan
PE tanpa mengacu pada harga pasar saham suatu perusahaan. Melaui
perbandingan rasio dasar ini dengan angka implisit pada harga pasar saham
terkini, kita dapat mengevaluasi nilai investasi suatu perusahaan milik publik.
Untuk perusahaan yang sahamnnya tidak diperdagangkan secara aktif,rasio dasar
ini dapat digunakan sebagai alat untuk mengestimasi nilai ekuitas.
1) Rasio Harga terhadap Nilai Buku
Rasio harga terhadap nilai buku (price-to-book PB ratio) dihitung sebagai
berikut:

Nilai Pasar Equitas


VB Ratio 
Nilai Buku Equitas
Dengan mengganti perhitungan nilai ekuitas berbasis akuntansi pada
pembilangnya,rasio PB dapat dinyatakan dalam akuntansi sebagai berikut:

7
7

Analisis Laporan KEUANGAN


[BY. TEAM TEACHING] Analisis Laporan KEUANGAN

Vt  ROCEt 1  k   (ROCE t  2 - k) BVt 1   ( ROCEt 3  k ) BVt 2 


 1     (1  k) 2 x  x   ....
BVt  (1  k)   BVt   (1  k ) 3 BVt 

Penghitungan ini menghasilkan beberapa pemahaman penting. Jika ROCE ini


meningkat depan dan atau pertumbuhan nilai buku meningkat, maka rasio PB
meningkat. Selain itu ketika biaya (resiko) modal ekuitas, k, meningkat, rasio
PB turun. Perhatikan bahwa rasio PB tidak sama dengan satu jika pasar
mengharapkan laba abnormal (baik positif maupun negatif) di masa depan.
Jika nilai sekarang laba masa depan yang abnormal positif (negatif), maka
rasio PB akan lebih besar (lebih kecil) dari 1.
2) Rasio Harga terhadap Laba
Rasio harga terhadap laba (price to earning-PE ratio) dihitung sebagai
berikut:

Nilai Pasar Equitas


PE Ratio 
Laba bersih
Ohlson and Juettner-Nauroth (2000) memperlihatkan bahwa ratio PE dapat
disajikan sebagai fungsi dari pertumbuhan jangka pendek (short term growth
- STG) dan pertumbuhan jangka panjang (long term growth - LTG) atas laba
per saham (earning per share - EPS) sebagai berikut:

P0 1 STG  LTG
 x
epst k k  LTG
Dimana k merupakan biaya modal ekuitas, STG (LTG) adalah perkiraan
perubahan persentase laba per saham jangka pendek(jangka panjang)relatif
terhadap taksirn pertumbuhan “normal”. STG>LTG dan LTG < r2. STG dapat
dianggap sebagai konsensus analis terhadap tingkat pertumbuhan selama
lima tahun dan LTG merupakan tingkat inflasi jangka panjang yang melewati
horizon peramalan.
Persamaan ini memberikan dua pemahaman penting:1)Rasio PE
berhubungan terbalik dengan biaya modal,yaitu rasio ini lebih rendah (lebih
tinggi) untuk biaya modal ekuitas yang lebih tinggi (lebih rendah), dan
2)Rasio PE berhubungan positif dengan taksiran pertumbuhan laba per
saham relatif terhadap pertumbuhan normal. Rasio PE tidak terkait dengan

8
Analisis Laporan Keuangan by. TEAM TEACHING.
tingkat laba absolut(apakah laba per saham tinggi atau rendah),hanya
memperlihatkan tingkat dimana laba per saham diharapkan meningkat relatif
terhadap taksiran pertumbuhan.

Hubungan Rasio PB dan Rasio PE


Tabel berikut memberikan ringkasan implikasi berbagai rasio PB dan rasio
PE:
P/B Tinggi P/B Rendah
P/E Tinggi I III
(Perusahaan dengan kinerja baik) (Perusahaandalam perbaikan)
Taksiran laba sisa (RI)positif Taksiran laba sisa (RI)negatif
Laba meningkat Laba meningkat
P/E II IV
Rendah (Perusahaan yang menurun) (Perusahaan dengan kinerja
Taksiran laba sisa (RI)positif buruk)
Laba yang menurun Taksiran laba sisa (RI) negatif
Lba yang menurun

Perusahaan dengan rasio P/B dan P/E yang tinggi (kotak I) adalah
perusahaan yang memiliki harapan laba sisa positif dan laba bersih (I) yang
diharapkan akan naik dibandingkan saat ini. Ini merupakan perusahaan
dengan kinerja tertinggi (pertumbuhan yang tinggi). Sebaliknya,rasio P/B dan
P/e yang rendah (kotak IV) menunjukkan taksiran laba sisa negatif dan laba
masa depan yang lebih kecil daripada laba saat ini. Jelas bahwa perusahaan
ini mengalami kesulitan serius karena investasi mereeka saat ini diperkirakan
tidak menghasilkan pengembalian yang lebih besar dari biaya modal,dan
profitabilitas ditaksir lebih rendah dari saat ini. Perusahaan dengan rasio P/B
tinggi dan P/E rendah (kotak II) diharapkan melaporkan laba sisa
positif,meskipun laba menurun. Perusahaan ini masih menghasilkan investasi
produk (nilai sekarang yang positif) namun dalam tahap penurunan. Dan
perusahaan dengan rasio P/B rendah dan P/E tinggi (kotak III) tidak mampu
menghasilkan nilai sekarang investasi yang positif, namun profitabilitas
diharapkan akan meningkat dibandingkan saat ini. Perusahaan ini sedang
memperbaiki operasi mereka,tetapi belum menyelesaikan kesulitan
operasinnya.

9
9

Analisis Laporan KEUANGAN


[BY. TEAM TEACHING] Analisis Laporan KEUANGAN

4. KEKUATAN LABA DAN PERAMALAN UNTUK TUJUAN PENILAIN


a. Kekuatan Laba
Kekuatan Laba (earning Laba) mengacu pada tingkat laba perusahaan yang
diharapkan akan terjadi pada masa depan. Dengan sedikit pengecualian, kekuatan
laba di akui sebagai faktor utama dalam penilaian perusahaan. Model penilain
berbasis akuntansi mencakup kapitalisasi kekuatan laba, dimana kapitalisasi ini
melibatkan penggunaan suatu faktor atau penggandaan yang mencerminkan
biaya modal dan taksiran risiko dan pengembalian masa depan. Banyak analisis
laba dan laporan keuangan yang ditujukan untuk menentukan kekuatan laba.
1) Mengukur Kekuatan Laba
Kekuatan laba merupakan konsep yang berasal dari analisis keuangan, bukan
akuntansi. Konsep ini melihat stabilitas dan daya tahan laba serta komponen
laba. Laporan keuangan digunakan untuk menghitung kekuatan laba.
Perhitungan ini membutuhkan pengetahuan, penilain, pengalaman, dan
perspektif. Laba merupakan pengukuran yang paling handal dan relevan
untuk tujuan penilain. Meskipun penilaian berorientasi masa depan, kita
harus mengakui relevansi kinerja perusahaan saat ini dan sebelumnya untuk
mengestimasi kinerja masa depan. Laba periode akhir yang melampaui siklus
usaha mencerminkan kinerja opersional aktual dan memberikan kita suatu
perspektif atas aktivitas operasi dimana kita adapat mengestimasi kinerja
masa depan. Penilaian sangat penting untuk beberapa keputusan (seperti
investasi, pemberian pinajaman, perencanaan apajak, keputusan
pengendalaian atas peselisihan penilaian). Karenanya, estimasi penilaian
harus kredibel dan harsu dipertahankan, dan kita harus meneliti jika terdapat
penyimpangan dari norma.
2) Rentang Waktu kekuatan Laba
Periode satu tahun seringkali terlalu singkat untuk mengukur laba dengan
andal. Hal ini disebabkan karena sifat aktivitas investasi dan aktivitas
pendanan yang sebagian besar jangka panajang, dampak siklus usaha, dan
adanya berbagai faktor yang tidak berulang. Pengukuran terbaik kekuatan

10
Analisis Laporan Keuangan by. TEAM TEACHING.
laba suatu perusahaan adalah dengan menggunakan laba rata-rata
(komulatif) selama beberapa tahun. Rentang waktu untuk menghitung laba
rata-rata umumnya adalah 5 tahun (biasanya hingga 10 tahun). Perpanjangan
periode ini menugurangi distrosi, ketidakteraturan , dan dampak sementara
lainnya yang mengurangi relevansi laba satu athun. Perhitungan laba lima
tahun sering kali menekankan pengalaman terakhir sekaligus menghindar
kinerja yang tidak relevan.
Tren Laba merupakan faktor penting dalam perhitungan kekuatan laba. Jika
laba memperlihatkan tren yang bertahan, kita dapat menyesuaikan proses
rata-rata untuk memberikan bobot yang lebih berat atas laba terkini.
3) Menyesuaikan Laba per Saham
Kekuatan laba dihitung dengan menggunakan seluruh komponen laba. Setiap
pos pendapatan dan beban merupakan bagian dari pengalaman operasi
perusahaan. Masalahnya adalah pada tahun yang mana kita menempatkan
pose tersebut saat menghitung kekuatan laba. Pada kasus tertentu analisis
laba kita mungkin terbatas pada jangka pendek, pos-pos pada serangkaian
laba jangka pendek disesuaikan jika lebih terakait pada periode sebelumnya.
Jika hal ini dilakukan dengan basis per saham, setiap pos harus disesuaikan
terhadap dampak pajak dengan menggunakan tarif pajak perusahaan kecuali
jika terdapat tarif pajak tertentu. Seluruh pos juga harus dibagi dengan
jumlah saham yang digunakan untuk menghitung laba per saham.

b. Peramalan Laba
Bagian utama analisis laporan keuangan dan penilaian adalah peramalan laba.
Dari perpektif analisis, evaluasi tingkat laba sangat terkait dengan peramlan laba.
Hal ini disebabkan ramalan laba yang relevan melibatkan analisis komponen laba
dan penilaian mereka di masa depan. Peramalan laba mengikuti analisis
komponen laba dan melibatkan pembuatan pembuatan estimasi laba masa depan.
1) Mekanisme Peramalan Laba
Permalan mengharuskan kita untuk menggunakan seluruh informasi yang
tersedia secara efektif, termasuk laba periode sebelumnya. Peramalan juga
mendapatkan manfaat dari pemisahan (disaggregation). Pemisahan
melibatkan penggunaan laba berdasarkan lini produk atau segmen dan

11
11

Analisis Laporan KEUANGAN


[BY. TEAM TEACHING] Analisis Laporan KEUANGAN

teruatam berguna jika segmen tersebut memiliki perbedaan risiko,


profitabilitas, atau pertumbuhan.

Penelitian anlisis mengungkapkan berbagai karakteristik statistik dalam laba.


Peretumbuhan laba tahunan sering kali bergerak secara acak. Bagi beberapa
pengguna hal ini berarti pertumbuhan laba tidak dapat diramalkan, tetapi
penelitian ini mencerminkan prilaku keseluruhan dan bukan perilaku
perusahaan individu. Peramalan laba yang andal tidak dapat dihasilkan dari
ekstrapolasi sesderhana dari pertumbuhan atau tren laba masa lalu. Namun
dilakukan dengan mengananlisi komponen laba dan mempertimbangkan
seluruh informasi yang tersedia, baik kauntitatif. Juag melibatkan peramalan
komponen ini dan spekulasi mengenai kondisi usaha masa depan.
2) Elemen Peramalan Laba
Elemen pada peramalan laba adalah memeriksa kewajaran ramalan. Untuk
tujuan ini sering kali digunakan angka pengembalian investasi modal. Jika
ramalan laba menghasilkan pengembalian yang sangat berbeda dengan
pengembalian masa lalu atau pengembalian industri, kita harus menilai
kembali ramalan dan prosesnya. Perbedaan pengembalian ramalan dengan
yang sewajarnya terjadi harus dijelaskan. Pengembalian investasi modal
tergantung dari laba, sementara laba merupakan produk kualitas produk
manajemen dan manajemen aktiva.
 Kualitas manajemen. Dibutuhkan manajemen yang memilki akses ke
berbagai sumber daya untuk menghidupkan aktiva melalui penggunaan
yang efesien dan menguntungkan. Stabilitas hubungan dan tren dapat
diasumsikan stabil jika menunjukkan tidak ada perubahan besar atas
keahlian, kedalaman, dan kelangsungan manajemen. Disamping itu juga,
menunjukkan tidak adanya perubahan yang besar pada jenis usaha yang
sesuai dengan keahlian manajemen.
 Manajemen aktiva. Perusahaan membutuhkan aktiva untuk
mengembangkan operasi. Kelangsungan keberhasilan dan ramalan
pertumbuhan bergantung pada sumber pendanaan dan dampaknya
terhadap laba.

12
Analisis Laporan Keuangan by. TEAM TEACHING.
Kondisi keuangan suatu perusahaan merupakan elemen peramalan laba
lainnya. Kurangnya likuiditas dapat membatasi keberhasilan manajemen dan
struktur modal yang berisiko dapat membatasi tindakan manajemen. Semua
ini disertai faktor-faktor seperti ekonomi, industri, dan faktor kompetitif lain,
merupakan hal yang relevan terhadap peramalan laba.
3) Melaporkan Peramalan Laba
Peramalan manajemen berbeda dengan peramalan yang dilakukan analis
keuangan. Kendalan peramalan tergantung pada akses informasi dan
asumsinya. SEC menyarankan agar peramalan dilakukan dengan “itikad baik”
dengan landasan yang layak. SEC merekomendasi agar peramalan disajikan
dalam format laporan keuangan dan disertai dengan informasi yang cukup
bagi investor untukm menilai kendalan. SEC memiliki aturan safe harbor yang
melindungi perusahaan dari tuntutan hukum jika prediksi mereka tidak
menjadi kenyataan.

c. Laporan Interim untuk Pengawasan dan Revisi Estimasi Laba


Laporan keuangan interim merupakan sumber informasi yang berharga untuk
mengawasi kinerja. Laporan ini berguna untuk merevisi estimasi kekuatan laba
dan peramalan laba. Namun tetap harus disadari bahwa laporan keuangan
interim memiliki keterbatasan yang terkait dengan kesulitan untuk meletakan
komponen laba pada periode kurang dari satu tahun.
1) Penyesuaian Akuntansi Akhir Tahun
Menentukan hasil operasi untuk periode satu tahun membutuhkan beberapa
penyesuaian akrual dan estimasi. Penyesuain ini mencakup pengakuan
pendapatan, menentukan biaya persediaan, alokasi overhead, mencari nilai
pasar sekuritas, dan memperkirakan piutang tak tertagih.
2) Aktivitas Usaha Musiman
Beberapa perusahaan memiliki aktivitas usaha musiman. Penjualan, produksi,
dan aktivitas operasi lain sering kali tidak dapat dibagi sama antar periode
interim. Hal ini dapat mendistorsi perbandingan laba interim. Selain itu juga
dapat menimbulkan masalah pada alokasi biaya-biaya yang sifatnya
diskresioner, seperti iklan, penelitian, pengembangan, perbaikan dan
pemeliharaan.

13
13

Analisis Laporan KEUANGAN


[BY. TEAM TEACHING] Analisis Laporan KEUANGAN

3) Metode Pelaporan Menyeluruh


Laporan kuartalan merupakan bagian dari keseluruhan satu tahun dan
bukannya periode diskrit, mensyaratkan pengakuan pendapatan dan beban.
Hal ini mencakup penyusutan persediaan, diskon atas kuantitas, dan piutang
tak tertagih.
4) Persyaratan Pelaporan Interim SEC
a) Laporan interim komparatif dan laporan keuangan hingga tanggal ini
dapat diberi judul tidak diaudit tetapi harus dimasukan dalam laporan
tahunan.
b) Neraca komparatif.
c) Laporaan arus kas hingga hari ini.
d) Informasi pro forma mengenai penggabungan usaha yang dicatat
sebagai pembelian.
e) Kesesuaian dengan prinsip akuntansi berlaku umumdan pengungkapan
perubahan akuntansi, termasuk surat dari auditor.
f) Analisis naratif manajemen mengenai hasil operasi
g) Pengungkapan mengenai apakah Form 8-K diisi selama periode –
melaporkan apakah terdapat penyesuaian laba yang tidak biasa atau
pergantian auditor.
5) Analisis Implikasi Laporan Interim
Analisis harus waspada terhadap kesalahan estimasi dan diskresi yang
melekat pada laporan interim. Terbatasnya keterlibatan auditor pada laporan
interim mengurangi keandalan laporan interim relative terhadap laporan
tahunan yang diaudit. Peraturan pasar modal memberikan sejumlah
keyakinan, meskipun terbatas.

14
Analisis Laporan Keuangan by. TEAM TEACHING.

C. LATIHAN SOAL/ TUGAS

1. Apa yang anda ketahui tentang daya tahan laba jelaskan dan berikan contohnya?

2. Apa saja Faktor Penentu Daya Tahan Laba dan jelaskan ?

3. Apa yang anda ketahui tentang penilaian ekuitas berbasis laba jelaskan dan
berikan contohnya?

4. Bagaimana peramalan laba dalam analisis penilaian equitas ?

5. Apa yang anda ketahui tentang kekuatan laba dan peramalan untuk tujuan
penilaian jelaskan dan berikan contohnya?

6. Bagaimana Laporan Interim untuk Pengawasan dan Revisi Estimasi Laba?

D. DAFTAR PUSTAKA

1. Subramanyam K.R dan Wild, J. John; 2014, Analisis Laporan Keuangan Edisi 10,
Buku 2. Salemba Empat, Jakarta.
2. Hanafi, Mamduh M. dan Abdul Halim. 2005. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Kedua.
Yogyakarta: UPP-AMP YKPN.
3. Paramasivan C. & Subramanian T. Financial Management, New Age International
Publishers, New Delhi
4. Prof. Dr. Isti Fadah, MSi, Manajemen Keuangan Suatu Konsep Dasar, Jember
5. Brigham & Houston (2011), Dasar-dasar Manajemen Keuangan Perusahaan, edisi 11,
Salemba empat, Jakarta.
6. Husnan, Suad, 1990. Manajemen Keuangan, Teori dan Penerapan, Edisi Pertama,
Cetakan ketiga, BPFE Yogyakarta.

15
15

Analisis Laporan KEUANGAN

Anda mungkin juga menyukai