Kimia Klinik I Praktek
Kimia Klinik I Praktek
Kimia Klinik I Praktek
Prinsip Kerja
Berdasarkan hukum Lambert-Beer jika seberkas sinar melalui suatu larutan berwarna, maka sinar itu akan
diserap (Absorbence), banyaknya sinar yang diserap berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Sumber
cahaya yang berasal dari dari lampu halogen tungsten dikumpulkan oleh lensa cembung. Cahaya itu dipant
ulkan oleh cermin pembalik dan dibentuk kembali oleh lensa kedua, cahaya putih melalui kuvet penghitung
berinteraksi dengan campuran reaksi. Cahaya yang timbul dari dari kuvet yang telah disatukan dengan Spe
ctrograph Enterance Slit (Celah pembentuk cahaya Spectrograph) oleh lensa ketiga. Concave Reflective G
rating (Lensa cekung pembalik cahaya dari kisi) mengarahkan cahaya ke dalam radiasi monokromatik dan
dipantulkan ke pendeteksi pixel PDA (Pixel Digital Analogical) lalu hasil tampil dalam display.
Cara Kerja
Persiapan Sample
1. Fotometer disambungkan dengan sumber arus listrik.
2. Tekan tombol power on.
3. Instrumen dibiarkan stabil dengan didiamkan sekitar 10 menit.
4. Selang peristaltic dan pompa dihubungkan.
5. Sebelum digunakan untuk analisis sample, alat dicuci dahulu dengan aquabidea dengan cara selang aspirator
dicelupkan ke dalam aquabides, lalu tekan tombol washing pada monitor. Aquabides akan terhisap ke dalam a
lat dan dilakukan proses pencucian. Pencucian dilakukan untuk mendorong gelembung-gelembung udara atau
kontaminan yang terdapat di dalam selang untuk masuk ke pembuangan. Pencucian dilakukan 10 kali.
Pengukuran Sample
1. Sample diinkubator selama 5-10 menit.
2. Ukurlah larutan blanko, larutan standar dan sampel.
3. Lakukan set up pada suhu kuvet.
4. Blanko, standar dan sampel akan dihisap dan dianalisis hingga keluar struk data
Sentrifuge
Prinsip Kerja
Dengan memisahkan partikel yang terkandung di dalam suatu larutan menurut ukuran, bentuk, kerapatan molekul,
viskositas dari medium tersebut serta kecepatan rotor. Semakin besar perbedaan kerapatan antara partikel larutan,
maka akan semakin cepat pergerakannya. Sedangkan, partikel dengan kerapatan yang lebih besar akan terkumpul
di dasar membentuk sedimentasi, terpisah dari partikel dengan kerapatan yang lebih rendah yang akan mengapun
g di atasnya.
Cara Kerja
Lensa Okuler : salah satu bagian-bagian mikroskop yang paling dikenali. Letak lensa
okuler dekat dengan mata pengamat atau observer. Fungsi letak okuler adalah untuk
membentuk bayangan maya, tegak, diperbesar dari lensa objektif.
Lensa Objektif : Jika lensa okuler berdekatan dengan mata pengamat, maka lensa
objektif berada dekat dengan objek yang diamati. Fungsi lensa objektif adalah untuk
membentuk bayangan nyata, terbalik, diperbesar.
Tabung Mikroskop (Tubus) : Bagian mikroskop berikutnya adalah tabung mikroskop
yang biasa disebut sebagai tubus. Bentuk tabung mikroskop berbentuk seperti tabung
.Fungsi tabung mikroskop atau tubuh adalah untuk mengatur fokus dan menghubung
kan lensa okuler dengan lensa objektif.
Makrometer (Pemutar Kasar)
Berikutnya ada bagian mikroskop makrometer atau pemutar kasar. Letak makrometer
terdapat di bagian lengan mikroskop. Fungsi makrometer atau pemutar kasar adalah
untuk menaikkan dan menurunkan tabung mikroskop dengan cepat
Makrometer (Pemutar Kasar) : Berikutnya ada bagian mikroskop makrometer atau pemutar kasar. Letak
makrometer terdapat di bagian lengan mikroskop. Fungsi makrometer atau pemutar kasar adalah untu
k menaikkan dan menurunkan tabung mikroskop dengan cepat.
Mikrometer (Pemutar Halus) : Selain makrometer juga ada mikrometer atau pemutar halus. Fungsi mikr
ometer atau pemutar halus adalah untuk menaikkan dan menurunkan tabung mikroskop dengan lambat.
Ukuran mikrometer biasanya lebih kecil dibandingkan makrometer.
Revolver (Pemutar Lensa) : Bagian-bagian mikroskop berikutnya adalah pemutar lensa atau yang lebih
dikenal sebagai revolver mikroskop. Fungsi revolver adalah untuk mengatur perbesaran lensa objektif. Ca
ra penggunaan revolver adalah dengan memutarnya ke kanan atau ke kiri.
Reflektor (Cermin Pengatur) : Reflektor juga termasuk bagian mikroskop. Fungsi reflektor adalah untuk
memantulkan cahaya dari cermin ke objek yang diamati melewati lubang yang ada di meja objek. Reflek
tor terdiri dari dua jenis cermin, yaitu cermin datar, digunakan saat cahaya yang dibutuhkan terpenuhi, s
erta cermin cekung, digunakan saat kondisi kekurangan cahaya.
Diafragma : Bagian mikroskop selanjutnya adalah diafragma atau yang dikenal sebagai pengatur cahaya.
Fungsi diafragma adalah untuk mengatur sedikit banyaknya cahaya yang masuk, sehingga pengamat bis
a menentukan jumlah cahaya yang masuk.
Kondensor :
Kondensor bisa digunakan dengan cara diputar-putar dan dinaik-turunkan sesuai keinginan. Fungsi kon
densor adalah untuk mengumpulkan cahaya yang dipantulkan oleh cermin serta memfokuskan cahaya
untuk menerangi objek pengamatan.
Meja Mikroskop
Berikutnya juga ada meja mikroskop atau meja kerja sebagai salah satu bagian mikroskop. Meja mikros
kop ini menjadi alas dan tempat mengamati objek. Fungsi meja mikroskop adalah untuk meletakkan ob
jek yang diamati dalam sebuah penelitian.
Penjepit Kaca (Klip)
Ada juga bagian penjepit kaca atau penjepit objek atau dikenal juga sebagai klip. Fungsi penjepit kaca ini
adalah sebagai pelapis objek agar objek tidak bergeser-geser saat pengamatan sedang berlangsung. Cara
nya dengan menjepit kaca yang melapisi objek sehingga posisi objek menjadi tetap.
Lengan Mikroskop
Selain itu juga terdapat bagian lengan mikroskop yang cukup mencolok untuk diamati. Fungsi lengan mik
roskop ini adalah sebagai pegangan pada mikroskop. Hal ini penting saat mikroskop akan dibawa atau di
pindahkan menuju ke tempat lain.
Bagian Kaki Mikroskop
Berikutnya juga bagian kaki pada mikroskop. Fungsi kaki mikroskop adalah berfungsi sebagai penyangga
atau penopang mikroskop. Hal ini penting agar posisi mikroskop tetap stabil dan bisa berdiri tanpa takut
akan terjatuh atau terbalik posisinya.
Sendi Inklinasi (Pengatur Sudut)
Yang terakhir juga ada bagian pengatur sudut atau yang dikenal sebagai sendi inklinasi. Fungsi sendi inkli
nasi adalah untuk mengatur sudut tegaknya mikroskop yaitu dengan mengatur derajat kemiringan mikros
kop untuk memudahkan pengamatan.
Prinsip kerja
Prinsip kerja mikroskop adalah obyek ditempatkan di ruang dua lensa obyektif sehingga terbentuk bayangan nyata terbalik dan diperbesar. Lensa
okuler mempunyai peran seperti lup, sehingga pengamat dapat melakukan dua jenis pengamatan yaitu dengan mata tak berakomodasi atau den
gan mata berakomodasi maksimum
Cara kerja
1. Letakan mikroskop pada meja yang datar dan stabil, pastikan meja kokoh dan tidak mudah goyah.
2. Jika mikroskop menggunakan sumber listrik untuk media pengamatan objek, pastikan kabel mikroskop menjangkau sumber list
rik dan hubungkan.
3. Sediakan objek yang akan diamati dengan mikroskop dan letakan dekat dengan mikroskop.
4. Kendurkan terlebih dahulu makrometer supaya penempatan objek pada meja preparat bisa dilakukan dengan mudah.
5. Preparasi sample atau objek yang akan diamati dengan mikroskop lalu letakan pada meja preparat dan jepit.
6. Putar revolver untuk memilih perbesaran yang dibutuhkan (4x, 10x, 40x atau 100x) untuk mengamati objek.
7. Nyalakan lampu untuk mengamati objek pada meja preparat, jika anda menggunakan mikroskop dengan pencahayaan alami(c
ahaya matahari) anda perlu melakukan setting cermin untuk memfokuskan cahaya pada objek.
8. Mulai amati objek yang telah ditempatkan pada meja preparat, jika anda menggunakan mikroskop tipe monokuler, anda hanya
bisa mengamati dengan salah satu mata. Jika anda menggunakan mikroskop tipe binokuler anda bisa mengamati dengan kedu
a mata. Dan jika anda menggunakan tipe mikroskop trinokuler dengan kamera yang sudah terpasang dengan baik, anda bisa
melihat dalam monitor yang tersedia.
9. Beberapa jenis mikroskop memiliki beberapa makrometer dan mikrometer pada satu unit mikroskop, hal ini memudahkan anda
dalam mengamati objek.
10. Putar makrometer atau mikrometer pada pada preparat(geser kanan-kiri) untuk menempatkanya pada posisi yang sesuai.
11. Putar makrometer atau micrometer pada lengan mikroskop(geser atas-bawah) untuk memfokuskan objek yang sedang diamati.
12. Mikroskop yang baik memiliki fitur lampu yang bisa di atur tingkat kecerahannya(terang-redup).
13. Aturlah revolver lensa untuk memilih perbesaran yang diinginkan, pastikan ketika mengatur revolver lensa perbesaran, jarak an
tara meja preparat dengan lensa objektif cukup jauh, sehigga tidak terjadi gesekan antara keduanya.
Gelas Kimia (Beaker Glass)
• Beaker glass/ gelas beker adalah alat gelas kimia berbentuk silinder
dengan dasar yang rata.
• umumnya terbuat dari kaca borosilikat yang tahan panas hingga 2000C.
• Walau memiliki takaran tetapi tidak digunakan untuk mengukur volume suatu
zat cair, karena alat ini hanya memiliki tingkat ketelitian dengan akurasi 10
%
• Ukuran beaker glass ini bervariasi yaitu 25 ml, 50 ml, 100 ml, 150 ml, 200 ml
, 250 ml, 500 ml, 1000 ml, 2000 ml.
• Fungsi :
• berfungsi sebagai penampung larutan yang akan dititrasi dalam proses titrasi.
• Dalam bidang mikrobiologi, erlenmeyer berfungsi sebagai tempat pembiakan mikroba dan tempat
pembuatan media.
• Menghomogenkan larutan kimia atau bahan -bahan komposisi media.
• Menampung larutan kimia, bahan kimia padat dan cairan.
• Erlenmeyer dengan tutup asah digunakan untuk pencampuran reaksi dengan pengocokan kuat.
Gelas Ukur
• Gelas ukur adalah peralatan laboratorium umum yang digunakan untuk mengukur volume
cairan.
• memiliki bentuk silinder dan setiap garis penanda pada gelas ukur mewakili jumlah cairan
yang telah terukur.
• Fungsi Gelas ukur adalah sebagai alat ukur volume cairan yang tidak
memerlukan ketelitian yang tinggi, misalnya pereaksi/reagen untuk analisis kimia kualitatif
atau untuk pembuatan larutan pada analisis titrimetri/volumetric
• ukuran gelas ukur ini, mulai dari 5 mL sampai 2 Liter.
• terbuat dari polypropylene karena ketahanan kimia
• tidak boleh digunakan untuk mengukur larutan/pelarut dalam kondisi panas.
• Tabung reaksi, adalah peralatan gelas yang umum ada di laboratorium berbentuk
tabung sebesar kira-kira jari tangan manusia dewasa
• terbuat dari kaca atau plastik, terbuka di bagian atasnya, biasanya alasnya
berbentuk huruf-U.
• Tabung reaksi tersedia dalam berbagai ukuran panjang dan diameter, umumnya
dari diameter 10 sampai 20 mm dan panjang 50 sampai 200 mm
• Sebagai sebuah wadah untuk menampung reaksi kimia dalam skala medium. Untuk melakukan percobaan reaksi
kimia dalam skala kecil.
• Sebagai wadah untuk perkembangbiakan mikroorganisme dalam media cair. Untuk mencampur, menampung,
dan memanaskan bahan kimia dalam jumlah yang kecil.
• Batang pengaduk adalah sebuah batang panjang yang terbuat dari kaca
• umumnya terbuat dari material kaca borosilikat atau juga dapat terbuat
dari plastik polipropilena
Prinsip kerjanya, tiap sampel dilarutkan dalam pelarut masing masing untuk kemudian di
masukkan kedalam mesin. Udara tidak mengambil peran dalam sistem ini. Bagian dari
sampel dimasukkan kedalam ruang pemeriksaan untuk kemudian diperiksa.
Urine Analyzer
• Urine Analyzer adalah alat semi-otomatis untuk pengecekan yang dilakukan
diluar tubuh untuk mendapatkan hasil pengecekan urine dengan hasil yang
lebih tepat dengan menggunakan fotometer reflektansi
(reflectance photometer).
1. Atur volume mikropipet dengan memutar/menek 1. Periksa tip dan pastikan bersih dan bebas
an tombol volume navigasi sesuai dengan yang dari partikel debu atau kotoran
dibutuhkan. 2. Bagian ujung mikro pipet (tube) harus ses
2. Pasang Tips mikropipet sesuai dengan kebutuh uai dengan bagian ujung tip
an, proses pemasangan tips yang dianjurkan 3. Memiliki warna transparan/tembus cahaya
adalah dengan memutar-mutarnya, bukan meng
4. Terbuat dari bahan yang tahan bila kontak
etuk-ketukannya.
dengan bahan kimia
3. Memegang mikropipet dengan kondisi tangan
5. Cek nomor identifikasi, nomor batch dan
yang nyaman, beberapa artikel menyebutnya
sertifikat mutu yang tertera pada kotak ke
menyerupai simbol tangan like di facebook.
masan tip.
4. Menyedot masuk dan memompa keluar cairan
6. Pisahkan tip yang siap pakai dan tip yang
sesuai dengan kebutuhan. Pastikan anda melak
sudah pernah dipakai
ukannya dengan cara yang benar dan tidak terb
uru-buru. Beberapa jenis mikropipet memiliki
sensitifitas yang berbeda-beda pada setiap butt
onnya.
kesimpulan
– Alat-alat kimia klinik memiliki nama, bagian, fungsi, prinsip dan cara penggunaannya
yang berbeda dari masing- masing alat. Alat-alat kimia klinik pada umumnya terbuat
dari kaca, karena kaca tidak dapat berinteraksi dengan zat kimia dan terpenting tahan
terhadap panas. praktikum kimia klinik juga memiliki alat yang digunakan khusus untuk
praktikum yaitu fotometer, chemistry analyzer, urine analyzer.
– Peralatan laboratorium yang digunakan pada saat praktikum terdiri atas fotometer,
centrifuge mikroskop, gelas kimia (beaker glass), Erlenmeyer, gelas ukur, tabung
reaksi, batang pengaduk, pembakar spirtus, chemistry analyzer, urine analyzer,
mikropipet dan tip, pipet volume, syringe dan tourniquet.
THANK YOU
PELAKSANAAN DAN PEMANTAPAN
MUTU DAN ISTILAH-ISTILAH YANG
DITERAPKAN DI LABORATORIUM
KIMIA KLINIK
TINGKAT 2B
TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
POLTEKKES KEMENKES BANTEN
2021
Di susun oleh:
1. Abdillah Rizki Pratama 10. Aziya Endang Pratiwi
4. Alvina Noviyanti
13. Cicih Nasriyah
9. Arlinda
Pemantapan mutu (quality assurance)
laboratorium klinik
adalah semua kegiatan yang ditujukan untuk menjamin
ketelitian dan ketepatan hasil pemeriksaan Laboratorium
Klinik. Kegiatan ini terdiri atas empat komponen penting,
yaitu : pemantapan mutu internal (PMI), pemantapan
mutu eksternal (PME), verifikasi, validasi, audit, dan
pendidikan dan pelatihan.
• Kegiatan pemantapan mutu (quality assurance) terdiri
dari:
1. Pemantapan mutu internal (PMI)
2. Pemantapan mutu eksternal (PME)/ Uji Profisiensi
Manfaat pemantapan mutu
1. Meningkatkan kualitas laboratorium.
2. Meningkatkan moral tenaga ATLM (kepercayaan diri dalam
mengeluarkan hasil pemeriksaan, kesadaran akan usaha yang
telah dilakukan, serta prestice yang diberikan kepadanya).
3. Merupakan suatu metoda pengawasan (kontrol) yang efektif dilihat
dari fungsi manajerial.
4. Melakukan pembuktian apabila terdapat hasil yang meragukan
oleh pengguna (konsumen) laboratorium karena sering tidak sesuai
dengan gejala klinis.
5. Penghematan biaya pasien karena berkurangnya kesalahan hasil
sehingga tidak perlu ada “ duplo “.
MACAM-MACAM PEMANTAPAN MUTU
1. Inherent Random Error: kesalahan yang a.Serum yang terkumpul 225 ml dalam labu
hanya disebabkan oleh limitasi metodik Erlenmeyer dalam freezer, dikeluarkan dan
pemeriksaan dibiarkan mencair pada suhu kamar.
2. Systematic Shift/kesalahan sistematis : b. Kumpulan serum diaduk dengan pengaduk
sampai homogeny.
kesalatan yang terus menerus dg pola yang
c. Pipet dan buang serum kumpulan sebanyak 34
sama. Disebabkan oleh standar kalibrasi / ml (15%).
instrumentasi yang tidak baik. Berhubungan d. Etilen glikol ditambahkan sebanyak 34 ml
akurasi. kedalam labu berisi serum kumpulan, diaduk
3. Random error/kesalahan acak : kesalahan sampai benar-benar tercampur (bisa dengan
dengan pola yang tidak disebabkan oleh
shaker).
standar kalibrasi / instrumentasi yang tidak
e. Serum disaring dengan beberapa lapis kain
tetap. Penyebab ketidak stabilan, misal karena
kasa steril kedalaam labu Erlenmeyer lain yang
pemanas air, reagen, pipet dll. Kesalahan
steril.
berhubungan dengan presisi.
1. Pembuatan Aliquot
• Persiapan reagen
• Incubasi
• Pemeriksaan
Istilah Dalam Kimia Klinik
Pemeriksaan Ulang atau Uji Ulang
(Rechecking/Retesting) 1. Akurasi (ketepatan) merupakan nilai yang
menyatakan tingkat kebenaran hasil pengukuran
Metode ini dilakukan dimana hasil
sesuai dengan standar, biasanya digunakan untuk
pemeriksaan suatu laboratorium kesehatan
diperiksa ulang oleh laboratorium rujukan, memverifikasi suatu metode pemeriksaan.
dan sampel yang ada telah diuji ulang antar 2. Antikoagulan adalah zat yang mencegah
laboratorium. Metode ini digunakan untuk pembekuan darah. Contoh : zat EDTA, litium
rapid tes HIV.
heparin, dan masih banyak lagi.
On-site Evaluation (Evaluasi di tempat) 3. Bahan Kontrol adalah bahan atau substansi yang
Metode ini biasanya dilakukan, digunakan untuk memantau ketepatan dan ketelitian
ketika sulit melakukan uji profisiensi atau suatu pemeriksaan atau disebut dengan pemantapan
untuk menggunakan metode pengecekan mutu.
ulang/pengujian ulang. Kunjungan berkala
oleh evaluator untuk pemeriksaan 4. Detektor adalah bagian dari fotometer yang
laboratorium kesehatan merupakan jenis PME beefungsi sebagai pengubah energi cahaya menjadi
dapat digunakan ketika saat metode PME lain energi listrik.
tidak layak atau efektif.
5. Kalibrator adalah bahan atau substansi yang
digunakan untuk mengkalibrasiperalatan.
Istilah Dalam Kimia Klinik
8. Kuvet adalah suatu wadah atau alat yang digunakan sebagai tempat sampel yang
akan dianalisis.
10. Matriks adalah semua komponen atau substabsi yang ada dalam bahan kecuali
analit.
Istilah Dalam Kimia Klinik
11. Monokromator adalah alat yang digunakan untuk menseleksi panjang gelombang
sehingga hanya satu panjang gelombang yang dilewatkan
12. Nilai Kritis adalah nilai yang mencerminkan keadaan patologis yang dapat
membahayakan jiwa bila tidak segera diambil tindakan.
13. Nilai Rujukan adalah nilai yang digunakan sebagai acuan nilai normal dari
pemeriksaan.
14. Pemantapan Mutu Internal adalah kegiatan pengawasan dan pencegahan yang
dilaksanakan oleh setiap laboratorium klinik secara terus menerus, yang berfungsi
untuk menjaga kualitas laboratorium.
15. Pemantapan Mutu Eksternal adalah kegiatan yang diselenggarakan secara periodik
oleh pihak lain diluar laboratorium kimia klinik maupun laboratorium lain yang
bersangkutan untuk memantau dan menilai berbagai aspek seperti pemeriksaan
pada laboratorium tersebut.
16. Plasma adalah komponen darah bentuk cair yang tidak mengandung sel darah
tetapi masih mengandung faktor pembekuan.
Istilah Dalam Kimia Klinik
17. Presisi (ketelitian) adalah kedekatan hasil pemeriksaan yang dilakukan berulang dengan sampel yang sama.
Presisi sama halnya dengan akurasi biasanya sering digunakan dalam memverifikasi sebuah metode
pemeriksaan.
18. Sampel adalah satu atau lebih bagian yang diambil dari suatu sistem dan dimaksudkan untuk memperoleh
informasi, sebagai dasar untuk mengambil keputusan terhadap sistem tersebut atau produksinya
20. Serum adalah komponen darah berbentuk cair yang tidak lagi mengandung sel darah tanpa mengandung
faktor pembekuan
21. Specimen adalah sekumpulan dari satu bagian atau lebih bahan yang diambil langsung dari suatu sistem.
22. Standar adalah zat yang konsenterasi atau kemurniannya diketahui dan diperoleh dengan cara
penimbangan.
23. Sumber cahaya adalah bagian dari fotometer yang menghasilkan cahaya.
24. Ketelusuran (tracebility) adalah sifat hasil suatu pengukuran atau nilai suatu standar yang dapat
dihubungkan dengan acuan tertentu, biasanya standar nasional atau internasional, melalui suatu rantai
pembandingan yang tidak terputus yang semuanya mempunyai ketidakpastian tertentu.
25. Turn Around Time adalah waktu yang dibutuhkan oleh jenis pemeriksaan tertentu mulai dari pengambilan
sampel sampai hasil pemeriksaan diberikan kepada pasien.
Kesimpulan
• Nilai rujukan
Dewasa: 6.0 – 8,7 g/dl
Bayi : 6,0 – 6,7 g/dl
Anak: 6,2 – 8,0 g/dl
Anak premaatur: 4,2 – 7,6 g/dl
Bayi baru lahir: 4,6 – 7,4 g/dl
Pemeriksaan Kadar Albumin (Serum)
Dekripsi
Albumin adalah salah satu jenis protein darah yang diproduksi dihati.
Saat hati normal mampu memproduksi 11-15g albumin/hari. Bahkan
ia merupakan jenis protein terbanyak di dalam plasma yang kadarny
a mencapai60%. Sedangkan nilai normal dalam darah sekitar 3,5 sam
pai 5g/dL.
Tujuan
Untuk mendeteksi kekurangan albumin.
Pra Analitik
• Alat dan bahan • Bahan yang digunakan
1. Sentrifuge, tabung sentrifug 1. Sampel (serum) atau plasma
e (EDTA/Heparin)
2. Tabung serologi
3. Fotometer
4. Mikropipet 10µl dan 1000µl
5. Tip kuning dan tip biru
6. parafilm
2. Persiapan Pasien 3. Persiapan sampel
• Tidak perlu persiapan khusus • Hindari hemolisis dan penggun
• Hindari obat-obat yang dapat aan tourniquet yang lama kare
mempengaruhi kadar albumin s na akan menyebabkan hasil pe
erum invivo , kadarnya mening ningkatan palsu.
kat pada infus albumin.
• Tampung 3-5 ml dara vena dala
• Tidak ada pembatasan makana m tabung bertutup merah.
n atau minuman.
• Obat tertentu dapat menyebab
kan hasil negatif dan positif pal
su (lihat pengaruh obat)
• Metode : Brom Cresol Green (BCG)
• Prinsip : Albumin dengan BCG pada suasana pH 4,2 dari buffer sit
rat akan membentuk kompleks warna Hijau-Biru. Intensitas warna
yang terbentuk sebanding dengan konsentrasi Albumin dalam sa
mpel, yang diukur pada fotometer dengan panjang gelombang 5
78nm.
ANALITIK
Blanko Standar Sampel
Standar - 10µl -
Serum 10 µl
• Rumus :
Kadar globulin = Kadar protein- Kadar Albumin
Ratio = Albumin : Globulin
Pra analitik
Alat dan Bahan :
Pra analitik: • Alat
• Persiapan pasien • Elektroforesis chamber
• Power supply
• Tidak perlu persiapan khusus • Mikropipet
• Hindari obat yang meningkatkan protein total s • Bahan
– Serum
erum (steroid, androgen, digitalis, insulin, kontr – Agarosa
asepsi oral) – Buffer TAE 1x
– Cooamassie R250 staining solution (0,1% Coomassie B
• Hindari obat yang menurunkan protein total ser lue R250 (w/w), 30% metanol, 5% asam asetat)
um (laksansia, rifampisin, dekstran, estrogen). – Destain solution 1 (30% metanol, 5% asam asetat)
– Destain solution 2 (7% asam asetat, 5% metanol)
Persiapan Sampel
• Kumpulkan 5 sampai 7 ml darah vena dalam ta
bung merah bertutup merah. Cegah terjadinya
hemolisis.
• Hindari hemolisis dan penggunaan tourniquet y
ang lama karena akan menyebabkan hasil peni
ngkatan palsu.
Analitik
1. Masukkan 1 ml serum dalam tabung Venoject
2. Teteskan larutan Hayem dalam serum dengan pipet TD
3. Amati hingga terjadi kekeruhan pertama
4. Bandingkan kekeruhan dengan serum awal
5. Hitung berapa volume larutan hayem yang digunakan pada pipet
Interpretasi hasil
• Perhitungan kadar globulin didasarkan pada volume larutan hayem yang
digunakan hingga terjadi kekeruhan dengan nilai normal berada diamban
g 1,5 ml - 2 ml
• Rumus perhitungan mungkin saja berlaku jika kadar albumin dan protein
total dalam spesimen diketahui dengan menggunakan rumus :
• Globulin (g/dL) = Protein total – Albumin
Persiapan pasien
• Tidak perlu persiapan khusus
• Hindari obat yang meningkatkan protein total serum (steroid, and
rogen, digitalis, insulin, kontrasepsi oral)
• Hindari obat yang menurunkan protein total serum (laksansia, rifa
mpisin, dekstran, estrogen).
Persiapan Sampel
• Kumpulkan 5 sampai 7 ml darah vena dalam tabung merah bertu
tup merah. Cegah terjadinya hemolisis.
• Hindari hemolisis dan penggunaan tourniquet yang lama karena a
kan menyebabkan hasil peningkatan palsu.
Alat dan Bahan
1.) Alat
2.) Elektroforesis chamber
3.) Power supply
Mikropipet
1.) Bahan
2.) Serum
3.) Agarosa
4.) Buffer TAE 1x
5.) Cooamassie R250 staining solution (0,1% Coomassie Blue R250 (w/w), 3
0% metanol, 5% asam asetat)
4.) Destain solution 1 (30% metanol, 5% asam asetat)
5.) Destain solution 2 (7% asam asetat, 5% metanol)
Analitik
➢ Diletakkan agarosa yang telah dicetak dalam chamber.
➢ Dimasukkan buffer TAE 1x pada chamber jangan sampai melebihi jembatan.
➢ Tempat agarosa diletakkan
➢ Dimasukkan Serum ke dalam sumur (origin) dengan berjarak 1 origin kosong dalam agarosa dengan digunak
an mikropipet ± 50 µL
➢ Dihubungkan kabel dengan power supply.
Set power supply :
• Voltase 220 v
• Arus 90 A
• Waktu 60 menit
➢ Dijalankan power supply
➢ Setelah 60 menit, dimatikan power supply dan angkat agarosa.
➢ Dimasukkan agarosa dalam larutan Coomassie R250 staining solutin dan diamkan selama 5 menit ( gunakan
hand gloves ), lalu angkat agarosa dan masukan dalam Destain Solution 1 lalu diamkan selama 5 menit, kem
udian angkat agarosa dan masukan dan Destain Solution 2 lalu diamkan selama 5 menit.26
➢ Diamati dan Identifikasi hasil Serum protein tersebut dengan densitometer yang dihubungkan elektrophoreto
gram, hasil berupa kurva dan hasil prosentase masingmasing fraksi protein.
•Pasca Analitik Nilai Rujukan
Interpretasi Hasil Normalnya:
Fraksi % g/dl
Albumin 58-74 3,3-5,0
Alfa 1 globulin 2,0-3,5 0,1-0,4
Alfa 2 globulin 5,4-10,6 0,5-0,1
Beta globulin 7,4-14,0 0,7-1,2
Gama globulin 8,0-18,0 0,5-1,6
Sirosis Hepatis
b. Alpha 1-globulin, Terdiri dari:
– Alfa 1 Antitripsin (AAT)
Apabila terjadi peningkatan pada Alpha 1-globulin, dapat menyebabkan: infeksi akut,
febris, kehamilan sedangkan jika terjadi penurunan dapat menyebabkan: nefrosis, defi
siensi alfa 1 antitripsin.
KELOMPOK 2 (2B)
Nama Anggota:
Dinda Kartika Putri Haerunisa Ardianti
Dini Nurdianti Karmila
Dwi Nur Suryani Katherina A A P
Dzihni Nadhifatul Aulia Khansa Yumna R
Ella Nuraena Lala Maola
Faninda Ardita Fatmalasari Maulyddina Utami
Febri Alif Septyan M. Insyirah Rizieq
Frida Yuandani J M. Yusup Ardabily
Ghaidah Haura Mumtazah
SLIDESMANIA.COM
GDS (Gula Darah Sewaktu)
Pembahasan
OGTT (Tes Toleransi Glukosa Oral)
HbA1C
SLIDESMANIA.COM
PEMERIKSAAN PENGUKURAN KADAR GLUKOSA DARAH SEWAKTU(GDS)
SLIDESMANIA.COM
PERSIAPAN PASIEN
Pra analitik
1. Tidak perlu berpuasa
2. Hindari meminum obat – PERSIAPAN SAMPEL
obatan yang mempengaruhi
hasil 1. Identifikasi pasien 1. Darah kapiler
pemeriksaan. /jam pengambilan 2. Darah vena . Serum
3. Hindari membatasi diet spesimen (Pada tabung
karbohidrat
2. Labeling Merah/Kuning) dan
4. Hindari merokok
3. Teknik pengambilan Plasma (Pada Tabung Abu-
sebelum pemeriksaan
darah yang benar untuk abu berisi NaF) karena NaF
5. Sebaiknya tidak melakukan
Aktifitas yang berat sebelum uji mencegah kontaminasi mampu menghambat
laboratorium dilakukan dapat pada sampel misal proses glikolisis spesimen
menurunkan kadar gula darah. lamanya pemasangan dapat stabil pada suhu 15 –
6. Pemeriksaan sebaiknya dipagi hari. 25 C selama 24 jam dan
torniquet
7. Ketahui riwayat penyakit pasien. 4. Posisi saat pengambilan stabil selama 10 hari pada
darah (sebaiknya duduk) suhu 4 C.
SLIDESMANIA.COM
Tujuan: untuk menentukan kadar glukosa pada darah sewaktu
ANALITIK
Prinsip : Darah kapiler diserap ke dalam strip tes, kemudian mengalir
ke area tes dan bercampur dengan reagen untuk memulai proses
pengukuran. Enzim Glucose dehydrogenase dan koenzim dalam
strip tes mengkonversi glukosa dalam sampel darah menjadi
glukonolakton. Reaksi tersebut menghasilkan listrik DC yang tidak
berbahaya sehingga Meter mampu mengukur gula darah.
SLIDESMANIA.COM
ANALITIK
SLIDESMANIA.COM
PASCA ANALITIK
SLIDESMANIA.COM
PEMERIKSAAN KADAR GULUKOSA DARAH PUASA (GDP)
SLIDESMANIA.COM
PRA ANALITIK PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH
PUASA (GDP)
PERSIAPAN PASIEN
1. Pasien dipuasakan 8– 12 jam sebelum tes. Pasien tidak boleh merokok, jika pasien
puasa lebih dari 12 jam maka pemeriksaan tidak dapat dilakukan karena dapat
menghasilkan kadar glukosa yang rendah palsu
2. Jika sampel tetap dikerjakan, mintalah persetujuan dari dokter,pasien dan
cantumkan kondisi sampel
3. Pasien tidak diperbolehkan minum apapun kecuali air putih
4. Bila minum obat sebelumnya ditanya terlebih dahulu, jika pasien mengonsumsi
obat maka catat jenis obat dan waktu meminum obatnya.
SLIDESMANIA.COM
PRA ANALITIK PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH
PUASA (GDP)
PERSIAPAN SAMPEL
SLIDESMANIA.COM
ANALITIK PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH PUASA
(GDP)
Metode : Glukosa Oksidase Para Amino Phenazone (GOD-PAP)
Tujuan : Untuk mengetahui kadar glukosa darah seseorang dalam mg/dL
Prinsip kerja :
Glukosa di oksidasi oleh enzim Glukosa Oksidase (GOD) membentuk asam
glukonat dan hydrogen peroksida. Hydrogen peroksida beraksi dengan
phnenol dan 4- aminoantypirin dengan bantuan enzim peroksidase
menghasilkan quinoeimin berwarna merah. Intensitas warna sebanding
dengan kadar glukosa dalam serum
SLIDESMANIA.COM
ANALITIK PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH PUASA
(GDP)
SLIDESMANIA.COM
PASCA ANALITIK PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH
PUASA (GDP)
SLIDESMANIA.COM
PEMERIKSAAN KADAR GLUKOSA DARAH 2 JAM
POSTPRANDIAL (GD2PP)
SLIDESMANIA.COM
PRA ANALITIK
PESIAPAN PASIEN
1. Pemeriksaan sebaiknya dilakukan dipagi hari. Pasien dipuasakan 8 – 12 jam sebelum tes, kemudian diambil
darah puasa
2. Setelah pengambilan darah, pasien diberi makan ( ukurannya seperti pola makan biasanya ) puasakan
kembali 2 jam lalu ambil darah kembali
3. Pasien tidak diperbolehkan minum apapun kecuali air putih
4. Bila minum obat sebelumnya ditanya terlebih dahulu
SLIDESMANIA.COM
ANALITIK
SLIDESMANIA.COM
CARA KERJA
SLIDESMANIA.COM
Analitik TTGO/OGTT (Oral Glucose Tolerance Test)
Metode : Glukosa Oksidase Para Amino Phenazone (GOD-PAP)
Prinsip kerja :
Glukosa di oksidasi oleh enzim Glukosa Oksidase (GOD) membentuk
asam glukonat dan hydrogen peroksida. Hydrogen peroksida beraksi
dengan phnenol dan 4- aminoantypirin dengan bantuan enzim
peroksidase menghasilkan quinoeimin berwarna merah. Intensitas
warna sebanding dengan kadar glukosa dalam serum
SLIDESMANIA.COM
Analitik
Metode :
metode HPLC menggunakan The D-10 Dual TM
. Cara Kerja
a. Campurkan 5 µl darah EDTA dengan 1,5 ml reagen
hemolisis ke dalam sampel vial dengan menggunakan
auto dilutor atau cara manual. Tempatkan darah yang
telah diencerkan pada sampel tray.
b. Tekan MULAI. Pilih metode HbA1c.
c. Pipetkan 1 mL Hb primer, kalibrator yang telah
dilarutkan maupun hemolisat pasien dalam vial sampel.
Tempatkan pada sampel tray sesuai urutan.
d. Alat akan memulai dengan Column Priming. Setelah
selesai, alat akan menyatakan Analysis. Pemeriksaan Nilai normalHbA1c
bahan dapat dimulai.
adalah 4,0 - 6,0%
e. Setelah selesai tiap seri pemeriksaan, alat otomatis
akan mencuci selama 5 menit.
SLIDESMANIA.COM
GLYCATED ALBUMIN
● Glicated albumin (GA) adalah salah satu
indikator yang menunjukkan keadaan
pengendalian glukosa darah, yang
menggambarkan rata-rata glukosa darah
1bulan sebelumnya (terutama 2 minggu
sebelumnya) sesuai dengan usia albumin
dan digunakan untuk menilai diabetes
melitus.
● Glycated albumin (GA) adalah albumin
yang berikatan dengan glukosa.
● Nilai Normal : 11-16 %
SLIDESMANIA.COM
Pra analitik Glycated Albumin
❑ ❑
•
•
•
•
•
•
❑
•
•
•
•
SLIDESMANIA.COM
Analitik glycated albumin
SLIDESMANIA.COM
SLIDESMANIA.COM
● Kadar glukosa darah atau gula darah adalah istilah
yang mengacu kepada tingkat glukosa dalam darah.
Konsentrasi dalam darah/tingkat glukosa serum
sangatlah diatur ketat oleh tubuh kita.
● Pemeriksaan glukosa darah sewaktu adalah hasil
pengukuran seketika waktu tersebut tanpa berpuasa
terlebih dahulu.
● Tes glukosa darah puasa adalah pengukuran tingkat
glukosa darah seseorang setelah orang tersebut
tidak makan selama 8 sampai 12 jam
● Pemeriksaan GD2PP dilakukan 2 jam setelah
makan.
● Dan pemeriksaan lainnya seperti HbA1c, glycated
albumin, dan OGTT
SLIDESMANIA.COM
TERIMA
KASIH
☺
SLIDESMANIA.COM
PEMERIKSAAN
PROFIL LIPID
KELOMPOK 3 TLM 2A: 11. Tiha Amalia
1. Salwa Salsabilla 12. Ummi Allifah
2. Siti Amelia 13. Valent Rahayu
3. Siti Mariam 14. Vira Liesvia
4. Sofi Awalliyah 15. Wahyu Julianingsih
5. Srikandi Djajaningrat 16. Yuliah Putri
6. Syfa Bellia 17. Zahratul Hamra Sa’idah
7. Syifa Firda Nabila
8. Tesalonica Febeony Guntari
9. Tiara Kusumaningtyas
10. Tiara Rahmayanti
Agenda Style
01 Pemeriksaan Kolestrol
02 Pemeriksaan Trigliserida
03 Pemeriksaan HDL
➢ Pemeriksaan HDL Kolesterol Precipitant
➢ Pemeriksaan HDL Kolesterol Direct Method
04 Pemeriksaan LDL
➢ Pemeriksaan LDL Kolesterol Precipitant
➢ Pemeriksaan LDL Kolesterol Direct Method
➢ Pemeriksaan LDL Kolesterol Formula Friedewald
Profil lipid merupakan :
Gambaran kadar lemak dalam
darah
Yang Termasuk Pemeriksaan Profil Lipid
2017
Kolestrol
• Kolesterol merupakan senyawa kelompok sterol, turunan dari lemak. Kolesterol terdapat di semua jaringan
hewan seperti daging, otak, hati, usus,dan kuning telur.
• Kolesterol disintesis dari asetil-CoA, melalui sintesis mevalonat.
• Hampir 2/3 bagian dari kolesterol dalam darah terdapat dalam bentuk ester kolesterol, yaitu senyawa
kolesterol dengan asam lemak.
Fungsi Kolestrol
1. Salah satu komponen membran sel
2. Membentuk garam empedu
3. Bahan baku untuk pembuatan hormon steroid,
seperti : Progesteron, dan estrogen pada wanita.
4. Testoteron pada laki-laki.
Pemeriksaan Kolestrol Total
Metode:
Kolorimetrik Enzimatik (CHOD-PAP/Cholesterol Oxidase
Diaminase – Peroxsidase Aminoantypirin).
Prinsip :
Kolesterol ester diurai menjadi kolesterol dan asam lemak
menggunakan enzim kolesterol esterase. Kolesterol yang
terbentuk kemudian diubah menjadi Cholesterol-3-one dan
hidrogen peroksida oleh enzim kolesterol oksidase. Hidrogen
peroksida yang terbentuk beserta fenol dan 4-aminophenazone
oleh peroksidase diubah menjadi zat yang berwarna merah.
Intensitas warna yang terbentuk sebanding dengan konsentrasi
kolesterol dan dibaca pada panjang gelombang 546 nm.
Tujuan Pemeriksaan Kolesterol Total
Untuk mengetahui kadar kolesterol total dalam setiap mg/dL
darah.
Sampel Yang di Uji
Prinsip Pemeriksaan
Trigliserida ditentukan setelah hidrolisa enzimatik dengan lipases. Indikator quinoneimine terbentuk dari hidrogen
peroksida 4- aminoantipyrine dan 4-chlorophenol dibawah pengaruh katalisa peroksidase.
Tujuan Pemeriksaan
Untuk mengetahui kadar Trigliserida dalam setiap mg/dL darah.
1. 01
Alat flebotomi − Sampel disentrifugasi selama 10 menit dengan kecepatan 3000 rpm.
2. Tabung reaksi − Siapkan 1 tabungreaksi, masukkan reagen trigliserida sebanyak 1000 µl
3. Sentrifuge − Masukkan serum sebanyak 10 µl ketabung reaksi yang sudah ada larutan trigliserida. Lakukan
sedot semprot agar serum tercampur dengan larutan trigliserida
4. Aquades
− Inkubasi selama 10 menit padasuhukamar
5. Mikropipet & Tip
− Absorbansi dibaca dengan fotometer dalam waktu 10 menit dengan panjang gelombang 546 nm.
6. Serum/Plasma
7. Tabung vacutainer
Faktor protektif = ≥ 60 mg/dL Campur, inkubasi pada suhu 37°C selama 5 menit lalu baca
pada
fotometer panjang gelombang 546 nm.
HDL Kolesterol Direct Method
Prinsip
. Pemeriksaan HDL Kolesterol Direct Method
Prinsip : Selama fase pertama, LDL, partikel VLDL dan Chylomicron
menghasilkan Kolesterol bebas yang melaluireaksi enzimatik menghasilkan
Hidrogen peroksida.
Tujuan Pemeriksaan
Sampel yang Diuji
Untuk mengetahui
Serum : SST (tabung tutup
kadar HDL kolesterol
kuning) / tanpa antikoagulan
dalam setiap mg/dL
(tabung tutup merah)
darah.
Cara kerja
Absorban 1 Blanko Standar Test
CONTENT
Reagen R1 300 μL 300 μL 300 μL
Standar - 30 μL -
Sampel - - 30 μL
Campur, inkubasi pada suhu 37°C selama 5 menit lalu baca pada
Disebut lemak jahat, karena mengangkut kolesterol dari hati ke seluruh jaringan
tubuh.
Prinsip Pemeriksaan
Kolesterol ester diurai menjadi kolesterol dan asam lemak menggunakan enzim kolesterol
esterase. Kolesterol yang terbentuk kemudian diubah menjadi Cholesterol-3-one dan
hidrogen peroksida oleh enzim kolesterol oksidase. Hidrogen peroksida yang terbentuk
beserta fenol dan 4-aminophenazone oleh peroksidase diubah menjadi zat yang berwarna
merah. Intensitas warna yang terbentuk sebanding dengan konsentrasi kolesterol dan
dibaca pada panjang gelombang 546 nm.
Sampel - - 30 μL 5. Serum
6. Tabung vacutainer
Campur, inkubasi pada suhu 37°C selama 5 menit lalu baca pada
fotometer panjang gelombang 546 nm.
Contoh:
75
Sample 1 =217 − (51 + )
5
= 151 mg/dL
414
Sample 2 = 501 − (90 + 6 )
= 342 mg/dL
Pemeriksaan APOA Pemeriksaan APOB
Apolipoprotein A1 ( APOA1 ) => komponen protein
utama dalam high- density lipoprotein(HDL,
"kolesterol baik") dan memiliki peran khusus pada Apoprotein yang terdapat dalam molekul-
metabolisme lipid. Pemeriksaan APO A1 molekul lipoprotein yang potensial
membutuhkan sampel serum atau plasma berupa menyebabkan terjadinya penyakit jantung
darah yang diambil dari pembuluh darah vena di koroner (PJK), seperti:
lengan.
Pemeriksaan APOA1 mengukur jumlah APO A1 • very low density lipoprotein (VLDL)
dalam darah yang dianjurkan bagi individu dengan: • intermediate density lipoprotein (IDL)
• kadar kolesterol dan trigliserida tinggi
• low density lipoprotein (LDL).
(hiperlipidemia)
• Riwayat keluarga penyakit
kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah) Lebih dari 90% konsentrasi serum APOB
• untuk menilai risiko pasien terkena penyakit berasal dari molekul LDL, dan satu molekul
jantung LDL hanya mengandung satu molekul APOB.
• memantau efektivitas pengobatan lipid dan/atau
perubahan gaya hidup
70% 80%
Tahap Pasca Analitik
Pada tahap ini dilakukan pencatatan hasil dan pelaporan hasil dilakukan
secara teliti dan benar
KESIMPULAN
Lipid adalah sekelompok senyawa non heterogen yang meliputi asam lemak dan turunannya,
lemak netral (trigliserida), fosfolipid serta sterol.Lipid memiliki arti lain sebagai kelompok besar
biomolekul dengan gugusfungsional karboksil (-COOH) atau gugus ester (-COOR), yang
tidakdapat larut dalam air, tapi larut dalam larutan non polar, seperti eter,aseton, bensin, karbon
tetraklorida, dan lain sebagainya.
Pemeriksaan profil lipid terdiri dari Kolesterol total dengan metode CHOD-PAP, Trigliserida
dengan metode GPO-PAP, HDL kolesterol dengan metode presipitant dan CHOD-PAP, LDL
kolesterol dengan metode presipitant dan CHOD-PAP. Adapun pemeriksaan LDL kolesterol
yang menggunakan formula Friedewald, dihitung berdasarkan 3 pemeriksaan yaitu Kolesterol
total dengan metode CHOD-PAP, Trigliserida dengan metode GPO-PAP dan HDL kolesterol
dengan metode presipitant, sedangkan LDL ditentukan secara tak langsung yakni destinasi
memakai rumus yang disusun oleh Fridewald, Levy dan Fredrickson (Soeharto,2004).
THANK YOU
PEMERIKSAAN LAB 1. Nadia Putri Haifa
DIAGNOSIS FALL GINJAL 2.
3.
Nelly Supriana Simamora
Niken Hanum Prasasti
4. Nina Novia Zahra
5. Nurul Husna
6. Rahmi Idhatul Setiani
7. Rizka Aini
8. Sarah Majid
9. Sekar Kenconowati Chrisna Putri
10. Shabilla Endah Pramesti
11. Siti Wulandari
12. Sola Gracia Roseline Habeahan
13. Soleha Pane
14. Sri Shinta Utami
15. Travici Bella Saputri
16. Windi Septiani
17. Yolanda Ayulyani
18. Zalfaa Nurinaya
Pemeriksaaan Asam Urat
Asam urat adalah produk katabolisme asam nukleat purin.
Sebagian besar asam urat direabsorpsi di tubulus proksimal.
Sebagian kecil asam urat akan disekresikan oleh tubulus
distalis ke dalam urin. Eliminasi asam urat sekitar 70%
dilakukan oleh ginjal, selebihnya akan didegradasi oleh
bakteri di dalam traktus gastrointestinal. Asam urat akan
dioksidasi menjadi allantoin.
PRA ANALITIK
Persiapan pasien
• Identitas pasien harus lengkap dan Persiapan Sampel
jelas
• Sebaiknya puasa selama 10 – 12 jam
• Jika sampel berupa Serum menggunakan
sebelum pemeriksaan (untuk
tabung vakutainer yang bertutup (merah
pengambilan darah).
atau kuning)
• Catat jika pasien sedang
mengkonsumsi obat
• Jika sampel berupa plasma menggunakan
tabung vakutainer yang bertutup hijau.
Stabilitas sampel :
• Jika sampel berupa plasma EDTA
• Stabil pada 24 jam pada menggunakan tabung vakutainer yang
suhu ruang bertutup ungu.
• 5-7 hari pada suhu 2-8
Serum drajat celcius • Centrifuge lalu pisahkan dari sel darah
dan • 6 bulan pada suhu -20 sesegera mungkin (dalam 2 jam)
Plasma drajat celcius
PRA ANALITIK
Prinsip :
Tes Strip menggunakan enzim asam urat dan didasarkan pada teknologi
biosensor yang spesifik untuk pengukuran asam urat, tes stick mempunyai
bagian yang dapat menarik darah utuh dari lokasi pengambilan/tetesan darah
kedalam zona reaksi. Uric Oksidase dalam zona reaksi kemudian mengoksidasi
uric acid dalam darah . Intensitas arus elektron terukur oleh alat dan
terbaca sebagai konsentrasi asam urat di dalam sampel darah.
Prinsip :
Uricase memecah asam urat menjadi allantoin, dan hidrogen peroksida.
Selanjutnya hidrogen peroksida yang terbentuk bereaksi dengan 3,5-
dichloro-2-hidroxybenzesulfonic acid (DCHBS) dan 4-Aminophenazone
(PAP) membentuk quinonemine. Quinonemine merupakan senyawa chromogen
berwarna merah yang diukur dengan fotometer pada panjang gelombang
520nm yang sebanding dengan kadar asam urat dalam sampel.
Sampel : Serum
Tabung reaksi + rak tabung, Tip, Aquades, Mikropipet, Reagen Standar Asam Urat,
Fotometer , Reagen Asam Urat, Tissu
Cara Kerja
1. Dilakukan pengambilan darah vena menggunakan tabung vakum dengan tutup berwarna
merah atau kuning. Kemudian di tunggu hingga sampel darah membeku selama 15 menit
2. Selanjutnya darah tersebut di sentrifugasi dengan kecepatan 3000rpm selama 15
menit agar memperoleh serum.
Dihomogenkan, inkubasi selama 5 menit dan baca dengan panjang gelombang 520 nm.
Faktor yang mempengaruhi peningkatkan
kadar asam urat dalam tubuh, yaitu:
• Stabil selama 24 jam pada • Segera dipisahkan dari darah (< 2 jam),
Serum
suhu ruang dimasukan serum dalam Aliquot atau cup
dan sampel, di beri label urine
• 5 – 7 hari pada suhu 2 – 8°C
• 3 bulan pada suhu –20°C Plasma • Ditampung dalam wadah urine yang
bermulut lebar, tertutup rapat, tidak
mudah pecah, di beri label
• Simpan dengan baik dalam botol asli dan jauhkan dari cahaya
Metode : Kinetik
Dihomogenkan baca pada 30 detik catat sebagai A1, baca lagi pada 90 detik catat
sebagai A2. (λ 340 nm)
PASCA ANALITIK
Perhitungan
Dilakukan pencatatan hasil dan pelaporan
hasil dilakukan secara teliti dan benar
Serum
atau
Plasma
A1 - A2 (Pemeriksaa) x Standar
A1 - A2 (Standar)
• Bilirubin total : gangguan diatas 502 umol/L
• Stabil selama 24 jam pada • Segera dipisahkan dari darah (< 2 jam),
suhu ruang dimasukan serum dalam Aliquot atau cup
• 5 – 7 hari pada suhu 2 – 8°C sampel, di beri label urine.
• 3 bulan pada suhu –20°C
Stabilitas reagen
• Simpan dengan baik dalam botol asli dan jauhkan dari
Urine
4 hari pada suhu 2 – 8°C cahaya
• Simpan pada suhu 2-8°C
• Reagen yang belum digunakan stabil hingga tanggal
kedaluwarsa yang tertera pada label kit
Pengiriman menggunakan cool box • Reagen yang telah digunakan stabil setidaknya selama 1
dengan suhu 2 – 8°C dalam waktu < 2 bulan tanpa kontaminasi
jam • Jangan menggunakan reagen kerja setelah tanggal
kedaluwarsa
Analitik
Interferensi
⚫ Glukosa : gangguan diatas 1200 mg/dL
⚫ Protein : gangguan diatas 4000 mg/dl
⚫ Asam asorbat : gangguan diatas 25 mg/dL
⚫ Bilirubin : gangguan diatas 964 mg/dL
⚫ Hemoglobin : gangguan diatas 250 µmol/L
⚫ Lipemik : gangguan diatas abs 0,320
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kadar kreatinin dalam darah
adalah :
⚫ Perubahan massa otot.
⚫ Diet kaya daging meningkatkan kadar kreatinin sampai beberapa jam setelah makan.
⚫ Aktifitas fisik yang berlebihan dapat meningkatkan kadar kreatinin darah.
⚫ Obat-obatan seperti sefalosporin, aldacton, aspirin, dan cotrimexazole dapat
mengganggu sekresi kreatinin sehingga meningkatkan kadar kreatinin dalam darah.
⚫ Kenaikan sekresi tubulus dan dekstruksi kreatinin internal.
⚫ Usia dan jenis kelamin pada orang tua kreatinin lebih tinggi daripada orang muda,
serta pada laki-laki kadar kreatinin lebih tinggi daripada wanita (Sukandar, 2006).
PEMERIKSAAN CCT (CLIRENS CREATININE)
Klirens kreatinin terkoreksi = Ucr x V x 1.73 Ucr = kreatinin urin dalam mg/dl atau
Scr x BSA µmol/L
Scr = kreatinin serum dalam mg/dl atau
µmol/L
V = ekresi volume urin dalam mL/menit
BSA = luas permukaan tubuh dalam m^2
PEMERIKSAAN CCT METODE COCKROFF DAN GAULT
Laki-laki
Clcr = [140 – umur] x BB (kg) Keterangan:
[72 x Scr (mg/dl)] Clcr = klirens kreatinin
Scr = serum kreatinin
Perempuan
Clcr = [140 – umur] x BB (kg) x 0.85
[72 x Scr (mg/dl)]
CONTOH SOAL
Seorang laki-laki (katakanlah bernama Mr. X), berusia 50 tahun berat badan 60 kg,hasil
pemeriksaan kreatinin darah 3 mg/dl maka perhitungan fungsi ginjalnya adalah:CCT terhitung pada
laki-laki = {(140 - umur) x berat badan} / (72 x kreatinin darah) ={(140 - 50) x 60} / (72 x 3 mg/dl) =
25Jadi fungsi ginjal Mr. X adalah 25%.
Sedangkan kalau Mr. X adalah seorang perempuan, berusia 50 tahun berat badan 60kg, hasil
pemeriksaan kreatinin darah 3 mg/dl maka perhitungan fungsi ginjalnyaadalah:CCT terhitung pada
perempuan = {(140 - umur) x berat badan} / (72 x kreatinindarah) x 0,85 ={(140 - 50) x 60} / (72 x 3
mg/dl) = 25 x 0,85Jadi fungsi ginjal Mr. X adalah 21,25%.2.
PEMERIKSAAN CCT PEMERIKSAAN CCT
Metode Traub SL dan METODE JELLIFE
Johnson CE Pada umumnya dipakai untuk pasien
(untuk anak 1-18 tahun) dewasa yang berumur 20-80 tahun
Wanita
Clcr = [Clcr pria x 0.90]
Keterangan:
Keterangan:
Clcr = kreatinin klirens dalam 1.73
Clcr = klirens kreatinin
ml/min
Scr = serum kreatinin
Scr = serum kreatinin dalam mg/dl
Nilai Rujukan
Pasca Analitik
Pengiriman Sampel
Stabilitas Reagen
• Label dan informasi tentang specimen harus jelas
• Simpan kit belum terbuka pada suhu 2-
sesuai dengan surat pengantar
80 C
• Dikirim dalam suhu dingin yaitu 2-80 C. jika
dalam beberapa jam gunakan cool box dengan
dry ice
Analitik
Cara Kerja :
• Persiapkan microplate yang telah berlapis antibody monoclonal spesifik cystatin C
• Tambahkan 100 uL pengencer pada masing-masing sumur
• Tambahkan 50 ul standar control pada well 1 dan sampel pada well ke-2
• Tutup dengan strip perekat lalu inkubasi selama 3 jam pada suhu 2-80C
• Lakukan pencucian dengan cara aspirasi tiap sumur dan mengisi dengan wash
buffer 400uL
• Tambahkan 200 uL konjugat human cystatin C pada masing-masing sumur
• Tutup dengan strip perekat lalu inkubasi pada suhu 2-80C selama 1 jam
• Lakukan pencucian kembali
• Tambahkan 200 uL solution lalu inkubasi 30 menit pada suhu kamar (lindungi dari
sinar matahari)
• Tambahkan 50 uL stop solution ke masing-masing sumur
• Setelah terjadi perubahan warna menjadi kuning, lakukan pembacaan pada
spectrophotometer 450nm
Pasca Analitik
Stabilitas Sampel
• 2 jam pada suhu ruang (20-250 C) Pemeriksaan
• 1 minggu pada suhu 2-80 C Cystatin C
• 1 bulan pada suhu -200 C
Stabilitas Reagen
• Semua reagen harus disimpan dalam lemari pendingin (2-
8 °C)
• Kembalikan semua pereaksi pada suhu 2-8 °C segera
setelah digunakan
• Reagen yang dibuka dapat digunakan selama satu bulan
jika disimpan di suhu 2-8 °C
• Jika belum dibuka reagen dapat digunakan hingga 18
bulan sejak tanggal pembuatan
Analitik
Cara Kerja :
• Letakkan tabung dan penutup karet pada rak.
• Biarkan pada suhu ruang selama 10 menit.
• Lakukan pengambilan darah kapiler.
• Pipet darah kapiler sebanyak 20 uL kedalam pipet kapiler khusus yang
telah disediakan.
• Suspensikan darah kapiler pada pipet ke dalam tabung yang telah
berisikan reagen.
• Tutup dengan penutup karet khusus yang telah disediakan dengan rapat.
• Lakukan pembacaan pada alat eurolyser.
• Hasil akan ditampilkan pada layer.
Pasca Analitik
Stabilitas Sampel
8 jam pada suhu ruang (20-250 C)
1 minggu pada suhu 2-80 C
1 bulan pada suhu -200 C
Analitik & Pasca Analitik
Cara Kerja :
Sampel dimasukkan kedalam kuvet sebanyak 50 uL
Tambahkan reagen sebanyak 100 uL. Inkubasi selama 5 menit
Masukkan ke dalam alat nephelometry
Hasil akan tertera secara otomatis pada layar
Pasca Analitik
Dilakukan pencatatan dan pelaporan hasil secara teliti dan benar
Nilai Normal Cystatin C 0,5-1,01 mg/L
Metode POCT (Point Of Care Test)
Prinsip Pemeriksaan
Uji ini menggunakan anti-human cystatin-C, antibodi
monoklonal pada konjugat dengan koloid emas dan anti-human
cystatin-C antibodi monoklonal yang lain yang dilapisi pada Pemeriksaan
kartu test. Setelah sampel dimasukan pada strip tes, label Cystatin C
emas anti-human cystatin-C antibodi monoklonal berikatan
dengan cystatin-C pada sampel dan membentuk penanda
kompleks antigenantibodi.
PRA ANALITIK
Persiapan Pasien
• Identitas pasien harus lengkap dan jelas
• Tidak ada prsiapan khusus
• Catat jika pasien sedang mengkonsumsi
obat
Stabilitas sampel
Stabil hingga 8 jam pada suhu ruang (20-25o C)
Stabil hingga 1 minggu pada suhu 2-8o C
Stabil hingga 1 bulan pada suhu -20o C
Analitik
Cara kerja:
Campurkan sampel (serum 10 uL) pada konjugat yang tersedia pada kit,
campur secara homogen
Lalu dipipet sebanyak 120 uL pada kartu tes (dengan pipet yg telah
tersedia), diamkan selama 3 menit
Kemudian kartu tes pada FIA8000 kuantitatif immunoassay analyzer
Konsentrasi cystatin-C pada sampel akan diukur dan ditampilkan pada layar
Nilai akan terbaca dan tersimpan dalam FIA8000 dan dapat didownload
Pasca Analitik
Dilakukan pencatatan dan laoran hasil secara teliti dan benar
Nilai rujukan Cystatin C adlah 0,51-1,09 mg/L
Interferensi Cystatin-C
Hemolisis
Ikterik > 600 mg/dl
Lipemik >10 mg/dl
Rheumatoid factor > 1200 IU/ml
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics &
images by Freepik