Laporan PBPAL - Andi Mohamad Yusuf Kelompok 1 - 082001700061
Laporan PBPAL - Andi Mohamad Yusuf Kelompok 1 - 082001700061
Laporan PBPAL - Andi Mohamad Yusuf Kelompok 1 - 082001700061
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mengikuti Ujian Akhir Semester
Mata Kuliah Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Limbah
Disusun Oleh:
Try Alivia Thayeb 082001600058
Andi Mohamad Yusuf 08200150061
Dosen Pengampu:
Dr. Ir. Hj. Ratnaningsih, M.T
Dr. Rositayanti Hadisoebroto, ST, M.T
Asisten Dosen:
Sarah Aphirta
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Limbah dengan judul
“Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Limbah Kota Trisakti”.
Tujuan Laporan ini adalah untuk merencanakan bangunan pengolahan air
limbah di Kota Trisakti serta merupakan salah satu persyaratan untuk mengikuti
Ujian Akhir Semester mata kuliah Perencanaan Bangunan Pengolahan Air
Limbah. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Ir. Hj. Ratnanigsih M.T, selaku dosen pengampu mata
Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Limbah yang memberikan
ilmu, bimbingan, saran serta ide kepada penulis.
2. Dr. Rositayanti Hadisoebroto, ST, M.T selaku dosen pengampu mata
kuliah Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Limbah yang
memberikan ilmu, bimbingan, saran serta ide kepada penulis.
3. Kak Sarah Aphirta, selaku asisten dosen mata Perencanaan
Bangunan Pengolahan Air Limbah yang memberikan saran serta
bimbingan kepada penulis.
Dengan terbitnya laporan ini, maka penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada pihak-pihak yang telah merelakan waktu dan tenaga dalam
membantu penyusunan laporan ini. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih
terdapat banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan, maka penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna perbaikan laporan ini. Atas
perhatian, kritik dan sarannya, penulis mengucapkan banyak terima kasih.
Penulis
DAFTAR GAMBAR
BAB II
KOMPILASI DATA
2.1 Data Kuantitas dan Kualitas Air Limbah Domestik
Untuk merencanakan suatu instalasi pengolahan air buangan, diperlukan
data-data pendukung, seperti data kuantitas air buangan domestik. Air buangan
domestik yaitu air buangan yang dihasilkan dari kegiatan rumah tangga seperti
mencuci, menyiram tanaman, mandi, dll.
Berdasarkan data perhitungan dari tugas besar SPAL (System Penyaluran Air
Limbah) dan Drainase, diperoleh nilai kuantitas debit buangan domestik yaitu
sebesar 578,48 L/dtk. Adapun karakteristik kualitas air buangan domestik kota
Trisakti Damai sebagai berikut:
f. Detergen
Deterjen termasuk bahan organik yang sangat banyak digunakan
untuk keperluan rumah tangga, hotel, dan rumah sakit. Fungsi utama
deterjen adalah sebagai pembersih dalam pencucian, sehingga tanah,
lemak dan lainnya dapat dipisahkan.
g. Derajat keasaman (pH)
Air normal yang memenuhi syarat untuk suatu kehidupan
mempunyai pH sekitar 6,5 – 7,5. Air akan bersifat asam atau basa
tergantung besar kecilnya pH. Bila pH di bawah pH normal, maka air
tersebut bersifat asam, sedangkan air yang mempunyai pH di atas pH
normal bersifat basa.
3. Karakteristik Biologi
Karakteristik biologi digunakan untuk mengukur kualitas air terutama air
yang dikonsumsi sebagai air minum dan air bersih. Parameter yang biasa
digunakan adalah banyaknya mikroorganisme yang terkandung dalam air limbah.
Pengolahan air limbah secara biologis dapat didefinisikan sebagai suatu proses
yang melibatkan kegiatan mikroorganisme dalam air untuk melakukan
transformasi senyawa-senyawa kimia yang terkandung dalam air menjadi bentuk
atau senyawa lain. Mikroorganisme mengkonsumsi bahan-bahan organik
membuat biomassa sel baru serta zat-zat organik dan memanfaatkan energi yang
dihasilkan dari reaksi oksidasi untuk metabolismenya. (Metcalf and Eddy, 2003)
Pada prinsipnya tujuan pengolahan air limbah adalah untuk menghilangkan atau
mengurangi kontaminan yang terdapat dalam air buangan sehingga dapat
dimanfaatkan lagi dan tidak mengganggu lingkungan apabila dibuang ke badan air
penerima.
( Qd ×C d ) + ( Qi ×C i )
C c=
Q d +Q i
Keterangan:
Cc : Konsentrasi campuran.
Cd : Konsentrasi air buangan domestik.
Ci : Konsentrasi air buangan industri.
Qd : Debit aliran air buangan domestik.
Qi : Debit aliran air buangan industri.
Perhitungan:
a. BOD5 campuran
Qd = 578.48 L/detik
Qi = 57.84 L/ detik
Cd BOD5 = 162 mg/L
Ci BOD5 = 900 mg/ L
( 578.48 L/detik ×162 mg/ L ) +(57.84 L/detik ×900 mg/ L)
BODc=
578.48 L/detik +57.84 L/detik
BOD C = 229.08 mg/ L
b. COD campuran
Qd = 578.48 L/detik
Qi = 57.84 L/ detik
Cd COD = 268 mg/ L
Ci COD = 736 mg/ L
c. TSS campuran
Qd = 578.48 L/detik
Qi = 57.84 L/ detik
Cd TSS = 210 mg/ L
Ci TSS = 391 mg/L
( 578.48 L/detik ×210 mg/ L ) +( 57.84 L/detik × 391 mg/L)
TSSc=
578.48 L/detik +57.84 L /detik
TSSC = 226.45 mg/ L
Baku mutu Permen LH no.68 tahun 2016 dan Peraturan Menteri Lingkungan
Hidup dan Kehutanan No 5 2014
Keterangan :
Selisih = Nilai Ccampuran - Nilai baku mutu
(Konsentrasi Campuran – Baku Mutu)
% Removal = x 100 %
Konsentrasi Campuran
Perhitungan :
Selisih BOD5 = Ccampuran - Nilai baku mutu
= 229.09 mg/L - 30
= 199.09 mg/L
199.09 mg/L
% Removal = x 100 %
229.09 mg/L
= 86.9%
1. Pretreatment
Pengolahan ini merupakan proses pengolahan pendahuluan yang terjadi
pada pengolahan air limbah dimana proses pengolahan berlangsung secara fisik.
Pada tahap awal pengolahan berfungsi untuk menyisihkan kandungan pada air
buangan yang menyebabkan masalah pada operasional atau pemeliharaan pada
unit operasi dan unit proses. Contoh unit pengolahan awal adalah saringan dan
bak penangkap pasir (Metcalf dan Eddy, 1991).
2. Pengolahan Primer
Dalam pengolahan ini sebagian dari TSS dan BOD disisihkan sehingga
meringankan beban pada pengolahan sekunder. Contoh unit pengolahan primer
adalah saringan dan sedimentasi (Metcalf dan Eddy, 1991). Pengolahan tingkat
pertama ditujukan untuk menghilangkan atau menyisihkan bahan-bahan yang
dapat mengganggu atau merusak peralatan/unit pengolahan maupun proses
3. Pengolahan Sekunder
Pada pengolahan kedua ini, pengolahan dapat dilakukan secara fisik-kimia
dan biologis. Pengolahan ini berfungsi untuk menyisihkan bahan-bahan koloid
yang tidak dapat mengendap dan bahan organik. Contoh unit pengolahan
sekunder adalah flokulasi dan koagulasi, sedimentasi II (secondary clarifier) yang
berfungsi untuk mengendapkan flok-flok yang terbentuk dari pengolahan
sebelumnya dan desinfeksi yang berfungsi untuk menghilangkan bakteri-bakteri
patoge. Unit-Unit pengolahannya meliputi:
a. Oxidation Ditch
b. Activated Sludge
c. Trickling filter
d. Rotating Filter
e. Rotating Biological Contractor (RBC)
f. Aerated Lagoon
4. Pengolahan Tertier
Kadang konsentrasi effluent yang dihasilkan dari proses pengolahan
sekunder masih belum dapat memenuhi konsentrasi yang sesuai dengan baku
mutu. Hal ini sering terjadi jika effluent yang dibuang debitnya lebih besar dari
badan air penerima. Perlakuan tambahan merupakan pengolahan lebih lanjut yang
dimaksudkan untuk menghilangkan kadar zat tertentu seperti fosfor dan nitrogen
5. Pengolahan Advance
Pengolahan yang bertujuan untuk menghilangkan unsure N, P dan senyawa-
senyawa kimia tertentu.Sedangkan menurut sifatnya, pengolahan terbagi atas :
b) Screening (saringan )
Elemen dari saringan dapat berupa jeruji, batang dan kawat. Saringan yang
terdiri dari jeruji dan batang yang disusun secara paralel disebut dengan bar
screen. Saringan berfungsi untuk memisahkan material besar dan kasar,
melindungi pompa, katup dan peralatan lain dari kerusakan (Metcalf dan Eddy,
1991).
Rak saringan dilengkapi dengan saluran persergi. Saluran persegi didesain
untuk mencegah akumulasi dari grit (pasir, kerikil) dan materi lain. Sedikitnya
harus disediakan 2 rak saringan untuk menjaga apabila salah satu dari rak rusak
(Qasim, 1985).
Tabel 3.2 Kriteria Desain untuk Barscreen Manual dan Mekanik
Kriteria Manual Mekanis
Kecepatan (m/det) 0,3-0,6 0,6-1
Bar
-Lebar (mm) 4-8 8-10
-kedalaman (mm) 25-50 50-75
Jarak antar bar (mm) 25-75 10-50
Slope 45-60 75-85
Head loss minimal 150 150
saat clogging (mm)
c) Comminutor
Comminutor merupakan alat yang berfungsi untuk mencacah benda-benda
kasar menjadi lebih halus, sehingga air dapat dijadikan sehomogen mungkin.
Comminutor digerakkan oleh tenaga listrik. Comminutor merupakan alat
berbentuk gerinda yang dapat memotong benda kasar yang terdapat dalam air
buangan menjadi bagian yang lebih kecil. Salah satu jenis comminutor adalah
dimana air buangan dialirkan melalui silinder yang berputar dan dilengkapi
dengan pisau-pisau tajam sehingga benda yang ada pada air buangan yang
menunggu pengolahan selanjutnya (Metcaff & Eddy). Terdapat dua macam
communitor yaitu :
a. Controlled discharge
b. Free discharge
Desain comminutor harus didasari pada:
1) Penempatan comminutor yang harus sesuai dengan dimensi saluran dan
terendam air
2) Arah putaran yang melawan arus, disain yang berdasarkan atas interval
dari Q maksimum dan Q minimum dimana berasal dari pabrik.
Tabel 3.3 Kriteria Desain untuk Communitor
Kapasitas (MGD) Kapasitas (MGD)
No. Ukuran Motor
Controlled dischange Free Dischange
76 ¼ 0 – 0.38 0 – 0.3
10A ½ 0.17 – 1.1 0.17 – 0.82
15A ¾ 0.4 – 2.3 0.4 – 1.4
25A 1½ 1.0 – 11.0 1.0 – 6.5
36A 2 1.5 – 25.0 1.6 – 9.6
54A Ditentukan oleh jenis pekerjanya
d) Grit Chamber
Merupakan unit bangunan pengolahan air buangan yang berfungsi untuk
menangkap sejumlah pasir/grit yang terdapat di dalam air buangan yang terbawa
masuk ke dalam saluran. Proses yang terjadi sama dengan unit prasedimentasi,
tetapi waktu mengendap (td= time detention) unit ini lebih kecil, oleh karena itu
diperlukan kondisi aliran yang mendekati ideal, yaitu aliran yang tenang.
Tabel 3.4 Kriteria Desain untuk Grit Chamber
Kriteria Kisaran Umum
Kecepatanpengendapan
(m/min)
0,21 mm material 1-1,3 1,15
0,15 mm material 0,6-0,9 0,75
Waktu tinggal pada aliran
20-60
maksimum (detik)
Kuantitas grit (m3/106m3) 3,74-202 15
Head losskontrol (%) 30-40 36
Penambahan panjang di
25-50 30
inlet dan outlet (%)
(Sumber : Metcalf dan Eddy, 1991)
e) Alat ukur
Kondisi aliran yang ideal pada unit grit chamber bisa dicapai dengan
menambahkan alat-alat ukur di bagian ujung. Alat ini berfungsi untuk pengukuran
debit sehingga dapat mengetahui dan memonitor jumlah debit yang mengalir dan
perlu diolah dalam bangunan pengolahan air limbah. Pilihan terhadap alat ukur
bervariasi tergantung kondisi lokasi dan kemudahan pembacaan. Beberapa alat
ukur yang umum dipakai adalah: venturi, parshall Flume, Proportional Weir.
f) Equalization Tank
Bak ekualisasi berfungsi untuk menyeragamkan alir limbah cair yang
masuk pada tahapan selanjutnya, selain itu dapat dimanfaatkan untuk
menyeragamkan jumlah beban yang masuk pada pengolahan. Bak ekualisasi juga