Laporan PKL Kirim
Laporan PKL Kirim
Laporan PKL Kirim
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2019
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk melaksanakan Praktik Kerja Lapangan
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2019
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Praktik Kerja Lapangan : PKL di UPTD Kecamatan Labuapi untuk
Kegiatan di Desa Bagek Polak dan Desa Bagek
Polak Barat
Nama Mahasiswa : Fatimah Al- Idrus
NIM : C1M016049
Program Studi : Agroekoteknologi
Fakultas : Pertanian
Waktu Pelaksanaan : 11 Juni- 11 Juli
Nama Institusi Tempat PKL : UPTD Pertanian Kecamatan Labuapi
Alamat Institusi Tempat PKL : Labuapi, Kec. Labuapi, Kabupaten Lombok
Barat, Nusa Tenggara Barat 83361
Mengetahui Menyetujui,
Ketua Program Studi, Pembimbing,
Ir. Uyek Malik Yakop, M.Sc., Ph.D. Ir. Aluh Nikmatullah, M.Agr.Sc.,
NIP. 196003251987031002 Ph.D.
NIP. 196502241992032003
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya yang telah memberikan banyak kesempatan, sehingga laporan
Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini yang berjudul “PKL di UPTD Kecamatan
Labuapi untuk Kegiatan di Desa Bagek Polak dan Desa Bagek Polak Barat”dapat
diselesaikan dengan baik. Laporan ini disusun guna melengkapi salah satu syarat
dalam menyelesaikan PKL bagi mahasiswa Program Studi Agroekoteknologi,
Fakultas Pertanian, Universitas Mataram.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
BAB I.PENDAHULUAN........................................................................................1
2.2.3. Persemaian........................................................................................................5
2.2.5.Tanam.................................................................................................................5
2.2.9. Pengairan...........................................................................................................7
2.2.10. Pemupukan......................................................................................................7
4.1.1.4. Program Kerja UPTD Di Desa Bagek Polak dan Bagek Polak Barat...22
4.1.2. Pembahasan..............................................................................................23
4.1.2.2. Pembinaan yang dilakukan oleh penyuluh WKPP Di Desa Bagek Polak
dan Bagek Polak Barat...............................................................................25
BAB V.PENUTUP.................................................................................................27
5.1. Kesimpulan..................................................................................................27
5.2. Saran............................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................28
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Mengetahui pola tanam kelompok tani di Desa Bagek Polak dan Bagek
Polak Barat.
2. Mengetahui teknologi budidaya yang di lakukan di Desa Bagek Polak dan
Bagek Polak Barat
3. Mengetahui jenis – jenis dan cara pembinaan yang dilakukan oleh UPTD
kepada kelompok tani dan efektivitasnya.
1.3 Manfaat
Manfaat Praktik Kerja Lapangan (PKL) bagi mahasiswa adalah :
a. Dapat berlatih melakukan tugas kerja penyuluhan dalam pemberdayaan
masyarakat tani.
b. Dapat mengenal lebih lanjut realita ilmu yang telah diterima di bangku
kuliah melalui kenyataan yang ada di lapangan.
c. Menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman mahasiswa untuk siap
terjun langsung di masyarakat khususnya di lingkungan mahasiswa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2.3. Persemaian
Sebelum bibit padi ditanam disawah, biasanya bibit disemaikan
dahulu di persemaian. Ada beberapa macam cara persemaian padi yaitu
cara persemaian basah ( wet bed), persemaian kering (dry bed), dan
persemaian dapog. Umur bibit siap dipindahkan tergantung dari cara
persemaian. Bibit dari persemaian basah dapat dipindahkan pada umur 20-
30 hari, persemaian kering umur 20-30 hari setelah tabur dan cara dapog
bibit siap dipindahkan pada umur 9-14 hari. Tinggi genangan air
dipersemaian biasanya antara 2-5 cm (Taslim et al., 2010).
2.2.5. Tanam
a. Umur Bibit
Pemakaian bibit padi yang berumur lebih dari 30 hss akan
memberikan hasil yang kurang baik karena bibit yang digunakan relatif tua
sehingga beradaptasi lambat (stagnasi pertumbuhan setelah tanam relatif
lama), tidak seragam (mempunyai anakan yang tidak seragam), perakaran
dangkal dan rusak menyebabkan pertumbuhan tanaman tidak berkembang
dengan baik setelah tanaman dipindah. Sementara itu, pemindahan bibit
pada umur yang lebih muda dapat mengurangi kerusakan bibit, tanaman
tidak mengalami stagnasi, dan pertumbuhan tanaman lebih cepat.
Selanjutnya, Pemakaian bibit padi sawah dengan umur yang relatif muda
(umur 12-15 hss) akan membentuk anakan baru yang lebih seragam dan
aktif serta berkembang lebih baik karena bibit yang lebih muda mampu
beradaptasi dengan lingkungan yang baru setelah tanaman dipindah
(Kartaatmadja 2010).
b. Jumlah Bibit
Penanaman bibit dengan jumlah yang relatif lebih banyak (5-10
batang per rumpun, bahkan >10 batang per rumpun) menyebabkan
terjadinya persaingan sesama tanaman padi (kompetisi inter spesies) yang
sangat keras untuk mendapatkan air, unsur hara, CO2, O2, cahaya, dan
ruang untuk tumbuh sehingga pertumbuhan akan menjadi tidak normal.
Akibatnya, tanaman padi menjadi lemah, mudah rebah, mudah terserang
hama dan penyakit, dan lebih lanjut keadaan tersebut dapat mengurangi
hasil gabah. Sedangkan penggunaan jumlah bibit yang lebih sedikit (1-3
batang per rumpun) menyebabkan: (1) lebih ringannya kompetisi inter
spesies; dan (2) lebih sedikitnya jumlah benih yang digunakan sehingga
mengurangi biaya produksi (Abdullah 2004).
2.2.9. Pengairan
Kondisi air dipersemaian setelah benih ditaburkan adalah macak-
macak. Setelah 3 hari, air selama persemaian dinaikkan sedikit demi
sedikit. Ketinggian air dipertahankan 1/3 dari tinggi tanaman hingga umur
dalam pembenihan 30-35 hari (30-40 hari) (Iskandar, 2007)
2.2.10. Pemupukan
Pupuk adalah bahan yang mengandung satu atau lebih unsure hara
tanaman yang jika diberikan ke pertanaman dapat meningkatkan
pertumbuhan dan hasil tanaman. Sedangkan pemupukan adalah pemberian
pupuk ke pertanaman dalam jumlah yang rasional guna menigkatkan hasil
panen dan/atau keuntungan usahatani (Taslim et al., 2010).
Pemupukan dilakukan pada saat tanam dengan menggunakan
pupuk Urea = 125 kg/ha, SP36 = 150 kg/ha dan KCl = 100 kg/ha, macak-
macak selama 3-4 hari dan diberi Furadan 20kg/ha. Untuk pengaturan
ketersediaan air, diperlukkan saluran inlet dan outlet (Ghulamahdi, 2010).
METODE PELAKSANAAN
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tanggal Kegiatan
11 Juni Penyerahan Mahasiswa/Mahasiswi PKL
2019
12 Juni Observasi dan orientasi lapangan
2019
14 Juni Kunjungan lapangan ke ketua kelompok tani desa Kuranji
2019
17 Juni Observasi lapangan ke desa Bagek Polak , Bagek Polak Barat
2019 dan Terong Tawah
18 Juni Observasi lapangan ke desa Labuapi dan diskusi dengan
2109 petani
24 Juni Observasi lapangan ke desa Bajur untuk rencana pembuatan
2019 saluran irigasi
24 Juni Observasi lapangan ke desa Bajur untuk melihat masalh
2019 hama dan penyakit padi
24 Juni Kunjungan ke peternak sapi desa Bajur
2019
25 Juni Kunjungan ke peternakan ayam desa Bagek Polak Barat serta
2019 diskusi singkat petani dan bank sampah
25 Juni Observasi dan wawancara atau diskusi dengan ketua
2019 kelompok tani desa Bagek Polak Barat
28 Juni Bergotong royong dan mengerjakan laporan di kantor UPTD
2019 Kecamatan Labuapi
01 Juli Membantu administrasi di kantor
2019
02 Juli Kunjungan lapangan ke desa Bagek Polak kelompok tani
2019 ngaro ngareng
02 Juli Kunjungan lapangan ke kantor desa Telaga Waru dan diskusi
2019 singkat bersama kepala desa
02 Juli Kunjungan kerumah ketua kelompok tani Semanggi Putih
2019 didesa Bajur
08 Juli Kunjungan lapangan ke desa Perempuan dan wawancara dengan
2019 petani
11 Juli Kunjungan lapangan ke desa Kuranji Dalang
2019
11 Juli Membantu administrasi di kantor UPTD kecamatan Labuapi
2019
12 Juli Panarikan Mahasisawa/ mahasiswi PKL
2019
Desa Bagik Polak Barat merupakan salah satu desa di Kecamatan Labuapi
dengan luas wilayah220 Ha, dan terdiri terdiri 6 (enam) dusun yaitu dusunJogot
Barat, dusun Jogot selatan, Dusun Jogot Tengah, Dusun Jogot Timur, Dusun
Dusun Lendang , dan Dusun Jerneng. Desa Bagek Polak Barat memiliki tiga
kelompok tani antara lain kelompok tani demung sari, inget- inget dan jogot sari.
Selain itu terdapat empat kelompok tani ternak yakni jogor sari, berani maju,
lendang maju, sopoq agen dan satu kelompok wanita tani yakni sinar lima.
Mahasiswa dan penyuluh mengunjungi ketua kelompok tani Demung Sari
bernama Bapak Mahrip. Pak Mahrip memiliki luas areal 20 are dan pak Mahrip
menggunakan pola tanam dalam setahun yakni padi- padi- padi. Pola tanam ini
dipilih karena irigasinya masih bagus dan termasuk indeks pertanaman(IP) 300
dan keuntungan yang diperoleh. Pola tanam memasuki pola tanam ke dua jenis
tanaman padi, varietas yang digunakan varietas Inpari 32 yang sudah bersertifikat
karena varietas ini memiliki keunggulan tahan terhadap penyakit hawar daun
bakteri strain III, agak tahan terhadap hawar daun bakteri strain IV, tahan terhadap
blass ras 033, agak tahan terhadap tugro, rasa nasi pulen, umur 120 hari dan
produksi tinggi . Teknologi budidaya yang diterapkan yakni teknologi budidaya
dengan sistem konvensional tandur joget dengan jarak tanam 20-25 cm.
Pengolahan tanah dilakukan dengan traktor. Setelah pengolahan tanah
dilakukakan pengukuran jarak tanam 20-25 cm. Penanaman dilakukan setelah
melakukan penyemaian tanaman 25-27 hari. Sumber air atau irigasi yang
digunakan diperoleh dari daerah irigasi Datar dan Keriasi. Sarana produksi
diperoleh dari UD Rizki dan tenaga kerja sebanyak 6-7 orang dengan upah Rp.
10.000,00/orang. Pupuk yang digunakan yakni pupuk dasar pupuk furadan dan Za
dan pupuk susulan berupa pupuk phonska dosis 150 kg/ha an pupuk NPK 150
kg/ha. Pemupukan diaplikasikan selama 2 kali, aplikasi pertama dilakukan saat
padi umur 15 HST dan aplikasi pupuk kedua dilakukan saat padi umur 30 HST.
Pemeliharaan meliputi penyiagan gulma dilakukan secara mekanis dan kimiawi.
Pemanenan dilakukan setelah umur padi 120 hari. Pemanenan dilakukan dengan
sederhana menggunakan sabit dengan memotong bagian bawah batang padi dan
langsung membawa ke mesin perontokan padi. Padi yang telah dipanen
selanjutnya di jemur dengan menggunakan alas terpal yang dilakukan pembalikan
setiap 1-2 jam. Jika pada musim hujan lama pengeringan dapat mencapai 3-4 hari.
Penjulan dilakukan secara langsung oleh petani melalui pengepul dengan harga
Rp. 5000,00- 6000,00/kg .Total biaya produksi seluruhnya adalah
Rp.13.000.000,00- dan keuntungan yang diperoleh adalah Rp. 21.960.000,00-.
Masalah yang sering dihadapi petani adalah hama penggerek batang padi dan
busuk daun. Petani umunya masih menggunakan insektisida sintetik untuk hama
penggerek seperti prevathon dan herbisida sintetik metsulfuron dan 2,4 D umur
15- 17 HST dan penyiangan mekanis umur 30-35 HST. Pembinaan yang
dilakukan oleh Penyuluh WKPP dikelompok tani antara lain meningkatkan
pengetahuan sikap dan keterampilan petani untuk menerapkan dosis serta cara
dan waktu pemupukan sesuai anjuran teknis dengan metode atau kegitan diskusi
serta praktek langsung dan demplot. Meningkatkan pengetahuan sikap dan
keterampilan petani untuk penanaman dengan sistim tanam tandur jajar legowo
melalui pemberian materi dengan metode atau kegiatan secara demplot, praktek
langsung dan diskusi. Meningkatkan pengetahuan sikap dan keterampilan petani
tentang penggunaan pupuk organik melalui teknik penggunaan POG dengan
metode atau kegiatan secara demplot, praktek langsung dan diskusi . Peranan
kelompok tani yang ada antara lain tentang kegiatan- kegiatan kelompok tani yang
dikelola berdasarkan persetujuan anggotanya, untuk mengembangkan wawasan
para petani sehingga petani dapat dengan mandiri mengambil keputusan untuk
memilih suatu pilihan dengan memprtimbangkan konsekuensi yang akan diterima
oleh para petani termasuk dalam pendapatan usahataninya.
4.1.1.4. Program Kerja UPTD Di Desa Bagek Polak dan Bagek Polak Barat
1) Program Kerja UPTD Di Desa Bagek Polak dan Desa Bagek Polak Barat
Seperti yang telah diketahui pada pelaksanaan kegiatan di Desa Bagek Polak
dan Bagek Polak Barat memiliki teknologi budidaya yang diterapkan berbeda-
beda mulai dari pengohan lahan sampai pemananenan.Di desa Bagek Polak
menerapkan teknologi budidaya dengan sistem jajar legowo 2:1. Jajar Legowo 2 :
1 (40 cm x (20 cm x 10 cm)) adalah salah satu cara tanam pindah sawah yang
memberikan ruang (barisan yang tidak ditanami) pada setiap dua barisan tanam,
tetapi jarak tanam dalam barisan lebih rapat yaitu 10 cm tergantung dari
kesuburan tanahnya. Sistem tanam jajar legowo ini digunakan karena memiliki
keunggulan yakni dapat meningkatkan produksi 10-15 % , pengendalian
organisme pengganggu serta pemupukan mudah dilakukan, penyinaran matahari
lebih optimal, sirkulasi udara akan lebih lancar dan optimal sehingga mengurangi
resiko penyakit dan popolasi atau rumpun akan bertambah sekitar 30%. Akan
tetapi masalah yang sering dihadapi oleh petani dalam menerapkan sistem tanam
ini adalah kurangnya pengetahuan dan keterampilan tenaga kerja yang masih
rendah atau belum terbiasa.Sedangkan di desa Bagek Polak Barat teknologi
budidaya yang diterapkan masih sederhana atau konvensional dengan sistem
tanam tandur atau tegel. Sistem tanam ini digunakan karena umunya petani tidak
ingin menyisihkan lahan penanaman dan hasil produksi yang cukup tinggi.
Di Desa Bagek Polak dan Bagek Polak Barat memiliki pola tanam yang
sama yakni padi- padi- padi. Pola tanam ini dipilih karena daerah tersebut irigasi
yang dimiliki masih bagus dan termasuk indeks pertanaman(IP) 300. Tetapi
menurut (Handoko, 2010) pada lahan dengan pola tanam padi- padi-padi terjadi
penurunan kesuburan tanah yang disebabkan pengangkutan bahan organik tanpa
pengembalian lagi kedalam tanah dan tanah akan menjadi jenuh. Selain itu pola
penanaman ini juga dapat mengakibatkan meningkatnya populasi hama wereng.
Oleh karena itu di Desa Bagek Polak penerapan pupuk organik dan pergiliran
tanaman pada musim pertama dilakukan dengan penanaman jagung agar tanahnya
tidak rusak semetara di Desa Bagek Polak Barat belum ada penerapan pergiliran
tanaman dan penggunaan pupuk organik dilahan yang menggunakan pola tanam
padi-padi-padi.
Pemilihan varietas yang digunakan di Desa Bagek Polak dan Desa Bagek
Polak Barat yang digunakan sama yaitu varietas padi inpari 32 karena benih yang
digunakan didapat dari bantuan pemerintah di semua Kecamatan Labuapi dan
benih itu digunkan karena varietas ini merupakan benih bersertifikat dan memiliki
keunggulan tahan terhadap penyakit hawar daun bakteri strain III, agak tahan
terhadap hawar daun bakteri strain IV, tahan terhadap blass ras 033, agak tahan
terhadap tugro, rasa nasi pulen, umur 120 hari dan produksi tinggi. Selain itu di
desa Bagek Polak kelompok tani satu tujuan menggunakan varietas padi yang di
hasilkan sendiri melalui seleksi benih di lahan yang ditemukan varietas nas 18
yang tahan terhadap rebah, tahan penyakit blass dan produksi tinggi namun
varietas ini belum disebar luaskan. Pengolahan tanah di Desa Bagek Polak dan
Bagek Polak Barat mengunakan traktor dan pembutan garis tanam dengan alat
caplak. Persemaian dilakukan di Desa Bagek Polak sampai umur kurang dari 21
hari sedangkan persemaian di Desa Bagek Polak Barat sampai umur 25-27 hari.
Umur persemain yang bagus umur yang relatif muda (umur 12-15 hss) akan
membentuk anakan baru yang lebih seragam dan aktif serta berkembang lebih
baik karena bibit yang lebih muda mampu beradaptasi dengan lingkungan yang
baru setelah tanaman dipindah (Kartaatmadja dan Fagi, 2000 serta Gani, 2003).
Setelah disemai tanaman kemudian dipindah tanam ke lahan yang sudah dibuat
garis untuk penanaman, jarak tanam yang digunakan pada sistem jarwo desa
Bagek Polak (40 cm x (20 cm x 10 cm)) dan tandur didesa Bagek Polak Barat 25
cm x 25 cm. Penyulaman Bibit dilakukak umur 4-5 hari Rumpun-rumpun (padi)
yang mati dapat disulam dengan menggunakan sisa bibit yang ditanam
dipinggiran petakan sawah/galangan dekat pemasukan air. Pengairan Kondisi air
dipersemaian setelah benih ditaburkan adalah macak-macak. Setelah 3 hari, air
selama persemaian dinaikkan sedikit demi sedikit. Ketinggian air dipertahankan
1/3 dari tinggi tanaman hingga umur dalam pembenihan 30-35 hari (30-40 hari)
Pemupukan, pupuk yang digunakan di Desa Bagek Polak yakni pupuk dasar
pupuk organik dari kotoran hewan dan kompos dari sisa sisa jerami dan pupuk
susulan beupa pupuk urea dosis 250 kg/ha dan pupuk NPK 200 kg/ha. Pupuk
diberikan 2 kali aplikasi selama tanaman padi umur 15- 17 HST hari dan umur 30-
35 HST. Sedangkan di Desa Bagek Polak Barat Pupuk yang digunakan yakni
pupuk dasar pupuk furadan dan Za dan pupuk susulan berupa pupuk phonska
dosis 150 kg/ha an pupuk NPK 150 kg/ha. Pemupukan diaplikasikan selama 2
kali, aplikasi pertama dilakukan saat padi umur 15 HST dan aplikasi pupuk kedua
dilakukan saat padi umur 30 HST. Pemeliharaan meliputi penyiagan gulma di
desa Bagek Polak dan Bagek Polak Barat dilakukan secara herbisida sintetik
metsulfuron dan 2,4 D umur 15- 17 HST dengan dosis 320-480 g/ha dan
penyiangan mekanis umur 30-35 HST. Petani di Desa Bagek Polak umunya masih
menggunakan insektisida sintetik untuk hama penggerek seperti regent dengan
dosis 5-10 g /ha dan di Desa Bagek Polak Barat menggunakan insektisida sintetik
untuk hama penggerek seperti prevathon 2 ml/l dan Pemanenan dilakukan sama
di kedua desa setelah umur padi 120 hari. Pemanenan dilakukan dengan sederhana
menggunakan sabit dengan memotong bagian bawah batang padi dan langsung
membawa ke mesin perontokan padi. Padi yang telah dipanen selanjutnya di
jemur dengan menggunakan alas terpal yang dilakukan pembalikan setiap 1-2
jam. Jika pada musim hujan lama pengeringan dapat mencapai 3-4 hari. Penjulan
dilakukan secara langsung oleh petani melalui pengepul.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan praktek kerja lapangan yang diperoleh dapat disimpulkan
bahwa:
1. Pola tanam kelompok tani di Desa Bagek Polak dan Bagek Polak Barat
tergolong masih sama yakni pola tanam padi-padi-padi
2. Teknologi budidaya yang di lakukan di Desa Bagek Polak dan Bagek
Polak Barat berbeda di desa Bagek Polak menggunakan teknologi
budidaya jajar legowo 2:1 dan di desa Bagek Polak Barat menggunakan
teknologi budidaya tandur joget
3. Jenis – jenis dan cara pembinaan yang dilakukan oleh UPTD kepada
kelompok tani di masing- masing Desa Bagek Polak dan Bagek Polak
Barat berbeda terlihat juga dari efektivitasnya.
7.2. Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan kepada pihak UPTD Kecamatan
Labuapi adalah mampu membuat usulan program kerja yang baru agar dapat
menambah wawasan serta minat petani dalam melakukan inovasi perubahan
pertanian sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus
berkembang.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah. 2004. Pengolahan Tanah dalam Sistem Produksi Padi Sawah
Mendukung IP300/IP400. Prosiding Seminar Nasional hasil Penelitian
Padi 2009. Subang: Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, hlm. 508.
Bangun, P dan Syam, M. 2010. Pengendalian Gulma pada Tanaman Padi. Padi
Buku 2. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan
Bogor, hlm. 579-599.
Ghulamahdi, M. 2010. Modul Kuliah Budi Daya Padi. Bogor: Institut Pertanian
Bogor.
Taslim, H., Partohardono, S. dan Djunainah. 2010. Bercocok Tanam Padi Sawah.
Padi Buku 2. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman
Pangan Bogor, hlm. 481-505.
Taslim H., Partohardono S. dan Subandi. 2010. Pemupukan Padi Sawah. Padi
Buku 2. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Bogor,
hlm. 445-479.
LAMPIRAN LAMPIRAN
FOTO KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN