Pita Energi, Bloch

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 13

Handout Fisika Zat Padat (27 Mei 2020)

PITA ENERGI DALAM ZAT PADAT


(Ari H. Ramelan, Prodi Fisika FMIPA UNS)

5.1. Model Untuk Teori Pita Energi dan Teorema Bloch


Salah satu besaran fisik dengan selang harga terpanjang adalah daya hantar listrik
(konduktivitas) zat padat, yaitu dari logam dengan nilai konduktivitas  = 108 mho / m
sampai pada intan dengan nilai konduktivitasnya  = 10 −12 mho / m . Secara garis besar
pengkategorian zat padat berdasarkan daya hantar listriknya adalah sebagai berikut :
a. Logam dan semilogam (   10 mho / m )
5

b. Semikonduktor (  ~ 10 mho / m − 105 mho / m )


−5

c. Isolator (   10
−5
mho / m )
Secara umum untuk logam dan semilogam, tahanan jenis resistivity : ohm – m)
meningkat dengan kenaikan suhu. Untuk bahan semikonduktor, tahanan jenisnya
menurun apabila suhunya dinaikan. Isolator sama sifatnya perubahan tahanan jenisnya
dengan suhu, tetapi tidak sekuat semikonduktor.
Pada teori pita energi zat padat mengandaikan (model) asumsi-asumsi sebagai
berikut tentang electron dalam kristal :

a. Terdapat energi potensial periodic V (r )  0 di dalam kristal dengan keberkalaan
(periodicity) kisi kristal.

b. Fungsi gelombang  (r ) dibuat berdasarkan kisi yang sempurna, tidak mengenal
cacat geometric (defects), tidak mengenal ketidakmurnian (impurity), dan dimana
dianggap bahwa kisi tidak melakukan getaran termal.
c. Teori pita energi dikembangkan sebagai teori electron tunggal, dimana ditelaah

perilaku 1 elektron di bawah pengaruh suatu potensial periodic V (r )  0 yang
mempresentasikan semua interaksi, baik dengan ion-ion kristal, mupun semua
electron yang lain.
d. Teori elektron tunggal berarti bahwa dapat dipergunakan persamaan Schrodinger
untuk 1 elektron,

79
2 2    
−   (r ) + V (r ) (r ) = E (r ) (5.1)
2m0
dengan ketentuan bahwa pengisian keadaan electron (electron-states) yang
diperoleh menganut distribusi Fermi-Dirac.
Bloch memperlajari bentuk-bentuk solusi untuk persamaan Schrodinger electron yang

berada dalam potensial berkala. Dalam penelaahannya itu potensial V (r ) merupakan
superposisi dari 2 bagian :
a. Potensial berkala yang berasal dari kisi gugus-gugus atom.
b. Potensial yang berasal dari semua electron terluar atom-atom, dianggap bahwa
rapat muatan electron-elektron termaksud mempunyai harga rata-rata yang identik
untuk setiap sel satuan dalam kristal.


Substitusi V (r ) yang di atas dalam persamaan Schrodinger untuk electron tunggal
memberikan fungsi gelombang yang juga memiliki keberkalaan kisi

   
 k (r ) = uk (r )e ik .r (5.2)


dengan u k (r ) merupakan suatu fungsi yang juga mempunyai keberkalaan kisi kristal.

Pokok-pokok pendekatan dan metode Bloch dilakukan dengan menelaah suatu kristal
linear dengan ion-ion yang identic. Jarak antara ion-ion tersebut adalah a dan potensial
dinyatakan dengan V ( x ) , sehingga energi potensial adalah − eV (x ) . Sketsa tentang

potensial V ( x ) ditampilkan pada Gambar 5.1 berikut ;

80
V (x )

x
(l - 3 ) a (l - 2 ) a (l - 1 ) a la (l+ 1 ) a (l+ 2 ) a (l - 3 ) a

Gambar 5.1. Potensial V(x) terhadap keberkalaan kisi dengan perioda a

Potensial V ( x ) mempunyai keberkalaan kisi dengan perioda a, artinya untuk setiap


harga x berlaku

V (x ) = V (x + a ) (5.3)

Bila persamaan Schrodinger untuk 1 elektron dalam potensial seperti diatas, maka
2 2
−   (x ) + V (x ) (x ) = E (x )
2m0
Hal-hal ini dapat disimpulkan mengenai solusinya :
a. Apabila  (x ) merupakan solusi persamaan Schrodinger untuk energi E, maka
mengingat bahwa V ( x + a ) = V ( x ) ,  ( x + a ) juga merupakan solusi dengan
energi E. Apabila tak degenerasi, maka ada hubungan sederhana antara
 ( x + a ) dan  (x ) , yaitu dimisalkan
 (x + a ) =  (x ) (5.4)
b. Apabila syarat batas siklis dari Born-van Karman diterapkan disini, maka

 (x + N a ) =  (x ) untuk setiap harga x.

Syarat batas siklis Born-von Karman menyatakan bahwa setiap harga  akan
berulang setelah N buah sel satuan. Maka mengingat persamaan diatas :

81
N = 1  N = e i 2n (5.5)

atau
 = e i 2n / N , dengan n = 0,  1,  2,... (5.6)

Bataskan
2
k n , maka  (x + a ) = eika (x) (5.7)
Na
c. Untuk electron yang bebas berlaku fungsi gelombang :

 (x) = eikx karena V ( x )  0


Untuk potensial berkala, diinginkan pula suatu fungsi gelombang yang mirip,
yaitu

 (x ) = e ikx u k (x ) (5.8)

dimana u k (x ) merupakan fungsi yang tidak berubah cepat dengan perubahan x.

Bagaimanakah sifat u k (x ) ?

 (x + a ) = eika (x) (5.9)


atau juga
 ( x + a ) = e ik ( x + a )u k (x + a ) (5.10)

Oleh karena itu


 (x + a ) = e ik ( x +a )u k (x + a ) = e ika e ikx u k (x ) (5.11)

dari mana dapat disimpulkan sifat , yaitu bahwa

uk (x + a ) = uk (x ) dengan berkala ! (5.12)

d. Karena V ( x ) berharga riil, maka V



(x) = V (x) dan

82
2 d 2 
− 2
 (x ) + V  (x )  (x ) = E  (x ) (5.13)
2m0 dx
2 d 2
−  (x ) + V (x ) (x ) = E (x ) (5.14)
2m0 dx 2
untuk setiap E senantiasa ada 2 fungsi gelombang yang memenuhi persamaan
Schrodinger, yaitu 

(x ) dan  ( x ) .

Untuk k = 0   o ( x ) =  o ( x ) , karena  =  = 1

 ( x ) = e ikx u k ( x )

  ( x ) = e − ikx u k ( x )

sehingga E (x ) = E (− k )

e. Vektor gelombang k dan vector kisi resprosikal G mempunyai dimensi dan


ukuran yang sama.
Untuk kristal linear dengan jarak antara tetangga terdekat sebesar a, berlaku

G.a = m 2 , m = 0,  1,  2,...
2
G= m
a
Andaikanlah ada suatu “electron-state” dengan vector gelombang sebesar G,
maka dapat ditulis bahwa
 G ( x + a ) = e iGx G ( x )

 G (x + a ) =  G (x ) ; karena e
iGx
=1

83
Andaikan sekarang bahwa suatu “electron-state” mempunyai vector gelombang :

k' = G + k
dengan G suatu vector kisi resiprok dan k adalah suatu vector gelombang yang
lain.
Maka
 k ( x + a ) = e i (G + k )a k ( x )
' '

 k ( x + a ) = e iGa e ika k ( x ) = e ika k ( x )


' ' ' (5.15)

Ungkapan diatas menyatakan bahwa  k (x ) memenuhi teorema Bloch seolah-olah


'

vector gelombangnya k, karena yang memenuhi hubungan diatas sesauai dengan butir b
adalah fungsi gelombang  k ( x )

 k (x + a ) = e ika k (x ) (5.16)

Masalahnya sekarang : Bagaimanakah dibataskan secara tunggal (unique) vector


gelombang suatu “electron state” ?
2
Diketahui bahwa : Gm = m , sedangkan :
a
k ' = Gm + k , jadi

2
k' = m+k
a

84
 
Kita bataskan saja letak k dalam daerah antara k = − dan , semua harga yang lain
a a
 
dapat dikembalikan ke daerah − k+ tersebut. Selang ini dinamakan Daerah
a a
Brillouin Pertama (first Brillouin zone).

5.2. Model Kronig-Penney


Model Kronig-Penney (1930) yang menelahaan perilaku electron dalam kristal
linear sederhana, meskipun tidak menyelesaikan masalahnya secara konkrit, tetapi
memberikan ciri-ciri yang pokok tentang perilaku elektron dalam potensial yang
periodik.
Modelnya sangat sederhana, tetapi esensi tentang gerak electron dalam potensial
berkala sungguh dapat ditampilkan. Oleh karena itu penyajiannya dalam buku ini sangat
informative. Model Kronig-Penney menelaah gerak elektron dalam suatu potensial
berkala seperti disajikan pada Gambar 5.2 berikut,

V (x )
oi n oi n oi n

Vo

x
-b 0 a (a + b ) (2a + b )
Gambar 5.2. Gerak electron dalam suatu potensial V(x) yang berkala
V ( x ) mempunyai perioda (a+b) dengan perincian potensial sebagai berikut :
a. V = 0 didaerah 0  x  a
b. V = Vo didaerah − b  x  0
Persamaan Schrodinger untuk electron tunggal adalah sebagai berikut

85
 2 d 2 (x )
− = E (x ) , di daerah 0 xa
2m0 dx 2

 2 d 2 (x )
− + Vo  (x ) = E (x ) di daerah −b x0
2m0 dx 2
Dalam pembahasan ini akan dibatasi pada solusi dengan energi E  Vo . Untuk dapat

menelaah selanjutnya dimisalkan 2 besaran riil, yaitu  dan  ,

2mo E 2mo (Vo − E )


2  dan 2 
2 2
Teorema Bloch dapat diterapkan dengan solusi berbentuk :
 ( x ) = e ikx u k ( x )
sehingga persamaan Schrodinger diatas menjadi :

+ 2ik k + ( 2 − k 2 )u k = 0
d 2uk du
2
untuk 0 xa;
dx dx

− ( 2 − k 2 )u k = 0
d 2uk du k
2
+ 2ik untuk −b x0
dx dx
u1 = Ae i ( −k ) x + Be − i ( + k ) x

u 2 = Ce(  −ik ) x + Be − (  +ik ) x

dengan A, B, C dan D adalah tetapan. Nilai A, B, C dan D tersebut harus dipilih


sedemikian rupa sehingga :

u1 (0) = u2 (0) u1 (a ) = u2 (− b)
u1' (0) = u 2' (0) u1' (a ) = u 2' (− b )

86
Perangkat dan persamaan diatas memberikan solusi hanya apabila determinant dari
koefisien A, B, C, dan D sama dengan nol.
Penyelesaian determinan tersebut bahwa
 2 −2
sinh ( b )sin ( a ) + cosh( b )cos( a ) = cos k (a + b )
2
Untuk menangani hal tersebut, terutama untuk menyederhanakannya, Kronig-Penney
mengambil keadaan dimana potensial penyekat (tinggi Vo dan lebar b) merupakan fungsi

 , dimana Vo →  dan b → 0 , tetapi Vo b → berhingga .


Untuk keadaan sedemikian syarat bahwa determinan = 0, menjadi
 moVo b 
  sin ( a ) + cos( a ) = cos ka
  2 

 moVo ba 
dengan batasan P    persamaan tersebut menjadi
  
2

sin  a
P + cos ( a ) = cos(k a ) (5.17)
a
Hal mana secara grafis digambarkan dalam Gambar 5.3 di bawah ini.

P
s ni (a a )+ cos a
( a)
a a

+1
+1

-3p -p
p 2p 3p
a a
-4p -2p 0 4p

-1
-1

Gambar 5.3. Daerah yang memberikan solusi pada persamaan Schrodinger

87
Dalam grafik diatas lengkung yang terlihat menggambarkan
sin a
P + cos ( a ) sebagai fungsi dari  a
a
dan pula tertera dengan garis putus-putus, harga maksimum yang dapat dimiliki oleh
cos ka = +1, harga minimum yang dapat dimiliki oleh cos ka = −1, sehingga secara
grafis dapat diperoleh daerah-daerah mana ada solusi untuk :
sin a
P + cos ( a ) = cos ka
a
dan daerah-daerah dimana tak ada solusinya.
Daerah untuk mana
sin a
P + cos ( a ) = cos ka
a
tidak mempunyai solusi, adalah daerah terlarang; daerah dimana persamaan Schrodinger
tidak memberikan solusi  ( x )
Energi yang sesuai dengan daerah yang  a terlarang itu, merupakan pula harga energi
yang terlarang.
Dari gambar dapat ditarik kesimpulan-kesimpulan penting berikut :
a. Spektrum energi elektron terdiri dari beberapa pita energi (daerah energi) yang
diperkenankan dan beberapa energi terlarang.
b. Lebar pita energi yang diperkenankan bertambah lebar dengan meningkatnya
harga  a , jadi dengan energi yang meningkat.
c. Lebar pita energi tertentu yang diperkenankan mengecil apabila P bertambah,
artinya mengecil apabila “energi-ikatan” makin naik.
Apabila P →  , maka hanya ada solusi apabila sin  a = 0 , artinya
 a = n  .
 2 2
Karena E = , maka
2 mo

88
 2 2 2
E= n ; apabila P →  ini sama dengan energi partikel dalam
2 mo a 2
kotak potensial.
Apabila P = 0 , maka cos a = cos ka , atau  = k , sehingga :
2k 2
E= , apabila P=0 ini adalah energi “elektron bebas”.
2 mo
d. Ketidak-sinambungan dalam lengkung E = E (k ) terjadi pada harga :

cos(ka) = 1 atau − 1
jadi artinya apabila :
n
k= ; n = 1,  2,  3,...
a

5.3. Pita Energi dan Energi Elektron Dalam Atom


Dari model sederhana yang dipergunakan oleh Kronig-Penney, diperoleh
gambaran tentang harga energi electron dalam suatu potensial berkala. Ternyata bahwa
diperoleh daerah-daerah energi yang boleh dimiliki oleh electron (pita yang
diperkenankan) dan daerah-daerah yang tidak diperkenankan untuk energi electron yang
dikenal dengan nama “pita-pita yang terlarang”.
Pola harga energi electron untuk sistem dengan potensial berkala adalah keadaan
“model electron bebas” dan “kotak potensial”, polanya terletak antara harga energi
electron dalam logam dan atom yang terisolasi.
Apakah benar bahwa secara gagasan saja dapat ditarik suatu kaitan antara pola
energi electron untuk suatu atom terpisah dan susunan atom yang terbentuk menjadi
kristal ?
Misalkan suatu atom yang terisolasi, maka hal ini dapat digambarkan sebagai
kumpulan atom-atom dengan jarak antar atom yang tak-berhingga besarnya. Dalam
keadaan seperti ini energi electron dalam setiap atom nilainya diskrit, dan sesungguhnya
atom-atom dalam keseluruhannya tidak merupakan suatu sistem fisik. Setiap atom
merupakan sistem tersendiri, tanpa interaksi dengan atom yang lain. Apabila kemudian

89
atom-atom tersebut saling didekatkan, maka interaksi antar atom terjadi apabila jaraknya
cukup dekat. Maka harga energi elektron dalam atom-atom tersebut juga dipengaruhi
oleh atom-atom lainnya.
Dalam keadaan yang demikian itu atom-atom secara keseluruhan tersusun
menjadi satu sistem fisik dan harus mengikuti kaedah-kaedah yang menyangkut sistem
fisik. Antara lain larangan Pauli, bahwa dalam satu sistem tidak ada 2 elektron atau lebih
mempunyai harga energi yang tepat sama. Oleh karena itu terjadi pelebaran dari harga
diskrit energi elektron (atom terisolasi) menjadi pita-pita harga energi elektron. Hal
tersebut digambarkan dalam Gambar 5.4 di bawah ini.

P ita p- ita en e rg i T ni g ka t-tni g ka t


yan g d pi e rken an kan en e rg ia o tm
(te r si o al s i)

Ja rak an ta r a otm a
a = aj rak kese m
ti b ang an a=

Gambar 5.4. Pita-pita energi elektron dalam suatu zat padat

Atom-atom yang terisolasi satu dengan yang lainnya memiliki banyak “electron-
states” yang sama energinya (tetapi diskrit). Apabila atom-atom tersebut didekatkan
sehingga terjadi interaksi atom-atom, maka tingkat energi atom-atom tersebut menyebar
meliputi suatu daerah harga energi. Pada setiap pita tersedia sejumlah “electron states”
yang sama banyaknya dengan “electron states” total pada atom-atom yang terpisah.

90
Dasar ilmu zat padat adalah teori kuantum zat padat (quantum theory of solids).
Meskipun pada dasarnya bentuk solusi fungsi gelombang menuruti teorema Bloch :

 ( x ) = e ikx u k ( x ) (5.19)

untuk satu dimensi, tetapi dasar pendekatan tentang model potensial berkala yang
dipergunakan memberikan berbagai metoda, antara lain dikenal sebagai :
a. Metoda LCAO (Linear Combination of Atomic Orbitals Crystal Method), dimana
spectrum energi electron dalam zat padat diperoleh dengan mengandaikan adanya
sedikit tumpah-tindih dari potensial atom-atom yang terpisah.
b. Model Elektron Hampir Bebas, dimana diandaikan bahwa potensial berkala agak
rendah; atau dimana tumpang-tindih dari potensial atom-atom sangat besar.
c. Model sel (cellular method) yang dikembangkan oleh Weigner-Seitsz (1933).
Metode ini beranjak dari fungsi gelombang Schrodinger untuk potensial berkala
tertentu, yang kemudian harus memenuhi syarat kesinambungan dan syarat
keberkalaan bila pindah dari satu kedudukan atom ke kedudukan atom lainnya.

91

Anda mungkin juga menyukai