Laporan Pendahuluan Low Back Pain
Laporan Pendahuluan Low Back Pain
Laporan Pendahuluan Low Back Pain
F. Pemeriksaan Diagnostik
1. Neurofisiologik
a. Electromyography (EMG)
b. Need EMG dan H-reflex dianjurkan bila dugaan disfungsi radiks lebih dari 3-4
minggu
c. Bila diagnosis radikulapati sudah pasti secara pemeriksaan klinis, pemeriksaan
elektrofisiologik tidak dianjurkan.
d. Somatosensory Evoked Potensial (SSEP), berguna untuk stenosis kanal dan
mielopati spinal.
2. Radiologik
a. Foto polos
b. Mielografi, mielo-CT, CT-scan, Magnetik Resonance Imaging (MRI).
3. Laboratorium
a. Lanju endap darah, darah perifer lengkap, C-reactif protein (CPR)
b. Likour serebrospinal (atas indikasi)
G. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Low Back Pain Akut
Sebagian besar pasien dapat diatasi secara efektif dengan kombinasi dari pemberian
informasi, saran, analgesia, dan jaminan yang tepat. Pasien juga harus disemangati
untuk segera kembali bekerja. Penjelasan dan saran dapat juga dalam bentuk tertulis.
Kronisitas low back pain dapat dihindari dengan memperhatikan aspek psikologis
gejala ynag ada, menghidari pemeriksaan yang tidak perlu dan berlebihan,
menghindari penatalaksanaan yang tidak konsisten, serta memberikan saran untuk
mencegah rekurensi (menghindari pengangkatan bebdan yang berat)
2. Penatalaksanaan Low Back Pain Kronik yang menyebabkan disabilitas
Penderita menunjukan bahwa pengaruh terpenting dalam perkembangan kronilitas
adalah psikologikal dibandingkan dengan biomekanikal. Faktor-faktor psikologis
yang dimaksud adalah distres berart, kesalahpahaman tentang nyeri dan implikasinya,
serta penghindaran aktivitas karena takut membuat rasa nyeri bertambah parah
3. Penatalaksanaan Low Back Pain Non Spesifik
a. Aktivitas : lakukan aktivitas normal. Penting untuk melanjutkan kerja
seperti biasanya
b. Tirah Baring : tidak dianjurkan sebagai terapi, tetapi pada beberapa kasus
dapat dilakukan tirah baring 2-3 hari pertama untuk
mengurangi nyeri.
c. Medikasi : obat anti-nyeri diberikan dengan interval biasa dan digunakan
hanya jika diperlukan. Mulai dengan paracetamol atau
NSAID.
d. Olahraga : harus dievaluasi lebih lanjut jika pasien tidak kembali
aktivitas sehari-harinya dalam 4-6 minggu.
e. Manipulasi : dipertimbangkan untuk kasus kasus yang membutuhkan obat
penghilang nyeri ekstra dan belum dapat kembali bekerja
dalam 1-2 minggu.
H. Komplikasi
Komplikasi umum yang biasa terjadi setelah pembedahan (joyce, 2009) :
1. Infeksi dan peradangan
2. Cedera pada akar-akar syaraf
3. Robekan pada lapisan durameter
4. Sindroma kauda ekuina
5. Hematoma
6. Tidak ada penyatuan pada area bedah.
I. Diagnosa keperawatan
Diagnosa yang mungkin muncul yaitu :
1. Nyeri akut berhubungan dengan kompresi saraf
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gejala terkait penyakit
3. Defisit perawatan eliminasi berhubungan dengan gangguan muskuloskeletal
4. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan nyeri