Laporan Batubara
Laporan Batubara
Laporan Batubara
SEDIMENTOLOGI
Oleh :
Ucah Fonita Oktarina
0551 18 042
Materi :
Batuan Sedimen - Batubara
Oleh :
Ucah Fonita Oktarina
U0551 18 042
I
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
limpahan rahmat, kemudahan dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah laporan praktikum sedimentologi.
Sehingga akhirnya tersusunlah materi laporan praktikum yang
sistematis. Hal ini saya lakukan untuk memenuhi tugas praktikum sedimentologi.
Walaupun waktunya cukup singkat, tetapi kegiatan ini menghasilkan sesuatu yang
berharga dalam mengaplikasikan ilmu sedimentologi dari perkuliahan yang sedang
dijalani.
Saya memohon maaf dan kritiknya apabila terdapat banyak kekurangan
pada hasi laporan praktikum yang sudah saya buat. Semoga laporan ini memberi
banyak kegunaan pada semua pihak. Terima kasih.
Penulis
II
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN…………………….……………...………………..i
KATA PENGANTAR…………………………..…………………………….…ii
DAFTAR ISI………………………………………..………………………...…iii
BAB I – PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………….1
1.2 Maksud dan Tujuan………………………………………………..3
1.3 Rumusan Masalah…………………………………………………3
BAB II – PEMBAHASAN
2.1 Metoda Praktikum…………………………………………………4
2.2 Alat dan Bahan…………………………………………………….4
2.3 Hasil Pengamatan………………………………………………….5
2.4 Genesa Sedimentasi…..……………………………………………6
2.5 Lingkungan Pengendapan……..………………………………...…7
BAB III – PENUTUP
3.1 Kesimpulan………………………………………………………..9
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN (FOTO)
III
BAB I
PENDAHULUAN
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk di permukaan bumi pada kondisi
temperatur dan tekanan yang rendah. Batuan ini berasal dari batuan yang lebih dahulu
terbentuk, yang mengalami pelapukan, erosi, dan kemudian lapukannya diangkut oleh air, udara,
atau es, yang selanjutnya diendapkan dan berakumulasi di dalam cekungan pengendapan,
membentuk sedimen. Material-material sedimen itu kemudian terkompaksi, mengeras,
mengalami litifikasi, dan terbentuklah batuan sedimen. Batuan sedimen meliputi 75% dari
permukaan bumi. Diperkirakan batuan sedimen mencakup 8% dari total volume kerak bumi.
Batuan dibentuk oleh proses-proses yang terjadi di permukaan bumi, oleh R.P
Koesoemadinata (1980), mengemukakan ada enam golongan utama batuan sedimen :
1) Golongan detritus kasar
2) Golongan detritus halus
3) Golongan karbonat
4) Golongan evaporit
5) Golongan sedimen silika
6) Golongan batubara
1.1.1 Batubara
Batu bara adalah salah satu bahan bakar fosil. Pengertian umumnya adalah batuan sedimen
yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik, utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan
terbentuk melalui proses pembatubaraan. Unsur-unsur utamanya terdiri
dari karbon, hidrogen dan oksigen. Batu bara juga adalah batuan organik yang memiliki sifat-
sifat fisika dan kimia yang kompleks yang dapat ditemui dalam berbagai bentuk. Analisis
unsur memberikan rumus formula empiris seperti C137H97O9NS untuk bituminus dan
C240H90O4NS untuk antrasit.
Pembentukan batu bara memerlukan kondisi-kondisi tertentu dan hanya terjadi pada era-era
tertentu sepanjang sejarah geologi. Zaman Karbon, kira-kira 340 juta tahun yang lalu (jtl), adalah
1
masa pembentukan batu bara yang paling produktif di mana hampir seluruh deposit batu bara
(black coal) yang ekonomis di belahan bumi bagian utara terbentuk.
Pada Zaman Permian, kira-kira 270 jtl, juga terbentuk endapan-endapan batu bara yang
ekonomis di belahan bumi bagian selatan, seperti Australia, dan berlangsung terus hingga ke
Zaman Tersier (70 - 13 jtl) di berbagai belahan bumi lain.
Berdasarkan tingkat proses pembentukannya yang dikontrol oleh tekanan, panas dan
waktu, batu bara umumnya dibagi dalam lima kelas: antrasit, bituminus, sub-bituminus, lignit dan
gambut.
Proses perubahan sisa-sisa tanaman menjadi gambut hingga batu bara disebut dengan
istilah pembatu baraan (coalification). Secara ringkas ada 2 tahap proses yang terjadi,
yakni:
Tahap Diagenetik atau Biokimia, dimulai pada saat material tanaman terdeposisi
hingga lignit terbentuk. Agen utama yang berperan dalam proses perubahan ini
adalah kadar air, tingkat oksidasi dan gangguan biologis yang dapat menyebabkan
proses pembusukan (dekomposisi) dan kompaksi material organik serta membentuk
gambut.
Tahap Malihan atau Geokimia, meliputi proses perubahan dari lignit menjadi
bituminus dan akhirnya antrasit.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
2.3. Hasil Pengamatan
Deskripsi Batuan
Batuan yang telah di deskripsi memiliki ciri-ciri warna black/hitam, dengan kilap
mainly dull with numerous bright band/umumnya kusam dgn beberapa lapisan
terang. B entuk mineral asesoris trace of resin (jejak getah) dan in place of pyrit.
Bentuk mineral pengotor(parting) berupa Speckled (berbercak) dengan dijumpainya
struktur cleat. Nama batuan sub bituminus. Biasanya digunakan sebagai bahan bakar
untuk pembangkit listrik tenaga uap.
2.4. Genesa Sedimentasi
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
berdasarkan tingkat proses pembentukannya yang dikontrol oleh tekanan, panas
dan waktu, batu bara umumnya dibagi dalam lima kelas: antrasit, bituminus, sub-
bituminus, lignit dan gambut.. Dalam praktikum dijumpai batubara jenis sub
bituminus. hal tersebut didasarkan dari warna dan tingkat kecerahan dari sampel
batubara yang menunjukkan warna hitam dengan kecerahan kisaran 60-50%.
DAFTAR PUSTAKA
https://repository.ugm.ac.id/273482/1/12.%20EOBPengaruh%20Tektonik%20Dalam
%20Perkembangan%20Cleat%20pada%20Lapisan%20Batubara%20Formasi%20Mu
ara%20Enim%2C%20Kec.%20Merapi%20Timur%2C%20Kab.% 20Lahat%2C%20S
umatera%20Selatan%20Fathan%2C%20H.%20U.%2C%20et%20al.pdf
https://repository.ugm.ac.id/274071/1/OBB -07.pdf
https://www.academia.edu/9143839/GEOLOGI_BATUBARA_GENESA_BATUBA
RA
LAMPIRAN (FOTO)
In
place
of
pyrit T
r
Struktur
cleat