Satuan Acara Bermain
Satuan Acara Bermain
Satuan Acara Bermain
Kelompok : 29
Sub pokok bahasan : Terapi Bermain Pada Anak Sakit yang Dirawat di Rumah
Sakit dengan Cara Stimulasi Motorik dan Sosial
Waktu : 60 menit
4. Pasien kooperatif
Peserta terdiri dari : anak usia pra sekolah sebanyak 5 orang didampingi
keluarga
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
1. Metode
a. Bermain bersama
2. Media
b. Pewarna makanan
c. Kertas bergambar
e. Cat air
f. Tissue basah
D. Kegiatan
1. Pengorganisasian
a. Leader : Rafi
b. Co leader : Tifa
d. Observer : Dika
Pembagian tugas :
a. Peran Leader
b. Co Leader
d. Observer
2. Setting Tempat
1 2 3 4 5 6
: Pasien : Co-leader
: Leader : Fasilitator
3. Kegiatan Bermain
1 5 menit Pembukaan:
4. Memperkenalkan anak
satu persatu dan anak 4. Mendengarkan dan
saling berkenalan dengan saling berkenalan
temannya
5. Observer mengobservasi
anak
2. Menanyakan perasaan
anak 2. Mengungkapkan
perasaan
3. Menyampaikan hasil
permainan 3. Mendengarkan
E. Evaluasi
d. Semua anggota kelompok dapat bekerja sama dan bekerja sesuai tugasnya
A. Perkembangan
1. Pengertian
Perkembangan (development) adalah perubahan yang bersifat
kuantitatif dan kualitatif, yaitu bertambahnya kemampuan (skill) struktur
dan fungsi tubuh yang lebih kompleks. Termasuk didalamnya
perkembangan kognitif, bahasa, motorik, emosi, dan perkembangan
prilaku (Soetjiningsih, 2014). Perkembangan menurut Ikatan Dokter Anak
Indonesia (IDAI) (2008) adalah bertambahnya kemampuan struktur dan
fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang lebih teratur, dapat
diperkirakan, dan dapat diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi
sel, jaringan tubuh, organ-organ, serta sistemnya yang terorgaanisasi.
Jadi perkembangan adalah proses perubahan struktur dan fungsi
tubuh yang meliputi perkembangan kognitif, bahasa, motorik, emosi, dan
perkembangan prilaku.
Bermain dengan cara kolase biji-bijian pada dasarnya tidak hanya
membantu mengembangkan kemampuan motorik anak saja tetapi juga
berperan penting dalam proses pengembangan kognitif klien dan
emosional klien, serta membantu klien untuk menggunakan kemampuan
bahasanya dengan bertanya sehingga klien akan terbiasa dengan proses
sosialisasi dengan orang, lingkungan dan kondisi disekitarnya. Ketika
anak sudah mampu bermain kolase biji-bijian secara lancar maka dia
sudah siap untuk meningkatkan kemampuannya ke tingkat yang lebih
lanjut seperti bersosialisasi dengan orang lain seperti mengenalkan diri
2. Stimulasi Perkembangan Anak Usia 3-5 Tahun
Stimulasi yang diperlukan anak usia 3-5 tahun adalah:
a. Gerakan kasar, dilakukan dengan memberi kesempatan anak
melakukan permainan yang melakukan ketangkasan dan kelincahan.
b. Gerakan halus, dirangsang misalnya dengan membantu anak belajar
menggambar.
c. Bicara bahasa dan kecerdasan, misalnya dengan membantu anak
mengerti satu separuh dengan cara membagikan kue.
d. Bergaul dan mandiri, dengan melatih anak untuk mandiri, misalnya
bermain ke tetangga (Suherman, 2000)
3. Ciri-ciri perkembangan
Ciri-ciri tumbuh kembang anak mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling
berkaitan. Ciri ciri tersebut adalah sebagai berikut:
a. Perkembangan menimbulkan perubahan. Perkembangan terjadi
bersamaan dengan pertumbuhan. Setiap pertumbuhan disertai dengan
perubahan fungsi, misalnya perkembangan intelegensia pada seorang
anak akan menyertai pertumbuhan otak dan serabut saraf.
b. Perkembangan pada tahap awal menentukan perkembangan
selanjutnya. Setiap anak tidak akan bisa melewati satu tahap
perkembangan sebelum ia melewati tahapan sebelumnya.
c. Perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda. Sebagaimana
pertumbuhan, perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda-
beda, baik dalam pertumbuhan fisik maupun perkembangan fungsi
organ dan perkembangan pada masing-masing anak.
d. Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan. Pada saat
pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan pun demikian, terjadi
peningkatan mental, memori, daya nalar, asosiasi dan lain-lain.
e. Perkembangan mempunyai pola yang tetap. Perkembangan fungsi
organ tubuh terjadi menurut dua hukum yang tetap, yaitu:
1) Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudian
menuju ke arah kaudal/anggota tubuh (pola sefalokaudal).
2) Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerak
kasar) lalu berkembang ke bagian distal seperti jari-jari yang
mempunyai kemampuan gerak halus (pola proksimodistal).
f. Perkembangan memiliki tahap yang berurutan. Tahap perkembangan
seorang anak mengikuti pola yang teratur dan berurutan. Tahap-tahap
tersebut tidak bisa terjadi terbalik, misalnya anak terlebih dahulu
mampu membuat lingkaran sebelum mampu membuat gambar kotak,
anak mampu berdiri sebelum berjalan dan sebagainya (Narendra,
2002).
4. Aspek-aspek perkembangan yang dipantau
a. Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan
dengan kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang
melibatkan otot-otot besar, seperti duduk, berdiri, dan sebagainya.
b. Gerak halus atau motorik halus adalah aspek yang berhubungan
dengan kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan
bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi
memerlukan koordinasi yang cermat seperti mengamati sesuatu,
menjepit, menulis dan sebagainya.
c. Kemampuan bicara dan bahasa adalah aspek yang berhubungan
dengan kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara,
berbicara, berkomunikasi, mengikuti perintah dan sebagainya.
d. Sosialisasi dan kemandirian adalah aspek yang berhubungan dengan
kemampuan mandiri anak (makan sendiri, membereskan mainan
selesai bermain), berpisah dengan ibu/pengasuh anak, bersosialisasi
dan berinteraksi dengan lingkungannya, dan sebagainya (Kemenkes
RI, 2016).
B. Teknik Kolase
1. Pengertian kolase
Kata kolase, yang dalam bahasa Inggris disebut “collage” berasal
dari kata”coller” dalam bahasa Prancis, yang berarti “merekat”.
Selanjutnya kolase dipahami sebagai sebuah teknik seni menempel
berbagai macam materi selain cat, seperti kertas, kain, kaca, logam, dan
sebagainya, atau dikombinasikan dengan penggunaan cat atau teknik
lainnya.1 Kolase adalah sebuah teknik menempel berbagai macam unsure
ke dalam satu frame sehingga menghasilkan karya seni yang baru.
Dengan demikian, kolase adalah karya seni rupa yang dibuat dengan cara
menempelkan bahan apa saja kedalam satu komposisi yang serasi
sehingga menjadi satu kesatuan karya.
Kolase adalah karya aplikasi yang dibuat dengan menggabungkan
teknik melukis(lukisan tangan) dengan menempel bahan-bahan tertentu.
Kolase berasal dari bahasa Perancis. Collage yang berarti merekat. Kolase
adalah kreasi aplikasi yang dibuat dengan menggabungkan teknik melukis
(lukisan tangan) dengan menempelkan bahan-bahan tertentu.2 Dalam
pembuatan kolase memerlukan kesabaran yang tinggi dan keterampilan
dalam memadukan, menyusun, dan menempel bahan yang ada sehingga
menjadi sebuah karya seni yang indah.
Disebutkan juga bahwa kolase menuntut kreativitas dan ide yang
lebih sulit dibanding dengan pembuatan karya seni rupa yang lain, karena
di dalam pembuatan kolase dituntut untuk memiliki, mencari, dan
menemukan bahan yang khusus dan cocok untuk membuat kolase,
kemudian bagaimana cara memadukan antara bahan yang satu dengan
bahan yang lainnya.3 Bahan yang digunakan bisa berupa bahan alam,
bahan buatan, bahan setengah jadi, bahan jadi dan bahan sisa. Potensi
kreatif yang sudah dimiliki anak sejak lahir penting untuk dikembangkan
melaui pembelajaran yang unik, menarik dan menyenangkan bagi anak
sehingga anak dapat bereksploratif dan memunculkan ide-ide baru .
Berdasarkan dari beberapa penjelasan teori diatas maka
disimpulkan bahwa kolase merupakan suatu karya seni dengan
menempelkan bahan-bahan tertentu yang bervariasi bisa berupa bahan
bekas, bahan dari alam, bahan jadi dan lain sebagainya sehingga menjadi
suatu karya seni yang serasi dengan memadukan lukisan tangan atau
teknik lainnya.
2. Jenis Kolase
Karya kolase dapat dibedakan menjadi beberapa segi, yaitu segi fungsi,
matra, corak dan material
a. Menurut Fungsi
b. Menurut Matra
c. Menurut Corak
d. Menurut Material
b. Bahan perekat: lem kertas, perekat vinyl, lem putih/PVC, lem plastic,
jarum dan benang jahit, serta jenis perekat lainnya (disesuaikan
dengan jenis bahan).
Dalam hal teknik, pada umumnya, karya kolase dapat dibuat dengan
teknik yang bervariasi, seperti: teknik sobek, teknik gunting, teknik potong,
teknik rakit, teknik rekat, teknik jahit, teknik ikat, dan sebagainya. Dan dua atau
lebih teknikpun dapat dikombinasikan untuk membuat sebuah karya kolase.
c. Repetisi/pengulangan ( repetition)