Pendidikan Agama Islam (Faturrahman) ...
Pendidikan Agama Islam (Faturrahman) ...
Pendidikan Agama Islam (Faturrahman) ...
Petunjuk
1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.
1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan
tidak melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media
apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik
Universitas Terbuka.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat
pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang
ditetapkan oleh Universitas Terbuka.
SELAYAR,17 DESEMBER 2020
Yang Membuat Pernyataan
FATURRAHMAN
Jawaban
1. Konsep kebebasan ( al- h urriyyah atau liberty ) dalam Islam, asal mulanya adalah
konsep ikhtiyar dan taqdir , yang berkaitan dengan kebebasan atau tidaknya
manusia dalam melakukan perbuatannya, dalam term teologi atau agama.
Kemudian setelah terjadinya kontak dengan dunia barat konsep tersebut
berkembang menjadi lebih luas cakupannya. Seperti kebebasan berekspresi atau
mengemukakan pendapat, berfikir, kebebasan berpolitik atau kebebasan ekonomi.
Dalam tulisan ini, penulis akan membahas lebebasan berfikir dan mengemukakan
pendapat; kebebasan beragama; kebebasan berpolitik, meliputi hak memilih
pemimpin, hak mengawasi dan mengontrol pemerintah; dan kebebasan ekonomi.
Kebebasan dalam Islam lebih terbatas dan terarah, atau dengan kata lain bebas tapi
terikat. Berbeda dengan demokrasi liberal menekankan kemampuan berbuat tanpa
batas.
ٰ ق م ۡن َّربِّ ُكمۡ ۖ فَم ۡن َشٓاء فَ ۡلي ُۡؤم ۡن َّوم ۡن َشٓاء فَ ۡلي ۡكفُ ۡرۙانَّ ۤا اَ ۡعت َۡدنَا ل
لظّلِ ِم ۡينَ نَارًا ۙ اَ َحاطَ بِ ِهمۡ س َُرا ِدقُهَا ؕ َواِ ۡن ي َّۡستَ ِغ ۡيثُ ۡوا يُغَاثُ ۡوا ِ ِ َ َ َ ِ َ َ ِ ُّ َوقُ ِل ۡال َحـ
س ال َّش َرابُ َو َسٓا َء ۡت ُم ۡرتَفَقًا َ بِ َمٓا ٍء َك ۡال ُم ۡه ِل يَ ۡش ِوى ۡال ُوج ُۡوهَؕ بِ ۡئ
2. Firman Allah SWT dalam Q.S Al-Mujaadalah: 11 يرفع هللا الّذين أمنوا منكم والّذين أوتواالعلم
درخات. “Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang beriman diantaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”. Dalam ayat di atas
jelas sekali bahwa iman adalah hal yang sangat penting dimiliki bagi ilmuan.
Sebab, kerusakan yang di lakukan orang yang berilmu akan lebih besar akibatnya
dari pada kerusakan yang di lakukan orang bodoh. Seorang pencuri, pencopet,
maling hanya mengambil uang ratusan ribu saja atau paling besar nilainya jutaan.
Tapi jika orang berilmu mencuri dengan nama halusnya korupsi, nilainya bisa lebih
besar bukan cuman jutaan, bisa milyaraan bahkan triliyunan. Pencuri berdasi yang
memiliki jabatan, mustahil menduduki jabatan itu jika tidak berilmu. Pada
hakikatnya ilmu itu bersifat netral, bisa untuk kebaikan, bisa pula untuk kejahatan.
Teknolog membuat senjata untuk mengamankan wilayah, tapi kenyataannya
banyak senjata dipakai untuk menodong. Kalau begitu bukan ilmu atau alatnya
yang di salahkan, tapi orang yang melakukan kejahatan yang salah. Karena itu ilmu
harus di teladani dengan iman jika ilmunya bertambah, maka akan bertambah
kedekatannya kepada Allah SWT. Dari manakah kita dapat mengukur ilmu
seseorang? Ibnu Qoyyim al-Jauziah menjawab,”Hendaknya kita mengukur ilmu
bukan dari kumpulan buku yang kita habiskan. Bukan dari tumpukan naskah yang
kita hasilkan. Bukan juga dari penatnya mulut dalam diskusi tak putus yg kita
jalani. Tapi dari amal yang keluar dari setiap desah nafas kita.” Lewat kalimat
tersebut Ibnu Qoyyim ingin menekankan bahwa ilmu itu hadir untuk menciptakan
amal. Ilmu yang tidak menghasilkan amal, sama sekali tidak berguna. Allah SWT
mewajibkan manusia untuk selalu beramal. Firman Allah dalam QS. At-Taubah :
105 yang artinya, ”Beramallah kamu, sesungguhnya Allah, Rosulnya dan orang-
orang mukmin akan melihat amal kamu dan kamu akan di kembalikan kepada
Allah yang mengetahui perkara ghaib dan nyata. Maka Allah akan memberitahukan
apa yang telah kamu kerjakan.
ۚ إِ َّن ال َّس ْمع ك بِ ِه ِع ْل ٌم َ َ َواَل تَ ْقفُ َما لَي
َ َْس ل
Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang
ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia
kafir". Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang
gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka
akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan
muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek