ANTIBIOTIKA

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

IDENTIFIKASI ANTIBIOTIKA

Disusun Oleh :

1. Ulfa Fitria (PO.71.39.1.20.044)


2. Lekat Okta Tri Puspita (PO.71.39.1.20.046)
3. Riandino Febriansyah (PO.71.39.1.20.048)
4. Indah (PO.71.39.1.20.050)
5. Meivi Rahmahdini (PO.71.39.1.20.054)

Kelas : Reguler 1B

Dosen pembimbing :

1. Dra. Hj Kusriati
2. Vera astuti, S.Farm.Apt
3. Ferawati Suzalin S.Farm,Apt, M.Sc

POLTEKKES KEMENKES

PALEMBANG JURUSAN FARMASI


TAHUN AKADEMIK 2020/2021
BAB 1
PENDAHULUAN

I. latar Belakang
Antibiotik merupakan obat yang paling banyak digunakan, terkait dengan
banyaknya kejadian infeksi bakteri yang diderita oleh banyak orang. Disamping itu
penggunaan antibiotik dapat menimbulkan masalah resistensi dan efek obat yang tidak
dikehendaki ( Juwono, 2004).Salah satu penyakit infeksi adalah demam tifoid, penyakit
ini sering dijumpai pada anak-anak dan dewasa muda. Frekuensi paparan lebih sering
pada kelompok ini, karena sering makan makanan dari luar dan belum menyadari
pentingnya higiene dan sanitasi. Kemungkinan lain adalah karena sistem kekebalan
mereka yang masih belum pernah atau sering terpapar kuman penyebab penyakit ini,
sehingga belum terbentuk kekebalan yang memadai pada kelompok ini ( Sekartini dkk,
2003).
Penyebab penyakit ini adalah bakteri golongan Salmonella yang memasuki
tubuh penderita melalui saluran pencernaan. Ada dua sumber penularan Salmonella
typhi, yaitu pasien dengan demam tifoid dan yang lebih sering carrier. Orang tersebut
mengekskresi (mengeluarkan) 109 sampai 1011 kuman per gram tinja. Di daerah
endemik transmisi terjadi melalui air yang tercemar. Makanan yang tercemar oleh
carrier merupakan sumber penularan yang paling sering di daerah non endemik
( Juwono, 2004). Saat ini demam tifoid merupakan penyakit endemik di Indonesia.
Prevalensi demam tifoid di Indonesia diperkirakan 350-810 kasus/100.000 penduduk
per tahun atau kurang lebih sekitar 600.000-1,5 juta kasus setiap tahun. Delapan puluh
sampai sembilan puluh persen dari angka di atas adalah anak berusia 2-19 tahun.
Demam tifoid menduduki peringkat kedua di antara penyakit usus setelah
gastroenteristis ( Sekartini dkk, 2003) Berdasarkan laporan pola penyakit dari unit
rekam medik RSU Pandan Arang Boyolali tercatat setiap tahunnya demam tifoid masih
merupakan penyakit yang menduduki peringkat ke 13 besar penyakit di rawat inap.
Penggunaan dengan Antibiotik merupakan suatu kelompok obat yang paling sering
digunakan untuk penyakit infeksi saat ini. Menurut perkiraan sampai sepertiga pasien
rawat inap mendapat antibiotik ( Lim, 1997). Pemberian antibiotik khususnya
kloramfenikol dapat mengurangi komplikasi dan angka kematian. Dalam 48 jam setelah
pemberian antibiotik, penderita akan merasa lebih baik dan dalam 4-5 hari suhu badan
akan kembali normal. Masa inkubasi demam tifoid berlangsung selama 7-14 hari
(bervariasi antara 3-60 hari) tergantung jumlah dan strain kuman yang tertelan
( Soegijanto, 2002). Pada umumnya terapi demam tifoid meliputi nutrisi yang
memadai, menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit, pemberian antibiotik dan
mencegah serta mengatasi komplikasi yang terjadi. Kortikosteroid hanya diberikan
pada penderita demam tifoid yang toksik. Obat standar yang digunakan untuk terapi
demam tifoid untuk saat ini adalah kloramfenikol, amoksisilin, dan kotrimoksazol
( Soegijanto, 2002).

II. Tujuan Percobaan


Mahasiswa dapat mengetahui senyawa antibiotic dan pengidentifikasiannya
secara kualitatif ( Streptomisin, Penisilin, Chloramphenicol, Amoxycillin, Ampisilin)
BAB 2
PEMBAHASAN

I. Dasar Teori
Antibiotika (L.anti=lawan,bios=hidup) adalah zat-zat kimia yang dihasilkan
oleh fungi dan bakteri,yang memiliki khasiat yang mematikan atau menghambat
pertumbuhan kuman,sedangkan toksisitasnya bagi manusia relative kecil.

 Menurut Waksman:

Antibiotik adalah (pada umumnya) zat yang dibentuk oleh mikroorganisme yang
dapat menghambat atau membunuh pertumbuhan mikroorganisme lain.

 Menurut Benedict :

Bahan kimia yang dihasilkan oleh jasad renik tertentu atau tutunannya yang dapat
dipergunakan untuk membunuh mikroba jenis lain.

Kegiatan antibiotis untuk pertama kalinya ditemukan secara kebetulan oleh


Dr.Alexander Fleming (Inggris 1928,penisilin).Tetapi penemuan ini baru
dikembangkan dan digunakan pada permulaan perang dunia II di tahun 1941,ketika
obat-obat antibakteri sangat diperlukan untuk menanggulangi infeksi dari luka-luka
dari pertemuan.

Kemudian ,para peneliti diseluruh dunia memperoleh banyak zat lain dengan khasiat
antibiotis. Akan tetapi berhubungan dengan sifat toksisitasnya bagi manusia,hanya
sebagian kecil saja yang digunakan sebagai obat.Yang terpenting diantaranya adalah
sterptomisin,kloramfenikol,tetrasiklin,eritromisin,rifampisin,dll.

Pembuatannya :

 Antibiotika semisintetis, yaitu apabila ada persemaian (culture substrate) dibubuhi


zat-zat pelopor tertentu,maka zat ini diinkorporasi kedalam antibiotikum
dasarnya.Hasilnya disebut senyawa semisintetis,misalnya penisilin-V
 Antibiotika sintetis tidak dibuat lagi dengan jalan biosintetis tersebut,melainkan
dengan sintesa kimiawi,misalnya klorafenikol.
Penggunaan :

Antibiotik digunakan untuk mengobati berbagai jenis infeksi akibat kuman atau juga
untuk prevensi infeksi,misalnya pada pembedahan besar.Yang berguna hanyalah
antibiotika yang mempunyai kadar hambatan minimum in vitro lebih kecil dari kadar
zat yang dapat dicapai dalam tubuh dan tidak toksik.

Penggunaan penting non-tetrapeutis adalah sebagai stimulant pertumbuhan dalam


peternakan babi, sapi dan ayam. Efek ini secara kebetulan ditemukan pada tahun
1940-an tetapi mekanisme kerjanya belum diketahui dengan jelas.Diperkirakan
antibiotika bekerja setempat di dalam usus dengan menstabilisir floranya.Kuman-
kuman “buruk” yang merugikan dikurangi jumlah dan aktivitasnya,sehingga zat-zat
gizi dapat dipergunakan lebih baik.

Antibiotika dikelompokkan menjadi beberapa golongan,diantaranya :

1. Golongan β laktam
 Penisilin : Penisilin-G,Penisilin-V,Fenetisilin-K,Metisilin-Na dan Ampisislin
 Sefalosforin : Sefaloglisin, Sefaleksin, Sefadroksil, Sefaklor, Sefalotin,
Sefaloridin ,Sefazolin, Sefapirin.
 Golongan β laktam lain : Tienamisin,Nokardisin,Asam klavulanat.

2. Antibiotika aminoglikosida
Washman (1944) → antibiotic dengan toksisitas rendah tetapi digunakan dalam
terapi hanya beberapa yaitu :
o Kanamisin
o Neomisin
o Streptomisin
o Paromomisin
o Gentamisin

3. Antibiotika tetrasiklin
o Tetrasiklin
o Klortetrasiklin
o Doksisiklin
4. Makrolida
Yang termasuk kelompok makrolida adalah :
o Eritomisin
o Spiramisin

5. Linkomisin
Yang termasuk kelompok linkomisin adalah linkomisin yang diisolasi
streptomyces lincolnensis dan senyawa sintesis parsial turunannya yaitu
klindamisin.

6. Polipeptida
o Polimiksin B
o Kolistin
o Basitrasin
o Tirositin

Dalam golongan ini yang dipraktekkan adalah :

1) Chloramphenicol
2) Penisilin-V
3) ampisilin
4) Amoksisilin
5) Streptomisin

II. MONOGRAFI

1. Chloramphenicol

C11H12CI2N2O5

Kloramphenikol mengandung tidak


kurang dari 97,0 % dan tidak lebih dari 103,0 %
C11H12CI2N2O5 dihitung terhadap zat yang telah
dikeringkan .
Pemerian : Hablur halus berbentuk jarum atau lempeng memanjang,putih
berbau atau putih kekuningan,tidak berbau,rasa sangat pahit,dalam larutan
asam lemah mantap.Jarak cair 149o-153o C, bentuk Dthreo 18,5o-21,5o.
Kelarutan : Larut dalam lebih kuarang 400 bagian air,dalam 2,5 bagian etanol
(95%) dan dalam 1 bagian propilenglikol P; sukar larut dalam kloroform P dan
dalam eter P.
Khasiat dan kegunaan : Antibiotikum
Wadah dan penyimpanan : dalam wadah tertutup baik,terlindung dari
cahaya.Penandaan pada etiket harus juga tertera : Daluwarsa.
Identifikasi zat yang digunakan :
a) Sejumlah 10 mg zat dan 2 g NaOH ditambah 3 ml air,lalu panaskan sampai
mendidih larutan berwarna kuning kuat kemerahan. (reaksi chenkao)
b) Zat dilarutkan dalam 3 ml etanol 70% + 7 ml air dan serbuk Zn dipanaskan di
penanggas air selama 10 menit kemudian saring.Ke dalam 2 ml filtrate
ditambahakan 2 tetes benzoil klorida dikocok selama 1 menit,lalu tambahakan
3 tetes FeCI3 terbentuk warna ungu merah pekat.
c) Kedalam 2 ml filtrate lain ditambahkan 3 tetes HCI, 3 tetes NaNO 2 10 % dan
larutan βnaftol dalam 5 ml NaOH 15 % terbentuk warna merah jingga.(reaksi
diazotasi).
d) Filtrat yang diasamkan dengan asam nitrat dan ditambah perak
nitrat,membentuk endapan perak klorida.

2. Penisilin-V

C16H18N2O5S

Penicillin V atau fenoksimetilpenicillin adalah antibiotik spektrum luas


golongan penicillin yang bermanfaat untuk mengatasi berbagai infeksi yang
disebabkan oleh bakteri, seperti infeksi saluran pernapasan atas oleh
bakteri Streptococcus, pneumonia dan otitis media yang disebabkan Pneumococcus,
serta fusospirochetosis. Antibiotik ini juga dapat digunakan sebagai
profilaksis demam reumatik.
Pemerian : serbuk hablur, putih; tidak berbau
Kelarutan : tidak larut dalam miyak lemak, sangat sukar larut dalam
air,mudah larut dalam etanol dan dalam aseton.
Khasiat dan kegunaan : antibiotikum

3. Ampicillinum

C16H19N3O4S

Asam – 6 – [(D (-) α – aminofenilasetamidol)] – penisilinat

Ampisilin mengandung tidak kurang dari 95,0% C 16H19N3O4S, dihitung terhadap zat
anhidrat.
Pemerian : serbuk hablur renik; putih; tidak berbau atau hampir tidak berbau;
rasa pahit.
Kelarutan : larut dalam 170 bagian air, praktis tidak larut dalam etanol
(95%)P, dalam kloroform p, dalam eter p, dalam aseton p dan dalam minyak
lemak.
Khasiat dan kegunaan : antibiotikum
Wadah dan penyimpanan : penyimpanan dalam wadah tertutup baik
Penandaan pada etiket harus juga tertera : daluarsa

Identifikasi Kualitatif
1. Kedalam suspensi 10 mg zat dalam 1 ml air ditambahkan 2 ml larutan Fehling (2 :
6) timbul warna ungu (fuhsin)
2. Reaksi asam hidroksamat
Kedalam 15 mg zat dalam 3 N NaOH ditambahkan 0,3 g hidroksilamin HCl dan
dibiarkan selama 5 menit lalu diasamkan dengan beberapa tetes 6 N HCl
kemudian ditambahkan 1 ml FeCl3 1% timbul warna merah-ungu kotor
3. Reaksi Iod-Azida
Kedalam 2 ml larutan 0,003 N iodium (3 ml 0,1 N iod + air) ditambahkan
beberapa tetes larutan kanji dan 100 mg Na-azida padat larutan menjadi biru,
kemudian kedalam larutan ini ditambahkan 50 mg zat penisilin dengan
pengocokan warna hilang menjadi jernih dah tampak gelembung gas N 2. Selain
penisilin senyawa yang positif : thiamin, sulfathiazole, metionin. Untuk golongan
fenothiazin reaksi negatif.

4. Amoxicillin
C16H19N3O5S.3H2O

Amoksisilin mengandung tidak kurang dari 99,0% C16H19N3O5S.3H2O, dihitung


terhadap zat anhidrat. Mempunyai potensi setara dengan tidak kurang dari 900 µg
per mg.

Pemerian : serbuk hablur, putih; praktis tidak berbau


Kelarutan : sukar larut dalam air dan methanol; tidak larut dalam benzene;
dalam karbon tetraklorida dan dalam kloroform.
pH : antara 3,5 dan 6,0
Khasiat dan kegunaan : antibiotikum
Wadah dan penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, pada suhu kamar
terkendali
Identifikasi sama dengan Ampicillin
Literatur : Farmakope Indonesia edisi IV
5. Streptomisin
Senyawa: Streptomisin
Struktur Kimia:

Rumus Molekul:C21H39N7O12
Berat Molekul: 1457,50 gr/mol
Bentuk: Padat
Pemerian: Warna putih atau hampir putih, tidak berbau atau bau lemah, rasa
agak pahit
Kelarutan: Sangat mudah larut dalam air, praktis tidak larut dalam
etanol,kloroform, dan eter,
BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

I. Alat dan Bahan

Alat :
- Tabungreaksi
- Spatula
- Beaker glass
- Botolsemprot
- Cawanpenguap
- Droplet plate
- lampuspiritus
- Water Bath
Bahan:
- Chloramphenicol
- Penisilin-V
- Ampicillin,
- Amoxycillin
- Streptomisin

Tabel
No Nama Zat Prosedur Hasil Pengamatan Gambar
1 1. Zat
+ HCl Larutan kuning
padat, berasap
+ Serbuk Zinc, Putih susu, lalu
panaskan larutan kuning
+ DAB HCl
Chloramphenicol
2. Reaksi kristal
asefan air zat
+ Aseton
dipanaskan
(amati bawah
mikroskop)

C11H12CI2N2O5

2 Penisilin-V 1. Zat
+ Larutan Iodium Larutan Merah
C16H18N2O5S
betadine

2. Zat
+ Pereaksi Meyer Larutan bening, tdk
(1,36 HgCl + 5 g larut
KI dilarutkan dan
diencerkan dgn
aquadest ad 100
ml)

3. Zat
+ NaOH Laurtan bening,
(dibiaskan kurang tidak larut
lebih 1 menit)
+ FeCl3 Larutan merah
betadine
3 Ampicillinum 1. Zat
+ Air
C16H19N3O4S
+ 2 ml comp. Larutan ungu ada
Kalium tembaga endapan
tatrat (kaNa
Tartrat + CuSO4)

2. Zat
+ Air Larutan putih,
seperti tidak larut
+ FeCl3 (1-2 Larutan coklat,
tetes) seperti jahe, endapan
putih

3. Zat
+ Pereaksi
Marqurs (10 ml
Formaldehid + 50
ml H2SO4
dipanaskan selama
2 menit,
dinginkan)

4 Amoxicillin 1. Zat
+ H2So4 Larutan kuning
C16H19N3O5S.3H2O
terang

2. Zat
+ Pereaksi Larutan Kekuningan
Maqus
(formaldehid)
40% 2 tetes +
H2SO4 3 ml)

5 Streptomisin 1. Zat
C21H39N7O12 + NaOH Larutan bening, agak
panaskan kekuningan
+ HCl Larutan kuning
bening
+FeCl3 Larutan coklat
(beberapa tetes) keunguan
PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini praktikan mengidentifikasi sampel antibiotic.


Pengidentifikasian senyawa antibiotic pertama kali dapat diketahui secara organoleptis
dimana rasa chloramphenicol paling pahit dibanding senyawa antibiotic lainnya. Kemudian
dengan fluoresensi didapat hasil, dalam bentuk padat hanya kloramfenikol dan ampicillin
yang berpendar, sedangkan amoxicillin dan tetrasiklin tidak berpendar, dicampur dengan air
hanya ampicillin yang nyala biru, sedangkan yang lain tidak nyala, dicampur dengan asam
(HCl) amoxicillin nyala hijau, ampisillin nyala biru dan yang lainnya tidak nyala, dicampur
dengan basa (NaOH) amoxicillin menunjukkan nyala kuning, ampicillin menunjukkan nyala
biru, sedangkan kloramfenikol tidak nyala. Pada saat pirolisa amoxicillin meleleh, mendidih
membentuk arang sempurna dengan bau yang menyengat tajam, tetrasiklin meleleh,
mengarang dan mendidih, kloramfenikol meleleh dan mendidih, ampicillin meleleh,
mengarang, mendidih, menyala dengan bau gosong.

Percobaan dilanjutkan dengan reaksi warna, reaksi warna yang spesifik yang pertama
kali dilakukan adalah sampel +H2SO4 p amoxicillin membentuk larutan berwarna orange,
kloramfenikol membentuk larutan berwarna kuning dan ampicillin membentuk larutan
berwarna kuning terang. Ketiga senyawa tersebut ditambah reaksi chen cao ( Sampel +
NaOH padat+aquadest kemudian dipanaskan di WB chloramphenicol yang menunjukkan
larutan berwarna merah bata, amoxicillin menunjukkan larutan berwarna kuning, tetrasiklin
menunjukkan larutan berwarna merah kecoklatan dan ampicillin menunjukkan larutan
berwarna kuning.

Identifikasi selanjutnya adalah sampel ditambah reaksi marquis (Ampicillin dan


Amoxicillin) amoxicillin memberikan warna kuning mencolok sedangkan ampicillin
memberikan warna kuning tipis, kloramfenikol memberikan warna coklat kemerahan muda.
Reaksi identifikai berikutnya adalah sampel + (air + fehling) (2:6), ampicillin memberikan
warna hijau tua, amoxicillin memberikan warna hijau kecoklatan, kloramfenikol memberikan
warna hijau muda.

BAB IV

PENUTUP

KESIMPULAN

Pengidentifikasian senyawa antibiotic yang spesifik dari sample adalah :

Amoxicillin memberikan bau ammonia lebih kuat dibanding ampicillin


karena pada struktur amoxicillin terdapat gugus NH2 dan S
Rasa chloramphenicol paling pahit.
Amoxicillin memberikan warna kuning yang mencolok disbanding ampicillin
ketika ditambah Marquis.
HASIL PERCOBAAN

Pereaksi Fluoresensi Sampel + H2SO4(p)

Sampel + HNO3(p) Pereaksi King


Pereaksi Marquis Pereaksi Frohde

Pereaksi Wasicky Sampel + H2SO4(p) + resorcin

Pereaksi Chen Kao Sampel + NaOH pdt + air  wb


Sampel + etanol +Fehling (2:6) CaCl2

DAFTAR PUSTAKA

Dirjen POM, Farmakope Indonesia edisi ketiga, Depkes RI, 1979

Tim Penyusun, Buku Pedoman Praktikum Kimia Farmasi , Poltekkes Kemenkes Jakarta II,
2010

Anda mungkin juga menyukai