Addendum
Addendum
Addendum
Pada hari ini Sabtu Tanggal Delapan Bulan Februari Tahun Dua Ribu Dua Puluh (08-02-
2020) masing - masing yang bertanda - tangan dibawah ini:
1) Bapak H. Suarli, S, Sos, Bapak Seraman dan Bapak Yohanes, masing–masing dalam
kedudukannya sebagai Ketua, Sekretaris dan Bendahara dari KOPERASI UNIT DESA
MITRA USAHA AGRO, suatu badan hukum berbentuk koperasi berdasarkan
Keputusan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
Nomor : 518/03/BH/XVll.12/2011 tanggal 18 April 2011 dengan Akta Pendirian
Koperasi tanggal 27 Januari 2011, yang didirikan serta tunduk kepada peraturan yang
berlaku di negara Republik Indonesia, berdomisili di Melawi dan beralamat di Dusun
lstana, Desa Baru, Kecamatan Nanga Pinoh, Kabupaten Melawi, Propinsi Kalimantan
Barat, Republik Indonesia, dan oleh karenanya bertindak untuk dan atas nama
KOPERASI UNIT DESA MITRA USAHA AGRO tersebut (perusahaan ini termasuk,
pengganti dan penerus haknya yang sah selanjutnya disebut sebagai "PIHAK
PERTAMA").
Bahwa PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara bersama - sama disebut PARA
PIHAK dan secara masing - masing disebut sebagai PIHAK,dengan ini PARA PIHAK telah
sepakat untuk membuat dan menandatangani Addendum Perjanjian Kerjasama
Pembangunan dan Pengelolaan Perkebunan Kelapa Sawit Pola Kemitraan Program
Perkebunan (untuk selanjutnya disebut "PERJANJIAN"), sebagai bentuk pelaksanaan
kesepakatan antara PIHAK KEDUA dengan Masyarakat Desa Nanga Kayan, Desa
Sepantonak, Desa Labang, Desa Nanga Belimbing dan desa - desa yang akan ditentukan
kemudian, di Kecamatan Belimbing dan Kecamatan Nanga Pinoh, Kecamatan Pinoh Utara
Kabupaten Melawi, Propinsi Kalimantan Barat, dimana KEBUN MITRA / PLASMA ini
merupakan milik Petani Peserta Mitra / Plasma sesuai Keputusan Bupati Melawi Nomor:
525/298 tanggal 23 Desember 2013 beserta perubahannya, tentang Penunjukan Calon
Petani dan Calon Lahan Peserta Program Perkebunan dengan memakai syarat-syarat dan
ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
BABI
PENDAHULUAN
Pasal 1
Latar Belakang Pelaksanaan Kerjasama Kemitraan
1) PIHAK PERTAMA memiliki rencana untuk membangun kebun kelapa sawit Tahap
Pertama diatas bidang - bidang tanah seluas 5.000 (Lima Ribu) hektar yang terletak di
Desa Nanga Kayan, Desa Sepantonak, dan Desa Labang, Desa Nanga Belimbing dan
desa - desa yang akan ditentukan kemudian, Kecamatan Belimbing dan Kecamatan
Nanga Pinoh, Kecamatan Pinoh Utara Kabupaten Melawi, Propinsi KalimantanBarat
(selanjutnya disebut KEBUN MITRAI PLASMA) untuk 2.035 (DUA RIBU TIGA PULUH
LIMA) orang Anggota KOPERASI UNIT DESA MITRA USAHA AGRO berserta dengan
perubahannya (selanjutnya disebut PETANI PESERTA KEMITRAANI PLASMA).
5) Bahwa PIHAK PERTAMA telah mendapat Kuasa dari masyarakat calon petani peserta
plasma untuk mewakili kepentingan calon petani peserta plasma dalam pelaksanaan
pembangunan dan pengelolaan kebun mitra / plasma yang akan dibangun oleh PIHAK
KEDUA, sesuai dengan Serita Acara Pembentukan KUD dan Pelantikan Pengurus
tertanggal 27 Januari 2011 dan Surat Kuasa Pengurus ke Ketua Koperasi tertanggal
15 Februari 2013
1) Kemitraan adalah kerjasama yang dilakukan oleh PIHAK PERTAMA dengan PIHAK
KEDUA dalam Jangka Waktu Kerjasama Kemitraan seperti di Pasal 5 PERJANJIAN
ini untuk meraih keuntungan (manfaat) bersama dengan prinsip saling mernbutuhkan
dan saling membesarkan dan atau untuk memperkuat posisi masing - masing pihak
yang bermitra, yang keberhasilannya sangat ditentukan oleh adanya "kepatuhan
diantara PARA PIHAK dalam menjalankan etika bisnis bertanggung jawab".
3) Koperasi adalah organisasi Badan Hukum yang dibentuk berdasarkan ketentuan dan
peraturan perundang - undangan yang berlaku yang dalam hal ini menjadi wadah
organisasi petani peserta plasma dalam pelaksanaan hak dan kewajibannya di dalam
program kemitraan perkebunan, dan bersama perusahaan inti, melaksanakan
pembangunan dan pengelolaan kebun mitra/plasma kelapa sawit.
4) Bank adalah badan usaha berbadan hukum berbentuk perseroan terbatas yang
bergerak dibidang jasa keuangan dan telah ditunjuk / ditetapkan sebagai Bank
Penyalur dan atau Pemberi Pinjaman untuk lnvestasi (pembiayaan) pembangunan
kebun plasma dalam program perkebunan, dan karenanya memiliki peran serta fungsi
menyediakan dana yang dibutuhkan Koperasi untuk pembangunan perkebunan
plasma sesuai proyeksi kebutuhan dana yang diajukan PIHAK PERTAMA dan PIHAK
KEDUA berdasarkan Proposal yang disusun oleh Konsultan yang diketahui Dinas
lnstansi terkait.
5) Perkebunan Inti adalah usaha perkebunan kelapa sawit terpadu yang memiliki sarana
dan prasarana yang dibutuhkan industri perkebunan, lengkap dengan pabrik
pengolahan minyak sawit milik PIHAK KEDUA.
6) Perkebunan Mitra / Plasma adalah perkebunan kelapa sawit terpadu, lengkap dengan
sarana dan prasarana kebutuhan kebun milik Petani Peserta Plasma Anggota
Koperasi.
7) Petani Peserta Mitra / Plasma adalah warga masyarakat setempat dan atau
masyarakat yang tinggal di luar wilayah ijin lokasi perusahaan yang memiliki lahan
untuk dikelola menjadi lahan perkebunan Inti - Plasma dan yang kemudian diusulkan
kepada Bupati untuk ditetapkan sebagai Petani Peserta Plasma program kemitraan
perkebunan yang telah ditetapkan sebagai petani peserta plasma dan sekaligus
pemilik kebun plasma sebagaimana ditetapkan pada Keputusan Bupati Melawi
No.525/298 tanggal 23 Desember 2013 beserta perubahannya serta terdaftar sebagai
Anggota Koperasi.
10) Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Melawi yang memiliki kedudukan,
peran dan bertanggungjawab:
c. mendapatkan kontribusi akibat PERJANJIAN ini dalam bentuk Pajak dan atau
Restribusi sebagaimana diatur dan ditetapkan dalam Peraturan Daerah
Kabupaten, dan
11) Fasilitas Kredit adalah fasilitas pinjaman / sejumlah dana yang disediakan dan
disalurkan oleh BANK (sebagai Kreditur), dalam rangka pembiayaan pengembangan
usaha (pembangunan) perkebunan kelapa sawit dalam program perkebunan serta
fasilitas pinjaman lain.
12) Dana Talangan adalah sejumlah dana yang disediakan atau disalurkan oleh PIHAK
KEDUA kepada PIHAK PERTAMA:
a. pada saat Dana Kredit BANK belum tersedia dan atau tidak mencukupi untuk
pembiayaan pembangunan fisik kebun plasma sampai kebun dinyatakan telah
menghasilkan.
b. pada saat dana hasil pembagian keuntungan tidak cukup untuk pembayaran
Angsuran / Pelunasan Kredit ke BANK, akibat penurunan produksi atau produksi
rendah sehingga tidak mampu memenuhi kewajiban pembayaran angsuran
pelunasan kredit ke BANK.
c. dimana atas Dana Talangan yang disalurkan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK
PERTAMA dikenakan Bunga Pinjaman dengan tingkat suku bunga yang berlaku
umum di BANK.
13) Angsuran dan Pelunasan Kredit BANK, pembayaran dilakukan oleh PIHAK KEDUA
atas nama PIHAK PERTAMA (yang mendapat kuasa dari Petani Peserta Plasma)
dengan dana yang bersumber dari hasil pembagian keuntungan dengan jumlah dan
waktu sebagaimana diatur dalam Perjanjian ini.
14) Perjanjian Kerjasama Kemitraan adalah suatu Perjanjian Kerjasama Kemitraan
antara PIHAK KEDUA dengan PIHAK PERTAMA (yang merupakan wadah /
organisasi usaha dimana Koperasi mewakiliI bertindak untuk dan atas nama petani
peserta plasma) dalam rangka pembangunan kebun plasma kelapa sawit milik Petani
Peserta Plasma / Anggota Koperasi yang meliputi kegiatan pembangunan kebun,
pengelolaan kebun, produksi, pembelian dan atau penjualan hasil produksi kebun
plasma.
15) Akad Kredit adalah Perjanjian Kredit yang dilakukan antara BANK (sebagai Kreditur /
Pemberi Kredit) dengan PIHAK PERTAMA (sebagai Debitur Tak Langsung) atau
dengan Anggota PIHAK PERTAMA (sebagai Debitur Langsung).
16) Areal Kebun Mitra/Plasma adalah seluruh lokasi lahan perkebunan kelapa sawit yang
telah ditetapkan dan disetujui / disepakati menjadi Kebun Plasma kelapa sawit, yang
didalamnya termasuk luas lahan untuk tanaman, luas lahan untuk lnfrastruktur jalan
dan parit.
17) Satu Siklus Tanaman Perkebunan Kelapa Sawit adalah satu siklus tanaman budi
daya perkebunan kelapa sawit mulai awal kebun di bangun sampai tanaman tidak
berproduksi lagi atau sampai tanaman ber-umur 30 (tiga puluh) tahun.
18) Tandan Buah Segar (TBS) adalah kuantitas persatu satuan tandan buah tanaman
kelapa sawit yang telah dipetik / dipanen terdiri dari seluruh buah, tandan kosong,
brondolan dan semua bagian lainnya yang terdapat dalam TBS Kebun Plasma yang
siap untuk dikirim ke Pabrik Pengolahan MinyakSawit PIHAK KEDUA.
19) Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) adalah tanaman kelapa sawit ber-umur mulai
penanaman sampai dengan tanaman minimal berumur 48 (empat puluh delapan)
bulan.
20) Tanaman Menghasilkan (TM) adalah tanaman kelapa sawit yang telah
menghasilkan sampai dengan tanaman tidak mampu lagi berproduksi atau tidak
mampulagi untuk menghasilkanTBS.
22) Aktivitas adalah pengembangan Areal Kebun Mitra / Plasma menjadi perkebunan
kelapa sawit, mengoperasikan perkebunan, menjual dan memasarkan hasil produksi
perkebunan di dalam negeri dan atau ke luar negeri, memasarkan produk yang
dihasilkan oleh pabrik kelapa sawit di dalam dan di luar negeri dan seluruh kegiatan
terkait lainnya yang akan dilaksanakan oleh PARA PIHAK, dengan tunduk kepada tata
cara dan harga yang diatur dalam peraturan perundang- undangan yang berlaku di
Indonesia.
23) Lembaga Koperasi adalah KOPERASI UNIT DESA MITRA USAHA AGRO suatu
badan hukum berbentuk koperasi berdasarkan Keputusan Menteri Koperasi dan Usaha
Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor: 518/03/BH/XVll.12/201 tanggal 18
April 2011 dengan Akta Pendirian Koperasi tanggal 27 Januari 2011, yang
didirikan serta tunduk kepada peraturan yang berlaku di negara Republik
Indonesia, berdomisili di Melawi dan beralamat di Dusun lstana, Desa Baru,
Kecamatan Nanga Pinch, Kabupaten Melawi, Propinsi Kalimantan Barat, Republik
Indonesia.
24) Biaya adalah biaya-biaya yang akan dibayarkan oleh PIHAK PERTAMA kepada
PIHAK KEDUA dan akan dipotong dari pendapatan penjualan hasil kebun yang akan
dibagikan kepada PIHAK PERTAMA. Biaya-biaya dimaksud terdiri dari (a) biaya komisi
yang perlu dibayarkan kepada PIHAK KEDUA sebesar 2% dari pendapatan penjualan
hasil kebun (jika berupa CPO). (b) seluruh biaya operasional termasuk biaya
manajemen dan biaya untuk mendapatkan fasilitas pembiayaan. (c) angsuran
pembayaran fasilitas pinjaman yang diperoleh PIHAK PERTAMA dari BANK dan atau
PIHAK KEDUA dan termasuk biaya tingkat bunganya. (d) seluruh biaya tingkat bunga
untuk dana talangan (jika ada). (e) seluruh biaya pembangunan. (f) seluruh biaya dan
pengeluaran untuk memperoleh lahan perkebunan Mitra/Plasma ,dan (g) seluruh
kewajiban perpajakan yang harus dibayar oleh PIHAK PERTAMA (jika ada).
25) Biaya Manajemen adalah biaya pengelolaan kebun mitra/plasma (manajemen fee)
dengan perhitungan sebagai berikut : (i) terhitung sejak masa pembangunan (tahun ke-
1 sampai dengan tahun ke-4) biaya manajemen dihitung dari 5% dari biaya
pembangunan, (ii) tahun ke-5 sampai dengan tahun ke-30, biaya manajemen dihitung
dari 5% dari biaya operasional yang akan dibayarkan oleh PIHAK PERTAMA kepada
PIHAK KEDUA selama masa berlakunya perjanjian ini.
Pasal 3
Dasar Hukum Pelaksanaan Perjanjian
4) Keputusan Bupati Melawi tentang ljin Lokasi Lahan Perkebunan Pola Kemitraan Inti -
Plasma Nomor: 500/74 tanggal 15 April 2009 (dengan luas area 20.000 ha) dan
Nomor : 500/75 tanggal 15 April 2009 (dengan luas area 18.500 ha) dan
Penambahan ljin Lokasi baru No: 500/80, tanggal 1 Mei 2012 (dengan luas area 633
ha).
6) Keputusan Bupati Melawi tentang Penunjukan Calon Petani dan Calon Lahan
Peserta Program Perkebunan No: 525/298 tanggal 23 Desember 2013 termasuk
perubahan dan penambahannya di kemudian hari
7) Berita Acara Rapat Anggota Koperasi tanggal18 Juli 2014 tentang persetujuan
Anggota Koperasi sebagai petani peserta mitra / plasma dalam hal :
8) Surat Kuasa dari seluruh Pengurus Koperasi Unit Desa Mitra Usaha Agro kepada
Ketua Sekretaris dan Bendahara Koperasi Tanggal 15 Februari 2013 untuk bertindak
atas nama Koperasi Unit Desa Mitra Usaha Agro mengadakan PERJANJIAN
dengan PIHAK KEDUA dalam program pembangunan kebun plasma kelapa sawit
pola kemitraan
Pasal 4
Maksud dan Tujuan Perjanjian
Pasal 5
Jangka Waktu Kerjasama Kemitraan
Jangka waktu kerjasama Para Pihak berlaku mulai saat Perjanjian ini ditandatangani
sampai dengan usia tanaman kelapa sawit mencapai usia kurang lebih 30 (tiga puluh)
tahunyang secara otomatis dapat diperpanjang untuk periode 30 (tiga puluh) tahun
berikutnya ("Periode Perpanjangan") dengan opsi untuk diperbaharui selama 30 (tiga puluh)
tahun berikutnya setelah berakhirnya Periode Perpanjangan ("Periode Pembaharuan")
berdasarkan kesepakatan bersama dari PARA PIHAK dan dengan tunduk kepada
syarat-syarat dan ketentuan yang wajar dan berdasarkan kondisi pasar dan peraturan
perundang - undangan yang berlaku di Indonesia.
Pasal 6
Dokumen - Dokumen Pendukung
Dokumen pendukung sebagai referensi dalam pelaksanaan PERJANJIAN ini, antara lain
terdiri atas:
1) Dokumen legalitas dari atau perijinan baik untuk dan atas nama Perusahaan Inti
(PIHAK KEDUA) atau untuk dan atas Koperasi (PIHAK PERTAMA);
4) Dokumen legalitas persetujuan dari atau penetapan nama - nama petani peserta
plasma anggota koperas.
5) Dokumen atau nota (bukti) kepemilikan tanah yang diikut sertakan dalam program
kemitraan pembangunan dan pengelolaan usaha perkebunan plasma.
6) Notulen Berita Acara Rapat Koperasi dan atau Kelompok Tani yang langsung atau
tidak langsung mempengaruhi (terkait dengan) operasional pembangunan dan
pengelolahan KEBUN PLASMA kelapa sawit.
Pasal 7
Peran dan Fungsi Lembaga Kemitraan
g. menunjuk perwakilan manajemen yang kompeten dan tenaga ahli lainnya untuk
membantu dalam manajemen pengoperasian perkebunan;
b. Mewakili petani peserta plasma dan/atau Kelompok Tani dalam pelaksanaan Hak
dan Kewajlban yang ada disetiap proses kegiatan Kemitraan pembangunan dan
pengelolaan kebun Plasma.
c. Melakukan identifikasi atas Areal Kebun Mitra / Plasma yang akan digunakan
dalam Kemitraan ini, dan menyerahkan Areal Kebun Mitra / Plasma tersebut
kepada PIHAK KEDUA;
d. Mendata dan menyeleksi anggota PIHAK PERTAMA atau calon Petani
Plasma yang berhak terlibat dalam Kemitraan ini;
g. Memastikan bahwa Areal Kebun Mitra / Plasma dan seluruh perijinan dan
persetujuan terkait telah diperoleh secara sah dan tidak bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan tidak ada klaim kepemilikan
atas Areal Kebun Mitra / Plasma dari pihak ketiga. PARA PIHAK sepakat bahwa
setiap dan seluruh dokumen terkait dengan Lahan yang ditandatangani oleh
Petani Plasma, Kepala Desa / Lurah, Camat dan/atau nominasi Petani Plasma
oleh Bupati akan dianggap sebagai dokumen yang bersifat final dan mengikat
dan tidak akan dipertanyakan oleh PARA PIHAK.
l. Menunjuk PIHAK KEDUA sebagai agen tunggal dan eksklusif untuk menjual
hasil kebun untuk kepentingan PIHAK PERTAMA, dan membayar biaya komisi
kepada PT.RKA sebesar 2% dari pendapatan penjualan hasil kebun (jika berupa
CPO);
BAB II
KRITERIA / STANDARD TEKNIS
DAN SISTEM MANAJEMEN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT
Pasal 8
Kriteria Standard Teknis Pembangunan Perkebunan
Pembangunan kebun plasma kelapa sawit milik petani peserta plasma anggota koperasi /
PIHAK PERTAMA, dilaksanakan dalam Satu Kesatuan Pembangunan dan Pengelolaan
Kebun Inti Plasma (Satu Manajemen Usaha / Satu Atap) dengan mempedomani Kriteria
Teknis Kualitas Budidaya Tanaman Perkebunan Kelapa Sawit dan ketentuan teknis yang
ditetapkan Kementerian Pertanian RI dan dilaksanakan melalui pengembangan prinsip dan
kriteria:
Pasal 9
Sistem Manajemen Pembangunan dan Pengelolaan
Perkebunan Plasma Kelapa Sawit
Pasal 10
Jenis Komoditas, Lokasi dan Luas Tanah Kebun Plasma
3) Luas lahan kebun plasma kelapa sawit yang dibangun seluas 5.000 hektar merupakan
luas kebun yang masuk didalamnya luas tanah untuk tanaman kelapa sawit, luas tanah
untuk infrastruktur jalan dan parit dengan jumlah pokok tanaman sesuai ketentuan dan
peraturan yang berlaku.
4) Lokasi tanah / lahan kebun plasma kelapa sawit yang dibangun cleh PIHAK KEDUA
terletak atau berada di lokasi tanah (wilayah administratif):Desa Nanga Kayan, Desa
Sepantonak, Desa Labang, Desa Nanga Belimbing Kecamatan Belimbing, Kecamatan
Nanga Pinoh, Kecamatan Pinoh Utara Kabupaten Melawi, Propinsi Kalimantan Barat.
Pasal 11
Status Tanah dan Pemilik Kebun Mitra / Plasma
Tanah kebun Mitra Plasma sebagaimana dimaksud pada ayat (2), (3) dan (4) Pasal-10
PERJANJIAN ini, berdasarkan kesepakatan Rapat Anggcta Kcperasi Unit Desa Mitra Usaha
Agro tanggal 21 Juni 2013 diproses menjadiTanah / Lahan dengan Status Sertifikat Hak
Guna Usaha (HGU) milik PIHAK PERTAMA (Koperasi).
BAB IV
TAHAPAN PELAKSANAAN PERJANJIAN
Pasal 12
Pelaksanaan Perjanjian Kerjasama Kemitraan
1) Periode tahun pertama sampai dengan selambat- lambatnya tahun ke-5 (lima) yang
merupakan tahap pembangunan kebun plasma atau tahap pra-Konversi/masa
tenggang / TBM, dimana PIHAK KEDUA bertanggung jawab membangun perkebunan
plasma kelapa sawit sampai kebun mulai berproduksiI TM.
3) Selama pelaksanaan sesuai sebagaimana dimaksud pada pasal kerjasama tahapan ini
dilakukan kegiatan antara lain:
BAB V
PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN KEBUN MITRA / PLASMA
Pasal13
Pembangunan dan Pengelolaan Fisik Kebun Mitra / Plasma
Pasal 14
Tahap pembangunan kebun mitra / plasma sejak tahun 1 (pertama)
sampai dengan (selambat-lambatnya) tahun ke-5
Pembangunan plasma dalam ini, kegiatan atau pekerjaan kebun periode meliputi pekerjaan
namun tidak pada:
a. Produksi (Panen) Tandan Buah Segar (TBS) hasil perkebunan plasma yang
dilakukan berdasarkan ketentuan teknis produksi di perkebunan kelapa sawit;
Pasal 15
Tahap kebun dan Produksi Tahun ke-6 sampai dengan Tahun ke-30
1) PemeliharaanTanaman
c. Pemupukan.
e. PruningI sanitasi.
a. Panen TBS
Pasal 16
Ketentuan Umum Pengalihan Kebun Mitra / Plasma
Pengalihan / Konversi kebun mitra / plasma yang telah memasuki masa menghasilkan dari
PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA hanya dapat dilakukan setelah memenuhi
Standard Teknis hasil penilaian Tim Penilai yang ditetapkan Pemerintah Daerah dengan
memperhatikan:
1) Setelah Kebun Mitra / Plasma yang telah dibangun dan setelah tanaman berumur 48
(empat puluh delapan) bulan dan / atau setelah tanaman mulai berproduksi / telah
mulai menghasilkan (TM) selambat – lambatnya 60 (enam puluh) bulan, Kebun Mitra /
Plasma dapat segera diserahkan (dialihkan) secara administratif oleh PIHAK KEDUA
kepada PIHAK PERTAMA/mewakili Petani Peserta Plasma Anggota KoperasiI PIHAK
PERTAMA, setelah Kebun Mitra / Plasma dinilai oleh Tim Penilai yang dibentuk
sebagaimana dimaksud dalam Surat Keputusan Direktur Jenderal Perkebunan tentang
Pelaksanaan Konversi Kebun Plasma Kelapa Sawit Program Perkebunan dan
pengelolaan tetap dilakukan oleh PIHAK KEDUA.
Meskipun demikian, PIHAK PERTAMA dengan ini sepakat untuk menunjuk PIHAK
KEDUA melakukan pengelolaan atas Kebun Mitra / Plasma untuk kepentingan PIHAK
PERTAMA dimana PIHAK PERTAMA berhak menerima pembagian keuntungan hasil
dari pendapatan bersih penjualan hasil kebun yang akan dibayarkan dua kali dalam
satu tahun (di buIan Agustus dan Pebruari setelah dipotong dengan komponen Biaya),
dan oleh karenanya penyerahan fisik atas Kebun Mitra / Plasma tidak akan dilakukan
selama masa berlakunya Perjanjian ini dan baru akan dilakukan setelah berakhirnya
Perjanjian ini.
BAB VII
PEMBIAYAAN (INVESTASI) PEMBANGUNAN KEBUN MITRA / PLASMA
Pasal 17
Biaya Investasi Pembangunan Kebun Plasma
1) Biaya lnvestasi Pembangunan Kebun Mitra / Plasma terdiri atas biaya - biaya yang
dikeluarkan untuk membiayai pembangunan fisik kebun plasma dan pengelolaan
kebun plasma seluas 5.000 Ha (lima ribu) hektar sejak tahap awal sampai dengan
serah terima kebun plasma secara administratif, maksimal untuk jangka waktu
selama 60 (enam puluh) bulan dan / atau sampai berakhirnya masa tenggang (grace
periode) atau sampai kebun memenuhi syarat atau telah berproduksi dan siap untuk
diserahkan (di Konversi) kepada PIHAK PERTAMA yaitu meliputi namun tidak terbatas
pada biaya-biaya survey / pemetaan lahan, pembebasan lahan (kalau ada),
pembukaan lahan, pembangunan infrastruktur jalan, parit dan jembatan, pembelian
bibit, penanaman, dan pemeliharaan kebun sampai dengan tahun ke-4 (empat) sejak
pembukaan lahan, dan biaya Sertifikasi Tanah / Lahan, dimana biaya investasi ini
terdiri atas biaya langsung dan biaya tidak langsung;
2) Biaya Langsung (direct cost) adalah biaya yang secara langsung digunakan untuk
pembiayaan pembangunan fisik kebun plasma berikut pembangunan sarana dan
prasarana pendukungnya selama periode waktu pembangunan kebun plasma
antara lain terdiri atas Biaya lnvestasi Tanaman dan Biaya lnvestasi Non Tanaman
untuk periode sampai dengan tahun ke-4 (empat) sejak pembukaan lahan.
3) Biaya lnvestasi Tanaman: terdiri atas biaya pemetaan, perolehan lahan (kalau ada)
dan pembukaan lahan (land clearing), biaya pembibitan (nursery), biaya penanaman
kacangan (cover crop), biaya penanaman kelapa sawit dan biaya pemeliharaan
Tanaman Belum Menghasilkan, untuk periode sampai dengan tahun ke-4 (empat)
sejak pembukaan lahan.
4) Biaya lnvestasi Non-Tanaman: terdiri atas biaya pembangunan sarana dan prasarana
kebun (seperti jalan, saluran / parit; jembatan, pagar) dan biaya sarana dan prasarana
kebunlainnya sesuai kebutuhan operasional pembangunan perkebunan termasuk
biaya umum (overhead) untuk periode sampai dengan tahun ke-4 (empat) sejak
pembukaan lahan.
5) Biaya Pemeliharaan Kebun terdiri atas seluruh biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan
pemeliharaan kebun antara lain biaya pemupukan, biaya pengendalian
(pemberantasan) gulma, pemeliharaan infrastruktur kebun, biaya pengendalian hama
dan penyakit tanaman serta biaya pemeliharaan kebun lainnya.
7) Biaya Umum adalah merupakan Over Head Cost yang merupakan Biaya Non
Tanaman yang terdiri dari Biaya Manajemen, biaya administrasi perkebunan, biaya
pengawasan dan biaya - biaya non tanaman lainnya seperti biaya pembelian alat•
alat kerja.
Pasal 18
Peningkatan Biaya lnvestasi Pembangunan Kebun Mitra / Plasma
1) Apabila terjadi Peningkatan (Unit Cost) Biaya lnvestasi Pembangunan Kebun Mitra /
Plasma yang telah ditentukan oleh BANK / Pemerintah sebagai dampak / akibat dari
adanya situasi atau kondisi - kondisi tidak normal, maka PARA PIHAK sepakat akan
melakukan evaluasi dan analisa bersama serta akan diambil kebijaksanaan bersama
untuk mengatasinya atas kesepakatan PARA PIHAK dan BANK selaku Penyandang
Dana Kredit lnvestasi Pembangunan Kebun Mitra / Plasma.
2) Situasi atau kondlsl-kondlsi tidak normal sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
pasal ini,antara lain seperti:
c. Pengrusakan tanaman,
d. Adanya Peraturan Pemerintah Pusat I Daerah yang baru.
e. Dan kondisi lain yang sejenis dan tidak termasuk kondisi Force Majeure.
BAB VIII
KREDIT INVESTASI DAN DANA TALANGAN
Pasal 19
Kredit lnvestasi Bank
1) Bahwa Kredit diajukan ke BANK dan atau disetujui / diberikan oleh BANK untuk dan
atas nama petani peserta plasma anggota koperasi dan hanya digunakan untuk
membiayai pembangunan kebun plasma kelapa sawit milik petani peserta plasma
anggota koperasi.
2) Pemohon Kredit adalah Koperasi yang bertindak untuk dan atas nama serta
mewakili Petani Peserta Plasma Anggota Koperasi yang telah ditetapkan Bupati.
4) Unit Cost pembangunan kebun plasma disusun oleh Konsultan Perkebunan yang
ditunjuk BANK dan disetujui PARA PIHAK.
6) BANK menyalurkan kredit kepada Petani Peserta Plasma dan kemudian Petani
Peserta Plasma memberikan Kuasa kepada PIHAK PERTAMA mengajukan
permohonan Kredit ke BANK dan kemudian mempergunakannya sesuai maksud dan
tujuan Kredit.
Pasal 20
Dana Talangan PIHAK KEDUA
1) Apabila proses mendapatkan kredit dari BANK membutuhkan waktu lama atau belum
mendapatkan persetujuan dari BANK, disatu sisi pembangunan kebun plasma telah
dan harus dilakukan segera sesuai kesepakatan perusahaan dengan masyarakat
calon petani peserta plasma, maka PIHAK KEDUA berdasarkan kebijakan mutlaknya
sendiri dapat menyediakan dan / atau menyalurkan pinjaman Dana Talangan kepada
PIHAK PERTAMA dengan ketentuan:
a. Dana Talangan bersifat sementara sampai dana Kredit lnvestasi dari BANK di
terima.
b. PIHAK PERTAMA dengan ini menyetujui dan memberi kuasa yang tidak dapat
dicabut kembali kepada PIHAK KEDUA untuk melakukan pemotongan atas Dana
Talangan yang diberikan oleh PIHAK KEDUA dengan PIHAK PERTAMA dari
Kredit lnvestasi yang diterima oleh PIHAK PERTAMA dari BANK yang dikelola
oleh PIHAK KEDUA untuk dan atas nama PIHAK PERTAMA, dimana PIHAK
KEDUA memiliki hak prioritas untuk melakukan pemotongan atas Dana Talangan
dari Kredit lnvestasi yang diterima oleh PIHAK PERTAMA dari BANK
c. PIHAK PERTAMA dengan ini setuju dan sepakat memberi kuasa yang tidak
dapat dicabut kembali kepada PIHAK KEDUA untuk melakukan pemotongan atas
Dana Talangan yang diberikan oleh PIHAK KEDUA dengan PIHAK PERTAMA
dari sebagai talangan, dimana PIHAK KEDUA memiliki hak prioritas untuk
melakukan pemotongan atas Dana Talangan tersebut dari hasil penjualan produk
kebun plasma setelah dilakukannya pembayaran angsuran hutang PIHAK
PERTAMA kepada BANK.
2) PIHAK PERTAMA dengan ini berjanji dan menyetujui serta memberi kuasa dan
kewenangan sepenuhnya kepada PIHAK KEDUA untuk melakukan pemotongan dari
pendapatan penjualan hasil kebun untuk membayar Dana Talangan yang diterima
PIHAK PERTAMA dari PIHAK KEDUA, dimana kewajiban pelunasan Dana Talangan
yang diterima PIHAK PERTAMA dari PIHAK KEDUA wajib dibayarkan segera setelah
PIHAK PERTAMA melakukan pembayaran angsuran hutang kepada BANK.
Pasal 21
Permohonan Kredit lnvestasi Bank
2) PIHAK KEDUA yang dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama serta mewakili
PIHAK PERTAMA mengisi formulir Surat Permohonan Kredit (SPK) yang telah
disediakan dan menyerahkan kepada BANK disertai Proposal lnvestasi Pembangunan
yang disusun oleh KonsultanPerkebunan.
3) PIHAK KEDUA wajib membimbing dan membantu PIHAK PERTAMA untuk memenuhi
persyaratan, pemberian kredit yang diperlukan oleh BANK.
Pasal 22
Pencairan, Penggunaan dan Pertanggung - Jawaban Dana Kredit lnvestasi Bank
2) PIHAK PERTAMA memberi kewenangan dan kuasa kepada PIHAK KEDUA untuk
menerima dari / atau mencairkan Dana Kredit dari BANK dan menggunakannya
semata-mata hanya untuk Pembiayaan lnvestasi Pembangunan Kebun Mitra / Plasma.
BAB IX
PRODUKSI DAN PENGOLAHAN TBS PLASMA
Pasal 23
Produksi TBS Kebun Mitra / Plasma
1) Produksi TBS kebun mitra / plasma milik PIHAK PERTAMA pada periode Konversi
merupakan kegiatan yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA sebagaimana Sistem
Manajemen Usaha / Satu Atap dalam pengelolaan kebun plasma yang dalam
pelaksanaannya PIHAK KEDUA melibatkan peran serta PIHAK PERTAMA.
2) Kegiatan produksiTBS kebun mitra / plasma dilakukan secara langsung oleh PIHAK
KEDUA dengan ketentuan dan syarat - syarat khusus yang di sepakati PARA PIHAK.
3) Tata cara / pelaksanaan produksi panen TBS kebun mitra / plasma dilakukan
berdasarkan tata cara (sistem) panen yang telah ditetapkan PIHAK KEDUA.
Pasal 24
Harga Jual - Beli TBS Kebun Mitra / Plasma
PIHAK PERTAMA sepakat bahwa TBS Plasma akan diolah oleh PIHAK KEDUA
Berdasarkan harga sesuai peraturan yang berlaku.
Pasal 25
Penjualan TBS Hasil Produksi / Panen Kebun Mitra / Plasma
PIHAK PERTAMA dengan ini bersetuju dan member kuasa yang tidak dapat dicabut kembali
kepada PIHAK KEDUA selaku pengelola Kebun Mitra / Plasma untuk mengolahTBS Hasil
Produksi.
Pasal 26
Tata Cara Sistem Pembayaran
Pembayaran dana adalah hasil pembagian keuntungan diatur dan disepakati sebagai
berikut:
2) Dari pada jumlah yang dihitung berdasarkan Pasal 26 Nomor (1) diatas, 50% akan
dipotong sebagai Dana Angsuran Kredit lnvestasi Pembangunan Kebun Mitra / Plasma
tahap awal, minimum 20% akan di potong sebagai Dana Bayaran Kerugian Tahap
Awai, 10% akan dipotong sebagai Dana Angsuran IDC, 5% akan dipotong sebagai
Dana Bayaran kepada Dana Talangan Pihak Pertama (jika ada) dan 5% akan dipotong
sebagai Dana Bayaran kepada Uang Advance kepada petani plasma untuk tahap awal
sehingga beroleh keuntungan (jika ada).
3) Potongan-potongan yang dinyatakan dalam Pasal 26 Nomor (2) di atas akan dilakukan
sehingga masing-masing Dana telah dijelaskan.
BAB X
PEMBAYARAN ANGSURAN DAN PELUNASAN KREDIT
Pasal 27
Sumber Dana Pembayaran Angsuran Dan / atau
Pelunasan Kredit lnvestasi & Dana Talangan
1) Sumber Dana PIHAK PERTAMA (selaku wakil dan kuasa Anggata Kaperasi Petani
Peserta Plasma) untuk memenuhi kewajibannya baik untuk membayar Angsuran
Hutang Pakak maupun Sunga Pinjaman serta kewajiban lain yang terhutang kepada
BANK (selanjutnya disebut ANGSURAN) dan untuk membayar pelunasannya dan
yang wajib dibayar oleh PIHAK PERTAMA kepada BANK, berasal dari hasil
pembagian keuntungan Kemitraan berdasarkan PERJANJIAN ini.
Pasal 28
Tata Cara Pembayaran Angsuran dan / atau Pelunasan Kredit lnvestasi
3) Pembayaran angsuran dari atau pelunasan Kredit lnvestasi ke BANK dan pembayaran
angsuran dari atau pelunasan Hutang Dana Talangan kepada PIHAK KEDUA
dilakukan dan atau dibayar dengan cara tanggung renteng bersama dari seluruh
petani peserta plasma anggota PIHAK PERTAMA.
BAB XI
KEWAJIBAN DAN HAK - HAK PIHAK PERTAMA (KOPERASI)
Pasal 29
Pengertian Umum Hak dan Kewajiban Para Pihak
Hak dan Kewajiban masing - masing pihak dalam pelaksanaan PERJANJIAN ini diatur dan
disepakati dengan mempertimbangkan tahapan pelaksanaan pekerjaan pembangunan
kebun, pemeliharaan kebun, produksi dan atau pengolahan TBS sesuai ayat 1,dan 2 Pasal
12 Perjanjian ini.
Pasal 30
Kewajiban dan Hak Pihak Pertama Tahun ke - 1 sampai dengan Tahun ke - 5
(Periode Pembangunan Fisik Kebun Mitra/Plasma)
1) Berdasarkan Keputusan Rapat Anggota Koperasi dan Rapat Pengurus Koperasi Unit
Desa Mitra Usaha Agro maka Rapat "Memutuskan dan Menetapkan" :
a. Membangun kebun mitra / plasma kelapa sawit untuk petani peserta plasma
anggota PIHAK PERTAMA.
d. Pembukaan rekening atas nama PIHAK PERTAMA pada BANK yang ditunjuk
dan disepakati bersama oleh PARA PIHAK, dimana Rekening tersebut
digunakan untuk menampung Dana Kredit lnvestasi yang diterima PIHAK
PERTAMA dari BANK.
4) Memberikan Kuasa kepada BANK untuk memindah bukukan Dana Pencairan Dana
Kredit lnvestasi dari rekening PIHAK PERTAMA di BANK ke rekening PIHAK KEDUA.
c. Perolehan ijin-ijin Koperasi, ljin Pembangunan Kebun dan ljin-ljin lain yang
dibutuhkan.
9) Menanggung seluruh biaya perolehan dan pengembangan Kebun Mitra / Plasma yang
perlu di bayarkan kepada PIHAK KEDUA atau pihak ketiga lainnya yang ditunjuk oleh
PIHAK KEDUA.
10) Bersama PIHAK KEDUA melaksanakan proses perolehan Sertifikat Hak Guna Usaha
atas Kebun Mitra / Plasma atas nama PIHAK PERTAMA kemudian menyerahkan
Sertifikat Hak Guna Usaha atas tanah kebun mitra / plasma kelapa sawit dimaksud
kepada BANK (sesuai permintaan BANK) untuk menjadi Jaminan (Agunan) Kredit di
BANK, dalam bentuk Pemberianjaminan dari Koperasi kepada BANK.
11) Memastikan bahwa selama masa berlakunya kerjasama diantara PARA PIHAK, PIHAK
PERTAMA tidak akan mengalihkan, menjual, menjaminkan, membebankan hak
tanggungan kepada pihak ketiga, kecuali kepada BANK tanpa mendapatkan
persetujuan tertulis terlebih dahulu dari PIHAK KEDUA.
12) Memastikan bahwa Kebun Mitra / Plasma dan seluruh perijinan dan persetujuan terkait
telah diperoleh secara sah dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang -
undangan yang berlaku dan tidak ada klaim kepemilikan atas Kebun Mitra / Plasma
dari pihak ketiga. Para Pihak sepakat bahwa setiap dan seluruh dokumen terkait
dengan Kebun Mitra / Plasma yang ditandatangani oleh petani plasma, Kepala Desa /
Lurah, Camat dan/atau nominasi petani plasma oleh Bupati akan dianggap sebagai
dokumen yang bersifat final dan mengikat dan tidak akan di pertanyakan oleh PARA
PIHAK.
13) Mengamankan seluruh Areal Kebun Mitra / Plasma dari ganggungan-gangguan dan
membantu PIHAK KEDUA selaku agen manajemen untuk membagikan keuntungan
hasil usaha dari Kemitraan kepada pengurus PIHAK PERTAMA.
14) Menjamin bahwa pada petani plasma yang menjadi anggota PIHAK PERTAMA
memiliki kemampuan spesifik dan pengalaman yang relevan untuk terlibat dalam
Kemitraaan ini.
15) Menanggung biaya operasional Kebun Mitra / Plasma setelah selesainya periode
pembangunan Kebun Mitra / Plasma.
16) Menyerahkan seluruh hasil Kebun Mitra / Plasma ke pabrik PIHAK KEDUA dimana
seluruh biaya proses akan ditanggung oleh PIHAK PERTAMA.
17) Menunjuk PIHAK KEDUA sebagai agen tunggal dan eksklusif untuk menjual hasil
Kebun Mitra / Plasma untuk kepentingan PIHAK PERTAMA, dan membayar biaya
komisi sebesar 2% dari pendapatan penjualan hasil Kebun Mitra / Plasma (jika berupa
CPO).
18) Mewakili para anggotanya Petani Peserta Plasma dalam pelaksanaan hak dan
kewajiban dalam program kemitraan pembangunan dan pengelolaan kebun kelapa
sawit.
19) PIHAK PERTAMA beserta seluruh anggotanya petani peserta plasma mengusahakan
suasana iklim kerja dan kondisi keamanan yang baik/kondusif baik kepada manajemen
PIHAK KEDUA, karyawan PIHAK KEDUA dan kepada para Kontraktor atau Supplier
yang terlibat dalam pembangunan kebun Inti dan plasma, termasuk membantu PIHAK
KEDUA dalam rangka pencegahan dan pengendalian kebakaran lahan / kebun dan
untuk setiap biaya yang timbul dari gangguan yang diakibatkan tindakan para anggota
PIHAK PERTAMA terhadap Kebun Mitra / Plasma menjadi beban dan tanggung jawab
PIHAK PERTAMA dan diperhitungkan diluar biaya investasi kebun (diperhitungkan
sebagai biaya dalam pernbagian hasil TBS plasma).
20) Menyerahkan semua dokumen yang diperlukan oleh PIHAK KEDUA untuk
melaksanakan ketentuan Perjanjian ini, termasuk tetapi tidak terbatas kepada Berita
Acara Rapat Anggota Koperasi
3) Meminta pertanggung jawaban kepada PIHAK KEDUA apabila terjadi kelalaian yang
dilakukan oleh PIHAK KEDUA yang mengakibatkan gagalnya dan/atau terlambatnya
penyelesaian pembangunan perkebunan kelapa sawit sesuai dengan tahapan dan
jangka waktu pembangunan perkebunan yang telah disepakati.
4) Menunjuk wakil (Tim Pengawas) dan/atau tenaga ahli (Konsultan) yang dipandang
perlu untuk melakukan pemeriksaan mutu kerja PIHAK KEDUA di lapangan.
6) Menerima kebun mitra / plasma kelapa sawit berikut sarana dan prasarana
penunjangnya dengan luas sesuai yang ditentukan oleh Pemerintah dari PIHAK
KEDUA berdasarkan ketentuan Perjanjian ini.
7) Menerima Sertifikat Hak Guna Usaha milik Anggota PIHAK PERTAMA kebun mitra /
plasma kelapa sawit atas nama PIHAK PERTAMA sebagai Badan Hukum milik para
anggotanya (setelah dinilai oleh tim pemerintah) dari PIHAK KEDUA dengan luas
sesuai dengan total luasan Hak kebun mitra / plasma per-anggota, untuk selanjutnya
menyerahkan kepada BANK sebagai jaminan kredit. Dalam hal terdapat perselisihan
yang melibatkan petani plasma sehubungan dengan kepemilikan Kebun Mitra / Plasma
yang diserahkan untuk dikelola oleh PIHAK KEDUA, maka petani plasma haruslah
menyelesaikan sendiri perselisihan tersebut dan PIHAK KEDUA sebagai agen
manajemen dari PIHAK PERTAMA berhak menahan pembayaran pembagian
keuntungan atas Kebun Mitra / Plasma tersebut kepada petani plasma yang
bersengketa sampai diselesaikannya perselisihan tersebut.
Pasal 31
Kewajiban Dan Hak Pihak Pertama (Koperasi)
(Dalam Periode Tahun Ke-6 sampai dengan Tahun Ke-30)
Setelah kebun mitra / plasma selesai dibangun oleh PIHAK KEDUA, dan sejalan dengan
Sistem Manajemen Usaha / Satu Atap, maka Pengalihan Kebun Mitra / Plasma dari PIHAK
KEDUA kepada PIHAK PERTAMA dilakukan secara Administratif dan sesuai kesepakatan
PARA PIHAK bahwa Pengelolaan atau Operasional kegiatan pengelolaan kebun mitra /
plasma milik PIHAK PERTAMA, tetap dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA. Untuk
mendapatkan Hasil Optimal Pengelolaan Kebun Mitra / Plasma setelah Pengalihan secara
Adiministratif, disepakati Hak dan Kewajiban PIHAK PERTAMA sebagai berikut:
2) Memberikan Jaminan bahwa seluruh TBS Plasma hasil produksi kebun mitra / plasma
milik petani peserta plasma anggota Koperasi / PIHAK PERTAMA seluruhnya dikirim
dari/atau dijual ke pabrik pengolahan minyak sawit PIHAK KEDUA dengan
mempedomani Tata Cara PengirimanTBS Plasma.
4) Bertanggung jawab secara penuh untuk tetap melakukan pelunasan kredit beserta
bunga terhutang, sesuai dengan jadwal pelunasan yang telah ditetapkan oleh BANK.
5) Memberi Kuasa kepada PIHAK KEDUA untuk melakukan pemotongan terhadap hasil
pembagian keuntungan yang diterima PIHAK PERTAMA dua (2) kali dalam satu tahun
(yaitu dibulan Agustus dan Pebruari).
10) Menyerahkan semua dokumen yang diperlukan oleh PIHAK KEDUA untuk
melaksanakan ketentuan Perjanjian ini, termasuk tetapi tidak terbatas kepada Berita
Acara Rapat Anggota Koperasi.
11) Menunjuk PIHAK KEDUA sebagai agen tunggal dan ekslusif untuk mengelola,
membangun dan mengurus kebun Mitra / Plasma serta menjual hasil Kebun Mitra /
Plasma untuk kepentingan PIHAK PERTAMA, dan membayar biaya komisi kepada
PIHAK KEDUA sebesar 2% dari pendapatan penjualan hasil kebun Mitra / Plasma (jika
berupa CPO).
1) Menerima kebun mitra / plasma dengan luas tanah sebagaimana dimaksud pada ayat
1 dan 2 pasal 16 PERJANJIAN ini dan dengan standart kualitas kebun sesuai
ketentuan teknis perkebunan budidaya perkebunan kelapa sawit dengan pembiayaan
yang disepakati
3) Menerima pembayaran dana hasil pembagian keuntungan dari PIHAK KEDUA sesuai
ketentuan dari PERJANJIAN ini.
5) Menunjuk PIHAK KEDUA sebagai agen tunggal dan esklusif untuk menjual hasil kebun
Mitra/Plasma untuk kepentingan PIHAK PERTAMA, dan membayar biaya komisi
sebesar 2% dari pendapatan pejualan hasil Kebun Mitra / Plasma (jika berupa CPO)
6) Menerima jaminan dari PIHAK KEDUA bahwa jika dana hasil pembagian keuntungan
belum mencukupi jumlah Dana untuk membayar Angsuran dan Pelunasan Kredit ke
BANK, PIHAK KEDUA sanggup, bersedia dan bertanggung jawab untuk menyalurkan
Dana Talangan untuk menutup kekurangan dana dimaksud dan tata cara
pengembalian Dana Tunjangan dari PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA diatur
sebagaimana diatur dalam PERJANJIAN ini.
BAB XII
KEWAJIBAN DAN HAK PIHAK KEDUA (PERUSAHAAN)
Pasal 32
Kewajiban dan Hak Pihak Kedua
9) Penandatanganan dokumen :
10) Pencatatan seluruh transaksi pengeluaran dana investasi atau transaksi biaya
pembangunan kebun mitra / plasma baik biaya langsung maupun biaya tidak langsung
yang terdiri atas biaya tanaman dan biaya non-tanaman serta transaksi penjualan hasil
olahan TBS plasma sebelum konversi.
12) Memberikan prioritas atau kesempatan bekerja kepada PIHAK PERTAMA dan para
anggotanya, sepanjang memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh PIHAK KEDUA
dan sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
13) Melakukan kegiatan produksi awal (produksi sebelum konversi atau produksi TBS
dalam masa tenggang) dan melakukan pencatatan.
14) Melaksanakan Konversi Kebun Mitra / Plasma dengan memperhatikan Kualitas Fisik
Kebun (tanaman) dengan luas kebun sebagaimana dimaksud dalam PERJANJIAN ini
termasuk sarana dan prasarana Kebun, minimal dalam bentuk Konversi secara
Administratif (minimal saat Tanaman berumur 48 bulan selambat - lambatnya berumur
60 buIan).
15) Memberikan dukungan maksimal dalam proses perolehan Hak Guna Usaha atasTanah
(Sertifikasi Tanah) kebun mitra / plasma pada Kantor Badan Pertanahan Nasional
sesuai ketentuan yang berlaku.
17) Mengoperasikan dan mengelola Kebun Mitra / Plasma untuk kepentingan PIHAK
PERTAMA dan seluruh biaya pengoperasian dan manajemen akan ditanggung oleh
PIHAK PERTAMA.
18) Membantu PIHAK PERTAMA guna mendapatkan pinjaman dan fasilitas keuangan
lainnya dari BANK untuk pengembangan dan pengoperasian Kebun Mitra / Plasma
atas biaya PIHAK PERTAMA.
19) Dalam hal terjadi kekurangan arus kas, PIHAK KEDUA dapat namun tidak di
wajibkan untuk menyediakan bantuan dana ke dalam kas PIHAK PERTAMA melalui
pinjaman di muka dengan di kenakan tingkat bunga yang berlaku di pasar saat itu.
20) Menunjuk perwakilan manajemen yang kompeten dan tenaga ahli lainnya untuk
membantu dalam manajemen pengoperasian perkebunan.
21) Berperan sebagai agen yang bertugas untuk menjual hasil kebun.
b. Realisasi produksi / panen dan pengiriman TBS Plasma hasil produksi / hasil
panen ke pabrik pengolahanminyak kelapa sawit milik PIHAK KEDUA.
24) Membayar pembagian keuntungan dalam bentuk pendapatan bersih dari penjualan
hasil Kebun Mitra / Plasma kepada PIHAK PERTAMA yang akan dibayarkan 2 (dua)
kali dalam satu tahun (dibulan Agustus dan Pebruari) setelah dipotong Biaya.
25) Membuka peluang kerjasama dengan PIHAK PERTAMA dibidang usaha kerja yang
terkait dengan perkebunan kelapa sawit.
2) Meminta anggota Koperasi yang turut dalam Program perkebunan untuk menyetujui
bidang-bidang tanah milik anggota Koperasi yang di ikut sertakan dalam Kebun
Plasma akan dilebur oleh PIHAK KEDUA untuk dilakukan penataan dan pembangunan
dan karenanya seluruh anggota Koperasi peserta Plasma menyatakan persetujuannya
untuk melepaskan hak atas tanah untuk dilebur dan dibagikan kembali kepada anggota
Koperasi peserta Proyek dalam suatu atas hak baru di lokasi baru dalam kebun plasma
yang bersangkutan.
6) Menerima kuasa dan wewenang dari PIHAK PERTAMA untuk mengelola dana kredit
investasi yang diterima PIHAK PERTAMA dari BANK untuk digunakan dalam
pembiayaan pembangunan kebun mitra / plasma kelapa sawit milik petani peserta, dan
menerima hasil pencairan fasiltias pembiayaan atas nama PIHAK PERTAMA yang
diperoleh PIHAK PERTAMA dari BANK dan menggunakannya dengan tujuan untuk
membangun dan mengembangkan Kebun Mitra / Plasma.
7) Menerima pemindah bukuan dana pencairan kredit dari rekening PIHAK PERTAMA ke
rekening PIHAK KEDUA di BANK, untuk digunakan dalam pembiayaan pembangunan
kebun plasma kelapa sawit milik petani peserta plasma Anggota PIHAK PERTAMA.
9) Menerima biaya komisi sebesar 2% dari hasil penjualan sebagai agen tunggal
penjualan hasil Kebun Mitra / Plasma (jika berupa CPO).
10) Melakukan Pemotongan Biaya terhadap pendapatan bersih dari penjualan hasil Kebun
Mitra / Plasma yang akan dibagikan kepada PIHAK PERTAMA sebagai pembagian
keuntungan.
BAB XIII
LAIN-LAIN
Pasal 33
Force Majeure
1) Force Majeure adalah setiap peristiwa atau kejadian yang berada diluar kekuasaan /
kemampuan PARA PIHAK untuk menghindarinya dan terjadinya bukan karena
kesalahan/kelalaian para pihak, termasuk tetapi tidak terbatas pada peristiwa-peristiwa
sebagai berikut :
a. terjadinya epidemi, bencana alam seperti banjir (akibat hujan besar terus
menerus), gempa bumi, letusan gunung merapi, tsunami, angin puting beliung /
angin topan yang terjadi atau terjadinya gejala geologi atau meteorology yang
keseluruhannya terjadi diluar prediksi kemampuan (jangkauan kekuasaan)
manusia untuk mengatasinya;
2) Bahwa Force Majeure sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini, dipahami, diakui
oleh PARA PIHAK sebagai keadaan atau kondisi yang secara langsung berakibat dan
telah menjadi penghambat bagi PARA PIHAK untuk hak-hak dan melaksanakan
kewajibannya sesuai kesepakatan dalam PERJANJIAN ini, dan untuk itu PARA PIHAK
tidak dapat menuntut pelaksanaan dari syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan dalam
PERJANJIAN ini dan tidak dapat menuntut satu terhadap yang lain atas segala akibat /
kerugian yang ditimbulkan.
3) Apabila terjadi keadaan / kondisi Force Majeure, sebagaima tersebut pada ayat (1)
pasal ini, maka Pihak yang mengalaminya harus memberitahukan secara tertulis
tentang kejadian tersebut kepada PARA PIHAK terkait lainnya dalam waktu 10
(sepuluh) hari kalender sejak terjadinya keadaan atau kondisi Force Majeure dan untuk
itu PARA PIHAK akan bertemu untuk membicarakan mengenai keadaan atau kondisi
"Force Majeure" yang terjadi dan akibat serta besarnya pengaruh keadaan atau kondisi
Force Majeure terhadap Pihak yang secara langsung mengalami dan menghadapi
keadaan atau kondisi Force Majeure dan membicarakan upaya-upaya atau langkah-
langkah penanggulangan yang telah maupun yang akan dilakukan oleh Pihak yang
mengalami dan menghadapi keadaan atau kondisi Force Majeure dimaksud untuk
kemudian ditetapkan menjadi Kesepakatan Bersama (dalam bentuk Berita Acara)
sehingga upaya / langkah yang dilakukan (disepakati) akan menyelesaikan
permasalahan Force Majeure yang mernuaskan PARA PIHAK.
Pasal 34
Penyelesaian Masalah dan Domisili Hukum
1) Apabila timbul perselisihan antara PARA PIHAK sehubungan dengan Perjanjian ini,
maka perselisihan tersebut akan diselesaikan dengan cara musyawarah diantara
kedua belah pihak dan apabila dengan cara musyawarah sebagaimana tersebut tidak
dapat dicapai kata sepakat, maka kedua belah pihak setuju dan sepakat untuk
menunjuk dan meminta Mediasi dari Pemerintah Kabupaten Melawi c/q Dinas
Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perindag dan atau Dinas Perkebunan dan
Kehutanan Kabupaten Melawi, Propinsi Kalimantan Barat, dan atau Pihak BANK untuk
menjadi Mediator dengan mempedomani Prinsip Alternatif Penyelesaian Sengketa
Diluar Pengadilan yakni melalui mekanisme fasilitasi, negoisasi, rekonsiliasi, mediasi
atau arbitrase, tanpa mengurangi hak PIHAK KEDUA untuk menyelesaikan
perselisihan yang timbul melalui Pengadilan Negeri Sintang.
(Perjanjian Tamat)
Demikianlah perjanjian ini ditandatangani pada tanggal yang tercantum pada awal naskah ini
oleh PARA PIHAK dalam 2 (dua) asli naskah masing – masing bermaterai cukup dan
mempunyai kekuatan pembuktian yang sama, dimana setiap Pihak mendapat 1 (satu) asli
naskah.
Yang menyetujui :