KEMOTERAUPETIKA ANTI BAKTERI KELOMPOK 4-Dikonversi
KEMOTERAUPETIKA ANTI BAKTERI KELOMPOK 4-Dikonversi
KEMOTERAUPETIKA ANTI BAKTERI KELOMPOK 4-Dikonversi
KEMOTERAPEUTIKA
”ANTI MIKROBA”
DISUSUN OLEH :
PENDAHULUAN
Bakteri, dari kata bacterium (jamak, bacteria), adalah kelompok raksasa dari
organisme hidup. Mereka sangat kecil (mikroskopik) dan kebanyakan uniseluler (bersel
tunggal). Secara mikroskopik mereka dapat dikategorikan berdasarkan bentuk, Gram,
motilitas, dan kebutuhannnya akan oksigen. Tiap bakteri menyebabkan penyakit tertentu
dan menyerang daerah tertentu pada tubuh manusia. Diantaranya disebabkan oleh bakteri
Neisseria gonorrhoeae, Treponema pallidum, Leptospira interoogans, Gardnerella
vaginalis yang menyerang saluran urogenital. Beberapa yang lain menyerang sistem
saraf, seperti Neisseria meningitides, Listeria monocytogenes, Mycobacterium leprae,
Clostridium tetani, Clostridium botulinum. Semua bakteri tersebut menimbulkan
berbagai penyakit, diantaranya Gardnerella vaginalis yang menggantikan Lactobacillus
sp sebagai bakteri penyebab suasana asam menjadi suasana basa, Neisseria gonorrhoeae
biasa menyerang organ kelamin pria ataupun wanita. Hampir sebagian penyakit yang
disebabkan oleh bakteri tersebut merupakan penyakit yang sering diderita oleh
masyarakat, terutama bakteri yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan dan
minuman yang dikonsumsi oleh manusia.
PEMBAHASAN
Antibiotik ialah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba, terutama fungi, yang
dapat menghambat atau dapat membasmi mikroba jenis lain. Banyak antibiotik dewasa
ini dibuat secara semisintetik atau sintetik penuh. Namun dalam praktek sehari-hari AM
sintetik yang tidak diturunkan dari produk mikroba (misalnya sulfonamida dan kuinolon)
juga sering digolongkan sebagai antibiotik.
Kegiatan antibiotika untuk pertama kalinya ditemukan oleh sarjana Inggris dr.
Alexander Flemming pada tahun 1928 (penisilin). Tetapi penemuan ini baru
diperkembangkan dan dipergunakan dalam terapi di tahun 1941 oleh dr.Florey (Oxford).
Kemudian banyak zat lain dengan khasita antibiotik diisolir oleh penyelidik-penyelidik
di seluruh dunia, akan tetapi berhubung dengan sifat toksisnya hanya beberapa saja yang
dapat digunakan sebagai obat.
3. Tidak menimbulkan pengaruh samping (side effect) yang buruk pada host, seperti
reaksi alergi, kerusakan syaraf, iritasi lambung, dan sebagainya.
4. Tidak mengganggu keseimbangan flora yang normal dari host seperti flora usus atau
flora kulit.
a. Dinding sel,
Sintesanya terganggu sehingga dinding menjadi kurang sempurna dan tidak tahan
terhadap tekanan osmotis dari plasma dengan akibat pecah. Contohnya : kelompok
penisilin dan sefalosporin.
b. Membran sel,
Molekul lipoprotein dari mambran plasma (di dalam dinding sel) dikacaukan sintesanya,
hingga menjadi lebih permeable. Hasilnya, zat-zat penting dari isi sel dapat merembas
keluar. Contohnya : polipeptida dan polyen (nistatin, amfoterisin) dan imidazol
(mikonazol, ketokonazol, dan lain-lain).
c. Protein sel,
Rifampisin (RNA), asam nalidiksat dan kinolon, IDU, dan asiklovir (DNA).
e. Antagonisme saingan,
Obat menyaingi zat-zat yang penting metabolisme kuman hingga pertukaran zatnya
terhenti, antara lain sulfonamida, trimetoprim, PAS, dan INH.
Sifat anti mikroba dapat berbeda satu dengan yang lainnya. Umpumanya,
penisilin G bersifat aktif terutama terhadap bakteri gram positif , sedangkan bakteri gram
negatif pada umumnya tidak peka ( resisiten) terhadap penisilin G : Streptomomisin
memiliki sifat yang sebaliknya ; tetrasiklin aktif terhadap beberapa bakteri gram positif
maupun gram negative, dan juga terhadap Rickettsia dan Chlamydia. Berdasarkan sifat
ini antimikroba dibagi menjadi 2 kelompok yaitu berspektrum sempit, umpamanya
benzyl penisilin dan streptomizin, dan berspektrum luas umpamanya tetrasiklin dan
kloramfenikol. Batas antara kedua jenis spectrum ini terkadang tidak jelas.
a. Sulfonamide
b. Kotrimoksazon
Trimetropin dan sulfametoksazon menghambat reaksi enzimatik obligat pada dua tahap
yang berurutan pada mikroba, sehingga kombinasi kedua obat memberikan efek sinergik.
Kombinasi ini dikenal denga nama kotrimoksazon.
a. Metenamin
Metenamin aktif terhadap berbagai jenis mikroba seperti kuman gram negative kecuali
proteus karena kuman dapat mengubah urea menjadi ammonium hidroksida yang
menaikkan ph sehingga menghambat perubahan metenamin menjadi formal dehid.
b. Asam Nalidiksat
asam Nalidiksat bekerja dengan menghambat enzim DNA girase bakteri dan biasanya
bersifat bakterisid terhadap kebanyakan kuman pathogen penyebab infeksi saluran
kemih. Obat ini menghambat E.coli, proteus spp dan kuman Coloform lainnya.
c. Nitrofurantoin
Nitrofurantoin adalah antiseptic saluran kemih derivat furan. Obat ini efektif untuk
kebanyakan kuman penyebab infeksi saluran kemih seperti Ecoli, Proteus sp, Entero
bakter dan B. sutilis.
d. Fosfomisin Trometamin
obat ini bekerja dengan menghambat tahap awal sintesis dinding sel kuman. Fosfomisin
aktif terhadap kuman gram positif maupun gram negative.
3. Tuberculostatik
1) Isoniasid
2) Rifamfisin
3) Etabutol
4) Steptomisin
5) Pirazinamid
1) Golongan fluorokuinolon
2) Sikloserin
3) Etionamid
4) Amikasin
5) Kanamisin
6) Kapreomisin
7) Paraaminosalisilat
4. Antimikrobakteria Atipik
5. Leprostatik
a. Sulfon
mekanisme kerja sulfon dengan sulfonamid sama. Kedua golongan obat ini mempunyai
spectrum antibakteri yang sama dan dapat di hambat aktifitasnya oleh PABA secara
bersaing.
b. Rifampisin
farmakologi obat ini kalau di tinjau sebagai antitubercolosis. Walaupun obat ini mampu
menembus sel dari saraf, dalam pengobatan yang berlangsung lama masih saja di
temukan kuman hidup.
c. KLofazimin
Klofazimin merupakan turunan fenazin yang efeftif terhadap basil lepra. Obat ini tidak
saja efektif untuk lepra jenis lepromatosis, tatapi juga memiliki efek anti radang sehingga
dapat mencegah timbulnya eritema nodosum.
d.Amitiozon
obat turunan tuosemikarbazon ini lebih efektif terhadap lepra jenis tuberkuloit di
bandingkan terhadap jenis lepro matosis. Resisitensi dapat terjadi selama pengobatan
sehingga pada tahun ke dua pengobatan perbaikan melambat dan pada tahun ke tiga
penyakit mungkin kambuh.
2.3 Mekanisme Kerja Anti Mikroba
Obat yang termasuk dalam kelompok ini adalah penisilin. sefalosporin, basitrasin,
vankomisin dan sikloserin. Dinding sel bakteri terdiri dari polipeptidoglikan yaitu suatu
kompleks polimer mukopeptida. Sikloserin menghambat reaksi yang paling dini dalam
proses sintesis dinding sel,diikuti berturut-turut oleh basitrasin,vankomisin dan diakhiri
oleh penisilin dan sefalosporin yang menghambat reaksi terakhir dalam rangkaian reaksi
tersebut. Oleh karena tekanan osmotic dlam sel kuman akan menyebabkan terjadinya
lisis,yang merupakan dasar efek bakterisidal pada kuman yang peka.
Obat yang termasuk kelompok ini adalah polimiksin,golongan polien serta berbagai
antimikroba kemoterapeutik,umpanya antiseptic surface active agents. Polimiksin
sebagai senyawa ammonium-kuartener dapat merusak membrane sel setelah bereaksi
dengan fosfat pada fosfolipid membrane sel mikroba. Polimiksin tidak efektif terhadap
kuman garam positif karena jumlah-jumlah fosfor bakteri ini rendah. Bakteri tidak
sensitive terhadap antibiotic polien,karena tidak memiliki struktur sterol pada membrane
selnya.
Obat yang termasuk dalam kelompok ini adalah golongan aminoglikosit, makrolit,
linkomisin, tetrasiklin dan kloramfenikol. Untuk kehidupannya,sel mikroba perlu
mensintetis berbagai protein. Sintesis protein berlangsung di ribosom,dengan bantuan
mRNA dan tRNA. Pada bakteri,ribosom terdiri dari 2 sub unit,yang berdasarkan
konstanta sedimentasi di nyatakan sebagi ribosom 3OS dan 5OS. Untuk berfungsi pada
sintesis protein,kedua komponen ini akan bersatu pada pangkal rantai mRNA menjadi
ribosom 7OS. Penghambatan sintesis protein terjadi dengan berbagai cara.
2.4 Indikasi
1) Gambaran klinik penyakit infeksi, yakni efek yang ditimbulkan oleh adanya mikroba
dalam tubuh hospes dan bukan berdasarkan atas kehadiran mikroba tersebut semata –
mata.
2) Efek terapi AM pada penyakit infeksi di perolah hanya sebagai akibat kerja AM
terhadap biomekanisme mikroba dan tidak terhadap biomekanisme tubuh hospes.
Gejala klinik infeksi terjadi akibat gangguan langsung oleh mikroba maupun
oleh berbagai zat toksik yang di hasilkan mikroba. Bila mekanisme pertahanan tubuh
berhasil, mikroba dan zat toksik yang di hasilknanya akandapat disingkirkan. Dalam hal
ini tidak diperlukan pemberian AM untuk penyembuhan penyakit infeksi.
2.5 Penisilin
Penisilin yang digunakan dalam pengobatan terbagi dalam penisilin alam dan penisilin
semisintetik. Penisilin semisintetik diperoleh dengan cara mengubah struktur kimia
penisilin alam atau dengan cara sintetis dari inti penisilin yaitu asam 6—
aminopenisilanat (6-APA). Sebagai bahan dasar untuk penisilin semisintetik,6-APA
dapat pula disintetis dengan memecah rantai samping.
Penisilin meruoakan asam organic,terdri dari satu inti siklik dengan satu rantai samping.
Inti siklik terdiri dari cincin tiazolidin dan cincin betalaktam. Rantai samping merupakan
gugus amino bebas yang dapat meningkat berbagai jenis radikal. Dengan mengikat
berbagai radikal pada gugus amino bebas tersebut akan diperoleh berbagai jenis
penisilin,misalnya pada penisilin G,radkalnya adalah gugus benzyl. Penisilin G untuk
suntikan biasanya tersedia sebagai garam Na dan K. bila atom H pada gugus karboksil
diganti dengan prokain,diperoleh penisilin G prokain yang sukar larut dalam air,sehinnga
dengan suntikan IM akan didapatkan absorbsi yang lambat dan masa kerja lama.
Klasifikasi Penicillin
1. Penicillin alami
Misalnya penicillin-G, yang dihasilkan dari biakan jamur yang diekstraksi dan
kemudian dimurnikan. Kalau diberikan secara oral kelompok penicillin ini cepat
mengalami hidrolisis oleh asam lambung
5. Penicilin yang memiliki spektrum anti bakterial luas terhadap kuman gram positif dan
negatif.
Dinding sel kuman terdiri dari suatu jaringan peptidoglikan, yaitu polimer dari
senyawa amino dan gula, yang saling terikat satu dengan yang lain (crosslinked) dan
dengan demikian memberikan kekuatan mekanis pada dinding. Penicillin dan
sefalosporin menghindarkan sintesa lengkap dari polimer ini yang spesifik bagi kuman
dan disebut murein. Bila sel tumbuh dan plasmanya bertambah atau menyerap air dengan
jalan osmosis, maka dinding sel yang tak sempurna itu akan pecah dan bakteri musnah .
Penicillin bersifat bakterisid dan bekerja dengan cara menghambat sintesis
dinding sel. Obat ini berdifusi dengan baik di jaringan dan cairan tubuh, tapi penetrasi ke
dalam cairan otak kurang baik kecuali jika selaput otak mengalami infeksi. Obat ini
diekskresi ke urin dalam kadar terapeutik. Probenesid menghambat ekskresi penicillin
oleh tubulus ginjal sehingga kadar dalam darah lebih tinggi dan masa kerjanya lebih
panjang.
2.5.4 Farmakokinetik
A. Absorbsi
Penisilin tahan asam pada umumnya dapat menghasilkan kadar obat yang dikehendaki
dalam plasma dengan penyesuaian dosis oral yang tidak terlalu berfariasi, walaupun
beberapa penisilin oral di absorbs dalam proporsi yang cukup kecil. Adanya makanan
akan menghambat absorbsi, tetapi beberapa diantaranya di hambat secara tidak
bermakna. Penisilin V walaupun relative tahan asam, 30 % mengalami pemecahan
disaluran cerna bagian atas, sehingga tidak sempat di absorbs.
Absorbsi ampisilin oral tidak lebih baik dari penisilin V. adanya makanan dalam saluran
cerna akan menghambat absorbsi obat. Perbedaan absorbs ampisilin bentuk trihidrat dan
bentuk anhidrat tidak memberikan perbedaan bermakna dalam penggunaan diklinik.
B. Distribusi
Penisilin G di distribusi luas dalam tubuh. Kadar obat yang memadai dapat
tercapai dalam hati, empedu, ginjal, usus, limfa dan semen, tetapi dalam CSS sukar
sekali dicapai kadar 0,5 IU/ml dalam CSS walaupun kadar plasmanya 50 IU/ml. adanya
radang meninggen lebih memudahkan penetrasi penisilin G ke CSS tetapi tercapai
tidaknya kadar efektif tetap sukar di ramalkan. Pemberian intratekal jarang dikerjakan
karena resiko yang lebih tinggi dan efektivitasnya tidak memuaskan.
Distribusi fenoksimetil penisilin isoksazolil dan metisilin pada umumnya sama dengan
penisilin G. dengan dosis yang sama, kadar puncak dalam serum tertinggi dicapai oleh
diklosasilin, sedangkan kadar tertinggi obat bebas dalam serum di capai oleh
flukloksasilin. Perbedaannya nyata terlihat antara lain adalah dalam hal pengikatan oleh
protein plasma. Penisilin isopsazolil memiliki angka ikatan protein tertinggi.
Diantara semua penisilin, hanya penisilin isoksazolil dan metisilin yang tahan terhadap
pengaruh penisilinase sedangkan amidase dapat mempengaruhi semua penisilin tanpa
terkecuali. Untungnya tidak banyak mikroba yang menghasilkan enzim amidase.
2.5.5 Farmakodinamik
Mekanisme kerja antibiotika betalakta dapat diringkas dengan urutan sebagai berikut
2) Terjadi hambatan sintesis dinding sel kuman karena proses transteptidasi antar rantai
peptidoglikan terganggu.
II. Enzim autolisin kuman tidak bekerja sehingga timbul sifat toleran kuman terhadap
obat.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3. Tidak menimbulkan pengaruh samping (side effect) yang buruk pada host, seperti
reaksi alergi, kerusakan syaraf, iritasi lambung, dan sebagainya
4. Tidak mengganggu keseimbangan flora yang normal dari host seperti flora usus atau
flora kulit.
3.2 Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca terutama bagi para
mahasiswa dalam proses belajar mengajar.
DAFTAR PUSTAKA
• Daili SF, Makes WIB, Zubier F, Judanarso J. Vaginosis Bakterial. In: Maskur Z.
editor. Penyakit menular seksual. Edisi kedua. Jakarta : Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia ; 2003.p. 79-84.
• Cole DJ, Hill VR, Humenik FJ: Health, safety, and environmental concerns of
• http://www.textbookofbacteriology.net/clostridia.html
• http://mikrobia.files.wordpress.com/2008/05/i-wayan-arditayasa-078114135.pdf
• http://emedicine.medscape.com/article/229594-overview
• http://mikrobia.files.wordpress.com/2008/05/mahendra-agil-kusuma-o781141334.pdf
• http://gandhipekerjanegara.wordpress.com/2009/04/02/listeria-monocytogenes/
• http://en.wikipedia.org/wiki/Listeria_monocytogenes
• http://medicastore.com/penyakit/92/Lepra.html
SOAL PERTANYAAN
e. Obat tidur
2. Zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba, terutama fungi, yang dapat menghambat atau
dapat membasmi mikroba jenis lain yaitu sebagai berikut,
a. Anti alergi
b. Anti biotik
c. Penicillin
d. Sulfonamide
e. Toksisitas selektif
3. Obat menyaingi zat-zat yang penting metabolisme kuman hingga pertukaran zatnya
terhenti kecuali,
a. Sulfonamida
b. Trimetoprim
c. PAS
d. INH
e. Sulfon
a. Tahun 1928
b. Tahun 1938
c. Tahun 1988
d. Tahun 1828
e. Tahun 1838
b. Penicillin alami