Rencana Induk SPBE BKPM 2020-2024 - TTD Setama
Rencana Induk SPBE BKPM 2020-2024 - TTD Setama
Rencana Induk SPBE BKPM 2020-2024 - TTD Setama
RENCANA INDUK
SISTEM PEMERINTAHAN BERBASIS ELEKTRONIK
BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
2020-2024
KATA PENGANTAR
Akhir kata, semoga dokumen Rencana Induk SPBE BKPM ini dapat bermanfaat
dan berkontribusi dalam mendorong terwujudnya BKPM yang andal, profesional,
inovatif, dan berintegritas untuk mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri,
dan berkepribadian berlandaskan Gotong Royong.
PENDAHULUAN
Untuk mendukung hal tersebut dan dalam rangka penciptaan nilai (value
chain), proses organisasi harus efektif dan efisien. Dalam konteks ini
prosedur/mekanisme dan metode kerja yang tepat memiliki peranan penting dan
untuk itu diperlukan teknologi informasi (information technology) yang
mempunyai peran penting dalam mempertahankan efektivitas dan efisiensi
proses organisasi secara optimal.
1.2 KELEMBAGAAN
Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia (BKPM)
merupakan Lembaga pemerintah yang menjalankan fungsi koordinasi kebijakan
penanaman modal baik koordinasi antar instansi pemerintah, antar instansi
pemerintah dengan Bank Indonesia, antar instansi pemerintah dengan
pemerintah daerah, maupun antar pemerintah daerah. Fungsi koordinasi ini
diatur di dalam Pasal 27 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang
Penanaman Modal.
a. Kepala;
b. Wakil Kepala;
c. Sekretariat Utama;
1. Visi BKPM
2. Misi BKPM
3. Tujuan BKPM
Tabel 1.1 Keterkaitan Visi dan Misi Presiden dan Wakil Presiden
dengan Tujuan dan Sasaran Strategis BKPM Tahun 2020-2024
Gambar 1.2 Kerangka Pencapaian Visi dan Misi Presiden dan Wakil Presiden
1. Segmen Pelanggan
2. Proporsi Nilai
a. Getting the job done, artinya bahwa proses pelayanan perizinan dan
fasilitas penanaman modal yang disampaikan oleh BKPM akan
terselesaikan hingga keluar perizinan dan fasilitas;
3. Hubungan Pelanggan
4. Saluran
a. Pengaduan Publik
c. Whistleblowing System
5. Aktivitas Kunci
a. Pengaduan Publik
- Website BKPM
- Kemitraan
b. Manajemen Kepegawaian
c. Manajemen Perencanaan
d. Manajemen Penganggaran
e. Manajemen Keuangan
f. Manajemen Kinerja
1. Investor/calon investor
2. Pemerintah
3. Publik
Keberadaan tim tersebut juga akan didukung oleh Tim Evaluator Internal
SPBE di lingkungan BKPM yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Kepala BKPM.
Tim ini dibentuk untuk melakukan proses penilaian internal untuk menghasilkan
g. Layanan lainnya:
c. LKPM Online
- Kamus OSS
a. Segmen Pengguna
b. Proporsi Nilai
c. Hubungan Pelanggan
d. Saluran
- Nota dinas;
- Perjanjian layanan;
- Laporan/analisis data;
- Surat/email;
- Publikasi.
e. Aktivitas Kunci
- Manajemen infrastruktur;
a. Segmen Pengguna
- Situs publik;
- OSS;
- LKPM Online;
- NSWI;
b. Proporsi Nilai
c. Hubungan Pelanggan
d. Saluran
e. Aktivitas Kunci
Definisi formal dari tata kelola teknologi informasi (TI) adalah suatu
cabang dari tata kelola organisasi yang terfokus pada sistem dan teknologi
informasi (STI) serta manajeman kerja dan pengelolaan risikonya. Tata kelola
TI adalah struktur kebijakan atau prosedur dan kumpulan proses yang
bertujuan untuk memastikan kesesuaian penerapan TI dengan dukungannya
terhadap pencapaian tujuan organisasi, dengan cara mengoptimalkan
keuntungan dan kesempatan yang ditawarkan dari penggunaan TI,
mengendalikan penggunaan terhadap sumber daya TI, dan mengelola risiko-
risiko terkait TI.
Service
strategy
Perencanaan serta
kebijakan sistem Evaluate, direct,
dan teknologi monitor Service
informasi design
Perencanaan dan
Perencanaan pengembangan
dan arsitektur, aplikasi, Align, Service
pengembangan basis data, dan plan, strategy
teknologi lisensi organise Build,
informasi
acquire,
Perencanaan dan implement
pengembangan
infrastruktur
perangkat keras
dan jaringan
Pemantauan,
pengelolaan
infrastruktur,
perangkat Keras
dan jaringan
Pengelolaan,
Pemantauan,
evaluasi, serta
pengelolaan
pemantauan Monitor, evaluate,
aplikasi, basis data, Service transition
sistem dan assess
dan Lisensi
teknologi
informasi Pemantauan
kapasitas,
konfigurasi, dan
keamanan sistem
Compliance
Operasional pusat
Dukungan
data
operasional
sistem dan Deliver, service, support Service operation
Layanan pengguna
teknologi
informasi
Dukungan teknis
Pada tahun 2019, BKPM mendapatkan indeks 2,33 dengan predikat cukup.
Pada domain kebijakan dan domain tata kelola, BKPM belum menetapkan
kebijakan internal terkait proses bisnis dan pemanfaatan aplikasi. Selain itu,
belum terdapat struktur organisasi TI yang bertugas melakukan koordinasi,
memberikan arah pengembangan, dan menentukan prioritas proyek dan
anggaran SPBE BKPM. Pada domain layanan SPBE, kematangan aplikasi di BKPM
perlu ditingkatkan agar dapat berbagi data dan berintegrasi dengan layanan SPBE
lainnya.
a. Control
b. Monitoring
c. Evaluation
d. Improvement
- Ruang Monitoring DC
- Ruang Listrik
- Ruang Kerja
- Kebijakan Kepatuhan
- Kebijakan Pemeliharaan
Pada tahun 2019 ketika BKPM mengelola dan mengembangkan OSS, untuk
keterhubungan layanan dengan K/LPNK telah diterapkan dalam OSS
menggunakan aplikasi eksisting bawaan OSS. Dengan adanya perbedaan aplikasi,
platform, teknologi dan server untuk menghubungkan layanan di BKPM dengan
K/LPNK, Pusat Pengolahan Data dan Informasi (Pusdatin) BKPM ingin melakukan
efisiensi namun tetap ingin meningkatkan layanan keterhubungan dengan para
stakeholder, yaitu kementerian/lembaga (K/L) dan PTSP tingkat provinsi dan
kabupaten/kota. Seiring dengan berkembangnya konektivitas jaringan internet
dan teknologi, Service Oriented Architecture (SOA) diperlukan sebagai arsitektur
kerangka kerja berbasis standar yang terhubung serta memungkinkan sistem-
sistem untuk saling mengintegrasikan data di berbagai lokasi dengan platform
Jumlah Staf
Sub Bidang Pendidikan Formal
Pendukung
Data Rencana 1 S-1 Teknik Informatika (1)
S-1 Teknik Informatika (1)
Data Realisasi 2
S-1 Statistika (1)
Pengkajian dan Pelaporan Data 1 S-1 Statistika (1)
Pembangunan Infrastruktur dan
1 S-1 Teknik Elektro (1)
Jaringan
INISIATIF STRATEGIS
b. Level 1
c. Level 2
Membuat
Disposisi
Melaksanakan
Surat Keluar
Membuat
1. NIP
2. Nama
3. Unit Kerja
4. Jabatan Tetap
5. Jabatan
Temporarywqw Membuat
dan
menilai
Penkin
Data Presensi :
1. Jumlah kehadiran
2. Jumlah Single Finger
3. Jumlah Terlambat
4. Jumlah Pulang cepat
5. JUmlah DInas Dalam Tunkin
Kota
6. Jumlah DInas Luar Surat
Kota Keterangan
7. Jumlah CUti Menghitung Penghasilan
Slip Gaji
SPT Tahunan
Pajak Pegawai
Data GPP :
1. Gaji Pokok
2. Tunjangan Kinerja
3. Grade
4. Kelas Jabatan
5. Golongan Pajak
1. Data Kepegawaian
2. Data Keuangan
Bagian Keuangan saat ini telah memiliki satu aplikasi yang telah
berjalan dan melekat pada aplikasi e-office BKPM, yaitu aplikasi
Tunkin. Rencana kedepan, kami ingin melakukan pengembangan
apliksi tersebut untuk pembuatan Surat Keterangan Penghasilan (SKP)
dan juga pembuatan Form A2 sebagai lampiran Surat Pemberitahuan
Tahunan (SPT) pegawai BKPM. Aplikasi tersebut saat ini masih berada
pada level 1 dan bersifat 1 arah dimana proses masih diproses
sepenuhnya di Bagian Keuangan. Dalam pengembangan ke depan
aplikasi ini akan dibuat 2 arah dimana para pegawai dapat login
langsung pada aplikasi Tunkin dan dapat melihat data penghasilan
pribadi pegawai secara real-time, serta dapat melakukan proses
permohonan SKP secara langsung pada sistem tersebut. Demikian pula
dengan form A2 dapat langsung diunduh oleh pegawai pada waktu
yang ditetapkan.
3. Data Persuratan
e. Pelaporan Persuratan
a. Perencanaan Kinerja
b. Pengukuran Kinerja
c. Pelaporan Kinerja
d. Evaluasi Kinerja
e. Survei Kinerja
b. SatuDJA
Sistem Ini digunakan untuk pengajuan revisi DIPA baik
kewenangan kanwil atau DJA dan pada proses penyusunan
anggaran system ini digunakan untuk melakukan penelahaan
secara online
a. Download DIPA
b. Revisi Anggaran
- Pengajuan Revisi
- Monitoring Revisi
c. Referensi
- Prioritas
- Rencana Kinerja
- Satuan Kerja
- Register Pinjaman
d. Standar Biaya
e. Download Aplikasi
Saat ini terdapat 542 PTSP Daerah yang terdiri atas 34 PTSP Provinsi,
415 PTSP Kabupaten, 93 PTSP Kota. Penyelenggaraan PTSP Daerah bertujuan
untuk (1) meningkatkan kualitas PTSP; (2) mewujudkan perlindungan dan
kepastian hukum kepada masyarakat; (3) memberikan akses yang lebih luas
kepada masyarakat untuk memperoleh pelayanan prima; dan (4)
meningkatkan kemudahan berusaha dan daya saing daerah. Tujuan
penyelenggaraan ini tidak akan tercapai tanpa adanya evaluasi berkala,
terlebih dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018
tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik dan
Peraturan-peraturan turunannya yang mewajibkan setiap PTSP Pemerintah
Daerah untuk memberikan pelayanan perizinan berusaha secara standar dan
terintegrasi.
Penerima manfaat:
6. BAP ONLINE
Dalam konsep OSS RBA, Berita Acara Pemeriksaan (BAP) sebagai salah
satu alat dalam rangka pengawasan yang dapat menentukan keputusan
diantaranya terkait pemberian sanksi sehingga BAP memiliki fungsi strategis.
Dengan BAP Online Pejabat dilingkungan Deputi Bidang Pengendalian
Pelaksanaan Penanaman Modal maupun K/L/D, Badan Pengelola KPBPB,
Administratot KEK dapat sekaligus melakukan monitoring atas kepatuhan
(compliance) pelaku usaha dan monitoring tindak lanjut penyelesaian
permasalahan yang dihadapi perusahaan. Database BAP Online akan terecord
dengan baik, berurutan dan mudah untuk ditelusuri bilamana dalam kasus-
kasus tertentu perlu melihat BAP.
a. All-in-one.
Aplikasi mengumpulkan project, client, dan komunikasi
internal tim. Dapat menyatukan komunikasi dengan
menggabungkan antara vendor dan Unit kerja agar berada dalam
satu sistem. Dengan itu, anggota tim dapat mengikuti perubahan
dan pembaruan status, menambahkan komentar, lampiran, atau
gagasan, dan bahkan menambahkan label dan checklist.
b. Planning Module
Mempunyai modul untuk melakukan perencanaan
terhadap sebuah pekerjaan sebelum dikerjakan dengan
menganalisis dan memproyeksi waktu penyelesaian proyeknya.
c. Project Milestone Schedule
Unit kerja dapat membuat Timeline sesuai dengan ruang
lingkup pekerjaan. Pihak vendor juga dapat melakuan revisi
Timeline tesebut sesuai persetujuan kedua belah pihak. Selain
b. Continuous Delivery
c. Continuous Deployment
7. Kibana
Fitur Kibana:
a. Intuitive charts
Kibana menyediakan bagan dan laporan intuitif yang dapat
digunakan untuk menavigasi secara interaktif melalui data logo
yang besar. User dapat secara dinamis menyeret window,
memperbesar dan memperkecil subset data tertentu, dan
menelusuri laporan untuk mengekstrak wawasan yang dapat
ditindaklanjuti dari data user.
b. Mapping support
Kibana hadir dengan kemampuan geospasial yang kuat
sehingga user dapat dengan mudah melapisi informasi geografis di
atas data user dan memvisualisasikan hasil pada peta.
c. Pre-built aggregations and filters
Menggunakan agregasi dan filter buatan Kibana, user dapat
menjalankan berbagai analitik seperti histogram, kueri top-N, dan
tren hanya dengan beberapa klik.
d. Easily accessible dashboards
User dapat dengan mudah mengatur dasbor dan laporan
serta membaginya dengan yang lain. Yang user butuhkan hanyalah
browser untuk melihat dan menjelajahi data.
Kondisi lingkungan IT dan pemanfaatan data yang ada di BKPM saat ini
pada kenyataannya sudah hampir menyerupai konsep dari teknologi Big Data,
yaitu dengan memanfaatkan DWH untuk menarik dan menyimpan data dari
a. Tipe data yang bisa diakomodir, yaitu hanya tipe data yang
terstruktur
Metode ETL yang digunakan BKPM saat ini untuk melakukan migrasi atau
update data dari aplikasi di luar BKPM ke dalam DWH akan dikonfigurasi ulang
untuk mengambil data hanya dari Data Lake saja karena dengan skema ini, Data
Lake akan menjadi satu-satunya sumber data di internal BKPM dikarenakan Data
Lake sudah memiliki semua data yang berasal dari aplikasi di luar BKPM.
Keuntungan yang didapat adalah untuk pemanfaatan data BKPM tidak akan
tergantung lagi pada faktor-faktor di luar BKPM seperti koneksi mesin server yang
berada di luar BKPM, karena sumber data tunggal yaitu Data Lake sudah berada
dalam environment BKPM.
d. Tidak efisien, hal ini karena banyaknya sisa kapasitas komputasi, memori,
storage yang tidak dapat dimanfaat aplikasi pada server lain yang
membutuhkan.
2. Converged infrastructure
HCI generasi ketiga saat ini sudah tersedia dipasaran dengan berbagai merek.
Dengan menggunakan HCI generasi ketiga maka proses pengoperasian
datacentre mulai dari jaringan, komputasi, storage dan sekuriti dapat
dilakukan secara software. Hal ini tentu sangat meringkan dalam
pengorasiannya yang akan menjadi sangat efiesien dan sangat efektif.
Disamping itu penambahan kapasitas akan mudah dilakukan tanpa perlu
persiapan serepot memasang server atau rak server konvensional yang
selama ini dilakukan.
Menyusun strategi TI
4) Audit TI
5) Manajemen risiko TI
2) Manajemen Infrastruktur TI
Menyusun KAK
3) Sistem Informasi
Statistisi Terampil
Statistisi Ahli
PENUTUP
BKPM diharapkan mampu melayani penanam modal dan berusaha dengan cepat,
tepat, aman, nyaman, efektif, dan efisien. Kenyamanan pelaku usaha dalam berinteraksi
dengan BKPM merupakan salah satu tolok ukur keberhasilan BKPM. Oleh karenanya
dibutuhkan keseriusan dan komitmen seluruh pemangku kepentingan dalam
meningkatkan tingkat layanan BKPM, baik dari sisi aplikasi, infrastruktur, maupun
sumber daya manusia. Tata kelola yang baik, yang mengacu pada standar internasional
tata kelola TIK, perlu dipertahankan.
Di balik segala upaya BKPM dalam melayani penanaman modal dan usaha, perlu
disadari bahwa TIK hanyalah sebuah sistem. Kebijakan internal BKPM dapat
mempengaruhi tingkat kesuksesan implementasi TIK. Untuk itu, kebijakan yang tepat
dan komitmen tinggi sangat diperlukan dalam mendukung keberhasilan tata kelola TIK
di BKPM.
Dengan menyadari perubahan yang cepat pada bidang TIK, pada kondisi khusus,
dan bila diperlukan memang harus dilakukan, implementasi TIK di BKPM dapat
dilakukan dan menyesuaikan dengan kondisi terkini. Dengan demikian rencana induk ini
dapat menjadi panduan perbaikan kondisi tata kelola TIK yang ada untuk mendukung
tercapainya visi dan misi BKPM.