Khairunnisa R. Ismail-Makalah Hutan Lindung

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10

Makalah

KAWASAN LINDUNG
(Untuk memenuhi tugas mata kuliah Biologi Konservasi)

Disusun Oleh :

Khairunnisa R. Ismail
432418005

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2021

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, yang atas
rahmat-Nya maka kami dapat menyelesaikan penyusunan tugas Makalah
Kawasan Lindung. Makalah ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk
menyelesaikan tugas Mata Kuliah Biologi Konservasi Semester 6 di Jurusan
Biologi Universitas Negeri Makassar.
Dalam penulisan Makalah ini, kami merasa masih banyak kekurangan-
kekurangan, baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat
kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan Makalah ini.
Kami berharap semoga Makalah ini membantu teman-teman mengetahui
secara garis besar tentang Makalah Kawasan Lindung. Terima kasih kami
ucapkan atas waktunya untuk membaca makalah ini.

Gorontalo, Mei 2021

Khairunnisa R. Ismail

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................2
1.3 Tujuan..............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
2.1 Pengertian Kawasan Lindung........................................................................3
2.2 Dasar-Dasar Hukum Kawasan Lindung.......................................................4
2.3 Ruang Lingkup Kawasan Lindung...............................................................5
BAB III PENUTUP................................................................................................8
3.1 Kesimpulan......................................................................................................8
3.2 Saran.................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................9

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kawasan lindung sebagai kawasan yang mempunyai manfaat untuk
mengatur tata air, pengendalian iklim mikro, habitat kehidupan liar, sumber
plasma nutfah serta fungsi sosial budaya bagi masyarakat di sekitarnya
dengan demikian pengelolaan kawasan lindung harus betul-betul sesuai
tingkat kepentinganya bagi suatu wilayah, sumberdaya hutan merupakan
kekayaan alam yang mempunyai nilai dan manfaat yang sangat tinggi,
sehingga hutan sebagai sumberdaya alam yang dapat diperbaharui
(renewable), dengan demikian pemanfaatan atau pengelolaan kekayaan alam
ini harus betul-betul dikelola sesuai dengan tujuan pemanfaatannya. Hutan
memiliki tiga fungsi utama yaitu fungsi produksi, fungsi lindung dan fungsi
konservasi dimana fungsi produksi yaitu memproduksi hasil hutan, fungsi
lindung sebagai pelindung sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata
air, mencegah banjir, mengendali erosi, dan memelihara kesuburan tanah
sedangkan fungsi konservasi yaitu sebagai pengawetan keanekaragaman
tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya, secara umum pengelolaan hutan
perlu memperhatikan tiga prinsip kelestarian yaitu kelestarian ekologi,
kelestarian ekonomi dan kelestarian sosial.

Pengelolaan sumberdaya alam khususnya sumberdaya hutan merupakan


upaya pengelolaan sumberdaya alam di dalam kawasan hutan melalui fungsi
lindung, konservasi dan produksi dengan memperhitungkan kelangsungan
persediaannya dan lingkungan sekitar sesuai pasal 6 Undang-Undang No.41
tahun 1999 (tentang Kehutanan). Tujuannya untuk mengupayakan kelestarian
sumberdaya hutan dan keseimbangan ekosistem, sehingga dapat lebih
mendukung upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan eksistensi
lingkungan.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kawasan lindung?
2. Apa saja dasar-dasar hukum kawasan lindung?
3. Apa saja ruang lingkup kawasan lindung?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari kawasan lindung
2. Untuk mengetahui dasar-dasar hukum kawasan lindung
3. Untuk mengetahui ruang lingkup kawasan lindung

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kawasan Lindung
Kawasan bentang alam karst dapat termasuk kedalam kawasan lindung
maupun kawasan budidaya, tergantung inventarisasi yang telah dilakukan.
Apabila melihat secara rinci dalam Peraturan Pemerintah, kawasan ini
termasuk kawasan lindung geologi nasional. Kawasan tersebut merupakan
kawasan yang rentan terhadap kegiatan manusia, terutama dalam hal
penggalian sumber daya alam. Dalam Pasal 1 Keputusan Presiden Nomor 32
Tahun 1990 Tentang Pengelolaan Kawasan Lindung, yang dimaksud dengan
Kawasan Lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama
melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber alam,
sumber daya buatan dan nilai sejarah serta budaya bangsa guna kepentingan
pembangunan berkelanjutan. Sedangakan dalam Pasal 2 pengertian
Pengelolaan Kawasan Lindung adalah upaya penetapan, pelestarian dan
pengendalian pemanfaatan kawasan lindung.

2.2 Dasar-Dasar Hukum Kawasan Lindung

Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 H ayat (1) menentukan bahwa


setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan. Selanjutnya dalam Pasal 33 ayat (4) menentukan
Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi
dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan
lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan, kemajuan dan
kesatuan ekonomi nasional.
Atas dasar ketentuan Undang-Undang Dasar ini maka, pemerintah
membentuk Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup yang disebut UUPPLH, yang menggantikan
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup, yang mengamanatkan bahwa perlindungan dan pengelolaan

3
lingkungan hidup adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk
melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran
dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan,
pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan
hukum.
Sebelum lahirnya UUPPLH pemerintah telah mengupayakan Keputusan
presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung yang
mengamanatkan bahwa upaya pengelolaan kawasan lindung mencakup
kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya seperti
(kawasan hutan lindung, kawasan bergambut, kawasan resapan air), kawasan
perlindungan setempat (sempadan pantai, sempadan sungai, kawasan sekitar
danau atau waduk, kawasan sekitar mata air), kawasan suaka alam dan cagar
budaya (kawasan suaka alam, kawasan suaka alam laut dan perairan lainya,
kawasan pantan berhutan bakau, taman nasional, taman hutan raya dan taman
wisata alam, kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan) dan kawasan
rawan bencana alam.
Keputusan Presiden Nomor 32 tahun 1990, pada dasarnya merupakan
“dasar hukum kebijakan pengelolaan kawasan lindung”, yang ditetapkan atas
dasar berbagai perundangan, peraturan pemerintah, keputusan Presiden.
Sedangkan pelaksanaan programnya didasarkan atas:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 26 tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional.
b. Peraturan Menteri ESDM Nomor 17 tahun 2012 tentang Penetapan
Kawasan Bentang Alam Karst.
c. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 1 tahun 2013 tentang
Pedoman Pelestarian dan Pengendalian Pemanfaatan Kawasan Lindung.
d. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 2 Tahun 2002 Tentang
Perlindungan Lingkungan Geologi.
e. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 20 Tahun 2006 tentang
Perlindungan Karst di Jawa Barat

4
2.3 Ruang Lingkup Kawasan Lindung

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 Tentang RTRW


Nasional, pasal 52 menyebutkan kawasan lindung nasional terdiri atas:
1. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya
terdiri atas: kawasan hutan lindung, kawasan bergambut, dan kawasan
resapan air.
2. Kawasan perlindungan setempat terdiri atas: sempadan pantai, sempadan
sungai, kawasan sekitar danau atau waduk, dan, ruang terbuka hijau kota.
3. Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya, terdiri atas:
kawasan suaka alam, kawasan suaka alam laut dan perairan lainnya, suaka
margasatwa dan suaka margasatwa laut, cagar alam dan cagar alam laut,
kawasan pantai berhutan bakau, taman nasional dan taman nasional laut,
taman hutan raya, taman wisata alam dan taman wisata alam laut, dan
kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan.
4. Kawasan rawan bencana alam terdiri atas: kawasan rawan tanah longsor,
kawasan rawan gelombang pasang, dan kawasan rawan banjir.
5. Kawasan lindung geologi terdiri atas: kawasan cagar alam geologi,
kawasan rawan bencana alam geologi, kawasan yang memberikan
perlindungan terhadap air tanah.
6. Kawasan lindung lainnya terdiri atas: cagar biosfer, ramsar, taman buru,
kawasan perlindungan plasma nutfah, kawasan pengungsian satwa,
terumbu karang, dan kawasan koridor bagi jenis satwa atau biota laut yang
dilindungi.

5
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kawasan Lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama
melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber alam,
sumber daya buatan dan nilai sejarah serta budaya bangsa guna kepentingan
pembangunan berkelanjutan

6
DAFTAR PUSTAKA

Rianse, Usman. 2010. Agroforestry: Solusi Sosial dan Ekonomi Pengelolaan


Sumber Daya Hutan. Bandung: Alfabeta
Takdir Rahmadi. 2013. Hukum Lingkungan di Indonesia. Jakarta: Raja Grafindo
Persada,
Tarsoen Waryono. 2009. Penyerasian dan Implementasi Pengelolaan Kawasan
Lindung. Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai