SNI 03-6456.2-2000 Tata Cara Pengontrolan Sungai Bag-2
SNI 03-6456.2-2000 Tata Cara Pengontrolan Sungai Bag-2
SNI 03-6456.2-2000 Tata Cara Pengontrolan Sungai Bag-2
2-2000
Standar ini disusun oleh Panitia Teknis Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil
pada Sub Panitia Teknk Bidang Sumber Daya Air melalui Gugus Kerja Pendayagunaan
Sumber Daya Air Bidang Bahan dan Geoteknik.
Tata cara penulisan disusun mengikuti PSN 8 Tahun 2007 dan dibahas pada forum rapat
teknis dan rapat konsensus dengan melibatkan para nara sumber, pakar dan lembaga
terkait.
RSNI0 6456.2:200x
1 Ruang lingkup
Standar ini membahas tentang metode pengontrolan sungai selama pelaksanaan
bendungan untuk memberikan ruangan kerja yang bebas dari air dan aman terhadap
banjir. Metode ini mencakup penutupan alur sungai dan tipe -tipe bendungan pengelak
yang berkaitan dengan pelaksanaan konstruksi dan pengoperasiannya. Standar ini juga
menguraikan metode penutupan bangunan pengelak pada saat bendungan akan
dioperasikan serta kecenderungan yang mungkin terjadi selama pengoperasian
pengendalian aliran sungai.
2 Acuan
SNI 03-1731-1989, Tata cara keamanan bendungan.
SNI 03-3432-1994, Tata cara penutupan banjir desain dan kapasitas pelimpah untuk
bendungan.
3 Pengertian
3.1
penutupan sungai secara vertikal
penutupan dengan membuat semacam tanggul, bergerak secara bertahap dari satu tepi
atau dari keduanya sampai bentang sungai tertutup seluruhnya.
3.2
penutupan sungai secara horisontal
penutupan sungai dengan menempatkan material penutup secara merata dan serentak
di seluruh bentang sungai.
1 dari 28
RSNI0 6456.2:200x
Analisis penutupan sungai sudah dilakukan dengan sejumlah pendekatan teoritis dan
uji model yang menggambarkan kondisi hidrolika (elevasi air dan kecepatan rata -rata),
tetapi dimensi dan karakteristik material tidak dapat ditetapkan dengan tepat. Oleh
karena itu perlu membuat perbandingan dan pengelompokan sejumlah penutupan yang
telah dibuat pada sungai sungai yang sangat besar; untuk menganalisis kesulitan yang
dihadapi dan menetapkan peraturanperaturan sederhana yang dapat digunakan
sebagai pedoman sementara bagi kajian pendahuluan proyek yang akan datang.
Tabel 1. merupakan daftar data metode penutupan dan beda tekanan maksimum pada
proyekproyek yang ada (periksa lampiran).
Kajian berikut tidak langsung mengarah kepada bangunan pengelak (terowongan atau
saluran) tetapi secara tidak langsung memperhitungkannya seperti elevasi, kecepatan
dan perbedaan tekanan air pada setiap tahap penutupan yang terkait dengan
karakteristik bangunan pengelak. Besarnya aliran yang dielakkan diperoleh dari elevasi
di hilir dan di hulu yang di cek dengan uji model. Apabila aliran yang melewati timbunan
penutup relatif kecil dan tidak diperhitungkan, maka sisa aliran di dalam alur atau di atas
timbunan penutup perlu di taksir pada setiap tahapan. Hampir seluruh penutupan,
penting dilaksanakan dengan :
a) Metode penutupan sungai secara vertikal, ketika penimbunan tanggul dengan elevasi
di atas air dilajukan dari salah satu tebing atau dari keduanya sampai seluruh alur
tertutup
b) Metode penutupan sungai secara horisontal, ketika material penutup ditempatkan
secara merata dan serentak diseluruh bentang sungai (biasanya memerlukan
bangunan khusus seperti jembatan, derek kabel untuk pemindahan material).
Kecuali kasus penutupan yang khusus seperti penutupan langsung dengan peledakan
pada lembah yang curam dan pengisian pasir secara hidrolis pada dataran yang rata
akan disajikan kemudian. Sebelum tahun 1950 kebanyakan penutupan diadakan dengan
metode penutupan horisontal (lebih sesuai dengan peralatan pada saat itu terutama
transportasi kereta api di atas jembatan). Antara tahun 1950 sampai 1960 penutupan
sungai menggunakan kedua jenis metode penutupan tersebut; dalam penutupan vertikal
dimanfaatkan peralatan angkut dump truk dan buldoser, tahun 1960 penutupan
kebanyakan dilaksanakan dengan metode vertikal. Cara tersebut dikerjakan pada aliran
besar, tinggi tekanan air maksimum untuk tanggul tunggal hampir selalu di bawah 5 m.
Sejak 1970 untuk penutupan vertikal yang besar, (Zambezi, Tocantins, Parana, Yellow
River, Manicouagan) dengan tekanan air total lebih dari 3 m, dapat dibagi menjadi dua
atau bahkan tiga tanggul (masing-masing dibatasi sampai 3 m) sehingga total tinggi
tekan dapat mencapai 5 sampai 9 m.
Metode pelaksanaan dan teori analisis sangat berbeda untuk kedua solusi tersebut,
sehingga perlu dilakukan kajian secara terpisah. Kajian berikutnya mengacu pada aliran
sedang atau besar (lebih dari 100 m 3/dt), atau tekanan air yang lebih tinggi, aliran-aliran
yang lebih rendah diperkenankan dengan solusi yang lebih mudah
Penyelesaian penutupan yang tinggi, digunakan beberapa blok yang sangat besar (satu
diantaranya diletakan ke hulu untuk menenangkan air) yang dirangkai dengan kabel
sehingga akan sangat membantu dalam tahap tahap yang sulit.
Material yang paling banyak digunakan untuk penutupan sungai adalah material kuari,
baik sebagai kuari lepas yang beratnya 500 kg sampai 1 ton maupun sebagai batuan
urug terseleksi yang digunakan hanya dari bongkah besar yang beratnya antara 1
sampai 5 ton. Tidak semua kuari dapat menyediakan material berukuran besar, dan
hanya beberapa yang dapat menyediakan batuan berukuran sampai dengan 15 atau 20
ton dalam penetrasi yang besar. Kajian tentang ketersediaan kuari sangat diperlukan
guna menentukan penutupan. Batuan urug terseleksi dapat ditentukan dengan berat
(atau diameter ekuivalen ) batuan tersebut yang sama dengan 1/2 jumlah total (Dso).
Kuari lepas ditentukan dengan D so dari bagian pokoknya dimana biasanya sama dengan
D75 dari kuari lepas. Material yang lebih halus seperti kerakal atau kuari lebih berat
dapat digunakan untuk penutupan rendah atau penutupan yang tinggi pada tahap
pertama.
Material lain yang digunakan untuk penutupan-penutupan penting adalah dengan beton,
baik yang berbentuk kubus maupun struktur yang lebih kompleks. Berat satuannya
biasanya antara 5 sampai 30 ton.
Beberapa hal perlu ditekankan pada penggunaan material-material yang berbeda untuk
penutupan adalah :
a) Rapat massa bahan p, adalah penting karena pada setiap kondisi hidraulik yang
ditetapkan maka hasil D x (p - 1) adalah konstan yang berarti berat volume yang
diperlukan untuk material kapur (p = 2,1) akan 3 kali lebih besar dari material basalt
(p = 2,9) atau blok beton (p = 2,4) akan memerlukan 60% lebih berat dari blok granit
(p = 2,7).
b) Bentuk material juga penting dan kelebihannya berbeda-beda tergantung pada
kondisi hidrauliknya. Bentuk kubus akan lebih baik dalam aliran turbulen dan
superkritis dan bentuk bentuk kerakal akan lebih baik untuk kondisi-kondisi lainnya.
c) Harga material kuari rendah jika berupa material kuari lepas sedangkan yang berasal
dari hasil galian bangunan permanen harganya nol. Harga menjadi jauh lebih tinggi
jika berupa batuan urug terseleksi berukuran besar dan merupakan gambaran
presentasi yang tinggi dari keseluruhan material kuari yang diperlukan. Apabila berat
satuan dan jumlah batuan urug terseleksi tidak terlalu besar maka agar lebih
ekonomis dilakukan seleksi material-material terbesar pada waktu pemuatan material
kuari lepas.
d) Harga beton konstan per m 3 jika berat satuannya berada dalam batas batas tertentu
(misal. antara 5 dan 30 ton) dan bentuknya tidak terlalu kompleks. Dengan demikian
dapat dijelaskan mengapa blok beton yang lebih besar dari yang diperlukan kadang
kadang dipergunakan karena lebih aman dan lebih murah (dengan mengurangi luas
penampang timbunan maka volume total akan berkurang).
e) Perbedaan harga tanggul per m 3 pada material timbunan. Perkiraan perbandingan
harga per m 3 sebagai berikut:
Kerakal atau kuari material lebih berat ( 1 sampai 20 kg) :1
Kuari material lepas (500 kg) :2
Urugan batuan terseleksi ( 1 sampai 10 ton) : 5 - 10
Blok beton (5 sampai 30 ton) : 20 – 50
Uraian di atas menjelaskan mengapa dalam desain penutupan dengan material kerakal
atau kuari lepas diperkenankan adanya banyak material terlepas sedangkan penutup an
dengan balok beton biasanya didesain dengan penampang lintang minimum.
3 dari 28
RSNI0 6456.2:200x
model pada sungai Itaipu. Kondisi tersebut akan menjadi lebih sulit jika batuan dasar
dalam keadaan rata dan blok-blok mudah bergeser.
Pada tahap terakhir penutupan kondisi kritis tidak dapat dihindarkan biasanya terjadi
pada saat ujung timbunan mendekati penyambungan. Untuk mempertahankan
tampang melintang yang tetap dengan menggunakan material yang jauh lebih besar
atau tetap menggunakan material kecil dengan memperkenankan banyak butiran
yang hilang.
Jika hanya sedikit atau tidak ada kehilangan material; persyaratan diameter material
menjadi penting dan diperkirakan sama dengan 80% tinggi tekanan air yang berlaku
bagi beton (yaitu kira kira 40 ton untuk 4 m). Ketika tinggi tekanan air menjadi dua kali
maka berat satuan material dikalikan 8 dan volume material yang disampaikan untuk
kondisi kritis juga dikalikan 8; dari sini dapat dijelaskan bahwa penutupan 4 m sangat
sulit jika dibandingkan dengan penutupan 2 m. Pada penutupan kecil (1,5 m sampai 2
m) dapat dihemat banyak material jika material penutupan (yang dibatasi sampai
beberapa ratus m 3) ditempatkan dengan bulldoser dalam beberapa menit, karena
energi yang diperlukan untuk memindahkan blok-blok sepanjang penutupan selama
waktu tersebut merupakan sebagian besar dari energi air yang tersedia. Penutupan
dengan tekanan yang tinggi sulit dilaksanakan, karena volume yang diperlukan
sampai mencapai ribuan m 3.
Selama tahap terakhir atau ketika aliran kritis terjadi dalam tahap pertama, perilaku
material akan serupa dengan yang dipergunakan sebagai pelindung pemecah
gelombang. Kesimpulan serupa juga dapat diperoleh dalam perbandingan bentuk-
bentuk material.
Jika penutupan sungai tidak diperkenankan adanya material yang terlepas maka lebih
baik material penutup hanya dari material berukuran besar sedangkan yang
berukuran kecil dikeluarkan dari material kuari.
Jika diperkenankan adanya material terlepas maka dimensi blok-blok yang diperlukan
dapat lebih kecil dan selanjutnya kemiringan lereng tanggul hilir i yang terendam
dapat dikurangi. Menurut teori, untuk tanggul terendam dan menurut pengamatan
penutupan, diameter material untuk aliran/m tertentu sebanding dengan i z/3 . Jika
airnya dalam dan diperkenankan banyak material terlepas, ukuran blok diperkecil
dengan faktor 2 dan berat satuan dengan faktor 8. Sungai akan mendistribusi ulang
bagian material tersebut membentuk pelimpah alam sesuai dengan tekanan air,
ukuran material dan kedalaman air. Kehilangan material sama dengan satu atau dua
kali penampang minimum tanggul di daerah penutupan tahap terakhir. Namun jika air
di daerah sekitar penutupannya dangkal akan sulit dihindari penggunaan material
yang agak besar.
Kesimpulan
Sebagai ringkasan analisis dari sejumlah penutupan sungai dengan cara vertikal,
dapat diperiksa Tabel 2 dan 3.
5 dari 28
RSNI0 6456.2:200x
Tabel 1 Berat satuan material ada metode penutupan vertikal (rapat massa = 2,4)
Tinggi tekanan Tahap pertama Tahap terakhir
air yang air dalam ( lebih air dangkal (ku diperkenankan tidak diperkenan
berlaku dari 3x tinggi rang dari kehilangan kan kehilangan
tekanan air) 2x tinggi banyak material material
tekanan air) dan air dalam
m
0,5 2 - 10 kg 10 kg 100 kg
1 60 kg 0,5 - 1 ton 120 kg 0,5 - 1 ton
2 500 kg 5 - 10 ton 1 ton 5 - 10 ton
3 2 ton 4 ton 20 ton
4 8 ton 50 ton
Tabel 2 Berat satuan material ada metode penutupan vertikal (rapat massa 2,4 dan 2,7)
(1) (2) (3) (4) (5)
Tinggi tekanan Tahap pertama Tahap terakhir
diperkenankan
air yang air dalam ( lebih air dangkal (ku tidak diperkenan
banyak material
berlaku dari 3x tinggi rang dr 2x tinggi kan material
terlepas
(m) tekanan air) tekanan air) terlepas
dan air dalam
0,5 1-5 kg - 3-10kg 70k
1 40 k 0,3 - 0,7 ton 80 k 0,5 ton
2 350 k 5 - 10 ton 700 k 4 ton
3 1,5 ton - 3 ton 20 ton beton
8 ton
4 - beton 50 ton beton
beton
Apabila beton (rapat massa 2,4) dipergunakan untuk blok-blok yang lebih berat dari 5 ton
dan material kuari dengan rapat massa lebih besar (2,7) untuk yang di bawah 5 ton,
maka berat satuan tersebut dapat dikurangi sesuai dengan Tabe13.
Berat yang tertera pada kedua Tabel tersebut merujuk kepada ukuran DSO seperti pada
butir 4.1.1, dan bagian material yang lebih kecil dari D SO akan hanyut
a) Ukuran material dipengaruhi oleh tinggi tekanan air sesaat dan bukan oleh tekanan
air terakhir. Sehingga ukuran seluruh material tersebut lebih kecil dari yang
didasarkan pada tekanan air terakhir.
b) Material yang terlepas dengan mudah diterima untuk material kuari maka Tabel 3
kolom 4 dapat dipergunakan untuk tekanan sampai 3 m dimana tidak diperlukan
beton. Pada tekanantekanan yang lebih tinggi umumnya memerlukan pembetonan
dan akan lebih murah jika dihindari kehilangan material terlepas dan dipergunakan
nilai pada kolom 5 .
Tekanan air pada saat yang paling sulit di tahap terakhir biasanya diambil sekitar 10% di
bawah tekanan air terakhir. Walaupun demikian pada tekanan air tertinggi, kecepatan
aliran di dalam alur pada periode sulit tersebut cukup besar, jika total aliran sungai tidak
begitu besar maka tinggi tekanan air yang berlaku dalam kondisi kritis tersebut hanya
70% atau 80% dari tekanan air terakhir, dan berat satuan yang diperlukan hanya antara
50% untuk tekanan air terakhir yang sama.
Batuan dasar sungai yang tertutup lapisan lunak atau butiran halus perlu dibuat
perlindungan lokal terhadap erosi yang tidak diinginkan sebelum penutupan. Dimensi
material pelindung sama seperti material penutup sungai tetapi dapat juga dengan
ukuran lebih kecil untuk bagian yang tidak pada lereng (misalnya 50% dari berat satuan
material penutup). Jika lapisan lunak tidak begitu tebal, maka dibiarkan hanyut oleh aliran
sungai.
6 dari 28
RSNI0 6456.2:200x
Dari gambaran di atas menunjukkan bahwa pada sungai yang cukup dalam dan material
kuari tersedia sampai dengan 1 ton atau 5 ton; maka penutupan dengan tekanan air
sampai 3 m akan mudah dan ekonomis serta dapat diperkenankan kehilangan material
lepas di akhir penutupan. Untuk tekanan di atas 3 m, terutama pada sungai dengan debit
besar diperlukan blok beton (kecuali jika material kuari sangat mudah diperoleh). Secara
ekonomis lebih baik digunakan blok-blok sebesar mungkin (antara 20 sampai 30 ton)
untuk membatasi kerugian. Penutupan dengan tinggi tekanan 4m memerlukan blok beton
sampai 30 ton, sedangkan penutupan dengan tekanan 2 m dapat dicapai dengan
menggunakan material kuari kurang dari l ton.
Perbandingan tersebut menjelaskan adanya kecenderungan penutupan sungai dengan
tinggi tekanan air yang besar dilakukan dengan membagi menjadi dua atau tiga tanggul.
7 dari 28
RSNI0 6456.2:200x
secara teoritis dapat dipakai material kecil, rupanya ukuran maksimum material tidak
akan kurang dari 40% tekanan air terakhir pada saat penggunaan bahan beton dan 20%
pada saat penggunaan batuan timbun dengan lereng hilir landai; material yang relatip
jauh lebih kecil digunakan pada penutupan dengan material pengerukan yang tekanan air
terakhir 1 m ukuran, material kurang dari 0,10 m, tetapi lereng hilir sangat landai.
Pada tahap pertama penutupan, ukuran material ditentukan oleh tinggi tekanan air;
sedangkan selama tahap terakhir oleh debit aliran per meter pada lereng downstream;
dan selama tahap pertengahan (yang biasanya paling sulit) ditentukan oleh kedua
parameter tersebut dan oleh produk yang dihasilkannya misalnya energi per meter.
Rumus untuk menentukan berat blok tergantung pada spesifik energi, walaupun rumus
tersebut berdasar pada tampang lintang minimum, tetapi masih kurang diyakini terutama
jika digunakan material urugan batu pada jumlah yang besar pada lereng yang landai.
Dari semua pertimbangan teoritis dan uji model, pada tinggi tekanan akhir yang sama
ukuran maksimum material penutup horisontal lebih kecil dari material penutup vertikal.
Tetapi material ukuran paling besar harus digunakan pada sebagian besar penutup
horisontal mengingat hanya sebagian kecil penutup vertikal menggunakannya.
Ukuran material yang diperlukan dapat diperkecil dengan membuat penutupan alur
sebesar mungkin agar dapat mengurangi debit aliran per meter sehingga energi
maksimum dapat berkurang. Secara teoritis dapat digunakan material ukuran kecil pada
sungai yang sangat lebar asalkan aliran per meter sangat kecil pada awal penutupan.
Tetapi jika aliran tersebut tidak seragam sepanjang tanggul pada akhir penutupan
dimana tekanan air terakhir cukup besar akan menjadi suatu bencana karena adanya
konsentrasi aliran pada suatu titik yang rendah. Pemilihan material yang diperlukan
berdasarkan elevasi terendah dan tidak sama dengan elevasi rata-rata (kerusakan
bendungan pengelak urugan batu oleh aliran rata-rata yang relatif kecil yang terjadi
karena konsentrasi aliran yang mengakibatkan suatu aliran per meter jauh lebih besar).
Karena pertimbangan tersebut di atas teori yang rumit dan sedikitnya jumlah penutupan
sungai yang dibuat dengan material urugan batu, penetapan aturan sementara untuk
penutupan horisontal lebih sulit dibanding dengan penutupan vertikal, maka uji model
harus dipergunakan dengan hatihati (perhatian yang sungguh-sungguh diberikan untuk
kestabilan tanggul di akhir penutupan dan kepekaan penutupan terhadap perubahan kecil
dari aliran total atau aliran yang masuk ke bangunan pengelak)
8 dari 28
RSNI0 6456.2:200x
Peru pada tahun 1967 (pengalihan aliran 125 m 3/dt dan dengan beda tinggi tekanan akhir
18 m).
Peledakan yang berhasil dan memuaskan di Rusia yang menghasilkan penutupan sungai
dan terutama bendungan permanen pada waktu yang bersamaan, hasil pemadatannya
baik, permeabilitas rendah. Tinggi tekanan air yang dapat diterima sesudah penutupan
jauh lebih bisa dari cara lainnya tetapi pada tempat lain yang sesuai yang agak luar biasa
baik pada tempat ini, solusi ini tidak bukan yang paling murah.
Dimungkinkan juga bendungan urugan batu atau bendungan pengelak dilaksanakan
dengan laju penimbunan dari satu tebing dengan curahan material melalui puncak
tampang lintang terakhir. Cara ini merupakan keuntungan bahwa penutup tersebut
merupakan gabungan besar penutup urugan. Material timbunan merupakan material
berukuran terbesar pada elevasi air. Cara tersebut mungkin biayanya murah dan dapat
diperoleh penutup dengan perbedaan tekanan air yang tinggi, namun kesulitan yang
dihadapi adalah bagaimana membuat struktur kedap air dan perkiraan besarnya
penurunan yang akan terjadi.
Penutupan sungai pada sungai landai berpasir atau berkerakal dapat dilakukan dengan
alat keruk kapasitas besar. Penutupan dengan kerakal sebagian dapat dipelajari sebagai
penutupan normal, tetapi penutupan dengan pengisian pasir akan berbeda. Karena
pertimbangan pengangkutan benda padat oleh aliran sungai terhadap pasokan material
dari luar dapat menjadi faktor penentu dan kapasitas pengeruk yang dibandingkan
dengan energi sungai total dapat untuk menentukan tinggi tekanan air penutupan
maksimum.
Dalam pengembangan pembangkit tenaga pasang surut yang besar, masalah penutupan
yang terjadi pada daerah tangkapan adalah berhubungan dengan aliran yang sangat
besar (sampai dengan 1.000.000 m 3/dt). Meskipun demikian, perbedaan tinggi tekanan
air tidak akan lebih dari 5 m dan biasanya jauh lebih kecil tergantung pada luas
penampang pintu yang sedang dioperasikan. Perubahan arah aliran dapat diharapkan
memperoleh timbunan batu dalam jumlah besar untuk penutupan horisontal, sedangkan
penutup vertikal dengan 1 atau 2 tanggul diharapkan dapat lurus asalkan kondisi dasar
lautnya menguntungkan.
9 dari 28
RSNI0 6456.2:200x
nampak dalam uji model. Bagi penutupan besar akan lebih membantu jika menggunakan
uji model yang menggambarkan penutup selama pelaksanaan dengan memperhatikan
pengukuran dan pengamatan terakhir.
Perlu diperhatikan dalam kenyataan bahwa pengujian umumnya untuk aliran maksimum
yang dikehendaki. Adapun suatu penutupan kadang-kadang menemui kesulitan jika
terjadi penurunan aliran, baik karena berkurangnya tebal air sehingga timbul aliran kritis
lebih awal maupun pada suatu keadaan dimana tekanan air maksimum menjadi lebih
besar pada aliran-aliran rendah (pada bangunan pengelak dengan ambang tinggi)
Uji model dengan menggunakan air yang relatip bersih akan memberikan keleluasaan
untuk pengawasan bagi penutupan horisontal mungkin lebih sulit dilakukan pada
prototipe.
Jika telah dipilih suatu cara penyelesaian, keamanannya lebih ditekankan berdasarkan
pada kepekaan perubahan sifat (tinggi tekanan, energi, aliran/m) dari pada dengan batas
ukuran material. Misalnya: suatu penambahan untuk aliran atau tekanan air, mungkin
beberapa kasus hanya memerlukan penambahan sejumlah material yang sama atau
sejumlah kecill balok-balok besar yang dipergunakan sebagai tindakan pencegahan,
sedangkan pada kasus yang lain akan menyebabkan kerusakan tanggul. Berdasar
analisis kepekaan tersebut (yang dapat juga dipelajari dengan uji model) dapat
ditentukan pilihan diantara beberapa cara teknis penyelesaian.
Perlu dibuat perhitungan kasar tentang biaya dan waktu pelaksanaan bagi berbagai
alternatif rencana bangunan pengelak untuk berbagai besaran aliran guna mendapatkan
optimisasi yang menyeluruh. Untuk mendapatkan perkiraan metode penutupan serta
karakteristiknya perlu dipelajari secara rinci dan diuji dengan model. Optimisasi harus
memperhatikan keterkaitan program keseluruhan sekiranya periode penutupan
diperpanjang hingga melampaui musim kering.
Untuk penutupan lebih dari 3 m, dapat dilakukan salah satu dari tiga jenis penyelesaian
di bawah ini :
a) Penutupan cara vertikal dengan tanggul tunggal menggunakan blok-blok sangat
besar dan umumnya blok beton pada tahap akhir. Rupanya tekanan air pada
penutupan seperti tersebut di atas pada aliran besar tidak pernah lebih besar dari
Sm, ukuran maksimum blok adalah 30ton untuk beton (kadang-kadang 2 atau 3
dihubungkan dengan kabel) dan untuk batuan 15 - 20 ton.
b) Penutup horisontal menggunakan batuan urug terseleksi atau blok beton. Meskipun
secara teori dimungkinkan untuk dilampaui, tinggi tekanan air maksimum dalam
penyelesaian ini harus di bawah 4 m dengan batu urug dan kira-kira 5 m dengan blok
beton. Penutup semacam itu sudah tidak dibuat sejak 10 tahun yang lalu.
c) Penutup vertikal ganda membagi tekanan air atas 2 atau 3 tanggul dan membatasi
tekanan air untuk masing-masing tanggul sampai 3 m. Penyelesaian ini akan menjadi
yang paling baik untuk waktu yang akan datang, mengingat material yang diperlukan
umumnya murah, penutupan sampai dengan 5 m sangat mudah dilaksanakan
dengan 2 tanggul, dan penutup jauh lebih tinggi (sampai 10 m) akan aman dilakukan
dengan 2 sampai 3 tanggul didepannya.
5 Bendungan pengelak
5.1 Tinjauan umum
Meskipun pada dasarnya kegunaan bendungan pengelak atau bendungan itu sama, akan
tetapi persyaratan pelaksanaan, pengoperasian dan pendeknya umur bendungan
pengelak memiliki banyak perbedaan dari kedua tipe bangunan tersebut.
Beberapa persyaratan yang lebih berat bagi bendungan pengelak adalah :
a) Waktu pembangunan lebih pendek meskipun untuk bendungan pengelak yang tinggi
dan kerap kali berada pada musim yang telah ditetapkan apabila kondisi cuaca tidak
menguntungkan untuk pekerjaan tertentu.
b) Kesulitan atau ketidak mungkinan dilakukan pengeringan pondasi.
c) Kadang-kadang dibangun di tempat yang sempit dan kesulitan untuk jalan masuk.
d) Konstruksi atau pengoperasiannya pada suatu aliran deras.
e) Desain limpasan atau berisikonya lebih tinggi; jika umur bendungan pengelak 1%
atau 2% dari umur bendungan, banjir rencananya sampai pada kisaran 20 tahun dari
pada kira-kira 10.000 tahun untuk sebuah bendungan permanen.
f) Tidak mungkin melakukan pengontrolan pada waktu pengisian reservoir.
Beberapa persyaratan yang lebih menguntungkan untuk bendungan pengelak tetapi tidak
dapat diterima pada bendungan permanen :
a) Pengamatan, pemeliharaan. dan penguatan bendungan pengelak lebih mudah
karena ketersediaan fasilitas di lapangan.
b) Gerakan gerakan yang lebih besar dan laju rembesan yang lebih tinggi sampai
beberapa m 3/dt dapat diterima pada bendungan pengelak, meskipun mahal untuk
bendungan permanen rembesan sekitar 0,1 m 3/dt sudah terlalu tinggi, sekalipun hal
ini tidak selalu dibuktikan.
c) Dalam diskusi dengan para kontraktor atau perusahaan yang ditunjuk untuk
pelaksanaan pekerjaan tersebut, penyelesaiannya selalu menitik beratkan pada
faktor yang lebih ekonomis baik dalam perencanaannya maupun dalam
11 dari 28
RSNI0 6456.2:200x
12 dari 28
RSNI0 6456.2:200x
13 dari 28
RSNI0 6456.2:200x
pondasi, kemudian digunakan untuk bagian atas dari sejumlah bendungan dan
bendungan pengelak.
Injeksi tirai dapat digunakan pada urugan batu yang mula-mula dipasang dua injeksi tirai
pada tekanan rendah, injeksi selanjutnya di antara keduanya dengan tekanan tinggi.
Cara ini diterapkan untuk bendungan pengelak (bendungan) yang dibangun hanya
dengan massa urugan batu dan injeksi tirai. Pilihan ini baik untuk dipertimbangkan dalam
beberapa hal terutama untuk alasan program.
Apabila bendungan pengelak dibangun di atas lapisan material halus yang cukup tebal,
dinding tirai kedap air kadang-kadang ditambahkan dengan memasang sumur-sumur
pembuang yang dalam di bagian hilir.
14 dari 28
RSNI0 6456.2:200x
menyediakan bangunan pengelak berlebih dan juga karena banjir desain untuk
bendungan pengelak hampir selalu rendah (periode ulang 10 sampai 100 tahun) di
samping itu perlu menghindari kerusakan berlebihan pada kejadian banjir yang lebih
dahsyat.
Untuk proyek yang sangat besar seperti Tucurui - Brasil atau Longyangma (sungai
Yellow River China) memerlukan bangunan pelengkap darurat untuk dapat mengatasi
adanya banjir besar yang terjadi selama pelaksanaan. Meskipun telah banyak kajian-
kajian teori, teruji model dan prototipe sudah dilaksanakan atau dibangun pada 15 tahun
terakhir ini, akan tetapi banyak kegagalankegagalan pada bendungan akibat kurang
cukupnya pengalaman atau perencanaan yang tidak memadai. Analisis penyebab
kegagalan ini seperti juga halnya tentang keberhasilan pekerjaan dan penggunaan
aturan pengamanan yang tepat, bagaimanapun harus terarah pada pemilihan solusi-
solusi yang ekonomis dan dapat diandalkan untuk masa mendatang. Bendungan
pengelak yang dapat dilimpasi biasanya diperuntukkan pada debit yang lebih rendah dari
limpasan pada bendungan permanen selama perbedaan tekanan air diantara 10 dan 30
m untuk terowong pengelak atau konduit dan kurang dari 10 m untuk tinggi saluran
pengelak atau pengelakan dua tahap. Suatu keuntungan membagi tinggi tekanan antara
bendungan pengelak hulu dan hilir selama pelimpasan. Tinggi tekanan bervariasi dari 30
m sampai 2 m dan solusi yang berkaitan akan sangat berbeda. Aliran spesifik atau aliran
per meter pada ambang agak rendah (antara 5 sampai 20 m 3/dt per meter) tetapi untuk
sungai-sungai besar dapat mencapai 50 sampai 100 m 3/dt per meter.
15 dari 28
RSNI0 6456.2:200x
dipadatkan juga sulit untuk ditirukan dalam bentuk model, begitu juga alur rembesan
pada bagian dalam dan hasil pengujian akan menyimpang jauh.
b) kemiringan-kemiringan di prototipe tidak setepat seperti di model.
c) pengaruh-pengaruh mekanik yang berhubungan dengan pondasi, ayakan dan
penulangan baja biasanya tidak dimunculkan di dalam model dan sejumlah
kegagalan baru di prototipe belum pernah diamati di model.
Apabila tinggi bangunan pengelak terbatas, desain untuk dilimpahi dengan menggunakan
sel turap pancang, turap vertikal dengan anker atau tanah diperkuat. Akan tetapi contoh
bendungan pengelak semacam itu tidak banyak dikenal, mungkin karena pertimbangan
biaya atau sulitnya menjamin keamanan pondasi atau perlindungan dasar sungai di
bagian hilir.
Desain lereng hilir bendungan pengelak yang dapat dilimpasi biasanya sama atau lebih
landai dari lereng hilir bendungan pengelak yang tidak dilimpasi. Tiga solusi untuk
pelindungan lereng hilir yaitu : urugan batu yang berkualitas baik atau blok -blok beton pra
cetak, urugan tanah yang diperkuat, dan lapisan beton.
5.3.2.2 Urugan batu yang berkualitas baik atau blok beton pra cetak
Banyak teori dan uji model telah digunakan dalam desain pelindung urugan batu yang
berkualitas baik dan telah diusulkan sejumlah rumus.
Apabila beda tinggi tekanannya besar, rumus atau pengujian tersebut menunjukkan
bahwa kebanyakan blok-blok dengan diameter ekivalen "d" dan rapat massa "p" dapat
menahan gaya seret akibat kecepatan air yang tinggi sepanjang jarak "L". Energinya
ekivalen dengan aliran spesifk "q" dengan tinggi tekanan total "H" yang berarti beraliran
spesifik yang dapat diterima akan bertambah apabila kemiringan lereng hilir "i" (H/L)
berkurang dan ketika diameter serta rapat massa blok bertambah.
Belum ada rumus yang secara tepat dapat menggambarkan permasalahan yang sangat
kompleks akibat dari pengaruh turbulensi lokal, pencampuran udara, pengepakan blok
dll. Salah satu rumus yang paling sederhana (memberikan perkiraan kasar) adalah
sebagai berikut:
qi kd 3 / 2 1
dimana k konstan dan bervariasi sesuai dengan pengepakan blok-blok dan kekasaran
lereng hilir (kekasaran lereng dapat memusatkan aliran yang membahayakan dan
meningkatkan turbulensi) Dengan asumsi nilai k dari 0,1 sampai 0,25 (masih layak)
kepadatan urugan batu sekitar 3 ton dapat menahan aliran spesifik maksimum berkisar
dari 0,5 hingga 1 m 3/dt untuk kemiringan lereng hilir 3:1. Berdasar stabilitas tanah pada
umumnya, kemiringan lereng tanggul urugan dengan limpasan yang besar tidak boleh
lebih dari 1,5:1 atau 2:1 dan nampak bahwa pelindung urugan batu mempunyai nilai
terbatas, sehingga penghematan biaya tidak seimbang dengan biaya pelindungan
tersebut dan diterapkannya lereng hilir yang lebih landai.
Bendungan Laughing Jack di Australian (lereng hilir 1,3:1) telah menerima aliran 1 m 3/dt
per m, beda tinggi tekanan 12 m dan sebagian besar debit lewat urugan bendungan.
Sebaliknya di bendungan Qros di Brasil limpasan aliran spesifik kurang dari lm 3/dt per m
telah menghancurkan timbunan, sebagaimana juga dengan bendungan Hell Hole dimana
tinggi tekanannya sampai 30 m dan erosi yang terus-menerus mengurangi penampang
lintang dan menyebabkan limpasan (hal demikian telah dimengerti tetapi bendungan ini
tidak didesain untuk menerima limpasan).
Menurut teori, dengan beton pracetak 20 ton akan memungkinkan aliran yang diijinkan 2
atau 3 kali lebih besar namun biayanya akan meningkat tajam, sehingga secara
ekonomis dipilih desain alternatif.
16 dari 28
RSNI0 6456.2:200x
17 dari 28
RSNI0 6456.2:200x
yang tidak dilindungi, urugan batuan yang meluncur pada anyaman dan merusakkannya).
Pengaruh benda terapung terutama oleh pohon-pohon besar merupakan resiko yang
tidak dapat dihindari. Berdasar pengalaman pelaksanaan dan pengoperasian di atas
kebanyakan desain memilih lereng yang agak curam (1,3:1 atau 1,5:1) dengan 50 kg
baja per m 2 dimana ± 25% berupa anyaman, 25% merupakan batang memanjang
(biasanya 3 atau 5 x 20 mm batang per meter) dan 50% berupa panjang anker yang
jumlahnya semakin meningkat.
Cukup beralasan dan sangat memungkinkan untuk menerima aliran spesifik dari 10
sampai 15 m 3/det per meter bagi tinggi jatuh yang besar (pada bendungan Googang
mempunyai tinggi jatuh 20m), dan aliran spesifik yang jauh lebih besar jika kecepatan
yang diijinkan ditetapkan oleh tinggi tekanan bukan oleh debit aliran (kemungkinan di
bawah 10 m). Sepertinya tidak ada bangunan yang mampu menahan kecepatan lebih
dari 15 m/det atau mampu menahan pelimpasan dengan kecepatan di. atas 10 m/det
pada waktu yang lama.
Peningkatan kerusakan pada struktur jenis ini lebih banyak dari pada bendungan
pengelak urugan batu tanpa perkuatan; kerusakan ini akan mengurangi debit puncak
aliran bagian hilir (hal ini telah diperhitungkan dalam proyek Revelstock di Canada).
Penggunaan jenis bangunan demikian dengan biaya yang murah dan mudah
dilaksanakan harus ditingkatkan untuk masa mendatang (khususnya pada lokasi
terpencil). Desain rinci dan pelaksanaan yang baik perlu dijamin, dan juga untuk
membatasi aliran spesifik pada tinggi tekanan air yang besar dan menghindari sampah
terapung yang banyak.
Penggantian puncak dengan lapisan rollcrete akan menguntungkan secara konstruksi
maupun operasional. Perencanaan blok beton pracetak khusus untuk pelindung luar dan
penjangkarannya akan merupakan suatu solusi yang baik untuk kecepatan-kecepatan
tinggi, asal saja antisipasi rembesan melalui blok-blok beton ini sama dengan rembesan
melalui urugan batu.
18 dari 28
RSNI0 6456.2:200x
melalui sambungan atau retakan dikumpulkan melalui drainasi di bawah urugan batu.
Dengan demikian stabilitas bangunan lebih mudah tercapai dan peng-anker-an di bagian
dalam tidak diperlukan. Keadaan kritis dari pelapisan yaitu timbulnya akibat retakan yang
besar, getaran dan sambungan yang tidak baik pada ujung kaki lereng hilir. Tendensinya
adalah memperkuat pelapisan ke arah memanjang dan menghindari atau menjaga
sambungan-sambungan melintang.
Karena beberapa alasan (getaran, pengurangan gaya angkat, pengaruh air , dalam
retakan atau sambungan), ketebalan pelapisan tersebut seharusnya tidak dikurangi
secara berlebihan pada debit besar atau kecepatan tinggi dan diperlukan penulangan
membujur yang kuat.
Meskipun belum ada pengalaman, penggunaan lapisan rollcrete untuk masa mendatang
merupakan pilihan yang baik, paling tidak untuk tekanan air yang rendah dan menengah.
Asalkan ketebalan pelapisannya cukup, diharapkan dapat menahan kecepatan air yang
tinggi dan aliran spesifik, juga dapat membatasi retakan, tidak peka terhadap
permasalahan getaran dan tekanan ke atas yang tidak terduga. Bahkan mungkin di masa
mendatang dapat di adopsi desain untuk bendungan pengelak jenis ini untuk tekanan air
yang tinggi.
5.3.2.5 Kesimpulan
Limpasan pada bendungan pengelak dapat diterima dengan baik untuk aliran spesifik
yang tinggi asalkan desain rincinya didasarkan pada pengalaman terdahulu; pemilihan
desain tergantung pada perbedaan tinggi tekanan total yaitu :
a) Urugan batu yang berkualitas sampai ±3m
b) Blok beton pracetak (20 ton) ±5-6m
c) Urugan batu diperkuat ± 10 m
d) Pelapisan beton bertulang ±30m
Selain itu, urugan batu diperkuat dapat digunakan untuk tinggi tekanan yang lebih tinggi
dengan aliran spesifik di bawah 10 sampai 15 m 3/det per meter. Pelapisan rollcrete tebal
juga baik digunakan namun harus dicoba lebih dahulu untuk tinggi tekanan kurang dari
10 m.
Pada kebanyakan kasus, karena biaya tidak tergantung pada aliran spesifik, kadang-
kadang lebih menarik mengkonsentrasikan limpasan pada bagian tengah bendungan
pengelak, hal ini juga untuk menghindarkan adanya kesulitan penyambungan dengan
tebing. Pada keseluruhan kasus, pemasangan pelindung pada pondasi lereng hilir harus
di studi dengan hati-hati.
Karena banyaknya pilihan desain dengan biaya rendah untuk tinggi tekanan rendah dan
panjang pelapisan, biaya pelindung per m 3/det per meter meningkat tajam dengan
meningkatnya tinggi tekanan; sehingga dalam banyak hal akan lebih murah jika
memisahkan beda tinggi tekanan antara bendungan pengelak hilir dan hulu meskipun
diperlukan tambahan volume urugan di hilir. Perbandingan biaya yang tepat antara
pelindung bendungan pengelak dan bangunan pengelak khusus harus dilakukan untuk
setiap kasus, tetapi dari sejumlah perbandingan, terlihat bahwa biaya pelapisan untuk
pelimpasan satu m3/det biasanya antara 10 dan 50 % dari biaya yang sudah termasuk
tambahan pada bangunan pengelak khusus.
oleh limpasan adalah identik dengan bendungan pengelak urugan batu dan pada
dasarnya penanggulangannya serupa. Namun demikian, beberapa masalah yang perlu
mendapat perhatian khusus adalah : drainasi di bawah pelapisan beton, erosi pada
sambungan antara tanah atau urugan tanah transisi dengan urugan batu, serta
sambungan di puncak bendung antara pelapisan dengan inti. Jika urugan batu tidak
tersedia, pelindung dengan bronjong dapat dipertimbangkan untuk tekanan air rendah (di
bawah 5 m) sedangkan untuk tekanan lebih tinggi dengan pelapisan beton. Susunan
drainasi transisi yang memadai harus didesain dengan hati-hati, dan kemiringan lereng
yang diijinkan lebih datar daripada untuk bendungan pengelak urugan batu.
Ada beberapa pengalaman dengan pelapisan beton di Rusia yang pengembangannya
banyak dianjurkan. Kegagalan satu bendungan pengelak dari tanah sudah terjadi di
Australia, kemungkinan dikarenakan lapisan beton terlalu tipis dan tidak mencukupi untuk
sambungansambungannya.
20 dari 28
RSNI0 6456.2:200x
urugan batu dapat dicurahkan agar tidak hanyut, dan disusul material yang semakin lama
semakin halus. Metode ini telah dilaksanakan pada bendungan Guri dan Kariba.
Karena biasanya penutupan dilakukan pada air yang mengalir, balok-balok stoplog atau
jenisjenis lainnya harus di desain dengan memperhitungkan adanya gaya angkat
hidrodinamis. Untuk proyek -proyek besar disarankan melakukan pengujian dengan
model.
Setelah penutupan, elevasi muka air akan naik dengan cepat, sehingga balok stoplog
dan lainlainnya harus didesain agar dapat menahan tinggi tekanan air pada elevasi
waduk saat penuh sebelum pekerjaan penutupan permanen selesai dikerjakan.
Kebutuhan air di hilir juga harus diperhitungkan sehingga selama pekerjaan penutupan
dilakukan, pengaturan pelepasan aliran sampai saatnya bangunan permanen mampu
menerima debit aliran.
21 dari 28
RSNI0 6456.2:200x
22 dari 28
RSNI0 6456.2:200x
23 dari 28
RSNI0 6456.2:200x
Lampiran A
(informatif)
24 dari 28
RSNI0 6456.2:200x
Lampiran B
(informatif)
Tipe Penutupan
Debit HT: Cara Horisontal
Tgl. Tinggi
selama PT: Cara Vertikal Material yang digunakan
Penu Proyek Sungai Tekanan Air
penutupan SM: Cara Khusus (Observasi)
tupan Maksimum
m3/det
HT SM PT
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1933 Lower-Svir Svir 680-850 1.97 HT
1934 Bonneville Columbia (USA) - 2.4 HT Urugan Batu 5,5 - 27 ton
1939 Genissiat Rhone (France) 400 4.3 HT SM Urugan batu 30 - 400 kg (2 bendungan pengelak)
500 tetrahedron baja tinggi 2,3 m dengan berat
130 kg ditahan dengan kabel
1948 Davis Colorado (USA) 710 - HT SM Urugan batu 1 ton dengan menggunakan struktur
baja
1951 Me Nary Columbia (USA) 4 310 >5 HT 2 000 tetrahedron 11 ton lintas kabel
1952 Fort Randall Missouri 795 1.0 HT Timbunan hidraulik batu kapur diameter 75 mm
1952 Donzere Rhone (France) 1200 0.80 PT 0 - 50 kg
1953 Kamsk Kama 1100 -1400 1.35 HT Batu : 40 cm Kubus : 4.2 ton
1954 Chief Joseph Columbia 280 - PT Ditahan 18 ton batu
1954 Albeni Falls Pend Oriele (USA) 475 1.2 PT Urugan batu : 5 ton ( rata-rata 2 ton)
1954 Paulo Alfonso San Fransisco 1 000 HT (2) SM Menempatkan urugan batu di depan ayakan baja
(Brazil) -
1955 Kakhov Dniepr 1500 -1700 0.94 HT Kuari kapur : lOcm
Kubus 2,4 ton = tetraeds :St
1955 Gorkov Volga 1200 -1300 0.88 HT Batu : 25 - 40 cm
Kubus beton bertulang : 2,5 dan 5 ton
1955 Volga (Lenin) Volga 3 800 1.96 HT Batu dan tetraeds - 10 ton
1968 Wloclawek Wisla (Pologne) 850 0.65 PT Urugan batu kemudian blok 5 - 10 ton
Ikatan matras
1969 Ust-Ilim Angara 3 000 3.82 PT 600 - 650 m3/jam; 30% lempung; 70% argilite dan
batu pasir; Untaian batuan sampai dengan 15 ton
pada kabe125 mm
1969 Portes de Fer Danube 6 700 3.70 HT Urugan batu kemudian blok beton 25 ton
25 dari 28
RSNI0 6456.2:200x
Tipe Penutupan
Debit HT: Cara Horisontal
Tgl. Tinggi
selama PT: Cara Vertikal Material yang digunakan
Penu Proyek Sungai Tekanan Air
penutupan SM: Cara Khusus (Observasi)
tupan Maksimum
m3/det
HT SM PT
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1970 Chocon Limay 1 000 4 PT Urugan : 15 ton
1971 Cabora Bassa Zambeze 1 600 7 PT3 Quarry run 0-400 kg - 3 digues
1971 Cabora (test) Zambeze 2 000 9 PT3 Quarry run 7% hilang - 3 digues
1971 Cabora (test) Zambeze 2 000 9 PT2 Quarry run 20% hilang - 2 digues
1971 Manicouagan Manicouagan 280-560 3.70 PT2 Quarry run dan urugan batu sampai 2 ton
1972 Ilha Solteira Parana (Brazil) 4 230 1.90 PT2 Urugan batu. Penutupan akhir menggunakan dua
(penutupan bendungan pengelak sejajar; diakhiri dengan
akhir) curahan urugan batu sampai 3 ton (ukuran rata
rata maks. 500 kg)( hl - 1.20 m- - h2 - 0,70
m di kedua bendungan pengelak tersebut
mengalami kehilangan tinggi energi)
1974 Salto Grande Uruguay 6 000 5 PT Urugan batu : 6 ton
(tahap kesatu)
1976 Salto Grande Uruguay 3 500 - PT Urugan batu : 20 ton
(tahap kedua)
1977 Peage du Rhone 1 000 0.51 PT Kerikil0-10 cm; 20% hilang
roussilion
1977 Peage du Rhone 2 000 0.85 PT Kerikil0-10 cm; 40% hilang
Roussillon
(test)
1978 Tucurui Tocantins (Brazil) 3 800 1.40 PT2 Penutupan dengan dua bendungan pengelak
(fase 2) dengan curahan dibagian ujung; Batuan sampai
dengan 11 ton
1978 Itaipu Parana 8 100 3.86 PT2 Dua tanggul urugan batu sampai dengan 2 ton
1979 LongYang Yellow River 200-800 PT2 Urugan batu
Xia
Sanshenggong Yellow River 500-1350 HT Kumpulan ikatan ranting jalan masuk dengan
kapal
1980 Damua Hunshui (China) 1 400 2.33 PT Urugan batu
1981 Gezhouba Yangtze 4 400 3.23 PT Urugan batu - Bronjong
(akhir) tetrahedron beton sam ai den an 25 ton
26 dari 28
RSNI0 6456.2:200x
Lampiran C
(informatif)
1) Pemrakarsa
Pusat Penelitian dan Pengambangan Sumber Daya Air, Badan Penelitian dan
Pengembangan, Departemen Pekerjaan Umum
2) Penyusun awal
NAMA LEMBAGA
27 dari 28
RSNI0 6456.2:200x
Bibliografi
28 dari 28