0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
349 tayangan181 halaman

Qdoc - Tips - Ebook Membangkitkan Inner Beauty Dan Karismapdf

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1/ 181

 

Membangkitkan 
 Membangkitk an 
INNER BEAUTY
dan
KARISMA
[EBOOK VERSION]

Putu Yudiantara
Undang-undang Republik Indonesia No 19 Tahun 2002 Tentang Hak
Cipta

Lingkup Hak Cipta:


Pasal 2
Hak cipta merupakan hak eksklusif bagi pencipta atau pemegang hak
cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaanya, yang
timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa
mengurangi pembatasan menurut peraturan perundang-undangan
 yang berlaku.
ber laku.

Ketentuan Pidana:
Pasal 72
1. Barang siapa dengan sengaja melanggar dan tanpa hak
melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud Pasal 2 Ayat (1)
atau Pasal 49 Ayat (1) dan Ayat (2) dipidana dengan pidana
penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau
denda paling sedikit Rp 1.000.000, 00 (satu juta rupiah), atau
pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda
paling banyak Rp. 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
2. Barang siapa dengan siapa menyiarkan, memamerkan,
mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau
barang hasil pelanggaran hak cipta atau hak terkait dimaksud
pada Ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5
(lima) tahun dan/ atau denda paling banyak Rp.
500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
Membangkitkan Inner Beauty dan Karisma

Oleh Putu Yudiantara

Mind Hacking Academy Library

© Putu Yudiantara, 2016

Hak cipta dilindungi oleh undang-undang. Dilarang mengutip atau


memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis
dari penerbit.

Didistribusikan oleh Mind Hacking Academy


Daftar Isi

Pendahuluan
(1)
Mendefinisikan Cantik, Luar Dan Dalam
(8)
“How You Make Me Feel...”
(19)
Inside-Out Beauty
(23)
Si Buruk Rupa Yang Bersembunyi Di Balik Wajah
Cantik
(48)
Si Buruk Rupa
(64)
Si Pesaing
(71)
Si Cantik
(76)
Mempercantik Tubuh Mental Anda
(87)
Landasan Cantik Atau Buruknya Wajah Mental Anda
(98)
Kesimpulan Pertama
(110)
Mempercantik Lapisan Spiritual Anda
(117)
Kehadiran Dan Kesan Yang Ditimbulkan Seorang
Karismatik
(122)
Latihan 1
(130)
The Art Of Power
(132)
Latihan 2
(134)
Kecantikan Dan Kewibawaan Sebagai Sebuah Konsep
 Yang Dibentuk
Diben tuk Vibrasi
Vi brasi Rasa
(138)
Mempercantik Tubuh Energi Anda
(145)
Latihan 3
(154)
Konsep Diri, Persona Dan Sisi Gelap Anda
(160)
Kesimpulan Akhir
(174)
“Never lose an opportunity of seeing
anything that is beautiful; for beauty is
God's handwriting”

(RALPH WALDO EMERSON)


Pendahuluan

Confusius mengatakan kalau semua memiliki


kecantikannya masing-masing, tapi tidak semua
bisa melihatnya. Dengan kata lain, anda semua
memiliki keindahan anda sendiri–bagi yang wanita,
anda semua sejatinya
semua sejatinya cantik, dan bagi lelaki semua
sejatinya tampan—dengan caranya masing-masing.

Namun pertanyaanya, kenapa tidak semua orang


bisa melihatnya?

Kenapa ada orang yang memiliki kecantikan yang


demikian bersinar sampai semua orang bisa
melihatnya, namun sebagian yang lain cahaya
kecantikannya demikian redup sehingga bahkan
keberadaanya sekalipun tidak pernah diperhatikan?

Alasannya sederhana saja, mereka tidak melihat


kecantikan dan karisma anda, karena anda
sendiripun belum melihatnya—dan
melihatnya—dan karena anda
belum melihatnya maka anda tidak bisa
mengekspresikannya, anda tidak bisa
mengekspresikannya ke luar karena anda tidak
melihat keindahan itu di dalam diri anda.

Bukan hanya tidak mampu melihat keindahan


dalam diri masing-masing, bahkan sebaliknya, yang
kebanyakan orang lihat justru adalah semua
keburukan dan kekurangan dalam dirinya, yang
kemudian karena yang anda lihat hanya keburukan
anda, maka keburukan itulah yang kemudian anda
ekspresikan ke luar diri anda. Dan karena anda
merasa kurang, kemudian anda mencari berbagai
hal yang bisa menutupi kekurangan anda itu; mulai
dari berbagai jenis kosmetik yang katanya mahal,
berbagai perhiasan eksklusif, tas dan sepatu
branded , baju di butik terkenal dan seterusnya.
Anda menghiasi diri anda dengan berbagai hal
yang anda anggap bisa menopang rasa percaya diri
anda.

Tentu saja, saat anda merasa kekurangan anda


ditutupi oleh berbagai penopang tapi, kemudian
anda merasa nyaman, dan sudah menjadi
kecenderungan dasar manusia untuk selalu
mengejar apa yang membuatnya nyaman, sehingga
 jangan heran jika lama-kelamaan anda semakin
tergantung dengan berbagai kosmetik dan kostum
itu, dan tanpa memakai berbagai kosmetik dan
kostum itu anda akan merasa sangat rendah diri.

Bukan hanya menjadi ketergantungan pada


berbagai penopang eksternal tersebut, banyak
orang yang bahkan sampai terobsesi untuk
mengumpulkan lebih banyak pernak-pernik,
perhiasan, perkakas dan berbagai hal sejenis yang
akan membuatnya merasa nyaman. Tas branded
tidak cukup satu namun ditumpuk sampai
menenuhi rak, sepatu tidak cukup hanya beberapa
pasang namun sampai satu ruangan penuh,
demikian pula dengan gadget, baju gaya lain selalu
diupayakan agar menjadi yang paling update,
menjadi yang paling pertama memakai dan
memakai yang paling mahal. Tidak sedikitpun
mereka mau ketinggalan perkembangan agar
 jangan sampai mereka merasa kalah dan lebih
rendah.
Namun, jauh di dalam diri mereka ada kekosongan,
ada rasa tidak puas yang tidak bisa hanya
dipuaskan dengan berbagai belanjaan eksternal
tersebut. Ada rasa kurang yang tidak bisa ditutupi
dengan berbagai koleksi barang mahal.

Bahkan setelah semua uang, waktu dan daya upaya


yang dikeluarkan tersebut banyak yang bukannya
menjadi semakin puas malah merasa semakin
kurang—semakin banyak kekurangan yang
dilihatnya pada dirinya dan kembali untuk menutupi
kekurangan itu harus ada hal lain lagi untuk dibeli,
ada perawatan di klinik lain yang perlu diikuti lagi,
ada trend terbaru yang harus segera disusul dan
demikian seterusnya membuat mereka seperti
kucing yang mengejar ekornya sendiri; berputar-
putar kelelahan tanpa mendapatkan apapun yang
berarti.

Beberapa orang lain, melakukannya dengan cara


berbeda, mereka menjadikan kehidupannya seolah
sebagai kompetisi yang tidak ada garis finisnya –
selalu merasa tersaingi dan selalu merasa terancam
sehingga untuk kembali merasa lebih baik, merasa
menang dan lebih dalam segala hal maka lebih
banyak upaya yang perlu dikeluarkan.

Dalam kondisi seperti ini, tebak siapa yang


mendapat keuntungan paling besar?

Tentu para pengusaha kosmetik dan pernak-pernik


yang demikian getolnya meyakinkan anda melalui
iklannya yang ditayangkan terus menerus bahwa
anda tidak akan pernah menjadi cantik, menarik
dan karismatik sebelum memakai produk yang
mereka jual itu. Semakin anda percaya dengan
mereka, semakin anda kehilangan kepercayaan diri
anda dan semakin anda bergantung pada hal-hal
eksternal yang bukannya akan membuat anda lebih
puas dengan diri dan kehidupan, namun malah
menjerumuskan anda semakin dalam pada kesia-
siaan.

Fenomena ini bukan hanya berlaku pada wanita


semata, pada lelaki pun fenomena ini berlaku juga,
hanya saja dalam bentuk dan ekspresi yang
berbeda.
Jika wanita berlomba-lomba ingin menjadi lebih
baik dan tampil lebih menarik dengan kosmetik,
mengisi rasa diri kurangnya dengan berbagai
pernak-pernik, pria pun mengisinya dengan pernak-
pernik yang berbeda—jika wanita merasa lebih
cantik dengan mengumpulkan banyak tas branded,
banyak lelaki yang merasa lebih gagah dengan
mengkoleksi motor gede (atau mobil sport, atau
bahkan barang antik dari jaman para raja kuno), jika
banyak wanita yang merasa lebih menarik dengan
mengikuti perawatan wajah di klinik kecantikan
terkenal, maka para lelaki merasa lebih karismatik
dengan body building, jika wanita selalu sibuk
dengan koleksi bajunya, maka lelaki pun sibuk
dengan hobinya sendiri.

Sama saja, kan?

Sama-sama memiliki berbagai kekurangan,


kelemahan dan keburukan dalam diri (entah
disadari atau tidak, entah diakui atau tidak) dan
berusaha menutupinya dengan hal-hal eksternal
yang bisa dibelinya untuk membuatnya kembali
merasa berharga, atau dengan kata lain mereka
“membeli tongkat untuk menyangga harga
dirinya”.

Tapi tentu saja, menghias dan merawat diri di klinik


kecantikan atau rajin datang ke gym  bukanlah hal
yang keliru, malah itu semua sangat baik. Namun,
yang perlu direnungkan adalah, apa motivasi   dari
semua itu?

Apakah untuk mencari penyangga atas rapuhnya


harga diri atau sebaliknya untuk mengekspresikan
kecintaan pada diri sendiri?

Kedua hal tersebut sepintas nampak sama—karena


memang hal yang dilakukan sama—namun tentu
saja eksekusinya akan sangat berbeda dan akan
menghasilkan kondisi mental yang berbeda, dan
yang paling kentara adalah hasil akhirnya—saat
yang satu terus sibuk bergelut dengan keluhan-
keluhannya, yang satunya akan mendapati
kecantikan dan pesonanya bersinar semakin terang
dan semakin terang karena mereka senantiasa
mengekspresikan cinta dan keindahan dalam
dirinya.
Mendefinisikan
Cantik, Luar dan
Dalam

“Beauty, in projection and perceiving is


 99.9% attitude”

(Grey Livingston)

Hal pertama yang perlu kita bahas sebelum


membahas berbagai hal yang lebih mendalam lagi
dalam buku ini adalah hal paling mendasar, yaitu
definisi cantik dan karismatik. Cantik dan karismatik
adalah dua hal yang sangat-sangat subjektif ,
bagaimana definisinya tergantung dari siapa yang
mendefinisikannya. Satu orang mungkin cantik
untuk seseorang namun bisa jadi sangat tidak
cantik untuk orang lain—terutama jika menyangkut
kecantikan fisik, definisinya bisa sangat beragam,
sangat variatif—bisa jadi jumlah definisi cantik yang
ada adalah sebanyak jumlah manusia di bumi
karena masing-masing memiliki definisinya sendiri.

Jadi, apa definisi cantik menurut anda?

Ratusan dan bahkan ribuan orang yang diberi


pertanyaan demikian bisa jadi memiliki definisi yang
berbeda-beda satu dengan yang lainnya.

Kenapa bisa demikian?

Sebab cantik adalah sebuah ide—sebuah konsep


dan gagasan yang dibentuk oleh pikiran seseorang
berdasarkan berbagai kecenderungan, dorongan,
keyakinan-keyakinan, eskpektasi, memori dan
berbagai struktur maupun timbunan data di pikiran
bawah sadar orang bersangkutan.

Singkatnya, cantik adalah sebuah konsep mental


 yang dibentuk berdasarkan struktur dan konten
pikiran orang bersangkutan, yang mana karena
setiap orang memiliki struktur dan konten mental
yang berbeda-beda makanya konsep mental
tentang apa itu cantik pun akan berbeda-beda.

Lalu bagaimana dengan karismatik?


Secara fundamental sama saja dengan cantik—yaitu
sama-sama sebuah konsep mental. Namun secara
lebih detailnya, karismatik lebih ditentukan oleh
konteks   dibandingkan konten, dan dengan
demikian karismatik merupakan konsep yang lebih
dinamis dibandingkan dengan cantik. Seseorang
dianggap karismatik setelah menilai bagaimana
orang tersebut bersikap dalam sebuah situasi dan
bagaimana orang lain bereaksi terhadap sikap dan
pemikiran orang tersebut. Karisma memunculkan
rasa kagum yang mengarah pada sikap segan pada
seseorang yang dianggap karismatik, sedangkan
cantik lebih pada kekaguman yang mengarah pada
kecintaan.

Anda mengagumi seseorang karismatik seperti


anda mengagumi senjata—yang anda kagumi lebih
pada kekuatannya. Sedangkan anda mengagumi
seorang yang cantik seperti anda mengagumi karya
seni—anda mengagumi keindahannya. Dan tentu
saja, seseorang bisa saja menjadi cantik atau
tampan dan sekaligus karismatik (sebagaimana
sebuah senjata pun bisa dibuat dengan sangat
artistik), terutama kecantikan yang bersifat inner
beauty adalah kecantikan yang berasal dari dalam
yang juga bercampur dengan karisma.

Singkatnya, cantik dan karismatik adalah dua


konsep yang berdekatan, namun tidak selalu
berhubungan satu dengan yang lain.

Kembali ke soal definisi cantik maupun karismatik


sebagai sebuah konsep mental, sebagai sebuah
penilaian yang diberikan oleh seseorang terhadap
anda berdasarkan berbagai data dan informasi
yang dimiliki orang tersebut di pikiran bawah
sadarnya, hal pertama yang perlu anda perlu
ketahui adalah, apa landasan utama seseorang
dalam menilai seseorang atau sesuatu itu sebagai
cantik atau tidak? 

Banyak orang yang ingin tampil cantik, menarik dan


karismatik, namun mereka bahkan tidak tau apa
barometer yang digunakan seseorang untuk menilai
mereka cantik dan karismatik atau tidak. Ibarat
mengikuti sebuah lomba namun tidak tau apa saja
yang dinilai—ini alasan kemudian banyak orang
menggantungkan diri pada berbagai hal yang
“keliru” yang mereka anggap bisa membuat
mereka tampil cantik namun ternyata tidak.

Tentu saja buku ini bukan sebuah panduan


kompetensi menjadi yang paling cantik dan paling
menarik, dan mengetahui barometer penilaian pun
bukan semata-mata untuk berkompetensi, namun
untuk membuka pikiran anda yang masih keliru
dalam menentukan barometer penilaian sehingga
anda bisa mengevaluasi ulang segala daya upaya
yang selama ini telah anda lakukan, menentukan
mana yang penting dan mana yang tidak lalu
menyusun ulang semua hal yang memang penting
ke dalam skala prioritas.

Lalu, apa hal yang menjadi landasan utama


seseorang dalam menilai seseorang itu cantik atau
tidak?

Sederhana saja, perasaan!

Anda mungkin menyangka kalau manusia adalah


mahluk yang rasional yang menilai sesuatu
berdasarkan pertimbangan logis dan rasional.
Sayangnya itu tidak benar sama sekali, karena
rasionalitas dan “pertimbangan logis” hanyalah
sebuah alasan yang digunakan seseorang untuk
membenarkan dan membela apa yang disukai atau
tidak disukainya. Sederhananya, logika dan
rasionalitas sering kali hanyalah “budak” yang
melayani kepentingan emosi dan perasaan
seseorang—dan hukum ini berlaku universal pada
seluruh manusia karena memang perasaan adalah
komponen yang jauh lebih kuat dibandingkan
dengan logika.

Seseorang merasa suka atau tidak suka pada


sesuatu dalam hitungan kurang dari satu detik,
kemudian setelah itu baru dia menentukan
berbagai alasan kenapa dia menyukai atau tidak
menyukai hal tersebut, alasan yang disampaikannya
pada diri sendiri atau pada orang lain. Tentu terasa
aneh menyukai atau tidak menyukai sesuatu tanpa
ada alasan yang jelas, dan untuk mencegah dia
merasa dirinya aneh inilah maka dia kemudian perlu
merumuskan alasan-alasan yang membenarkan rasa
suka dan tidak suka itu.
Misalkan saja, anda pegi ke sebuah butik lalu tiba-
tiba mata anda tertarik pada sebuah baju yang di-
display di sana. Kemudian setelah itu salah seorang
teman atau suami anda bertanya, “memangnya
kenapa kamu suka pada baju ini?”

Nah, setelah pertanyaan itu dikemukakan barulah


pikiran bawah sadar anda merangsang pikiran sadar
untuk membuat berbagai argumentasi logis dan
bisa diterima akal sehat mengenai kenapa anda
menyukai baju tersebut.

“Iya, ini baju bagus banget kalau dipakai


kondangan”,

“Baju ini bisa dipakai dalam acara formal, sekaligus


bisa juga dipakai dalam acara santai”

Dan berbagai argumentasi lainnya. Namun, sekali


lagi, penilaian itu anda buat setelah anda
menyukainya, bukan sebelumnya. Bukan dibuat
dalam artian dibuat-buat, namun dibuat atau
dikonstruksi oleh pikiran anda dalam hitungan detik
dan sering kali tanpa anda sadari, sehingga sering
kali anda tidak bisa membedakan “anda menyukai
sesuatu karena alasan yang anda kemukakan” atau
sebaliknya (dan ini yang sering kali terjadi) “anda
menyukainya karena itu anda membuat berbagai
alasan yang membenarkan kenapa anda menyukai
hal tersebut”.

Pikiran manusia luar biasa canggih, jauh lebih


canggih dibandingkan komputer yang paling
canggih sekalipun, sayangnya kecanggihan itu
sering kali bekerja ke arah yang merugikan
pemiliknya karena bekerjanya tanpa disadari.

Misalkan saja untuk menentukan mana hal yang


anda sukai mana yang tidak, hanya diperlukan
sepersekian detik saja, dan hasil penilaian itu sudah
keluar, dan dalam sepersekian detik berikutnya
berbagai alasan yang mendukung rasa suka dan
tidak suka itu sudah tersempurnakan dalam bentuk
argumentasi yang cerdas dan meyakinkan, yang
karena saking meyakinankannya argumentasi itu
(dan disertai sensasi emosional yang demikian
kuatnya) orang tersebutpun jadi demikian percaya
dan tidak bisa membedakan mana yang “benar”
dan mana yang “rasanya benar”.
Dan, catatan penting yang perlu anda ingat adalah,
prinsip ini bukan hanya berlaku saat seseorang
mendefinisikan anda sebagai cantik atau tidak,
namun juga berlaku saat anda mendefinsikan diri
anda sebagai cantik atau tidak–bukan hanya
berlaku saat orang lain menilai anda dan anda
menilai orang lain, namun juga saat anda menilai
diri sendiri.

Jadi, sebelum membahas lebih jauh bagaimana


orang lain mendefinisikan orang lainnya sebagai
cantik atau tidak, sebuah pertanyaan yang perlu
anda ajukan pada diri anda sendiri adalah, apakah
anda melihat diri anda cantik atau tidak? Dan, siapa
orang yang anda anggap paling cantik?

Kemudian, pertanyaan yang bahkan lebih penting


adalah, bagaimana anda merumuskan dan
mendefinisikan seseorang sebagai cantik atau
tidak? Apakah anda hanya menilai dari penampilan
visualnya, atau anda memandang dia dengan lebih
 jernih, secara lebih menyeluruh sebagai sebuah
kepribadian?
Lalu, apakah anda sadar kalau penilaian tersebut
sudah muncul dalam diri anda jauh sebelum anda
merumuskan berbagai alasan tadi?

Hal yang sama berlaku pada anda, apa alasan anda


menilai diri anda cantik atau tidak? Apakah anda
hanya sekedar melihat wajah, tubuh dan
penampilan anda, atau anda melihat lebih dalam ke
karakter anda dan totalitas anda sebagai individu?

Memang cantik adalah sebuah ide, sebuah konsep


yang dirumuskan di dalam pikiran (lebih tepatnya
lagi, di pikiran bawah sadar) seseorang, namun
bagaimana pikiran bawah sadar anda merumuskan
dan menilai seseorang (bahkan termasuk diri anda
sendiri) sebagai cantik atau tidak juga sangat
dipengaruhi oleh pemikiran kolektif, atau jika
memakai istilah Psikolog kenamaan Austria, Carl G.
Jung, collective unconscious , yaitu sistem keyakinan
dan sudut pandang yang dimiliki oleh masyarakat
tertentu secara general. Misalkan saja, bagaimana
orang Arab mendefinisikan cantik tentu berbeda
dengan bagaimana orang Amerika mendefinisikan
cantik, dan bagaimana orang Amerika di tahun
1960 mendefinisikan cantik tentu berbeda dengan
bagaimana mereka mendefinisikan cantik di tahun
2016.

Perspektif kolektif, atau pemikiran kolektif di sebuah


suku, di sebuah negara dan bahkan sebagai
manusia pada umumnya—di berbagai jaman—
sangat mempengaruhi pemikiran individu dalam
komunitas tersebut. Meski mungkin tidak dituliskan,
namun seolah ada kesepakatan massal mengenai
sesuatu yang menjadi salah satu landasan utama
pemikirannya sebagai individu.
“How You Make Me
Feel...”

Saat seseorang menilai seseorang sebagai cantik,


terutama inner beauty -nya (yang kemudian
mempengaruhi outher beauty ) orang tersebut bisa
merasakan demikian karena mereka (dalam
kehadiran anda) terhubung dengan keindahan
dalam diri mereka, dan saat mereka terhubung
dengan keindahan dalam diri mereka, maka mereka
akan melihat segala hal lain sebagai hal yang indah,
bahkan termasuk anda.

Jadi, prinsip inside-out   tidak hanya berlaku


terhadap anda, namun juga terhadap orang lain.
Bedanya, untuk membuat diri anda lebih cantik dan
karismatik—atau lebih tepatnya agar anda dinilai 
lebih cantik dan karismatik oleh orang lain—maka
anda peru membuat mereka bersentuhan dengan
“kecantikan” dan keindahan dalam diri mereka
dulu, dan itu bisa anda lakukan dengan membuat
mereka senang dan nyaman dengan keberadaan
anda.

Mau tidak mau, sadar atau tidak sadar, keberadaan


dan kehadiran anda sangat mempengaruhi
bagaimana seseorang memandang dirinya sendiri,
dan bagaimana seseorang memandang dirinya
sendiri sangat mempengaruhi bagaimana
seseorang memandang orang lain, keadaan dan
interaksinya. Jika keberadaan anda membuat
seseorang bersentuhan dengan keindahan dalam
dirinya, merasakan keindahan dalam dirinya,
sehingga mereka memandang dirinya dari sudut
pandang keindahan itu, maka mereka pun akan
memandang keluar dengan pandangan penuh
keindahan.

Dan dengan berkaca pada prinsip tersebut, hal


pertama yang perlu anda tanyakan pada diri anda
sendiri adalah, bagaimana bagaimana seseorang
melihat dirinya dengan keberadaan anda? Dengan
bagian dirinya yang mana seseorang akan
terhubung dengan kehadiran anda?
Dalam keseharian proses inside-out ini selalu
terjadi, namun tentu saja tidak selalu disadari. Saat
kita merasa nyaman dengan orang lain, maka kita
akan cenderung menganggap orang yang
membuat kita merasa nyaman itu lebih menari
dibanding orang yang membuat kita merasa tidak
nyaman. Demikian pula sebaliknya, jika anda
membuat orang lain merasa nyaman dengan
keberadaan anda, maka orang tersebut akan
menganggap anda lebih menarik.

Dan yang saya maksud dengan “merasa nyaman”


disini adalah bagaimana anda membuat orang lain
nyaman dengan dirinya sendiri, atau lebih tepatnya
lagi bagaimana keberadaan anda membuat mereka
merasa nyaman dengan dirinya sendiri.

Sebuah penelitian ilmiah membuktikan kalau saat


anda memandang orang lain sebagai cantik atau
karismatik, maka kemungkinan besar orang
tersebut pun akan memandang anda sebagai orang
yang cantik dan menarik.

Dalam penelitian ini sebuah fakta tentang


kecantikan dan karisma sudah diungkapkan pada
anda; fakta tersebut adalah, saat anda
mengapresiasi dan mengekspresikan kecantikan
dalam segala hal di luar diri anda (orang lain dan
keadaan) maka anda sedang memenuhi diri anda
dengan kecantikan dan keindahan, dan keindahan
yang memenuhi diri anda ini akan kemudian
memancar keluar diri anda, melingkupi dan
mempengaruhi orang lain sehingga orang lain pun
akan mulai memandang anda sebagai perwujudan
tersebut. Dan kembali ke pembahasan sebelumnya,
untuk bisa mengapresiasi keindahan di luar diri
anda, anda pertama harus mengapresiasi
keindahan dalam diri anda sendiri.

Dengan berkaca pada fakta ini silahkan analisa diri


anda, dengan apa anda memenuhi diri anda
sendiri, dengan apreasiasi dan pandangan penuh
keindahan atau sebaliknya, dengan pandangan
penuh perendahan?
Inside-Out Beauty

Pernahkah anda bertanya pada diri anda sendiri,


kenapa anda memakai make up? Kenapa anda
merasa perlu memakai pakaian yang mahal,
persiasan mewah dan berbagai aksesoris yang tidak
dimiliki orang lain? Kenapa anda merasa
sedemikian perlunya menghias diri anda dalam
setiap momennya?

Apa yang mendasari anda untuk senantiasa


menjadikan diri anda lebih cantik, lebih gagah dan
lebih menarik?

Apakah alasan yang mendasarinya adalah “orang


lain” atau “diri anda sendiri”? Apakah alasannya
adalah karena anda mencintai diri anda sendiri,
atau justru karena anda “membenci” diri anda?
Sebelum menjelaskan lebih lanjut, ada sebuah
analogi yang perlu anda simak, tentang seorang
yang cacat kakinya;

Karena kakinya cacat, dia senantiasa membutuhkan


tongkat untuk berjalan, dia senantiasa memerlukan
bantuan orang lain untuk berdiri. Saat tongkatnya
hilang, dia tidak akan bisa berjalan, saat di jalan ada
seseorang yang menyenggol tongkatnya sampai
 jatuh maka dia pun terjatuh, dan selama belum ada
yang membantunya berdiri dia akan masih
tersungkur.

Apa kaitannya dengan kecantikan, wibawa dan


pesona?

Sama halnya dengan orang yang “cacat”


kecantikannya, maka dia akan memerlukan banyak
penopang untuk membuat rasa percaya dirinya
kembali berdiri tegar (make up  – membuat lebih
tinggi), dia memerlukan pengakuan orang lain agar
dia merasa kalau dia cantik, dan dia
menggantungkan kepuasannya pada diri sendiri di
berbagai aksesoris, make up, pernak-pernik dan
perhiasan mewah tersebut.
Saat dia “ditelanjangi”, saat semua tongkat
penopangnya dilepaskan maka rasa diri cantik, rasa
nyaman, rasa percaya diri semua rontok dengan
sendirinya. Karenanya mereka tidak pernah berani
membiarkan dirinya lepas dari semua kosmetik dan
perkakas yang membantunya merasa cantik itu.

Ironisnya, bahkan jika semua kosmetik itu membuat


mereka terbebani dan tidak nyaman, mereka akan
tetap bergantung dan menggunakannya terus
menerus, karena rasa tidak nyaman yang dihadirkan
oleh rasa diri lebih rendah, kalah dan tidak menarik
lagi jauh lebih besar dibanding rasa tidak nyaman
karena kecanduan berbagai kosmetik tersebut.

Inilah salah satu alasan kenapa industri kosmetik


dan industri “tongkat pendongkrak kecantikan”
menjadi salah satu industri yang paling
menguntungkan; mulai dari klinik kecantikan yang
menjamur dengan rates mulai dari ratusan ribu
sampai puluhan juta, berbagai produk kecantikan
baru yang terus keluar setiap hari dengan iklan-iklan
yang mendominasi televisi, sampai pada cara-cara
yang “tidak rasional” seperti misal pasang susuk
atau jimat penambah wibawa. Baik pria maupun
wanita, sama-sama membutuhkan tongkatnya
masing-masing untuk berdiri lebih gagah di
hadapan pria atau wanita lain.

Bisa anda bayangkan sendiri, berapa banyak wanita


yang menghabiskan sebagian besar
pendapatannya (atau pendapatan suaminya) untuk
mendongkrak rasa percaya diri ini?

Mungkin untuk mereka yang memiliki penghasilan


luar biasa besar hal ini tidak menjadi masalah,
namun bagaimana dengan mereka yang baru mulai
membangun karir? Atau, jika pun secara finansial
semua kecanduan terhadap kosmetik tersebut tidak
menjadi masalah, tetap saja ada sangat banyak
waktu, tenaga dan daya upaya yang diperlukan.

Lalu, apakah salah membeli semua produk dan


mengikuti semua program atas nama “perawatan
diri” dan “mempercantik diri” tersebut?

Tentu saja tidak salah. Dan bukan benar-salah yang


perlu anda pertimbangkan. Tulisan ini ingin
mengajak anda untuk merenungi hal-hal yang lebih
mendalam untuk kemudian bisa mengantarkan
anda membangkitkan kecantikan yang lebih
esensial dalam diri anda, jenis kecantikan yang
tidak akan bangkit dan keluar dengan hanya
mengandalkan pada kosmetik mahal, tas branded 
dan sejenisnya, namun jenis kecantikan ini akan
membuat anda tetap cantik, menawan dan
mempesona meski apapun yang anda kenakan, dan
bahkan semua yang anda kenakan akan menjadi
terlihat menawan hanya karena anda
mengenakannya; tas yang anda pakai bisa jadi
murah, namun karena andalah yang memakainya
maka tas tersebut jadi terlihat mahal. Pakaian yang
anda kenakan bisa jadi hanya pakaian biasa, namun
setelah anda kenakan di tubuh anda pakaian
tersebut menjadi anggun dan menawan dan
seterusnya, seolah anda menularkan kecantikan
anda pada semua yang anda kenakan, semua yang
anda miliki dan semua yang ada di sekitar anda.

Jenis kecantikan apakah yang memunculkan semua


itu?
Kita akan membahasnya sepanjang buku ini, namun
pertama mari kita bahas dulu topik sebelumnya,
yaitu;

Apakah salah membeli semua produk dan


mengikuti semua program atas nama “perawatan
diri” dan “mempercantik diri” tersebut?

Hal pertama yang perlu anda ketahuai adalah,


manusia hidup berdasarkan prinsip yang disebut
dengan inside-out, dari dalam keluar; artinya apa
yang ada di dalam itulah yang kemudian akan anda
tunjukkan keluar.

Jika yang ada di dalam diri anda (inside) adalah


berbagai hal yang berkaitan dengan betapa tidak
menariknya anda, maka yang akan anda lakukan
keluar (out ) adalah perilaku yang memproyeksikan
konsep diri anda itu; anda akan berusaha membeli
berbagai perhiasan untuk membuat anda lebih
menarik, anda akan menghias diri secara berlebihan
karena takut tanpa itu anda tidak akan diperhatikan.

Anda melakukan berbagai hal tersebut karena


didasari oleh rasa rendah diri dan ketakutan; takut
wanita lain lebih cantik, takut ketinggalan jaman
dan dianggap tidak update, takut tidak menjadi
bagian dari “wanita kekinian”, takut suami lebih
tertarik pada wanita lain, takut kalah mempesona
dibanding yang lain, takut tidak menjadi pusat
perhatian dan seterusnya. Semua yang anda
lakukan, yang sebelumnya anda sebut dengan
“mempercantik diri” tidak jarang hanya bentuk
penghiburan atas berbagai ketakutan dan rasa tidak
percaya diri yang anda miliki. Dengan kata lain
anda tidak melakukannya karena anda mencintai
diri anda, namun karena anda memandang rendah
diri anda sendiri.

Semua hal itu adalah proyeksi dari keyakinan


terpendam jauh di pikiran bawah sadar anda bahwa
anda sejatinya tidak cantik dan tidak menarik,
karenanya untuk menjadi cantik dan menarik anda
merasa perlu memakai tas yang lebih mahal dari
teman kantor anda, memakai make up  dan
perawatan wajah yang lebih canggih yang tidak
dipakai wanita kebanyakan, memakai gadget yang
paling mahal, memakai baju dari butik yang paling
terkenal yang tidak banyak orang mengetahuinya,
memakai perhiasan yang paling eksklusif dan tidak
dipakai oleh wanita lain.

Dan hanya setelah ditopang semua “tongkat”


tersebut baru anda bisa berdiri tegak dalam rasa
diri cantik. Sayangnya konsep diri yang hanya
mengandalkan berbagai penopang dari luar
semacam ini sangat lemah dan rapuh.

Ada obsesi yang tidak akan pernah terpuaskan dan


keluhan yang tidak akan pernah berhenti sepanjang
hidup untuk mengobati rasa rendah diri dan
ketakutan-ketakutan semacam ini. Obsesi terhadap
barang mahal yang terus menjadi-jadi, obsesi
belanja yang melebihi penghasilan, obsesi
perawatan diri lebih dari yang dibutuhkan, obsesi
menjadi langsing dan diet padahal anda sudah
kurus dan demikian seterusnya.

Sementara semakin anda berusaha mencari


pemuasan atas berbagai obsesi tersebut, obsesi itu
bukannya terpuaskan malah menimbulkan berbagai
macam keluhan dan kebutuhan imajiner   baru;
mengeluhkan berbagai hal yang tidak perlu,
membesar-besarkan hal-hal sepele lalu menjadi
tidak puas lagi dan merasa membutuhkan hal
lainnya lagi hanya untuk kemudian mengulangi
siklus yang sama lagi dan lagi, lagi dan lagi, dan
terus saja berputar-putar dalam lubang yang sama.

Obsesi dan keluhan ini memang tidak akan pernah


terpuaskan dengan belanjaan anda, malah semakin
anda ikuti akan semakin liar kehausannya. Obsesi ini
baru akan berhenti setelah akar penyebabnya, yaitu
konsep diri (self-concept ) dan keyakinan (mindset )
yang mendasarinya berubah.

Lalu, apakah setelahnya anda tidak perlu memakai


make up  dan memakai baju yang rapi? Apakah
setelahnya anda merasa tidak perlu merawat diri
anda?

Tentu saja tidak!

Mungkin yang dilakukan masih relatif sama, atau


lebih tepatnya masih terlihat melakukan hal yang
sama seperti sebelumnya, namun alasan dan
motivasi   melakukannya yang berbeda, dan ini akan
menggiring pada hasil yang berbeda pula. Di
permukaan nampak sama, namun di dalam sudah
sangat berbeda.

Sebelumnya anda membeli make up  mahal untuk


membuat anda merasa lebih berkelas dari orang
lain, namun sekarang anda memakai make up
bukan karena didasari ketakutan kalah saing atau
takut kalah cantik, namun lebih untuk
mengekspresikan kecintaan anda pada diri anda
sendiri .

Perawatan diri yang anda lakukan, perhiasan yang


anda pakai, pakaian yang anda kenakan, aksesoris
yang anda beli dan seterusnya semua anda berikan
pada diri anda sebagai wujud cinta anda pada diri
anda, bukan karena anda takut tanpa semua itu
anda akan merasa tidak menarik lagi dimata orang
lain.

Anda tidak lagi menjadikan orang lain sebagai


alasan dalam melakukan berbagai hal yang anda
sebut “mempercantik diri” atau “merawat diri”
namun anda melakukannya karena diri anda sendiri,
demi diri anda sendiri.
Anda bahkan tidak akan lagi memiliki ketakutan
terhadap apa yang orang lain pikirkan, sebab
semua yang anda lakukan untuk diri anda anda
lakukan memang untuk diri anda, untuk
menunjukkan kecintaan anda pada diri anda sendiri,
bukan demi mendapat perhatian dan pengakuan
orang lain. Anda sudah tidak membutuhkan
“tongkat” atau pun “penopang” dari orang lain,
anda sudah bisa berdiri dengan cukup kuat
sehingga tidak perduli apa yang orang lain pikirkan,
anda tetap nyaman dengan diri anda sendiri.

Sama seperti dua orang ibu mungkin sama-sama


menjewer telinga anaknya; namun ibu pertama
menjewer karena marah, jewerannya adalah
ekspresi kemarahannya, sedangkan ibu dua
menjewer untuk mendidik, jewerannya adalah
ekspresi rasa sayangnya pada anak sehingga ingin
mendidik si anak agar berperilaku lebih baik.
Setelah ditanya mungkin kedua ibu tersebut sama-
sama mengatakan, “ini untuk mendidik mereka”,
namun dari cara mereka menjewer tentu bisa
dibedakan mana yang hanya ungkapan kekesalan
mana yang merupakan upaya pendidikan.
Si ibu yang sengaja menjewer untuk mendidik tau
kapan harus berhenti, tau apa kalimat yang harus
diucapkan, dia melakukannya dengan sadar dan
kendali penuh. Sedangkan si ibu yang menjewer
karena kemarahan (dibutakan emosinya sendiri)
biasanya lepas kendali, dia bahkan tidak sadar saat
telinga anaknya sudah berdarah-darah, dia
melakukannya secara membabi buta dan dilandasi
luapan emosi.

Dengan perbandingan kedua ibu yang sedang


menjewer anaknya itu, silahkan lihat ke dalam diri
anda, apakah anda selama ini membeli semua
kosmetik dan perhiasan untuk mengekspresikan
kecintaan anda pada diri sendiri, atau malah
ekspresi membabi buta “pokoknya pengen ini, dan
pengen ini sekarang”?

Saat anda dipenuhi apresiasi dan rasa cinta pada


diri anda sendiri, maka perilaku dan bahasa tubuh
anda pun akan sangat berbeda, dan seolah ada
“cahaya” yang memancar dari diri anda yang
membuat anda lebih menarik dari wanita lain, yang
membuat orang lain merasa nyaman dan terkagum-
kagum dengan anda.

Cara bicara anda akan berbeda, cara anda


menyikapi dan bereaksi pada orang lain atau
keadaan akan sangat berbeda, cara anda
memperlakukan diri sendiri dan orang lain pun akan
sangat berbeda; semua hal tersebut kemudian akan
membuat orang lain nyaman dengan anda. Pikiran
bawah sadar mereka bukan hanya akan
mempersepsikan anda sebagai pribadi yang
menyenangkan dan mempesona namun mereka
 juga akan terbawa dalam daya magnetis   yang
dipancarkan oleh kondisi mental anda, dan semua
ini bukan sekedar kalimat filosofis semata namun
sudah dibuktikan oleh para ilmuan melalui
pengujian berulang-ulang, dan ada langkah demi
langkah bagaimana anda bisa menjadi pribadi
semacam itu.

Pertanyaanya sekarang, siapkah anda


membuktikannya sendiri dalam kehidupan anda?

Jika anda siap, maka hal pertama yang akan


dilakukan buku ini adalah mengajak anda untuk
mengeksplorasi berbagai “selubung” terpendam
dalam diri anda yang membuat anda nampak tidak
cantik, nampak tidak berwibawa dan seterusnya.
Selubung ini bukan hanya soal fisik, namun juga
soal energi (prana; chi) dalam diri anda dan soal
struktur mental anda. Setelah selubung-selubung
ini diperbaiki, maka ibarat cermin yang semua
debunya dihilangkan anda akan jadi lebih berkilau
dan bercahaya.

Semahal apapun kosmetik dan perhiasan dan


pernak-pernik anda, semua itu hanya akan sampai
pada indera mata; hanya cukup dilihat orang lain
dan mungkin segelintir orang akan
menganggapnya menarik (jadi apa yang anda pakai
yang akan mereka anggap menarik, bukan anda),
dan bagi segelintir yang lain mungkin mereka
bahkan tidak perduli dengan apa yang anda
kenakan dan tidak perduli dengan kosmetik dan
perhiasan mahal anda, mereka bahkan mungkin
tidak melihat anda sama sekali karena ada hal-hal
yang lebih esensial yang membuat seseorang
tertarik pada orang lainnya.
Di sisi lain mungkin ada orang yang hanya
mengenakan pakaian sekedarnya, namun malah
nampak sangat mempesona. Make up yang
dikenakan pun ala kadarnya, namun kelihatan
sangat cantik. Tanpa usaha keras mereka menjadi
pusat perhatian semua orang dan dengan mudah
disukai semua orang, padahal ada juga yang sudah
menghabiskan ratusan juta rupiah untuk berusaha
tampil lebih cantik namun toh tetap nampak biasa
saja bagi orang lain.

Kenapa bisa demikian?

kecantikan wajah (baik


alami maupun hasil polesan) hanya akan dinikmati
mata fisik), namun kecantikan di dalam (inner
beauty ) akan dinikmati oleh mata batin, dan akan
membangkitkan rasa kagum, nyaman, senang dan
seterusnya, tanpa bahkan orang tersebut sadari.
Inner beauty   adalah kecantikan yang
menumbuhkan kekaguman di hati (yang tulus)
bukan hanya sekedar di otak !  yang kemudian
memancing berbagai fantasi liar.
Buku ini akan menerangkan pula pada anda, kalau
menjadi cantik tidak cukup hanya dengan cantik
secara fisik !  meski kecantikan fisik tetap penting,
namun lebih penting dari itu, elemen lain dalam diri
anda pun harus dibuat secantik dan semenarik
mungkin, elemen-elemen yang bahkan lebih kuat
dari elemen fisik tadi, elemen yang ternyata juga
menentukan bagaimana kualitas dan tampilan fisik
anda.

Singkatnya, untuk menjadi cantik menawan (bagi


wanita), dan untuk menjadi penuh wibawa dan
karisma (bagi pria) anda perlu menjadi menawan
secara berlapis-lapis, mulai dari lapisan yang kasat
mata (fisik), sampai lapisan yang lebih abstrak yaitu
lapisan energi dan mental.

Semahal dan sebesar apapun usaha anda untuk


mempercantik dan memperindah tampilan fisik
anda, itu tetap baru satu lapisan saja, masih ada
tiga lapisan lain yang perlu anda perindah juga; dan
cantik atau gagah di satu lapis saja tentu akan kalah
oleh orang yang cantik dan gagah di setiap
lapisannya.
Anda mungkin sudah pernah mendengar tentang
aura, yaitu lapisan energi yang menyelimuti seluruh
tubuh anda, lapisan energi bioelektrik yang
memancar keluar – lebih tepatnya lapisan ini adalah
pancaran lapisan energi dalam diri anda yang
kemudian membentuk medan energi yang
membungkus anda. Dan cantik secara energi
berarti memiliki vibrasi energi aura yang memancar
dengan indah, yang meski tidak secara kasat mata
bisa dilihat namun sangat mempengaruhi
bagaimana mata seseorang akan melihat anda.

Namun bukan hanya aura saja yang merupakan


pancaran energi personal seseorang, kondisi
mental anda pun memancarkan energi tertentu
yang sifatnya lebih halus dan sebarannya jauh lebih
luas dari pancaran energi aura. Energi aura adalah
pancaran subtle energy   yang diakibatkan medan
energi prana  atau chi   atau energi bio-electricity 
anda, sedangkan pancaran energi mental adalah
energi di level Quantum yang jauh lebih halus,
sekaligus jauh lebih kuat.
Namun demikian, kedua lapisan energi tersebut,
bersama juga dengan lapisan fisik dan spiritual
bekerja sebagai satu kesatuan sistem yang saling
mempengaruhi satu dengan yang lainnya,
membentuk diri anda secara utuh. Sayangnya, dari
keempat lapisan tubuh yang dimiliki manusia,
kebanyakan orang baru hanya menghias dan
merawat lapisan paling luar, yaitu lapisan fisik dan
melupakan lapisan-lapisan lain yang jauh lebih kuat
pengaruhnya.

Prinsip ini selain sudah dijelaskan dalam berbagai


naskah kuno, baik dalam Yoga, Tantra maupun
tradisi keilmuan lain di berbagai belahan dunia,
 juga telah mendapat verifikasi dan pembuktian
valid dari para ilmuan, sehingga semua ini bukan
lagi hal yang “mistik” namun merupakan hal yang
scientifik.

Bahkan dalam kehidupan sehari-hari pun kita bisa


merasakan getaran vibrasi energi yang dimiliki
seseorang, misalkan saat anda berada di samping
orang yang sedang sangat sedih, entah kenapa
anda pun kemudian bisa merasakan kesedihan
tersebut, atau jika anda berada di sekitar orang
yang sedang senang anda seolah ikut terbawa oleh
keceriaanya. Hal yang sama berlaku saat anda
sedang marah, sedih atau berada dalam kondisi
mental yang “negatif” maka orang lain cenderung
tidak nyaman berada di dekat anda, dan saat anda
sedang ceria seolah orang lain di sekitar anda ikut
merasakan kesenangan anda itu, mereka pun ikut
 jadi lebih ceria.

Atau contoh lain, mungkin anda pernah mengalami


duduk di samping orang yang baru anda temui
misalkan di halte atau tempat publik lain, dan entah
kenapa anda tidak menyukai orang tersebut,
padahal anda tidak mengenalnya sama sekali. Atau
orang yang sama sekali baru anda jumpai namun
anda merasa sangat nyaman seolah sudah lama
kenal.

Ini adalah contoh-contoh saat terjadinya interaksi


antara energi personal anda dengan energi orang
lain.

Berkaitan dengan kewibawaan atau karisma pun


mungkin anda pernah mengalami saat anda
bertemu seseorang dan anda merasa seolah takut,
segan dan hormat pada orang tersebut, seolah ada
bagian dalam diri anda yang mengatakan kalau
orang tersebut lebih kuat, lebih hebat dan
karenanya harus anda hormati, terlepas dari posisi
dan status sosial serta fisiknya. Atau, sebaliknya ada
orang yang bahkan sudah nyata-nyata memiliki
 jabatan dan otoritas lebih tinggi dari anda, misalkan
atasan anda, namun entah kenapa tidak ada cahaya
wibawa yang terpancar sama sekali darinya dan
“aura-nya” sebagai pemimpin demikian lemah,
sehingga orang lain, bahkan bawahannya
sendiripun seolah tidak menaruh hormat sama
sekali pada orang tersebut.

Secara kasat mata anda mungkin bisa menjelaskan


kenapa seseorang anda sebut menarik, cantik,
tampan, berwibawa dan mempesona; misalkan
karena pakaian yang dikenakannya, bentuk fisiknya
yang gagah atau langsing, perhiasan mahal yang
dipakai, kulitnya yang halus dan sederet alasan lain
yang bisa ditangkap oleh mata dan telinga anda.
Namun, sebagaimana yang anda alami ada jenis
wibawa, pesona, kecantikan dan ketampanan
tertentu yang secara kasat mata tidak bisa anda
 jelaskan, namun anda jelas-jelas merasakannya
dalam hati, yang tidak jarang malah membuat
berbagai “kekurangan” fisik menjadi diabaikan.

Bahkan kadang mungkin anda heran sendiri, “kamu


sebenarnya tidak cantik, tapi kok bisa sangat
menarik begini, ya?”

Atau, “padahal secara fisik kamu tidak gagah, tapi


kok wibawamu lebih besar dari orang yang paling
gagah sekalipun?”

Secara psikofisiologis anda mungkin bisa


mempelajari bagaimana menjadi orang yang lebih
karismatik dengan mempelajari bagaimana cara
berkomunikasi yang persuasif, bagaimana
menampilkan diri secara eksklusif dan berbagai
strategi lain yang dalam Buku Hitler Effect dan
Mind Hacking Protocol   sudah saya jelaskan secara
panjang lebar. Namun di tataran yang lebih subtle,
yang lebih halus, di tataran yang melampaui logika
dan indera dan hanya bisa dirasa-rasakan, ada
faktor-faktor yang menentukan daya pesona
seseorang secara signifikan.
Hal-hal tersebut, hal yang sepintas terdengar
sangat “mistik” tersebutlah yang akan kita bahas
dalam buku ini, hal “mistik” yang sesungguhnya
sangat “sicientifik” dan sama sekali tidak
berhubungan dengan entitas ghaib, totok aura,
susuk dan sejenisnya. Namun hanya prinsip-prinsip
dan hukum yang jika anda ikuti maka bisa anda
buktikan sendiri hasilnya.

Wibawa, karisma, inner beauty , semua itu tidak


melulu bawaan lahir seseorang, namun bisa
dibentuk dan dipelajari asalkan anda tau prinsip
dan cara kerjanya. Setelah anda tau bagaimana cara
kerjanya, anda kemudian aplikasikan ilmu tersebut
ke dalam diri anda.

Sama seperti dalam perawatan kulit, anda tidak bisa


hanya melakukannya sekali dua kali saja, anda perlu
mengkondisikannya berkali-kali sampai semua itu
menjadi bagian alami dalam diri anda.

Kesimpulan pertama yang bisa anda ambil dari


tulisan ini yaitu;
Kecantikan di luar (baca: kecantikan dan
ketampanan fisik) adalah jenis kecantikan yang
sangat rapuh dan hanya bisa mendatangkan daya
tarik di tataran permukaan saja, sedangkan
kecantikan di dalam (baca: inner beauty ) adalah
kecantikan yang akan mendatangkan daya tarik di
tataran perasaan sampai yang paling mendalam,
dan memang sudah menjadi kecenderungan dasar
manusia bahwa penilaian dan cara pandangnya
sangat dipengaruhi emosi ! artinya saat di tataran
perasaan seseorang sudah terbawa oleh daya tarik
anda, maka secara inderawi pun mereka akan
memandang dan menilai anda menarik, terlepas
dari bagaimana pun kondisi fisik anda.

Jadi, kecantikan di dalam akan memancar keluar,


secara otomatis membuat yang di luar menjadi
nampak demikian menarik; dan yang dimaksud
dengan “cantik di dalam” adalah mempercantik
setiap lapisan tubuh anda, mulai dari yang paling
mendalam adalah lapisan spiritual, lalu lapisan
mental, kemudian lapisan energi baru ke lapisan
yang kasat mata yaitu lapisan fisik.
Sering kali seseorang nampak tidak menarik
(meskipun jika secara fisik memiliki wajah yang
relatif cantik atau tampan) karena di lapisan energi
dia demikian “kotor”, lalu di lapisan mental juga
terbentuk pola-pola yang “buruk”, dan kondisi atau
“bentuk” di bagian yang lebih dalam ini kemudian
akan juga memancar keluar menyebabkan anda
tidak begitu diperhatikan, membuat anda selalu
diabaikan dan menjadi seolah “tidak ada”.

Bayangkan sebuah gelas bening yang di dalamnya


diisi lampu berwarna-warni; jika di dalam gelas
tersebut diisi lampu berwarna merah, maka
gelasnya akan bersinar kemerahan, jika diisi lampu
hijau gelasnya pun akan mengikuti bersinar
kehijauan, demikian seterusnya sinar atau pancaran
cahaya gelas tersebut adalah hasil dari cahaya
lampu di dalamnya. Demikian pula halnya dengan
kondisi fisik anda, semua akan memancarkan
bagaimana “bentuk” yang ada, terkondisikan dan
tersimpan di dalam diri.

Dan selain warna cahayanya, tingkat kecerahan


cahayanya pun juga sangat menentukan.
Wajah yang saat ini anda lihat di cermin (baca:
wajah fisik anda), hanyalah pancaran dari kondisi
energi dan kondisi mental anda. Dan jika anda
merubah kondisi energi serta kondisi mental anda,
maka nanti saat anda melihat cermin kembali, anda
akan melihat wajah anda secara berbeda lagi.

Bahkan, jika ingin dijelaskan secara gamblang,


“tampang saat masih susah” dan “tampang saat
sudah sukses” biasanya berbeda, dan anda bisa
mengamatinya dengan mengamati foto-foto
“jaman masih susah” anda. Dan prinsip serupa
berlaku pula dalam bagaimana “tampang anda”
saat benar-benar cantik luar dalam, dan saat anda
hanya memoles bagian luarnya semata lalu
melupakan bagian dalamnya.
Si Buruk Rupa yang
Bersembunyi di Balik
 Wajah Cantik

Dalam konsep Ego State Therapy   – metode


psikoterapi yang dilandasi premis bahwa ada sub-
kepribadian (sub-personality ) yang berbeda-beda
dalam diri setiap orang, dikatakan anda tidak hanya
memiliki satu “wajah” saja, namun memiliki sangat
banyak “wajah”, wajah fisik anda memang bisa
dilihat oleh semua orang, namun wajah-wajah di
dalam diri anda, hanya anda sendirilah yang bisa
melihatnya – meski kadang, anda sendiripun tidak
melihat wajah itu, karena wajahnya terlalu
menakutkan sehingga anda lari darinya, anda
menutup mata dan menolak melihatnya. Bahkan
tidak jarang, ada wajah-wajah dalam diri anda yang
anda benci.
Wajah-wajah yang dimaksud ini merupakan sub-
kepribadian yang anda miliki; dan masing-masing
dari sub-kepribadian yang dikenal pula oleh
kalangan psikolog sebagai Parts   atau ego-states   ini
memiliki konsep diri yang berbeda, memiliki sistem
keyakinan dan cara pandang, cara bereaksi, kondisi
emosional dan tujuan-tujuan yang juga sangat
berbeda-beda.

Secantik dan sebaik apapun seseorang, pasti di


dalam dirinya ada wajah-wajah lain yang sangat
berbeda dengan wajah yang biasa ditunjukkannya
di hadapan orang lain. Ada banyak wajah yang
memang sengaja disembunyikan dari orang lain
karena takut jika sampai ada orang yang melihat
wajah tersebut maka orang lain akan memberinya
penilaian-penilaian yang menyakitkan. Tidak jarang
pula, banyak dari wajah-wajah ini nampak sangat
menakutkan sehingga anda membenci dan
mengabaikannya, bahkan anda berusaha
menguburnya dalam-dalam dan tidak mengakui
keberadaanya.
Sayangnya, justru semakin anda berusaha
menyembunyikan dan menolak wajah-wajah buruk
di dalam diri anda ini, semakin mengerikan dia
 jadinya dan semakin besar daya kendalinya
terhadap kehidupan anda, tanpa anda sadari.

Anda bercermin, menghias diri dan kemudian


berkata pada diri anda sendiri, “aku sudah nampak
cantik”,

Namun tidak jarang, kemudian ada suara dalam


kepala anda yang menimpali, “Cantik? Ini kamu
sebut cantik? Wajah beginian kamu sok bilang
cantik?”

Atau bahkan tidak jarang, setelah meluangkan


waktu demikian lama untuk bersolek dan
mendandani diri, anda masih belum puas karena
masih ada suara dalam kepala anda yang
mengatakan;

“Lihat alismu, jelek sekali!”

“Tuh, bibirmu tidak menarik!”

Atau kalimat seperti,


“Coba deh lihat rahangmu, buruk sekali! Coba bisa
lebih pendek, ya?” dan kalimat lain sejenisnya.

Suara-suara ini adalah suara yang datang dari si


wajah-wajah buruk dalam diri anda. Saat anda
bercermin, jika yang melihat wajah anda di cermin
adalah Si Cantik   dalam diri anda, maka anda akan
mengapresiasi bagian-bagian dalam diri anda,
sedangkan jika saat anda bercermin yang melihat
wajah anda di cermin adalah Si Buruk Rupa di
dalam diri anda, maka yang akan anda lihat dari diri
anda hanyalah berbagai kekurangan, keburukan
dan cacatnya saja, dan Si Buruk Rupa itu akan terus
berbisik di dalam kepala anda tentang betapa tidak
cantiknya anda, tentang semua kekurangan anda,
tentang semua hal yang perlu anda beli, perlu anda
lakukan, tentang semua program yang perlu anda
ikuti untuk mempercantik diri.

Ada kalanya pasangan anda memuji anda, “Wah,


penampilanmu bagus sekali”, namun karena Si
Buruk Rupa di dalam kepala anda hanya bisa
melihat keburukan wajahnya sendiri, maka diapun
berbisik,
“Palingan dia hanya berusaha menghiburmu,
padahal dia sebenarnya pasti malu dengan
penampilanmu”.

Karena bisikan-bisikan Si Buruk Rupa ini sering kali


terlalu menakutkan, menyedihkan dan tidak
menyamankan sama sekali untuk anda, maka anda
berusaha mengabaikannya, dan berusaha
mengatakan pada diri sendiri,

“Ah, tidak juga, pasti suamiku benar-benar


mengagumiku, kok” dan kalimat lain yang anda
gunakan untuk memerangi Si Buruk Rupa tersebut.

Banyak orang yang bahkan sampai mengeluarkan


daya upaya yang sedemikian besarnya, hanya untuk
membuat Si Buruk Rupa ini diam dan tidak
menampakkan wajahnya di cermin saat anda
bercermin.

Kosmetik mahal, pakaian berkelas, perhiasan kelas


atas dan seterusnya semua anda kumpulkan dan
tempel di tubuh anda untuk membuat si buruk rupa
ini diam, namun dia tetap saja ngoceh tentang
betapa buruknya wajah anda. Semakin banyak dia
mengeluahkan kekurangan anda, semakin besar
keinginan anda untuk membuatnya diam dengan
mencari pakaian mana lagi yang perlu dibeli,
kosmetik apa yang baru-baru ini keluar, gadget
mahal apa yang perlu anda pakai, pernak-pernik
apa yang akan membuat anda lebih menarik, dan
seterusnya.

Kadang, Si Buruk Rupa ini memang diam, terutama


saat anda merasa puas dengan belanjaan anda atau
saat ada orang yang memberi anda pujian dan
pengakuan terkait penampilan anda. Namun, tidak
berselang beberapa saat kemudian si buruk rupa
akan nyinyir lagi membisikkan pada anda semua
kekurangan anda dan apa lagi yang perlu anda
lakukan untuk tampil cantik.

Terutama jika ada wanita lain yang anda lihat


mempesona dari segi fisik maupun penampilannya,
si buruk rupa ini akan langsung berteriak,

“Tuh, kan harusnya kamu beli baju yang seperti


itu!”
Atau, “coba pinggulmu bisa seramping dia, sayang
lho, pinggulmu segede bus begitu!”

Mendengar si buruk rupa terus membanding-


bandingkan anda, maka semua usaha yang anda
lakukan untuk tampil maksimalpun seketika hancur
begitu saja, dan anda kembali merasa rendah diri,
merasa bukan apa-apa dan tidak ada apa-apanya.

Dan yang bahkan lebih parah adalah, anda


kemudian akan merasa kalah saing!

Jadi, sepanjang pembahasan bab ini anda sudah


bertemu dua wajah di dalam diri anda, bertemu
dua sub kepribadian anda sendiri; pertama Si Buruk
Rupa yang terus melihat dirinya (baca: anda melihat
diri anda) penuh cacat, kekurangan dan kejelekan,
lalu kedua Si Pesaing, teman baiknya Si Buruk Rupa
yang kemudian terus memicu anda untuk membeli
ini itu, melakukan ini itu, ikut program macam-
macam dan seterusnya untuk membuat si buruk
rupa puas. Namun, tentu saja, si buruk rupa tidak
bisa dengan mudah dipuaskan.
Dan ironisnya, saat si buruk rupa dan si pesaing
sedang sibuk, ribut berteriak tentang kekurangan
anda dan bagaimana anda bisa mempercantik diri,
Si Cantik tidak mendapat kesempatan untuk bicara
sama sekali dalam diri anda, dia pun tidak bisa
menunjukkan wajahnya pada anda, padahal
wajahnya lah yang akan membuat anda (dan orang
lain) terkagum-kagum, dan penampilannyalah yang
akan membuat si buruk rupa dan si pesaing
terdiam.

Si Cantik ini adalah bagian dalam diri anda yang


penuh syukur, yang menerima dan mencintai setiap
bagian dalam diri anda apa adanya, yang
mengekspresikan apresiasi tulus bukan hanya
pujian penghiburan pada anda. Si Cantik ini tidak
banyak menuntut, karena dia sudah puas dengan
dirinya sendiri sebagaimana adanya. Dia tidak
melihat ada yang perlu “diperbaiki”, setiap yang
dilihatnya senantiasa diapresiasinya – bahkan saat
orang lain menjelek-jelekkanya, dia akan tetap
mencintai dirinya, dia tetap menerima dan
mengapresiasi dirinya, bukan malah ikut-ikutan
menyerang diri karena kata orang.
Sekarang, silahkan lihat ke dalam diri anda sendiri,
manakah yang lebih sering bicara dalam kepala
anda;

Si Buruk Rupa, Si Pesaing, atau Si Cantik?

Analogi di atas menjelaskan pada anda bagian-


bagian dalam diri anda yang sangat beragam, yang
kemudian menciptakan dinamika dalam diri anda,
yang tidak jarang malah dinamika ini sampai
menjadi konflik batin, dan bahkan keputusasaan.

Pada kenyataanya tentu tidak hanya ada tiga sub-


kepribadian dalam diri anda, ada tiga puluh dan
bahkan bisa jadi tiga ratus sub kepribadian dalam
diri setiap orang; untuk berbagai tujuan, dalam
berbagai konteks. Namun membaginya menjadi
tiga ini bisa membantu anda memahami diri dan
segala dinamika dalam diri anda sendiri, dan
memahami bagaimana kesemuaya ini
mempengaruhi penampilan dan performa anda
dalam kesehariaan, dengan atau tanpa sadari
sebelumnya.
Sebagaimana dijelaskan dalam bab sebelumnya,
bukan apakah anda memerlukan make up, up,
perhiasan dan berbagai upaya mempercantik diri
yang penting, namun apakah anda mendasari
semua itu karena kecintaan pada diri sendiri –dan
ingin mengekspresikan rasa cinta anda dengan
berbagai perawatan diri itu, atau anda
mendasarinya karena rasa rendah diri dan bahkan
kebencian pada diri sendiri.

Jika memakai analogi wajah-wajah dalam bab ini,


apakah anda mempercantik diri karena dorongan Si
Pesaing, Si Buruk Rupa atau Si Cantik?

Si Buruk Rupa akan mendorong anda untuk


mempercantik diri karena dia dia melihat dirinya
sebagai orang yang buruk rupa dan penuh
kejelekan, dan dia benci melihat wajahnya sendiri,
sementara Si Pesaing akan mendorong anda
melakukan semua upaya perawatan diri itu karena
ingin tampil lebih dibanding yang lain, karena ingin
membuat seseorang terkesan dan seterusnya –yang
semua motivasinya karena didasari orang lain–
sementara Si Cantik melakukan itu untuk
mengekspresikan kecantikannya sendiri,
mengekspresikan kecintaan dan apresiasinya pada
diri sendiri – seperti anda yang karena mencintai
anak anda lalu anda mendandaninya dan
memberinya berbagai macam hadiah sebagai
ungkapan cinta anda. Jika anda benar-benar
mencintai seseorang atau sesuatu tentu anda akan
merawatnya dengan penuh cinta –dan sebagai
ungkapan cinta.

Si cantik melakukan semua yang dilakukannya


dengan dimotori dirinya sendiri, kecintaanya pada
diri sendiri, bukan orang lain, bukan ingin lebih dari
orang lain atau ingin membuat seseorang terkesan.
Dia menghormati orang lain, dia tau kalau setiap
orang cantik dan tampan dalam caranya masing-
masing, dan dia menghargai itu. Dia pun tidak akan
terlalu ambil pusing jika ada orang yang
menganggapnya “jelek” dalam berbagai artian, dia
akan melihatnya sebagai bahan renungan yang
digunakan untuk “merawat” dirinya agar menjadi
lebih baik lagi, bukan malah menjadikan semua itu
sebagai “tamparan” terhadap dirinya. Si cantik
tidak bisa tertampar karena penolakan atau
penghinaan, hanya Si Buruk Rupa dan Si Pesaing
yang bisa dengan mudah merasakan semua
tamparan dan down karena penolakan.

Jika anda bercermin dan melihat Si Cantik di wajah


anda, maka anda akan merasa puas dengan diri
anda apa adanya, anda bahkan tidak perlu
mengumpulkan alasan untuk menjadi puas,
sebagaimana ikan yang tidak perlu meyakinkan
siapapun bahwa dia bisa berenang.

Jika anda terus mencari-cari alasan untuk mencintai


diri anda apa adanya, bisa jadi yang sedang anda
lihat di cermin adalah wajah Si Pesaing yang merasa
kalah saing, lalu menghibur diri atas kekalahannya
itu, atau bisa jadi Si Buruk rupa yang berusaha
menghibur diri dari ketidakpuasannya terhadap diri
sendiri.

Sepintas ketiganya memang nampak sama, bahkan


wajah mereka bertigapun sama, yaitu wajah anda
sendiri; perbedaanya hanyalah bagaimana cara
mereka memandang wajahnya itu dan apa yang
mereka rasakan saat melihat wajah di cermin itu.
Satu hal yang perlu anda renungkan baik-baik
adalah, bagaimana seseorang akan melihat anda
cantik jika anda sendiri melihat diri anda sebagai Si
Buruk Rupa?

Bagaimana anda akan dianggap berwibawa jika


anda sendiri menganggp diri anda lemah dan tidak
berdaya?

Bagaimana anda bisa menjadi karismatik jika anda


melihat diri sebagai pecundang?

Cara anda memandang diri sendiri akan sangat


mempengaruhi bagaimana cara anda
memperlakukan diri anda dan orang lain, dan
sangat mempengaruhi pula bagaimana anda
memandang orang lain. Jika anda memakai wajah
Si Pesaing, maka anda akan melihat diri anda tidak
ubahnya sebagai “atlet” yang sedang mengikuti
olimpiade dan anda akan melihat setiap orang
sebagai saingan anda. Lalu, jika anda melihat diri
anda sebagai Si Buruk Rupa, maka anda akan
menyembunyikan wajah anda jauh-jauh dan anda
akan melihat setiap orang seolah sedang mengejek
anda, sedang menghina dan menertawakan anda.
Hanya jika anda melihat diri anda dari sudut
pandang Si Cantik ini maka anda akan senantiasa
nyaman dengan diri anda, tidak selalu merasa
tersaingi, terancam atau mudah merasa terhina.

Dan ingat, prinsip ini bukan hanya berlaku pada


wanita, namun juga pada pria, hanya saja berbeda
cara mengekspresikan berbagai kecenderungan ini.

Jika anda terus dipacu Si Pesaing, maka jauh di


dalam diri anda akan ada rasa lelah dan
kekosongan. Lelah mengejar obsesi yang tidak
putus-putus, lelah mengikuti lomba lari yang seolah
tidak ada garis finisnya, dan ironisnya lagi bahkan
setelah semua kelelahan itu anda masih tidak mau
berhenti dan beristirahat, namun hanya mengeluh
dan menangis saja.

Kemudian, layaknya seorang yang sedang


mengikuti perlombaan, anda senantiasa akan
membutuhkan pengakuan dari orang lain.
Seberapa puas anda dengan diri sendiri sangat
dipengaruhi oleh seberapa besar pengakuan yang
anda dapatkan dari orang lain –semakin banyak
orang yang memuji anda, semakin merasa menang
anda, merasa seolah telah mengumpulkan banyak
poin.

Semakin banyak yang memandang anda dengan


kekaguman, semakin yakin anda kalau anda
memang cantik –padahal bisa jadi yang
dikaguminya adalah baju anda, bukan diri anda.

Sebaliknya, jika anda tidak berhasil mengumpulkan


“poin” anda akan merasa rendah diri, anda merasa
kalah dan anda akan segera mengambil handphone
untuk browsing lagi apa yang bisa anda beli untuk
menebus kekalahan anda itu. Perawatan apa lagi,
baju mana lagi, tas mana lagi, kosmetik mana lagi
dan seterusnya –tidak ada yang lebih membuat si
pesaing sakit hati dibanding merasa telah kalah.

Mungkin bukan anda, dan semoga bukan anda,


namun sangat banyak wanita yang hidup seolah
sedang menjalani audisi Miss Universe, yang
demikian berlomba-lomba ingin menjadi yang
pertama, sering kali malah untuk menjadi yang
terbaik salah satu cara yang ditempuh adalah
dengan membuat orang lain nampak jelek (baca:
menjelek-jelekkan atau nge-gossip).
Ironisnya adalah, bahkan saat anda mendapat
pujian dari seseorang, tidak selalu si pesaing yang
menerima pujian tersebut, karena dia memang
tidak mudah dan bahkan tidak akan pernah merasa
puas. Sering kali yang menerima pujian adalah Si
Buruk Rupa, sehingga pujian pun akan
dianggapnya sebagai hinaan atau sindiran.

Setiap wajah tersebut sebenarnya ada dalam diri


setiap manusia; hanya saja berbeda dominasinya,
ada yang lebih didominasi Si Buruk Rupa, ada yang
lebih didominasi Si Pesaing, ada yang didominasi Si
Cantik, dan ada yang bahkan tidak sadar siapa yang
saat ini sedang mendominasinya.

Nanti anda akan mendapat panduan bagaimana


menganalisa siapa yang lebih dominan dalam diri
anda dan dampak-dampak yang ditimbulkannya
dalam kehidupan anda. Namun sebelumnya, anda
perlu mengenali dulu masing-masing wajah
tersebut secara lebih mendetail.
 Si Buruk Rupa
Setiap perilaku buruk biasanya didasari oleh sebuah
pengalaman pahit. Demikian pula halnya dengan Si
Buruk Rupa dan Si Pesaing, keduanya memiliki
dorongan-dorongan negatif, menjadi parts   atau
ego state  yang sering kali merugikan karena
didorong oleh satu atau beberapa pengalaman
buruk yang membuatnya demikian tersakiti. Sebuah
pengalaman yang menimbulkan efek trumatis
panjang.

Sering kali dalam sesi hypnotherapy , setelah


dilakukan eksplorasi terhadap kapan Si Buruk Rupa
ini mulai ada dalam diri seseorang, akar
penyebabnya tersimpan sangat dalam, dalam
gudang memori dari kejadian yang sudah sangat
lama terjadi; misalkan pada masa kanak-kanak.

Sebagai salah satu contoh misalkan pengalaman


seorang wanita bernama Ayu (bukan nama
sebenarnya). Ayu adalah wanita yang sangat rendah
diri, bahkan krisis percaya diri. Dia selalu merasa
terabaikan, selalu merasa wanita paling jelek
diantara semua teman-temannya, selalu merasa
tidak layak mendapat pasangan dan berbagai
keyakinan lain yang sangat merugikannya. Dan
akibat berbagai keyakinan ini, dia lebih condong
menarik diri dari pergaulan, enggan bergaul
dengan lawan jenis dan bahkan cenderung lari
setiap kali ada lelaki yang mendekatinya.

Setelah dianalisa, sebenarnya teman-teman atau


orang yang baru dijumpainya sama sekali tidak
mengabaikan atau merendahkannya; dia sendirilah
yang lebih cenderung “mengasingkan diri” tanpa
dia sadari, dia enggan menunjukkan kalau dirinya
ada, karena pengaruh rasa tidak percaya diri
tersebut. Lama kelamaan perilaku ini membuatnya
memiliki kemampuan komunikasi yang sangat
buruk dengan orang lain, karena dia tidak pernah
terbiasa mengemukakan pendapatnya, karena takut
hal tersebut akan menyinggung seseorang dan
takut itu akan membuatnya (semakin) ditolak atau
diabaikan oleh teman-temannya.

Sikap dan keyakinan ini pula yang membuatnya


sulit mendapatkan pasangan;
Pertama, karena dia merasa tidak cukup cantik dan
tidak akan ada lelaki yang mau dengannya, maka
dia cenderung menjauh dari lelaki, menjauh dari
kemungkinan ditolak, dia lebih senang memenuhi
kebutuhannya untuk berpasangan dengan menjadi
fan girls, memenuhi diri dengan kekaguman dan
obsesi terhadap artis yang jauh disana—sebab
mengagumi orang yang jauh dan sibuk dengan
fantasi kosong jauh lebih aman dibanding relitas
kehidupan (real life).

Bisa anda lihat sendiri bagaimana keyakinan


terpendamnya—keyakinan yang tidak pernah dia
sadari ada dalam dirinya—mendorongnya menjadi
pribadi yang benar-benar dia takutkan akan alami;
diabaikan dan kesepian. Seandainya dia lebih
terbuka terhadap pergaulan, tentu hal ini tidak akan
terjadi.

Selain mempengaruhi perilaku dan sikap, sistem


keyakinan yang dimiliki Ayu ini pun memiliki efek
like attracts like, sebuah prinsip dari hukum tarik
menarik (law of attraction) yang didasarkan pada
Fisika Quantum. Sederhananya, seseorang akan
mengalami berbagai hal yang sesuai dengan
keyakinannya karena apa yang diyakininya akan
mendatangkan berbagai hal yang sesuai dengan
keyakinan tersebut. Karena dia yakin dia tidak layak
dicintai, karena dia yakin dia hanya akan menjadi
orang yang terasing, dibenci, diabaikan dan
kesepian, maka dia semakin banyak bertemu
dengan orang yang benar-benar merendahkannya,
dia mengalami semakin banyak hal yang
membuatnya terasing dan terabaikan dan
seterusnya.

Sederhanya, meminjam istilah salah satu guru, your


personality creates your personal reality— 
kepribadian anda membentuk realitas kehidupan
yang anda alami. Jika yang mendominasi
kepribadian anda adalah Si Buruk Rupa, maka
realitas kehidupan anda pun akan sesuai dengan
cara Si Buruk Rupa memandang dirinya sendiri. Dan
“realita” yang diciptakan oleh cara anda
memandang diri anda sendiri (konsep diri; self-
concept ) ada di berbagai level ciptaan, mulai dari
level personal (bagaimana perasaan, pemikiran dan
perilaku anda), yang mana bagaimana pemikiran,
perasaan dan perilaku anda itu akan mempengaruhi
bagaimana cara anda bergaul dengan orang lain
(level interpersonal), dan semua itu akan
mempengaruhi bagaimana alam semesta
mendatangkan berbagai pengalaman, kejadian dan
kondisi dalam kehidupan anda (level traspersonal).

Jadi, jangan heran jika semakin anda memandang


diri anda buruk, maka semakin banyak hal yang
akan anda alami yang membuktikan kalau
pandangan anda terhadap diri tersebut benar, dan
semakin banyak orang yang anda temui pun akan
berpikiran demikian, lalu semakin banyak anda
mendapatkan bukti tentang betapa buruknya anda,
dan semua bukti itu kemudian menjadikan
keyakinan itu terbentuk semakin kuat dalam diri
anda, dan demikian seterusnya siklusnya berulang.

“Wajar donk, saya memandang diri saya ini tidak


layak, buktinya bla bla bla, dan belum lagi bla bla
bla dan masih ada bla bla bla...”

 Ya, wajar memang, dan memang semua bukti yang


diungkapkan tersebut benar adanya, namun satu
hal yang harus anda renungi adalah, anda sendirilah
yang menciptakan dan mendatangkan semua itu
dalam kehidupan anda sendiri—dan ini adalah
prinsip psikologi dan fisika yang sudah valid, bukan
sekedar kalimat motivasi bualan semata.

Kembali ke soal Ayu tadi, setelah ditelusuri dalam


kondisi trance, ternyata penyebab dia memandang
dirinya sebagai Si Buruk Rupa adalah pengalaman
masa kanak-kanaknya, dimana saat masih di sekolah
dasar dia tidak bisa memakai pakaian dengan rapi
lalu oleh sang ibu dia terus dikatai, “duh, kamu ini
emang nggak ada anggun-anggunnya jadi wanita
 ya!”

Kalimat tersebut terus saja menjadi makian sang


ibu, yang tanpa disadari kemudian menjadi
program di pikiran bawah sadar (baca: imprint )
yang masih menentukan bagaimana kondisi
kehidupan Ayu saat ini, dan bahkan jika terus tidak
diatasi akan menentukan kehidupannya sampai
akhir hayat.

Ayu sendiri sudah tidak mengingat kejadian


tersebut, dan tidak tau kalau ternyata rasa sakit hati
dan kejadian itulah yang membuatnya memiliki ego
state atau bagian diri yang terus merasa rendah diri
dan insecure.  Dalam proses hypnotherapy   memori
ini bisa digali kembali dan “diperbaharui” untuk
mendatangkan dampak transformatif yang
diinginkan.

Berkaca dari pengalaman Ayu tadi, apakah anda


memiliki cara pandang negatif terhadap diri anda
yang kemudian mempengaruhi realita kehidupan
anda secara personal, interpersonal dan
transpersonal?

Lalu, apakah anda masih bisa mengakses memori


yang menjadi awal lahirnya konsep diri tersebut?

Sekali lagi, prinsipnya adalah, setiap keyakinan dan


perilaku negatif pasti memiliki satu atau beberapa
pengalaman pahit yang mendasarinya, dan
sayangnya pengalaman ini bisa jadi sudah lama
“terlupakan” namun dampaknya masih sangat
besar terhadap kehidupan.

Dalam bab mengenai lapisan tubuh mental nanti


anda akan mendapat pembahasan yang lebih
mendetail mengenai hal ini.
 Si Pesaing 
Setelah si buruk rupa yang keberadaanya didasari
oleh satu atau beberapa pengalaman buruk,
sekarang mari kita kenali satu lagi wajah
tersembunyi dalam diri anda, yaitu si Pesaing. Si
Pesaing ini adalah bagian dalam diri seseorang
yang senantiasa penuh kompetensi, selalu ingin
menjadi yang terbaik, yang paling unggul, yang
paling pintar, yang paling berkelas, paling
berpengalaman dan seterusnya. Kadang, semua
kata-kata dan cerita yang disampaikannya bisa jadi
bukanlah yang sebenarnya, namun demi untuk
tampil sebagai yang paling wah diantara yang lain,
maka si pesaing rela mengarang cerita bohong
untuk mendapatkan posisi teratas.

Tidak ada yang lebih menyiksa Si Pesaing


dibandingkan merasa kalah dan merasa lebih
rendah dibanding orang lain yang dikenal (dan
bahkan diantara orang yang tidak dikenalnya
sekalipun. Setiap kali menatap cermin, satu kalimat
yang senantiasa terngiang di kepalanya adalah,
“Apakah wajahku sudah lebih cantik dibanding
teman-teman sekantorku?”

“Apakah body-ku sudah lebih seksi dibanding


teman-teman suamiku,” dan demikian seterusnya.

Jika Si Pesaing merasa ada yang kurang dengan


dirinya ada beberapa hal yang biasanya dilakukan,
pertama dia akan segera mencari tau apa yang
perlu dibeli dan program apa yang perlu diikuti,
lalu kedua jika dia sudah merasa agak terdesak
(baca: merasa kalah saing), sia akan menghibur
dirinya dengan memikirkan berbagai kekurangan
“lawannya” untuk tetap merasa menang.

Si Pesaing ini akan senantiasa pilih-pilih dalam


menentukan teman sepergaulannya. Entah dia akan
berada di sekitar orang yang dianggapnya lebih
buruk agar dia bisa tampil sebagai yang paling
cantik, atau dia akan bergaul dengan orang-orang
berkelas yang dianggapnya bisa menaikkan
gengsinya.

Jika teman-teman yang lain memakai produk


seharga sepuluh juta, maka dia akan segera
membeli produk seharga dua puluh juta untuk
membuat dirinya merasa menang; atau jika dia
tidak bisa membeli produk seharga dua puluh juta
maka dia akan menghibur dirinya dengan
mengatakan, “Ah, aku pakai yang lima juta aja udah
cantik gini, dia tampang pas-pasan gitu mau pakai
 yang seratus juta juga akan begitu-begitu saja”.

Jika ada yang bisa diharapkannya untuk


membelikan produk itu, misalkan suaminya, maka
dia akan menerangkan secara panjang lebar
menganai akan seberapa besar perbaikan yang
terjadi dalam dirinya melalui produk tersebut—dia
tidak berbohong, karena memang itulah hal yang
dipercayainya.

Namun jika dirunut alasan atas semua itu hanya


satu saja; takut merasa kalah dan merasa lebih
rendah, atau dengan kata lain takut tersaingi.

Sebenarnya tidak ada perbedaan yang terlalu besar


antara Si Buruk Rupa dengan Si Pesaing; keduanya
sama-sama memiliki konsep diri (self concept) yang
sangat negatif terhadap dirinya, jauh di dalam
dirinya mereka tau kalau mereka itu tidak secantik
yang orang lain katakan, hanya saja yang
membedakan adalah, Si Buruk Rupa
menanggapinya dengan pasif dan pesimis, dengan
menyesali keadaanya, sedangkan si Pesaing
mengatasinya dengan aktif dan optimis, dengan
terus mengejar apa yang dianggapnya bisa
memperbaiki kekurangan dalam dirinya. Dan tidak
 jarang keduanya bekerja sama dalam menyikapi
rasa tidak percaya diri yang dialami ini.

Sepintas memang Si Pesaing ini nampak melakukan


hal yang “positif” sebab terus melakukan
improvisasi terhadap dirinya sendiri, namun jika
diteliti lebih mendalam dia sebenarnya hanya
seperti kucing yang mengejar ekornya sendiri, tidak
akan ada habisnya, tidak ada puasnya dan hanya
akan menghasilkan kelelahan semata.

Selama dia belum mengatasi insecurity mendalam


dalam dirinya, maka dia tidak akan pernah
merasakan kepuasan atas dirinya sendiri, dia tidak
akan pernah puas entah semahal apapun make-up
yang dia pakai atau semewah apapun perhiasan
yang dia kenakan. Dan insecurity ini tidak akan
pernah diketahui keberadaanya selama dia belum
berani melihat dirinya dengan jujur.

Sering kali seseorang memakai berbagai macam


kosmetik untuk menghindari dirinya agar jangan
sampai melihat wajah aslinya sendiri—karena dia
menganggap wajah aslinya terlalu memalukan,
menakutkan atau bahkan menjijikkan.

Dan prinsip ini berlaku untuk orang yang memaki


kosmetik fisik (make-up  mahal, perhiasan mewah,
pergaulan berkelas dan seterusnya), maupun
kosmetik yang sifatnya lebih abstrak seperti
pendidikan yang lebih tinggi, liburan ke luar negeri,
dan seterusnya.

Sampai kapan anda mau mengikuti obsesi ego


 yang terluka tersebut?

Dan kapan anda akan belajar mellihat diri anda


sebagaimana adanya, belajar menerima dan
mencintai diri anda sebagaimana adanya dan
berhenti berkompetensi dengan kehidupan?
 Si Cantik

Kecantikan selalu identik dengan kemandirian,


bukan hanya soal mandiri secara finansial sehingga
bisa membayar semua tagihan sendiri, namun
mandiri dalam pengertian mental dan aesthetic —
mandiri yang dimaksud yaitu tidak pernah
menggantungkan rasa percaya diri, rasa nyaman
dan rasa diri berharga pada berbahai hal eksternal
seperti make up, perhiasan, pakaian, komentar
orang lain dan sejenisnya.

Seorang yang terpancar inner beauty nya adalah


orang yang tetap nyaman menjadi dirinya sendiri,
tidak membutuhkan pengakuan dan sokongan dari
orang lain, tidak perlu orang lain untuk meyakinkan
dia kalau dia cantik dan menarik. Dia nyaman
memakai kosmetik apapun, namun rasa nyaman itu
tetap ada meski dia tidak memakai kosmetik apa-
apa. Dia bangga pada dirinya sendiri meski tidak
pernah meminta pujian untuk itu, dan dia tetap
mempertahankan kebanggaan tersebut bahkan jika
orang lain tidak sepakat dan bahkan malah
menghinanya.
Namun, tidak seperti Si Pesaing yang sok bangga
pada dirinya hanya untuk menghibur diri dan
bahkan tidak jarang disertai dengan upaya
merendahkan orang lain untuk semakin
membuatnya bangga terhadap diri sendiri, Si
Cantik tetap menghargai dirinya sendiri dan
memandang orang lain sama berharganya, dia
tidak segan-segan menunjukkan pujian pada orang
lain, tidak segan-segan mengapresiasi orang lain,
dan tidak pernah menjadikan kelebihan orang lain
sebagai kekalahannya.

Alasannya, karena seorang yang tersimpan


keindahan dalam dirinya akan memandang
segalanya hal sebagai indah, mengekspresikan
keindahan itu. Dan bahkan dia akan menularkan
keindahan itu pada orang lain dan sekitarnya.

Misalkan begini, jika di dalam kantong anda yang


tersimpan adalah selembar uang, maka anda akan
mengeluarkan uang dari kantong tersebut,
demikian pula jika yang tersimpan dalam kantong
anda adalah bunga, maka bunga yang akan anda
keluarkan dari kantong anda. Jika yang dikeluarkan
adalah kotoran, tentu itu karena yang tersimpan
dalam kantong adalah kotoran.

Prinsip ini berlaku dalam hal kecantikan dan


kewibawaan seseorang. Jika jauh di dalam diri anda
tersimpan kecantikan—tersimpan si cantik, maka
anda akan mengeluarkan kecantikan tersebut
sebagai cara anda bereaksi terhadap keadaan dan
cara bereaksi terhadap apapun yang orang lain
katakan dan lakukan.

Sebaliknya jika yang tersimpan dalam diri anda


adalah si Buruk Rupa dan Si Pesaing, maka semua
itu yang akan anda ekspresikan keluar, dan hanya
soal waktu saja sampai orang lain pun akan
menyadari hal tersebut juga. Jika di kantong anda
hanya ada bunga, anda tidak akan bisa
mengeluarkan kotoran dari dalamnya, demikian
pula jika dalam kantong anda hanya ada kotoran
anda tidak akan bisa mengeluarkan bunga dari
dalamnya.

Contoh realitanya dalam keseharian misalkan, ada


seorang yang dipuji cantik namun bukannya
berterimakasih terhadap pujian tersebut dia malah
menjadi makin down karena malah merasa tersindir,
semakin besar seseorang memberikan apresiasi
terhadapnya, semakin banyak dia mencari-cari
alasan akan betapa tidak benarnya pujian itu dan
betapa buruknya dia sebenarnya.

“Lho, memang benar kok, bokong saya gede


begini dibilang seksi, kan saya jadi kesal!” Mungkin
demikian kata mereka.

Tapi begini, seksi dan cantik adalah perspektif


seseorang, tentang bagaimana seseorang
memandang anda berdasarkan selera mereka—
artinya jika mereka mengangap bokong besar seksi
itu terserah mereka, terlepas dari apakah anda
menganggap bokong anda yang besar itu malah
memalukan.

Jika orang menganggap apa yang anda anggap


sebagai kekurangan anda sebagai hal yang indah,
itu karena mereka melihat dengan cara berbeda
dengan anda—anda ini pula yang saya maksud
bahwa selama dalam diri anda yang ada hanyalah
“keburukan” maka apapun yang orang lain katakan
dan lakukan, hanya keburukan itulah yang bisa lihat
dan rasakan. Hanya keburukan yang bisa anda
keluarkan dari kantong anda.

Anda memang bisa membeli make up  mahal


selama anda memiliki uang untuk itu, anda pun bisa
membeli baju-baju mewah dari butik-butik berkelas,
anda bisa membeli berbagai aksesoris import, anda
bisa mengecat rambut anda, menempeli wajah
anda dengan berbagai kosmetik dan seterusnya,
namun selama cara pandang anda terhadap diri
sendiri (baca: self concept   anda) belum berubah,
maka yang akan anda lihat di cermin hanyalah
wajah jelek, memalukan yang harus selalu anda
belikan berbagai perawatan mahal.

Dan tanpa anda sadari anda semakin memperbesar


rasa ketergantungan anda pada elemen-elemen
eksternal tersebut sambil di saat yang sama rasa
percaya diri dan kemandirian anda menjadi semakin
rendah.

Tidak ada komestik untuk pikiran anda, dan


terlepas dari kosmetik apapun yang anda gunakan
untuk mengolesi fisik anda, maka di pikiran anda,
anda masih orang yang sama tidak menariknya.
“Ah, tidak juga” Mungkin demikian kata salah satu
dari anda untuk berkelit, “Saya merasa jauh lebih
percaya diri dan saya memandang diri saya jauh
lebih baik setelah memakai semua kosmetik mahal
ini, kok!”

 Ya, sama seperti seorang anak kecil yang merasa


dirinya adalah Superman setelah dia memakai
Topeng Superman, demikian pula seorang di
pikiran bawah sadarnya terbangun konsep diri
bahwa dia tidak cantik kemudian berusaha merasa
diri cantik dengan bantuan kosmetik semata.

Mungkin seseorang memuji anda karena “topeng”


anda, mungkin anda pun kemudian menjadi
bangga dengan “topeng” yang anda kenakan
tersebut. Namun anda tau sendiri, jauh di dalam
diri anda ada yang berbisik, kalau anda tidak cantik,
tidak menarik dan seterusnya. Anda tau wajah asli
anda di balik topeng itu, dan anda tidak akan
pernah merasa benar-benar bahagian menjadi diri
anda selama yang anda banggakan hanyalah
topeng anda, selama anda masih bergantung pada
topeng.
Mungkin beberapa diantara anda, karena setelah
bertahun-tahun, setiap hari dan setiap detiknya
senantiasa “memakai topeng” kemudian anda
melupakan wajah asli anda sendiri, anda mulai yakin
kalau topeng tersebutlah wajah asli anda. Namun,
tetap saja di dalam diri anda terasa ada yang
kurang, ada yang kosong dan seolah ada yang
tidak beres dengan diri anda sendiri.

Topeng tersebut tidak hanya berupa make up dan


perlengkapan kosmetik lain, namun ada pula
kosmetik perilaku—yaitu anda berpura-pura
menjadi orang lain, anda berjalan, bicara dan
mengatur gerak-gerik anda sedemikian rupa
sehingga menjadi seanggun dan semempesona
mungkin, ada pula kosmetik identitas—anda
menunjukkan siapa anda dihadapan orang lain
dengan berbagai “kostum” tambahan yang akan
semakin mengukuhkan identitas yang sedang anda
buat tersebut—yang anda buat untuk menutupi
rasa tidak percaya diri anda (Si Buruk Rupa) atau
untuk membuat seseorang terkesan dan untuk
tampil lebih dibanding orang lain (Si Pesaing).
Jadi, siapa anda di balik “topeng” apapun yang
sedang anda kenakan saat ini?

Si Buruk Rupa, Si Pesaing dan Si Cantik adalah tiga


dinamika yang ada dalam diri setiap wanita—dan
anda dalam diri pria dengan ekspresi dan nama
yang berbeda, ketiganya ada dalam diri anda,
hanya saja dengan intensitas yang berbeda-beda.
Dan uniknya lagi, biasanya ketiganya saling
berinteraksi sehingga tidak jarang satu dengan
yang lain malah sulit dibedakan.

Dan satu hal yang pasti adalah, tidak satupun dari


ketiganya yang perlu dihilangkan (karena semuanya
adalah bagian diri anda yang hadir dalam hidup
anda dengan tujuan tertentu, tujuan yang bersifat
positif) hanya perlu dikelola agar mengantarkan
anda pada hal yang menguntungkan, bukan malah
mengendalikan anda ke dalam berbagai obsesi
yang bahkan tidak anda sadari.

Ketiganya mungkin memiliki latar belakang


pengalaman dan memori yang berbeda dan seolah
memiliki kebutuhan yang berbeda-beda pula,
namun jika dicari benang merahnya, ketiganya
sebenarnya sedang menunjukkan satu kebutuhan
paling mendasar dalam diri manusia, yaitu
kebutuhan untuk dicintai dan diterima.

Dan, bicara tentang kebutuhan untuk dicintai dan


diterima, tidak ada yang lebih membahagiakan
dibanding dicintai dan diterima sebagaimana
adanya kita, bukan sebagaimana yang orang lain
harapkan adalah kita. Tidak ada yang yang lebih
membahagiakan dibanding mengetahui kalau kita
dicintai dan diterima bahkan dengan semua hal
yang kita anggap memalukan dan menjijikkan
sekalipun.

Namun, bagaimana orang lain bisa menerima dan


mencintai anda sebagaimana adanya jika yang
selalu anda tunjukkan pada orang lain adalah
topeng anda, bukan diri anda sebenarnya?

Bahkan, anda sendiripun tidak akan bisa menerima


dan mencintai diri anda sebagaimana adanya jika
anda sendiri tidak berani melihat dan mengakui
siapa anda sebenarnya, kalau anda senantiasa
menyembunyikan “wajah asli” anda dari diri anda
sendiri?
Paradoks yang sering kali muncul kemudian adalah,
karena anda tidak mampu menunjukkan cinta dan
penerimaan anda terhadap diri sendiri, maka anda
akan mulai menuntut orang lain untuk memberi
anda cinta dan penerimaan yang anda butuhkan
itu. Dan bahkan yang lebih ironis lagi adalah anda
menuntut orang lain bisa mencintai dan menerima
diri anda sebagaimana adanya, tanpa perlu anda
tunjukkan siapa anda sejatinya.

Beberapa orang memang cukup berani


menunjukkan siapa dirinya sebenarnya, dan
beberapa yang lain memilih untuk terus
menyembunyikan dirinya dan hanya menunjukkan
semua kostum dan kostetik yang dia pakai semata.
Orang kedua ini, biasanya adalah orang yang
kemudian akan memiliki berbagai macam
gangguan emosional dan kecenderungan yang dia
sendiripun tidak sukai.

Lalu, apa yang membuat seseorang berani


menunjukkan siapa diri sejatinya di balik semua
topeng dan kostum yang dikenakannya?
Ada dua kemungkinan, pertama karena dia berani
menerima dan mencintai siapa dia, karena dia
merasa nyaman dengan dirinya sendiri sehingga
tidak merasa ada yang perlu disembunyikan dari
dirinya itu. Kemungkinan kedua adalah karena
orang tersebut merasa sangat nyaman dengan
orang yang ditunjukinya wajah asli tersebut.

Namun jangan salah, karena ada pula orang yang


mengatakan kalau dia sedang menunjukkan dirinya
apa adanya, menunjukkan dirinya yang beda dari
yang lain dengan alasan “gue ya gini” dengan
berbagai sikap antimainstream. Bisa jadi sikap
semacam ini hanya proyeksi dari rasa rendah diri Si
Pesaing yang merasa tidak bisa memenangkan
persaingan yang mainstream lalu dengan sengaja
menampilkan diri berbeda. Ini hanya bentuk lain
dari upaya Si Pesaing untuk memenuhi
kebutuhannya merasa spesial.
Mempercantik Tubuh
Mental Anda
Dari penjelasan mengenai wajah-wajah tersembunyi
dalam diri anda dalam bab sebelumnya, tentunya
anda sudah bisa menyimpulkan sendiri apa saja
yang termasuk dalam tubuh mental anda, apa saja
bagian psikologis anda yang mempengaruhi
penampilan fisik anda. Bagian-bagian tersebut
meliputi; memori, konsep diri, pemaknaan dan
kesadaran, yang mana keempatnya bekerja sebagai
sebuah sistem dalam satu kesatuan yang sering kali
proses kerjanya ada diluar kesadaran kita, dalam
artian semuanya berfungsi secara otomatis—
bekerja secara otomatis, itu juga berarti mereka
bekerja tanpa anda sadari.

Keempat hal tersebut merupakan “roda” yang


menggerakkan dinamika personal anda, baik secara
internal (anda dengan pemikiran dan perasaan
anda sendiri), maupun secara eksternal (anda
dengan berbagai kejadian, kondisi kehidupan dan
orang lain). Bagaimana anda bereaksi, bagaimana
anda bersikap, bagaimana anda berperilaku sangat
ditentukan oleh kondisi dan proses dalam keempat
elemen mental anda ini.

Cantik secara mental berarti cantik baik dalam


“kondisi” maupun “proses” mental anda.

Kondisi   yang dimaksud yaitu kualitas kesadaran


anda, kualitas keyakinan-keyakinan anda (belief
system) pada diri sendiri, orang lain dan kehidupan,
serta kondisi dari konsep diri anda—bagaimana
anda memandang diri anda sendiri. Sedangkan
proses   adalah bagian mental yang lebih dinamis,
bagian dari diri anda yang memproses informasi
yang didapatkan panca indera anda dalam setiap
detiknya, dan proses biasanya bekerja berdasar
bagaimana kondisi-kondisi atau struktur keyakinan
yang tersimpan dalam diri anda.

Banyak wanita yang berpikir kalau mereka hanya


perlu mempercantik wajahnya saja, hanya perlu
mempercantik bagian-bagian fisiknya saja,
sementara cenderung melupakan bagian yang lebih
mendalam, yaitu bagian mental. Jika di balik wajah
yang cantik hanya tersimpan mental yang “buruk”
biasanya lama kelamaan keburukan di dalam
tersebut akan terpancar keluar—bahkan tidak
 jarang kemudian “membatalkan” kecantikan di
tubuh fisik anda.

Mungkin dengan wajah anda yang menawan dan


tubuh yang seksi—lengkap dengan dandanan yang
indah, kemudian ada orang yang terpesona dengan
keindahan anda itu. Namun, setelah anda mulai
menunjukkan sikap, gerak-gerik dan attitude dan
behavior lain yang sama sekali tidak sebanding
dengan kecantikan fisik anda, maka jangan heran
 jika orang yang sebelumnya menganggap anda
cantik tersebut kemudian akan membatalkan
anggapannya, dan alih-alih kagum mereka malah
akan jadi geli sendiri dengan perilaku anda.

Perilaku (behavior ) dan attitude  anda biasanya


adalah proyeksi dari struktur mental anda—
behavior   adalah ekspresi eksternal atas struktur
internal dalam diri anda—dan semuanya adalah
proses alami yang diatur oleh pikiran bawah sadar,
 jadi tidak perduli sekeras apapun seseorang
berusaha “memalsukan” perilakunya—acting  agar
memunculkan kekaguman dan ketertarikan
seseorang—pada akhirnya “wajah asli” anda akan
menampakkan diri juga.

Kebanyakan perilaku kita dalam keseharian diatur


oleh pikiran bawah sadar (sub conscious mind ) kita,
karena memang itulah tugas dan fungsinya,
sehingga jangan heran jika kebanyakan orang tidak
sadar dengan apa yang dilakukannya, dengan
bagaimana caranya bereaksi terhadap seseorang
atau keadaan tertentu dan lain sebagainya.

Pembagian tugas yang dilakukan pikiran ini penting


agar kita bisa menghemat energi pikiran kita—
dengan menjadikan banyak perilaku sebagai bagian
natural dan otomatis maka kita tidak perlu lagi
banyak memikirkannya—sebab kita sudah
melakukannya “di luar otak”.

Bayangkan saja, jika untuk membuka pintu kamar


mandi saja anda perlu menghitung dulu (secara
sadar) sedekat apa anda harus berdiri di depan
pintu, berapa sudut dan jarak anda dengn pintu, ke
arah mana anda perlu memutar handle pintunya,
seberapa besar derajat putaran pintunya, seberapa
besar dorongan yang harus anda berikan ke pintu,
kaki mana yang harus dilangkahkan dulu setelah
pintunya terbuka dan detail lain yang untuk
memikirkannya saja bisa jadi memerlukan waktu
sampai setengah jam.

Namun, dalam keseharian kita membuka pintu


secara “tak sadar”, sudah ada bagian dalam diri
kita yang seolah tau benar bagaimana mengatur
proses tersebut sehingga anda bahkan tidak perlu
memikirkan lagi bagaimana cara membuka pintu,
anda bisa menyerahkan itu pada pikiran bawah
sadar anda sementara di saat yang sama mungkin
pikiran anda sedang memikirkan hal lain seperti
pekerjaan yang masih tertunda dan jadwal anda
dalam sehari itu.

Dengan pengaturan seperti ini, kita bisa memiliki


efektifitas dan performa yang jauh lebih besar
dalam kehidupan, kita bisa melakukan dan
mengalami berbagai macam hal.
Sisi buruknya kemudian—meski tidak sepenuhnya
bisa disebut buruk—pikiran bawah sadar
(subconscious mind ) kita tidak bisa yang namanya
“jaim” atau “jaga image”, sebagaimana pikiran
sadar (conscious mind ) yang bisa
mempertimbangkan bagaimana seharusnya
bersikap dengan berbagai alasan rasional, pikiran
bawah sadar lebih bersikap otomatis atau natural,
dia hanya akan melakukan berbagai hal yang
memang sudah menjadi program otomatis dalam
dirinya, entah itu buruk atau baik di mata sosial,
entah itu sikap dan perilaku yang membuat anda
nampak lebih cantik atau sebaliknya malah
membuat orang lain memandang anda demikian
buruknya.

Kalaupun sadar, biasanya kita baru sadar dengan


apa yang kita lakukan
atau setelah merasakan efek dari proses tak sadar
(unconscious processing) yang terjadi dalam diri
kita itu.
Baru setelah menyadari semua perilaku kita sendiri
kemudian kita akan “tepok jidat” sambil
mengatakan,

“Waduh! Kenapa saya tadi melakukan itu, ya?”,

Atau “Yah, seharusnya saya tadi tidak menjawab


demikian”

Dan seterusnya—yang mana semua perilaku tepok


 jidat dan celetukan ini pun keluar tanpa disadari
(juga).

Karena mengetahui bahwa perilaku manusia


kebanyakan merupakan proyeksi dari berbagai
konsepsi, kondisi dan proses pikiran bawah sadar
yang sangat “jujur”, wajar kemudian banyak yang
berusaha “mendeteksi kebohongan” dengan
membaca bahasa tubuh seseorang. Bahkan para
pakar percaya kalau hampir 90% dari proses dan
kondisi mental keseharian kita berfungsi tanpa kita
sadari, berfungsi otomatis dan begitu saja.

Karena itu, anda tidak akan bisa seterusnya


memalsukan bagaimana anda bersikap dan
berperilaku—terutama dalam kondisi-kondisi yang
tidak terduga atau mengejutkan. Dalam kondisi
yang memang sudah bisa ditebak skenarionya,
secara sadar kita memang bisa mengarang akan
bagaimana bersikap, akan bagaimana cara bicara
kita, akan bagaimana kita berjalan, akan bagaimana
ekspresi wajah dan gerak gerik kita. Namun, jika
yang kemudian terjadi justru jauh dari yang telah
kita bayangkan sebelumnya, maka yang
sebelumnya kita rencanakan pun akan berantakan
dan pada saat-saat demikian yang keluar adalah sisi
alami kita, yang masih sangat “jujur”.

Jadi, tanpa bermaksud mengecilkan hati beberapa


diantara anda, bisa dikatakan kalau kemungkinan
anda bisa memalsukan kecantikan internal anda,
memalsukan kecantikan mental yang adalah salah
satu elemen penting dari inner beauty anda sangat
kecil. Tidak seperti wajah anda yang bisa
disembunyikan borok-boroknya dengan make up
tebal, anda tidak bisa menutupi kecantikan mental
anda dalam waktu yang cukup lama, setebal
apapun anda memberi “topeng” pada wajah
mental anda, tetap akan dengan sangat mudah
kedodoran juga.

Lagi pula, jauh di pikiran bawah sadar seseorang


biasanya mereka bisa merasakan secara “intuitif”
apakah perilaku dan sikap anda itu hanya sekedar
dibuat-buat atau tidak. Mungkin mereka tidak
memiliki argumentasi logis tentang apa dan
bagaimananya, namun jauh di dalam diri mereka
seolah mereka merasa kalau, “nih orang kayaknya
acting saja, deh”.

Selain itu, matahari asli dan matahari buatan akan


sangat berbeda tingkat keterangan cahayanya—
orang yang benar-benar cantik secara mentalnya
akan memancarkan cahaya yang lebih terang yang
membuat orang lain bisa merasakan kalau semua
sikap, perilaku dan gerak gerik yang ditunjukkannya
bersifat sangat natural dan apa adanya, dan justru
hal itulah yang membuatnya mempesona.

Heartmath Institute  pernah melakukan penelitian


yang sangat fenomenal tentang vibrasi atau
getaran perasaan seeseorang dan bagaimana
getaran itu bisa dengan mudah menular pada
orang-orang di sekitar. Jika anda hanya
memperindah diri di permukaan saja –mulai dari
permukaan kulit sampai permukaan perilaku dan
sikap, maka anda tentu tidak akan nyaman menjadi
seseorang yang jelas-jelas bukan anda, apa lagi jika
anda menjadi orang yang anda tidak sukai, bersikap
dan berperilaku dengan sikap dan perilaku yang
anda tidak sukai.

Akhirnya, vibrasi ketidaknyamanan anda ini yang


akan menyebar pada orang lain – berbeda dengan
orang yang memang secara mentalnya cantik, lalu
kecantikan internal itu terproyeksikan ke permukaan
menjadi sikap dan perilaku yang juga sama
cantiknya, dan nyaman-nyaman saja dengan semua
itu. Akhirnya orang lain, selain merasakan vibrasi
kenyamannya juga terpesona dengan keanggunan
dan kecantikan bercahaya yang dipancarkannya.

Meski di bab berikutnya kita akan membahas secara


lebih mendetail mengenai tubuh energi, namun di
bab ini tetap akan disinggung sebab mental
(struktur internal; pikiran) dan energi saling
berhubungan dan mempengaruhi satu dengan
yang lainnya.
Landasan Cantik atau
Buruknya Wajah
Mental Anda

Jika ada yang bertanya pada anda kenapa anda tau


kalau anda adalah anda, apa yang anda jadikan
landasan dalam menjawabnya?

Jika ada yang bertanya kenapa anda tau apa yang


harus anda lakukan dalam momen atau saat-saat
tertentu, kenapa anda tau kalau memang itu yang
perlu anda lakukan, dan bukan hal lainnya?

Anda tentunya akan menjawab semua pertanyaan


di atas dengan berbagai argumentasi dan
penjelasan yang mendetail, namun semua
penjelasan mendetail itu didasarkan pada satu hal
saja; memori   atau berdasarkan semua data dan
informasi yang anda simpan di pikiran bawah sadar
anda.
Saat seseorang dihadapkan pada satu situasi dan
kondisi tertentu, seperti misalkan ditanya dengan
berbagai pertanyaan tadi, maka berbagai data dan
informasi tersebutlah yang akan muncul ke
permukaan dalam wujud gambaran (visual), suara-
suara (auditori) atau berbagai sensasi dan perasaan
(kinestik), lalu pikiran sadar anda merangai semua
data dan informasi yang muncul ke permukaan
tersebut menjadi satu jalinan cerita dan penjelasan
yang anda pahami dan kemudian anda sampaikan
pemahaman anda itu pada orang lain.

Pikiran bawah sadar adalah gudang memori jangka


panjang (longterm memory ), yang mana di sana
tersimpan memori sedari anda dalam kandungan
sampai detik ini, semua yang pernah anda dengar,
lihat dan alami masih tersimpan di pikiran bawah
sadar anda, namun hanya memori-memori yang
memiliki muatan emosional tinggi yang akan
terdokumentasikan dengan baik di database mental
anda, menjadi satu folder dalam rak memori yang
memang biasa anda akses dan oleh pikiran bawah
sadar anda dianggap akan anda perlukan lagi
nantinya.
Sistem pendataan atau pencatatan memori bawah
sadar ini sangat-sangat canggih, yang karena
saking cepat dan besarnya gudang memori internal
anda ini, anda sendiri pun tidak akan tau apa saja
yang tersimpan di sana.

Memori yang memiliki muatan emosional, baik itu


emosi yang menyamankan maupun menyakitkan
akan dengan mudah anda ingat, dan semakin tinggi
muatan emosional memori anda semakin mudah
anda mengingatnya.

Misalkan saja, jika anda ditanya siapa guru SMA


yang masih anda ingat, tentu yang pertama
terbayang di pikiran anda adalah guru yang
memang memiliki kesan emosional mendalam
terhadap anda – entah karena sangat galak, sangat
lucu atau sangat baik, semuanya memiliki satu
kesamaan, sama-sama memiliki muatan emosional
mendalam. Demikian pula dengan siapa mantan
kekasih yang paling anda ingat, tentu adalah
mantan yang memang memiliki kenangan terindah,
atau terburuk untuk anda.
Emosi sama seperti lem yang merekatkan memori
tertentu di permukaan gudang memori anda, dan
nantinya setiap kali anda mengambil semua
keputusan, saat anda bereaksi terhadap seseorang
atau kondisi tertentu, dan saat anda hendak
memaknai suatu hal, maka memori-memori
tersebutlah yang akan menjadi landasan utama
anda dalam menentukan pertimbangan.

Jika anda pernah memiliki pengalaman buruk


memakai satu produk kecantikan maka anda akan
cenderung menolak saat ditawari produk serupa
dengan alasan takut tertipu lagi, dan ketakutan ini
ada dalam diri anda karena ada memori terkait
yang masih tersimpan di pikiran bawah sadar.

Proses munculnya memori ke permukaan sampai


menjadi satu bahan pertimbangan dalam memaknai
dan memutuskan sesuatu sangat-sangat cepat,
dalam hitungan sepersekian detik saja – sehingga
anda cenderung tidak sadar saat mental anda yang
super canggih melakukan proses pengolahan data
ini.
Kumpulan semua memori, semua data dan
informasi yang tersimpan ini memiliki muatan
emosional karena memiliki makna, memiliki label-
label tertentu yang kemudian mengelompokkannya
ke dalam katagori-katagori tertentu dari yang
paling umum sampai paling spesifik, kemudian
kumpulan memori ini akan menjadi bahan baku
anda dalam membentuk identity , membentuk
konsep diri, membentuk siapa anda dan bagaimana
anda memandang diri anda sendiri, dan secara
tidak langsung akan membentuk bagaimana anda
memandang orang lain, kehidupan dan semua hal
yang kemudian terjadi pada anda.

Anda tau anda adalah anda karena anda memiliki


memori terkait siapa anda. Jika semua memori itu
terhapus – seperti orang yang hilang ingatan, dia
tidak akan tau siapa dirinya dan bagaimana harus
bersikap.

Dan berkaitan dengan topik buku ini, tentang


kecantikan dan kewibawaan – bukan memori apa
yang anda miliki yang akan menentukan secantik
apa memori anda, namun apa makna dan kondisi
emosional yang menempel padanya yang akan
menjadi penentu utama.

Sekali lagi, bukan memori anda, namun emosi dan


makna yang melekat pada memori itu yang perlu
anda perhatikan.

Anda mungkin saja memang memiliki memori


ditolak bekerja di sebuah perusahaan karena alasan
fisik anda. Namun, kondisi itu tidak dari sananya
bermakna baik atau buruk, andalah yang kemudian
memberinya makna dan dari makna yang anda
berikan kemudian muncul berbagai kondisi
emosional terkait yang kemudian membuat memori
bersangkutan menjadi mengesankan – entah kesan
menyenangkan atau kesan pahit.

Pengalaman berupa penolakan itu mungkin untuk


sebagian orang dimaknai atau dilabeli sebagai
penghinaan, bagi sebagian yang lain dimaknai
sebagai ujian, bagi sebagian yang lain penebusan
karma dan demikian seterusnya, yang mana
perbedaan label yang diberikan akan menentukan
perbedaan emosi yang dirasakan dan dilekatkan
terkait memori itu.
Jika memori itu dilabeli sebagai “penghinaan”
kemungkinan besar ada bagian dalam diri yang
memiliki kecenderungan seperti Si Pesaing dan Si
Buruk Rupa, yang merasa terhina, lalu pengalaman
itu akan memperkuat konsep diri sebelumnya –
entah kemudian dia menjadi semakin tidak percaya
diri karena Si Buruk Rupa dalam dirinya, atau malah
membuatnya semakin terpacu untuk melakukan
berbagai perawatan atas dorongan Si Pesaing. Dan
Si Wajah manapun yang anda ikuti, dengan
mengikutinya anda akan menjadikannya semakin
kuat.

Atau, saat seseorang mengalami pengalaman pahit


berkali-kali dan “penghinaan” terkait
penampilannya kemudian membuat Si Buruk Rupa
(yang tadinya masih sangat kecil) menjadi makin
besar dan bahkan mendominasi kepribadian
seseorang. Ditolak kerja karena secara fisik tidak
mendukung, ditolak pasangan idaman karena wajah
yang kurang cantik atau tampan, sering dibully
karena postur tubuh yang tidak propersional dan
demikian seterusnya bisa menjadi tumpukan
pengalaman yang membuat seseorang
memandang dirinya sebagai Si Buruk Rupa.

Kemudian, saat Si Buruk Rupa sudah mendominasi


dan rasa percaya diri yang sudah sangat rendah,
maka setiap kali terjadi pengalaman buruk apapun
yang kemudian disalahkan dan dijadikan penyebab
adalah kondisi fisik dan penampilannya, Si Buruk
Rupa yang kemudian memberi makna atas setiap
kejadian yang dialami, dan kemudian menjaid cara
bereaksi, dan semakin lama semua cara memaknai
seseorang dan kejadian dari perspektif si buruk
rupa ini malah akan semakin menguatkan
keberadaan si buruk rupa tersebut.

Bisa anda amati, jika sudah demikian maka


seseorang akan berada dalam lingkaran setan yang
malah akan semakin menyembunyikan sisi cantik
alami dalam dirinya – dalam semua lapisan dirinya
mulai dari fisik, energi, mental sampai spiritual.

Jadi, setelah anda membaca bab mengenai wajah-


wajah dalam diri anda, dan kemudian sekarang
membaca bab ini mengenai peran penting memori,
silahkan renungkan;
Pengalaman apakah yang membuat anda
memandang diri anda sebagaimana anda saat ini?

Jika misalkan yang menjadi landasan anda


memandang diri anda sebagai anda yang saat ini –
dalam pengertian konsep diri yang merugikan,
adalah pengalaman diabaikan pasangan (karena
fisik), anda tidak usah repot-repot untuk berusaha
menghapus memori tersebut dari otak anda. Selain
karena hal tersebut sangat sulit dilakukan, juga
karena ada cara lain yang jauh lebih bermanfaat.

Cara yang jauh lebih bermanfaat dibanding


berusaha menghapus memori tersebut yaitu
memaknainya ulang (reframming).

Anda sudah membaca sebelumnya kalau sebuah


memori tidak hanya berupa data visual, auditori
dan kinetis semata, namun setiap elemen data itu
memiliki makna (meaning) dan muatan emosional
yang mengikutinya. Dan beda pemaknaanya, beda
muatan emosionalnya, akan berbeda pula memori
tersebut mempengaruhi identity   atau self-concept 
anda.
Ditolak karena kurang cantik tidak otomatis berarti
anda memang kurang cantik, tapi makna lainnya
bisa jadi karena definisi orang tersebut tentang
cantik berbeda dengan jenis kecantikan yang anda
miliki. Atau bisa jadi penolakan yang dia ajukan
adalah sebuah pecut yang memicu anda untuk
lebih mencintai diri anda sendiri sebelum
mengungkapkan cinta pada orang lain. Bisa jadi
pula, hanya karena orang tersebut yang memang
punya selera berbeda. Sehingga yang perlu anda
lakukan bukannya menampar diri anda sendiri
karena penolakan orang lain, namun mencari orang
yang menjadikan anda sebagai definisinya tentang
cantik.

Bisa anda lihat sendiri, satu kejadian bisa memiliki


sangat banyak makna, dan masing-masing makna
akan menggiring pada kondisi emosional atau
kesan mental yang berbeda, yang kemudian akan
mempengaruhi anda di masa depan dengan cara
yang berbeda pula.

Setiap orang memang sudah cantik dari sananya,


setiap orang memiliki cahaya keindahannya sendiri-
sendiri, tapi tentu tidak semua orang bisa
melihatnya, karena itu setiap orang akan memiliki
definisi cantik yang berbeda-beda satu dengan
yang lainnya; hal ini juga berarti akan sia-sia jika
anda berusaha memaksakan keindahan yang anda
miliki di hadapan orang yang tidak menganggap
hal tersebut sebagai indah.

Dan jika karena penolakan satu orang tersebut


anda kemudian menjaid trauma, menutup diri dan
terus memperburuk diri anda (menanamkan konsep
diri negatif, memperkeruh vibrasi energi dan tidak
merawat fisik), maka anda akan semakin jauh dari
orang yang bisa jadi akan sangat mengapreasiasi
kecantikan anda, orang yang memiliki definisi
kecantikan sebagai anda seutuhnya, dan yang
semakin banyak anda alami adalah pengalaman
(internal maupun eksternal) tentang betapa
buruknya anda.

Dalam bab berikutnya akan dihadirkan workbook 


berupa kolom isian yang akan membantu anda
untuk menganalisa dan memaknai ulang
keseluruhan konsep diri anda dan elemen-elemen
pembentuknya.
Kesimpulan Pertama

Jadi sepanjang anda membaca buku ini anda


tentunya sudah paham kalau konsep tentang
“cantik” dan “karismatik” adalah konsep yang
bersifat multi perspektif. Kedua hal ini jauh melebihi
elemen fisik anda—karena di balik elemen fisik
masih ada beberapa elemen yang membentuk diri
manusia—dan bukan hanya kecantikan atau karisma
anda yang jauh lebih luas dari sekedar fisik semata,
bagaimana manusia lain mempersepsikan dan
menilai anda pun jauh hanya sekedar menggunakan
mata.

Dengan demikian, sederhananya anda bisa tampil


cantik dan karismatik secara total dengan
sepenuhnya mempercantik sistem pembentuk diri
anda (mulai dari elemen fisik, elemen energi,
elemen mental dan spiritual) agar anda bisa
dipersepsikan cantik dan karismatik bukan hanya
oleh mata fisik orang lain, namun juga dengan mata
hati mereka, yang mana hal ini memegang peranan
 jauh lebih besar.

Sebagaimana kutipan Confusius yang mengawali


buku ini, setiap orang memiliki kecantikannya
sendiri-sendiri, namun tidak setiap orang bisa
melihatnya, dan tugas anda sederhana saja,
bagaimana memancarkan kecantikan dan karisma
dalam diri anda sehingga sebanyak mungkin orang
bisa melihatnya, dan untuk melakukan itu hal yang
perlu anda lakukan adalah membersihkan permata
dari semua debu, lumpur dan kotoran yang
menempel padanya sehingga pancaran cahayanya
menjadi semakin cerah. Kotoran-kotoran tersebut
pun ada di berbagai elemen diri anda, mulai dari
fisik, energi, mental dan spiritual.

Namun, untuk mempermudah pemahaman anda


terhadap berbagai elemen tersebut, anda bisa
membayangkan sosok-sosok lain dalam diri anda
yaitu Si Buruk Rupa dan Si Pesaing yang membuat
anda tidak pernah benar-benar cantik atau
karismatik, sosok yang hanya akan mengantarkan
anda pada berbagai kebutuhan membabi buta
terhadap berbagai produk kecantikan, berbagai
program perawatan dan sejenisnya. Fakta ironisnya
adalah, anda tidak akan pernah bisa benar-benar
tampil cantik atau karismatik dengan mengikuti
kedua dorongan tersebut, sebaliknya anda akan
bisa menjadi benar-benar bercahaya saat anda
mengekspresikan kecintaan anda pada diri sendiri
bukan untuk membuat siapa-siapa menjadi lebih
rendah atau untuk membuat orang lain terkesan.

Memancarkan kecantikan dan karisma yang


membuat orang lain terkesima merupakan sebuah
upaya yang bersifat inside-out, artinya bersifat “dari
dalam ke luar”, memperindah setiap bagian diri
mulai dari bagian yang paling dalam dari diri anda,
yaitu diri spiritual anda, kemudian bagian mental,
energi lalu fisik.

Pancaran yang dihasilkan dari upaya ini bersifat


sangat membahagiakan, baik untuk diri anda
sendiri maupun orang lain, membuat anda nyaman
dengan diri anda sendiri dan pada saat yang sama
membuat orang lain nyaman dengan anda. Ini
merupakan sebuah pola yang harus anda ikuti jika
anda ingin memiliki pancaran kecantikan dan
karisma yang menawan, bukan sekedar hanya
polesan-polesan yang mudah luntur.

Pesona dan keindahan dari lapisan spiritual dalam


diri anda akan memancar seiring keterhubungan
anda dengan bagian dalam diri yang lebih tinggi
dari batasan-batasan ego anda, seiring anda
mengekspresikan cinta kasih pada diri dan
kehidupan dan dari keterhubungan anda dengan
 Yang Maha Ada, terlepas dari apapun anda
menyebut-Nya sesuai dengan keyakinan dan
agama yang anda anut.

Anda tidak lagi melakukan sesuatu demi menyaingi


atau menyenangkan orang lain, namun anda
melakukannya demi diri anda sendiri, dan anda
bahkan secara terbuka dan melatih diri untuk
mengapresiasi dan mengekspresikan keindahan
(baik kecantikan maupun karisma) orang lain, bukan
malah menjadikannya sebagai ancaman bagi diri
anda.

Pesona di lapisan mental anda akan memancar


seiring anda mulai berdamai dengan seluruh bagian
dalam diri anda yang tadinya anda benci dan
abaikan entah karena anda anggap menjijikkan,
mengerikan, jelek, lemah, memalukan dan
seterusnya. Saat anda berdamai dengan semua
bagian diri yang menyimpan berbagai memori di
masa lalu ini kemudian anda akan memiliki emosi
yang jauh lebih menyamankan dan mendamaikan,
bukan malah berada dalam konflik tidak berujung
dalam diri karena anda “membelah” diri menjadi
bagian yang anda inginkan dan bagian yang tidak
anda inginkan.

Rasa nyaman dan bahagia yang anda rasakan


secara emosional ini ini kemudian akan
mempengaruhi bagaimana anda bersikap dan
menyikapi diri, orang lain dan berbagai situasi
dalam kehidupan anda. Rasa nyaman dan damai ini
pun akan memancar dan menular pada orang lain
sehingga membuat orang lain menjadi lebih
nyaman dengan anda, dan dari rasa nyaman itu
akan membuat mereka melihat anda lebih menarik
dan menawan.
Keterhubungan anda dengan diri spiritual anda dan
kejernihan dalam lapisan mental anda kemudian
akan mempengaruhi lapisan tubuh energi anda,
membuat pancaran aura anda menjadi semakin
kuat dan indah sehingga kecerahan pancaran itu
akan kemudian terpancar secara fisik, membuat
kehadiran anda menarik dan menawan mulai dari
mata fisik sampai mata hati seseorang yang berada
di dekat anda atau berada di lingkungan pergaulan
anda, kehadiran anda bukan lagi sekedar
mempengaruhi persepsi inderawi mereka semata
namun memiliki kesan mendalam terhadap hati
mereka.

Namun tentu saja, proses ini tidak bisa selesai


dalam semalam, proses ini merupakan proses
transformatif yang mempengaruhi penampilan anda
semata namun akan sangat mempengaruhi seluruh
elemen kehidupan anda sekaligus. Atau dengan
kata lain bukan hanya penampilan anda semata
yang akan menjadi lebih cantik, namun seluruh
elemen kehidupan anda pun akan menjadi cantik
dan menawan.
Meski tidak akan selesai dalam satu malam, namun
dengan dedikasi anda akan sangat cepat bisa
melihat perubahan-perubahan dalam diri anda, dari
cara anda memandang diri sendiri sampai
bagaimana orang lain memandang anda, dan untuk
mendapatkan hasil tersebut anda bisa mengikuti
latihan dan metode yang sudah disediakan di
bagian dua buku ini.
Mempercantik
Lapisan Spiritual
 Anda

Saat pertama terlahir ke dunia, manusia memang


bisa diibaratkan seperti selembar kertas kosong, dia
masih belum memiliki konsep mental apa-apa,
bebas dari semua penilaian dan pengkotak-
kotakan, tidak membedakan mana yang indah dan
mana yang buruk, tidak memilih-milih mana yang
harus didekati dan mana yang dijauhi, dia demikian
ekspresif, mengagumi keindahan semua ciptaan
dan mengekspresikan cinta pada semua hal.

Namun seiring tumbuh semakin dewasa, manusia


mulai memiliki banyak konsep mental, manusia
mulai memilah dan memilih mana yang baik dan
mana yang tidak di sekitarnya dan bahkan dalam
dirinya sendiri. Dia mulai diinjeksikan berbagai
konsep tentang bagaimana harusnya bersikap dan
menjadi seorang seperti apa semestinya dia.

Tentu saja hal ini bukanlah hal yang buruk, meski


tidak selalu bersifat baik juga. Mengembangkan
berbagai konsep mental, keyakinan dan pola-pola
pemikiran dan perilaku tertentu akan membuat
seseorang menjadi lebih “manusiawi” dalam
tataran tertentu, membuat kita sebagai manusia
berbeda dengan binatang karena kita hidup
berdasarkan tatanan sosial bukan sepenuhnya
mengikuti insting-insting dasar semata. Sayangnya,
dalam proses ini sering kali kita juga kehilangan
banyak sifat dan pola yang seharusnya
dipertahankan dan tidak jarang menggiring kita
pada pola baru yang malah bersifat destruktif.

Saat kita masih balita kita memandang diri dan


kehidupan dengan cinta kasih dan keindahan,
tanpa membedakan sama sekali, namun seiring kita
dibekali dengan berbagai konsep tentang
bagaimana sebenarnya cantik dan menarik itu,
maka pandangan kita terhadap keindahan dalam
diri dan kehidupan mulai semakin berkurang dan
menyempit. Bahkan lebih ironis lagi, karena kita
terus menerus diberi penilaian semacam ini kita
kemudian menjadi semakin terobsesi menjadi
cantik dan menawan dalam batasan tertentu, kita
mengejar dan mengidamkan untuk menjadi cantik
dan menarik berdasar standar lingkungan dan
pengalaman kita, dan tidak jarang kita membenci
dan menolak berbagai elemen dalam diri dan
kehidupan yang berdasar standar tadi dinilai buruk.

Akhirnya, kita hidup dengan berdasar batasan-


batasan standar itu semata dan tidak lagi
mengapresiasi keindahan secara luas.

Di titik ini biasanya akan berkembang wajah-wajah


Si Buruk Rupa dan Si Pesaing, dan tidak jarang di
titik ini keadaan menjadi semakin parah saat
seseorang bukan hanya menyempitkan
pandangannya tentang keindahan namun bahkan
belajar memandang dengan kebencian terhadap
berbagai hal.

Mempercantik tubuh spiritual anda berarti


mengembalikan sifat masa kanak-kanak anda yang
memberdayakan seperti sifat balita tadi yang bebas
dari pengkotak-kotakan dan memandang segala
sesuatu dengan penuh keindahan, karena
keindahan adalah Sifat Tuhan itu sendiri. Dengan
menghubungkan diri dengan betapa indah diri,
orang lain dan kehidupan anda sedang
menghubungkan diri dengan-Nya, dengan sesuatu
yang jauh lebih besar dari batasan-batasan mental
yang tertanam dalam diri anda.

Di bagian pendahuluan, saya mengutip kalimat


Confusius yang mengatakan kalau semua sejatinya
memiliki keindahannya sendiri-sendiri, namun tidak
semua orang bisa melihatnya, dan mempercantik
diri spiritual anda berarti menjadi orang pertama
yang melihat keindahan dalam setiap hal, dan
bukan hanya sekedar melihatnya anda bahkan
mengapresiasi dan mengekspresikannya dengan
aksi nyata.

Diri Spiritual yang dimaksud dalam bab ini sama


sekali tidak membahas mengenai konsep-konsep
ketuhanan dalam konteks agama tertentu, meski
 jika anda mencoba mencari keterhubungan antara
konsep yang dibahas disini dengan agama dan
keyakinan yang anda anut, anda akan menemukan
keterkaitannya baik secara langsung maupun tidak.
Diri Spiritual yang dibahas disini merupakan
karakteristik dan kondisi kesadaran yang lebih luas
dan lebih besar dari batasan kepribadian anda
sendiri, karakteristik yang ditandai dengan sifat-sifat
mulia (bukan dalam batasan dan standar moral,
namun dalam standar nilai universal kehidupan),
dan memandang keindahan dalam setiap mahluk
(baik diri anda sendiri, orang lain dan semua hal
dalam kehidupan) merupakan salah satunya.
Kehadiran dan Kesan
 yang Ditimbulkan
Seorang Karismatik

Salah satu elemen yang akan membantu secara


signifikan menjadikan anda lebih karismatik dan
memancarkan inner beauty yang lebih kuat adalah
hadir utuh dimana pun anda sedang berada,
terutama saat anda sedang berinteraksi dengan
seseorang; saat anda sedang bercengkrama
dengan pasangan anda, hadirlah sepenuhnya di
sana bersama pasangan anda—bukan malah
membiarkan pikiran anda gentayangan ke tempat
kerja—perhatikan wajahnya dengan seksama,
dengarkan setiap kata-katanya dengan seksama
dan seterusnya. Jika anda sedang melakukan
evaluasi dengan salah satu bawahan anda, maka
hadirlah sepenuhnya di sana, bukan hanya sebagian
apa lagi seperempat, namun sepenuhnya ada di
sana, jangan biarkan pikiran anda sedang tidur di
rumah saat tubuh anda sedang berdiskusi dengan
rekan kerja anda di kantor.

Hadir sepenuhnya dan memberikan perhatian anda


seutuhnya dalam satu titik bukan hanya akan
membantu meningkatkan karisma dan kesan power
anda terhadap orang lain, namun juga akan sangat
membantu meningkatkan kreatifitas dan performa
anda dalam hal yang anda sedang lakukan itu—
yang mana hal ini akan memberi daya tarik
tersendiri pada orang-orang di sekitar anda.

Seorang yang memiliki pancaran inner beauty yang


kuat dan seorang yang memiliki karisma yang
memancar biasanya adalah orang yang dalam
dirinya terpancar kehangatan dan kekuatan
sekaligus—kehangatan yang membuat anda
merasa nyaman berada di sekitarnya atau
berinteraksi dengannya, dan kekuatan yang
membuat anda menghormati orang tersebut dan
menempatkannya sebagai otoritas bagi anda,
secara sadar atau tidak—dan baik kehangatan
maupun kekuatan tersebut merupakan hal yang
dipersepsikan orang lain dari anda dengan
mengamati gerak-gerik dan bahasa tubuh, pilihan
kata, cara bicara, cara anda bereaksi dan gestur
anda.

Saat anda sedang dalam kondisi “terbelah” dimana


tubuh anda berada di satu tempat dan melakukan
satu hal dan pikiran anda ada di tempat lain dan
melakukan hal lain, saat itu pancaran kehangatan
dan kekuatan anda pun menjadi lemah. Mari kita
umpamakan hal ini dengan cahaya matahari, panas
cahaya matahari masih sangat lemah terasa di kulit
anda saat cahayanya terpencar kesana-sini, namun
saat cahaya tersebut sifokuskan dalam satu titik
(misalkan dengan luv) maka kekuatannya jauh
bertambah dan bahkan memiliki kekuatan untuk
membakar.

Hal yang sama terjadi dengan vibrasi energi


magnetis personal anda, jika anda sedang hadir
utuh di satu tempat pada satu momen maka
keseluruhan elemen diri—tubuh fisik, tubuh energi,
tubuh mental dan spiritual—sedang berada dalam
satu titik dan akan menghasilahkan pancaran energi
yang jauh lebih besar, dibanding saat satu bagian
dengan bagian lain sedang terpisah-pisah.

Anda pastinya mengalami sendiri dalam interaksi


keseharian anda dengan orang lain, merasa saat
seseorang sepenuhnya hadir untuk anda dan saat
orang tersebut hanya “sekedar ada” di depan
anda, anda pun bisa merasakan seberapa besar
keperdulian dan perhatian yang terpancar dari
kehadirannya. Di sisi lain anda pun bisa merasakan
sendiri saat seseorang mendekati anda dan bicara
dengan anda dan sementara anda sedang
mencerna kata-katanya perasaan anda bisa
merasakan betapa kuat power orang tersebut
terhadap anda.

Ini bukan hal yang bersifat “gaib” sama sekali,


dalam pengertian ini karena pengaruh jimat atau
karena bantuan jin tertentu. Fenomena karisma dan
inner beauty ini bisa dijelaskan dari berbagai
lapisan, mulai dari lapisan psiko-fisik seseorang
sampai lapisan energi yang juga memiliki landasan-
landasan ilmiah yang jelas.
Salah satu kesalahan terbesar seseorang dalam
usahanya tampil lebih cantik, lebih menarik dan
karismatik di hadapan orang lain adalah dia selalu
berfokus pada dirinya dalam interaksi dengan
orang lain—dia berusaha tampil lebih cantik, tampil
lebih menarik, tampil lebih cerdas, tampil lebih
berkuasa, lebih berpengalaman, lebih hebat, lebih
segala-galanya sambil berharap semua itu akan
menjadikan orang lain terpukau dengan segala
kelebihan yang sedang didemonstrasikannya itu—
namun yang umumnya terjadi adalah, orang lain
akan cenderung muak dengan anda jika anda
berusaha menunjukkan semua kelebihan anda
secara berlebihan, orang lain akan merasa insecure
dan bahkan terancam dengan kehadiran anda
sehingga mereka akan cenderung berusaha
menjauh dari anda, baik secara fisik maupun psikis.

Sebuah interaksi sosial—baik antara anda dengan


orang yang baru anda temui di warung kopi, anda
dengan rekan kerja, anda dengan sahabat baik dan
bahkan anda dengan keluarga anda—adalah upaya
ego untuk menampilkan dirinya, upaya ego
mendapatkan rasa nyaman, pengakuan dan rasa
berharganya dari orang lain, dan jika yang anda
lakukan masih terus berupaya menonjolkan
kelebihan dan kehebatan anda sendiri saat sedang
berinteraksi dengan orang lain, maka kemungkinan
besar interaksi sosial tersebut (secara tidak
langsung) hanya akan menjadi panggung dimana
anda mempertontonkan insecurity anda.

Sekarang bayangkan sebuah skenario lain, dimana


anda berinteraksi dengan orang lain yang dengan
berinteraksi bersamanya anda merasa seolah anda
demikian hebat, anda demikian nyaman dengan diri
anda dan bahkan sadar dengan semua kelebihan
dalam diri anda—orang tersebut tidak berusaha
menampilkan kehebatannya pada anda, tidak
mendemosntrasikan atau mengorasikan
kelebihannya namun sebaliknya dia membuat anda
merasa kalau andalah yang hebat dan luar biasa—
melalui caranya berinteraksi dengan anda.
Bagaimana anda akan menilai orang semacam itu?
Anda akan cenderung memberinya berbagai
penilaian positif sebagai hasil proyeksi rasa nyaman
anda berada bersamanya.
Orang yang biasa kita anggap memiliki karisma dan
daya tarik besar biasanya adalah orang yang
kehadirannya membuat kita merasa bangga dan
nyaman terhadap diri sendiri.

Tentu saja, orang tersebut tidak perlu dan tidak


harus memberikan berbagai pujian klise dan kering
yang justru akan membuat kita merasa aneh sendiri,
orang tersebut membuat anda merasa nyaman,
bangga dan mendapat pemuasan untuk ego anda
hanya dengan hadir sepenuhnya di momen
tersebut untuk anda—dan anda bisa mengetahui
hal tersebut dari cara bicara, pilihan kata, gerak-
gerik, bahasa tubuh dan seterusnya.

Dengan kata lain juga, anda bisa melatih diri anda


menjadi orang seperti itu, orang yang memberi
orang lain rasa nyaman dan bangga terhadap
dirinya sendiri, membuat ego orang lain
mendapatkan berbagai macam pemuasan dan
bukannya malah merasa terancam. Dan untuk
menjadi orang seperti itu anda hanya perlu hadir
sepenuhnya bersama siapapun anda sedang
berada di satu momen, dan kecerdasan pikiran
bawah sadar anda akan mengurus sisanya, tanpa
perlu anda kawatirkan.

Saat kita hadir sepenuhnya untuk orang lain,


memberi perhatian kita seutuhnya pada orang
tersebut saat berada bersamanya, maka orang
tersebut akan merasa kalau kita memberinya
perhatian, dan merasa mendapat perhatian adalah
salah satu kebutuhan ego yang sangat besar, saat
itu orang lain yang anda ajak berinteraksi juga akan
merasa mendapatkan “ruang” untuk
mengekspresikan dirinya—semakin anda
mendengarkan maka dia akan bicara lebih banyak
tentang dirinya, dan ini akan menggiring dia untuk
merasa kalau anda membuat dia merasa ada dan
berharga.

Tapi tentu saja, untuk bisa memberi perhatian pada


orang lain, untuk bisa membuat orang merasa
berharga, untuk bisa memberi orang lain ruang
untuk mengekspresikan dirinya, anda perlu
membebaskan diri dari insecurity yang akan
membuat anda mengemis-ngemis perhatian dan
membuat anda merasa perlu memamerkan semua
kehebatan anda untuk mendapatkan pengakuan
tersebut. Dengan kata lain anda perlu memperbaiki
dulu konsep diri anda, anda perlu memandang diri
anda dengan rasa nyamand an bangga yang karena
semua kebutuhan anda tersebut sudah terpenuhi,
anda tidak perlu meminta pemenuhan dari orang
lain.

LATIHAN

1. Saat anda sedang berinteraksi dengan orang


lain, seberapa besar perhatian yang anda
berikan padanya dalam momen tersebut jika
dinilai dengan skala 1 sampai 10 dimana 1
sangat rendah dan 10 sangat tinggi?

2. Mulai sekarang cobalah untuk memberi


orang lain perhatian penuh saat anda
berinteraksi dengannya, perhatikan setiap
elemen interaksi anda dengannya, seperti
elemen visual [bagaimana ekspresi wajah,
gerak tubuh dan kontak matanya], elemen
auditori [perhatikan pilihan kata, intonasi
suara dan perubahan-perubahan yang terjadi
dalam intonasinya itu], elemen kinestetik
[perhatikan bagaimana perasaan anda saat
berinteraksi dengannya], dan elemen
olfaktory [aroma].

3. Saat berinteraksi dengan orang lain, apakah


anda benar-benar mendengarkan apa yang
orang lain bicarakan atau malah anda sibuk
mendengarkan suara-suara di dalam kepala
anda sendiri? Mulai sekarang, cobalah
berinteraksi dengan orang lain dengan
memfokuskan perhatian anda pada apa yang
orang tersebut sampaikan, bukan pada
suara-suara di kepala anda sendiri.

4. Setelah melakukan interaksi dengan


kesadaran dan kehadiran penuh seperti ini,
perhatikan perubahan-perubahan yang anda
rasakan dalam diri dan dalam interaksi
bersama dengan orang tersebut.
The Art of Power

Wanita yang memiliki inner beauty   dan pria yang


memiliki karisma sebenarnya memiliki satu benang
merah yang sama dalam diri mereka, mereka
memiliki vibrasi yang menunjukkan kekuatan
mereka terhadap orang lain. Banyak hal yang biasa
dijadikan landasan penilaian power seseorang,
mulai dari elemen-elemen permukaan seperti
kedudukan, status sosial, kekayaan dan seterusnya,
sampai pada elemen-elemen yang sifatnya lebih
mendalam sekaligus lebih halus seperti bahasa
tubuh, cara bicara dan berbagai sinyal yang
dikirimkan orang tersebut dalam interaksi sosialnya
bersama orang lain.

Namun ada satu benang merah yang biasa menjadi


ciri seseorang dianggap memiliki power sehingga
membuatnya tampil lebih karismatik. Hal tersebut
adalah dampak yang ditimbulkannya terhadap
orang lain, dampak yang membuat orang tersebut
melekat di hati orang yang diajaknya berinteraksi.
Tentu dampak dan kesan yang ditimbulkan inilah
yang kemudian akan membuat orang lain
mempersepsikannya sebagai karismatik atau
memiliki inner beauty yang besar.

Kesan mendalam yang anda timbulkan dalam diri


orang lain bisa dimunculkan dengan menjadi orang
yang hadir dan memberi perhatian penuh pada
orang lain, namun selain itu anda bisa mengatur
bagaimana vibrasi energi yang anda pancarkan
untuk mendatangkan kesan mendalam tersebut.
Dan energi yang terpancar dari dalam diri anda ke
orang lain atau lingkungan anda tersebut berasal
dari bagaimana kondisi mental anda dalam momen
tersebut, dan yang lebih dalam lagi berasal dari
pola-pola energi yang lebih mendalam dan
membentuk konsep diri anda.

Mengatur bagaimana anda menyebarkan energi


anda dalam momen tersebut dengan mengatur
bagaimana kondisi psikofisik anda saat itu bukanlah
hal yang sulit sama sekali, namun untuk mengatur
bagaimana pola energi anda yang sudah terpatri
dan mengakar dalam-dalam menjadi konsep diri
memerlukan usaha yang lebih besar dan tentu saja
lebih konsisten.

LATIHAN

Berikut latihan yang bisa anda pergunakan dalam


mengatur bagaimana kondisi mental anda dalam
satu momen untuk menyebarkan energi yang lebih
memberdayakan untuk anda.

1. Sebelum anda mulai melakukan interaksi


dengan orang lain, lakukan rileksasi sederhana
dengan cara berikut; tarik nafas panjang melalui
hidung, lalu hembuskan dengan cepat melalui
mulut, ini akan melemaskan ketegangan-
ketegangan di tubuh dan mental anda secara
signifikan, kemudian bernafaslah secara natural
namun sadari keluar dan masuknya nafas anda.

2. Presence dan Centering. Saat anda mengalami


sebuah interaksi dengan merilekskan diri anda,
sebenarnya anda sedang melakukan centering
atau pemusatan keseluruhan sistem energi
anda dalam satu titik, dan anda bukan hanya
perlu melakukannya di awal interaksi namun
anda perlu melakukannya di sepanjang
interaksi, dan untuk tetap berada dalam kondisi
centering seperti itu anda hanya perlu menjaga
fokus dan perhatian anda pada momen saat ini,
membiarkan kelima indera anda
memperhatikan apa yang sedang ada saat ini
[diri anda sendiri, kata-kata orang lain,
keberadaan orang lain di depan anda dan hal-
hal yang memang ada di depan anda, bukan
yang ada di kepala anda]

3. Hentikan ekspektasi dan asumsi yang berputar-


putar di kepala anda. Selama interaksi
berlangsung biasanya kita dipenuhi dengan
berbagai macam ekspektasi dan sumsi
terhadap bagaimana interaksi tersebut
seharusnya  dan tidak seharusnya  berjalan,
akhirnya tidak jarang kita terjebak dalam asumsi
dan ekspektasi kita sendiri lalu lupa
memperhatikan orang yang sedang kita ajak
berkomunikasi.
4. Menularkan energi yang menyamankan.
Sebagaimana dibahas dalam bab mengenai
inside-out beauty, bahasa tubuh, cara bicara
dan berbagai pola komunikasi anda sebenarnya
adalah proyeksi dari kondisi mental anda, yang
secara halus pasti tetap ditangkap oleh pikiran
bawah sadar orang lain dan memunculkan
“kesan mental” tertentu dalam diri mereka.
Berdasarkan prinsip tersebut, maka hal yang
perlu anda lakukan adalah biarkan diri anda
memasuki kondisi mental tertentu yang anda
perlukan sebelum berinteraksi dengan orang
lain [penuh percaya diri, rileks dan nyaman,
kondisi penuh kuasa dan wibawa], dan caranya
pun sangat sederhana; pertama bayangkan
dalam kepala anda akan bagaimana gerak-gerik
anda saat anda berinteraksi dengan kondisi
mental tersebut, perhatikan bagaimana cara
anda berjalan, bagaimana posisi tubuh anda,
bagaimana pola nafas anda, bagaimana cara
bicara anda intonasi anda, bagaimana ekspresi
wajah anda dan seterusnya. Dan sambil anda
membayangkan hal tersebut dalam kepala
anda, biarkan tubuh anda menjadi seperti itu,
dan biarkan kondisi mental anda ikut terbawa
ke dalam kondisi tersebut, lalu biarkan diri anda
bernafas, berjalan, duduk dan mengulangi
gestur yang tadi anda bayangkan tersebut,
sampai anda mendapat feel   yang anda
inginkan, sampai anda berada di “zona
karisma” yang anda inginkan. Setelah anda
berada di sana, pertahankan hal tersebut.
Kecantikan dan
Kewibawaan Sebagai
Sebuah Konsep yang
Dibentuk Vibrasi
Rasa

Kecantikan adalah sebuah ide, ide yang terbentuk


di pikiran anda dan orang lain karena beberapa
pemicu, yang mana pemicu-pemicu tersebut sering
kali bekerja di pikiran bawah sadar. Sekali lagi, hal
pertama yang perlu anda catat adalah, kecantikan
merupakan sebuah ide. Dan hal kedua yaitu, ide
tersebut terbentuk karena satu atau beberapa
pemicu. Jadi, anda bisa menjadi cantik, berwibawa
dan mempesona setelah anda berhasil memicu hal-
hal yang akan membantu proses terbentuknya ide
atau konsep bahwa anda cantik dan berwibawa
dalam diri anda sendiri dan orang lain.
Lalu, apakah yang memicu terbentuknya ide atau
konsep bahwa seseorang itu cantik dan berwibawa?

Sederhana saja, manusia membentuk sebuah ide


atau konsep di pikirannya berdasarkan data dan
informasi yang diterimanya dari faktor eksternal;
apa yang dilihat, apa yang didengar dan apa yang
dirasakannya, termasuk apa yang dikecap dan
dicium juga. Sebenarnya prinsip universal ini sudah
diketahui oleh semua orang, itulah alasannya
kenapa banyak orang kemudian menghias dirinya,
memperindah tampilan visualnya agar lebih
menarik untuk dilihat. Beberapa bahkan sampai
belajar bagaimana bicara yang indah dengan nada
dan kata-kata yang indah juga. Belum lagi parfum
yang digunakan untuk memicu terbentuknya
konsep bahwa anda cantik, menarik atau
berwibawa.

Namun, kekeliruannya adalah, banyak orang yang


bergantung pada elemen-elemen tersebut seakan
elemen itulah satu-satunya faktor yang
mempengaruhi terbentuknya sebuah konsep dalam
pikiran seseorang. Tidak heran jika kemudian
banyak orang tetap tidak tampil menarik terlepas
dari seoptimal apa dia telah menghias dirinya.

Lalu, apa elemen terkuat yang akan mempengaruhi


proses terbentuknya sebuah konsep dalam pikiran
seseorang?

Faktor terkuatnya adalah perasaan atau emosi


seseorang. Emosi jauh lebih kuat dari logika dan
setumpuk konsep yang dibentuk oleh pikiran sadar.
Sedangkan, emosi atau perasaan adalah sesuatu
yang sifatnya sangat halus, yang dalam
mempengaruhinya tidak semudah mempengaruhi
panca indera seseorang. Anda bisa secara langsung
mengirim data melalui mata dengan penampilan
visual, anda bisa langsung mengirim data auditori
dengan bagaimana anda bicara dan pilihan kata
yang anda gunakan. Namun, anda tidak bisa
mengirimkan sensasi emosional atau perasaan
tertentu semudah dan se-direct elemen
penginderaan tersebut.

Memang, perasaan terbentuk dari hasil data


penginderaan, dan inilah hal yang sangat diyakini
oleh aliran Psikologi Kognitif Behavioral. Namun,
dalam sangat banyak konteks, sering sekali sensasi
emosional dan perasaan sudah terbentuk jauh
sebelum mata melihat dan telinga mendengar, dan
sensasi emosional yang sudah terbentuk malah
tidak bisa begitu saja berubah melalui data yang
dikirimkan oleh mata, telinga, kulit, lidah dan
hidung anda.

Misalkan saja, pernahkah anda bertemu seseorang


baru di tempat umum dan tiba-tiba merasa sangat
nyaman dan tertarik pada orang tersebut? Padahal
mungkin setelah anda perhatikan dia tidak memiliki
penampilan visual dan cara bicara yang
menunjukkan kecantikan atau kewibawaan. Namun
tetap saja, ada daya tarik yang anda rasakan sangat
kuat dari diri orang tersebut yang membuat anda
demikian terpesonanya.

Sebaliknya, ada orang yang baru saja anda temui,


belum anda kenal, belum anda ajak bicara dan baru
anda lihat sambil lalu saja, namun entah kenapa
anda sudah merasa tidak sreg, merasa tidak
nyaman, kesal dan bahkan antipati terhadap orang
tersebut.
Apa yang melandasi fenomena-fenomena tertarik
dan benci dalam hitungan detik ini?

Di sisi lain, mungkin anda menjadi tertarik pada


seseorang yang anda anggap cerdas, itu tentunya
setelah anda mendengar banyak kata-kata orang
tersebut yang menunjukkan kecerdasannya. Atau
anda merasa tertarik pada orang dengan
penampilan tertentu, itu tentu karena
penampilannya yang sudah anda perhatikan.

Namun dalam dua contoh daya tarik dan antipati


yang disampaikan sebelumnya terjadi dalam kurun
waktu yang sangat cepat, bahkan jauh sebelum
anda mendengar dan melihatnya.

Ini berarti ada elemen atau prinsip tertentu yang


bersifat jauh lebih kuat dibanding berbagai data
dan informasi yang bisa ditangkap oleh panca
indera. Ada satu power yang daya pengaruhnya
 jauh lebih kuat dalam membentuk rasa suka dan
tidak suka dalam diri seseorang dibanding hanya
sekedar penampilan dan kata-kata.
Elemen power tersebut bisa dijelaskan dari sangat
banyak perspektif, yang banyak diantaranya bisa
anda baca dalam Buku Hitler Effect dan Mind
Hacking Protocol, namun khusus dalam konteks
pembahasan buku ini, yang baru untuk pertama
kalinya saya bahas, elemen yang dimasud adalah
vibrasi perasaan anda dan pengaruhnya terhadap
diri anda, maupun orang lain.

 Ya, perasaan anda memiliki vibrasi energi yang bisa


mempengaruhi bagaimana anda memandang diri
anda sendiri dan kemudian menyebar jauh ke luar
diri anda dan mempengaruhi orang lain yang
sedang atau akan anda jumpai, dan bahkan orang
yang sudah anda jumpai sebelumnya. Seperti
matahari yang sinarnya bersinar jauh melampaui
batasan fisiknya, lalu meninggalkan sangat banyak
 jejak dan pengaruh untuk semua yang disinarinya,
demikian pula halnya dengan pribadi perasaan
anda bisa bersinar sangat jauh melampaui tubuh
fisik anda dan kemudian akan meninggalkan kesan
dan pengaruh mendalam untuk orang yang terkena
pancaran vibrasi emosional anda itu.
Dalam pembahasan sebelumnya telah disinggung
bagaimana vibrasi perasaan seseorang bisa
dirasakan oleh orang yang baru dijumpainya
sehingga menimbulkan rasa suka atau sebaliknya
tidak suka secara mendadak, bahkan sebelum
orang tersebut mengenalnya. Ini juga menjelaskan
kenapa seseorang merasa nyaman, merasa tertarik,
merasa kesal dan sebagainya pada orang yang
sedang ada di sekitarnya karena pengaruh vibrasi
perasaan ini.

Bahkan, jauh sebelum anda bertemu dengan


seseorang pun dia bisa membuat orang lain
merasakan vibrasi perasaanya itu.
Mempercantik Tubuh
Energi Anda
Dalam ilmu modern, yaitu Fisika, melalui rumusan
terkenal Albert Einstein dinyatakan bahwa semua
yang ada di alam semesta ini sejatinya adalah
energi, ada energi yang memadat menjadi materi
(energi yang sudah sangat padat dan memiliki
bentuk tertentu, misalkan tubuh anda dan buku
yang anda baca ini) dan ada yang masih tetap
berwujud energi (mulai dari energi yang dipelajari
dalam dunia Fisika seperti energi gravitasi, energi
surya, energi listrik, energi electromagnetik sampai
energi yang dipelajari dalam dunia metafisika
seperti energi tenaga dalam, energi penyembuhan
dan lain sebagainya).

Tubuh anda pun adalah energi dengan tingkat


kepadatan tertentu. Tubuh fisik anda adalah energi
yang sudah memadat menjadi materi sehingga
memiliki massa, ukuran, bentuk dan batasan ruang-
waktu, sedangkan tubuh mental anda adalah energi
yang masih sangat halus dan tidak terbatas oleh
ruang dan waktu. Kemudian, ada jenis energi yang
dalam konteks buku ini disebut dengan “Tubuh
Energi” anda yang lebih halus dari tubuh fisik anda,
namun lebih kasar dibanding tubuh mental anda.
Tubuh energi ini ibarat “jembatan” yang
menghubungkan tubuh fisik dan tubuh mental.

Setiap bagian tubuh manusia, mulai dari tubuh fisik,


tubuh energi dan tubuh mental bekerja sebagai
satu kesatuan sistem yang saling mempengaruhi
satu dengan yang lain. Tubuh fisik anda bisa
mempengaruhi aliran energi tubuh energi anda,
dan bisa mempengaruhi tubuh mental anda,
demikian pula tubuh energi anda bisa
mempengaruhi tubuh fisik dan tubuh mental anda,
sebagaimana juga tubuh mental bisa
mempengaruhi tubuh fisik dan tubuh energi anda.
Meski satu dengan yang lain saling mempengaruhi,
namun tingkat kekuatannya berbeda-beda.

Menjadi cantik dan berwibawa—sebagaimana


dikatakan dalam bab-bab sebelumnya—berarti
menjadi cantik di berbagai lapisan tubuh anda,
termasuk di dalamnya lapisan tubuh energi anda
ini. Dan, percaya atau tidak kondisi tubuh energi
anda, medan energi dalam diri anda bisa sangat
mempengaruhi bagaimana tampilan tubuh fisik
anda dan mempengaruhi kondisi mental anda
secara sangat signifikan. Tubuh fisik bisa
dipercantik melalui perawatan, make up, dan
berbagai upaya lain yang biasa anda lakukan di
salon kecantik dan beauty clinic , sementara
mempercantik tubuh mental anda bisa anda
lakukan dengan membentuk citra diri (self image)
baru yang “berwajah cantik”, sedangkan untuk
mempercantik tubuh anergi anda, anda perlu
melakukan pendekatan khusus—pendekatan
langsung, yang akan mempercepat prosesnya.

Meski demikian, bukan berarti pula mempercantik,


merawat dan memperkuat tubuh energi anda
adalah hal yang terpisah dengan bagian tubuh
yang lain (fisik, mental dan spiritual), sebab (sekali
lagi) keseluruhan elemen tubuh ini merupakan satu
kesatuan sistem yang satu dengan yang lain saling
mempengaruhi. Dengan demikian, kondisi mental,
fisik dan spiritual anda juga mempengaruhi tubuh
energi anda dalam tataran tertentu, dan demikian
pula sebaliknya, sehingga juga pendekatan untuk
memperindah tubuh energi anda tidak akan jauh
berbeda dengan bentuk lahtihan pengkondisian
mental dan fisik.

Medan energi dalam diri manusia sering kali


diasosiasikan dengan Aura. Namun, yang disebut
dengan aura ini bukanlah tubuh energi anda, hanya
pancaran dari tubuh energi anda. Jika tubuh energi
anda ibarat api, maka aura anda ibarat panas yang
dikeluarkan api tersebut. Tubuh energi manusia,
medan energi yang menghidupi manusia ini dikenal
di berbagai kebudayaan, misalkan di India dalam
tradisi Yoga disebut dengan Prana, sedangkan di
China disebut dengan Chi .

Anda mungkin bisa mengamati ada orang yang


nampak sangat cantik secara fisik, wajahnya bisa
dikatakan sangat menarik lengkap dengan make up
dan kosmetik yang menjadikannya nampak lebih
indah. Namun, entah kenapa seolah orang tersebut
memiliki “cahaya yang redup” sehingga membuat
daya tariknya berkurang, membuatnya nampak
“pucat” dan seperti ada yang kurang dari
penampilan orang tersebut. Ini menandakan tubuh
energinya yang lemah sehingga malah
“memperburuk” tampilan tubuh dan wajah fisiknya.
Namun ada tipe orang tertentu yang secara fisik
mungkin biasa saja, namun seolah orang itu
memiliki cahaya dan vibrasi yang membuat nampak
begitu menarik dan indah, ini pun menandakan
kualitas dan kuantitas di tubuh energinya yang baik.

Beberapa orang menyebut tubuh energi dan vibrasi


energi manusia ini sebagai daya magnetis (personal
magnetism) seseorang yang memiliki kekentalan
dan luas pancaran yang berbeda-beda satu dengan
orang yang lainnya. Kuat atau lemahnya daya
magnetis seseorang ini sangat mempengaruhi
seberapa menarik dan karismatik orang tersebut di
mata orang lain, dan seberapa nyaman orang
bersangkutan bersama dengan dirinya sendiri.

Ada banyak faktor yang mempengaruhi daya


magnetis seseorang, mulai dari berbagai keyakinan
(belief-system) yang dimiliki, kebiasaan-kebiasaan
serta cara hidup orang bersangkutan, lingkungan
hidup dan pergaulan, pola makan dan pola tidur,
bahkan sampai pada bacaan dan tontonan serta
berbagai informasi yang dikonsumsi melalui
internet. Hal ini tidak terlepas dari pengaruh semua
pemikiran, perasaan, informasi yang dikonsumsi
dan pola hidup terhadap masing-masing Chakra.

Chakra adalah sebuah konsep yang berasal dari


 jaman India kuno, sebuah hasil eksplorasi dari para
Rsi dan Yogi dari jaman dulu dan masih memiliki
relevansi yang sangat tinggi dengan jaman modern
sekarang ini. Manusia memiliki 7 chakra utama
dalam dirinya yang menjadi pusat energi, yang
berfungsi menerima aliran energi dari dunia
eksternal dan menyalurkannya kembali ke seluruh
lapisan diri. Chakra-chakra ini bisa diibaratkan
sebagai sebuah bendungan yang mengelola
penerimaan dan penyaluran energi, sedangkan
sungai-suangainya adalah Nadi   atau jalur-jalur
energi dalam diri manusia.

Chakra juga merupakan “gudang informasi”,


dimana dalam ketujuh chakra ini semua memori,
pengalaman dan kesan mental yang pernah kita
terima dan alami dalam kehidupan masih
tersimpan, yang kemudian entah menyebabkan
aliran energi dari dan ke seluruh chakra menjadi
semakin lancar atau malah sebaliknya menjadi
tersumbat dan mengalami imbalance.

Setiap hal yang kita pikirkan, konsep diri yang kita


miliki, keyakinan-keyakinan dan nilai-nilai yang kita
 jadikan pegangan, keputusan yang kita ambil,
emosi yang kita rasakan, cara berpikir kita dan
semua hal yang kita lakukan dalam kehidupan akan
“mengental” secara perlahan jika diulang secara
terus menerus, dan setelah semua pemikiran,
perasaan dan perilaku itu mengalami pengentalan
maka akan terbentuk menjadi pola-pola tertentu
yang “terekam” di masing-masing chakra yang
sesuai.

Karena cakra mempengaruhi dan mengalirkan


energi ke seluruh lapisan tubuh kita—mulai dari
tubuh fisik, energetik, mental dan spiritual—maka
pola yang terbentuk di cakra pun akan sangat
mempengaruhi bagaimana kondisi kesehatan fisik
kita, bagaimana kualitas kebahagiaan kita,
kestabilan emosi, sebaran vibrasi energi dan aura,
serta tentu saja tingkat kesadaran spiritual kita.
Dengan kata lain, selain menentukan akan
senyaman anda dengan diri dan kehidupan anda
sendiri, kualitas pola-pola energi di cakra anda juga
akan menentukan akan senyaman apa orang lain
dengan anda, dan tentu saja akan menentukan
akan bagaimana mereka memandang anda dan
akan bagaimana mereka memperlakukan anda.

Jadi, dengan kata lainnya lagi, jika anda mengalami


“gangguan” dalam fisik anda yang membuat anda
memandang diri anda “buruk rupa”, anda
mengalami berbagai kondisi emosional dan kondisi
mental yang membuat anda merasa tidak nyaman
dengan diri anda sendiri dan membuat orang lain
 juga tidak memperlakukan anda sebagaimana
mestinya, hal yang perlu anda lakukan adalah
memperbaiki pola-pola energi anda, memperbaiki
vibrasi yang disebarkan tubuh energi anda dengan
langsung melakukan perbaikan tersebut di titik-tik
pusat energi, yaitu di ketujuh cakra anda.
Tentu saja, dalam buku ini anda tidak akan
diajarkan untuk melakukan berbagai ritual aneh-
aneh, tidak ada hal-hal mistis apa lagi berbau
klenik, dalam buku ini anda akan diajarkan untuk
melakukan semua “perbaikan” tersebut di level
yang paling fundamental dan akan menyentuh
keseluruhan aspek dalam diri anda; anda
melakukan satu hal yang akan meningkatkan
kualitas di lapisan fisik, energi, mental dan
emosional serta lapisan spiritual sekaligus.
 LATIHAN 

Dalam latihan berikut, anda akan belajar bagaimana


memperkuat tubuh energi anda sedikit demi sedikit
dan mengharmoniskan aliran energinya,
membersihkan setiap sumbatan yang dimilikinya.

Latihan pertama adalah latihan menyadari tubuh


anda sendiri—karena mengejutkannya banyak
orang yang demikian sibuk dengan aktifitas
hariannya sampai-sampai lupa dengan tubuhnya
sendiri dan bahkan “lupa bernafas”—kebiasaan ini
merupakan kebiasaan yang tidak memberdayakan
sebab tanpa anda sadari pula tubuh fisik dan
mental anda bisa terkondisikan dalam pola-pola
merugikan yang semakin memperlemah dan
memperburuk tubuh energi anda, oleh karenanya,
dengan latihan body awareness   atau kesadaran
terhadap tubuh (fisik) ini akan memberi perhatian
lebih pada tubuh anda dalam interval waktu yang
lebih sering, dan menyadari setiap sensasi yang ada
di tubuh anda.
Namun hal paling penting yang perlu anda lakukan
bukanlah sekedar menyadari saja (menyadari nafas,
menyadari wajah, leher, bahu, perut, dan bagian
tubuh lain) namun menyadari tanpa penilaian. Saat
anda menyadai tubuh dan mental anda dengan
penilaian tertentu, maka hal tersebut akan kembali
membuat pola-pola energi yang bisa jadi tidak
bermanfaat, dan sebaliknya dengan kesadaran
tanpa penilaian anda akan membiarkan aliran
energi di tubuh anda untuk mengalir sebagaimana
adanya, untuk mengharmoniskan dirinya sendiri
tanpa interupsi pikiran kita, sebab energi memiliki
sistem kecerdasan sendiri yang jauh melampaui
kecerdasan kognitif manusia.

Latihan body awareness ini sederhana saja, yaitu;

Setidaknya setiap satu atau dua jam sekali alihkan


fokus anda dari segala aktifitas fisik dan mental
untuk menyadari bagian tubuh dan nafas anda.
Sadari bagaimana udara masuk dan keluar melalui
nafas anda apa adanya, lalu sadari setiap bagian
tubuh anda, seperti misalkan;

• Wajah
• Leher
• Kedua bahu
• Kedua tangan
• Perut
• Selangkangan
• Paha dan kaki
• Punggung dan leher belakang
• Posisi tubuh anda
• Sadari setiap sensasi di tubuh anda
(ketegangan, rasa gatal, rasa hangat
atau dingin, rasa berat dan sensasi
lain di bagian tubuh anda yang
muncul dan tenggelam terus
menerus).

Jika terasa tegang silahkan kendurkan otot-ototnya


dan kemudian sadari setiap sensasi di wajah anda,
 jangan memberinya penilaian dan pemaknaan apa-
apa, cukup diperhatikan saja.

Jika anda terbiasa dengan latihan merileksasi dan


menyadari tanpa penilaian ini, maka anda secara
tidak langsung akan membangun kebiasaan untuk
membentuk pola-pola psikofisik yang melancarkan
sekaligus memperkuat sistem di tubuh energi anda.

Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, chakra anda


merupakan “gudang memori” anda, yang
menyimpan setiap pola emosional, pemikiran dan
perilaku yang entah memunculkan sumbatan atau
mengharmoniskan keseluruhan sistem dalam diri
anda, dan reaksi dari pola-pola yang terbentuk
tersebut akan sangat terasa di tubuh fisik anda, dan
 juga muncul di tubuh mental anda sebagai
pemikiran dan kondisi emosional yang terus
menerus muncul berulang-ulang.

Lalu bagaimana mengharmoniskannya?

Sama seperti latihan body awareness tadi—dan


latihan body awareness tadi merupakan persiapan
untuk latihan ini—yaitu dengan menyadari tanpa
menilai, membiarkan sistem kecerdasan energi
anda mengharmoniskan dirinya sendiri, tugas anda
hanya menghentikan interupsi pikiran yang bisa jadi
hanya menghambat saja.
1. Awali latihan dengan merilekskan tubuh dan
pikiran anda dengan latihan body awareness
sebelumnya.
2. Setelah anda melakukan relaksasi, ucapkan
afirmasi berikut sebanyak 3-5 kali;
“Aku meniatkan untuk mengharmoniskan
seluruh bagian dalam diriku”
3. Fokuskan perhatian anda pada chakra-chakra
anda, mulai dari chakra dasar (terletak di
sekitaran pertengahan lubang anus dengan
kelamin), chakra visudhi (sekitar 3 jari di
bawah pusar), chakra pusar (sekitar belakang
pusar), chakra jantung, chakra tenggorokan
(sekitar bawah jakun), chakra kening
(pertengahan kedua alis) dan chakra
mahkota (sekitar ubun-ubun).
4. Anda hanya perlu memperhatikan titik-titik
sekitar chakra tersebut dan perhatikan tanpa
memberi penilaian atau pemaknaan apa-apa.
5. Perhatikan pula sensasi-sensasi lain di sekitar
tubuh yang muncul di sekitar chakra
tersebut, perhatikan sensasinya tanpa
memberi penilaian dan pemaknaan juga.
6. Setelah anda selesai, perhatikan seberapa
besar anda merasa lebih damai dan tenang,
lalu ucapkan terimakasih pada diri anda
sendiri sebelum mengakhiri latihan ini.

Latihan ini memiliki dampak yang sangat besar bagi


keseluruhan sistem psikofisik anda, mulai dari
improvisasi kesehatan fisik, membiasakan diri
berada dalam kondisi-kondisi emosional yang
mendamaikan, membuat pikiran anda lebih kreatif,
cemerlang dan kemampuan problem solving  yang
lebih besar, dan masih banyak lagi manfaat lain.
Jika anda tertarik untuk mempelajari metode
meditasi pengharmonisan chakra yang berasal dari
metodelogi Tantra kuno ini anda bisa bergabung
dalam group khusus Meditasi Tantra dimana anda
akan mendapatkan penjabaran materi yang lebih
detail dan panduan meditasi tahap demi tahap.
Konsep Diri,  Persona
dan Sisi Gelap Anda

Setelah membaca tentang “wajah-wajah”


tersembunyi dalam diri anda, anda tentu mendapat
gambaran sederhana mengenai bagian-bagian
dalam diri yang tadinya bersifat unconscious atau
berfungsi tanpa anda sadari, yang mana kesemua
itu merupakan bagian dari konsep diri anda, dan
konsep diri anda adalah driver yang mengendalikan
kepribadian anda seperti supir yang mengendalikan
dan mengemudikan mobil yang anda tumpangi.
Sehingga sangat penting kemudian untuk tau siapa
yang menjadi supir anda dan bagaimana dia akan
mengemudikan mobil anda, jika bukan anda sendiri
yang mengendalikannya.

Konsep diri atau self image adalah bagaimana anda


melihat, mendefinisikan dan menggambarkan diri
anda, dan dari gambaran tersebut kemudian akan
muncul ingin menjadi orang seperti apa anda (ideal
self) dan dari gambaran diri ideal yang anda bentuk
tersebut, selalu akan muncul gambaran diri di balik
gambaran yang anda sadari, gambaran diri yang
mungkin anda tidak tau keberadaanya dalam diri
anda namun sangat mempengaruhi anda,
gambaran ini disebut dengan shadow self atau sisi
gelap dalam diri anda. Kesemua hal ini kemudian
menjadi satu kesatuan utuh yang membentuk
kepribadian anda dan tentu saja akan menentukan
bagaimana anda kemudian memperlakukan diri
anda sendiri, bagaimana anda memperlakukan
orang lain dan bahkan secara lebih umum
bagaimana anda menjalani kehidupan anda dalam
setiap detiknya.

Lalu, dari mana kita mendapatkan konsep diri


tersebut? Salah satu sumber utamanya adalah
imprint atau berbagai pengalaman dan
pembelajaran masa lalu—dari anda masih bayi
sampai saat ini—yang menjadi modal utama anda.
Ketika anda masih bayi, masih sangat natural, anda
masih belum memiliki batasan-batasan apapun,
sampai kemudian orang tua anda mulai memberi
anda berbagai pengalaman yang kemudian
membuat anda merumuskan, “saya adalah...” dan
kemudian dari konsepsi itu muncul, “saya ingin
menjadi orang yang...” dan pada saat yang sama
 juga muncul “saya tidak ingin menjadi orang
yang...”. Ketiga hal tersebutlah yang kemudian
menentukan bagaimana dinamika kehidupan anda
dalam setiap detiknya.

Tentu saja, konsep diri (self concept   atau self


image) selalu akan diperbaiki, diperbaharui,
diperkaya dan disesuaikan sepanjang hayat anda,
dan semua itu berdasarkan dari pengalaman-
pengalaman yang anda dapatkan dalam keseharian
anda. Dan saat selalu muncul konsep diri baru,
maka muncul pula sisi gelap (shadow self ) baru
yang mengiringinya.

Ada bagian konsep diri yang disadari dan ada yang


tidak, dan biasanya yang tidak disadari ini juga
perlu diwaspadai sebab sering kali mendorong
anda melakukan hal-hal yang kemudian malah anda
sesali.
Untuk mendapat pemahaman yang lebih mendalam
mengenai siapa anda, silahkan anda jawab
pertanyaan ini;

• Bagaimana anda memandang diri anda


sendiri secara fisik?

• Bagaimana anda memandang diri anda


sendiri secara mental (perilaku, kebiasaan,
cara pikir dan pola-pola emosi yang
mendominasi anda)?

• Bagaimana anda memandang diri anda


sendiri secara finansial dan karir?

• Bagaimana anda memandang diri anda


sendiri secara sosial (dengan teman-teman
anda, dengan orang tua, dengan pasangan
dan kerabat)?

• Bagaimana anda memandang diri anda


sendiri secara spiritual? Apakah anda
merasakan keterhubungan dengan Kuasa
Yang Lebih Tinggi di dalam diri dan
kehidupan anda?
Susun jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut
berdasarkan dua katagori, katagori pertama adalah
katagori yang “membahagiakan” dan katagori
kedua adalah katagori yang “tidak
membahagiakan”, lalu lihat ulang jawaban anda
dan lihat seberapa banyak dari cara anda
memandang diri anda sendiri yang membuat anda
bahagia dan seberapa banyak yang tidak—atau
bahkan ada cara anda memandang diri anda sendiri
yang malah menyiksa anda?

Kemudian, dari berbagai cara anda memandang


diri anda sendiri tersebut, jawab pertanyaan-
pertanyaan berikut ini;

• Bagaimana cara anda memandang diri anda


secara fisik mempengaruhi pemikiran,
perasaan dan perilaku anda?

• Bagaimana cara anda memandang diri anda


secara mental mempengaruhi pemikiran,
perasaan dan perilaku anda?
• Bagaimana cara anda memandang diri anda
secara finansial mempengaruhi pemikiran,
perasaan dan perilaku anda?

• Bagaimana cara anda memandang diri anda


secara sosial mempengaruhi pemikiran,
perasaan dan perilaku anda?

• Bagaimana cara anda memandang diri anda


secara spiritual mempengaruhi pemikiran,
perasaan dan perilaku anda?

• Bagaimana satu cara pandang anda


terhadap diri (secara fisik, mental, finansial,
sosial, dan spiritual) mempengaruhi cara
anda memandang bagian anda yang lain
(bagaimana cara anda memandang diri anda
secara fisik mempengaruhi anda secara
mental, finansial, sosial dan spiritual dan
seterusnya)?

Sebagaimana yang saya sebutkan sebelumnya,


bagaimana anda memperlakukan diri sendiri, orang
lain dan kehidupan sangat ditentukan oleh
bagaimana cara anda memandang diri anda sendiri.
Sebagai contoh misalkan, anda memandang diri
anda secara fisik sebagai seorang yang penuh
kekurangan, anda benci dengan jerawat di wajah
anda, anda benci lekukan tubuh anda, anda benci
bentuk pinggul anda, anda benci mata anda dan
seterusnya, kemudian hal tersebut bisa sangat
mempengaruhi mental anda karena kebencian dan
keluhan yang terus menerus terhadap diri sendiri
yang membuat anda stress dan tertekan, dan
kondisi stress anda itu kemudian membuat anda
mengeluarkan banyak uang untuk menghibur diri
dan lain sebagainya. Bisa jadi pula cara anda
memandang diri fisik anda (yang membuat anda
tidak bahagia dan tidak puas terhadap diri sendiri)
kemudian mempengaruhi anda secara sosial; anda
menjadi penuh rasa iri terhadap orang yang anda
anggap memiliki bentuk tubuh yang anda anggap
sempurna, atau sebaliknya karena anda takut orang
lain akan memandang fisik anda sama “jelek-nya”
dengan cara anda memandang fisik anda sendiri
kemudian anda melakukan berbagai hal untuk
mencegah hal tersebut; anda tanpa sadar jadi
angkuh dan berusaha menunjukkan banyak
kelebihan anda untuk membuat mereka (dan diri
anda sendiri) agar tidak terfokus pada kejelekan
anda, anda jadi sangat kompetitif (dipenuhi wajah
Si Pesaing) dan berbagai proyeksi lain.

Cara anda memandang diri sendiri dalam satu area


sangat mempengaruhi bagaimana anda
memandang diri sendiri di area lain, mempengaruhi
“ingin menjadi orang seperti apa saya...” dan
“tidak ingin menjadi orang seperti apa saya...”.
Atau dengan kata lain, cara anda memandang diri
anda sendiri, konsep diri anda akan sangat
mempengaruhi bagian mana yang anda benci dan
cintai dari diri anda sendiri dan dari orang lain.

Satu hal yang kemudian perlu anda renungkan


adalah;

Apakah anda akan menjalani setiap detik sisa hidup


anda dengan membenci dan mengeluahkan setiap
bagian dalam diri anda sendiri?

Mungkin sebelumnya anda belum pernah


memikirkan hal ini, atau mungkin anda sudah tau
namun melupakannya, namun bukankah anda akan
menjalani setiap detik kehidupan anda dengan diri
anda, dengan tubuh anda? Apakah anda benar-
benar akan menyiksa diri dengan keluhan dan
kebencian tersebut?

Selama seseorang belum menerima, mencintai dan


puas dengan dirinya sendiri, maka dia akan terus
melakukan berbagai upaya untuk mengkonpensasi
ketidakpuasan tersebut dengan berbagai hal yang
sering kali malah membuatnya semakin tersiksa.
Misalkan, karena anda tidak puas dengan bentuk
fisik anda, anda kemudian sangat terobsesi dengan
belanjaan mahal dan pola hidup mewah untuk
menutupi kekurangan dan ketidakpuasan fisik anda
tersebut, semakin anda membenci satu bagian
dalam diri anda, semakin besar keinginan anda
untuk mengkompensasikan bagian yang anda benci
tersebut di bidang lain atau di bidang yang sama.

Selain berusaha melakukan kompensasi, seseorang


yang tidak memiliki rasa puas terhadap dirinya,
yang tidak bisa mencintai dan menerima diri apa
adanya biasanya akan menuntut semua itu dari
orang lain; mereka biasanya akan menuntut orang
lain memberikan perhatian, penerimaan dan rasa
cinta pada bagian diri yang dia sendiri tidak bisa
terima. Inilah kenapa banyak orang yang demikian
ingin menjadi pusat perhatian dengan berbagai
cara—bahkan cara-cara yang malah membuat
orang lain memandangnya dengan cara yang
negatif—karena dia begitu ingin mendapat
perhatian, cinta dan penerimaan terhadap diri (atau
lebih tepatnya bagian diri) yang dia sendiri tidak
mampu terima, cintai dan perhatikan sebagaimana
mestinya.

Berbagai reaksi tersebut dalam psikologi modern


dikenal sebagai Ego Defense Mechanism  atau
mekanisme pertahanan ego.

Setelah membaca penjabaran di atas, tentunya


membiasakan diri untuk puas dengan diri sendiri
bukan ide yang buruk, kan? Dan ya, anda bisa
membiasakan diri untuk merasa puas dengan diri
anda sendiri sebagaimana anda membiasakan diri
dengan berbagai keluhan. Namun, sebelumnya ada
satu langkah yang bisa jadi sangat penting dan
sangat besar dampaknya; yaitu memaafkan semua
bagian diri yang tadinya anda benci tersebut.
Silahkan baca kembali jawaban-jawaban anda atas
pertanyaan-pertanyaan yang sebelumnya diajukan,
dan lihat jawaban yang masuk katagori “tidak
membahagiakan”, apakah anda akan terus hidup
dengan ketidakbahagiaan tersebut, atau anda akan
mulai melepaskan kebencian dan keluhan anda itu?

Pilihan ada di tangan anda!

Namun, jika anda memilih untuk melepaskan


kebencian dan keluhan anda terhadap bagian
dalam diri yang anda anggap buruk dan bahkan
memalukan, maka hal penting yang perlu anda
lakukan adalah, mulai menerima dan mencintai
bagian tersebut sebagaimana adanya.

Minta maaflah pada bagian diri anda itu karena


telah mengeluhkan dan membencinya selama ini.

Maafkanlah diri anda sendiri yang telah


mengeluhkan dan membenci bagian diri anda yang
lain.
Minta maaf dan maafkan semua orang dan
berbagai keadaan yang memunculkan kebencian
dan keluhan anda itu.

Melalui ketiga hal ini, setelah anda


mempraktikkanya, anda akan merasakan ada beban
yang terangkat dari pundak anda, anda akan
merasakan ada rasa damai dan tenang yang
menyusup masuk ke dalam diri anda—dan semakin
tulus anda meminta maaf dan memaafkan diri,
orang lain dan keadaan maka rasa damai tersebut
akan semakin besar.

Kebencian, kemarahan, keluhan, stress dan bahkan


frustasi adalah kondisi-kondisi emosional yang tidak
sama sekali membuat anda menjadi tampil lebih
cantik atau menarik, malah sebaliknya kondisi-
kondisi emosional tersebut akan merusak tubuh
fisik dan mental anda, memunculkan berbagai jenis
psikosomatik dan stress-induced physical illness.
Berbagai penelitian ilmiah telah membuktikan kalau
stress, frustasi dan depresi memiliki dampak yang
sangat buruk untuk tubuh fisik anda; melemahkan
kekebalan tubuh anda, membuat
ketidakseimbangan hormonal dan memunculkan
berbagai macam penyakit—yang banyak
diantaranya mematikan.

Jadi, apa yang masih menghalangi anda untuk


melepaskan semua emosi dan kebiasaan tersebut?

Selain memiliki dampak yang secara langsung bisa


anda rasakan secara emosional dan akan bertahap
mendatangkan berbagai manfaat secara fisik, maaf,
penerimaan dan cinta juga merupakan “satu solusi
untuk semua masalah” di setiap lapisan tubuh
anda; kondisi-kondisi tersebut akan
mengharmonisakan sumbatan serta
ketidakharmonisan sistem energi dalam diri anda,
dan kondisi-kondisi tersebut merupakan kondisi
kesadaran yang akan mendekatkan anda dengan
Kesadaran Spiritual anda.

Lalu, apakah dengan memaafkan, mencintai dan


melepaskan semua kebencian anda serta-merta
akan memiliki konsep diri yang lebih
memberdayakan untuk anda?
Mungkin tidak secara langsung, namun setidaknya
anda akan mengalami proses untuk “menetralisir”
berbagai konsep diri negatif yang memunculkan
ideal self   yang menyiksa dan shadow self   yang
menyesatkan, dan pada saat yang sama akan
memberi ruang untuk sistem kecerdasan anda
dalam membentuk konsep diri yang lebih
memberdayakan untuk anda, secara perlahan.

Jadi, iya, satu solusi yang akan menyelesaikan


berbagai masalah. Namun, kapan anda akan mulai
menerapkannya sendiri?
Kesimpulan Akhir

Setelah membaca ulasan mengenai bagaimana


meningkatkan inner beauty   dan karisma dalam
ebook ini, anda tentu sekarang sadar kalau inner
beuaty   dan karisma memiliki dimensi yang jauh
lebih besar dari sekedar penampilan fisik dan
berbagai perhiasan yang anda kenakan, dan anda
tentu sadar kalau manusia adalah mahluk yang jauh
dari sekedar apa yang ditampilkannya secara fisik
semata, dan semoga dengan pemahaman tersebut
anda mulai mengambil langkah untuk lebih
mencintai dan merawat diri anda secara holistik,
bukan hanya secara fisik semata.

Manusia adalah sebuah sistem yang sangat


kompleks, dan mengabaikan hal ini akan membuat
anda tersesat dalam berbagai obsesi dan upaya
yang anda lakukan—yang mungkin hanya akan
menyentuh permukaan diri anda semata—dan
bukan hanya semakin menjauhkan anda dari niatan
awal anda untuk tampil lebih menawan dan

Anda mungkin juga menyukai