Makalah Kki Anita Todo 3 Kel 11

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

KEBIJAKAN KESEHATAN PENYAKIT TROPIS

OLEH:

NAMA KELOMPOK 11:

.Melkianus Milla Ate


NIM: PO530320119134
Noviana Todo
NIM: PO530320119135
Putri Rame Huki
NIM: PO530320119135

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG


PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN
TAHUN 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa juga kami mengucapkan banyak terima kasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan bantuan materi maupun
pikirannya.Terima kasih juga kepada Dosen pembimbingan yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar lebih baik.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Senin, 23 Februari 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................i

DAFTAR ISI .....................................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................................1

1 Latar belakang ..............................................................................................................1


2 Rumusan masalah ........................................................................................................1
3 Tujuan ...........................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Penyakit Tropis……………………………………………..……………..2

2.2 Dasar Hukum ...............................................................................................................4


2.3 Epidemiologi penyakit tropis.......................................................................................5
2.4 Penyebab penyakit tropis………………………………………………………………
2.5 Model Penyakit Tropis.…………………………………………………………………
2.6 Jenis-jenis penyakit tropis……………………………………………………….……..
2.7 Mekanisme penularan dan pemberantasan penyakit tropis…………………………….
2.8 Pencatatan dan Pelaporan……………………………………………………………….
2.9 Model Pelaporan Malaria,TB Paru……………………………………………………..
BAB III PENUTUP
3.1 kesimpulan ....................................................................................................................6
3.2 saran ..............................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................7

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penyakit tropis adalah penyakit yang umumnya terjadi di daerah tropis dan subtropis.
Daerah tropis dan subtropis atau dikenal juga dengan Temperate Zone, adalah daerah atau area
yang berada antara 2 garis pada peta dunia yaitu garis Cancer dan garis Capricorn. Kawasan
yang termasuk dalam zona ini adalah Asia pada umumnya termasuk Indonesia, sebagian benua
Australia, Amerika Tengah dan Selatan, serta Afrika (Satyareni, 2011). Penyakit tropis terbagi
menjadi 2 kategori yaitu menular dan tidak menular. Penyakit tropis yang menular biasa disebut
dengan tropik infeksi. Penularan penyakit dapat melalui berbagai perantara seperti bakteri,
hewan, udara, air, juga sesama manusia.

Penyakit tropis adalah penyakit lazim yang terjadi di daerah tropis dan subtropis di 149
negara. Beberapa organisme yang menyebabkan penyakit tropis adalah bakteri dan virus. (WHO,
2012) Sesuai dengan letak kepulauan Indonesia yang berada di lintang khatulistiwa maka iklim
di Indonesia pun dipengaruhi oleh iklim tropis, sehingga dikenal berbagai jenis penyakit tropis
baik yang penyebarannya karena virus, penyakit non virus atau penyakit dengan mikroorganisme
dan baksil tertentu yang menular. Beberapa diantara penyakit tropis adalah demam tifoid, demam
berdarah, demam chingkunguya, malaria, cacar, TBC (tuberculosis), difteri, pertusis, SARS
(severe acute respiratory syndrome), kaki gajah (filariasis) dan masih banyak penyakit tropis
lainnya oleh karena itu penyakit tropis merupakan masalah kesehatan penting di Indonesia serta
masih memerlukan perhatian yang khusus.

Salah satu penyakit tropis yang disebabkan oleh infeksi parasit melalui gigitan nyamuk
adalah malaria yang masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indoesia karena angka
morbiditas dan mortalitasnya yang masih tinggi. Pada tahun 2013 angka kejadian positif malaria
sekitar 1,38 per 1000 penduduk dengan angka kematian mencapai 45 orang. Sedangkan untuk
kasus Demam Berdarah Dengue, pada April 2014 tercatat angka kesakitan DBD sebesar 5,17 per
100.000 penduduk (13.031 kasus) dengan angka kematian sebesar 0.84% (110 kematian)

4
1.2. Rumusan Masalah
1) Bagaimana konsep dari Kebijakan Kesehatan penyakit tropis?
2) Apa Dasar Hukumnya ?
3) Bagaimana dengan Epidemiologinya ?
4) Apa penyebab Penyakit Tropis ?
5) Bagaimana Model penyakit Tropis
6) Seperti Apa Jenis-jenis penyakit Tropis ?
7) Bagaiamana mekanisme dari penularan dan pemberantasan penyakit tropis
8) Bagaimana Pencatatan Pelaporannya?
9) Bagaimana Model Pelaporan Malaria, TB Paru

1.3. Tujuan
1) Umum

Untuk memenuhi tugas matakuliah yang diberikan oleh Dosen.


2) Khusus
1. Mengetahui konsep dari Kebijakan Kesehatan penyakit tropis?
2. Mengetahui dan menerapkan Dasar Hukumnya ?
3. Mengetahui Epidemiologinya ?
4. Mengetahui penyebab Penyakit Tropis?
5. Mengetahui Model penyakit Tropis ?
6. Mengetahui Jenis-jenis penyakit tropis ?
7. Mengetahui mekanisme dari penularan dan pemberantasan penyakit tropis ?
8. Mengetahui pencatatan dan pelaporannya?
9. Mengetahui Model Pelaporan Malaria, TB Paru?

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Penyakit Tropis

Penyakit tropis adalah penyakit yang menyerang di daerah beriklim tropis. Indonesia


termasuk negara beriklim tropis, sehingga penyakit tropis mudah berkembang. Penyakit
tropis dapat disebabkan oleh bakteri, virus dan parasi.Penyakit tropis merupakan penyakit yang
menyerang di daerah beriklim tropis. Indonesia termasuk negara beriklim tropis, sehingga
penyakit tropis mudah berkembang. Penyakit tropis dapat disebabkan oleh bakteri, virus dan
parasit. Beberapa jenis penyakit tropis diantaranya adalah demam typoid, TBC, kusta, tetanus,
DBD, chikungunya, polio, malaria, cacingan, campak, hepatitis dll. Penularan penyakit tropis
dapat melalui kontak langsung antara penderita penyakit tropis dengan orang yang sehat, melalui
udara, makanan, minuman dan vektor seperti nyamuk, kutu, anjing, kucing dan kera .

2.2 Dasar Hukum Dari Penyakit Tropis

 Dasar Hukum
1. Undang – Undang No 4 Tahun 2004 tentang wabah Penyakit Menular;
2. Undang – Undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
3. Undang – Undang No 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (lembaran
negara RI tahun 2004 no. 16, tambahan lembaran negara no 4431);
4. Undang – Undang No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
5. Peraturan Pemerintah No. 40 tahun 1991 tentang Penanggulangan Penyakit
Menular;
6. Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1996 tentang tenaga Kesehatan
7. Kepmenkes No 1116 / Menkes / SK / VIII/ 2003, tentang Pedoman
Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Kesehatan;
8. Kepmenkes RI No. 1479/Menkes/SK/VIII/2004 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular dan Penyakit Tidak
Menular Terpadu.

6
9. Permenkes RI No. 042/Menkes/SK/I/2007 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Sistem Kewaspadaan Dini (SKD) dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa
(KLB).
10. Permenkes No. 1501/Menkes/Per/X/2010 tentang Jenis Penyakit Menular
Tertentu yang Dapat Menimbulkan wabah dan Upaya Penanggulangan;
11. Permenkes RI No. 5 Tahun 2013 tentang Pedoman Tatalaksana Malaria
12. Kepmenkes tentang Renstra Kemenkes RI Tahun 2015 – 2019 13.Kepmenkes No.
293 Tahun 2009 tentang Eliminasi Malaria

Menetapkan : Keputusan Direktur Jenderal Pencegahan Dan pengendalian penyakit tentang


rencana aksi program pencegahan dan pengendalian penyakit tropis TAHUN 2015-2019 :

KESATU : Rencana Aksi Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit tropis tahun
2015-2019 merupakan Dokumen perencanaan Program Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit selama lima tahun yang berisikan upaya yang akan dilakukan Ditjen
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit untuk mencapai target indikator program dan
kegiatan yang telah ditetapkan dalam kurun waktu 5 tahun (2015-2019).
KEDUA : Rencana Aksi Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit tropis tahun
2015-2019 tercamtum dalam Lampiran I dengan disertai Matrik Rencana Kinerja dan
Pendanaan sebagaimana Lampiran II.
KETIGA : Rencana Aksi Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit tropis tahun
2015-2019 digunakan sebagai salah satu pedoman bagi seluruh Satuan Kerja pelaksana
program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dalam menyusun Rencana Aksi
Kegiatan
KEEMPAT : Rencana Aksi Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit tropis tahun
2015-2019 digunakan sebagai salah satu pedoman penilaian laporan Akuntabilitas
Kinerja Satuan Kerja di lingkungan Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit.
KELIMA : Pada saat Keputusan Direktur Jenderal ini berlaku, Keputusan Direktur
Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan nomor
HK.02.03/d1/2088/2015 tentang Rencana Aksi Program Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan tahun 2015-2019 dinayatakan tidak berlaku.

7
2.3 Epidemiologi Penyakit Tropis

Infeksi tropis endemik di daerah tropis. Laporan morbiditas / mortalitas penyakit


bervariasi dari satu negara ke negara, dengan cakupan tambal sulam di wilayah terbelakang dan
pelaporan yang lebih baik di negara-negara maju seperti Singapura. Pelancong barat ke daerah
tropis paling berisiko karena mereka tidak memiliki kekebalan terhadap sebagian besar infeksi
ini. Terkadang, para pelancong mewujudkannya dengan gejala hanya saat mereka kembali ke
negara asal mereka. Ketika mereka membawa pulang “penyakit tropis”, dokter di negara asal
mereka mungkin tidak terbiasa dengan presentasi klinis, dan menemukan kesulitan untuk
mendiagnosis dan mengobati penyakit ini. Contohnya adalah malaria, demam berdarah dan
penyakit diare tropis. Penyakit spesifik tergolong dalam “Jenis Infeksi” di situs ini

Dalam epidemiologi ada tiga faktor yang dapat menerangkan penyebaran (distribusi)
penyakit atau masalah kesehatan yaitu orang (person), tempat (place), dan waktu (time).
Informasi ini dapat digunakan untuk menggambarkan adanya perbedaan keterpaparan dan
kerentanan. Perbedaan ini bisa digunakan sebagi petunjuk tentang sumber, agen yang
bertanggung jawab, transisi, dan penyebaran suatu penyaki;sbb:

1. Faktor Orang (Person) Faktor orang atau person adalah karakteristik dari individu yang
mempengaruhi keterpaparan atau kepekaan mereka terhadap penyakit. Orang yang
karakteristiaknya mudah terpapar atau peka terhadap penyakit akan mudah terkena sakit.
Karakteristik orang bisa berupa faktor genetik, umur, jenis kelamin,pekerjaan, kebiasaan
dan status sosial ekonomi. Seorang individu yang mempunyai faktor genetik pembawa
penyakit akan mudah terpapar faktor genetic tersebut dan peka untuk sakit. Perbedaan
berdasarkan umur, terdapat kemungkinan dalam mendapat keterpaparan berdasarkan
perjalanan hidup. Demikian pula dengan karakteristik lain yang akan membedakan dalam
kemungkinan mendapat keterpapara,
2. Faktor Tempat (place) Faktor tempat berkaitan dengan karakteristik geografis. Informasi
ini dapat batas alamiah seperti sungai, gunung,atau bisa dengan batas administrasi dan
histori. Perbedaan distribusi menurut tempat ini memberikan petunjuk pola perbedaan
penyakit yang dapat menjadi pegangan dalam mencari faktor-faktor lain yang belum
diketahui.

8
3. Faktor Waktu (Time) Waktu kejadian penyakit dapat dinyatakan dalam jam, hari, bulan,
atau tahun. Informasi ini bisa dijadikan pedoman tentang kejadian yang timbul dalam
masyarakat.

2.4 Penyebab Penyakit Tropis

Penyakit tropis bisa disebabkan oleh berbagai jenis infeksi, mulai dari infeksi virus,
bakteri, jamur, hingga parasit. Penyebaran atau penularan penyakit tersebut bisa terjadi secara
langsung antara satu orang ke orang lainnya atau melalui hewan pembawa penyakit (vektor),
seperti nyamuk dan serangga. Penyakit yang menular dari hewan ke manusia ini disebut
juga zoonosis.

Tingginya kasus penyakit infeksi di daerah tropis disebabkan oleh faktor iklim, seperti
suhu hangat dan kelembapan serta curah hujan yang tinggi. Selain itu, faktor lingkungan, seperti
kebersihan dan sanitasi yang kurang baik, juga turut menjadi penyebab mengapa penyakit tropis
masih banyak terjadi di beberapa negara.

 Bakteri
Bakteri dapat bertahan hidup di dalam tubuh tetapi di luar sel individu. Beberapa bakteri
diklasifikasikan sebagai aerob, membutuhkan oksigen untuk pertumbuhan. Sementara
beberapa bakteri yang lain ditemukan di usus kecil orang sehat, tumbuh tidak dengan
oksigen, sehingga disebut anaerob. Infeksi bakteri umumnya disebabkan oleh
pneumokokus, stafilokokus, dan treptokokus yang sifatnya komensal (organismen yang
hidup tidak berbahaya pada inangnya) di saluran pernapasan atas. Namun dibeberapa
kondisi serius dapat menjadi ganas seperti pneumonia, septikemia (keracunan darah), dan
meningitis.
 Klamidia
Klamidia adalah organisme intraseluler yang ditemukan di banyak vertebrata, termasuk
burung, mamalia, dan manusia. Penyakit klinis disebabkan oleh spesies chlamydia
trachomatis, yang sering menjadi penyebab infeksi genital pada wanita. Jika seorang bayi
melewati jalan lahir yang terinfeksi, maka bayi akan mengalami penyakit mata
(konjungtivitis) dan pneumonia. Anak-anak kecil kadang mengalami infeksi telinga,
radang tenggorokan, dan penyakit saluran pernapasan karena Kalmidia. Klamidia lainnya

9
adalah chlamydophila psittaci yang menghasilkan psittacosis dari paparan unggas yang
terinfeksi. Penyakit ini ditandai oleh paru-paru, sakit kepala, lemah, lelah, mual, dan
muntah.
 Rickettsia Manusia tertular sebagian besar penyakit rickettsia hanya ketika mereka masuk
ke dalam siklus di mana rickettsia hidup, biasanya pada parasit tikus yang ada pada tikus
kemudian menggigit manusia.
 Mikoplasma dan ureaplasma Memiliki ukuran dari 150 hingga 850 nanometer.
Mereka ada di alam dan mampu menyebabkan penyakit meluas. Namun biasannya
penyakit yang diakibatkan dari kedua agen ini lebih ringan daripada disebabkan oleh
bakteri. Mikoplasma dapat menyebabkan ruam merah, beberapa orang yang terinfeksi
organisme ini mengalami mual, muntah, diare, dan kram nyeri perut. Biasanya
mikoplasma menyebabkan peradangan pankreas atau hato, serta infeksi otak dan sumsum
tulang belakang merupakan komplikasi serius.
 Virus
Virus bukanlah organisme hidup, sebaliknya mereka adalah fragmen asam nukleat yang
dikemas dalam mantel protein yang membutuhkan sel hidup untuk bereplikasi. Yang
menyebabkan infkesi pada manusia adalah virus varicella zoster, herpes zoster, virus
epstein barr dan masih banyak yang lainnya. Ada banyak virus lain yang ditransmisikan
antara manusia dan yang secara signifikan menyebabkan penyakit dan kematian. Virus
influenza musiman, misalnya beredar secara global setiap tahun menyebabkan penyakit
influenzza musiman dan kematian setiap tahun. Selain itu, jenis baru virus menular
muncul secara berkala. Beberapa diantaranya kini ditularkan dari reservoir hewan seperti
kelelawar, babi, atau primata ketika manusia berada dalam kontak dekat dengan hewan
yang membawa virus tersebut.
 Parasit
Di antara parasit yang paling menular adalah protozoa. Organisme uniseluler yang tidak
memiliki dinding sel, menyebabkan penyakit seperti malaria.
 Rantai infeksi Suatu agen penyakit berpindah-pindah dari suatu tempat ke tempat lain.
Rantai infeksi diawali dengan bermigrasinya agen penyakit dari reservoir melalui portal
keluar, lalu berpindah dengan melalui portal masuk. Berikut penjelasannya: Reservoir
merupakan habitat atau tempat hidup dan berkembangnya agen penyakit. Baik manusia,

10
hewan , benda mati dan lingkungan berperan sebagai reservoir agen penyakit. Portal
keluar adalah tempat atau lokasi agen infeksi meninggalkan reservoir atau inangnya.
Misalnya virus influenza meninggalkan tubuh melalui saluran pernapasan dengan batuk
atau bersin. Cara penularan Metode penularan terbagi menjadi dua, secara langsung dan
tidak langsung. Penularan langsung terjadi saat individu melakukan kontak fisik atau
berada dalam jarak dekat yang memungkinkan penularan secara aerosol. Sedangkan
penularan tidak langsung adalah menggunakan perantara, seperti udara, benda mati
(makanan, pakaian, dan air), maupun vektor (nyamuk, lalat, dan lainnya). Portal masuk
adalah tempat atau lokasi agen infeksi memasuki inang yang baru, misalnya pada kulit
atau mulut. Inang merupakan bagian terakhir dari rantai infeksi yang rentan. Rentannya
inang disebabkan oleh beberapa hal, misalnya genetis atau sistem kekebalan tubuh yang
lemah

2.5. Model Penyakit Tropis

Di dalam usaha para ahli untuk mengumpulkan pengetahuan mengenai timbulnya


penyakit, mereka telah membuat model-model timbulnya penyakit dan atas dasar model-model
tersebut dilakukanlah eksperimen terkendali untuk menguji sampai dimana kebenaran dari
model-model tersebut. Penyakit menular timbul akibat dari beroperasinya berbagai faktor baik
dari agen, induk semang atau lingkungan. Pendapat ini tergambar dalam istilah penyebab
majemuk (“multiple causation of disease) sebagai lawan dari penyebab tunggal (single
causation).

Hubungan kausal adalah hubungan antara dua atau lebih variabel, dimana salah satu atau
lebih variable tersebut merupakan variabel penyebab kausal (primer dan sekunder) terhadap
terjadinya variabel lainnya sebagai hasil akhir dari suatu proses terjadinya penyakit. Penyebab
penyakit dapat dikategorikan menjadi model kausa tunggal dan kausal majemuk yang terdiri dar
dua bagian :

a. Model Kausal tunggal atau dikenal dengan model tunggal (monokausal) yaitu konsep
penyakit dimana penyakit hanya disebabkan oleh satu penyebab.
b. Sementara Model Kausal Majemuk (multikausal) adalah konsep penyebab penyakit
dengan penyakit memiliki lebih dari satu penyebab.

11
2.6 Jenis-jenis Penyakit Tropis

1. Demam Berdarah Dengue (DBD)


Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang di sebabkan oleh infeksi
virus DEN-1, DE-2, DEN-3, atau DEN-4 yang di tularkan melalui gigitan nyamuk Aedes
aegypti dan Aedes albopictus yang sebelumnya telah terinfeksi virus Dengue dari
penderita DBD lainnya. Demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue yang
termasuk dalam genus Flavivirus, keluarga Faviviridae (Suhendro dkk, 2009). Di
Indonesia Demam Berdarah pertama kali ditemukan di kota Surabaya pada tahun 1968,
dimana sebanyak 58 orang terinfeksi dan 24 orang diantaranya meninggal dunia (Angka
Kematian (AK) : 41,3 %). Dan sejak saat itu, penyakit ini menyebar luas ke seluruh
Indonesia
2. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)
Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan salah satu penyakit menular yang
menginfeksi organ pernafasan. ISPA adalah penyakit saluran pernapasan atas atau bawah
yang menimbulkan berbagai spectrum penyakit yang berkisar dari penyakit tanpa gejala
ringan sampai berat dan mematikan, tergantung pada pathogen penyebabnya, faktor
lingkungan, dan faktor pejamu (WHO, 2007).
3. Pneumonia
Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dari bronkiolus
terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius, dan alveoli, serta menimbulkan
konsolidasi jaringan paru dan gangguan 10 pertukaran gas setempat. (Dahlan, 2009).
Istilah pneumonia sering digunakan bila peradangan terjadi oleh proses infeksi akut yang
merupakan penyebab terseringnya
4. Kolera
Kolera adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Vibrio cholera dengan manifestasi
diare disertai muntah yang akut dan hebat akibat 11 enterotoksin yang dihasilkan bakteri
tersebut (Soemarsono, 2009). Di kalangan masyarakat kolera sering disebut dengan
istilah muntaber.
5. Difteri
Difteri adalah suatu penyait infeksi akut yang terjadi secara lokal pada membran mukosa
atau kulit yang disebabkan oleh basil gram positif Corynebacterium dyphtheriae (Acang,

12
2009). Difteri biasanya terjadi pada saluran nafas bagian atas. Pertama kali ada laporan
penyakit ini adalah pada tahun 1921. Penyakit ini mudah sekali menular dengan tanda
khas terbentuknya pseudomembran di tenggorokan (Staff pengajar FK-UI,1985).
6. Influenza Burung atau Flu Burung (avian influenza)
Influenza burung atau flu burung merupakan infeksi akibat virus influenza tipe A yang
biasa mengenai unggas (Nainggolan, 2009). Virus influenza termasuk dalam family
orthomyxoviruses yang terdiri atas tiga tipe yaitu A,B, dan C. Virus tipe B dan C
menyebabkan penyakit lain pada manusia tetapi dengan gejala yang lebih ringan. Virus A
yang menyebabkan flu burung adalah virus influenza A subtipe H5N1 yang selanjutnya
virus ini lebih dikenal dengan virus H5N1 yang tergolong dalam Highly Pathogenic
Avian Influenza (HPAI)
7. Rabies
Rabies adalah infeksi akut susunan saraf pusat pada manusia dan mamalia lainnya yang
berakibat fatal (Harijanto, 2009). Penyakit ini disebabkan oleh virus rabies yang termasuk
genus Lyssa-virus, family Rhabdoviridae. Manusia dapat terinfeksi rabies melalui sekret
yang terinfeksi akibat gigitan binatang. Binatang yang dapat menginfeksi rabies
diantaranya adalah anjing, kucing, monyrt, musang, kelelawar, rubah, tupai, rakun, dan
ternak.

8. Malaria
Malaria adalah penyakit ifeksi parasit yang disebabkan oleh plasmodium yang
menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual di dalam darah.
Selain menginfeksi manusia, malaria juga menginfeksi binatang seperti golongan burung,
reptil, dan mamalia 14 (Harjianto, 2009:1754). Malaria yang terjadi di Indonesia
umumnya disebabkan oleh 3 jenis plasmodium, yaitu plasmodium vivax menyebabkan
malaria tertiana (Benign Malaria).
9. Tetanus
Tetanus adalah gangguan neurologis yang ditandai dengan meningkatnya tonus
otot dan spasme yang disebabkan oleh tetanospasmin. Tetanospasmin merupakan suatu
toksin protein yang kuat yangdihasilkan oleh Clostridium tetani (Ismanoe, 2009). Tetanus
hampir selalu menimpa individu non imun, individu dengan imunitas parsial dan individu

13
dengan imunitas penuh yang kemudian gagal mempertahankan imunitas secara adekuat
dengan vaksinasi ulangan.

10. Filariasis
Filariasis adalah. Peyakit ini disebabkan oleh infestasi satu atau dua jenis filaria
yaitu Wucheria bancrofti atau Brugia malayi. Cacing ini bentuknya langsing dan
ditemukan di dalam sistem peredaran darah limfe, otot, jaringan ikat atau rongga serosa
pada vertebrata. Cacing bentuk dewasa dapat ditemukan pada pembuluh dan jaringan
limfa pasien. Mikrofilaria W. bancrofti umumnya ditemukan pada malam hari (nokturnal)
terutama di belahan bumi bagian selatan termasuk Indonesia (Pohan, 2009).
11. HIV/AIDS
Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) dapat diartikan sebagai
kumpulan gejala atau penyakit yang disebabkan oleh menurunnya kekebalan tubuh akibat
infeksi oleh virus Human Immunodeficiency Virus 15 (HIV) yang termasuk famili
retroviridae (Djoerban, 2009). Kasus AIDS pertama di dunia dilaporkan terjadi pada
tahun 1981. Di Indonesia, kasus AIDS pertama kali dilaporkan secara resmi oleh
departemen kesehatan pada tahun 1987 dengan pasien orang Belanda yang berada di
Bali. HIV/AIDS dapat ditularkan dengan media cairan tubuh yang telah terinveksi oleh
virus HIV melalui hubungan seksual, jarum suntik, transfusi darah, serta dari seorang ibu
yang telah terinfeksi HIV ke bayi yang dilahirkannya. Orang yang terkena infeksi HIV
tidak menunjukkan mengalami gejala tertentu secara langsung. Gejala akan semakin
parah seiring memburuknya kekebalan tubuh penderita. Demam yang dialami
berlangsung lama, berat badan menurun drastis, lemah, batuk darah, diare berkelanjutan.
12. Hepatitis
Hepatitis merupakan salah satu penyakit yang menyerang hati. Hepatitis
tergolong dalam penyakit dengan kategori berbahaya. Terdapat 5 jenis virus hepatitis
yaitu virus hepatitis A, B, C, D, dan E. Kelima virus ini dapat menyebabkan seseorang
terkena hepatitis viral akut (Sanityoso, 2009). 18. Tuberkulosis Tuberkulosis merupakan
salah satu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosa
(Amin, 2009).

14
13. Campak
Campak merupakan penyakit yang suah tidak asing lagi di kalangan masyarakat.
Campak juga dikenal dengan nama morbili atau morbillia dan rubeola (bahasa Latin),
yang kemudian dalam bahasa Jerman disebut dengan nama masern,dalam bahasa Islandia
dikenal dengan nama mislingar dan measles dalam bahasa Inggris (Anwar, 2014).
Penyakit ini disebabkan oleh virus dari genus Morbilivirus famili Paramyxoviridae
14. Cacar air
Cacar air merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus. Virus
penyebab cacar air adalah Varicella zoster. Penyakit ini lebih sering diderita oleh anak –
anak. Akan tetapi orang dewasa pun tidak terhindar dari 17 resiko terkena penyakit ini.
Penyakit ini mudah sekali menular ke orang lain. Penularannya dapat melalui percikan
ludah penderita, melalui sentuhan kulit yang terinfeksi, dan lain sebagainya (Kurniawan,
2009).
15 Herpes
Herpes merupakan penyakit yang mirip dengan cacar air. Penyakit ini mudah
sekali menular. Penyebab dari herpes adalah Varicella zoster yang bermanifestasi
menjadi herpes zoster (shingles) sehingga orag biasa menyebut herpes adalah kelanjutan
dari penyakit cacar air. Perbedaannya dengan cacar air adalah herpes hanya menginfeksi
beberapa bagian tubuh saja. Bintik merah timbul di beberapa bagian tubuh bukan di
seluruh tubuh seperti pada cacar air.

2.7 Mekanisme Penularan dan Pemberantasan Penyakit Tropis


1. Mekanisme Penularan :
Penyakit menular atau tropis ini dapat ditularkan secara langsung maupun tidak
langsung. Penularan secara langsung terjadi ketika kuman pada orang yang sakit
berpindah melalui kontak fisik, misalnya lewat sentuhan dan ciuman, melalui
udara saat bersin dan batuk, atau melalui kontak dengan cairan tubuh seperti urine
dan darah. Orang yang menularkannya bisa saja tidak memperlihatkan gejala dan
tidak tampak seperti orang sakit, apabila dia hanya sebagai pembawa (carrier)
penyakit. Selain metode penyebaran di atas, penyakit menular juga dapat

15
menyebar melalui gigitan hewan, atau kontak fisik dengan cairan tubuh hewan,
serta melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi mikroorganisme
penyebab penyakit.
Penyakit menular juga dapat berpindah secara tidak langsung. Misalnya saat
menyentuh kenop pintu, keran air, atau tiang besi pegangan di kereta yang
terkontaminasi. Kuman dapat menginfeksi jika Anda menyentuh mata, hidung,
atau mulut tanpa mencuci tangan terlebih dahulu setelah menyentuh barang-
barang tersebut.
2. Mekanisme Pemberantasan Penyakit Tropis :
 Program pemberantasan penyakit atau eradikasi difokuskan untuk memberantas
agen penular penyakit dari suatu wilayah. Program pemberantasan penyakit
biasanya memiliki batas waktu dan bertujuan untuk memberantas penyakit dalam
waktu yang relatif singkat dan dapat disesuaikan. Apabila penyakit sudah
diberantas maka dianggap tidak akan ada biaya lainnya yang berhubungan dengan
pemberantasan penyakit, namun kemungkinan akan ada biaya yang cukup
substantif terkait dengan program surveilans untuk pencegahan, deteksi dan
respons yang efektif terhadap penyebaran penyakit di masa yang akan datang ke
daerah yang telah bebas penyakit tersebut. Dalam hal penyakit endemik di daerah
tropis, program pemberantasan dapat dimulai dengan masa pengendalian penyakit
untuk mengurangi prevelansi penyakit ke tingkat dimana pemberantasan menjadi
lebih memungkinkan dan akan menghemat biaya

2.8 Pencatatan Dan Pelaporan Penyakit Tropis

Salah satu penyakit tropis yang disebabkan oleh infeksi parasit melalui gigitan nyamuk
adalah malaria yang masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indoesia karena angka
morbiditas dan mortalitasnya yang masih tinggi. Pada tahun 2013 angka kejadian positif
malaria sekitar 1,38 per 1000 penduduk dengan angka kematian mencapai 45 orang. Sedangkan
untuk kasus Demam Berdarah Dengue, pada April 2014 tercatat angka kesakitan DBD sebesar
5,17 per 100.000 penduduk (13.031 kasus) dengan angka kematian sebesar 0.84% (110
kematian).

Berdasarkan data internal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, pada tahun 2015,
penderita demam berdarah di 34 provinsi di Indonesia sebanyak 129.179 orang, dimana 1.240
diantaranya meninggal dunia. Pada bulan Januari- Vol. 4, No. 1 Juni, 2018 pISSN: 2460-6162.
16
eISSN: 2527-6476 61 Februari 2016 Kementerian Kesehatan RI mencatat jumlah penderita
Demam Berdarah Dengue di Indonesia sebanyak 8.487 orang penderita DBD dengan jumlah
kematian 108 orang. Golongan terbanyak yang mengalami DBD di Indonesia pada usia 5-14
tahun mencapai 43,44% dan usia 15-44 tahun mencapai 33,25. Melihat kondisi yang cukup
mengkhawatirkan ini, Kementerian Kesehatan melalui dinas-dinas Kesehatan di seluruh
Indonesia lebih gencar melakukan Gerakan "1 Rumah 1 Jumantik".

Gerakan ini merupakan program pemberantasan sarang nyamuk yang mengajak seluruh
masyarakat berperan aktif dalam mencegah perkembangbiakan nyamuk, khususnya jentik
nyamuk Aedes Spp. Berangkat dari pemikiran inilah penelitian peningkatan pelayanan kesehatan
puskesmas untuk penanggulangan penyakit tropis demam berdarah dengue.

Puskesmas merupakan organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan


yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau masyarakat, dengan
peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat. Upaya
kesehatan tersebut diselenggarakan dengan menitik beratkan kepada pelayanan untuk masyarakat
luas guna mencapai derajat kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan kualitas kepada
perorangan.

Puskemas merupakan unit pelaksana teknis kesehatan di bawah supervisi Dinas


Kesehatan Kabupaten/Kota. Secara umum, mereka harus memberikan pelayanan preventif,
promotif, kuratif sampai dengan rehabilitatif baik melalui Upaya Kesehatan Perorangan atau
Upaya Kesehatan Masyarakat. Puskesmas dapat memberikan pelayanan rawat inap selain
pelayanan rawat jalan. Untuk dapat memberikan pelayanan yang baik tentunya selalu diusahakan
adanya peningkatan kualitas layanan guna mencapai derajat kesehatan yang optimal bagi seluruh
masyarakat. Keberadaan puskesmas sangat bermanfaat bagi keluarga tidak mampu. Melalui
adanya puskesmas, setidaknya dapat menjawab kebutuhan pelayanan kesehatan yang memadai
yakni pelayanan kesehatan yang mudah dijangkau. Puskesmas berfungsi sebagai: 1) Pusat
penggerak pembangunan berwawasan kesehatan; 2) Puskesmas pemberdayaan keluarga dan
masyarakat; dan 3) Pusat pelayanan kesehatan strata pertama. Secara umum, pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas meliputi pelayanan kuratif (pengobatan),
preventif (pencegahan), promotif (peningkatan kesehatan) dan JAKPP (Jurnal Analisis
Kebijakan dan Pelayanan Publik) 4(1), 60-67: Peningkatan Pelayanan Kesehatan… 62
rehabilitasi (pemulihan kesehatan). Berdasarkan paparan data diatas, permasalahan penelitian
yang ingin dijawab adalah adalah bagaimana peningkatan pelayanan kesehatan puskesmas untuk
penanggulangan penyakit tropis demam berdarah dengue dengan upaya preventif.

17
2.9 Simulasi Model Pelaporan TB Paru

 Pencatatan dan Pelaporan pasien TB sebenarnya sudah menggunakan SITT, tapi


di Puskesmas Tuminting belum menjalankan sistem tersebut. Keterbatasan
petugas dalam mengoperasikan komputer membuat sistem tersebut tidak
digunakan. Sampai saat ini untuk pencatatan dan pelaporan masih dilakukan
secara manual, hal tersebut membuat sistem pencatatan dan pelaporan masih
belum berjalan dengan baik. Selain itu, ada beberapa jenis formulir tidak tersedia
di Puskesmas Tuminting, membuat sistem pencatatan dan pelaporan pasien TB
tidak berjalan sesuai dengan yang tercantum dalam buku pedoman pengendalian
TB Nasional. Formulir yang tidak tersedia yaitu TB 02, TB 07, TB 08, TB 09 dan
TB 10.
 Pencatatan dan pelaporan laboratorium TB juga belum berjalan dengan baik.
Beberapa formulir yang tidak lengkpa yaitu TB 11 dan TB 12, yang seharusnya
formulir tersebut merupakan dokumen yang dapat menunjukkan mutu dari
laboratorium tersebut, karena TB 11 adalah formulir permohonan laboratorium
TB untuk pemeriksaan dahak dan TB 12 merupakan formulir pengiriman sediaaan
untuk uji silang. Format tersebut nanti tersedia di Puskesmas pada saat dilakukan
pelaporan triwulan, dan itupun diberikan oleh Dinas Kesehata langsung pada saat
melakukan monitoring dan evaluasi di Puskesmas tersebut
 Pasokan OAT yang selalu tersedia cukup di Puskesmas Tuminting membuat
sistem pencatatan dan pelaporan diabaikan. Hal tersebut dapat dilihat dengan
tidak tersedianya buku khusus untuk mencatat setiap kegiatan yang berhubungan
dengan permintaan dan penggunaan logistik di Puskesmas Tuminting. Setiap
kegiatan yang dilakukan tidak dapat terkontrol dengan baik. Kurangnya
pengawasan dari Dinas Kesehatan membuat hal tersebut berjalan begitu lama di
Puskesmas Tuminting.

18
BAB III
PENUTUP
3.1 kesimpulan

Penyakit tropis adalah penyakit lazim yang terjadi di daerah tropis dan subtropis di 149
negara. Beberapa organisme yang menyebabkan penyakit tropis adalah bakteri dan virus. (WHO,
2012) Sesuai dengan letak kepulauan Indonesia yang berada di lintang khatulistiwa maka iklim
di Indonesia pun dipengaruhi oleh iklim tropis, sehingga dikenal berbagai jenis penyakit tropis
baik yang penyebarannya karena virus, penyakit non virus atau penyakit dengan mikroorganisme
dan baksil tertentu yang menular. Beberapa diantara penyakit tropis adalah demam tifoid, demam
berdarah, demam chingkunguya, malaria, cacar, TBC (tuberculosis), difteri, pertusis, SARS
(severe acute respiratory syndrome), kaki gajah (filariasis) dan masih banyak penyakit tropis
lainnya oleh karena itu penyakit tropis merupakan masalah kesehatan penting di Indonesia serta
masih memerlukan perhatian yang khusus.

Salah satu penyakit tropis yang disebabkan oleh infeksi parasit melalui gigitan nyamuk
adalah malaria yang masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indoesia karena angka
morbiditas dan mortalitasnya yang masih tinggi. Pada tahun 2013 angka kejadian positif malaria
sekitar 1,38 per 1000 penduduk dengan angka kematian mencapai 45 orang. Sedangkan untuk
kasus Demam Berdarah Dengue, pada April 2014 tercatat angka kesakitan DBD sebesar 5,17 per
100.000 penduduk (13.031 kasus) dengan angka kematian sebesar 0.84% (110 kematian)

3.2 Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca dan semua
orang yang terlibat di dalamnya

19
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.uin-suska.ac.id/3084/2/BAB%20I.pdf
file:///C:/Users/Abadi/Downloads/22574-64106-1-PB/pemenkes .pdf/2020
https://e-renggar.kemkes.go.id/file2018/e-performance/1-465827-3tahunan-755.pdf
file:///C:/Users/Abadi/Downloads/5905-Article%20Text-14326-1-10-20190112.pdf
https://www.alodokter.com/7-jenis-penyakit-tropis-dan-cara-pencegahannya
file:///C:/Users/Abadi/Downloads/22574-64106-1-PB%20(1).pd
https://www.researchgate.net/publication/325619173_Pentingnya_Eradikasi_Penyakit_Tr
opis_Di_Indonesia_I_M_Yusuf_A lamudi_Prof_Nidom_Foundation

World Health Organization. Dengue Hemorrhagic Fever. 1997. Diagnosis, Treatment,


Prevention and Control. 2nd edition. Geneva; Available at: www. who. Who/emc
/diseases/ Ebola / Dengue publication/index.html

https://fkm.unsrat.ac.id/wp-content/uploads/2014/11/jurnal_indri.pdf

20
MAKALAH

KEBIJAKAN KESEHATAN PENYAKIT TROPIS

OLEH:

NAMA KELOMPOK 11:

.Melkianus Milla Ate


NIM: PO530320119134
Noviana Todo
NIM: PO530320119135
Putri Rame Huki
NIM: PO530320119135

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG


PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN
TAHUN 2020/2021

21

Anda mungkin juga menyukai