Analisis Jurnal Trend Dan Issue

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 17

PENGARUH PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA

TERHADAP PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH REMAJA DI INDONESIA

ANALISIS JURNAL

Disusun Sebagai Salah Satu Tugas Mata Kuliah

Trend Dan Issue Dalam Keperawatan

Dosen Pengampuh MataKuliah : Yohanes Jakri, S.Kep,M.Kes

Oleh

Flavianus Alexcandra

(NMP : 16142010)

Matilda Ivoni Siong

(NMP : 1614201024)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN DAN PERTANIAN
UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA SANTU PAULUS RUTENG
2020

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu isu penting tentang kesehatan reproduksi yang dibacakan dalam
konferensi kependudukan sedunia internasional conference population and
development (populasi konferensi dan perkembangan) (ICDP) di Kairo (1994), adalah
tentang seksual dan kesehatan reproduksi. Isu ini diangkat sebagai salah satu pokok
bahasan karena adanya berbagai masalah reproduksi yang dihadapi dimasa kini. Saat
ini kita sering dihadapkan dengan umur rata-rata remaja yang menikah dibawah umur.
Kesehatan reproduksi adalah kesehatan yang sempurna baik fisik, mental,
sosial dan lingkungan serta bukan sematamata terbebas dari penyakit/kecacatan dalam
segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya,
untuk itukita harus menjaga segala sesuatu yang berhubungan dengan sistem
reproduksi, fungsi serta prosesnya sehingga akan tercipta suatu perilaku seksual yang
sehat. Pemahaman masyarakat tentang seksualitas masih amat kurang sampai saat ini.
Kurangnya pemahaman ini amat jelas yaitu dengan adanya berbagai ketidaktahuan
yang ada di masyarakat tentang seksualitas yang seharusnya dipahaminya.
Pemahaman tentang perilaku seksual remaja merupakan salah satu hal yang penting
diketahui sebab masa remaja merupakan masa peralihan dari perilaku seksual anak –
anak menjadi perilaku seksual dewasa.
Globalisasi dengan kemajuan ilmu pengetahuan, industrialisasi dan
modernisasi, telah mengakibatkan perubahan-perubahan sosial yang amat cepat.
Perubahan sosial antara lain meningkatnya perilaku seks sebelum menikah, kehamilan
di luar nikah yang dilakukan oleh remaja. Akibat berubahnya nilai-nilai kehidupan
keluarga dan masyarakat menjadikan masa remaja menjadi masa yang tidak begitu
menguntungkan. Terjadi kehamilan yang tidak diinginkan, praktik aborsi yang dapat
membawa resiko kematian pada remaja. Rendahnya pemenuhan hak-hak reproduksi
dapat diketahui dengan masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian
Bayi (AKB) dan Angka Kematian Bawah Lima Tahun (AK Balita).
Pengetahuan kesehatan reproduksi sangat penting untuk membatasi perilaku
seksual yang kian bebas pada usia remaja. Kurangnya kewaspadaan remaja terhadap
masalah perilaku seksual dikarenakan kurangnya pengetahuan tentang kesehatan
reproduksi remaja. Sebagai resiko dari hal tersebut, maka memungkinkan remaja akan
mengalami masalah perilaku seksual yang menyimpang.
Dalam makalah ini, kelompok tertarik untuk menganalisis jurnal dengan judul
“Pengaruh Pengetahuan Tentang Kesehatan Reproduksi Remaja Terhadap Perilaku
Seksual Pranikah Remaja Di Indonesia”

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menganalisis jurnal
yang berjudul “Pengaruh Pengetahuan Tentang Kesehatan Reproduksi Remaja
Terhadap Perilaku Seksual Pranikah Remaja Di Indonesia”
2. Tujuan Khusus
a. Menganalisa dimensi metodologi
b. Menganalisa dimensi etik
c. Menganalisa dimensi interpretive

BAB II
RINGKASAN JURNAL

1. Judul : “Pengaruh Pengetahuan Tentang Kesehatan Reproduksi Remaja


Terhadap Perilaku Seksual Pranikah Remaja Di Indonesia”
2. Penulis jurnal : Sri Lilestina Nasution
3. Tahun : 2010
4. Latar belakang : Tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi merupakan salah
satu faktor yang dapat memengaruhi perilaku seksual remaja pranikah.
Fenomena ini menunjukkan bahwa perilaku seksual remaja pranikah remaja di
berbagai provinsi semakin meningkat dikarenakan kurangnya pengetahuan
remaja tentang kesehatan reproduksi. Permasalahan remaja tersebut memberi
dampak seperti kehamilan, pernikahan usia muda, dan tingkat aborsi yang
tinggi sehingga dampaknya buruk terhadap kesehatan reproduksi remaja.
Beberapa penelitian sebelumnya di beberapa negara, anak perempuan dan
laki-laki yang belum menikah sudah aktif secara seksual sebelum mencapai
umur 15 tahun. Survei terakhir terhadap anak laki-laki yang berusia 15–19
tahun di Brazil, Hungaria, Kenya, menemukan bahwa lebih dari seperempat
dilaporkan telah melakukan hubungan seksual sebelum usia mereka mencapai
15 tahun.
5. Tujuan : Pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi dan cara-cara
melindungi dirinya terhadap risiko kesehatan reproduksi relatif masih rendah
dan perlu mendapatkan perhatian yang lebih. Oleh karena itu, penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengetahuan kesehatan reproduksi
remaja dengan perilaku seksual pranikah.
6. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimen dengan desain
survei dan menggunakan pendekatan kuantitatif untuk melihat adanya
hubungan pengetahuan kesehatan reproduksi remaja dan sikap mengenai
hubungan seksual sebelum menikah terhadap perilaku hubungan seksual
remaja pranikah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan
analisis statistik inferensial menggunakan software SPSS versi 17.
7. Hasil :
a. Analisis Deskriptif
Pada bagian ini akan disajikan hasil analisis deskriptif responden
menurut latar belakang karakteristik demografi, sosial dan ekonomi.
Berdasarkan hasil analisis deskriptif (Tabel 1), tampak bawah
responden remaja yang terbanyak adalah usia 15–19 tahun yaitu
sebesar 64%, dengan jumlah responden laki-laki sebesar 52,2% dan
responden perempuan sebesar 47,8%, Tingkat pendidikan yang banyak
ditamatkan adalah tamat SLTA sebesar 38,7% dan tamat SLTA
sebesar 38%. Responden remaja rata-rata masih berada di bangku
sekolah, yaitu sebesar 53,5%.
b. Analisis Inferensial
Pada bagian ini akan disajikan hasil analisis inferensial dari pengaruh
pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja terhadap
pengalaman pacaran dan dari pengaruh pengetahuan tentang kesehatan
reproduksi remaja terhadap pengalaman melakukan hubungan seksual
pranikah.
Berdasarkan hasil pengujian analisis regresi berganda (Tabel 2),
menunjukkan hasil bahwa, korelasi berganda antara masing-masing
pengetahuan tentang kesehatan reproduksi (variabel independen)
terhadap perilaku seksual (variabel dependen) sebesar 0,996. Hasil uji
koefisien determinasi (R2) sebesar 0,991 (pengetahuan tentang
kesehatan reproduksi adalah sebesar 0,991 atau 99,1%. Hal ini berarti
secara keseluruhan (total) variabel pengetahuan tentang kesehatan
reproduksi dapat menjelaskan pengalaman pacaran sebesar 99,1%,
sisanya sebesar 0,9% diterangkan oleh variabel lain di luar variabel
penelitian yang digunakan. Lebih lanjut, uji F- statistik digunakan
untuk menguji pengaruh secara simultan variabel pengetahuan tentang
kesehatan reproduksi (independent variable) berhubungan dengan
perilaku seksual pranikah yang diwakili oleh pengalaman pernah
pacaran (dependent variable) melalui pengujian hipotesis.
Kriteria Uji F-statistik dalam penelitian ini adalah jika nilai sig.F < p-
value, Ho ditolak, artinya secara simultan terdapat pengaruh yang
signifikan antara variabel pengetahuan tentang kesehatan reproduksi
terhadap pengalaman pacaran remaja. Berdasarkan hasil perhitungan
Uji F diperoleh nilai sig.F< p-value (0,005 < 0,05), artinya Ho ditolak
atau menerima H1 yang artinya secara signifikan variabel pengetahuan
kesehatan reproduksi memengaruhi pengalaman remaja yang pernah
pacaran.
Berdasarkan hasil pengujian analisis regresi berganda (Tabel 4),
menunjukkan hasil bahwa, korelasi berganda antara masing-masing
pengetahuan tentang kesehatan reproduksi (dependent variable)
terhadapan perilaku seksual (independent variable) sebesar 0,673.
Hasil uji koefisien determinasi (R2) pengetahuan tentang kesehatan
reproduksi adalah sebesar 0,45 atau 45%. Hal ini berarti secara
keseluruhan (total) variabel pengetahuan tentang kesehatan reproduksi
dapat menjelaskan pengalaman pernah melakukan hubungan seksual
pranikah sebesar 45%, sisanya sebesar 55% diterangkan oleh variabel
lain di luar variabel penelitian yang digunakan. Berdasarkan hasil
perhitungan Uji F diperoleh nilai sig.F < p-value (0,045 < 0,05),
artinya Ho ditolak atau menerima H1 yang artinya secara signifikan
variabel pengetahuan kesehatan reproduksi memengaruhi remaja yang
memiliki pengalaman pernah melakukan hubungan seksual pranikah.
8. Kesimpulan : Berdasarkan hasil analisis data dan temuan penelitian yang
telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat diambil beberapa kesimpulan,
yaitu terdapat pengaruh pengetahuan kesehatan reproduksi remaja terhadap
pengalaman berpacaran. Berdasarkan uji regresi berganda yang dilakukan
pada penelitian ini, secara signifikan terdapat pengaruh pengetahuan kesehatan
reproduksi terhadap pengalaman pacaran remaja. Dari model regresi,
ditemukan bahwa pengetahuan kesehatan reproduksi remaja yang berpengaruh
secara individu terhadap pengalaman berpacaran adalah pengetahuan tentang
HIV/AIDS, pengetahuan tentang Napza dan pengetahuan tentang cara untuk
menghindari HIV/AIDS. Terdapat pengaruh pengetahuan kesehatan
reproduksi remaja terhadap pengalaman berhubungan seksual pranikah.
Berdasarkan uji regresi berganda yang dilakukan pada penelitian ini, secara
signifikan terdapat pengaruh pengetahuan kesehatan reproduksi terhadap
pengalaman pacaran remaja. Dari model regresi, ditemukan bahwa
pengetahuan kesehatan reproduksi remaja yang berpengaruh secara individu
terhadap pengalaman melakukan hubungan seksual pranikah adalah
pengetahuan masa subur dan pengetahuan tentang Napza.
BAB III

ANALISIS JURNAL

1. Dimensi Metodologi

ASPEK KEKUATAN KELEMAHAN JUSTIFIKASI


YANG
DITELITI
Rancangan  Penelitian ini  Tidak  Rancangan penelitian adalah
merupakan melampirkan suatu rencana, struktur, dan
penelitian non adanya strategi penelitian yang
eksperimen penelitian- dimaksudkan untuk menjawab
dengan desain penelitian permasalahan yang dihadapi.
survei dan sebelumnya.
menggunakan
pendekatan
kuantitatif untuk
melihat adanya
hubungan
pengetahuan
kesehatan
reproduksi remaja
dan sikap
mengenai
hubungan seksual
sebelum menikah
terhadap perilaku
hubungan seksual
remaja pranikah.
Penelitian ini
menggunakan
pendekatan
kuantitatif dengan
analisis statistik
inferensial
Manfaat  Manfaat Penelitian  Jurnal  Manfaat penelitian terdiri dari
ini untuk penelitian ini manfaat secara teoritis dan
memberikan bahan belum secara praktis.
advokasi bagi para dicantumkan
penentu kebijakan secara jelas,
dalam menyusun manfaat
strategi penelitian
pelaksanaan secara teoritis
program, terutama dan secara
yang berkait an praktis.
dengan hubungan
antara perilaku
seksual pranikah
remaja dan faktor-
faktor yang
memengaruhinya

Variabel  Variabel pengaruh  Peneliti kurang  Dalam persiapan metodologis


Penelitian (independent menjelaskan untuk menguji hipotesis,
variable) meliputi: mengenai peneliti harus mampu
pengetahuan variabel terikat mengidentifikasikan variabel
kesehatan dan variabel penelitian yang akan
reproduksi remaja bebas sehingga mempengaruhi pemilihan
yang terdiri dari pembaca jurnal analisa statistik.
pengetahuan masa tidak dapat
subur, risiko hamil mengerti
apabila secara
berhubungan langsung
walaupun sekali, mengenai
KB, dan HIV/ variabel
AIDS; dan penelitian.
 Perilaku seksual
merupakan
variabel
terpengaruh
(dependent
variable) yang
meliputi
pengalaman
pernah pacaran
dan pengalaman
pernah melakukan
hubungan seksual
pranikah.

Populasi  Populasi dalam -  Populasi adalah keseluruhan


dan Sampel penelitian ini subyek penelian. Sampel adalah
adalah remaja sebagian dari populasi yang
perempuan dan mewakili karakteristik populasi.
laki-laki umur 15– Teknik pengambilan sample
24 tahun dan disebut sampling. Prinsip
belum menikah sampling yaitu representative.
 responden yang
diwawancara
sebanyak 24.617
responden, namun
yang berhasil
sampai dengan
selesai hanya
23.619 responden
dengan remaja
laki-laki sebanyak
12.324 responden
dan remaja
perempuan
sebanyak 11.295
responden.
Penelitian ini
menggunakan data
total dari 33
provinsi yang telah
ter-weighted.
Cara  Penelitian ini  Penulis tidak  Sebaiknya peneliti
Pengumpul menggunakan data mencantumka menambahkan cara
an Data total dari 33 n dengan jelas pengumpulan data dengan
provinsi yang telah cara penyajian dalam bentuk tabel
ter-weighted. pengumpulan dan skematis agar pembaca
Penelitian ini data dalam dapat memahami dengan cepat
merupakan penelitian tanpa harus membaca dengan
penelitian tersebut. kalimat yang panjang.
noneksperimen
dengan desain
survei
menggunakan
pendekatan
kuantitatif dengan
statistik
inferensial.
Alat Ukur/ -  Penulis tidak  Instrumen penelitian merupakan
Instrumen mencantumka sesuatu yang sangat penting dan
n dengan jelas strategis kedudukannya di
alat ukur atau dalam keseluruhan penelitian.
instrument Instrumen merupakan alat bantu
yang dipakai bagi peneliti dalam
dalam mengumpulkan data. Kualitas
penelitian instrumen akan mempengaruhi
tersebut. kualitas data yang terkumpul
 Uji coba merupakan langkah
yang sangat penting dalam
pengembangan instrumen,
karena dari uji coba inilah dapat
diketahui informasi mengenai
mutu instrumen, apakah dari
segi validitas dan reliabilitasnya
siap untuk digunakan.

Tekhnik  Penelitian ini -  Setiap data yang diperoleh harus


Pengolahan menggunakan melalui proses pengolahan
pendekatan sebelum siap untuk dianalis.
kuantitatif dengan
analisis statistik
inferensial
menggunakan
software SPSS
versi 17
Tekhnik  Peneliti telah -  Menganalisis merupakan satu
Analisis mencantumkan langkah yang sangat kritis
Data jenis analisa data dalam penelitian. Peneliti harus
dengan memastikan pola analisis mana
menggunakan yang akan digunakan, apakah
analisa Univariat, analisis statistik atau non-
Bivariat dan statistik. Analisis statistik sesuai
Multivariat. dengan data kuantitatif. Untuk
analisis statistik, model analisis
yang digunakan disesuaikan
dengan rancangan penelitian.

2. Dimensi Etik
ASPEK KEKUATAN KELEMAHAN JUSTIFIKASI
YANG
DITELITI
Subyek Subjek dalam  Penelitian ini belum  Informed consent sangat
penelitian ini menggambarkan diperlukan untuk
adalah 24.617 secara jelas adanya pertanggungjawaban dan
remaja dari 33 informed consent. memenuhi aspek legal baik
provinsi klien maupun peneliti.

3. Dimensi Interpretatif

ASPEK KEKUATAN KELEMAHAN JUSTIFIKASI


YANG
DITELITI
Hasil Penyajian hasil penelitian:  Penyajian  Penyajian
Penelitian a. Penyajian dan interprestasi data hasil data sebagai
1) Peneliti telah menyajikan data penelitian fakta yang
dengan urut kurang jelas mendukung
2) Peneliti telah menyajikan hasil sehingga hasil
penelitian dalam bentuk analisis pembaca penelitian.
deskriptif dan analisis kurang  Hasil
inferensial, sesuai dnengan memahami pengujian
metode penelitian yang dipilih dengan hasil statistik harus
dan disajikan dalam bentuk yang telah ditampilkan
tabel. Penyajian dalam tabel diteliti. untuk
telah dituliskan dengan baik (no mendukung
tabel, judul tabel) penelitian
kuantitatif.
Pengujian
yang salah
akan
memberikan
kesimpulan
yang salah.

Pembahasan Uraian analisis temuan:  Peneliti tidak  Sebelum


1. Peneliti telah menguraikan hasil mengkaitkan menarik
penelitian. antara hasil suatu
 Peneliti menggunakan fakta atau penelitian kesimpulan,
hasil penelitian sebelumnya. dengan teori hasil analisis
yang ada, yang masih
karena faktual harus
peneliti tidak diintepretasik
mencantumka an dan diberi
n teori tentang makna oleh
kesehatan peneliti,
reproduksi sehingga
dan dapat
seksualitas dibandingkan
dala jurnal dengan
hasil hipotesis
penelitiannya. penelitian.

Kesimpulan,  Penelitian ini secara implisit telah -  Saran


saran dan memberikan kesimpulan : Terdapat merupakan
rekomendasi pengaruh pengetahuan kesehatan implikasi
reproduksi remaja terhadap hasil
pengalaman berhubungan seksual penelitian
pranikah dan pengetahuan terhadap
kesehatan reproduksi remaja yang pengembanga
berpengaruh secara individu n ilmu
terhadap pengalaman melakukan pengetahuan
hubungan seksual pranikah adalah dan
pengetahuan masa subur dan penggunaan
pengetahuan tentang Napza. praktis.
 Saran : penelitian ini dipakai
sebagai bahan advokasi bagi para
penentu kebijakan dalam
menyusun strategi pelaksanaan
program.

ANALISIS PICO

No Poin Analisa Analisa Jurnal Berdasarkan PICO


1. Problem (P)  Total responden yang diwawancara sebanyak 24.617 responden,
namun yang berhasil sampai dengan selesai hanya 23.619
responden dengan remaja laki-laki sebanyak 12.324 responden
dan remaja perempuan sebanyak 11.295 responden.
Hal ini menunjukan bahwa penelitian ini tidak mencapai semua
sampel yang telah ditentukan.
2. Intervention(I Intervensi yang dilakukan pada jurnal ini :
)  penelitian non eksperimen dengan desain survei dan menggunakan
pendekatan kuantitatif untuk melihat adanya hubungan pengetahuan
kesehatan reproduksi remaja dan sikap mengenai hubungan seksual
sebelum menikah terhadap perilaku hubungan seksual remaja
pranikah.
 Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis
statistik inferensial menggunakan software SPSS versi 17.
 Penelitian ini menggunakan sumber data sekunder yang berasal dari
Survei Indikator Rencana Pembangunan jangka menengah nasional
2010 yang dilaksanakan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan
KB dan Kesejahteraan sosial, BKKBN (Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Nasional).
3. Comparator Dalam jurnal ini terdapat perbandingan dengan penelitian sebelumnya
(C) di beberapa Negara :
 Berdasarkan hasil uji regresi berganda di atas yang menunjukkan
adanya pengaruh antara pengetahuan kesehatan reproduksi dengan
perilaku seksual pranikah, maka untuk mencegah dan mengatasi
masalah perilaku seksual pranikah yang sering dilakukan oleh para
remaja, perlu ditingkatkan pemberian penyuluhan, pendidikan dan
pengertian yang benar tentang seksualitas.
 Penelaahan terhadap 35 penelitian yang dilakukan di negara maju
dan berkembang menyimpulkan, pendidikan seksual berbasis
sekolah tidak menyebabkan terjadinya hubungan seksual lebih dini,
juga tidak menyebabkan bertambahnya kegiatan seksual remaja.
Sebaliknya justru berdampak pada penundaan kegiatan seks dini.
4. Outcome (O) Hasil penelitian menunjukkan :
 Berdasarkan hasil analisis deskriptif (Tabel 1), tampak bawah
responden remaja yang terbanyak adalah usia 15–19 tahun yaitu
sebesar 64%, dengan jumlah responden laki-laki sebesar 52,2%
dan responden perempuan sebesar 47,8%, Tingkat pendidikan
yang banyak ditamatkan adalah tamat SLTA sebesar 38,7% dan
tamat SLTA sebesar 38%. Responden remaja rata-rata masih
berada di bangku sekolah, yaitu sebesar 53,5%.
 Berdasarkan hasil pengujian analisis regresi berganda
menunjukkan hasil bahwa, korelasi berganda antara masing-
masing pengetahuan tentang kesehatan reproduksi (variabel
independen) terhadap perilaku seksual (variabel dependen)
sebesar 0,996. Hasil uji koefisien determinasi (R2) sebesar 0,991
(pengetahuan tentang kesehatan reproduksi adalah sebesar 0,991
atau 99,1%. Hal ini berarti secara keseluruhan (total) variabel
pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dapat menjelaskan
pengalaman pacaran sebesar 99,1%, sisanya sebesar 0,9%
diterangkan oleh variabel lain di luar variabel penelitian yang
digunakan.
 Kriteria Uji F-statistik dalam penelitian ini adalah jika nilai sig.F
< p-value, Ho ditolak, artinya secara simultan terdapat pengaruh
yang signifikan antara variabel pengetahuan tentang kesehatan
reproduksi terhadap pengalaman pacaran remaja. Berdasarkan
hasil perhitungan Uji F diperoleh nilai sig.F< p-value (0,005 <
0,05), artinya Ho ditolak atau menerima H1 yang artinya secara
signifikan variabel pengetahuan kesehatan reproduksi
memengaruhi pengalaman remaja yang pernah pacaran.
 Berdasarkan hasil pengujian analisis regresi berganda,
menunjukkan hasil bahwa, korelasi berganda antara masing-
masing pengetahuan tentang kesehatan reproduksi (dependent
variable) terhadapan perilaku seksual (independent variable)
sebesar 0,673. Hasil uji koefisien determinasi (R2) pengetahuan
tentang kesehatan reproduksi adalah sebesar 0,45 atau 45%. Hal
ini berarti secara keseluruhan (total) variabel pengetahuan tentang
kesehatan reproduksi dapat menjelaskan pengalaman pernah
melakukan hubungan seksual pranikah sebesar 45%, sisanya
sebesar 55% diterangkan oleh variabel lain di luar variabel
penelitian yang digunakan.
 Berdasarkan hasil perhitungan Uji F diperoleh nilai sig.F < p-
value (0,045 < 0,05), artinya Ho ditolak atau menerima H1 yang
artinya secara signifikan variabel pengetahuan kesehatan
reproduksi memengaruhi remaja yang memiliki pengalaman
pernah melakukan hubungan seksual pranikah.

BAB IV

KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Pengetahuan kesehatan reproduksi sangat penting untuk membatasi perilaku
seksual yang kian bebas pada usia remaja. Kurangnya kewaspadaan remaja terhadap
masalah perilaku seksual dikarenakan kurangnya pengetahuan tentang kesehatan
reproduksi remaja.
Berdasarkan jurnal tersebut, menunjukkan bahwa adanya pengaruh antara
pengetahuan kesehatan reproduksi dengan perilaku seksual pranikah, maka untuk
mencegah dan mengatasi masalah perilaku seksual pranikah yang sering dilakukan
oleh para remaja, perlu ditingkatkan pemberian penyuluhan, pendidikan dan
pengertian yang benar tentang seksualitas.
Pendidikan mengenai kesehatan reproduksi perlu diberikan sejak dini, agar
para remaja mendapatkan informasi yang benar dan akurat. Sudah saatnya para
pendidik dan orang tua membicarakan masalah reproduksi dan seksualitas secara
jujur, terbuka dan professional.
B. Saran
Berdasarkan jurnal tersebut terdapat pengaruh pengketahuan tentang
kesehatan reproduksi remaja terhadap perilaku seksualitas pranikah remaja, untuk itu
jurnal ini dapat dijadiakan sebagai bahan advokasi bagi bagi para penentu kebijakan
dalam menyusun strategi pelaksanaan program dan bagi orang tua agar membicarakan
masalah reproduksi dan seksualitas dengan anaknya secara terbuka dan jujur
khususnya anak dengan usia remaja.
Maka untuk mencegah dan mengatasi masalah perilaku seksual pranikah yang
sering dilakukan oleh para remaja, perlu ditingkatkan pemberian penyuluhan,
pendidikan dan pengertian yang benar tentang kesehatan reproduksi dan seksualitas.

SUMBER JURNAL

http://widyariset.pusbindiklat.lipi.go.id/index.php/widyariset/article/download/27/22

Anda mungkin juga menyukai