773-Article Text-1837-1-10-20200616152

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 16

Doi: 10.5281/zenodo.

3884420

Stilistika Volume 8, Nomor 2, Mei 2020 ISSN P 2089-8460


ISSN E 2621-3338

GERAKAN LITERASI DIGITAL


PADA MASA PANDEMI COVID-19

oleh
I Putu Gede Sutrisna
Institut Teknologi dan Kesehatan Bali
[email protected]

Abstrak
Pada masa pandemi covid-19, setiap individu perlu menguasai bahwa literasi digital
merupakan hal penting yang dibutuhkan untuk dapat berpartisipasi di dunia modern dan
mengantisipasi penyebaran informasi negartif pada masa pandemi covid-19. Literasi
digital akan menciptakan tatanan masyarakat dengan pola pikir dan pandangan yang
kritis-kreatif. Tulisan ini menawarkan konsep gerakan literasi digital yang bisa
dilaksanakan pada masa pandemi covid-19. Gerakan literasi digital yang dapat dilakukan
pada masa pandemi covid-19 adalah gerakan literasi digital keluarga dan gerakan literasi
digital masyarakat. Gerakan literasi tersebut bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
berpikir kritis, kreatif, dan positif dalam menggunakan media digital dalam kehidupan
sehari-hari. Tulisan ini juga menawarkan konsep antisipasi berita hoaks pada masa
pandemi covid-19.

Kata kunci: Literasi, Digital, Covid-19

DIGITAL LITERACY ACTION


DURING COVID-19 PANDEMIC

Abstract
During the covid-19 pandemic, each individual should know that digital literacy is an
important thing to participate in this modern era and to anticipate the spread of negative
information. Digital literacy will create critical-creative mind-set and opinion for the
society. This article offers the concept of digital literacy that can be carried out during
covid-19 pandemic. The digital literacy action that can be done during covid-19
pandemic is family digital literacy and society digital literacy. Those actions aim to
improve critical thinking, being creative, and using digital media positively in daily life.
This article also offers the concepts to prevent hoax news during covid-19 pandemic.

Keywords: Literacy, Digital, Covid-19

1
1. PENDAHULUAN skala ‘sangat puas’ sebesar 71,1%

M
edia digital memudahkan mengakses internet melalui
setiap penggunanya untuk perangkat mobile, serta 25,3 %
saling berbagi informasi. Sumber alasan utama terbesar mengakses
informasi bisa berasal darimana internet adalah up date informasi
saja. Tidak dapat dipungkiri, (Riana Mardina, 2017).
perkemabangan media digital begitu Berdasarkan hasil survei
pesat. Ketidakpahaman dan APJII 2016, bahwa 97, 5 % berbagi
ketidaksiapan masyarakat terhadap informasi menjadi aktivitas tertinggi
media digital membuat dalam media sosial. Beberapa tahun
penyalahgunaan yang berakibat terakhir ini, dampak negatif media
terhadap kehidupan pribadi dan sosial menjadi tak terkendali, ketika
sosial. Kehadiran media sosial informasi dibagikan atau diciptakan
menjadi bagian perkembangan hanya sekedar menaikkan ‘status’
internet. Kehadiran media sosial pengirim informasi. Aktivitas
menawarkan berbagai cara untuk berbagi informasi lebih banyak
berinteraksi, berkomunikasi dan menimbulkan keresahan dan
bersosialisasi dengan fitur-fitur ketidaknyamanan di masyarakat.
pendukung yang sangat menarik. Saat ini berbagi informasi dengan

Organisasi nirlaba yaitu cepat tanpa perlu menyaring benar

Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet tidaknya informasi tersebut sudah

Indonesia menyatakan hasil survei menjadi aktivitas sosial. Retnowati

yang dilakukan organisasi tersebut, (dalam Nani Pratiwi, 2017)

bahwa pengguna internet Indonesia menyatakan pengguna media sosial

mencapai 51, 8% (132,7 juta orang) yang baik dapat meningkatkan

dari 256,2 juta orang penduduk prestasi, sebaliknyapenggunaan yang

Indonesia. Penduduk Indonesia buruk dapat berakibat negatif

mengakses internet lebih banyak terhadap kehidupan sosial.

melalui perangkat gadget sebesar 47, Berdasarkan penelitian yang

6 %, dengan tingkat kepuasan pada dilakukan UNICEF dan Kementerian


Komunikasi dan Informatika (Riana pengguna internet di Indonesia
Mardina, 2017), pengguna internet di belum sepenuhnya memiliki
Indonesia yang berasal dari anak- kemampuan literasi digital.
anak dan remaja diprediksi sekitar 30 Perkembangan dunia digital
juta. Remaja terlahir dan tumbuh dapat menimbulkan dua sisi yang
dengan media sosial sebagai bagian berlawanan dalam kaitannya dengan
dari hidup dan kesehariannya. Saat pengembangan literasi digital. Salah
ini mereka sangat tergantung dengan satu kehawatiran yang muncul adalah
adanya media sosial. Menurut sebuah jumlah generasi muda yang
agensi marketing sosial, terdapat 72 mengakses internet sangat besar,
juta pengguna aktif media sosial. yaitu kurang lebih 70 juta orang.
Media sosial yang banyak diminati Dalam masa belajar dari rumah dan
adalah facebook. bekerja dari rumah (work from
Banyak kasus negatif yang home), mereka menghabiskan waktu
muncul pada pengguna media sosial untuk berinternet, baik melalui
di masa pandemi covid-19, telepon genggam, komputer
contohnya terjadi kasus terkait personal, atau laptop. Tingginya
pencemaran nama baik, penghinaan, penetrasi internet tentu meresahkan
bullying, dan penyebaran berita banyak pihak belum lagi perilaku
hoaks yang dapat memicu depresi berinternet yang tidak sehat,
masyarakat yang tengah berjuang ditunjukkan dengan menyebarnya
melawan Covid-19. Fenomena- berita atau informasi hoaks, ujaran
fenomena ini menunjukkan kebencian, dan intoleransi di media
pengguna internet di Indonesia sosial. Hal-hal tersebut tentu menjadi
belum paham untuk menggunakan tantangan besar dalam
internet dengan baik dan benar. Di mempersiapkan generasi abad ke-21,
satu sisi mereka dapat mengakses generasi yang memiliki kompetensi
jaringan, namun belum memahami digital.
seutuhnya konsekuensi penggunaan Hasil riset yang dilansir oleh
media digital. Jadi, walaupun telah Mitchell Kapoor (Kemdikbud, 2017)
menguasai baca tulis, namun menunjukkan bahwa generasi muda
yang memiliki keahlian untuk berita hoaks, bullying, pencemaran
mengakses media digital, saat ini nama baik, berita BLT, berita
belum mengimbangi kemampuannya pembagian sembako, dan berita-
menggunakan media digital untuk berita negatif lainnya yang dapat
kepentingan memperoleh informasi meresahkan masyarakat dalam
pengembangan diri. Hal pandemi covid-19. Di sisi lain,
mengindikasikan semakin kalangan pendidikan menanfaatkan
merosotnya budaya baca masyarakat media digital sebagai media
yang memang masih dalam tingkat pembelajaran dalam masa belajar
yang rendah. Kehadiran berbagai dari rumah. Hal tersebut sangat
gawai (gadget) yang bisa terhubung positif dalam rangka mempersiapkan
dengan jaringan internet generasi abad-21 yang memiliki
mengalihkan perhatian orang dari kompetensi digital.
buku ke gawai yang mereka miliki. Pada masa pandemi covid-19
Di sisi lain, perkembangan setiap individu perlu memahami
media digital memberikan peluang, bahwa literasi digital merupakan hal
seperti meningkatnya peluang bisnis penting yang dibutuhkan untuk dapat
e-commerce, lahirnya lapangan kerja berpartisipasi di dunia modern dan
baru berbasis media digital, dan mengantisipasi penyebaran informasi
pengembangan kemampuan literasi negartif pada masa pandemi covid-19
tanpa menegasikan teks berbasis sekarang ini. Literasi digital sama
cetak. Perkembangan pesat dunia pentingnya dengan membaca,
digital yang dapat dimanfaatkan menulis, berhitung, dan disiplin ilmu
adalah munculnya ekonomi kreatif lainnya. Setiap orang hendaknya
dan usaha-usaha baru untuk dapat bertanggung jawab terhadap
menciptakan lapangan pekerjaan bagaimana menggunakan teknologi
(Kemdikbud, 2017). untuk berinteraksi dengan
Pada masa pandemi covid-19 lingkungan sekitarnya. Teknologi
saat ini, perkembangan media digital digital memungkinkan orang untuk
begitu pesat. Mulai dari penyebaran berinteraksi dan berkomunikasi
dengan keluarga dan teman dalam dengan pola pikir dan pandangan
kehidupan sehari-hari. Sayangnya, yang kritis-kreatif. Mereka tidak
dunia maya saat ini semakin akan mudah termakan oleh isu yang
dipenuhi konten berbau berita provokatif, menjadi korban informasi
bohong, ujaran kebencian, dan hoaks, atau korban penipuan yang
radikalisme, bahkan praktik-praktik berbasis digital. Dengan demikian,
penipuan. Keberadaan konten negatif kehidupan sosial dan budaya
yang merusak ekosistem digital saat masyarakat pada masa pandemi
ini hanya bisa ditangkal dengan covid-19 akan cenderung aman dan
membangun kesadaran dari tiap-tiap kondusif.
individu. Berdasarkan uraian di atas,
Menjadi literat digital berarti maka dipandang perlu untuk
dapat memproses berbagai informasi, diadakan gerakan literasi digital
dapat memahami pesan dan dalam masa pandemi covid-19.
berkomunikasi efektif dengan orang Gerakan literasi digital akan
lain dalam berbagai bentuk. Dalam menciptakan pola pikir kreatif dan
hal ini, bentuk yang dimaksud kristis dalam menghadapi pandemi
termasuk menciptakan, covid-19. Dengan adanya gerakan
mengolaborasi, mengomunikasikan, literasi digital akan membatu
dan bekerja sesuai dengan aturan masyarakat mendapatkan informasi
etika, dan memahami kapan dan yang akurat dan mendapatkan bahan
bagaimana teknologi harus bacaan yang berkualitas dalam
digunakan agar efektif untuk mengisi waktu di tengah pandemi
mencapai tujuan. Termasuk juga covid-19. Tulisan ini menawarkan
kesadaran dan berpikir kritis sebuah konsep gerakan literasi digital
terhadap berbagai dampak positif dan pada masa pandemi covid-19.
negatif yang mungkin terjadi akibat Tulisan ini akan memberikan
penggunaan teknologi dalam langkah-langkah literasi digital dan
kehidupan sehari-hari. langkah-langkah dalam mengatasi
Literasi digital akan hoaks dalam masa pandemi.
menciptakan tatanan masyarakat
Kompetensi literasi digital lebih
luas dipaparkan dari hasil penelitian
Bhatt (2012) menyatakan,
2. HASIL DAN PEMBAHASAN keterampilan teknologi komunikasi
2.1 Pengertian Literasi Digital dan informasi menjadi inti
Menurut Paul Gilster dalam kompetensi dalam literasi digital.
bukunya yang berjudul Digital Seseorang harus memiliki
Literacy (Kemdikbud, 2017) literasi kemampuan dalam penguasaan
digital diartikan sebagai kemampuan perangkat teknologi digital, dengan
untuk memahami dan menggunakan harapan individu tersebut sudah
informasi dalam berbagai bentuk dari memiliki keterampilam literasi
berbagai sumber yang sangat luas digital. Perangkat teknologi digital
yang diakses melalui piranti yang dikuasai tidak hanya internet
komputer. Bawden (2001) saja, tetapi berbagai tipe teknologi
menawarkan pemahaman baru digital yaitu penguasaan sistem
mengenai literasi digital yang komunikasi dengan efektif. Salah
berakar pada literasi komputer dan satu karakteristik kemampuan literasi
literasi informasi. Literasi digital digital seperti teknologi media sosial
secara sederhana diartikan sebagai dengan berbagai komunitas online
kecakapan memahami dan yang melingkupinya, kemudian
menggunakan informasi dari penguasaan perangkat teknologi
berbagai tipe format sumber-sumber mobile itu sendiri. Penguasaan
informasi yang lebih luas, dan teknologi digital seperti itu dianggap
mampu ditampilkan melalui sebagai tahapan jelas untuk
perangkat komputer. Dengan kemampuan literasi digital.
demikian, mengacu pada pendapat Keterampilan literasi digital di
Bawden, literasi digital lebih banyak luar penguasaan perangkat teknologi
dikaitkan dengan keterampilan teknis digital, dikemukakan hasil penelitian
mengakses, merangkai, memahami, Martin & Grudziecki (2008) melalui
dan menyebarluaskan informasi. hasil penelitian mereka, keterampilan
literasi digital ditekankan pada sikap dalam mengembangkan tahapan
dan kesadaran seseorang dalam literasi informasi pada level
mengggunakan perangkat ICT untuk mengevaluasi informasi secara kritis
berkomunikasi, kemampuan (Goodfellow, 2011). Seperti yang
berekspresi dalam kegiatan sosial, dinyatakan oleh Martin (2006, h.18),
dengan maksud untuk mencapai bahwa aspek berpikir kritis menjadi
tujuan pada berbagai situasi hal penting dalam mengembangkan
kehidupan individu yang kompotensi literasi digital, bahwa
bersangkutan. Kemampuan literasi berpikir kritis dan evaluasi kritis
digital menjadikan seseorang mampu terhadap apa yang ditemukan dalam
mentranformasikan kegiatan melalui internet, serta mampu menerapkan
penggunaan perangkat teknologi dalam kehidupan.
digital. Setiap orang harus memiliki Sementara itu, Douglas A.J.
kesadaran sebagai orang-orang yang Belshaw dalam tesisnya What is
melek digital, dalam konteks ‘Digital Literacy‘? (Kemdikbut,
kehidupan, pekerjaan maupun 2017) mengatakan bahwa ada
belajar. delapan elemen esensial untuk
Kompetensi literasi digital mengembangkan literasi digital,
ditinjau pada aspek berpikir kritis, yaitu sebagai berikut.
dikemukakan (Meyers, Ingrid, Ruth, 1) Kultural, yaitu pemahaman
2013) aspek berpikir kritis dalam ragam konteks pengguna dunia
literasi digital sangat penting, karena digital;
beragamnya informasi di internet, 2) Kognitif, yaitu daya pikir dalam
dan kemudahan konten informasi menilai konten;
diciptakan pengguna internet. 3) Konstruktif, yaitu reka cipta
Keterampilan literasi digital sebagai sesuatu yang ahli dan aktual;
pengembangan berpikir, artinya 4) Komunikatif, yaitu memahami
kesadaran berpikir terhadap tugas- kinerja jejaring dan komunikasi
tugas yang dibebankan kepada di
seseorang. Cara berpikir kritis 5) dunia digital;
seharusnya menjadi bagian penting
6) Kepercayaan diri yang dikembangkan oleh UNESCO pada
bertanggung jawab; tahun 2011 (Kemdikbud, 2017),
7) Kreatif, melakukan hal baru yaitu merujuk pada serta tidak bisa
dengan cara baru; dilepaskan dari kegiatan literasi,
8) Kritis dalam menyikapi konten; seperti membaca dan menulis, serta
dan matematika yang berkaitan dengan
9) Bertanggung jawab secara sosial. pendidikan. Oleh karena itu, literasi
Aspek kultural, menurut digital merupakan kecakapan (life
Belshaw, menjadi elemen terpenting skills) yang tidak hanya melibatkan
karena memahami konteks pengguna kemampuan menggunakan perangkat
akan membantu aspek kognitif dalam teknologi, informasi, dan
menilai konten. Berdasarkan komunikasi, tetapi juga kemampuan
beberapa pendapat di atas dapat bersosialisasi, kemampuan dalam
disimpulkan bahwa literasi digital pembelajaran, dan memiliki sikap,
adalah pengetahuan dan kecakapan berpikir kritis, kreatif, serta inspiratif
untuk menggunakan media digital, sebagai kompetensi digital.
alat-alat komunikasi, atau jaringan Prinsip dasar pengembangan literasi
dalam menemukan, mengevaluasi, digital, antara lain, sebagai
menggunakan, membuat informasi, berikut.
dan memanfaatkannya secara sehat, 1) Pemahaman
bijak, cerdas, cermat, tepat, dan Prinsip pertama dari literasi
patuh hukum dalam rangka membina digital adalah pemahaman
komunikasi dan interaksi dalam sederhana yang meliputi
kehidupan sehari-hari. kemampuan untuk mengekstrak
ide secara implisit dan ekspilisit
dari media.
2.2 Prinsip Dasar Pengembangan 2) Saling Ketergantungan
Literasi Digital Prinsip kedua dari literasi digital
Konsep literasi digital, sejalan adalah saling ketergantungan
dengan terminologi yang yang dimaknai bagaimana suatu
bentuk media berhubungan 4) Kurasi
dengan yang lain secara potensi, Berbicara tentang penyimpanan
metaforis, ideal, dan harfiah. informasi, seperti penyimpanan
Dahulu jumlah media yang konten pada media sosial melalui
sedikit dibuat dengan tujuan metode “save to read later”
untuk mengisolasi dan penerbitan merupakan salah satu jenis
menjadi lebih mudah daripada literasi yang dihubungkan dengan
sebelumnya. Sekarang ini dengan kemampuan untuk memahami
begitu banyaknya jumlah media, nilai dari sebuah informasi dan
bentuk-bentuk media diharapkan menyimpannya agar lebih mudah
tidak hanya sekadar diakses dan dapat bermanfaat
berdampingan, tetapi juga saling jangka panjang. Kurasi tingkat
melengkapi satu sama lain. lanjut harus berpotensi sebagai
3) Faktor Sosial kurasi sosial, seperti bekerja
Berbagi tidak hanya sekadar sama untuk menemukan,
sarana untuk menunjukkan mengumpulkan, serta
identitas pribadi atau distribusi mengorganisasi informasi yang
informasi, tetapi juga dapat bernilai.
membuat pesan tersendiri. Siapa Prinsip pengembangan
yang membagikan informasi, literasi digital menurut Mayes dan
kepada siapa informasi itu Fowler (Kemdikbud, 2017) bersifat
diberikan, dan melalui media apa berjenjang. Terdapat tiga tingkatan
informasi itu berikan tidak hanya pada literasi digital. Pertama,
dapat menentukan keberhasilan kompetensi digital yang meliputi
jangka panjang media itu sendiri, keterampilan, konsep, pendekatan,
tetapi juga dapat membentuk dan perilaku. Kedua, penggunaan
ekosistem organik untuk mencari digital yang merujuk pada
informasi, berbagi informasi, pengaplikasian kompetensi digital
menyimpan informasi, dan yang berhubungan dengan konteks
akhirnya membentuk ulang tertentu. Ketiga, transformasi digital
media itu sendiri.
yang membutuhkan kreativitas dan bagi anak-anak adalah untuk
inovasi pada dunia digital. meningkatkan kemampuan berpikir
kritis, kreatif, dan positif dalam
2.3 Gerakan Literasi Digital pada menggunakan media digital dalam
Masa Pandemi Covid-19 kehidupan sehari-hari. Orang tua
Masa Pandemi Covid-19 yang juga diharapkan mampu secara bijak
mengancam kehidupan sosial dan tepat mengarahkan dan
masyarakat dan mengharuskan mengembangkan budaya literasi
masyarakat mengurangi aktivitas di digital di keluarga. Selain itu,
luar rumah sebagai salah satu penguatan budaya literasi di keluarga
langkah pencegahan covid-19. Oleh juga meningkatkan kemampuan
sebab itu, dalam tulisan ini penulis anggota keluarga dalam
menawarkan konsep gerakan literasi menggunakan dan mengelola media
digital keluarga dan gerakan literasi digital (teknologi informasi dan
digital masyarakat. Hal tersebut komunikasi) secara bijak, cerdas,
penulis pilih, karena sebagian besar cermat, dan tepat untuk membina
aktivitas masyarakat dilakukan di komunikasi dan interaksi
rumah mulai dari belajar di rumah, antaranggota keluarga dengan lebih
bekerja di rumah, beribadah dari harmonis serta untuk mendapatkan
rumah dan kegiatan sosial lainnya informasi yang bermanfaat bagi
yang sebisa mungkin dilakukan dari kebutuhan keluarga. Akan tetapi,
rumah. Dengan demikian, gerakan sasaran literasi digital dalam
literasi digital keluarga dan keluarga yang lebih spesifik adalah
masyarakat dipandang penting untuk sebagai berikut.
mengisi aktivitas masyarakat selama 1) Meningkatnya jumlah dan
masa pandemi covid-19. variasi bahan bacaan literasi
digital yang dimiliki
2.3.1 Gerakan Literasi Digital
keluarga;
Keluarga
2) Meningkatnya frekuensi
Tujuan dari penguatan budaya
membaca bahan bacaan
literasi digital di keluarga terutama
literasi digital dalam 1) Peningkatan jumlah dan
keluarga setiap harinya; ragam bahan bacaan bertema
3) Meningkatnya jumlah teknologi informasi dan
bacaan literasi digital yang komunikasi yang berkaitan
dibaca oleh anggota dengan pencegahan covid-19
keluarga; dalam bentuk majalah, buku,
4) Meningkatnya frekuensi komik, karikatur, gambar
akses anggota keluarga berseri dan dalam bentuk
terhadap penggunaan salinan lunak yang dapat
internet secara bijak; diakses melalui komputer dan
5) Meningkatnya intensitas gawai.
pemanfaatan media digital 2) Pemilihan acara televisi dan
dalam berbagai kegiatan di radio yang edukatif bagi
keluarga; dan anggota keluarga terutama
Strategi pengembangan literasi pada anak agar dapat menjadi
digital keluarga dimulai dari orang sumber pengetahuan.
tua karena orang tua harus menjadi 3) Pemilihan situs dan aplikasi
teladan literasi dalam menggunakan yang edukatif sebagai sumber
media digital. Orang tua harus belajar. Misalnya, orang tua
menciptakan lingkungan sosial yang dapat menggunakan situs
komunikatif dalam keluarga, sahabatkeluarga.kemdikbud.g
khususnya dengan anak. Membangun o.id atau keluargakita.com
interaksi antara orang tua dan anak atau situs yang lain untuk
dalam pemanfaatan media digital mengembangkan
dapat berupa diskusi, saling pengetahuan diri terkait
menceritakan pemanfaatan media dengan keluarga. Anak dapat
digital yang positif. membuka situs dan aplikasi
Dalam situasi pandemi covid- untuk menambah
19, adapun strategi yang dapat pengetahuan dan mengasah
dilakukan keluarga dalam gerakan kreativitasnya, seperti
literasi digital keluarga, adalah aplikasi anak cerdas, tebak
gambar, permainan 1) Meningkatnya jumlah dan
matematika, atau situs seperti variasi bahan bacaan literasi
kbbi.kemdikbud.go.id, digital yang dimiliki setiap
inibudi.com, dan sebagainya. fasilitas publik khususnya
4) Penyediaan komputer, leptop, dalam pencegahan covid-19;
gawai dan akses internet 2) Meningkatnya frekuensi
merupakan salah satu upaya membaca bahan bacaan
penting dalam perkembangan literasi digital yang berkaitan
ilmu pengatahuan pada era dengan pencegahan covid-19;
digital ini. 3) Meningkatnya jumlah bahan
bacaan literasi digital yang
2.3.2 Gerakan Literasi Digital
dibaca oleh masyarakat yang
Masyarakat
berkaitan dengan pencegahan
Tujuan literasi digital di
covid-19;
masyarakat adalah mengedukasi
4) Meningkatnya jumlah
masyarakat dalam memanfaatkan
partisipasi aktif komunitas,
teknologi dan komunikasi dengan
lembaga atau instansi dalam
menggunakan teknologi digital dan
penyediaan bahan bacaan
alat-alat komunikasi atau jaringan
literasi digital;
untuk menemukan, mengevaluasi,
5) Meningkatnya jumlah
menggunakan, mengelola, dan
fasilitas publik yang
membuat informasi secara bijak dan
mendukung literasi digital;
kreatif. Selain itu, literasi digital juga
6) Meningkatnya jumlah
bertujuan untuk menggunakan media
kegiatan literasi digital yang
digital secara bertanggung jawab,
ada di masyarakat;
mengetahui aspek-aspek dan
7) Meningkatnya partisipasi
konsekuensi hukum terkait dengan
aktif masyarakat dalam
UU No. 19 Tahun 2016 tentang
kegiatan literasi digital;
Informasi dan Transaksi Elektronik.
8) Meningkatnya pemanfaatan
Sasaran gerakan literasi digital di
media digital dan internet
masyarakat, adalah sebagai berikut.
dalam memberikan akses ini dapat digunakan sebagai
informasi dan layanan publik; penyebaran informasi dan
9) Meningkatnya pemahaman pengetahuan sebagai bentuk
masyarakat terkait sumber belajar masyarakat.
penggunaan internet dan UU Namun, masyarakat perlu kritis
ITE; dan bijak dalam menyebarkan
informasi dan pengetahuan yang
10) Meningkatnya angka dibuat atau yang diperolehnya.
ketersediaan akses dan
pengguna (melek) internet di 2.4 Antisipasi HOAKS pada Masa
suatu daerah; dan Pandemi Covid-19
Adapun strategi yang dapat Berdasarkan data dari
dilakukan dalam gerakan literasi Keminfo.go.id, pada masa pandemi
digital masyarakat di pada masa covid-19, hampir setiap hari beredar
pandemi covid-19 adalah sebagai berita hoaks di media sosial. Oleh
berikut. karena itu, sebagai masyarakat
1) Sosialisasi bahan referensi pengguna digital wajib menerapkan
tentang hukum dan etika dalam konsep literasi digital dengan baik
menggunakan media digital; dan benar. Berikut ini beberapa
2) Penggunaan aplikasi atau identifikasi hoaks yang dapat
perangkat digital dalam seperti dilakukan ketika meragukan berita di
Goodreads, Google Play Books, media sosial:
atau Aldiko Book Reader pada 1) Diawali dengan kata-kata
telepon pintar (smartphone) yang sugestif dan heboh;
mereka miliki dan web resmi 2) Kerap mencatut nama tokoh-
pemerintah untuk mencari data tokoh atau lembaga-lembaga
yang berkaitan dengan terkenal;
pencegahan covid-19; 3) Terdengar tidak masuk akal,
3) Penyebaran informasi dan sehingga kerap disertai dengan
pengetahuan melalui media hasil penelitian palsu;
sosial. Pemanfaatan media sosial
4) Tidak muncul di media-media 5) Tahan jempol, saring sebelum
arus utama, biasanya hanya sharing. Pilihlah informasi
terdengar melalui pesan-pesan yang memang mau
singkat atau situs yang tidak jelas disebarkan;
kepemilikannya; 6) Lapang dada, toleran dan
5) Biasanya disertai dengan sabar adalah perilaku yang
penulisan huruf kapital atau tanda perlu kita kedepankan ketika
seru menerima suatu berita;
Pada prinsipnya penting untuk 7) Berdiri di atas kejujuran dan
menjadi masyarakat yang kebal kebenaran agar hoaks tidak
dengan hoaks. Berikut ini beberapa mudah tersebar.
tips yang bisa dilaksanakan untuk (Kemdikbud.go.id)
menjadi masyarakat yang kebal
hoaks. 3. PENUTUP
1) Baca setiap informasi yang Berdasarkan uraian hasil dan
tersaji di depan kita secara pembahasan di atas, adapun
utuh. Jangan mengambil simpulan dalam artikel ini,
simpulan hanya dari adalah sebagai berikut.
membaca judul saja; 1) Literasi digital adalah
2) Mampu berpikir kritis, pengetahuan dan kecakapan
rawatlah akal sehat ketika untuk menggunakan media
membaca sebuah informasi; digital, alat-alat komunikasi,
3) Cek dan recek kembali setiap atau jaringan dalam
informasi yang diterima; menemukan, mengevaluasi,
4) Gunakan pikiran logis dan menggunakan, membuat
ilmiah untuk menilai suatu informasi, dan
berita, jangan baper, memanfaatkannya secara
membawa perasaan dalam sehat, bijak, cerdas, cermat,
menelaah informasi; tepat, dan patuh hukum
dalam rangka membina
komunikasi dan interaksi masyarakat dengan
dalam kehidupan sehari-hari. menyediakan sarana dan
2) Gerakan literasi digital yang prasarana literasi digital,
dapat dilakukan dalam masa seperti wifi internet di tempat
pandemi covid-19 adalah umun, taman baca di
gerakan literasi keluarga dan lingkungan desa atau banjar
gerakan literasi masayarakat. dan mengedukasi masyarakat
3) Untuk mengantisipasi agar bijaksana dalam
penyebaran berita hoaks menggunakan media sosial;
pada masa pandemi covid- 3) Kepada para orang tua agar
19, masyarakat perlu cermat lebih mengarahkan
dalam mencermati berita di penggunaan digital pada
media sosial. Di samping itu, anak-anak untuk kepentingan
masyarakat harus bijaksana yang edukatif sehingga
dalam menggunakan media proses belajar dari rumah
sosial dan saring sebelum terlaksana dengan baik;
sharing. 4) Tulisan ini hanya
Berdasarkan usraian di atas, menawarkan konsep
adapun saran yang ingin penulis pemikiran literasi digital,
sampaikan adalah sebagai berikut. perlu diadakan penelitian
1) Semua lapisan masyarakat lanjutan terkait literasi digital
sudah seyogyanya dalam kehidupan sosial
menerapkan literasi digital masyarakat ditengah pandemi
dengan baik dan benar agar covid-19.
terhindak dari penyebaran
berita hoaks pada masa REFERENSI
pandemi covid-19; Bawden, D. (2001). “Information and
2) Kepada pemangku Digital Literacies: A Review of
Concepts“in Journal of
kepentingan di masyarakat Documentation, 57(2), 218-259.
agar lebih menggalakkan Bhatt, I., (2012). Digital literacy
gerakan literasi digital di practices and their layered
multiplicity. Educational Media
International, 49 (4), 289-301.

Goodfellow, R. (2011). Literacy,


literacies and the digital in
higher education. Teaching in
Higher Education, 16 (1), 131-
144.

Kementerian Pendidikan dan


Kebudayaan. (2017). Materi
pendukung literasi digital.
Jakarta: Kemdikbud.

Mardiana, Riana. (2017). Literasi digital


bagi generasi digital natives.
https://www.researchgate.net/pr
ofile/Riana_Mardina/publication
/326972240_Literasi_Digital_ba
gi_Generasi_Digital_Natives/lin
ks/5b6e6581299bf14c6d98ddab/
Literasi-Digital-bagi-Generasi-
Digital-Natives.pdf (Unduh
Tanggal 3 Juni 2020).

Martin, A. (2006). Literacies for the


digital age: preview of part 1. In
Martin, A., & Madigan, D.,
(Ed.). Digital literacies learning.
(h. 3-25). London: Facet
Publishing.

Meyers, E.M., Ingrid, E., & Ruth, V.S.


(2013). Digital literacy and
informal learning environments:
an introduction. Learning,
Media and Technology, 38 (4),
355-367.

Nani Pratiwi dan Nola Pritanova.


(2017). Pengaruh literasi digital
terhadap psikologis anak dan
remaja.
file:///C:/Users/Username/Down
loads/250-653-1-PB.pdf (Unduh
Tanggal 3 Juni 2020).

Anda mungkin juga menyukai