Kalkulus Lanjut - Deret Pangkat

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KALKULUS LANJUT
“DERET PANGKAT”

Dosen Pengampu:
Yosefin Rianita Hadiyanti, S.Pd., M.Pd.
Debbie Herawati, S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh:
Kelompok 3
1. Aliffah Puspaningtyas (20180111034021)
2. Andrias Matias Koibur (20180111034063)
3. Devi Islamiati Buhari (20180111034026)
4. Dian Puji Astuti (20190111034002)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga kami
dapat menyusun makalah ini hingga selesai. Makalah yang berjudul: “Deret Pangkat”,
makalah ini disusun dalam rangka tugas presentasi kelompok mata kuliah Kalkulus Lanjut.
Tidak lupa kami berterimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatassan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Abepura, 30 September 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................................................................................i

Daftar isi.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1

1.1 Latar Belakang......................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................1
1.3 Tujuan.....................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................2-6

BAB III PENUTUP...........................................................................................................7

3.1 Kesimpulan.............................................................................................................7
3.2 Saran ......................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam mempelajari deret, selalu ada dua pertanyaan penting yang dapat diajukan. Pertama,
apakah deret itu konvergen? Sedangkan kedua, apabila deret tersebut konvergen, berapakah
jumlahnya? Untuk menentukan apakah suatu deret konvergen atau divergen dapat ditentukan
dari barisan jumlah-jumlah parsial {Sn} dari deret tersebut. Jika {Sn} konvergen menuju S (dimana S
adalah jumlah dari deret tersebut), maka deret takhingga tersebut konvergen. Jika {Sn} divergen,
maka deret tersebut divergen.

Deret pangkat (satu variabel) dalam matematika adalah deret tak terhingga dalam


bentuk

∑ an ( x−c )n=a 0+ a1 ( x−c )1+ a2 ¿¿


n=0

dengan an melambangkan koefisien suku ke-n, c adalah konstanta dan x berubah-ubah


di sekitar c (karena alasan ini kadang-kadang deret seperti ini
dikatakan berpusat di c). Deret ini biasanya berupa deret Taylor dari suatu fungsi.
Pada banyak keadaan c sama dengan nol, contohnya pada deret Maclaurin. Dalam hal
tersebut deret pangkat mengambil bentuk yang lebih sederhana:

∑ an x n =a0 +a 1 x +a2 x2 +…
n=0

Deret pangkat biasanya ditemukan dalam analisis matematika, tetapi juga dapat


ditemukan pada kombinatorika (dengan nama fungsi pembangkit), dan pada teknik
elektro (dengan nama transformasi Z).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu deret pangkat?
2. Apa saja yang terdapat pada deret pangkat?

1.3 Tujuan
1. Agar mengetahui mengenai materi deret pangkat
2. Agar mengetahui apa saja yang terdapat pada materi deret pangkat

1
2
BAB II
PEMBAHASAN
Deret pangkat
Sejauh ini, kita telah mempelajari apa yang disebut deret konstanta (series of constants), yaitu
deret yang berbentuk ∑ u n, di mana setiap un adalah bilangan. Sekarang, kita akan meninjau
deret fungsi (series of functions), yaitu deret yang deret yang berbentuk ∑ u n(x ¿, sebuah contoh
khas dari deret seperti ini adalah

∑ sinn2nx = sin1 x + sin42 x + sin93 x +…


n =1

Tentunya, begitu kita mensubstitusikan sebuah nilai untuk 𝑥 (seperti 𝑥 = 2,1), berarti kita
kembali lagi ke wilayah yang sudah kita kenal, yaitu deret konstanta.

Terdapat dua pertanyaan penting yang dapat di ajukan mengenai deret fungsi:

1. Untuk 𝑥 yang bagaimanakah deret tersebut akan konvergen?


2. Untuk fungsi yang bagaimanakah deret tersebut akan konvergen, dalam hal ini,
berapakah jumlah S(𝑥) dari deret tersebut?

Situasi umum deret fungsi adalah pokok bahasan yang dibahas dalam kuliah kalkulus lanjut.
Meskipun demikian, di dalam kalkulus dasar, kita dapat mempelajari deret khusus yang disebut
deret pangkat. Deret pangkat dalam 𝑥 (power series in 𝑥) mempunyai bentuk

∑ an x n =a0 +a 1 x +a2 x2 +…
n=0

(Di sini, kita menginterpretasikan a 0 x 0 sebagai a 0bahkan jika 𝑥 = 0.) kita dapat segera
menjawab dua pertanyaan diatas untuk satu deret pangkat seperti itu.

CONTOH 1

Untuk 𝑥 yang bagaimanakah deret pangkat


∑ ax n=a+ ax+ ax2 + ax3 +…


n=0

Akan konvergen dan berapakah jumlahnya? Aaumsikan a ≠ 0.

Penyelesaian

3
Kita sebenarnya telah mempelajari deret ini pada subbab 10.2 (dengar r menggantikan posisi 𝑥)
dan disebut deret geometrik. Deret ini konvergen untuk -1< 𝑥 < 1 dan mempunyai jumlah s(𝑥)
yang dinyatakan dengan

a
s ¿𝑥) ¿ , -1¿ x <1
1−x

Himpunan Konvergensi

Kita menyebut himpunan di mana sebuah deret pangkat bersifat konvergen sebagai himpunan
konvergensi (convergence set). Jenis himpunan yang bagaimanakah yang dapat disebut sebagai
himpunan konvergensi? Contoh 1 menyetakan bahwa himpunan ini dapat berupa selang terbuka.

CONTOH 2

Bagaimankah himpunan konvergensi untuk


∞ n 2 2
x 1x 1x 1x
∑ ( n+1)2 n
=1+ + +
2 2 3 22 4 23
+…
n=0

Penyelesaian

Perhatikan bahwa beberapa suku bisa negative (jika 𝑥)negatif). Marilah kita lakukan uji
konvergen mutlak dengan menggunakan Uji Rasio Mutlak (Teorema 10.5 C).

x n+1 xn |x| n+1 |x|


p= lim
n→ ∞ | (n+2)2 n +1
+
|n
=lim .
(n+1)2 n →∞ 2 n+2 2
=

|x| |x|
Deret tersebut konvergen mutlak (berarti konvergen) ketika p¿ <1 dan divergen ketika >1.
2 2

Konsekuensinya, deret tersebut konvergen ketika |x|<2 dan divergen ketika |x|>2.

Jika x=2 atau x=−2 maka uji rasio akan gagal. Meskipun demikian ketika x=2 maka
deret tersebut adalah deret harmonikyang bersifat divergen dan ketika x=−2 maka deret tersebut
adalah deret harmonic berganti tanda dan bersifat konvergen. Dapat disimpulkan bahwa
himpunan konvergensi untuk deret tersebut adalah selang -2≤ x<2.

CONTOH 3

4

xn
Tentukan himpunan konvergensi untuk ∑
n=0 n !

Penyelesaian

x n+1 xn |x|
p= lim
n→ ∞
| |
+ =lim
(n+1)! n ! n → ∞ n+1
=0

Kita menyimpulkan dari uji rasio mutlak deret tersebut konvergen untuk seluruh x .

CONTOH 4

Tentukan himpunan konvergen untuk ∑ n! x n
n=0

Penyelesaian

(n+1)! x n+1
p= lim
n→ ∞ | n ! xn | = lim (n+1)|x|= 0 jika x=0
n→∞ { ∞ jika ≠ 0

kita menyimpulkan bahwa deret tersebut konvergen hanya di x=0.

Pada masing-masing contoh di atas, himpunan konvergensinya adalah sebuah selang


(selang menurun pada contoh terakhir). Inilah yang selalu menjadi inti permasalahannya.
Contohnya, tidak mungkin sebuah deret pangkat memiliki himpunan konvergensi yang terdiri
dari dua bagian yang takberhubungan (seperti [ 0,1 ] ∪ [ 2,3 ]). Teorema berikut ini akan
menjelaskan persoalan secara lengkap.

Teorema A

Himpunan konvergensi untuk deret pangkat ∑ an x n selalu berupa selang dari ketiga jenis
berikut:

i. Titik tunggal x=0


ii. Selang (-R, R), ditambah kemungkinan salah satu atau kedua titik ujungnya.
iii. Seluruh garis bilangan real.

Di dalam i, ii, dan iii, deret tersebut dikatakan mempunyai jari-jari konvergensi (radius of
convergence) masing-masing O, R, dan ∞.

5
Bukti

Andaikan deret tersebut konvergen pada x=x ≠0. Maka nlim an x n=0 , sehingga pasti terdapat
→∞

sebuah bilangan N sedemikian rupa sehingga |a n x n1|<1 untuk n ≥ N. Kemudian, untuk x sebarang
di mana |x|<|x 1|,
n n

|a n x |=|an x | xx < xx
n n
1
||||
1 1

Hubungan ini berlaku untuk n ≥ N . Selanjutnya, ∑|x /x 1|n konvergen karena deret ini adalah
deret geometric dengan rasio kurang dari 1. Jadi, menurut uji perbendingan biasa (Teorema A),
∑|an x n| konvergen. Kita telah melihat bahwa jika sebuah deret pangkat konvergen di x 1 maka
deret tersebut konvergen (mutlak) untuk seluruh x sedemikian rupa sehingga |x|<|x 1|.

Di sisi lain, andaikan sebuah deret pangkat divergen di x 2 , maka deret tersebut divergen
untuk seluruh x di mana |x|>|x 2|. Jika deret tersebut konvergen di x 1 sedemikian rupa sehingga
|x 1|>|x 2|. Maka, berdasarkan apa yang telah kita pelajari, deret tersebut akan konvergen di x 2 ,
bertentangan dengan hipotesis bahwa deret ini akan divergen di x 2 .

Uraian di dalam dua paragraph di atas menghapuskan semua jenis himpunan konvergensi
yang mungkin kecuali tiga jenis yang diuraikan di dalam teorema tersebut di atas.

Pada dasarnya kita telah membuktikan lebih dari apa yang dinyatakan di dalam teorema
A, sehingga lebih baik kita merumuskannya dalam sebuah teorema lain.

Teorema B

Deret pangkat ∑ an x n konvergen mutlak pada bagian dalam dari selang konvergensinya.

Tentu saja, deret tersebut bahkan mungkin konvergen mutlak pada titik-titik ujung dari
selang konvergensinya, tetapi hal ini belum kita yakini, contoh 2.

Deret pangkat dalam x – a deret berbentuk

Disebut sebuah deret pangkat dalam x−a (power series in −a ). Seluruh uraian yang telah kita
diskusikan tentang deret pangkat dalam x juga berlaku untuk deret pangkat dalam x−a. Secara
khusus, himpunan konvergensinya selalu merupakan salah satu dari ketiga jenis selang berikut

1. Titik tunggal x=a.


2. Selang (a−R , a+ R), ditambah kemungkinan salah satu atau kedua titik ujungnya

6
3. Seluruh garis bilangan real.

CONTOH 5

( x−1)n
Tentukan himpunan konvergensi dari ∑ 2.
n=0 (n+1)

Penyelesaian

kita dapat menerapkan uji rasio mutlak.


2
(x−1)n +1 (x−1)n ( n+1 )
p= lim
n→ ∞ [ (n+2)2
÷
(n+1)2
n→ ∞ ]
= lim |x −1|
(n+2)2

= |x−1|

Jadi, deret tersebut jika 0< x <2; deret tersebut divergen jika |x−1|> 1. Deret tersebut juga
konvergen (bahkan konvergen mutlak), baik pada titik-titik ujung 0 maupun 2, sebagaimana
yang kita lihat dengan mensubstitusikan kedua nilai tersebut. Himpunan konvergensi ini berupa
selang tertutup |0,2|.

CONTOH 6

Tentukan himpunan konnvergensi untuk

(x +2)2 ∈2 ( x+2)3 ∈3 ( x +2)4 ∈4


+ + +…
2.9 3.27 4.81

Penyelesaian

u
Suku ke-n-nya adalah n=
(x+2)n ∈n
.n ≥2 jadi ,
n .3 n

( x+ 2)n +1∈(n+1) n 3n
ρ=lim
n →∞ |
( n+1)3n +1
.
( x +2)n ∈n |
1 x +21 n ¿(n+1) 1 x +21
¿ lim =
3 n → ∞ n+1 ¿ n 3

Kita mengetahui bahwa deret tersebut konvergen ketika ρ<1, yaitu , ketika [ x+ 2 ] <3 atau ,secara
ekuivalen, -5<x<1, tetapi kita harus memeriksa titik-titik ujung -5 dan 1. Ketika x = -5.

u (−3)n∈ n ¿n
n= =(−1)n
n3 n n

7
n ¿n
Dan ∑(−1) konvergen dengan menggunakan Uji Deret Berganti Tanda ( Alternating Series
n
¿n
Test). Ketika x+1,un=¿ ¿n ¿ dan ∑ divergen menurut perbandingan dengan deret harmonik.
n n

Kita mmenyimpulkan bahwa deret tersebut konvergen pada selang -5≤x<1.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Deret pangkat adalah suatu deret tak berhingga yang berbentuk:



∑ a n( z−c )n=a0+a1 (z−c )+a2 ( z−c )2+.. .. . .. ..+an( z−c )n+. . .. .. . ..
n=0
Dimana an (n = 1, 2, 3,...) konstanta kompleks, z variabel kompleks dan c pusat deret.
Kekonvergenan deret pangkat pada suatu titik berhubungan dengan kekonvergenan deret
bilangan kompleks.

3.2 Saran
Demikian makalah ini kami buat, kami selaku penyusun makalah ini menyadari bahwa
makalah ini masih memiliki kekurangan dan jauh dari kata kesempurnaan. Kami penulis
dan penyusun makalah ini akan memperbaiki makalah ini dengan berpedoman pada
banyak sumber serta kritik yang membangun dari para pembaca sekalian.

8
DAFTAR PUSTAKA

Purcell, E. J. & D. Vanberg. 1999. Terjemahan, Kalkulus Edisi 8 Jilid 2. Jakarta: Erlangga

Purcell, E. J. & D. Vanberg. 1999. Terjemahan, Kalkulus Edisi 9 Jilid 2. Jakarta: Erlangga

Anda mungkin juga menyukai