Program Mutu IBS 2021
Program Mutu IBS 2021
Program Mutu IBS 2021
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penyusunan Program Peningkatan Mutu, Keselamatan Pasien dan
Manajemen Risiko Instalasi Bedah Sentral Tahun 2019 RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro dapat
diselesaikan.
Program Peningkatan Mutu, Keselamatan Pasien dan Manajemen Risiko ini secara
ringkas memuat tentang gambaran terperinci mengenai seluruh kegiatan peningkatan mutu,
keselamatan pasien dan manajemen risiko di Instalasi Bedah Sentral RSUP dr. Soeradji
Tirtonegoro sehingga terselenggara pelayanan Bedah Sentral yang aman dan bermutu.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh civitas hospitalia atas segala
pemikiran dan usahanya sehingga penyusunan Program Peningkatan Mutu, Keselamatan
Pasien dan Manajemen Risiko ini dapat diselesaikan. Akhir kata, semoga program ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak.
(……………………………………….)
NIP :
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
BAB II LATAR BELAKANG 2
BAB III TUJUAN 3
BAB IV KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN 4
A. KEGIATAN POKOK 4
B. RINCIAN KEGIATAN 4
BAB V CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN 5
A. MANAJEMEN RISIKO 5
B. UPAYA PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN 6
BAB VI JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN 7
BAB VII EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN 8
BAB VIII PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN 9
BAB IX PENUTUP 10
DAFTAR TABEL
TABEL 1 INDIKATOR MUTU UNIT 5
TABEL 2 DAFTAR RISIKO UNIT 6
DAFTAR LAMPIRAN
LAMP 1 KAMUS INDIKATOR MUTU UNIT 11
LAMP 2 REGISTER MANAJEMEN RISIKO 15
PROGRAM PENINGKATAN MUTU dan KESELAMATAN PASIEN
KOMITE PMKPMR
1. PENDAHULUAN
Mutu merupakan suatu kepatuhan terhadap standar yang telah ditetapkan. Mutu
pelayanan kesehatan merujuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan dalam
memenuhi kebutuhan masyarakat sesuai dengan standar profesi dan standar pelayanan.
Pengendalian mutu pelayanan kesehatan merupakan salah satu syarat agar penyelenggaraan
pelayanan kesehatan berjalan baik, memperkecil kemungkinan efek samping karena
penggunaan teknologi serta untuk memenuhi tuntutan dan kebutuhan masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan yang lebih baik.
Upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan dapat diartikan sebagai upaya
komprehensif dan integratif yang memantau dan menilai mutu pelayanan kesehatan,
memecahkan masalah yang ada dan mencari jalan keluarnya sehingga mutu pelayanan menjadi
lebih baik. Upaya peningkatan mutu rumah sakit akan efektif dan efisien jika upaya peningkatan
mutu menjadi tujuan sehari-hari dari setiap unsur di rumah sakit termasuk pimpinan, pelaksana
pelayanan dan staf penunjang. Peningkatan mutu dan keselamatan pasien adalah upaya untuk
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan secara keseluruhan dengan mengurangi risiko
terhadap pasien dan petugas, baik dalam proses klinis maupun lingkungan kerja, demi tercapai
keinginan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan berorientasi pada
keselamatan pasien. Kualitas pelayanan kesehatan berhubungan dengan lima karakteristik
proses pelayanan kesehatan, yaitu: dapat tercapai, diterima masyarakat, komprehensif,
berkesinambungan dan terdokumentasi.
RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro sebagai salah satu penyedia layanan kesehatan yang
mempunyai fungsi rujukan harus dapat memberikan pelayanan kesehatan yang profesional dan
berkualitas. Sejalan dengan upaya tersebut, agar para tenaga kesehatan di rumah sakit dapat
memberikan pelayanan prima bagi para pasiennya, diperlukan adanya suatu Program
Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP) yang menjangkau seluruh unit kerja di
rumah sakit sebagai upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan pasien dan menjamin
keselamatan pasien. Agar program tersebut dapat terlaksana dengan baik, maka diperlukan
koordinasi dan komunikasi yang baik dari semua pihak, diantaranya kepala bidang medis,
keperawatan, penunjang medis, administrasi, serta kepala unit / instalasi pelayanan.
Untuk mencapai peningkatan mutu dan keselamatan pasien yang berdampak pada
semua aspek pelayanan, diperlukan pendekatan komprehensif yang mencakup:
1. Setiap unit terlibat dalam Program PMKP
2. Rumah sakit menetapkan tujuan, mengukur seberapa baik proses kerja dilaksanakan dan
melakukan validasi data
3. Menggunakan data secara efektif dan fokus pada tolak ukur program
4. Upaya menerapkan dan mempertahankan perubahan yang telah menghasilkan perbaikan.
2. LATAR BELAKANG
Tujuan Pembangunan Kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi
setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Pelayanan
Rumah Sakit ikut bertanggungjawab dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat dengan
meningkatkan mutu pelayanan yang menjadi prioritas utama di pelayanan Rumah Sakit.
Perkembangan IPTEK Kedokteran yang semakin pesat dimana pelayanan spesialistik dan sub
spesialistik cenderung semakin berkembang, selain itu dengan semakin meningkatnya pendidikan
dan keadaan social ekonomi masyarakat maka system nilai dan orientasi dalam masyarakat mulai
berubah. Masyarakat mulai cenderung menuntut pelayanan yang lebih baik, lebih ramah, dan lebih
bermutu termasuk pelayanan kesehatan. Maka Rumah Sakit secara bertahap perlu terus
meningkatkan mutu agar dapat member kepuasan terhadap pasien, keluarga maupun masyarakat.
Selain adanya perkembangan IPTEK tersebut diatas dimasa Pandemi Covid -19 ini maka perlu
selalu harus up date ilmu dan perlu adanya inovasi dalam upaya penanganan penyebaran virus
Covid-19. Upaya – upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan RSUP dr Soeradji Tirtonegoro
sudah dilaksanakan khususnya di Instalasi Bedah Sentral banyak upaya yang dilakukan dengan
adanya screening ketat saat pasien akan dilakukan operasi, ceklist keselamatan pasien, upaya
pencegahan pasien jatuh, pemantauan ketepatan penandaan operasi, adanya sign in,time out, sign
out operasi yang tepat waktu dan minimalnya pembatalan operasi, serta selalu melaksanakan
identifikasi pasien sebelum melakukan tindakan, namun dalam pelaksanaannya masih ditemukan
kendala, sehingga dibutuhkan evaluasi program peningkatan mutu dan keselamatan pasien yang
telah dilakukan.
Program peningkatan mutu melibatkan seluruh unit di RSUP dr Soeradji Tirtonegoro dengan
berbagai pelayanan yang diberikan dan tenaga yang bervariasi. Program peningkatan mutu dan
keselamatan pasien bermanfaat jika dapat berpengaruh terhadap keselamatan pasien dan keluarga
.Evaluasi program dilakukan agar dapat diketahuinya kendala – kendala dalam pelaksanaannya
agar dapat diambil langkah – langkah tindak lanjutnya dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan
3. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien di Instalasi Bedah Sentral.RSUP dr.
Soeradji Tirtonegoro.
B. Tujuan Khusus
1. Meningkatkan mutu pelayanan di Instalasi Bedah Sentral RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro
2. Meningkatkan kepuasan pasien dan pelanggan di Instalasi Bedah Sentral RSUP dr.
Soeradji Tirtonegoro
3. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelayanan di Instalasi RSUP Instalasi Bedah
Sentral dr. Soeradji Tirtonegoro
4. KEGIATAN POKOK DAN RENCANA KEGIATAN
A. KEGIATAN POKOK
1. Upaya peningkatan mutu di Instalasi Bedah Sentral
2. Upaya peningkatan keselamatan pasien di Instalasi Bedah Sentral
3. Manajemen risiko di Instalasi Bedah Sentral
B. RINCIAN KEGIATAN
1. Upaya peningkatan mutu di Instalasi Bedah Sentral
a. Pemilihan indikator mutu area klinis dan area manajemen
b. Pencatatan, analisis dan pelaporan
c. Monitoring dan evaluasi
d. Pencapaian dan mempertahankan perbaikan
e. Upaya peningkatan keselamatan pasien di Instalasi Bedah Sentral
f. Identifikasi pasien
g. Komunikasi efektif
h. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
i. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat pasien operasi
j. Pengurangan risiko infeksi
k. Pengurangan risiko pasien jatuh
l. Pelaporan insiden keselamatan pasien
2. Manajemen risiko di Instalasi Bedah Sentral
a. Membuat daftar risiko di Instalasi Bedah Sentral
b. Membuat strategi untuk mengurangi risiko di Instalasi Bedah Sentral
c. Pengendalian risiko di Instalasi Bedah Sentral
d. Monitoring dan evaluasi tindak lanjut di Instalasi Bedah Sentral
5. CARA MELAKUKAN KEGIATAN
A. MANAJEMEN RISIKO
Proses pelaksanaan manajemen risiko dilakukan dengan membuat daftar risiko yang
dapat terjadi berdasarkan alur proses kegiatan utama di Instalasi Bedah Sentral Selanjutnya
dilakukan grading untuk menentukan prioritas dari risiko yang ada. Risiko dengan hasil
grading paling tinggi akan dibuat rencana yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya
risiko dan mengurangi dampak yang ditimbulkan di unit tersebut. Hasil implementasi
rencana pencegahan tersebut akan di monitoring dan di evaluasi. Selanjutnya akan
dilakukan grading ulang untuk melihat apakah ada perbaikan. Hasil manajemen risiko
tersebut dibuatkan laporan.
Daftar risiko yang ditemukan berdasarkan hasil grading di Instalasi Bedah
Sentral.tertera pada tabel 2.
Tabel 2. Daftar Risiko Instalasi Bedah Sentral
No Daftar Risiko
Selain itu, untuk meningkatkan keselamatan pasien terutama di unit pelayanan, terdapat 11
indikator sasaran keselamatan pasien yang harus dinilai dan dilaporkan ke komite PMKPMR, yaitu:
Unit juga wajib melaporkan setiap insiden keselamatan pasien (IKP) yang terjadi di unit masing-
masing sesuai alur pelaporan IKP yang telah ditetapkan RS. IKP dilaporkan dengan mengisi form
pelaporan IKP sesuai jenis IKP dan melaporkannya ke komite PMKPMR dalam waktu 2x24 jam.
BULAN
NO KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Pemilihan indikator X
2 Pembuatan kamus indikator X
3 Sosialisasi kamus indikator X
4 Pengumpulan data X X X X X X X X X X X
5 Supervisi pengumpulan data X X X X X X X X X X X
7 Analisis data X X X X X X X X X X X
8 Pelaporan data X X X X X X X X X X X
9 PDSA X X X X X X X X X X X
10 Manajemen risiko (identifikasi, X X X X X X X X X X X X
pengendalian, pemantauan risiko)
LAMPIRAN 1
1. Judul Indikator
Dasar Pemikiran Problem prone/ High volume/ High Cost/ High Risk/ Bisnis RS/
Peraturan Perundang-undangan
2. Efektivitas V
3. Aksesibilitas
4. Keselamatan
V
5. Fokus kepada pasien
6. Kesinambungan
Tujuan Agar operasi yang telah direncanakan dan di jadwalkan pada
hari tertentu tidak terjadi pembatalan karena kurang kesiapan
sarana dan prasarana dan waktu tunggu operasi pasien tidak
terlalu lama
Definisi Operasional Operasi elektif/terencana yang dibatalkan oleh karena kurang
persiapan : syarat operasi, sarana prasarana, ruang intensif,
SDM pelaksana operasi dan bukan karena kondisi pasien yang
terganggu.
Kriteria inklusi Operasi elektif di IBS
2. Judul Indikator
Dasar Pemikiran Problem prone/ High volume/ High Cost/ High Risk/ Bisnis RS/
Peraturan Perundang-undangan
8. Efektivitas V
9. Aksesibilitas
10. Keselamatan
V
11. Fokus kepada pasien
12. Kesinambungan
Tujuan Tercapainya pelaksanaan time out dan sign out di semua kamar
operasi, sehingga pelaksanaan operasi aman, akurat dan tidak
ada Kejadian Yang Tidak Diinginkan (KTD)
Definisi Operasional Pelaksanaan time out sesaat sebelum dilakukan incisi /iris
meliputi perawat sirkulator menyebutkan hari tanggal dan jam
pelaksanaan operasi, tiap anggota tim memperkenalkan diri,
operator menyebutkan nama, umur, tindakan dan lokasi insisi,
pemberian antibiotic,antisipasi apabila terjadi situasi kritis, hal
hal khusus untuk antisipasi, pemasangan x ray dan berdoa
sebelum operasi dan pelaksanaan sign out sebelum luka operasi
ditutup operator menyebutkan operasi yang telah dilakukan
pengecekan dan penghitungan instrument, jarum dan kasa
,pengecekan specimenyang akan dilakukan PA dan kultur serta
labeling, perawat sirkuler menanyakan tindakan khusus setelah
operasi apabila sudah lengkap semua dan didokumentasikan
luka ditutup.
Kriteria inklusi Semua operasi dengan pembedahan
Kriteria eksklusi Endoscopy, colonoscopy dan broncoscopy
Numerator (N) Jumlah Operasi yang dilakukan time out dan sign out
Denumerator (D) Jumlah semua operasi di IBS selama 1 bulan
Formula Pengukuran %
Target 80%
3. Judul Indikator
Dasar Pemikiran Problem prone/ High volume/ High Cost/ High Risk/ Bisnis RS/
Peraturan Perundang-undangan
14. Efektivitas V
15. Aksesibilitas
16. Keselamatan
V
17. Fokus kepada pasien
18. Kesinambungan
Tujuan Agar pelaksanaan operasi dari tahap sign in ,time out dan sign
out terdokumentasi dengan lengkap dan benar
Definisi Operasional Terisinya semua point cek list pada tahap sign in, time out dan
sign out pada lembaran surgery safety cek list
Target 80%
4. Judul Indikator
Dasar Pemikiran Problem prone/ High volume/ High Cost/ High Risk/ Bisnis RS/
Peraturan Perundang-undangan
20. Efektivitas V
21. Aksesibilitas
22. Keselamatan
V
23. Fokus kepada pasien
24. Kesinambungan
Tujuan Agar pelaksanaan operasi dapat dilaksanakan lebih awal
sehingga pelaksanaan operasi tidak melebihi jam kerja di IBS
Definisi Operasional Pelaksanaan operasi yang dilakukan insisi pertama pada pukul
08.30 WIB
Target 75 %