Teori Peran
Teori Peran
Teori Peran
LANDASAN TEORI
A. Kerangka Teori
1. Teori Peran
Peran merupakan aspek yang dinamis dalam kedudukan terhadap sesuatu. Apabila
oleh Khantz dan Kahn yang dikutip dalam buku Sosiologi sebagai pengantar. Teori Peran
menekankan sifat individualsebagai pelaku sosial yang mempelajari perilaku sesuai dengan
yangmerekamainkan.
bahwa orang berperilaku dengan cara yang dapatdiprediksi, dan bahwa perilaku individu
Peran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perilaku seseorangsesuai dengan
1
Soejono Soekanto, Sosiologi sebagai pengantar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001), hlm. 267.
yang dinamis berupatindakan atau perilaku yang dilaksanakan oleh orang atau badanlembaga
Dengan demikian, kaitan teori dengan penelitian ini sesuai dengan tujuan peneliti
secara umum, dimana peneliti akan melihat sejauhmana peran dari PKK dalam
memberdayakan keterampilan masyarakat. Untuk melihat peran dari PKK, berdasarkan teori
peran ini dimana kewajiban dan keharusan yang dilakukan oleh seseorang yang memiliki
kedudukan didalam status tertentu dimanapun dia berada dan mengikuti kaedah-kaedah atau
peraturan tertentu,
dan sumberdaya dalam masyarakat, bagaimana fungsi fungsi organisasi dan bagaimana
dengan judul penelitian ini, teori yang penulis gunakan ialah teori konstruktivisme.2 Menurut
selalu membentuk konsepsi pengetahuan. Ia melihat pengetahuan sebagai sesuatu hal yang
dengan aktif menerima apapun melalui pikiran sehat atau melalui komunikasi.
yaitu tindakan menciptakan sesuatu makna dari apa yang dipelajari. Beda dengan teori
behavioristik yang memahami hakikat belajar sebagai kegiatan yang bersifat mekanistik
antara stimulus dan respon, sedangkan teori kontruktivisme lebih memahami belajar sebagai
2
Joni Rusmanto, Gerakan Sosial Sejarah Perkembangan Teori Kekuatan danKelemahannya, (Sidoarjo:
Zifatama Publishing, 2013), hlm. 34.
kegiatan manusia membangun atau menciptakan pengetahuan dengan memberi makna pada
pemahaman tentang belajar yang lebih menekankan pada proses daripada hasil. Hasil belajar
sebagai tujuan dinilai penting, tetapi proses yang melibatkan cara dan strategi dalam belajar
nilai-nilai yang sudah melekat di masyarakat selama nilai tersebut baik dan benar. Nilai-nilai
konstruksikan sendiri oleh masyarakat untuk menciptakan perubahan agar lebih berdaya.
Keterkaitan dengan konsep pemberdayaan maka aspek ilmu (knowledge) yang ada di dalam
masyarakat perlu dibangun dengan kuat dan di kontruksikan di dalam masyarakat itu sendiri.
B. Kerangka Konsep
Indonesia.
dalam pembangunan masyarakat yang tumbuh dari bawah yang pengelolanya dari, oleh dan
untuk masyarakat menuju terwujudnya keluarga yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
yang Maha Esa, berakhlak mulia dan berbudi luhur, sehat sejahtera, maju dan mandiri,
b. Tujuan PKK
terwujudnya keluarga beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang maha esa, berakhlak mulia
dan berbudi luhur, sehat sejahtera, maju dan mandiri, kesetaraan dan keadilan gender
c. Sasaran PKK
Sasaran PKK yang utama adalah keluarga untuk dikembangkan kepribadian dan
1. Mental Spritual: meliputi sikap dan prilaku sebagai insan hamba Tuhan, warga
keterampilan.
Untuk mewujudkan tujuan PKK, telah ditetapkan 10 Program Pokok PKK yaitu
sebagai berikut:4
2. Gotong Royong
3
http:// iqra5.blogspot.com/2020/07/apakah-pkk-itu.html, diakses pada 04 Maret 2018
4
Ibid,.
3. Pangan
4. Sandang
7.Kesehatan
2. Pemberdayaan masyarakat
Secara etimologi pemberdayaan berasal dari kata dasar “daya” yang berarti kekuatan
atau kemampuan. Bertolak dari pengertiantersebut maka pemberdayaan dapat dimaknai suatu
upaya atau kekuatan yang dilakukan oleh individu atau masyarakat agar masyarakat dapat
berdaya guna dalam memenuhi kebutuhan hidupnya ke arah yang lebih sejahtera.
untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi sekarang
tidak mampu untuk melepaskan diri dari perangkat kemiskinan dan keterbelakangan. Dengan
secara mandiri memiliki keterampilan untuk mengatasi masalah- masalah mereka sendiri.5
5
Sumodiningrat, Pembangunan Daerah dan Pemberdayaan Masyarakat. (Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama, 2000), hlm. 185.
a) Memenuhi kebutuhan dasarnya sehingga memiliki kebebasan (freedom), dalam arti
bukan bebas megemukakan pendapat, melainkan bebas dari kelaparan, bebas dari
perlukan.
mempengaruhi mereka.
memiliki makna dorongan atau motivasi, bimbingan atau pendampingan dalam meningkatkan
kemampuan individu atau masyarakat untuk mampu mandiri. Hal tersebut merupakan
tahapan dari proses pemberdayaan dalam mengubah perilaku, mengubah kebiasaan lama
menuju perilaku baru yang lebih baik dalam meningkatkan kualitas hidup kesejahteraan.6
Tujuan yang ingin dicapai dari pemberdayaan adalah untuk membentuk individu dan
masyarakat yang lebih baik. Kondisi kognitif pada hakikatnya merupakan kemampuan
berpikir yang dilandasi oleh pengetahuan dan wawasan seorang atau masyarakat dalam
rangka mencari solusi atas permasalahan yang dihadapi. Kondisi konatif merupakan suatu
sikap perilaku masyarakat yang terbentuk yang diarahkan pada perilaku yang sensitif
6
Ibid., hlm.28.
terhadap nilai-nilai pembangunan dan pemberdayaan. Kondisi afektif merupakan pemahaman
terhadap sesuatuyang dimiliki oleh masyarakat yang diharapkan dapat diintervensi untuk
target masyarakat mampu untuk mandiri, meski dari jauh di jaga agar tidak jatuh lagi . Dilihat
dari pendapat tersebut berarti pemberdayaan melalui suatu masa proses belajar hingga
mencapai status mandiri, meskipun demikian dalam rangka mencapai kemandirian tersebut
tetap dilakukan pemeliharaan semangat, kondisi dan kemampuan secara terus menerus
masyarakat akan berlangsung secara bertahap. Tahap-tahap yang harus dilalui tersebut adalah
meliputi:
1. Tahap penyadaran dan tahap pembentukan perilaku menuju perilaku sadar dan peduli
7
Ambar Teguh Sulistiyani, Kemitraan dan Model-Model Pemberdayaan, (Yogyakarta: Gava Medika, 2004),
hlm. 82.
d.Metode Pemberdayaan Masyarakat
PRA adalah suatu metode pendekatan untuk mempelajari kondisi dan kehidupan
kelurahan dari,dengan dan oleh masyarakat kelurahan. Atau dengan kata lain dapat disebut
saling berbagi, meningkatkan dan menganalisis pengetahuan mereka tentang kondisi dan
Tujuan kegiatan PRA yang utama ialah untuk menghasilkan rancangan program yang
sesuai dengan hasrat dan keadaan masyarakat. Terlebih itu, tujuan pendidikannya adalah
dan melakukan perencanaan melalui kegiatan aksi. Dapat disebutkan bahwa PRA adalah
sekumpulan pendekatan dan metode yang mendorong masyarakat pedesaan untuk turut serta
meningkatkan dan menganalisis pengetahuan mereka mengenai hidup dan kondisi mereka
2. Perumusan masalah dan penetapan prioritas guna memperoleh rumusan atas dasar
8
Randy Wrihatnolo, Manajemen Pemberdayaan, (Jakarta:PT. Alex Media Komputindo, 2010), hlm.
42.
4. Pemilihan alternatif pemecahan yang paling tepat sesuai dengan kemampuan masyarakat
5. Perencanaan penerapan gagasan dengan pemecahan masalah tersebut secara konkrit agar
perkembangan masyarakat.
8. Pemantauan dan pengarahan kegiatan untuk melihat kesesuaiannya dengan rencana yang
telah disusun.
9. Evaluasi dan rencana tindak lanjut untuk melihat hasil sesuai yang diharapkan, masalah
RRA (Rapid Rural Appraisal) merupakan metode penilaian keadaan desa secara
cepat, yang dalam praktek, kegiatan RRA lebih banyak dilakukan oleh “orang luar” dengan
tanpa atau sedikit melibatkan masyarakat setempat. Meskipun sering dikatakan sebagai
teknik penelitian yang “cepat dan kasar/kotor” tetapi RRA dinilai masih lebih baik dibanding
Metode RRA digunakan untuk pengumpulan informasi secara akurat dalam waktu
yang terbatas ketika keputusan tentang pembangunan kelurahan harus diambil segera.
Dewasa ini banyak program pembangunan yang dilaksanakan sebelum adanya kegiatan
pembangunan yang gagal atau tidak dapat diterima oleh kelompok sasaran meskipun
9
Ibid., hlm. 44.
program-program tersebut sudah direncanakan dan dipersiapkan secara matang, karena
Terdapat lima kegiatan penting yang dapat dilakukan dalam upaya pemberdayaan
masyarakat:
1).Motivasi
kekuasaan melalui pemahaman akan haknya sebagai warga negara dan anggota masyarakat.
masyarakat di desa atau kelurahannya. Kelompok ini kemudian dimotivasi untuk terlibat
bisa dikembangkan melalui cara-cara partisipatif. Pengetahuan lokal yang biasanya diperoleh
melalui pengalaman dapat dikombinasikan dengan pengetahuan dari luar. Pelatihan semacam
ini dapat membantu masyarakat untuk menciptakan matapencaharian sendiri atau membantu
3).Manajemen diri
Kelompok harus mampu memilih pemimpin mereka sendiri dan mengatur kegiatan
kepemilikan masyarakat. Pada tahap awal, pendamping dari luar dapat membantu mereka
dalam mengembangkan sebuah sistem. Kelompok kemudian dapat diberi wewenang penuh
4).Mobilisasi sumber
tabungan reguler dan sumbangan sukarela dengan tujuan menciptakan modal sosial. Ide ini
didasari pandangan bahwa setiap orang memiliki sumbernya sendiri yang, jika dihimpun,
sehingga semua anggota memiliki kesempatan yang sama. Hal ini dapat menjamin
berbagai sistem sosial di sekitarnya. Jaringan ini sangat penting dalam menyediakan dan
10
Ibid., hlm. 49.
Salah satu manfaat besar dari pemberdayaan adalah memungkinkan perkembangan
dan penggunaan bakat dan/atau kemampuan terpendam dalam setiap individu. Sudah banyak
pekerjaan yang dirancang dan dibangun oleh suatu kelompok/organisasi dengan harapan
peningkatan kinerjanya, namun justru sedikit proporsi kemampuan mereka yang sudah
mengarah kepada keputus-asaan dan alienasi yang besar. Dengan pemberdayaan hambatan-
hambatan tradisional dihilangkan, garis demarkasi disingkirkan dan deskripsi pekerjaan yang
yang berbeda dari masa silam, mungkin ada perbaikan besar yang dirasakannya dalam
Bersamaan dengan fleksibilitas dan kebebasan kerja yang lebih besar, memunculkan
kemampuan untuk kreatif dan inovatif. Inovasi dan kreativitas berasal dari orang-orang yang
mempunyai kebebasan untuk berpikir dan mengambil kesempatan yang merupakan akibat
keputusan dalam organisasi, karenanya mengarah kepada hubungan masyarakat yang lebih
baik.
3. Keterampilan
dengan baik.Maksud dari pendapat tersebut bahwa kemampuan adalah kecakapan dan potensi
yang dimiliki oleh seseorang untuk menguasai suatu keahlian yang dimilikinya sejak lahir.
Kemampuan tersebut merupakan suatu hasil latihan yang digunakan untuk melakukan
11
A. Priyatna, “Pemberdayaan Masyarakat Dalam Prespektif Pengukuran Keberdayaan Komunitas
Lokal”, Jurnal.
sesuatu. Melalui pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan seseorang itu dapat
Keterampilan (skill) dalam arti sempit yaitu kemudahan, kecepatan, dan ketepatan
dalam tingkah laku motorik yang disebut juga normal skill. Sedangkan dalam arti luas,
keterampilan meliputi aspek normal skill, intelektual skill, dan sosial skill. Dari beberapa
melakukan sesuatu dengan baik, cepat, dan tepat. Keterampilan akan dapat dicapai atau
C. Kajian Terdahulu
Penelitian yang berkaitan dengan judul penelitian ini ialah Penelitian yang dilakukan
oleh Rumayah pada tahun 2015, dengan judul penelitian “Pelaksanaan Program
Malinau Kota Kecamatan Malinau Provinsi Kalimantan Utara”. Penelitian ini bertujuan
(PKK) dalam Pemberdayaan Masyarakat di Desa Malinau Kota Kecamatan Malinau serta
Kecamatan Malinau. Penelitian ini dilaksanakan di desa Malinau Kota Kecamatan Malinau.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara penelitian kepustakaan, penelitian lapangan berupa
persamaannya ialah sama sama membahas tentang bagaimana PKK dalam memberdayakan
12
Ibid,.hlm. 180.
13
Rumayah, “Pelaksanaan Program Pemberdayaan Dan Kesejahteraan Keluarga (Pkk) Dalam
Pemberdayaan Masyarakat Di Desa Malinau Kota Kecamatan Malinau”, Jurnal, 2015, hlm. 323.
masyarakat melalui program-programnya dan juga sama-sama menggunakan metode
penelitian yang sama. Dalam hal ini terdapat pula perbedaan diantara kedua penelitian ini,
perbedaannya ialah penelitian yang penulis lakukan membahas mengenai peran daripada
Medan Marelan. Sedangkan penelitian sebelumnya membahas seluruh program dari PKK.